FISIP id Dosen FISIP Jaga NKRI dengan Kearifan Lokal di Era Internet

Exported from http://fisip.ub.ac.id/berita/dosen-fisip-jaga-nkri-dengan-kearifan-lokal-di-era-internet.html

export date : Wed, 20 Dec 2017 11:55:50

Dosen FISIP: "Jaga NKRI dengan Kearifan Lokal di Era Internet"
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kediri kembali menggelar acara Forum Peningkatan Kesadaran
Masyarakat dan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa Pada Generasi Muda pada Kamis 14 Desember 2017 dengan
mendatangkan narasumber dibidang wawasan kebangsaan, Rachmat Kriyantono, Ph.D, dosen FISIP UB. Rachmat,
menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan menjadi sebuah perhatian khusus saat ini mengingat beberapa keadaan seperti
adanya konflik kepentingan, perbedaan cara pandang dan pendapat, perang ideologi (kapitalisme, liberalisme, dan
komunisme), kesenjangan sosial dan ekonomi. “Beberapa keadaan diatas perpotensi menimbulkan:
culture war, konflik etnis
dan agama, perlakuan atau kebijakan diskriminatif, hubungan eksploitatif, stereotipe negatif, marjinalisasi, dan kekerasan
baik secara fisik maupun simbolik―, tutur Rachmat. Pada acara yang dihadiri 200 (dua ratus) siswa-siswi SMA/SMK se-Kot
Kediri ini, Rachmat secara khusus memberikan materi tentang internet dalam konteks wawasan kebangsaan menjadi sebuah
hal yang harus dipahami secara menyeluruh, mengingat bahwa berdasarkan riset yang ada, aktivitas komunikasi mulai dari
produksi sampai pendistribusian pesan banyak dilakukan melalui internet dengan tingkat cakupan yang luas dan penyebaran
informasi yang cepat. Selain itu terdapat beberapa ancaman pembauran kebangsaan di internet, diantaranya: fitnah,
mengolok-ngolok, adu domba, prasangka, hoax, dan fake news. Maka untuk dapat menghindari ancaman pembauran
kebangsaan di internet, masyarakat harus memperhatikan beberapa prinsip komunikasi yakni: Qaulan sadidan (benar, tidak
dusta), Qaulan baligha (lugas, efektif), Qaulan ma’rifa

(kata-kata yang baik dan sopan), Qaulan karimah (hormat/respek),
Qaulan layina (lemah lembut), dan terakhir Qaulan maysura (mudah dimengerti). Selain itu dalam rangka menjaga
keutuhan NKRI masyarakat harus dapat secara bijak menggunakan internet. “hal yang perlu ditekankan adalah bahwa
masyarakat harus memiliki cara pandang dan sikap nasionalis, mementingkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok, menjaga Bhinneka Tunggal Ika, dan menjaga
NKRI untuk maju, mandiri, sejahtera lahir batin dan sejajar dengan bangsa lain―, lanjutnya. Secara tegas Rachmat juga
menggaris bawahi poin penting dari wawasan kebangsaan khususnya di era internet bahwa, “NKRI itu bukan negara
komunis yang ateis dan bukan negara sekuler. NKRI juga bukan negara agama tetapi nilai-nilai agama melandasi perilaku
individu dalam berbagai aspek―. Rachmat berharap, hal ini bisa dimulai dengan memperhatikan cara kita dalam
memproduksi dan menyebarkan informasi di internet terkait nilai-nilai kebangsaan yang ada. Hal tersebut mengingat bahwa
makna wawasan kebangsaan adalah untuk dapat saling menghormati dan menghargai sesama manusia sebagai ciptaan
Tuhan YME dan tekad bersama untuk berkehidupan yang bebas, merdeka, dan bersatu, cinta tanah air dan bangsa,
demokrasi atau kedaulatan rakyat, setia kawanan, dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur. (Choiria/Humas FISIP)