Tindakan Mahasiswa FISIP USU Terhadap Cyberbullying yang Dialami Melalui Media Online

(1)

TINDAKAN MAHASISWA FISIP USU TERHADAP

CYBERBULLYING YANG DIALAMI MELALUI MEDIA

ONLINE

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI D

I S U S U N OLEH

ALEXENDER GIOVANNI SIMAMORA 080901037

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

2   

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN SOSIOLOGI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Alexender Giovanni Simamora NIM : 080901037

Departemen : Sosiologi

Judul : Tindakan Mahasiswa FISIP USU Terhadap Cyberbullying Yang Dialami Melalui Media Online

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Sosiologi

(Dra. Ria Manurung, M.Si) ( Dra. Lina Sudarwati, M.Si) NIP. 196212031989032001 NIP. 196603181989032001

Dekan FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 19680525 199203 1 002


(3)

maya. Ruang maya yang sering disebut dengan media maya atau internet merupakan salah satu media atau dunia virtual yang dibuat untuk interaksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada di tempat yang berbeda. Salah satu contoh media online yang cukup populer adalah facebook dan twitter. Tindakan kekerasan di ruang maya disebut cyberbullying. Cyberbullying adalah sarana agresi sosial tidak langsung dengan menggunakan media elektoronik untuk mengejek, menghina, mengancam, melecehkan/intimidasi. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari cyberbullying di ruang maya. Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa ketika mengalami

cyberbullying, misalnya marah, memutus pertemanan, menganggap lelucon dan berdiam diri. Kecenderungan yang terjadi mahasiswa diam karena menganggap pengunaan internet atau teknologi digital sebagai media kekerasan tidak berdampak secara nyata.

Pendekatan mix mengutamakan kuantitatif dengan didukung kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari program studi S1 dan D3 yang merupakan mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 pengguna

facebook dan twitter. Dari jumlah populasi 2515 diperoleh sampel sebanyak 96,175 yang dibulatkan 100 orang terdiri dari 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan.

Dari hasil penelitian mengenai tindakan mahasiswa FISIP USU terhadap

cyberbullying yang dialami melalui media online maka diperoleh kesimpulan bahwa secara umum laki-laki dan perempuan mengalami cyberbullying berbentuk perdebatan dan gosip melalui facebook dan twitter. Secara umum laki-laki lebih banyak mengalami cyberbullying melalui facebook dan perempuan lebih banyak mengalami cyberbullying melalui twitter. Terdapat perbedaan tindakan diantara mahasiswa FISIP USU terhadap cyberbullying melalui media facebook dan twitter

dari sisi jenis kelamin.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan penyertaan-Nya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tindakan Mahasiswa FISIP USU Terhadap Cyberbullying Yang Dialami Melalui Media

Online

Pada penulisan skripsi, penulis banyak mendapatkan pembelajaran dan hikmad terutama dalam hal ketekunan, kesabaran dan disiplin. Penulis merasakan pentingnya eksplorasi berpikir dan bertindak, serta mengembangkan penalaran, selain hal tersebut penulis juga mengalami berbagai hambatan sebab keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan penulis dalam penyelesaian karya ilmiah

Penghargaan tertinggi dan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda F. Simamora dan Ibunda M. br Sianipar yang telah mencurahkan kasih sayang, pengorbanan dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis dalam menggapai kesuksesan, menjaga kesehatan, menyelesaikan perkuliahan terutama dalam masa penyelesaian skripsi. Terima kasih untuk doa bapak dan mamak semoga Tuhan memberikan rahmat, kesehatan dan umur yang panjang. Doa dan pelukan imajiner kepada Almarhum Ibunda T. br Sirait. Akhirnya inilah ungkapan tanda bakti dan terima kasih yang dapat penulis berikan kepada orangtua.


(5)

baik ini, penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Ria Manurung, M.Si, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali yang dengan kesabaran telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, ide, dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

5. Bapak Prof. Rizabuana Ismail, M.Phil, Ph.D, selaku anggota penguji seminar proposal yang memberikan saran agar skripsi lebih sosiologi. 6. Bapak dan Ibu dosen yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen yang mengajar mata kuliah di Departemen Sosiologi, atas ilmu yang diberikan kepada penulis.

7. Para pegawai di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang membantu penulis dalam administrasi, masa perkuliahan dan penyelesaian studi.


(6)

8. Kakak dan Abang penulis. Kakak Kartika br. Simamora, Amd, Bang Nelson Simamora, S.H, Bang Nevada Simamora yang selalu menopang, memberikan dukungan, doa dan nasehat serta motivasi yang menyempurnakan semangat penulis sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

9. Novida Sari yang selalu ada untuk penulis. Terima kasih untuk dukungan, motivasi dan pengertian kepada penulis.

10.Keluarga besar Simamora di Bonandolok dan keluarga besar Sirait di Sidikalang yang mendukung penulis dengan sepenuh hati.

11.Mahasiswa FISIP USU selaku responden dan informan yang meluangkan waktu, memberikan keterangan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

12.Kawan-kawan Sosiologi angkatan 2008 yang solid dan kompak, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan segala dukungan baik di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan, terutama saat bersama-sama panitia inisiasi 2009 dan Panitia natal 2010. Nalar cepat mental kuat.

13.Kawan-kawan organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) St. Yohanes Don Bosco FISIP USU yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

14.Personil Bimbel Medica, khususnya Departemen Sosiologi/Pkn, institusi penulis belajar bekerja, dan membangun kompetensi. Salam kerja sama.


(7)

di masa yang akan datang. Demikian yang dapat penulis sampaikan, akhir kata penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis

Alexender Giovanni Simamora  

                         


(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ………..….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...……….... 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 8

1.3 Pembatasan Masalah………... 8

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 9

1.4.1 Tujuan Penelitian ………... 9

1.4.2 Manfaat Peneltian ………..……… 9

1.5 Definisi Konsep ………. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tindakan Kekerasan di Dalam Masyarakat ….………... 12

2.2 Ruang Publik ………..………...…….……… 14

2.3 Pengertian dan Bentuk-Bentuk Cyberbullying di Dalam Ruang Maya ………... 16

2.4 Tindakan Sosial dan Teori Aksi ………. 17

2.5 Media Sosial ……...………...……… 21

2.5.1 Facebook ... 22

2.5.2 Twitter ... 23

2.6 Jaringan Sosial...……….…….. 25


(9)

3.2 Lokasi Penelitian ……… 29

3.3 Populasi dan Sampel ………...…. 30

3.3.1 Populasi ………. 30

3.3.2 Sampel ………... 31

3.3 Responden dan Informan ………..……… 32

3.4.1 Responden ………. 32

3.4.2 Informan ………... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………....…………. 33

3.6 Interpretasi Data ………...………. 34

3.7 Jadwal Kegiatan ………. 35

3.8 Keterbatasan Penelitian ……… 36

BAB IV HASIL DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitan ………. 37

4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara ……….. 37

4.1.2 Letak Universitas Sumatera Utara ………... 38

4.1.3 Sejarah Singkat FISIP USU ……… 38

4.1.4 Akreditasi Program Studi FISIP USU ………. 43

4.1.5 Visi dan Misi FISIP USU ……….... 44

4.1.6 Dekanat & Departemen ………... 46

4.1.7 Sarana dan Fasilitas di FISIP USU ……….. 48

4.2 Profil Informan ……….... 50

4.3 Temuan Data di Lapangan……… 56

4.3.1 Karakteristik Responden ……….. 56

4.3.3 Frekuensi Responden Menggunakan Internet dan Tujuan Penggunaan Internet…...……… 57 4.3.3 Gambaran Bentuk dan Tindakan Responden Terhadap


(10)

Media Online ……… 61 4.3.3.1 Bentuk Cyberbullying Yang Dialami Melalui

Facebook... 61 4.3.3.2 Bentuk Cyberbullying Yang Dialami Melalui

Twitter... 77 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………. 91 5.2 Saran ………. 95


(11)

Gambar 2.1 Halaman Awal Facebook……… 22 Gambar 2.2 Beranda Facebook……….. 23  

                                         


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……….26 Tabel 3.1 Mahasiswa Aktif FISIP USU Semester Ganjil 2012/2013………….30 Tabel 4.1 Akreditasi Program Studi FISIP USU ………...43 Tabel 4.2 Penyebaran Responden Pada Program Studi/Departemen…………..57 Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Frekuensi

Penggunaan Internet ……….. 58 Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Tujuan

Penggunaan Internet ...59 Tabel 4.5 Bentuk Cyberbullying Melalui Facebook Yang Dialami

Responden………...……….……62 Tabel 4.6 Pelaku Cyberbullying Melalui Facebook ... 69

Tabel 4.7 Bentuk Tindakan Responden Terhadap Cyberbullying Yang

Dialaminya Melalui Facebook ……….…... 71 Tabel 4.8 Bentuk Cyberbullying Melalui Twitter Yang Dialami

Responden……….…….…...…78 Tabel 4.9 Pelaku Cyberbullying Melalui Twitter ………….….……...……...82 Tabel 4.10 Bentuk Tindakan Responden Terhadap Cyberbullying Yang

Dialaminya Melalui Twitter………...…………..……….……85


(13)

Lampiran 1 : Transkrip Wawancara ……… L.1 Lampiran 2 : Angket Penelitian ……….. L.2 Lampiran 3 : Interview Guide ………... L.3 Lampiran 4 : Surat Izin Lapangan ……… L.4 Lampiran 5 : Berita Acara Seminar Proposal ………... L.5 Lampiran 6 : Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbinng

Penulisan Proposal Skripsi Dan Skripsi ……….. L.6 Lampiran 7 : Pengajuan Usulan Judul Proposal Skripsi ………... L.7  


(14)

ABSTRAK

Hadirnya teknologi informasi menimbulkan ruang yang dikenal sebagai ruang maya. Ruang maya yang sering disebut dengan media maya atau internet merupakan salah satu media atau dunia virtual yang dibuat untuk interaksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada di tempat yang berbeda. Salah satu contoh media online yang cukup populer adalah facebook dan twitter. Tindakan kekerasan di ruang maya disebut cyberbullying. Cyberbullying adalah sarana agresi sosial tidak langsung dengan menggunakan media elektoronik untuk mengejek, menghina, mengancam, melecehkan/intimidasi. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari cyberbullying di ruang maya. Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa ketika mengalami

cyberbullying, misalnya marah, memutus pertemanan, menganggap lelucon dan berdiam diri. Kecenderungan yang terjadi mahasiswa diam karena menganggap pengunaan internet atau teknologi digital sebagai media kekerasan tidak berdampak secara nyata.

Pendekatan mix mengutamakan kuantitatif dengan didukung kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari program studi S1 dan D3 yang merupakan mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 pengguna

facebook dan twitter. Dari jumlah populasi 2515 diperoleh sampel sebanyak 96,175 yang dibulatkan 100 orang terdiri dari 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan.

Dari hasil penelitian mengenai tindakan mahasiswa FISIP USU terhadap

cyberbullying yang dialami melalui media online maka diperoleh kesimpulan bahwa secara umum laki-laki dan perempuan mengalami cyberbullying berbentuk perdebatan dan gosip melalui facebook dan twitter. Secara umum laki-laki lebih banyak mengalami cyberbullying melalui facebook dan perempuan lebih banyak mengalami cyberbullying melalui twitter. Terdapat perbedaan tindakan diantara mahasiswa FISIP USU terhadap cyberbullying melalui media facebook dan twitter

dari sisi jenis kelamin.


(15)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan serta tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu lain. Interaksi sosial terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama, berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan pertikaian. Setiap individu yang memiliki saling keterhubungan disebut jaringan sosial. Interaksi sosial pada dunia nyata dibangun dari interaksi dua atau lebih individu yang saling melakukan tatap muka.

Hadirnya teknologi informasi menimbulkan ada ruang baru yang dikenal sebagai ruang maya. Ruang maya adalah media elektronik dalam jaringan komputerdipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Ruang maya atau yang sering disebut dengan dunia maya atau internet (interconnected-networking) merupakan salah satu media atau dunia virtual yang dibuat untuk interaksi antara satu orang dengan orang lainnya yang berada di tempat yang berbeda.


(16)

2   

Perilaku warga ruang maya menurut Gilmor dalam Haris (2009:30) merupakan cerminan rakyat dunia nyata yang bila memiliki akses berdialog dengan tokoh publik akan memanfaatkan peluang itu sebaik-baiknya. Gelombang new media tidak pelak menuntut perubahan model komunikasi pejabat pemerintah, politisi, korporat, dan media mainstream, empat elemen yang selama ini menguasai kanal informasi dan publikasi, sedangkan arus we media yakni orang-orang biasa yang aktif bercakap di dunia virtual melalui media alternatif yang mereka ciptakan dan isi sendiri.

Interaksi Sosial di masyarakat virtual telah terjadi secara online sehingga muncul interaksi sosial yang dilakukan secara tidak langsung melalui grup-grup diskusi dalam media jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan media pertemuan antar pengguna media sosial dengan pengguna media sosial lainnya. Dalam ruang maya interaksi sosial terjadi dengan karakteristik tidak bertatap muka, namun dapat diatasi dengan layanan 3G dan skype.

Frekuensi interaksi sosial di masyarakat virtual semakin tinggi ini dapat dilihat dari hadirnya media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat seperti facebook, twitter, whatsup, skype. Salah satu jejaring sosial yang cukup popular adalah facebook. Facebook merupakan salah satu layanan jaringan sosial populer gratis. Facebook dapat digunakan membentuk jaringan dengan mengundang teman. Jaringan yang dibentuk di dalam facebook dapat memperlihatkan aktivitas mereka, mengikuti permainan yang direkomendasikan, menambahkan teman, jaringan berdasarkan organisasi


(17)

sekolah, daerah domisili dan seterusnya. Facebook memungkinkan orang dapat menggunakan jaringan sosial dalam berbagai keperluan.

Fungsi dan kegunaan facebook yang mendasar adalah untuk mencari dan menjalin pertemanan antara pengguna ruang maya. Facebook telah digunakan untuk berbagai tujuan, untuk sekedar chating dan menghabiskan waktu luang, menambah teman sebanyak-banyaknya, melakukan bisnis online, mengajak teman untuk berbuat baik melalui nasehat, mengajak untuk bergabung dengan grup-grup yang positif, bahkan berbagi informasi akademik. Menurut penelusuran Sanjaya (2009) sampai dengan Februari 2009, anggota facebook

seluruh dunia telah mencapai 150 juta orang, sedangkan untuk Indonesia, jumlah penggunanya hampir mencapai 2 juta orang.

Sebagaimana di dunia nyata dinamika sosial terdapat kesepakatan (consensus), perasaan tidak senang yang disembunyikan (kontravensi), kerjasama (cooperation) dan pertentangan (conflict), misalnya konflik positif untuk mencapai tujuan bersama serta konflik negatif yang mengarah kepada kekerasan (violence) berupa kekerasan langsung berakibat fisik seperti misalnya pemukulan dan kekerasan tidak langsung berupa ancaman dalam interaksi sosial di ruang nyata terjadi juga di ruang maya. Tindakan kekerasan di ruang maya disebut sebagai cyberbulling. Menurut Nancy Willard dalam Ortega (2007), cyberbulliying berasal dari orang lain dengan cara mengirim atau mempublikasikan konten berbahaya atau dengan cara keterlibatan dalam agresi sosial menggunakan internet atau teknologi digital.


(18)

4   

Cyberbullying adalah perilaku intimidasi yang harus dilakukan melalui teknologi informasi. Cyberbullying menggunakan media elektronik untuk mengejek, menghina, mengancam, melecehkan /mengintimidasi.

Cyberbullying adalah unik karena anonimitas pelaku dan kemampuan untuk melecehkan target mereka 24 jam sehari. Anonimitas yang diwariskan pada model komunikasi elektronik tidak hanya menghilangkan rasa malu tetapi juga mengurangi akuntabilitas sosial, sehingga memudahkan pengguna untuk terlibat dalam permusuhan, tindakan agresif.

Bullying merupakan fenomena penyimpangan baru bagi masyarakat Indonesia secara penyimpangan sosial, terjadi krisis dalam masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial. Contoh perilaku bullying antara lain mengejek, menyebarkan rumor, mengucilkan, menakut-nakuti, intimidasi, mengancam, menindas, memalak atau menyerang secara fisik (mendorong, melempar, atau memukul).

Para peneliti kesulitan untuk merumuskan sebuah definisi yang tepat dalam suatu pernyataan yang deskriptif mengenai perilaku intimidasi (bullying) yang mengandung semua unsur di atas. Kesulitan terlihat dalam keragaman pendekatan yang mereka lakukan. Para peneliti melihat intimidasi sebagai suatu kontinum dimulai dari perilaku sesekali dan tidak berciri khas sampai pada suatu kebiasaan dan perilaku yang mendarah daging. Posisi perilaku pada kontinum ini memengaruhi bagaimana kita memandang dan mengatasi perilaku intimidasi (Parsons, 2009:9) Pada tahun 1991, Peter Randall merumuskan perilaku intimidasi sebagai perilaku agresif yang


(19)

muncul dari suatu maksud yang disengaja untuk mengakibatkan tekanan kepada orang lain secara fisik dan psikologis (Parsons, 2009:9).

HasilPenelitian yang dilakukan oleh Ortega (2007), menunjukkan bahwa terdapat 62% responden mengalami intimidasi (bullying) dalam ruang maya yang disebut cyberbullying dalam satu tahun terakhir. Schrock dan Boyd ; Vandebosch dalam Veenstra (2011) menyatakan kejahatan yang terjadi berbentuk non verbal melalui email. Bukti/hasil penelitian bentuk intimidasi dalam ruang maya melalui pesan-pesan yang tidak beridentitas dalam e-mail,

instant messaging, dan ruang chatting. Para pelaku intimidasi dapat dengan mudah mengirim pesan-pesan yang bersifat menyerang dan tidak menyenangkan pada nama dan foto target. Hanya dengan menekan beberapa tombol, pesan itu dapat terlihat lagi dimana-mana.

Hasil penelitan Schrock dan Boyd, 2010; Vandebosch, 2006 dalam Veenstra (2011) menyatakan beberapa studi menemukan risiko yang sama bagi perempuan dan laki-laki menjadi korban dari cyberbullying. Sebagian besar literatur menunjukkan bahwa perempuan korban cyberbullying lebih sering dari laki-laki.

Kohesi dan integrasi sosial masyarakat yang sudah sangat kurang menyebabkan celah yang terbuka dan memungkinkan penyimpangan sosial masuk seperti tindakan kekerasan virtual yang terjadi di ruang maya yakni media online. Tindakan kekerasan virtual terjadi pada siapapun dan pada waktu kapanpun sebab akses internet telah semakin mudah dan meluas kepada masyarakat virtual (virtual communities). Kontrol sosial tidak ada di


(20)

6   

ruang maya sehingga berakibat para pengguna media sosial dapat menggunakan media online dengan bebas tanpa ada norma dan sosial nilai-nilai yang digunakan untuk mengatur perilaku warga masyarakat virtual. Perilaku cyberbullying merupakan salah satu penyimpangan dalam penggunaan ruang maya yang berdampak negatif pada orang lain. Perilaku

cyberbullying merupakan perilaku penyimpangan sosial pada masyarakat yang menggunakan teknologi informasi. Cyberbullying merupakan bentuk perluasan dari bullying yang selama ini terjadi secara konvensional.

Sejak perkembangan masyarakat menggunakan layanan wi-fi menjadi syarat penting konsumen menyukai suatu fasilitas umum. Di beberapa tempat terdapat fasilitas wi-fi sebagai bentuk perkembangan teknologi, contohnya pada KFC, Coffe Cangkir, Food Court Sun Plaza, Restoran Popeye, tempat

doorsmeer serta warung kopi Soccer juga menyediakan fasilitas wi-fi. Di bidang pendidikan yakni pada dunia kampus telah menyediakan wi-fi sebagai alat mempermudah akses internet, dalam penggunaan waktu semakin singkat dengan frekuensi yang semakin tinggi.

Mahasiswa termasuk anggota masyarakat yang cenderung cukup aktif menggunakan internet dalam berbagai tujuan antara lain mengerjakan tugas kuliah, jejaring sosial, diskusi, dan hiburan. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri ada mahasiswa yang mendapat cyberbullying. Mahasiswa tidak terlepas dari berbagai ancaman berupa bullying di dalam ruang maya sebagai bentuk kekerasan yang saat ini menjadi suatu fenomena sosial. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terdiri dari


(21)

berbagai latar belakang sosial dan pada umumnya menjadi anggota dalam berbagai forum diskusi serta aktif dalam mengakses situs jejaring sosial. Facebook dan twitter merupakan media online yang umumnya digunakan oleh mahasiswa FISIP USU untuk mengisi waktu luang menunggu saat kuliah, serta untuk media kreatif dalam menunjukkan eksistensi diri, tentunya cukup banyak manfaat dalam menggunakan jejaring sosial untuk pengembangan diri dan media sosialisasi. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan oleh peneliti, beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mengakses facebook, twitter melalui

notebook, smartphone, dengan fasilitas Wi-fi. Menurut pernyataan salah satu mahasiswa bahwa mengakses facebook ia lakukan pada saat santai untuk

chatting, upload foto, dan mengucapkan selamat hari ulang tahun kepada

friend di facebook.

Hasil observasi peneliti sementara, ada kecenderungan beberapa mahasiswa mengalami cyberbullyinig melalui media online. Terdapat berbagai macam tindakan yang diberikan terhadap cyberbullying melalui media online misalnya marah, memutus pertemanan, menganggap lelucon, dan berdiam diri. Peneliti menemukan ada kecenderungan cyberbullying yang dialami beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara namun mahasiswa memilih diam, kecenderungan diam karena mengamati dan mempertimbangkan tindakan yang akan diambil apabila cyberbullying dianggap meresahkan, namun beberapa mahasiswa berbeda pendapat yaitu menganggap penggunaan internet atau teknologi


(22)

8   

sebagai media cyberbullying tidak berdampak secara nyata seperti serangan fisik dan menganggap cyberbullying hanya sebatas interaksi sosial ruang maya. Gambaran diatas ini yang menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. “Bagaimanakah bentuk cyberbullying yang dialami mahasiswa ?”

2. “Bagaimanakah tindakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terhadap setiap bentuk cyberbullying yang dialaminya ?”

3. “Apakah ada perbedaan tindakan diantara mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara SIP terhadap cyberbullying

dari sisi jenis kelamin ?”

1.3 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlampau melebar serta mengakibatkan tujuan penelitian ini tidak tercapai, pembahasan menjadi ambigu dan tidak original, maka penulis membuat pembatasan masalah yaitu tindakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatara Utara terhadap


(23)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bentuk cyberbullying yang dialami mahasiswa.

2. Mengetahui tindakan mahasiswa FISIP USU terhadap cyberbullying di dalam dunia maya.

3. Mengetahui perbedaan tindakan diantara mahasiswa FISIP USU terhadap cyberbullying dari sisi jenis kelamin.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, terlebih untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik. Penelitian ini juga di harapkan dapat memberi kontribusi bagi ilmu sosiologi, khususnya bidang sosiologi komunikasi.


(24)

10   

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis agar dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan akademis penulis, terutama dalam hal pembuatan karya tulis ilmiah tentang cyberbullying.

I.5 Definisi Konsep

Dalam suatu penelitian definisi konsep diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian agar tidak melebar. Konsep adalah kerangka acuan penelitian, adapun konsep yang digunakan dalam konteks penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tindakan adalah tindakan individu atau kelompok yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh nilai dan pilihan.

2. Mahasiswa FISIP USU adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai peserta didik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Cyberbullying adalah bullying yang menggunakan media elektronik untuk mengejek, menghina, mengancam, melecehkan/ mengintimidasi.

4. Ruang Publik. Secara umum ruang publik/public sphere merujuk kepada ruang nasional yang menyediakan sedikit banyak kebebasan dan arena keterbukaan atau juga forum untuk debat publik. Akses untuk public sphere adalah gratis, bebas untuk mengatur, perkumpulan dan penyampaian ekspresi dijamin, ruang itu bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.


(25)

5. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan.

6. Facebook adalah situs jejaring sosial, populer di kalangan mahasiswa. Ini pada awalnya dikembangkan untuk mahasiswa, staf pengajar dan staf, tetapi sejak itu diperluas untuk mencakup semua orang, termasuk siswa, perusahaan dan komunitas.

7. Twitter adalah jenis situs layanan jejaring sosial, mikroblog. Twitter menggunakan pendaftaran untuk mengirim kicauan, mengikuti atau di ikuti. Kicauan (tweets) adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut ("follower"). 8. Tindakan sosial dapat berupa tindakan yang diarahkan kepada orang lain

dapat berupa tindakan membatin atau bersifat subyektif yang terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa, atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu.

9. Teori aksi oleh Parsons dengan kemampuan voluntarism, yaitu kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuan. Aktor menurut konsep voluntarism adalah perilaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih alternatif tindakan.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tindakan Kekerasan di Dalam Masyarakat

Tindakan kekerasan merupakan suatu aktivitas kelompok atau individu, yang disebut kekerasan individu atau kolektif, istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert), dan baik yang bersifat menyerang (offensive) atau bertahan (deffensive), yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Menurut Santoso (2002) ada empat jenis tindak kekerasan yang dapat di identifikasi yaitu (1) kekerasan terbuka, tindak kekerasan yang dapat dilihat seperti perkelahian, (2) kekerasan tertutup, atau tersembunyi atau tidak dilakukan langsung, seperti perilaku mengancam, (3) kekerasan agresif, tindak kekerasan yang dilakukan tidak untuk perlindungan, tetapi untuk mendapatkan sesuatu, (4) kekerasan defensif, tindak kekerasan yang dilakukan sebagai tindakan perlindungan diri.

Semua manusia mampu melakukan kekerasan, ada yang lebih mampu dari yang lain, ada yang memiliki lebih banyak sumber kekerasan dari yang lain, dan situasi tertentu bisa mempengaruhi atau mencegah kekerasan serta situasi yang mengarah kepada tindak kekerasan.

Erich Fromm menguraikan agresi dengan pendekatan psikoanalisis teori tentang upaya non nurani, resistensi, pemalsuan realita menurut kebutuhan subjektif, harapan,


(27)

karakter dan konflik antara upaya-upaya berhasrat yang terkandung di dalam ciri pembawaan dengan tuntutan pemertahanan diri. Sehingga sejauh mana seseorang dapat menekan hasratnya bukan hanya tergantung pada faktor internal diri seseorang, melainkan juga pada situasi. Dengan demikian agresi sama sekali bukan satu-satunya bentuk reaksi terhadap ancaman, meski pada umumnya semua kondisi yang memicu timbulnya perilaku agresif adalah ancaman terhadap kepentingan hayati. Dalam bentuk yang lebih kompleks adalah ancaman terhadap kebutuhan akan ruang fisik dan atau terhadap struktur sosial suatu kelompok. Erich Fromm mengambil mengatakan bahwa tindakan kekerasan dipengaruhi oleh kedua faktor yakni dari faktor individu berasal dari dalam diri manusia yang kemudian bercampur dengan faktor biologis dilua kendali manusia yang dipengaruhi kondisi eksternal (sosial-ekonomi-politik) yang menyebabkan terjadinya stimulan untuk melakukan tindakan kekerasan. Tindakan kekerasan tidak cukup hanya dengan pengendalian internal diri akan tetapi juga dengan menyingkirkan stimulan dengan menciptakan lingkungan sosial-ekonomi-politik yang baik dan berkeadilan. (http://fahrizariza63.blogspot.com/2012/05/akar-kekerasan.html Diakses 4 Juli 2014 Pukul 17.00) 


(28)

14   

       Pelaku dan korban umumnya terlibat dalam suatu pertemuan, tindakan mereka bisa saling mempengaruhi. Contoh yang paling jelas adalah dalam kasus pelaku dan korban saling mengenal, tetapi pandangan ini tidak signifikan untuk tindak kekerasan yang melibatkan orang asing. Salah satu kekerasan tidak langsung adalah ancaman. Ancaman merupakan unsur penting kekuatan, kemampuan untuk mewujudkan keinginan seseorang sekalipun menghadapi keinginan yang berlawanan. Suatu ancaman menjadi efektif jika seseorang maupun kelompok mendemonstrasikan keinginan untuk mewujudkan ancaman. 

2.2 Ruang Publik (public sphere)

Ruang publik (public sphere) memiliki aneka pengertian antara lain sebagai berikut: (1) Ruang publik adalah suatu wilayah hidup sosial kita di mana suatu pendapat umum dapat dibentuk di antara warganegara, berhadapan dengan berbagai hal mengenai kepentingan umum tanpa tunduk kepada paksaan dalam menyatakan dan mempublikasikan pandangan-pandangan mereka. (2) Ruang publik adalah istilah yang berkenaan dengan metafora yang digunakan untuk menguraikan ruang virtual dimana orang-orang dapat saling berhubungan, dan (3) Ruang publik adalah ruang dimana percakapan, gagasan, dan pikiran masyarakat bertemu. (4) Ruang publik adalah ruang virtual dimana warganegara dari suatu negeri menukar gagasan dan mendiskusikan isu, dalam rangka menjangkau persetujuan tentang berbagai hal yang menyangkut kepentingan umum. (5) Ruang publik adalah


(29)

tempat di mana informasi, gagasan dan perberdebatan dapat berlangsung dalam masyarakat dan pendapat politis dapat dibentuk. (lingko.worldpress.co m/2010/03/12/ruangmayasebagaimedandemokratisasibaru.Diakses 21 Juni 2014 pukul 14.30)

Konsep ‘ruang publik’ muncul setelah tulisan Jurgen Habermas diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1989. Buku yang ditulis pada tahun 1962 itu berjudul The Structural Transformation of The Public Sphere. Secara umum “public sphere” merujuk kepada ruang nasional yang menyediakan sedikit banyak kebebasan dan arena keterbukaan atau juga forum untuk debat publik. Akses untuk public sphere adalah gratis, bebas untuk mengatur, perkumpulan dan penyampaian ekspresi dijamin, ruang itu bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, mediasi dapat terjadi diantara kedua pihak. Kehidupan pribadi warga masyarakat di sebut ruang privat, sedangkan kehidupan politik yang menjadi inti public sphere adalah bagian dari kehidupan publik. Namun ruang publik ini ada untuk menjamin kepentingan dan keamanan ruang privat meskipun sasaran utamanya adalah kesejahteraan bersama.

Ruang maya sebagai medan terbentuknya ruang publik tidak menawarkan adanya kelas dan strata dalam membentuk opini dan mengkomunikasikan kehendak. Dengan demikian cyberspace bukanlah milik golongan tertentu. Mungkin pada akhirnya ruang ini menjadi milik kaum konglomerat dan cendekiawan. Dan klaim ini terjadi hanya dipengaruhi oleh unsur operasional. Di mana rakyat biasa tidak memiliki akses untuk bisa


(30)

16   

mengoperasikan ruang ini secara leluasa dengan berbagai alasan baik alasan ekonomis ataupun keterbatasan pengetahuan. Namun pada dasarnya ruang publik ini sangat terbuka bagi umum untuk mengekspresikan diri maupun kelompok dan menyatakan kehendak diri maupun kelompok di arena public

(public sphere). (lingko.worldpress.com/2010/03/12/ruangmayasebagaimedan demokratisasibaru. Diakses 21 Juni 2014 pukul 14.35)

2.3 Pengertian dan Bentuk-Bentuk Cyberbullying di Dalam Ruang Maya Bullying telah terjadi sebelum munculnya cyberbullying. Olweus (1999) berpendapat bahwa bullying terdiri dari tiga unsur kunci: (1) intimidasi dimaksudkan untuk menyakiti orang lain;. (2) itu harus terjadi berulang-ulang dari waktu ke waktu dan (3) harus ada ketidakseimbangan kekuasaan antara pengganggu dan korban. Namun, salah satu elemen ditambahkan ke definisi

cyberbullying: perilaku intimidasi harus dilakukan melalui teknologi informasi. Smith, Mahdavi dalam Veenstra (2011)

Menurut Nancy Willard dalam Ortega (2007), cyberbulliying berasal dari orang lain dengan cara mengirim atau mempublikasikan konten berbahaya atau dengan cara keterlibatan dalam agresi sosial menggunakan internet atau teknologi digital. Perkembangan kekerasan ini berubah dalam bentuk nyata "agresi sosial online". Dapat dibedakan beberapa jenis cyberbullying yaitu:

Flaming: perdebatan, diskusi secara online melalui pesan elektronik yang menggunakan bahasa vulgar dan ofensif. Jenis agresi gunakan


(31)

untuk memiliki awal yang tajam dan peningkatan yang sangat cepat dalam nada diskusi.

Harasment/Pelecehan: pengulangan pengiriman pesan ofensif, tidak menyenangkan dan menghina.

Denigration/Pencemaran nama baik: untuk menghina atau mencemarkan nama baik seseorang secara online untuk mengirim rumor, gosip atau kebohongan, biasanya ofensif dan kejam, untuk merusak citra atau reputasi seseorang atau hubunganya dengan orang lain.

Impersonation/Peniruan: mendapatkan informasi pribadi atau penampilan seseorang (nick, password, dll), dengan tujuan untuk menyamar sebagai dia dan membuat orang itu terlihat buruk, melakukan tindakan tidak pantas, merusak reputasinya atau untuk menghasilkan konflik persahabatan

Outing dan Trickering: untuk menyebarkan rahasia seseorang, informasi atau foto secara online.

 Cyberstalking: pengiriman pesan berulang yang menyertakan ancaman atau sangat mengintimidasi.

2.4 Tindakan Sosial dan Teori Aksi

Teori paradigma definisi sosial salah satu aspek yang khusus adalah dari karya Max Weber yakni, mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial. Tindakan sosial yang dimaksud


(32)

18   

Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu, atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa, atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu.

Tindakan sosial dan antar hubungan sosial itu Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu :

a. Tindakan manusia, yang menurut aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi tindakan nyata.

b. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.

c. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam. d. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang

lain itu (Ritzer, 2010 : 38-39).

Berdasarkan rasionalitas tindakan sosial, Max Weber membedakan dalam empat tipe. Dimana semakin rasional tindakan sosial itu semakin mudah dipahami. Tipe tindakan tersebut adalah:

a. Zwerk rational

Yaitu tindakan sosial murni. Dalam tindakan ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang baik untuk mencapai tujuanya tapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Tujuan dalam Zwerk Rational


(33)

tidak absolute. Ia dapat juga menjadi cara dari tujuan lain berikutnya. Bila aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional maka mudah memahami tindakan itu.

b. Wrektrational action

Dalam tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat ataukah lebih cepat untuk mencapai tujuan yang lain. Ini menunjuk kepada tujuan itu sendiri. Dalam tindakan ini memang antara tujuan dan cara-cara mencapainya cenderung menjadi sukar untuk dibedakan. Namun tindakan ini rasional, karena pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah menentukan tujuan yang diinginkan. Tindakan kedua ini masih rasional meski tidak serasional yang pertama. Karena itu dapat dipertanggungjawabkan untuk dipahami. c. Affectual action

Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami. Kurang atau tidak rasional.

d. Traditional action

Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja (Ritzer, 2010:40-41).

Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma norma mengarahkan dalam memilih alternatif cara dan alat dalam mencapai tujuan. Norma-norma tersebut tidak dapat menentukan pilihannya terhadap cara atau alat, tetapi ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan ini oleh


(34)

20   

Parson disebut voluntarism, yaitu kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuan. Aktor menurut konsep voluntarism adalah perilaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih alternatif tindakan.

Dalam teori aksi yang diterangkan oleh konsepsi Parson tentang kesukarelaan (Voluntarisme). Beberapa asumsi fundamental teori aksi dikemukakan oleh Hinkle adalah sebagai berikut,

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.

3. Dalam bertindak manusia menggunankan cara, teknik, prosedur metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak

dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan, sedang dan yang telah dilakukannya.

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan (Ritzer, 2010: 46).

Talcot Parson sebagai tokoh teori aksi menginginkan pemisahan antara teori aksi dan aliran behaviorisme, karena menurutnya mempunyai konotasi


(35)

yang berbeda. Parson menyusun skema unit unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Adanya individu sebagai aktor.

b. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan tersebut.

c. Aktor memiliki alternatif cara,alat serta tehnik untuk mempunyai tujuan. d. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakan dalam mencapai tujuan.

e. Aktor dibawah kendali dari nilai nilai,norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan (Ritzer, 2010:48-49).

2.5 Media Sosial

Media sosial (social media) adalah media informasi yang diciptakan menggunakan teknologi, mudah diakses untuk memfasilitasi komunikasi, dan berinteraksi dengan sejawat atau audiens publik, biasanya melalui internet dan jaringan komunikasi mobile. Media sosial berbeda dengan media industri seperti surat kabar, televisi dan film. Media sosial adalah perangkat yang memungkinkan siapapun untuk menerbitkan atau mengakses informasi dengan seluas-luasnya, sedangkan media industri dikelola oleh beberapa orang untuk menerbitkan informasi. Media industri biasanya disebut media tradisional, media siaran dan media massa. Secara sosiologi media sosial (social media) merupakan sarana kontak sosial secara tidak langsung dimana percakapan, gagasan, ide, pendapat dan argumentasi dapat bertemu secara


(36)

22   

bersama-sama dalam satu wadah. Media Sosial online merupakan media sosial yang terhubungan secara langsung antar pengguna media sosial dengan cara jejaring sosial menggunakan akses internet pada situs tertentu. Media sosial online yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah facebook, twitter.

2.5.1 Facebook

Facebook merupakan media jejaring sosial yang populer digunakan oleh pengguna ruang maya. Pengguna facebook dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui wall to wall, pesan dan berbagi opini serta dapat mengembangkan jejaring sosial melalui bergabung dengan berbagai grup diskusi, menambahkan teman pada grup diskusi. Tampilan halaman awal facebook adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Halaman awal facebook

Sumber: www. facebook.com

Kalangan remaja banyak yang mengikuti situs ini, termasuk mahasiswa. Setiap hari orang mengubah status mereka, penggguna menyatakan apa yang dia pikirkan, rasakan atau akan lakukan. Informasi akan tersebar seketika


(37)

kepada anggota jaringan sehingga mereka mengetahui posisi dan apa yang sedang dilakukan temannya, seperti gambar berikut ini :

Gambar 2.2: Beranda facebook

Sumber: www.facebook.com

Para pengguna facebook menyebut jejaring sosial ini sebagai tempat di seseorang dapat menjadi dirinya sendiri dan bebas berbicara dengan teman dekat, saudara, teman bisnis atau jejaring yang lebih luas. Tempat ini juga di angggap nyaman untuk berkomunikasi, dan aman selama percakapan penting dilakukan melalui kotak “message” dan dengan orang yang dapat dipercaya. Dengan cara ini tidak perlu ada yang merasa disisihkan karena tidak diajak bicara. Namun sebaliknya, semua bisa ikut bergabung bila topik di sajikan di “wall” (Hermawan, 2009: 25)

2.5.2 Twitter

Twitter merupakan situs layanan jejaring sosial, mikroblog, pada Maret 2012 terdapat sebanyak 140 juta pengguna aktif. Menurut situs Alexa bahwa


(38)

24   

twitter menempati peringkat 8 (Juni 2012) Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil.

Twitter memiliki multi bahasa agar dapat mempermudah pengguna dalam menggunakan twitter. Twitter menggunakan pendaftaran untuk mengirim kicauan, mengikuti atau di ikuti. Kicauan (tweets) adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut ("follower").

Pengguna Twitter akan menjadi lebih aktif ketika ada kejadian menonjol. Sebagai contoh, rekor diciptakan pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2940 kicauan per detik di kedua periode 30 setelah Jepang mencetak gol melawan Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor dipatahkan lagi ketika 3085 kicauan per detik yang dikirim-tampil setelah kemenangan Los Angeles Lakers di Final NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010. Hal ini pun terjadi ketika penyanyi Michael Jackson meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server Twitter turun karena pengguna memperbarui status mereka untuk kata-kata "Michael Jackson" pada tingkat 100.000 kicauan per jam. (http.id.wikipedia.org/twitter)


(39)

2.6 Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi sosial selain kepercayaan dan norma. Konsep jaringan lebih memfokuskan pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok (organisasi). Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan sosial yang diikat oleh adanya kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma yang ada.

Jaringan sosial atau jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya. (http:teddymagister.wordpress.com/2012/06/12/teori jaring an-sosial/Diakses21/6/2014pukul15.00)

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu telah terdapat penelitian yang membahas

cyberbullying pada berbagai konteks disiplin ilmu seperti psikologi, PPKN yang mengkaji cyberbullying dengan berbagai metodologi dan hasil yang beragam antara lain adalah sebagai berikut :


(40)

26   

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul/Peneliti/Tahun/

Tujuan

Metodologi Hasil Penelitian

1 Hubungan antara Self-Esteem dengan perilaku cyberbullying yang diterima remaja dengan status mahasiswa Fakultas Psikologi UNAIR Pengguna Media Social Networking

(Facebook)/ Kinanda Arif S/2012/ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self-esteem dengan perilaku cyberbulyying pada remaja pengguna social networking. Self-esteem adalah penilaian terhadap perasaan dan keyakinan diri akan keberhargaan diri yang tercermin pada sikap-sikap (negatif dan positif) terhadap dirinya. Cyberbullying adalah perbuatan seseorang ataupun kelompok secara berulang yang bertujuan untuk menyakiti orang lain dengan menggunakan teknologi informasi..

Penelitian dilakukan pada mahasiswa universitas airlangga pengguna social networking yang memiliki rentang usia 19-21 tahun dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 98 mahasiswa. Alat pengumpul data berupa kuesioner self-esteem yang menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale dan alat ukur cyberbullying yang disusun oleh Bayram. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi rank orderSpearman, dengan bantuan program statistik SPSS versi 16.

Berdasarkan hasil uji korelasi, diperoleh nilai korelasi antara self-esteem dengan cyberbullying sebesar -0,519 dengan p sebesar 0.000;. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara self-esteem dengan perilaku

cyberbullying, yang artinya sampel memiliki self-esteem rendah dan menerima perilaku cyberbullying yang tinggi.

2 Efektivitas Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam Meredam Perilaku Cyberbullying Mahasiswa/ Dea Anindhita Ayuningtyas/2013/ Berdasarkan atas penelitian yang dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini mengambil sampel dari satu populasi dan melakukan observasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei. Penelitian ini bertempat di Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta,

Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, perkembangan teknologi telah

menyumbangkan dampaknya pada kasus cyberbullying di Indonesia khususnya pada

mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta.

Kedua, Dengan maraknya kejahatan yang terjadi di


(41)

mendapatkan data atau fakta empiris tentang Efektivitas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap perilaku Cyberbullying di Universitas Negeri Jakarta.

Rawamangun, Jakarta Timur. Data-data dari penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapaun metode analisis data dalam penelitian ini diperoleh melalui tahapan reduksi data, display data, dan terakhir membuat kesimpulan.

dunia maya ini maka pemerintah dibawah naungan Kementrian Komunikasi dan

Informatika mengeluarkan produk undang-undang. Ketiga, fakta dilapangan menunjukan mahasiswa tidak mau menggunakan undang-undang ini untuk menyelesaikan masalah mereka karena dinilai lebih rumit. Mahasiswa lebih cenderung

menggunakan cara klasik seperti klarifikasi dan mediasi antara pelaku cyberbullying dan korban cyberbullying daripada menggunakan undang-undang tersebut untuk menyelesaikan masalah mereka.

Keempat, hadirnya undang-undang ini bertujuan agar undang-undang ini dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk bisa meredam dan menanggulangi kejahatan dunia maya termasuk cyberbullying. Namun kenyataan di lapangan adalah undang-undang ini belum berhasil menjadi pencegah perilaku

cyberbullying berkembang di masyarakat.

Kelima, dalam penelitian membuktikan bahwa perilaku tersebut masih ada dan makin

berkembang. Kurangnya pemahaman dan rasa saling mengahargai sesama membuat perilaku ini masih belum bisa dibendung, bahkan oleh pemerintah sekalipun.


(42)

28   

Penelitian tersebut diatas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian Kinanda Arif S yang berjudul Hubungan self esteem

dengan perilaku cyberbullying menunjukkan sudut pandang dari psikologi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dea Anindita dengan judul efektivitas undang-undang informasi dan transaksi ekonomi dalam meredam perilaku cyberbullying mahasiswa menunjukkan undang undang tidak efektif dalam meredam perilaku mahasiswa. Penelitian yang penulis lakukan berupaya menggambarkan bentuk cyberbullying yang dialami mahasiswa, tindakan mahasiswa terhadap cyberbullying dan perbedaan tindakan dari sisi jenis kelamin berdasarkan sudut pandang sosiologis.


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan mix yang digunakan mengutamakan kuantitatif dengan didukung kualitatif. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian fenomenologi bersifat induktif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah menjelaskan pengalaman-pengalaman yang dialami seseorang dalam kehidupan, termasuk interaksinya dengan orang lain (Danim, 2002:52).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan alasan bahwa:

1. Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan kampus penulis sehingga memudahkan penulis mendapatkan data penelitian.

2. Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara menyediakan akses Wi-fi dan mahasiswa terbiasa aktif berdiskusi secara argumentatif.

3. Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat banyak mahasiswa yang aktif dalam jejaring sosial.


(44)

30   

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara merupakan salah satu fakultas dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU memiliki 7 program studi S1 dan 1 program studi D3, 3 program studi S2 dan 1 program studi S3. Pada tabel dibawah ini terdapat jumlah mahasiswa aktif S1 dan D3 FISIP USU pada semester ganjil 2012/2013 sebagai populasi penelitian.

Tabel 3.1

Mahasiswa Aktif FISIP USU Semester Ganjil 2012/2013

Jenjang

S1

Program Studi Angkatan

2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

Sosiologi 63 67 88 82

Antropologi 32 49 69 56 Kesejahteraan

Sosial

31 67 91 98

Ilmu Politik 72 71 98 81 Ilmu Komunikasi 73 114 136 121 Administasi Negara 37 84 108 128

Administrasi Bisnis - 90 110 129 D3

Administrasi Perpajakan

12 31 127 100

JUMLAH 320 573 827 795

TOTAL 2515


(45)

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU terdiri dari program studi S1 dan program studi D3, mahasiswa pengguna media onlinefacebook dan twitter dalam penelitian ini merupakan mahasiswa angkatan 2008, angkatan 2009, angkatan 2010, dan angkatan 2011.

3.3.2 Sampel

Sampel yang dipilih menjadi sumber data dalam suatu penelitian. Sumber data tersebut berasal dari populasi yang diolah menjadi sampel penelitian. Sampel penelitian merupakan objek studi yang penulis berikan angket agar responden mengisi angket dengan keterangan sesuai dengan konteks penelitian. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan rumus perhitungan besaran sampel sebagai berikut (Bungin, 2011:115) :

n = ___N_____ N (d) 2 +1

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dicari N= Jumlah populasi

d = Nilai presisi


(46)

32   

n= _____2515_______ N (d ) 2 +1

n= ____2515_______ 2515 (0,1) 2 + 1

n= _____2515______ 26,15

= 96, 175 (dibulatkan 100 orang)

Penelitian ini terdapat 100 responden. Dengan jumlah responden sebanyak 50 responden laki-laki dan 50 responden perempuan.

3.4 Responden dan Informan 3.4.1 Responden

Responden adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian, sebagai responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU S1 dan D3. Responden yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Responden mengisi kuisioner yang disebarkan peneliti dengan teknik accidental sampling, artinya dengan kriteria mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, 2011 serta merupakan pengguna facebook dan twitter yang sedang berada di kampus FISIP USU menjadi responden penelitian.


(47)

3.4.2 Informan

Informan yang diwawancarai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa yang mengalami cyberbullying melalui media online.

Peneliti memeriksa hasil kuisioner penelitian yang telah diisi oleh responden dan menentukan informan yang diwawancarai secara mendalam.

2. Informan dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan mengutamakan pendekatan kuantitatif dengan didukung kualitatif. Pada tahap pertama peneliti menggunakan kuisioner dan tahap kedua secara kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam.

a. Kuesioner

Peneliti menyebarkan angket dengan pertanyaan terbuka maupun tertutup. Penyebaran angket dilakukan pada saat siang hari dimana responden memiliki waktu luang untuk mengisi angket. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam peneltian ini dengan memakai pedoman untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang penelitian sehingga hasilnya bisa valid.


(48)

34   

b. Wawancara mendalam

Wawancara (interview) adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to-face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dalam masalah penelitian (Kerlinger, 2006:770). Dengan demikan wawancara mendalam (indepth interview) adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi (Satori, 2011:131)

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap 2 orang informan ( 1 informan laki-laki dan 1 informan perempuan) yang mengalami cyberbullying melalui media online.

3.6 Interpretasi Data

Data yang telah di peroleh dari studi kepustakaan terlebih dulu di evaluasi untuk memastikan relevansinya dengan permasalahan penelitian, setelah itu data di kelompokkan menjadi satuan yang dapat di kelola, kemudian di lakukan interpretasi data mengacu pada tinjauan pustaka sedangkan hasil obeservasi dinarasikan sebagai pelengkap dalam penelitian. Akhir dari semua proses ini adalah penggambaran atau penuturan dalam bentuk-bentuk kalimat tentang apa yang telah diteliti sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan-kesimpulan (Faisal, 2007:257).


(49)

Proses interpretasi data menggunakan triangulasi data untuk mengetahui keabsahan data. Dalam menganalisis harus selalu terkait dengan konsep yang ada di lapangan. Sehingga dari hasil penelitian dapat diketahui kesesuaian data antara konsep yang digunakan maupun perbedaan-perbedaan yang relevan untuk diketahui. Penelitian ini dengan mengelaborasikan antara data kuantitatif dan data kualitif dengan terlebih dahulu menggunakan data kuantitatif melalui angket/kuisioner penelitian serta melalukan wawancara mendalam sebagai bagian data kualitatif.

3.7 Jadwal Kegiatan

Jadwal penelitian tindakan mahasiswa FISIP USU terhadap

cyberbullying yang dialami melalui media online adalah sebagai berikut:

No Kegiatan

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi v

2 ACC Judul v

3 Penyusunan Proposal Penelitian v 4 Seminar Proposal Penelitian v

5 Revisi Proposal Penelitian v

6 Penelitian Ke Lapangan v v

7 Pengumpulan dan Analisis Data v v v

8 Bimbingan v v v


(50)

36   

3.8 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Pemahaman yang belum memadai terhadap penelitian mix method membuat penelitian berjalan dengan berbagai kendala terutama dalam pengolahan data dan interpretasi data. Responden dan informan yang memberikan keterangan memiliki kesibukan masing-masing sehingga waktu yang diperoleh singkat namun dapat diatasi dengan pengulangan dan pendalaman hasil wawancara. Terlepas dari permasalahan teknis penelitian dan kendala operasional di lapangan, peneliti menyadari bahwa untuk mendapatkan data yang baik diperlukan pemahaman yang baik terhadap fokus penelitian dan metode yang tepat agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan koridor penelitian pada umumnya, serta referensi maupun jurnal mengenai penelitian ruang maya yang sedikit diperoleh oleh peneliti. Peneliti berusaha melakukan penelitian dengan semaksimal mungkin agar data yang diperoleh serta tujuan penelian dapat tercapai dengan baik.


(51)

HASIL DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Yayasan Universitas Sumatera Utara (USU) berdiri pada tanggal 4 Juni 1952 yang dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara Abdul Hakim. Diawali 31 Desember 1951 dibentuk Panitia Persiapan Pendirian Perguruan Tinggi yang diketahui oleh Dr. Soemarsono (Kepala Djawatan Kesehatan Rakyat Provinsi Sumatera Utara). Pada 20 Agustus 1952 didirikan Fakultas Kedokteran yang kemudian disusul dengan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Kemasyarakatan 1954, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1956, dan Fakultas Pertanian 1956.

Presiden RI Dr. Ir. Soekarno meresmikan berdirinya USU pada 20 November 1957, yang merupakan perguruan tinggi negeri ketujuh di Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1959 berdiri Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi yang disusul kemudian berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi 1961, Fakultas Sastra 1965, Fakultas MIPA 1965, Politeknik 1980, Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik 1980 dan Fakultas Kesehatan Masyarakat 1963, Fakultas Psikologi 2007 dan Fakultas Farmasi 2007.


(52)

38   

4.1.2 Letak Universitas Sumatera Utara

Kampus USU berlokasi di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, namun sebelumnya beberapa fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di Kota Medan termasuk diantaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik Ditiro, Jalan Sampali, dan Jalan Gandi. Kampus USU berada di tengah-tengah kota Medan, yang memiliki luas sekitar 122 Ha dengan Zona Akademik seluas sekitar 100 Ha.

4.1.3 Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politikmerupakan fakultas kesembilan di lingkungan USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No.1 Kampus USU Medan – 20155. Pada tahun 1980 FISIP USU didirikan dibawah Fakultas Hukum USU. Pendirian fakultas ini diprakarsai oleh beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi, dan manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum pada tahun 1979. Drs. Adam Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP Parlindungan, M. Soli Lubis SH, dan beberapa dosen lainnnya melakukan persiapan proposal pendirian FISIP USU. Berdasarkan isi proposal tersebut, Rektor USU, Dr. AP Parlindungan SH memperjuangkan agar FISIP segera didirikan di USU. Para pendiri FISIP sepakat untuk mengangkat Drs. Adam Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan SK Rektor USU No 1181/PP05/C80, tertanggal 1 Juli 1980.


(53)

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui Kegiatan perkuliahan pertama kali di mulai pada tanggal 8 Agustus 1980. Pembukaan fakultas ini diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi dan perkuliahan berikutnya dilaksanakan pada sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi tidak dilaksanakan di fakultas tersebut.

Dua tahun sejak peresmiannya, yakni tanggal 7 september 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden RI No.36 Tahun 1982 yang menyatakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai fakultas ke sembilan di USU, dalam rangka pengembangan FISIP USU, dibentuklah panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU No. 573/PT05/C.82, tertanggal 26 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU yang baru berdiri. Tahun 1983, dengan SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.77121/C1/83 diangkatlah Drs. M. Adham Nasution menjadi dekan pertama di FISIP USU periode 1983-1986. Susunan para Pembantu Dekan adalah: Pembantu Dekan I Dra. Arnita Zainuddin, Pembantu Dekan II Dr. Haniful Chair Nasution, dan Pembantu Dekan III Drs.Arifin Siregar.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi Fakultas pada tahun 1982 berdasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia


(54)

40   

Nomor 36 Tahhun 1982. SK Presiden R.I tersebut menetapkan FISIP merupakan fakultas ke 9 (Sembilan) pada Universitas Sumatera Utara. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru pada bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0535/0/83 pada tahun 1983 tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU menyebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut :

1. Jurusan Sosiologi 2. Jurusan Antropologi 3. Jurusan Ilmu Administrasi 4. Jurusan Ilmu Komunikasi

5. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di Jl. Dr. A. Sofyan No.1 Medan. Pada Tahun 1984/1985, kedua jurusan tersebut menghasilkan Sarjana S-1 sebanyak 10 orang (7 Sarjana ilmu administrasi dan 3 sarjana ilmu komunikasi). Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.

Pada tahun akademik 1985/1986 dibukalah jurusan ilmu kesejahteraan sosial. Pada tahun yang sama, jurusan antropologi Fakultas Sastra USU di pindahkan ke FISIP USU yang merupakn tindak lanjut dari SK Mendikbud


(55)

no.0535/0/83 sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar di jurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU. Selanjutnya pada tahun akademik 1986/1987 dibukalah jurusan Sosiologi

FISIP USU melakukan kerjasama dengan Mentri Dalam Negeri pada tahun akademik 1985/1986 dalam rangka melanjutkan pendidikan bagi pegawai Depdagri untuk mengambil Sarjana Strata I di FISIP USU yang sebelumnya berada di Biro Rektor yang dikoordinir oleh Pembantu Rektor I USU. Peraturan bagi mahasiswa yang akan menentukan jurusan harus memenuhi syarat, yaitu telah mengikuti perkuliahan dari semester I sampai VI dengan beban SKS yang telah diperoleh sekurang-kurangnya 110 SKS. Prosedur ini berlangsung sampai tahun akademik 1986/1987. Calon mahasiswa menentukan sendiri jurusan pilihan yang ada di FISIP USU pada tahun 1987/1988. Pemilihan ini dilakukan pada saat mendaftar sebagai calon mahasiswa.

Prof. Asma Affian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1990/1993 berdasarkan SK Mendikbud No.20208/A.2.I.2/C/1990 pada tanggal 14 Maret 1990 dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Rahim Siregar MA, Pembantu Dekan II Drs. Arnita Z, Pembantu Dekan III Drs. Siswo Suroso.

Berdasarkan SK Mendikbud No.520931/A.2.I.2/C/1993, tanggal 20 Agustus 1993, Drs. Amru Nasution kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU Periode 1993/1993, dengan susunan Pembantu Dekan I Dra.


(56)

42   

Nurwida Nuru, Pembantu Dekan II Drs. Irnawati dan Pembantu Dekan III Drs. Sakhyan Asmara.

Pada tahun akademik 1995/1996, FISIP USU membuka program Diploma I (D-I) dan Program Diploma III (D-III) perpajakan bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Mahasiswa pertama yang diterima pada Program D-I perpajakan sebanyak 58 orang dan mahasiswa Program D-III Perpajakan sebanyak 75 orang. Pada tahun akademik 2000/2001, Program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi.

Berdasarkan SK Mendikbud no.51141/A.2.1.2/KP/1996, tanggal 23 September 1996, Drs. Amru Nasution diangkat kembali menjadi Dekan FISIP USU periode 1996-1999, dengan susunan Pembantu Dekan I Dra.Nurwida Nuru, Pembantu Dekan II Drs. Subhilhar MA, dan pembantu Dekan III Drs. Sakhyan Asmara.

Berdasarkan SK Rektor No. 1998/J05/SK/KP/1999, tanggal 9 Desember 1999, Drs. Subhilhar MA menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1999-2003, dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Suwardi Lubis, MS. Pembantu Dekan III Drs. R. Hamdani Harahap M.Si. Sesuai dengan SK Rektor No.69/J05/SK/KP/2001 tanggal 2 Februari 2001, FISIP USU kemudian membuka Program Studi Ilmu Politik pada tahun akademik 2001/2002 berdasarkan SK Rektor No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima 60 mahasiswa.

Drs. M.Arif Nasution MA kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 2003-2007, dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Humaizi


(57)

MA. Pembantu Dekan II Drs. Mukti Sitompul M.Si, dan Pembantu Dekan III Drs. Burhanuddin Harahap. Pada periode tersebut FISIP USU membuka Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. Pada periode 2010-2015 Dekan Prof. Dr.Badaruddin, M.Si. Pembantu Dekan I Drs. Zakaria, MSP. Pembantu Dekan II Dra. Rosmiani, MA, dan Pembantu Dekan III Drs. Edward, MSP.

4.1.4 Akreditasi Program Studi FISIP USU

Akreditasi departemen/program studi yang berada di lingkungan FISIP USU yakni S1 dan D3 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Akreditasi Program Studi

Sumber: fisipusu.ac.id, 2014

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN/ PROGRAM STUDI

PERINGKAT AKREDITASI

SK BAN PT TANGGAL

RE- AKREDITASI ILMU ADMINISTRASI NEGARA B 03/12/2010 03/12/2015 ILMU ADMINISTRASI BISNIS /

NIAGA ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL A 03/05/2005 03/05/2010

ILMU KOMUNIKASI B 07/01/2011 07/01/2016

ILMU POLITIK B 09/03/2007 09/03/2012

SOSIOLOGI B 21/01/2011 21/01/2016

ANTROPOLOGI A 18/06/2004 18/06/2009


(58)

44   

Pada tahun 2014, FISIP USU telah mempunyai tujuh Program Studi/Departemen, satu Program Diploma III, dan tiga Program Pasca Sarjana, dan satu program S3. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu politik. Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, dan Pogram Studi S2 Magister Studi Pembangunan, Program Studi Magister Sosiologi, dan Program Studi Magister Komunikasi, Program Studi S3 Studi Pembangunan.

4.1.5 Visi dan Misi FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai lembaga pendidikan memiliki visi dan misi yang dijabarkan sebagai berikut:

Visi

Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”

Misi 

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.


(59)

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.


(60)

46   

4.1.6 Dekanat & Departemen

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik memiliki struktur dekanat dan departemen yang terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III, Ketua Departemen/Program Studi, Sektretaris Departemen/ Program Studi yaitu sebagai berikut:

Dekan : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Pembantu Dekan I : Drs. Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP Depertemen / Program Studi

Departemen / Program Studi yang terdapat di FISIP USU memiliki ketua dan sekretaris program studi sebagai berikut :

Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Sekretaris : Dra. Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si


(61)

Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si Sekretaris : Drs. Muba Simanihuruk, M.Si Antropologi

Ketua : Dr. Fikarwin Zuska Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP Ilmu Politik

Ketua : Dra. T. Irmayani, M.Si Sekretaris : Drs. P.Antonius Sitepu, M.Si Administrasi Perpajakan

Ketua : Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum

Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA Sekretaris : M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP Magister Studi Pembangunan

Ketua : Prof. Dr. M. Arif Nasution Sekretaris : Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si Magister Sosiologi

Ketua : Prof. Rizabuana Ismail, M.Phil, Ph.D Sekretaris : Dra. Ria Manurung, M.Si


(62)

48   

4.1.7 Sarana dan Fasilitas di FISIP USU

Kegiatan mahasiswa yang dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah perkuliahan, laboratorium, mengikuti organisasi kemahasiswaan antara lain Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), organisasi intra dan organisasi ekstra kampus. Interaksi mahasiswa FISIP USU yang terjadi di dunia maya antara lain melalui situs facebook, situs fisipusu.ac.id, pada departemen sosiologi terdapat media antara lain facebook, twitter dan grup-grup yang menghubungkan mahasiswa dengan mahasiswa lain serta dari angkatan yang sama dalam suatu departemen.

Terdapat laboratorium pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera sebagai media belajar mahasiswa. FISIP USU memiliki empat gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang sebagai ruangan perkuliahan mahasiswa FISIP USU

2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar yang terletak di lantai 2 gedung S2 Magister Studi Pembangunan FISIP USU

3. Gedung D yang merupakan ruangan yang di khususkan untuk kantor dengan rincian sebagai berikut:

a. Lantai I: Ruang PD I, PD II, dan PD III, Ruang Dharma Wanita b. Lantai 2 : Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu


(63)

Sosiologi, Departemen Ilmu komunikasi, ruang laboratorium Radio Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM, ruang kuliah sebanyak 2 ruang

c. Lantai 3 Ruang perpustakaan, ruang laboratorium komputer, ruang kuliah sebanyak 2 ruang

4. Gedung serbaguna. Lantai 1 : Departemen Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Politik, Program Studi DIII Perpajakan. Lantai 2 ruang serbaguna.

5. Sarana Lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang pemerintahan mahasiswa (PEMA), kantin, lapangan bulu tangkis, layanan fotocopy, dan gedung serbaguna, lokasi parkir (Sumber: Dok.Sejarah FISIP USU)

6. Penyediaan layanan teknologi informasi (TI) diselenggarakan oleh Pusat Sistem Informasi (PSI). Seluruh sivitas akademika dan staf Universitas dapat menggunakan layanan akses jaringan di dalam kampus secara gratis baik melalui jaringan kabel dengan terminal PC maupun jaringan tanpa kabel (wireless) yang tersedia di seluruh gedung dan sekitarnya di dalam kampus. Penyediaan fasilitas jaringan tanpa kabel atau WiFi ditujukan bagi mereka yang memiliki laptop. Layanan akses jaringan internet (wifi) yang terdapat pada Universitas diberi sticker logo USUNETA tujuannya untuk memudahkan para sivitas akademika mengidentifikasi lokasi dimana layanan tersebut tersedia untuk digunakan


(64)

50   

4.2 Profil Informan 1. Informan I

Nama Informan : LS

Umur : 21 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Mahasiswi

LS merupakan salah satu mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU angkatan 2010. Setiap hari LS langsung pulang ke rumah setelah perkuliahan berakhir dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di kampus. Saat ini LS sedang dalam proses penyelesaian studi untuk memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis.

LS mulai mengenal internet sejak SMP. Aktifitas dengan menggunakan internet mulai sering dilakukan setelah LS duduk di bangku SMA. Wawancara dengan LS dilakukan karena melalui hasil penyebaran kuisioner diketahui bahwa saudari LS termasuk mahasiswi yang mengalami

cyberbullying melalui media online.

LS biasa bertemu bersama teman-teman perempuan masing-masing teman pegang gadget main facebook, twitter, path, dan instagram. Kegiatan yang dilakukan oleh LS dan teman-teman antara lain share (berbagi) aktifitas di jejaring sosial. LS lebih suka online karena lebih seru, rame, dan asik dijadikan bahan obrolan seperti tentang apa yang jadi trending topic


(65)

sudah ada paket internet sehingga ia dan teman-teman dapat tahu informasi apa aja dari internet tanpa keluar biaya mahal.

Tujuan penggunaan internet oleh LS adalah untuk pencarian tugas tapi karena loadingnya lama atau kadang-kadang tugasnya tidak dapat jadi LS lebih milih membuka jejaring sosial untuk ngobrol bersama kawan-kawan dan tahu info terbaru. Disamping menggunakan internet untuk tugas, jejaring sosial dan hiburan LS mengaku melihat-lihat shop online baju/sepatu/tas atau info artis luar negeri dan buka youtube liat musik bisa juga melihat resep masakan dan fashion yang lagi trend.

Perihal fenomena bullying LS tidak terlalu paham serta mengatakan

bullying termasuk jenis intimidasi yang melalui dunia maya. LS menyatakan pernah mengalami cyberbullying dengan frekuensi jarang serta tidak menganggap masalah besar karena suatu kali pernah teman dekat yang melalukan cyberbullying. LS mengatakan cyberbullying diawali dengann bercanda lama-kelamaan menjadi serius dan terkesan mengintimidasi. LS menjelaskan cyberbullying yang ia alami adalah LS dijadikan bahah gosip oleh teman di facebook dan di twitter. Pembahasan yang terjadi tidak menyenangkan bagi LS serta membuat LS merasa terganggu. Pada awalnya LS bercanda di facebook lama-lam terlalu dianggap serius sehingga jadi berantam dan terbawa pada dunia nyata. Dampak yang terjadi diantara LS dan temannya adalah setengah tahun tidak bertegur sapa namun perlahan-lahan baikan karena ada urusan bersama yang mereka lakukan serta kedua orang tidak mengungkit masalah yang telah berlalu. Pada twitter LS mengaku


(66)

52   

mengalami cyberbullying berupa gosip yakni teman LS mengejek fisik LS. LS menganggap teman tersebut adalah teman dekat sehingga tidak pantas menyinggung bentuk fisik LS di dunia maya. Beberapa kali teman-teman LS saling bersahutan di twitter namun LS menyatakan tidak suka dengan pembahasan tersebut sehingga tidak ikut dengan pembahasan dan tidak membalas percakapan tersebut.

Pelaku cyberbullying yang LS alami yakni berbentuk gosip adalah teman LS. Teman LS membuat status di facebook yang menyindir orang lain. LS melihat bahwa teman LS tidak menyebutkan nama. Namun dari statusnya LS tahu bahwa ia yang dibahas. LS mengaku melakukan pembiaran karena tidak ingin disebut kenak-kanakan, namun pembiaran yang LS lakukan malah muncul teman lain yang bertanya-tanya siapa yang sebenarnya dibahas dalam status tersebut. Komentar-komentar yang muncul cukup panjang yakni sebanyak 80 komentar. LS melihat bahwa semua orang yang tidak ada urusan malah ikut-ikutan. LS mengaku kesal namun tidak merasa beruntung jika membalas percakapan tersebut. Pada twitter LS mengalami cyberbullying

yang ia anggap tidak sengaja. LS tidak menyampaikan rasa ketidak sukaan terhadap bullying tersebut sehingga hanya terjadi sehari saja dan tidak terulang di hari lain.

Tindakan yang LS lakukan dalam menanggapi cyberbullying adalah lebih memilih membiarkan. LS membaca-baca saja kalau bullying terlihat, namun LS tidak mencari-cari status-status baru yang mungkin tentang LS. LS tidak melakukan tindakan remove dan blokir facebook karena menurut LS tindakan


(1)

b. 1-3 tahun

c. Lebih dari 3 tahun

3. Apakah saudara pernah mengalami intimidasi melalui Blog? a. Sering

b. Jarang c. Tidak pernah

4. Jika saudara memilih jawaban a dan b bentuk intimidasi apa saja yang saudara alami

Beri tanda contreng pada pilihan jawaban Frekuensi

Intimidasi

Sangat

Sering Sering Jarang

Perdebatan

Pelecehan

Pencemaran nama baik

Menghina

Gosip

Kebohongan

Menyamar

Menyebarkan rahasia

Pesan ancaman


(2)

b. Siang c. Sore d. Malam

6. Siapa saja pelaku intimidasi melalui Blog? Beri tanda contreng pada pilihan jawaban Frekuensi

Pelaku

Sangat

Sering Sering Jarang

Saudara Keluarga Teman

Orang tidak dikenal Lain-lain, sebutkan __________________

7. Bagaimana respon saudara terhadap intimidasi melalui Blog? Beri tanda contreng pada pilihan jawaban

Respon

Intimidasi

Marah Memutus

Hubungan Membiarkan

Menganggap Lelucon Perdebatan

Pelecehan

Pencemaran nama baik Menghina

Gosip Kebohongan Menyamar


(3)

Pesan ancaman

VI. Aplikasi Website

1. Apakah saudara memiliki Website? a. Ya

b. Tidak

2. Berapa lama saudara sudah memilikiWebsite? a. 1 tahun

b. 1-3 tahun

c. Lebih dari 3 tahun

3. Apakah saudara pernah mengalami intimidasi melalui Website? a. Sering

b. Jarang c. Tidak pernah

4. Jika saudara memilih jawaban a dan b bentuk intimidasi apa saja yang saudara alami

Beri tanda contreng pada pilihan jawaban Frekuensi

Intimidasi

Sangat

Sering Sering Jarang

Perdebatan

Pelecehan

Pencemaran nama baik

Menghina


(4)

Kebohongan

Menyamar

Menyebarkan rahasia

Pesan ancaman

5. Pada waktu kapan saudara pernah mengalami intimidasi melalui Website? a. Pagi

b. Siang c. Sore d. Malam

6. Siapa saja pelaku intimidasi melalui Website Beri tanda contreng pada pilihan jawaban Frekuensi

Pelaku

Sangat

Sering Sering Jarang

Saudara Keluarga Teman

Orang tidak dikenal Lain-lain, sebutkan __________________

7. Bagaimana respon saudara terhadap intimidasi melalui Website? Beri tanda contreng pada pilihan jawaban

Respon

Intimidasi

Marah Memutus

Hubungan Membiarkan

Menganggap Lelucon


(5)

Perdebatan Pelecehan

Pencemaran nama baik Menghina

Gosip Kebohongan Menyamar

Menyebarkan rahasia Pesan ancaman

INTERVIEW GUIDE

RESPON MAHASISWA FISIP USU TERHADAP CYBERBULLYING DI DALAM DUNIA MAYA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Riwayat Hidup

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Pendidikan :

Suku :


(6)

Pertanyaan Untuk Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan 1. Apakah saudara memiliki akun facebook/twitter/blog/website? 2. Telah berapa lama saudara menggunakan akun

facebook/twitter/blog/website?

3. Apa saja bentuk cyberbullying dalam dunia maya yang saudara alami? jelaskan dari awal

4. Bagaimana respon saudara?

5. Bagaimana solusi/strategi mengatasi?