BOOK Salman Strategi Kampanye Massa

STRATEGI KAMPANYE MASSA CALON KEPALA
DAERAH BAGI PEMILIH PEMULA
Salman
Program studi Ilmu Komunikasi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
� salman.naning@kalbis.ac.id

Pendahuluan
Jakarta memiliki daya tarik tersendiri dalam kontelasi politik
nasional. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah Jakarta yang
diselenggarakan pada tahun 2017, tentunya menjadi peristiwa
yang sangat dinanti baik kontestan partai politik dan dan juga
penyelenggara seperti Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilu. Keberhasilan pelaksanaan pilkada di DKI Jakarta menjadi
barometer keberhasilan pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan
presiden tahun 2019 yang akan datang. Bagi kontestan partai politik,
pilkada digunakan untuk mengukur kekuatan sebelum bertarung pada
pemilu tahun 2019 nanti. Berkaca dari pelaksanaan pemilihan kepala
daerah tahun 2012 lalu, dimana saat itu Jokowi mampu memenangkan
pilkada DKI Jakarta, yang mengantarkannya memenangkan pemilihan
presiden tahun 2014, tentunya hal ini wajar.
Keberhasilan kampanye Jokowi dan pasangannya Basuki Tjahaya

Purnama atau Ahok pada pemilihan kepala daerah tahun 2012, tidak
terlepas kegiatanya kampanye yang masif dan pesan yang disampaikan
cukup menarik minat pemilih dan mampu menumbangkan calon
pertahana. Keberhasilan kampanye tersebut juga akhirnya mampu
menjadikan Jokowi presiden Republik Indonesia ke tujuh pada
pemilihan presiden tahun 2014 lalu. Pada ajang pemilihan kepala
daerah tahun 2017 ini pun akan menjadi ajang perebutan untuk
mencapai suksesi pimpinan nasional pada pemilihan umum tahun
2019 yang akan datang.

397

Kolase Komunikasi di Indonesia

Tiga calon pasangan yang bertarung dalam pelaksanaan pilkada
DKI jakarta adalah; Agus Yudhoyono berpasangan dengan Sylvia
Murni, Basuki hajaya Purnama (Ahok) berpasangan dengan Djarot
saiful Hidayat, dan Anis Bawesdan berpasangan dengan Sandiaga
Uno. Banyak kegiatan kampanye yang dilakukan oleh ketiga pasangan
kandidat tersebut, seperti kampanye massa yang masif dilakukan.

Berdasarkanan pemaparan diatas, penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui strategi yang tepat dalam menarik minat pemilih pemula.
Pemilih pemula merupakan jumlah pemilih yang sangat signiikan
dalam setiap pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia.

Tinjauan Pustaka
Kampanye Massa
Kampanye massa merupakan saluran komunikasi massa dalam
kampanye pemilihan. Dimana kampanye massa adalah sebuah bentuk
persuasi massa dimana seorang komunikator politik memberikan
himbauan kepada massa baik melalui hubungan tatap muka ataupun
melaui jenis media beperantara yaitu media elektronik, media cetak,
atau poster. (Nimmo, 2011:195) Berikut akan dijelaskan satu- persatu
tentang bentuk- bentuk kampanye massa tersebut diatas :
a. Kampanye tatap muka
Bentuk kampanye tatap muka salah satunya adalah rapat umum
politik, rapat umum politik memberikan peluang utama kepada
kandidat untuk melakukan komunikasi tatap muka di depan khalayak
massa. Namun sebagian besar orang banyak yang datang untuk melihat
dan mendengarkan seorang kandidat dalam rapat umum massa sudah

mempunyai kecenderungan kepadanya. Rapat umum tergantung
pada persiapan, persiapan yang harus diatur dalam rapat umum
adalah menjadmin fasilitas yang memadai, mempersiapkan tempat,
mendatangkan cukup banyak pengunjung, menghadirkan pers,
menyediakan poster kandidat dan lencana bagi pengunjungm dan
bahkan menyediakan sejenis pengejek yang dapat didiamkan dengan
cara mudah oleh kandidat sambil memperlihatkan ketangguhan dan
daya tariknya. (Nimmo, 2011: 195- 196).

398

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

b. Media Elektronik sebagai perantara
Media elektronik termasuk saluran atau media kampanye massa.
Yang termasuk media elektronik adalah radio dan televisi, namun
telepon (handphone) juga merupakan alat komunikasi politik yang
penting. Apalagi, terdapatberebagai inovasi dalam komunikasi
elektronik yang juga mempunyai akibat terhadap bidang politik.
(Nimmo, 2011:196)

c. Telepon dan politik
Telepon sebagai alat komunikasi lisan satu- kepada satu
mempunyai beberapa kegunaan bagi kampanye kontemporer sebagai
berikut (Nimmo, 2011: 196- 197)
1. Telepon merupakan sarana yang berguna bagi hubungan
pribadi jika organisasi kampanye ingin mengumpulkan dana.
2. Telepon mencapai sejumlah besar pemilih dalam tempo yang
sangat singkat, baik melalui panggilan telepon kepada para
pendukung ataupun digunakan bersama- sama dengan telepon.
3. Telepon menambah jumlah pemilih yang datang. Jika seorang
kandidat menginginkan banyak pemilih yang hadir dalam distrik
dan seksi yang diketahuinya banyak terdapat simpati yang laten
terhadap pencalonannya. Mengarahkan telepon untuk mencapai
kantung- kantung Demokrat, Republikan, kelas atas, bawah, atau
menengah, atau gabungan lain relatif mudah.
4. Telepon juga dapat memperkenalkan kandidat kepada
pemilih. Kandidat merekam suatu pesan, kemudian pesan itu
diputar pada setiap pesawat penerima telepon setelah terjadi
sambungan melalui pemutaran nomor otomat.
5. Telepon digunakan himbauan untuk mendapat suara.

6. Telepon mebantu survai tentang opini para pemilih; polling
telepon, dengan menggunakan teknik pemutaran nomor secara
acak dan menggunakan kuesioner peserta disesuaikan dengan
luwes, adalah prosedur utama survei.
d. Kampanye radio
Dalam bukunya, he Responsive Chord, Tony Schwartz, yang telah
menciptakan beberapa ribu iklan radio dan televisi untuk kampanye
politik, memberikan alasan yang kuat bagi penggunaan radio dalam
399

Kolase Komunikasi di Indonesia

komunikasi politik. Ia berargumentasi bahwa beberapa generasi orang
Amerika telah tumbuh bersama radio, mereka menganggap adanya
radio itu begitu wajar seolah- olah merupakan perlengkapan tetap dari
lingkungan alaminya. Selain itu radio memiliki keuntungan tertentu
yang melebihi sarana komunikasi lain yaitu, media ini lebih murah
daripada televisi atau surat langsung.
Jika kita memperhatikan satu halaman dari McLuhan, dia menekankan
bahwa terdapat resonasi antara radio dan telinga serta pikiran manusia,

resonasi yang menyajikan peluang besar bagi kampanye radio. (Nimmo,
2011:197) Pedoman praktis bagi kandidat yang mempersiapkan penyajian
radio adalah sebagai berikut : (Nimmo, 2011: 198)
1. Bagi pembicaraan radio, pilihlah tema pokok yang dikenal baik.
2. Bukalah siaran dengan pernyataan atau gagasan yang memikat
agar pendengar tetap mendengarkan.
3. Sajikan pidato dengan urutan yang logis dengan kata- kata yang
sederhana dan kalimat- kalimat deklaratif yang sederhana.
4. Gunakan sedikit mungkin statistik.
5. Capailah kesimpulan yang pasti.
e. Politik televisi
Televisi tetap digunakan secara luas sebagai daluran komunikasi
kampanye. Terdapat terdapak tekanan dalam kampanye televisi
seperti pada pembuatan citra, yaitu penggunaan media itu untuk
memproyeksikan atribut - atribut terpilih dari kandidat. Pembuatan
citra melalui video memerlukan strategi yang jelas. Hal ini mencakup
penempatan penampilan yang ditelevisikan selama waktu yang disediakan
untuk mencapai khalayak penonton yang maksimum, penggunaan untuk
pemrograman hiburan (seperti komersial spot 20 detik, 30 detik, dan 60
detik sebagai pengganti pidato telivisi setengah jam, dan ilm dokumenter

setengah jam yang cerdik dan menghibur tentang segi kemanusiaan
kandidat); dan hanya menekankan masalah yang relevan dengan citra
yang diinginkan, bukan membuang- buang waktu dengan membahas
masalah yang rumit. Meskipun ada berbagai teknik untuk membangun
citra melalui publisitas gratis (mengatur peristiwa kampanye untuk liputan
berita, turut dalam debat televisi, dsb) tekanannya adalah pada periklanan
televisi yang dibayar.( Nimmo, 2011: 199- 200)
400

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

Riset pada tahun 1960-an, menunjukkan bahwa kampanye massa
melalui televisi terutama mempengaruhi suara orang- orang yang
mengklasiikasikan diri sebagai independen, diidentiikasi dengan
lemah atau sama sekali tidak diidentiikasi dengan salah satu dari
kedua partai utama. Dan menurut kebijaksanaan konvensional, berita
televisi berbuat lebih banyak dalam mempengaruhi pemilih dari pada
iklan yang dibayar. Tetapi, riset yang lebih baru meragukan pendapat
yang lebih dini ini. Sekarang terdapat bukti bahwa periklanan politik
memberi informasi kepada para pemilih tentang pokok masalah dan

bahkan bisa lebih mempengaruhi keputusan mereka ketimbang berita
televisi.(Nimmo, 2011:200)
Alat elektronik baru dari komunikasi berkembang dan para juru
kampanye politik menerapkannya untuk tujuan persuasive. Televisi
antena komunitas, seperti televisi kabel atau CATV sangat menambah
jumlah saluran televisi yang tersedia dan peluang bagi penampilan.
Seorang kandidat misalnya, dapat memasok sejumlah besar pemilih
dengan penampilan televisi yang direkam, cocok untuk ditonton pada
waktu luang melalui playback pada pesawat televisi dirumah. Telepon,
radio, dan televisi hanya membuka jalan bagi kampanye elektronik
yang akan semakin besar lagi dimasa depan. (Nimmo, 2011:201)
f. Cetakan sebagai perantara
Kampanye cetak masih merupakan alat utama kandidat politik
untuk berkomunikasi dengan khalayak massa. Kepustakaan kampanye
(sebaran, brosur, foto, dsb.) masih tetap merupakan bagian bagi politik
kontemporer seperti bagi pembicara politik di atas unggul pada zaman
pionir. Dua tipe media cetak sangat penting yang disampaikan melalui
surat langsung dan koran. (Nimmo, 2011:201)
g. Surat langsung
Pada tahun- tahun terakhir industri surat langsung telah

menguasai bagian yang semakin besar dari anggaran kampanye
kandidat. Kampanye surat langsung ditujukan kepada;
1. Pengumpulan dana
2. Pembinaan pengenalan nama dan citra kandidat
3. Imbauan untuk mengumpulkan suara
Namun telah ditemukan bahwa surat langsung ternyata tidak
memiliki cukup pengaruh terhadap tingkat informasi pemilih,
401

Kolase Komunikasi di Indonesia

pandangan kandidat, tujuan memberikan suara dalam pemilihan, atau
pemilihan kandidat. Dengan kata lain hasil dari surat langsung tidak
selalu memadai bagi biayanya. (Nimmo, 2011:201- 202)
h. Surat kabar
Tiga tipe surat isi surat kabar bertindak sebagai sarana bagi
komunikasi kampanye, yaitu; ihwal berita, editorial, iklan. Semuanya
membantu pembinan citra dan penyajian masalah. Namun, pembuatan
citra adalah yang paling utama. Dan yang terpenting dalam menimbang
peran surat kabar dalam persuasi politik ialah dampak dukungan

surat kabar kepada bagaimana orang memilih. Karena, riset terakhir
mengemukakan bahwa para pemilih lebih menaruh perhatian pada
dukungan editorial ketimbang yang pernah diduga. (Nimmo, 2011:202
– 203)
1. Ihwal berita Kepada pembaca, surat kabar menyajikan cerita
yang membina kesan tentang pentingnya, kredibilitas, watak,
gaya, dan reputasi kandidat melalui sarana seperti penempatan
cerita, judul, isi, dan banyaknya liputan yang ditujukan kepada
setiap pencari jabatan.
2. Editorial
Dukungan editorial lebih berorientasikan masalah, tetapi juga
dengan cara mengesankan atau dengan cara menghinakan,
berbicara tentang sifat pribadi kandidat.
3. Iklan
Kurang dari setengah dari pernyataan dalam iklan politik dalam
surat kabar mengacu kepada masalah, bukan kepada kandidat
atau kepada ailiasi partainya. Periklanan politik melaksanakan
fungsi lain di luar pembuatan citra dan penyajian masalah. Iklan
politik dalam surat kabar, begitu pula yang dibagikan dengan
selebaran, brosur, dan surat langsung, menyongkong morel

para pekerja kampanye setidak - tidaknya mereka mendapat
kesan bahwa terjadi pengeluaran uang.
4. Kampanye Poster Poster politik adalah salah satu teknik
komunikasi kampanye yang paling beraneka warna dan paling
menarik. Yang tersebar pada lanskap dalam setiap pemilihan,
pada billboard, pohon, tiang telepon, atap gudang, dan dinding
402

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

bangunan adalah contoh - contoh bentuk periklanan politik
ini. Poster mencari dukungan luas untuk kandidat, partai, dan
program partai; mengumumkan pertemuan politik dan rapat
umum partai yang akan datang; membantu mengumpulkan
dana; mengkritik oposisi; membina pengenalan nama bagi
kandidat yang tak dikenal; dan membangkitkan semangat para
pekerja kampanye. Poster yang disebarluaskan dengan seni rupa
yang menangkap gagasan dan tema kampanye adalah pengingat
sehari - hari akan imbauan yang diterima oleh pemilih melalui
hubungan telepon, pengumuman radio, spot telivisi, atau iklan
surat kabar. Dengan demikian poster membantu menjalin
berbagai lembaran benang kampanye persuasif, dan poster
melaksanakan fungsi yang berguna dengan biaya yang relatif
murah. (Nimmo, 2011: 204)
Perilaku Pemilih
Konsep perilaku pemilih sebagaimana yang diungkapkan oleh
Kristiadi (1996:76) adalah keterikatan seseorang untuk memberikan
suara dalam proses pemilihan umum berdasarkan faktorpsikologis,
faktor sosiologis, dan faktor rasional pemilih (voting behavioral theory).
Sementara menurut Mahendra (2005:75) perilaku pemilih adalah
tindakan seseorang ikut serta dalam memilih orang, partai politik
atau isu publik tertentu. Dari konsep yang dikemukakan di atas, dapat
dipahami bahwa perilaku pemilih merupakan tindakan pemilih terkait
pemilihan langsung.
Surbakti(1999:145) memandang perilaku pemilih merupakan
bagian dari perilaku politik yang menggambarkankeikutsertaan warga
negara dalam pemilu yang juga menjadi serangkaian kegiatan membuat
keputusan yakni memilih atau tidak, dan jika memilih apakah memilih
kandidat X atau kandidat Y?.
Pendekatan Perilaku Pemilih
Surbakti(1999: 145-146) menyatakan bahwa terdapat beberapa
pendekatan dalam mengkaji alasan pemilih memilih kontestan tertentu
dalam pemilihan diantaranya:
a. Pendekatan Struktural yang melihat kegiatan memilih
sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas,
403

Kolase Komunikasi di Indonesia

seperti struktur sosial (struktur sosial yang menjadi sumber
kemajemukan politik dapat berupa kelas sosial, agama, bahasa
dan nasionalisme), sistem partai, sistem pemilihan umum,
permasalahan, dan program yang ditawarkan oleh setiap partai.
b. Pendekatan Sosiologis yang cenderung menempatkan kegiatan
memilih dalam kaitan dengan konteks sosial. Dimana pilihan
seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi oleh latar
belakang demograi dan sosialekonomi seperti jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan kelas, endapatan dan
agama.
c. Pendekatan Ekologis yang hanya relevan jika dalam suatu
daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih
berdasarkan unit teritorial.
d. Pendekatan Psikologi Sosial berupa identiikasi partai dimana
partai yang secara emosional dirasakan sangat dekat yang selalu
dipilih tanpa terpengaruh oleh faktor lain.
e. Pendekatan Pilihan Rasional yang melihat kegiatan memilih
merupakan produk kalkulasi untung dan rugi.

Pembahasan
Pemilihan umum Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2017 atau
disingkat Pilgub Jakarta 2017 atau Pilgub DKI 2017, dilaksanakan pada
tanggal 15 Februari 2017 putaran pertama dan 19 April 2017 untuk
putaran kedua, Pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun 2017 ini
bertujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta periode 2017–2022.
Pemilihan kepala daerah saat Ini merupakan pemilihan
kepala daerah ketiga bagi Jakarta yang dilakukan secara langsung
menggunakan sistem one man one vote. Pemilihan kepala daerah
tahun 2017 ini merupakan ajang persiapan dalam menghadapi
pemilihan umum tahun 2019, dimana pemilihan umum tahun 2019
akan dilakukan secara serentak, yaitu pemilihan anggota legislatif dan
pemilihan presiden. Keberhasilan memenangkan pilkada DKI bagi
partai politik, memudahkan jalan untuk memenangkan pemilihan
umum tahun 2019 nanti. Dalam pilkada DKI tahun 2017 ini, partai
politik berusaha harus memenangkannya.
404

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

Partai politik yang mendapatkan kursi DPRD DKI dalam pemilihan
umum tahun 2014 lalu, adalah sebagai berikut : Partai Amanat Nasional
(PAN) sebanyak dua (2) kursi , Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
sebanyak lima (5) Kursin, Partai Kebangkitan Bangsa sebanyak enam
(6), Partai Golongan Karya (Golkar) sebanyak sembilan ( 9) kursi, Partai
Demokrat sebanyak sepuluh (10) kursi, Partai Persatuan Pembangunan
sebanyak sepuluh kursi, Partai Hanura sebanyak sepuluh kursi 10, Partai
Keadilan Sejahtera sebanyak sebelas kursi, Partai Gerindra sebanyak lima
belas kursi dan partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebanyak 28
kursi. Jumlah partai yang berhasil mendapatkan kursi DPRD DKI tahun
2014 sebanyak sepuluh partai politik, dari dua belas partai politik yang
bertarung dalam pemilihan umum tahun 2014.
Dari sepuluh partai politik tersebut, terdapat tiga pasangan yang
bertarung dalam pemilihan kepala daerah DKI tahun 2017, yaitu
Agus Harimurti Yudhoyono berpasangan dengan Sylviana Murni
yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan,
Partai Kebangkitan Bangsa, dan partai Amanat Nasional. Sedangkan
Partai Demokrasi Indonesia perjuangan, Partai Nasdem, Partai Golkar
dan Partai Hanura mengusung pasangan Basuki Tjahaja Purnama
(AHOK) dan Djarot Syaifull Hidayat. Sementara Anis Bawesdan yang
berpasangan dengan Sandiaga Uno diusung oleh Partai Gerindra dan
Partai Keadilan Sejahtera. Masing pasangan yang diusung partai politik
tersebut berusaha menarik simpati pemilih dengan menggunakan
bermacam-macam bentuk kampanye.
Bentuk kampanye yang dilakukan oleh masing-masing pasangan
dan partai politik adalah dengan kampanye massa seperti dengan
memanfaatkan siaran televisi, radio, Baliho, debat publik, dan kegiatan
kampanye terbuka. Hal ini dianggap cukup efektif dalam membangun
brand awareness para kandidat calon kepala daerah DKI. Kandidat
calon kepala daerah DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah tahun
2017, memiliki latar belakang yang sangat beragam, baik latar belakang
pendidikan, budaya, etnis kedaerahan, agama dan latar belakang
pekerjaan sebelumnya. Berikut proil masing-masing kandidat:
Kampanye massa dalam menarik minat pemilih pemula
Banyak sekali kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan
kandidat calon kepala daerah DKI Jakarta, kegiatan kampanye tersebut
405

Kolase Komunikasi di Indonesia

sebagai bentuk sosialisasi dan pembangunan kesadaran merek akan
kehadiran mereka dalam pesta demokrasi di Jakarta tahun 2017.
Kegiatan kampanye yang dilakukan mulai dari pemasangan alat peraga
yang memenuhi hampir disetiap lingkungan yagn berada ditempat –
tempat strategis yang dapat dilihat oleh setiap warga Jakarta. Selain alat
peraga kampanye dalam bentuk baliho, poster,spanduk masih banyak
lagi kegiatan kampanye yagn dilakukan oleh para kandidat seperti
meggunakan media televisi, radio, koran, medi sosial bahkan sampai
kegiatan kampanye terbuka yang dilakukan dilapangan-lapangan
terbuka di setiap wilayah. Seluruh kegiatan kampanye yang dilakukan
merujuk Nimmo merupakan kegiatan kampanye massa. Kampanye
massa merupakan saluran komunikasi massa dalam kampanye
pemilihan. Dimana kampanye massa adalah sebuah bentuk persuasi
massa dimana seorang komunikator politik memberikan himbauan
kepada massa baik melalui hubungan tatap muka ataupun melaui jenis
media beperantara yaitu media elektronik, media cetak, atau poster.
(Nimmo, 2011:195)
Berdasarkan informasi yang didapat dari informan pertama,
dia mengetahui kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan
kandidat calon dari pemberitaan yang dilakukan oleh stasiun televisi.
“saya tahu pelaksanaan pemilihan gubernur dari tanyangan berita di
televisi”. Media televisi saat ini masih merupakan media yang cukup
efektif dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Berbeda
dengan informat pertama, informan kedua mendapatkan informasi
pelaksanaan pilkada DKI dari spanduk yang terpasang. Terlihat disini
penyebaran informasi yang dilakukan oleh kandidat calon seharusnya
tidak hanya terfokus pada satu media saja. “Ya, saya melihat spanduk
didepan gang” menurut informan kedua, sedangkan informan pertama
menyatakan dia mendapatkan selebaran tentang kandidat calon
yang dibagikan. “saya mendapatkan selebaran pasangan anies-sandi,
selebaran tersebut saya dapatkan dalam pekarangan rumah ketika baru
pulang kuliah.”
Berbeda dengan informan pertama dan kedua yang mendapatkan
informasi pelaksanaan kepala daerah dari televisi dan selebaran dan
spanduk, informan ketiga mendapatkan informasi tentang pemilihan
gubernur DKI dari radio. “saya selalu mendengarkan radio, informasi
pelaksanaan pilkada saya dapatkan pertama kali dari radio”. Radio
406

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

masih cukup efektif untuk menyebarkan informasi.
Dari informasi yang disebarkan oleh pasangan kandidat, pesan yang
disampaikan diketahui oleh informan, akan tetapi banyaknya tulisan
menyebabkan pesan utama yang akan disampaikan tidak dimengerti
oleh para informan. “saya, tahu itu poster kampanye pasangan calon
gubernur, tapi saya tidak tahu apa yang dapat dia kerjakan untuk saya.”
kata informan pertama. Hal senada juga dikemukakan oleh informan
kedua “saya rasa calon gubernur harus memberikan informasi yang
lugas, tidak formalitas saja”. Penting bagi para kandidat calon kepala
daerah untuk memberikan informasi yang akurat terkait dengan
program kerja yang tidak bersifat formalitas, sehingga pemilih dapat
menentukan pilihan yang tepat.
Strategi kampanye massa yang dilakukan oleh pasangan calon
dianggap oleh informan masih belum memberikan informasi
sesuai dengan yang diharapkan pemilih, baik strategi pemanfaatan
media kampanye khususnya dalam pemanfaatan teknologi internet.
Sementara informan lebih banyak memanfaatkan teknologi internet
dalam mencari informasi. Hal tersebut seperti yang dikemukan oleh
informan kedua sebagai berikut “Internet, saya jarang sekali menonton
televisi ataupun membaca media cetak. Saya lebih banyak mendapatkan
informasi apapun dari internet. Yang paling banyak saya gunakan
instagram, facebook dan line. Yang saya tahu, ada kampanye pasangan
calon gubernur di youtube. Tapi lebih banyak yang ditampilkan oleh
artis-arti pendukungnya. Bukan kampanye langsung yang dilakukan
oleh calon gubernurnya.” Ketika ditanyakan kepada informan
strategi yang diharapkan dari para calon peserta pilkada mampu
menjangkau mereka sebagai pemilih pemula. Misalnya pasangan calon
memaksimalkan instagram dalam kegiatan kampanye massa yang
dilakukan, karena mereka lebih banyak memanfaatkan media tersebut
sebagai media mendapatkan informasi.

Simpulan Dan Saran
Simpulan
Secara teoritis hasil penelitian ini membuktikan bahwa komunikasi
massa memiliki peran yang sangat strategis dalam menyebarkan
informasi kegiatan kampanye calon kepala daerah kepada pemilih
407

Kolase Komunikasi di Indonesia

pemula dalam pelaksanaan pemilihan umum khsususnya pemilihan
kepala daerah DKI Jakarta.
Kampanye massa yang dilakukan oleh para calon kepala daerah
memiliki berbagai macam bentuk seperti penggunaan media cetak,
media elektronik baik televisi, radio dan memanfaatkan teknologi
digital. Hal ini berarti strategi kampanye massa memiliki peranan
dalam menyebarkan isu-isu kampanye kepada pemilih pemula.
Saran
1. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan oleh
para peneliti lanjut dalam bidang komunikasi sehingga semakin
memperkaya khasanah kepustakaan tentang ilmu komunikasi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
berarti bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya mengkaji
komunikasi massa dalam pelaksanaan pemilihan umum.

408

Ido Prijana Hadi, Akurasi Berita di...

Datar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 1977. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Cangara. Hadied. 2016. Komunikasi Politik. Konsepm teori dan strategi.
Jakarta:Rajawali Press
Firmanzah, 2008. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas,
Edisi Kedua, Jakarta: Yayasan. Obor Indonesia
Khoirudin, 2004. Partai politik
Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Agenda

Transisi

Demokrasi.

Kristiadi, J. 1996. Pemilihan Umum dan Perilaku Pemilih di Indonesia.
Jakarta:Prisma 3
Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana
Pranada
Mahendra, A. A. Oka. 2005. Pilkada Ditengah Konlik Horizontal.
Jakarta: Millenium Publisher.
Michael Rush & Philip Althof,1997. Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta
: PT Raja Graindo Persada
Nimmo, Dan. 2011. Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan
Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nursal, Adman 2004. Political marketing: strategi memenangkan pemilu
: sebuah pendekatan baru kampanye pemilihan DPR, DPD,
Presiden. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama
Rafael Raga Maran,2007. Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : PT
Rineka Cipta
Surbakti, Ramlan . 2010. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Anggota
Ikapi
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan
Praktis dalam Mengekfektikan kampanye Komunikasi. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.

409