JURNAL SKRIPSI YURINA M (G1F108017)

Pemetaan Perubahan Garis Pantai di Pantai Angsana Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 – 2014
1

Yurina Mandasari1, Baharuddin2, Hamdani2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambug Mangkurat Banjarbaru,
Jl. Akhmad Yani km 36 Banjarbaru 70714
2
Dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambug Mangkurat Banjarbaru,
Jl. Akhmad Yani km 36 Banjarbaru 70714
ABSTRAK

Pantai Angsana senantiasa mengalami proses penyesuaian yang terus menerus menuju keseimbangan
alami terhadap dampak dari pengaruh eksternal dan internal baik yang bersifat alami terutama kondisi
hidrooseanografi Laut Jawa dan pengaruh daratan sesuai dengan perubahan musim maupun campur tangan
manusia. Penelitian ini bertujuan memetakan bentuk dan perubahan garis pantai berdasarkan hasil overlay
antara analisis citra ALOS perekaman tahun 2010 dan pengukuran lapangan tahun 2014. Pengukuran lapangan
berupa kedalaman, topografi secara terestris dan analisis citra ALOS yang dikoreksi terhadap pasang surut
dengan referensi MSL.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bentuk Pantai Angsana membujur dari arah barat ke timur
menghadap Laut Jawa, memiliki tingkat kemiringan rata/hampir datar sampai landai dengan kisaran pasang
surut 1 – 2 m atau termasuk pantai low-mesotidal. Substrat sedimen pantai di sebelah timur Sungai Angsana
berupa pasir bercampur kerikil sedangkan di sebelah barat sungai didominasi oleh pasir halus. Hasil overlay
antara pengukuran bulan Maret – April 2014 dan analisis Citra ALOS bulan Mei 2010 sepanjang 3,25 km,
diperoleh luas pantai terabrasi sebesar 1,692 ha dan tersedimentasi 5,998 ha. Wilayah yang tersedimentasi
dominan berada pada muara Sungai Angsana sampai wilayah timur, sedangkan wilayah barat dominan
terabrasi.
Kata Kunci : garis pantai Angsana, citra ALOS, pengukuran terestris, abrasi, sedimentasi.
PENDAHULUAN
Pantai merupakan suatu zona yang dinamik
karena merupakan zona persinggungan dan
interaksi antara udara, daratan dan lautan. Pantai
Angsana merupakan pantai yang ada di wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu, posisinya membujur dari
arah barat ke timur dan berhadapan langsung
dengan laut Jawa. Secara fisik, morfologi pantai ini
sangat dipengaruhi oleh energi pasang surut,
gelombang dan arus. Selain itu aliran dari sungai
yang membawa sedimen dari kawasan hulu turut

mempengaruhi morfologi pantai Angsana yang
dinamikanya berubah berdasarkan pola musim.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten (RTRWK) Tanah Bumbu Tahun 2012
dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2012 pantai Angsana ditetapkan sebagai
kawasan wisata dan pemukiman nelayan. Sebelum
pemanfaatan
kawasan
tersebut
semakin

berkembang maka diperlukan kajian secara holistic
karena pengembangan dan pemanfaatan kawasan
pantai merupakan aktivitas yang bersifat eksploitasi
ruang.
Untuk mendukung upaya pengelolaan dan
pemanfaatan
kawasan
tersebut

diperlukan
penggalian data dan informasi terkait dengan
karakteristik, kondisi dan dinamika oseanografi
pantai pada suatu kawasan yang hendak
dikembangkan.
Penggalian data dan informasi tersebut dapat
diperoleh dengan adanya teknologi pemetaan.
Menurut Danson, 1995 dan Miller 1996,
menyatakan teknologi pemetaan yang digunakan
antara lain teknologi penginderaan jauh (remote
sensing), fotogrametri, GPS dan total station telah
meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan akurasi
informasi kenampakan fisik dalam peta.
Perubahan garis pantai secara rinci dari
waktu ke waktu dapat diketahui bila tersedia data
maupun peta secara time series Data yang

digunakan untuk mengidentifikasi variabel
perubahan garis pantai diperoleh berdasarkan
analisis citra satelit ALOS dengan tingkat resolosi

2,5 x 2,5 perekaman 10 Mei 2010 dan data
pengukuran lapangan tahun 2014.
METODE PENELITIAN
Pengambilan data lapangan dilaksanakan
pada bulan Maret – April tahun 2014, di Pantai
Angsana Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah
Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan disajikan
pada Gambar 1.
Metode yang digunakan dalam perolehan
data meliputi :
- Pembuatan Bench Mark (BM) sebagai titik ikat
dan titik kontrol di darat yang memiliki
posisi/koordinat lokal atau geografis/UTM.
- Pengukuran pasang surut dilakukan selama 15
hari di lokasi studi dengan waktu tolok GMT
(Greenwich Mean Time) +08.00, menggunakan
metode non registering.
- Pemetaan Topografi dan garis pantai dengan
metode poligon terbuka menggunakan theodolit.
- Pengukuran Batimetri melalui jalur tegak lurus

dan sejajar garis pantai, dengan alat GPS Map
Sounder tipe 585.
- Citra Satelit ALOS dengan jenis Prism dan
Avnir-2, perekamannya tanggal 10 Mei 2010.

Analisis data pasang surut dilakukan dengan
metode Admiralty (Ongkosongo dan Suyarso,
1989) untuk mendapatkan nilai konstanta harmonik
pasang surutnya (So, K1, S2, M2, O1, N2, M4, dan
MS4). Tipe pasut ditentukkan berdasarkan kriteria
Courtier guna memperoleh bilangan Formzal (F)
yang dinyatakan dalam bentuk:

F

AO 1  AK1
AM 2  AS2

dimana: AK1 dan AO 1 = Amplitudo komponen
pasang surut harian utama;

AM 2 dan AS2
Amplitudo komponen pasang surut ganda
utama. dengan ketentuan : F≤0,25 = Pasang surut
tipe ganda (semidiurnal) 0,25