Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model PWIM Siswa Kelas IV B SD Negeri Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang | Gina | Pena Ilmiah 19874 1 PB

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.2, No.1 (2017)
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model PWIM
(Picture Word Inductive Model)Siswa Kelas IV B SD Negeri Ketib Kecamatan Sumedang
Utara Kabupaten Sumedang
Asifa Miftahul Gina1, Prana Dwija Iswara2, Asep Kurnia Jayadinata3
Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang

123

Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang
Email: asifa.miftahul.gina@student.upi.edu

1

Email: Iswara@upi.edu

2

Email: asep_jayadinata@upi.edu

3


Abtract
This research is motivated by low student narrative writing skill. The purpose of the study so
that students can write narrative essay using the skeleton essay and the use of capital letters
and dots well through the model of learning PWIM. The PWIM model (Picture Word
Inductive Model) seeks to improve the narrative writing skill in grade IV B SDN Ketib
academic year 2016/2017. The subjects were 22 students of grade IV B. Based on the test
results with KKM initial data 66,7 shows that 22 people in writing narrative text only 2
people (9,09%) expressed completely. The remaining 20 people (90.91%) have not been
completed. This study was conducted for three cycles. The instruments used were
observation, interviews, field notes and tests. The results show that there is an increase in
terms of basic ideas, skeletons, and the use of capital letters and dots. Thus, it can be
concluded that the application of this PWIM model can improve narrative writing skills in
grade IV B SDN Ketib.
Pendahuluan

siswa kelas IV B SDN Ketib melalui model

Data awal hasil kemampuan siswa dalam


pembelajaran PWIM.

menjawab tiga soal tes uraian berkaitan

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan

dengan karangan narasi yaitu, 1). Apa yang

seseorang dalam bahasa tulis yang dapat

dimaksud

narasi?

dibaca dan dimengerti oleh orang lain.

2).Sebutkan tiga ciri-ciri karangan narasi? 3).

Narasi adalah cerita pengalaman yang


Membuat

disajikan secara tertulis. Jadi, karangan

dengan

karangan

karangan

narasi

dengan

penggunaan huruf kapital, tanda baca. Hasil

narasi

menunjukkan bahwa dari 22 siswa hanya 2


pengalaman

orang

masih

seseorang yang memuat penceritaan diri

memerlukan bimbingan. Oleh karena itu

yang dapat dinikmati oleh pembaca dengan

penelitian ini berupaya untuk meningkatkan

tujuan untuk menghibur atau memberi

yang

tuntas


sisanya

keterampilan menulis karangan narasi pada
141

merupakan
hasil

tulisan

yang

perwujudan

berisi

gagasan

Asifa Miftahul Gina, Prana Dwija Iswara, Asep Kurnia Jayadinata
pelajaran dalam sebuah pengalaman hidup.


meningkatkan

Untuk dapat menulis karangan dengan baik,

menjadi

seorang siswa tidak dapat dengan hanya

membaca

memberikan kertas dan meninggalkan siswa

menulis merupakan bagian-bagian yang

begitu saja. Tetapi siswa harus diberikan

pertama kali dibantu diterjemahkan oleh

gambaran


guru.

secara

jelas

dan

dapat

keterampilan

berkembang.
objek

menulisnya

Kombinasi


gambar

dan

dari

kegiatan

menjelaskan dengan baik pengalaman yang

Adapun

permasalahan

telah ia alami. Permasalahan yang terjadi di

lapangan

berdasarkan


lapangan ini mampu dipecahkan melalui

lapangan diantaranya sebagai berikut;

model

1.

pembelajaran

pembelajaran
menyeluruh

PWIM.

merupakan
dari

berbagai


Model

tidak

hasil

ada

di

observasi

melakukan

apersepsi

mengenai materi karangan narasi, itu

gambaran
teknik


Guru

yang

membuat siswa tidak memiliki skema

dan

prosedur yang menjadi bagian penting

awal

didalamnya. Dalam model pembelajaran

Seharusnya siswa dapat menghubungkan

terdapat

yang

isi cerita dengan pengalaman apa saja

implementasi

yang pernah dialami oleh siswa lewat

model di lapangan. Sintaks merupakan

media apa saja, contohnya media gambar

rangkaian

berlibur.

sintaks

mendeskripsikan

atau

tahapan

sebuah

sistematis

aktivitas-aktivitas

dalam

menuliskan

ide

pokok.

model

2. Pembelajaran yang konvensional, guru

memiliki aliran tahap yang berbeda. Picture

hanya menggunakan satu sumber belajar

Word Inductive Model atau model induktif

buku

kata bergambar adalah pendekatan seni

seharusnya

dapat

bahasa yang terintegrasi dan berorientasi

buku-buku

lain

penelitian

contohnya buku bacaan anak.

dalam

model

tersebut,

untuk

Setiap

mengembangkan

paket

bahasa

Indonesia

ditunjang

yang

lebih

yang

dengan
relevan,

kemampuan baca tulis. Siklus PWIM (Picture

3. Guru tidak membawa media, siswa tidak

Word Inductive Model) dapat mendukung

mendapat pemahaman yang utuh tentang

perkembangan lisan dan kosakata siswa,

hakikat menulis karena tidak adanya

kesadaran fonologi, pemahaman membaca,

stimulus berupa visual, audio maupun

penyusunan kata, frasa, kalimat, paragraf

tulisan-tulisan

dan level buku bacaan dan menekankan

memunculkan ide pokok saat siswa

pada

belajar menulis.

aspek

berbahasa

tulisan

untuk

142

lain

yang

dapat

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.2, No.1 (2017)
4. Pembelajaran kurang menarik perhatian

7. Siswa masih banyak yang salah dalam

siswa, pembelajaran yang monoton tidak

penulisan huruf kapital dan tanda titik.

ada pengantar atau yel-yel yang dapat

8. Pembelajaran tidak menyenangkan dan
kurang memotivasi siswa.

membangkitkan semangat belajar siswa
membuat

siswa

kurang

bertanggung

Permasalahan-permasalahan

tersebut

jawab akan tugas yang diberikan oleh

memerlukan waktu yang cukup untuk dapat

guru hingga pembelajaran menulis pun

mengoptimalkan

kurang optimal.

siswa dengan meningkatkan keterampilan

keterampilan

menulis

5. Keadaan kelas tidak kondusif, beberapa

menulis karangan narasi melalui Model

siswa ada yang tidak menyelesaikan

PWIM (Picture Word Inductive Model) siswa

tugas dari guru juga tidak sedikit yang

kelas IV B SDN Ketib. Melihat permasalahan

mengobrol dan guru mendiamkannya.

tersebut

Hal ini karena pemilihan metode yang

dengan

kurang tepat dan masih teacher centered.

PWIM (Picture Word Inductive Model).

perlu

diadakannya

perbaikan

menerapkan model pembelajaran

Adapun masalah yang berkaitan dengan

Model

siswa selama proses pembelajaran sebagai

meningkatkan

berikut:

karangan

1. Siswa kesulitan menemukan ide pokok.

(Picture Word Inductive Model) sebagai cara

2. Siswa

untuk memudahkan siswa dalam menyusun

termotivasi

dalam

menulis

kerangka

karangan narasi.
3. Siswa

kurang

memiliki

perhatian

pembelajaran

ini

berupaya

keterampilan

narasi

melalui Model

karangan

narasi

menulis
PWIM

serta

memperbaiki pemakaian huruf kapital dan
penggunaan tanda baca (tanda titik). Model

terhadap pembelajaran.
4. Siswa pasif selama proses pembelajaran,

pembelajaran PWIM (Picture Word Inductive

tidak ada satu pun siswa yang bertanya.

Model) mampu mendorong siswa untuk

5. Kemampuan

menulis

siswa

belum

optimal, terlihat dari hasil belajar siswa.
6. Siswa tidak terbiasa menuangkan ide,
gagasan,

pikiran

dan

kedalam

bentuk

tulisan

karangan narasi.

banyak

membaca,

mengembangkan

kosakata,

mengembangkan

keterampilan

dalam analisis fonetik dan struktural, dan

perasaannya

belajar memahami dan memanfaatkan teks-

contohnya

teks yang terhampar luas. Semua ini harus
dilakukan oleh siswa saat mereka ingin
belajar memahami bacaan lintas-kurikulum,

143

Asifa Miftahul Gina, Prana Dwija Iswara, Asep Kurnia Jayadinata
yang

didalamnya

penghimpunan,

siswa dapat dengan mudah memperoleh

konseptualisasi, dan penerapan informasi

kesempatan

merupakan inti pencapaian yang harus

pembendaharaan kata serta keterampilan

diperoleh siswa. Dalam model pembelajaran

pemahamannya dalam menulis. Melalui

PWIM

Model)

media gambar siswa belajar bagaimana

dirancang untuk menghadapi tantangan

menggunakan bahasa secara nyata dan

tersebut. Utamanya untuk para pembaca

kontekstual. Sehingga pembelajaran menulis

pemula di tingkatan dasar dan di tingkatan

akan lebih efektif. Siswa tidak hanya belajar

yang lebih tinggi. Model ini

secara teoretis namun praktis pragmatis

(Picture

menjadi

salah

Word

satu

Inductive

kebetulan

anggota

untuk

memperkaya

dalam

dalam kehidupan dari dunia nyata. Peneliti

kelompok model pengajaran memproses

memilih model ini dalam meningkatkan

informasi

karena

fokus

keterampilan

terletak

pada

strukturasi

pedagogiknya
materi

menulis

karangan

narasi

dengan cara yang menggembirakan.

pembelajaran sehingga siswa dapat meneliti

Berdasarkan data awal yang diambil dari

bahasa, bentuk, dan penggunaannya, seperti

siswa kelas IV B SDN Ketib keterampilan

tentang

frasa,

menulisnya rendah. Siswa kesulitan dalam

kalimat, atau teks yang lebih panjang dapat

menemukan mengenai ide pokok dalam

digunakan untuk mendukung komunikasi

menulis serta belum mampu membuat

khususnya ragam tulisan.Menurut Djuanda

sebuah karangan narasi. Untuk itu perlu

bagaimana

huruf,

mengemukakan

kata,

bahwa

media

adanya tindakan dalam segi keterampilan

gambar akan memperjelas penyajian pesan

menulis

agar tidak terlalu verbalistis . Selain itu,

mengekspresikan

media

pikirannya untuk kemajuan kemampuan

gambar

juga

bermanfaat

untuk

siswa,

agar

siswa

mampu

ide

dan

gagasan

mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan

siswa

daya indera. Dalam pembelajaran bahasa

menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan

Indonesia, media gambar dapat membantu

dan pungtuasi. Ditinjau dari permasalahan

pembelajaran

tersebut.

mendengarkan,

membaca,

dan

menulis.

digunakan

dalam

proses

berbicara,

Media

yang

pembelajaran

dalam

mengarang

Maka,

dapat

dengan

dicantumkan

rumusan masalah sebagai berikut. Untuk
meningkatkan

pembelajaran

menulis

dalam upaya meningkatkan keterampilan

karangan narasi maka rumusan masalah

menulis. Media gambar yang dekat dengan

yang

144

diterapkan

adalah

dengan

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.2, No.1 (2017)
menggunakan model pembelajaran PWIM

Setelah menggunakan model ini diharapkan

(Picture Word Inductive Model). Berikut ini

hasil belajar siswa pada materi membuat

adalah rumusan masalah yang terdapat

karangan

dalam

dengan

mencapai target 85%. Kriteria keberhasilan

menulis

ini mengacu pada tujuan pembelajaran yang

penelitian

perencanaan
karangan

ini

terkait

pembelajaran

narasi

melalui Model PWIM

ingin

narasi

dicapai

dapat

meningkat

indikatornya

ialah

(Picture Word Inductive Model)siswa kelas IV

menentukan

B SDN Ketib. Pelaksanaan pembelajaran

karangan narasi, menulis minimal 5 kata

menulis karangan narasi

melalui Model

kunci berdasarkan gambar, menulis dengan

PWIM (Picture Word Inductive Model)siswa

diawali bentuk paragraf menjorok, menulis

kelas IV B SDN Ketib serta hasil peningkatan

karangan sekurangnya 5 kalimat dalam

kemampuan

sebuah

menulis

karangan

narasi

topik

dan

sederhana/judul

karangan

narasi,

melalui Model PWIM (Picture Word Inductive

menuliskarangandenganmengunakan huruf

Model)siswa kelas IV B SDN Ketib.

kapital,

Skor yang ditergetkan dalam kinerja guru

menuliskarangandenganmengunakan tanda

pada proses perencanaan dan pelaksanaan

titik,

yang dilaksanakan di kelas IV B SDN Ketib

karangan narasi serta menggunakan alur

dalam

peristiwa dalam cerita karangan narasi.

proses

pembelajaran

dengan

mengunakan1tokoh

dalam

cerita

menggunakan model pembelajaran PWIM

Berikut langkah-langkah model induktif

(Picture Word Inductive Model) diharapkan

kata bergambar di deskripsikan terlebih

mencapai 100%. Ini di latarbelakangi bahwa

dahulu kemudian menceritakan kronologis

seorang guru harus mempersiapkan segala

cerita dalam sebuah gambar/poster. Berikut

sesuatu yang berkaitan dengan komponen-

merupakan tahapan yang dilakukan oleh

komponen pembelajaran secara optimal.

siswa dalam membuat narasi melalui model

Pada penelitian sebelumnya target hasil data

PWIM

awal yang digunakan adalah 66,7. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah 72.

145

(Picture

Word

Inductive

Model),

Asifa Miftahul Gina, Prana Dwija Iswara, Asep Kurnia Jayadinata

Jadilah Sabahatku
Berbagi makanan

Kawan lebah

Bersuka cita

Lebah

Bunga

Dalam sintaks pembelajaran PWIM untuk

untuk banyak membaca, mengembangkan

kelas awal dilakukan dengan cara sebagai

kosakata,

berikut. 1). Guru menyiapkan gambar yang

dalam analisis fonetik dan struktural, dan

relatif familiar melalui monitor, 2). Guru

belajar memahami dan memanfaatkan teks-

menyiapkan pula kertas folio yang berisi

teks yang terhampar luas. Semua ini harus

gambar dan garis-garis yang merentang dari

dilakukan oleh siswa saat mereka ingin

objek yang berisi kata atau frasa yang sesuai

belajar memahami sebuah bacaan lintas-

dengan objek, 3). Siswa mengidentifikasi

kurikulum,

dan memberi nama kegiatan, 4). Siswa

penghimpunan,

menghubungkan objek dengan kata-kata

penerapan

yang ada disamping gambar yang telah

pencapaian yang harus diperoleh siswa.

ditulis, 5). Guru melatih siswa mengeja dan

Metode Penelitian

membaca

Penelitian

kata-kata

tersebut,

6).

Siswa

mengembangkan

yang

didalamnya

konseptualisasi,

informasi

ini

keterampilan

dan

merupakan

menggunakan

inti

metode

menulis kata-kata yang telah mereka hafal

penelitian classroom action research (CAR)

tadi.

yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja,

Model pembelajaran PWIM (Picture Word

sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak

Inductive Model) mampu mendorong siswa

untuk digeneralisasikan. Desain penelitian

146

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.2, No.1 (2017)
mengacu pada Kemmis dan Mc. Taggart

menggunakan

triangulasi

sumber,

yaitu model spiral. Mulai dari perencanaan,

triangulasi teknik dan triangulasi isi, Member

tindakan, observasi dan refleksi.

Checkdan Expert Opinion.
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Lokasi Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan adalah

Lokasi yang dipilih dalam penelitian

model analisis data interaktif yang terdiri

keterampilan menulis ini adalah SDN Ketib.

dari

SDN Ketib ini berada di Jalan Drs. Supian

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Iskandar No. 03 Desa Ketib Kecamatan

Penelitian ini dapat dikatakan jika sebanyak

pengumpulan

data,

reduksi

data,

Subjek Penelitian

≥85% dari 22 orang dapat memenuhi KKM

Subjek penelitian ini 22 orang siswa SDN

Hasil Dan Pembahasan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

bahasa Indonesia di SDN Ketib yaitu 72.

Berdasarkan hasil penelitian di kelas IV B di

Ketib kelas IV B tahun ajaran 2016/2017.

SDN Ketib pada materi menulis karangan

Teknik Pengumpulan Data Instrumen
Penelitian

narasi

Pada penelitian ini menggunakan teknik

menerapkan model pembelajaran PWIM

pengumpulan

(Picture

data

seperti,

observasi,

sebanyak

Word

III

Inductive

siklus

Model),

dengan

maka

wawancara, catataan lapangan dan tes serta

diperoleh hasil yang memuaskan pada

lampiran-lampiran yang mendukung proses

perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa

pembelajaran seperti IPKG 1 dan IPKG 2.

serta hasil belajar siswa sebagai berikut;

Teknik

uji

validitas

Siklus I
Siklus II
Siklus III
Target

data

dengan

Perencanaan Pelaksanaan Aktivitas Siswa
72,41
83,33
72
90,47
92,42
74
100
100
100
100
100
85

Hasil Belajar
70
90
99,04
85

Hasil Perencanaan

hendak dicapai, dipersiapkan bahan apa saja

Menurut Sagala (2005, hlm. 135) menyatakan

yang harus dipelajari, dipersiapkan metode

bahwa, kegiatan belajar yang berlangsung

pembelajaran yaitu yang sesuai dengan

hendaknya

bagaimana cara siswa mempelajarinya, dan

menuangkan

direncanakan
tujuan

dengan

pembelajaran

yang

147

Asifa Miftahul Gina, Prana Dwija Iswara, Asep Kurnia Jayadinata
melakukan

evaluasi.

Evaluasi

untuk

Inductive Model) ini berusaha membuat siswa

mengetahui kemajuan belajar siswa.
Adapun

aktivitas

perencanaan

model pembelajaran PWIM (Picture Word

yang

dapat

mencantumkan

judul

lewat

dilaksanakan pada setiap siklus adalah

penginderaannya dalam sebuah gambar

menyiapkan media pembelajaran berupa

kemudian memasukkan beberapa kata kunci

gambar,

selanjutnya

sumber

belajar

berupa

buku,

kata

kunci

tersebut

dapat

internet dan lingkungan. Menyiapkan LKS

dijadikan sebuah kalimat. Kalimat tersebut

individu dan kelompok, menyiapkan lembar

kemudian dibuat menjadi sebuah paragraf

observasi,

karangan narasi yang berisi pengalaman

wawancara

serta

catatan

lapangan. Dari data yang disajikan hasil

siswa.

observasi perencanaan pembelajaran kinerja

menggunakan model pembelajaran PWIM

guru dari siklus I mencapai 72,6, siklus II

(Picture Word Inductive model) ini melalui

yang

empat

mencapai

90,47%

selanjutnya

Pelaksanaan

tahapan

yang

dilaksanakan

pembelajaran

tahap

merencanakan kembali siklus III dengan

pengenalan gambar, identifikasi gambar,

hasil mencapai 100% atau naik sebesar 8,33%

review

dari siklus sebelumnya.

mengembangkan cerita. Lewat latihan dan

Hasil Pelaksanaan

praktek

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran bagi

didapatkan sebuah hasil pelaksanaan dari

setiap guru memiliki maksud tertentu untuk

siklus I mencapai 83,33%, siklus II mencapai

menentukan siapa yang akan melaksanakan

92,42% selanjutnya siklus III 100%.

tugas

prinsip

Skor yang ditergetkan dalam kinerja guru

membagi

pada proses perencanaan dan pelaksanaan

tanggung jawab setiap siswa dengan jelas,

yang dilaksanakan di kelas IV B SDN Ketib

sesuai dengan bidang, wewenang, mata

dalam

pelajaran. Artinya dilihat dari komponen

menggunakan model pembelajaran PWIM

yang terkait dengan pembelajaran. Siswa

(Picture Word Inductive Model) diharapkan

dapat bertanggung jawab atas tugasnya.

mencapai 100%. Ini di latarbelakangi bahwa

Setiap siswa pada pelaksanaannya memilih

seorang guru harus mempersiapkan segala

satu

sesuatu yang berkaitan dengan komponen-

sesuai

pengorganisasian,

dengan
dengan

gambar,

kemudian

gambar

yang

proses

dan

dilakukan,

pembelajaran

terakhir

akhirnya

dengan

mendeskripsikannya lalu menceritakannya.

komponen pembelajaran secara optimal.

Dengan

Aktivitas siswa

menggunakan

empat

tahapan

148

Jurnal Pena Ilmiah: Vol.2, No.1 (2017)
Dalam proses pembelajaran keterampilan

tanda koma). Model pembelajaran PWIM

menulis diharapkan pada saat pembelajaran

(Picture

melalui model PWIM (Picture Word Inductive

mendorong siswa untuk banyak membaca,

Model) siswa dapat bekerja sama dengan

mengembangkan

baik, aktif selama proses pembelajaran.

mengembangkan

Partisipasi

dalam

analisis fonetik dan struktural, dan belajar

pembelajaran menjadi point yang penting

memahami dan memanfaatkan teks-teks

karena selama ini siswa dikelas cenderung

yang terhampar luas. Semua ini harus

pasif selama prosespembelajaran. Target

dilakukan oleh siswa saat mereka ingin

proses aktivitas siswa yang hendak dicapai

belajar memahami bacaan lintas-kurikulum,

dalam penelitian ini sejumlah 85%. Aspek

yang

yang diamati adalah kerja sama, mandiri

konseptualisasi, dan penerapan informasi

dan kreatif.

merupakan inti pencapaian yang harus

Hasil Belajar

diperoleh siswa.

Model pembelajaran ini dapat meningkatkan

Hasil belajar yang didapat siswa kelas IV B

keterampilan

narasi.

mengalami peningkatan di setiap siklusnya

Dengan cara untuk memudahkan siswa

pada siklus I siswa mencapai rata-rata 70%.

dalam menyusun kerangka karangan narasi

Pada siklus II 90% telah mencapai target.

serta memperbaiki pemakaian huruf kapital

Namun direncanakan kembali siklus III

dan penggunaan tanda baca (tanda titik dan

dengan hasil mencapai 94,5%.

siswa

yang

menulis

aktif

karangan

90,47

100

100

Word

Inductive

Model)

mampu

kosakata,
keterampilan

didalamnya

dalam

penghimpunan,

100

80 72,41
60

Perencanaan

40

Pelaksanaan
Aktivitas Siswa

20

Hasil Belajar

0
Siklus I Siklus II Siklus
III

Target

Gambar Diagram: Hasil Peningkatan Kinerja Guru, Aktivitas Siswa dan
Hasil Belajar
Simpulan

baik. Pada siklus I jumlah yang diperoleh

Berdasarkan hasil yang didapat dalam setiap

1533,06 dengan rata-rata 70. Pada siklus II

siklus mengalami peningkatan yang cukup
149

Asifa Miftahul Gina, Prana Dwija Iswara, Asep Kurnia Jayadinata
jumlah yang diperoleh 1982,4 dengan rata-

Joyce, Bruce. dkk. 2015. Models of Teaching

rata 90. Terakhir pada siklus III siswa

(Ninth Edition). Yogyakarta: Pustaka

memperoleh jumlah 2197,07 dengan rata-

Pelajar

rata 99,86. Peningkatan ini diperoleh dari

Maulana.

2009.

Variabel,

kinerja guru dan aktivitas siswa yang telah

dan

Hakikat,
Instrumen

Penelitian Pendidikan dengan

mencapai target yang ditentukan.

Benar .

Bibliografi

Arikunto,

Memahami

Suharsimi.

2013.

Learn2Live’nLive2Learn

Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Mulyasa,

(2016).

PENERAPAN

Praktik

Penelitian

Resmini, dkk. 2010. Membaca dan Menulis
di SD. Bandung: UPI PRESS.

METODE PICTURE AND PICTURE
DAN PERMAINAN JELAJAH EYD
UNTUK

2009.

Rosdakarya

Fitriana Rahmawati, N., Julia, J., & Dwija
P.

E.

Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Jakarta: Rineka Cipta

Iswara,

Bandung:

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip-prinsip
Dasar Metode Riset Pengajaran dan

MENINGKATKAN

KETERAMPILAN

Pembelajaran

MENULIS

Bahasa.

Bandung:

Angkasa

KARANGAN. Pena Ilmiah, 1(1),
Hanifah, N. 2014. Memahami Penelitian

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran

Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasi.

Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung:

Bandung: UPI PRESS

Angkasa

Huda,

Miftahul.

2013.

Model-model

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis
Sebagai

Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu
Metodis

dan

Pragmatis.

Wiriaatmadja,

Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta

Iswara, Prana Dwija. 2016. Pengembangan
Ajar

dan

Evaluasipada

Keterampilan Menulis dan Berbicara di
Sekolah Dasar. [Online]

Penelitian

Zainurrahman, 2011. Menulis dari Teori

https://www.researchgate.net

Materi

Metode

Rosdakarya

Menulis Awal di Kelas Rendah. [Online]

dari

2005.

Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Iswara, Prana Dwija. 2016. Pembelajaran

Diakses

Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

Malang:

Pustaka Pelajar

Suatu

Diakses dari

https://www.researchgate.net

150