Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2016 Chapter III VI

37

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan explanatory study yaitu

penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi melalui uji
hipotesis, dimana dalam penelitian ini mencari pengaruh faktor psikologis (keyakinan
dan persepsi), perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) serta organisasi (kebijakan,
SPO, dan kepemimpinan) memengaruhi penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan.

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1


Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU. Mitra Medika Medan, dimana rumah sakit

ini merupakan salah satu dari rumah sakit kelas C di Kota Medan yang telah
menjalani program serta membuat laporan terkait K3RS. Data laporan K3 RSU.
Mitra Medika menunjukkan ada setidaknya 10 petugas pelaksana mengalami KAK,
222 kasus rawat jalan dan 17 kasus rawat inap sepanjang tahun 2015.
3.2.2

Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan survei awal, peninjauan pustaka,

konsultasi judul dengan dosen pembimbing, persiapan proposal, pelaksanaan seminar
proposal, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan observasi,
pengolahan data dan penyusunan laporan akhir penelitian. Penelitian dilakukan lebih
kurang 5 bulan dari bulan Februari sampai Juni 2016.
37
Universitas Sumatera Utara

38


3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pelaksana di RSU. Mitra

Medika Medan tahun 2016 yaitu 217 orang. Pertimbangan peneliti memilih petugas
pelakasana sebagai populasi adalah karena mereka merupakan kunci utama penerapan
keberhasilan penerapan K3RS. Selain itu, petugas pelakasana merupakan individu
yang langsung menerapkan K3 serta terpapar dengan resiko bahaya di lapangan.
Petugas pelaksana juga menjalankan kebijakan yang ditetetapkan oleh pimpinan
sehingga diharapkan mereka mampu menilai manajemen rumah sakit.
3.3.2

Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian atau seluruh populasi yang akan


diteliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus penentuan
sampel Taro Yamane untuk penelitian survei (Riduwan, 2008).
n=
Keterangan ; n = Besarnya sampel
N = Besarnya populasi
d = Tingkat kepercayaan (0,1)
n=

217
1 + 217 (0,1)2

= 68,4

Universitas Sumatera Utara

39

Jumlah populasi dalam penelitian di atas, dari 217 orang petugas pelaksana,
maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 69 orang dan digenapkan menjadi 100

orang. Untuk mencari jumlah sampel di RSU. Mitra Medika digunakan proporsional
random sampling. Menurut Prasetyo dan Jannah (2005) digunakan rumus:

Sampel

Populasi
= ------------------- x total sampel
Total populasi

Maka sampel pada setiap profesi petugas pelaksana dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Profesi Petugas Pelaksana
di RSU. Mitra Medika
No
Jenis Profesi
Perhitungan
Petugas Medis
1.
Dokter umum/gigi
15/217 x 100
2.

Dokter spesialis
16/217 x 100
Petugas Keperawatan
3.
Bidan
14/217 x 100
4.
Perawat
71/217 x 100
Petugas Penunjang Medis
5.
Petugas gizi
10/217 x 100
6.
Petugas laboratorium
7/217 x 100
7.
Petugas radiologi
4/217 x 100
8.

Petugas rekam medis
7/217 x 100
9.
Petugas farmasi
12/217 x 100
10. Petugas fisioterapis/refraksionis
2/217 x 100
Petugas Administrasi dan Keuangan
11. Petugas front office
12/217 x 100
12. Petugas back office
16/217 x 100
13. Petugas cleaning service
13/217 x 100
14. Petugas security
7/217 x 100
15. Petugas K3 dan sanitasi
2/217 x 100
16. Petugas laundry
2/217 x 100

17. Petugas supir ambulans
2/217 x 100
18. Petugas teknisi
5/217 x 100
Jumlah

Jumlah Sampel
7
7
6
33
5
3
2
3
6
1
6
7
6

3
1
1
1
2
100

Universitas Sumatera Utara

40

Sampel digolongkan berdasarkan profesi petugas pelaksana karena ada
perbedaan potensi bahaya pada masing-masing lingkungan kerja. Kemudian dari
nama-nama petugas pelaksana tersebut diambil sampel penelitian secara probability
sampling yaitu tiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih atau untuk tidak terpilih sebagai sampel penelitian (Sostroasmoro, 2011).
Teknik menentukan sampel adalah systematic sampling yaitu penulis mengacak
nomor urut daftar nama petugas pelaksana sebagai sampel penelitian.

3.4


Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada petugas pelaksana untuk menilai
semua faktor yang memengaruhi penerapan K3 dan secara observasi untuk menilai
aspek tindakan dari faktor perilaku petugas pelaksana. Untuk observasi aspek
tindakan, penulis dibantu petugas independen non panitia K3 RSU. Mitra Medika
untuk menghindari bias. Data sekunder diperoleh dari RSU. Mitra Medika Medan,
yang meliputi : profil rumah sakit, jumlah pekerja, struktur organisasi, laporan K3RS
dan data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument penelitian berupa kuesioner faktor yang memengaruhi penerapan
K3RS. Sebelum digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas terhadap 30 orang petugas pelaksana di rumah sakit yang memiliki
klasifiaksi kelas yang sama (kelas C) yaitu RSU. Deli Medan.

Universitas Sumatera Utara

41


1. Uji Validitas
Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
(instrumen) dalam mengukur suatu data (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui validitas
suatu instrumen (dalam kuesioner) dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor
r-hitung masing-masing pertanyaan dalam suatu variabel.
Teknik korelasi yang dipakai ialah Pearson Product Moment, dengan kriteria;
a. Bila r-hitung > r-tabel maka pertanyaan valid
b. Bila r-hitung < r-tabel maka pertanyaan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diukur dengan metode Alpha Cronbach untuk mengetahui
konsistensi internal antar variabel dalam instrumen. Artinya, uji reliabilitas akan
mengindikasikan instrumen yang dipakai layak dan berkaitan atau tidak berkaitan.
Dalam metode ini bila nilai Alpha Cronbach mendekati 1, maka alat ukur sudah baik
(reliable) atau jawaban responden cenderung sama walaupun diberikan ke responden
dalam bentuk pertanyaan yang berbeda (konsisten), jadi jika berada di atas 0,8 adalah
baik, tetapi bila berada di bawah 0,6 tidak baik atau tidak reliabel (Riduwan, 2008).
Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap petugas pelaksana di RSU. Deli
Medan diperoleh nilai rhitung > rtabel, (0,361) sehingga seluruh item pertanyaan
dinyatakan valid, kecuali 2 pertanyaan yaitu nomor 1 dan 7 di aspek tindakan dari

faktor perilaku. Demikian dengan uji reliabilitas diperoleh nilai r Cronbach Alpha > rtabel
(0,8), sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel.

Universitas Sumatera Utara

42

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

No
1.
a.

b.

2.
a..

Variabel

Butir
Pertanyaan

Corrected
Item-Total
Correlation

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,552
0,723
0,730
0,446
0,570
0,671
0,709
0,728
0,447
0,661

Psikologis
Keyakinan

Cronbach's
Alpha
0,885

Persepsi

0,912
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,502
0,673
0,796
0,680
0,730
0,682
0,554
0,796
0,813
0,597

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,708
0,554
0,428
0,765
0,670
0,536
0,787
0,863
0,708
0,554

Perilaku
Pengetahuan

0,902

Keterangan
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

43

Tabel 3.2 (Lanjutan)
No
b.

c.

3.
a.

Variabel

Butir
Pertanyaan

Corrected
Item-Total
Correlation

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,511
0,659
0,698
0,458
0,657
0,558
0,707
0,741
0,510
0,643

Sikap

Cronbach's
Alpha
0,882

Tindakan

0,889
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

0,238
0,634
0,665
0,603
0,763
0,904
0,346
0,603
0,502
0,811
0,665
0,603

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,602
0,602
0,488
0,406
0,602
0,758
0,707
0,633
0,541
0,402

Organisasi
Kebijakan

0,860

Keterangan
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 3.2 (Lanjutan)
No
b.

c.

4.

Variabel

Butir
Pertanyaan

Corrected
Item-Total
Correlation

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,506
0,661
0,521
0,587
0,724
0,520
0,715
0,591
0,701
0,752

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,495
0,735
0,631
0,722
0,723
0,432
0,536
0,462
0,562
0,662

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

0,614
0,819
0,903
0,718
0,560
0,718
0,560
0,500
0,816
0,718
0,685
0,500
0,816
0,718
0,614
0,718
0,614
0,819
0,903
0,718

SPO

Cronbach's
Alpha
0,889

Kepemimpinan

0,875

0,955

Penerapan K3

Keterangan
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

45

3.5

Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1

Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi variabel terikat dan variabel

bebas. Variabel bebas terdiri dari faktor psikologis (keyakinan dan persepsi), perilaku
(pengetahuan, sikap, dan tindakan), serta organisasi (kebijakan, SPO, dan
kepemimpinan). Variabel terikat yaitu penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan.
3.5.2

Definisi Operasional

1. Keyakinan adalah tanggapan petugas pelaksana tentang kepercayaan dalam
menerapkan K3 di rumah sakit meliputi persiapan/kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi K3.
2. Persepsi adalah tanggapan langsung petugas pelaksana terhadap penerapan K3 di
rumah sakit tentang persiapan/kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring
dan evaluasi K3.
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui petugas pelaksana tentang
penerapan K3 meliputi pengertian, tujuan, bahaya SPO, pemeriksaan kesehatan,
APD, sampah/limbah, kebakaran, pencatatan dan pelaporan data K3.
4. Sikap adalah reaksi atau respons petugas pelaksana terhadap penerapan K3
meliputi kebijakan, pelatihan, sosialisasi, SPO, pengawasan lingkungan kerja,
fasilitas, pemeriksaan kesehatan, penanganan limbah, evakuasi bencana/
kebakaran, dan pendokumentasian data K3.
5. Tindakan adalah reaksi atau respon terbuka petugas pelaksana terhadap penerapan
K3 meliputi kebijakan, SPO, safety sign, keselamatan dan kesehatan dalam

Universitas Sumatera Utara

46

bekerja, APD, pelaporan, pelatihan/sosialisasi, keamanan lingkungan kerja,
limbah dan B3.
6. Kebijakan adalah pandangan petugas pelaksana terkait tekad yang dimiliki
pimpinan rumah sakit untuk tetap konsisten dalam menerapkan K3 terkait
pendokumentasian, penyediaan fasilitas termasuk APD, kompetensi petugas,
jaminan keselamatan dan kesehatan, penanganan limbah dan B3, bencana dan
tanggap darurat, pendidikan dan pelatihan K3.
7. SPO adalah pandangan petugas pelaksana terhadap SPO dan pedoman tertulis
yang digunakan untuk menerapkan K3 yang meliputi unsur kepatuhan,
pemahaman, keterlibatan, sosialisasi, ketersediaan dan penilaian atas SPO yang
telah disusun.
8. Kepemimpinan adalah pandangan petugas pelaksana kepada kepala instalasi/
bagian dan pimpinan rumah sakit dalam menjalankan tanggung jawab serta
memberikan arahan, bimbingan, pengawasan, pendokumentasian, koordinasi, dan
bantuan terhadap penerapan K3.
9. Penerapan K3 adalah upaya-upaya petugas rumah sakit dalam menerapkan
progam K3.

3.6

Metode Pengukuran
Metode pengukuran yang digunakan untuk variabel bebas yaitu faktor

psikologis (keyakinan dan persepsi), perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)
serta organisasi (kebijakan, SPO, dan kepemimpinan) adalah menggunakan skala

Universitas Sumatera Utara

47

interval. Dalam penyusunan daftar pernyataan dan observasi untuk variabel tindakan
berisi 2 alternatif jawaban yaitu ya dan tidak, sedangkan untuk variabel pengetahuan
adalah benar dan salah. Kemudian kedua jawaban pernyataan variabel bebas ini
dikategorikan menjadi baik dan tidak baik.
Sedangkan variabel bebas lainnya berisi 3 alternatif jawaban yaitu setuju,
cukup setuju, dan tidak setuju. Kemudian jawaban variabel bebas ini dikategorikan
menjadi baik, cukup dan tidak baik.
Untuk pengukuran variabel terikat yaitu penerapan K3 adalah berdasarkan
skala interval. Penyusunan pernyataan penerapan K3 dengan menggunakan alternatif
jawaban ya dan tidak. Kemudian jawaban tersebut dikategorikan menjadi baik dan
tidak baik.
Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian
Keyakinan

Persepsi

Pengetahuan
Sikap

Tindakan

Jumlah
Alternatif
PertaJawaban
nyaan
10
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
10
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
10
Benar
Salah
10
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
10
Ya
Tidak

Bobot
Nilai
3
2
1
3
2
1
2
1
3
2
1
2
1

Skor
Nilai
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Tidak baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Tidak baik

Skala
Ukur
24-30
17-23
10-16
24-30
17-23
10-16
16-20
10-15
24-30
17-23
10-16
16-20
10-15

Interval

Interval

Interval
Interval

Interval

Universitas Sumatera Utara

48

Tabel 3.3 (Lanjutan)
Kebijakan

10

SPO

10

Kepemimpin
an

10

Penerapan
K3

20

3.7

Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Setuju
Cukup setuju
Tidak setuju
Ya
Tidak

3
2
1
3
2
1
3
2
1
2
1

Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Tidak baik

24-30
17-23
10-16
24-30
17-23
10-16
24-30
17-23
10-16
31-40
20-30

Interval

Interval

Interval

Interval

Metode Analisis Data
Analisis statistik yang akan digunakan dalam mencari pengaruh faktor

psikologis (keyakinan, persepsi), perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan), dan
organisasi (kebijakan, SPO, kepemimpinan) memengaruhi penerapan K3 di RSU.
Mitra Medika Medan adalah dengan mengunakan metode kuantitatif.
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat, yaitu menjelaskan setiap variabel penelitian dengan
penyajian dalam tabel distribusi frekuensi.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur ada tidaknya hubungan faktor
psikologis (keyakinan dan persepsi), perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan),
serta organisasi (kebijakan, SPO,dan kepemimpinan) terhadap penerapan K3 dengan
menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.

Universitas Sumatera Utara

49

3.7.3 Analisis Multivariat
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen dan variabel dependen
secara bersama-sama dan untuk melihat variabel yang paling dominan dari variabel
independen digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Model regresi linier
berganda yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Keterangan :
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
e

= Penerapan K3
= Konstanta
= Koefisien regresi linier berganda
= Keyakinan
= Persepsi
= Pengetahuan
= Sikap
= Tindakan
= Kebijakan
= SPO
= Kepemimpinan
= Error (tingkat kesalahan) yaitu 0,05 (95%)

3.7.4 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
berganda, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak
dilakukan dengan analisis grafik dan statistik.

Universitas Sumatera Utara

50

a. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat
grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
b. Analisis Statistik
Untuk lebih memperkuat uji normalitas dilakukan secara statistik mengunakan
One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai asymp sig (2-tailed) > α
(0,05), maka sampel berdistribusi normal (Ghozali, 2005).
2. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel independen sama dengan nol.
Penelitian untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak
signifikan memengaruhi variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara

51

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai Tolerance, dan (2) Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitis variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3. Uji Heterokedastisitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
Penelitian untuk mendeteksi ada tidak heterokedastisitas dalam model regresi
menurut Ghozali (2005) adalah dengan melihat grafik antara nilai prediksi variabel
terikat yaitu ZPRED dengan SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara lain dengan cara melihat
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized. Dasar analisisnya adalah :

Universitas Sumatera Utara

52

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

53

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1.

Gambaran Umum RSU.Mitra Medika Medan
RSU.Mitra Medika Medan merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada

di kawasan Medan Utara yang merupakan kepemilikan swasta di bawah naungan
Yayasan RSU.Mitra Medika dengan klasifikasi kelas C yang telah mendapatkan
penetapan kelas dari Kementerian Kesehatan Nasional melalui SK Penetapan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0972/2014. RSU. Mitra Medika Medan telah berdiri
sejak 3 Januari 2004 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kota Medan Nomor 445/0175/RS.11/1/04 dengan Nomor Izin Penyelenggaraan :
440/9697/IX/05 tertanggal 26 September 2005.
4.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Motto
Rumusan visi, misi, tujuan dan motto RSU.Mitra Medika Medan adalah
sebagai berikut :
1. Visi : Menjadi Rumah Sakit Terbaik di Kawasan Medan Utara
2. Misi :
a. Melakukan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan yang berkesinambungan dengan komitmen
kerja yang profesional.

53
Universitas Sumatera Utara

54

c. Memberikan pelayanan kesehatan prima yang menjunjung rasa kemanusiaan
dan keadilan dengan mengutamakan kecepatan waktu, ketepatan
mendiagnosa, tanggap, cakap, berempati, beretika, dan menjadikan pasien
sebagai pusat pelayanan.
3. Tujuan :
a. Membantu program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatanyang
maksimal dan terpadu kepada masyarakat khususnya kawasan Medan Utara,
dengan kecepatan dan ketepatan penanganan, serta cakap dan tanggap.
b. Menciptakan pelayanan kesehatan dimana pasien sebagai pusat
pelayanandengan tetap mengutamakan etika dan rasa empati serta menjunjung
tingginilai kemanusiaan.
c. Menghasilkan tenaga profesional yang mempunyai produktifitas kerjayang
tinggi dan inovatif serta mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi.
4. Motto :“We Serve You With Smile.”
4.1.2 Jenis Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diberikan di RSU. Mitra Medika Medan meliputi :
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD);
b. Instalasi Rawat Jalan;
c. Instalasi Rawat Inap;
d. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/NICU/PICU);
e. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan;
f. Instalasi Perinato;

Universitas Sumatera Utara

55

g. Instalasi Laboratorium Klinik;
h. Instalasi Radiodiagnostik;
i. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS);
j. Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik;
k. Instalasi K3 dan Sanitasi (K3S);
l. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS);
m. Instalasi Bedah Sentral (IBS);
n. Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD);
o. Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ);
p. Instalasi Laundry; dan
q. Medical Check-Up (MCU).

4.2 Karakteristik
Responden yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah petugas
pelaksana di RSU.Mitra Medika Medan. Karakteristik petugas pelaksana terdiri dari :
umur, jenis kelamin, pendidikan, jenis profesi dan keiikutsertaan dalam
sosialisasi/pelatihan K3.

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Petugas Pelaksana di RSU. Mitra Medika
Medan Tahun 2016
No
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
1.
2.
3.
4.
1.
2.

Karakteristik
Umur
20-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Pendidikan
S2
S1
DiplomaIII
SMU
Profesi
Dokter umum/gigi
Dokter spesialis
Bidan
Perawat
Petugas gizi
Petugas laboratorium
Petugas radiologi
Petugas rekam medis
Petugas farmasi
Petugas fisioterapi/refraksionis
Petugas front office
Petugas back office
Petugas cleaning service
Petugas security
Petugas K3 dan sanitasi
Petugas laundry
Petugas supir ambulans
Petugas teknisi
Lama Bekerja
< 1 tahun
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
Mengikuti Sosialisasi/Pelatihan K3
Pernah
Tidak pernah

n

%

79
17
4

79,0
17,0
4,0

72
28

72,0
28,0

7
33
42
18

7,0
33,0
42,0
18,0

7
7
6
33
5
3
2
3
6
1
6
7
6
3
1
1
1
2

7,0
7,0
6,0
33,0
5,0
3,0
2,0
3,0
6,0
1,0
6,0
7,0
6,0
3,0
1,0
1,0
1,0
2,0

13
62
23
2

13,0
62,0
23,0
2,0

78
22

78,0
22,0

Universitas Sumatera Utara

57

Tabel 4.1 diketahui karakteristik petugas pelaksana berdasarkan umur, jenis
kelamin,

pendidikan,

profesi,

lama

bekerja

dan

keikutsertaan

dalam

sosialisasi/pelatihan K3. Distribusi umur petugas pelaksana lebih banyak (20-30
tahun) yaitu 79 orang. Petugas pelaksana lebih banyak perempuan yaitu 72 orang.
Petugas pelaksana berpendidikan lebih banyak Diploma III yaitu 42 orang. Petugas
pelaksana dalam memberikan pelayanan kesehatan lebih banyak perawat yaitu 33
orang. Petugas pelaksana telah bekerja lebih banyak 1-3 tahun yaitu 62 orang.
Petugas pelaksana mengikuti sosialisasi atau pelatihan K3 lebih banyak menyatakan
pernah yaitu 78 orang.

4.3. Analisis Univariat
4.3.1. Faktor Psikologis
Variabel faktor psikologis diukur berdasarkan keyakinan dan persepsi.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel.
1. Keyakinan
Penilaian petugas pelaksanamengenai keyakinan dalam menerapkan K3 di
rumah sakit meliputi persiapan/kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi K3 menunjukkan bahwa petugas pelaksana lebih banyak menyatakan
komitmen manajemen rumah sakit dalam upaya menyelenggarakan K3 cukup setuju
(60%). Petugas pelaksana menyatakan manajemen rumah sakit menyediakan
pendanaan dan sarana yang cukup untuk pelaksanaan K3RS lebih banyak tidak setuju
(39%). Petugas pelaksanamenyatakan rumah sakit menyediakan tenaga K3 yang

Universitas Sumatera Utara

58

profesional untuk mendukung pelaksanaan K3RS lebih banyak tidak setuju (44%).
Petugas pelaksana menyatakan rumah sakit harus membuat perencanaan yang efektif
agar tercapai keberhasilan penerapan K3 lebih banyak tidak setuju (41%). Petugas
pelaksana menyatakan rumah sakit melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya,
penilaian serta pengendalian faktor risiko lebih baik cukup setuju dan tidak setuju
dengan frekuensi serupa (38%).
Petugas pelaksana menyatakan petugas panitia K3RS telah bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas dan fungsinya lebih banyak cukup setuju (50%). Petugas
pelaksana menyatakan manajemen bekerjasama dengan petugas pelaksana dalam
melaksanakan K3 di rumah sakit lebih banyak tidak setuju (42%). Petugas pelaksana
menyatakan

petugas

panitia

K3RS

menyelesaikan

masalah

K3

dan

mengkomunikasikannya ke instalasi/bagian terkait lebih banyak tidak setuju (45%).
Petugas pelaksana menyatakan petugas panitia K3RS telah melakukan pencatatan dan
pelaporan data K3 lebih banyak cukup setuju (45%). Petugas pelaksana menyatakan
evaluasi terkait pelaksanaan K3 telah dilakukan secara rutin dan berkala oleh petugas
panitia K3RS lebih banyak cukup setuju (52%).

Universitas Sumatera Utara

59

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Keyakinan terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Keyakinan

1.

Saya yakin komitmen
manajemen rumah sakit dalam
upaya menyelenggarakan K3
sudah baik.
Saya yakin manajemen rumah
sakit menyediakan pendanaan
dan sarana yang cukup untuk
pelaksanaan K3RS.
Saya yakin rumah sakit
menyediakan tenaga K3 yang
profesional untuk mendukung
pelaksanaan K3RS.
Saya yakin rumah sakit harus
membuat perencanaan yang
efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan K3.
Saya yakin rumah sakit
melakukan kajian dan
identifikasi sumber bahaya,
penilaian serta pengendalian
faktor risiko.
Saya yakin petugas panitia
K3RS bertanggung jawab
menjalankan tugas dan fungsi.
Saya yakin manajemen
bekerjasama dengan petugas
pelaksana dalam melaksanakan
K3 di rumah sakit.
Saya yakin petugas panitia
K3RS menyelesaikan masalah
K3 dan
mengkomunikasikannya ke
instalasi/bagian terkait.
Saya yakin petugas panitia
K3RS telah melakukan
pencatatan dan pelaporan data
K3 dengan baik.
Saya yakin evaluasi terkait
pelaksanaan K3 telah
dilakukan secara rutin dan
berkala oleh petugas K3RS.

2.

3.

4.

5

6
7

8

9

10

n

%

Cukup
Setuju
n
%

29

29,0

60

60,0

11

11,0

30

30,0

31

31,0

39

39,0

19

19,0

37

37,0

44

44,0

19

19,0

40

40,0

41

41,0

24

24,0

38

38,0

38

38,0

12

12,0

50

50,0

38

38,0

19

19,0

39

39,0

42

42,0

21

21,0

34

34,0

45

45,0

14

14,0

45

45,0

41

41,0

13

13,0

52

52,0

35

35,0

Setuju

Tidak
Setuju
n
%

Universitas Sumatera Utara

60

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi keyakinan petugas pelaksana
terhadap penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan tidak
baik sejumlah 47 orang (47%).
Tabel 4.3 Distribusi Kategori Keyakinan Petugas Pelaksana terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Keyakinan
1. Baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
TOTAL

n
23
30
47
100

%
23,0
30,0
47,0
100,0

2.Persepsi
Tanggapan langsung petugas pelaksana terhadap penerapan K3 di rumah sakit
tentang persiapan/kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi K3
menunjukkan bahwa petugas pelaksana merasa komitmen pimpinan sangat penting
dalam penerapan K3 lebih banyak setuju (41%). Petugas pelaksana merasa kualitas
SDM di bidang K3RS terus ditingkatkan lebih banyak cukup setuju (40%). Petugas
pelaksana merasa rumah sakit dalam mengidentifikasi sumber bahaya telah
mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
lebih banyak setuju (37%). Petugas pelaksana merasa telah mendapat penjelasan dan
memahami program-program K3RS lebih banyak cukup setuju (41%). Petugas
pelaksana merasa petugas panitia K3RS telah mengendalikan faktor risiko di tempat
saya bekerja lebih banyak cukup setuju (44%).
Petugas pelaksana merasa peraturan K3 telah dikomunikasikan dan
disosialisasikan ke seluruh petugas lebih banyak tidak setuju (41%). Petugas

Universitas Sumatera Utara

61

pelaksana merasa pola pembagian tanggung jawab pelaksana K3 di rumah sakit lebih
banyak cukup setuju (46%). Petugas pelaksana merasa petugas panitia K3RS selalu
berkoordinasi dengan instalasi tempat petugas masing-masing bekerja lebih banyak
cukup setuju (49%). Petugas pelaksana merasa pencatatan dan pelaporan K3 di
instalasi masing-masing petugas bekerja lebih banyak berjalan cukup setuju (45%).
Petugas pelaksana merasakan manfaat dilakukannya pemantauan dan evaluasi K3RS
lebih banyak cukup setuju (45%).
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Persepsi terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Persepsi

Setuju
n

1.

2.
3.

4.
5

Saya merasa komitmen
pimpinan sangat penting
dalam penerapan K3 di
rumah sakit.
Saya merasa kualitas SDM
di bidang K3RS terus
ditingkatkan.
Saya merasa rumah sakit
dalam mengidentifikasi
sumber bahaya telah
mempertimbangkan kondisi
dan kejadian yang dapat
menimbulkan potensi
bahaya
Saya merasa telah mendapat
penjelasan dan memahami
program-program K3RS.
Saya merasa petugas panitia
K3RS telah mengendalikan
faktor risiko di tempat saya
bekerja.

%

Cukup
Setuju
n
%

Tidak
Setuju
n
%

41

41,0

34

34,0

25

25,0

36

36,0

40

40,0

24

24,0

37

37,0

35

35,0

28

28,0

20

20,0

41

41,0

39

39,0

26

26,0

44

44,0

30

30,0

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.4 (Lanjutan)
Cukup
Setuju
Setuju
n
%
n
%

No

Persepsi

6

Saya merasa peraturan K3
telah dikomunikasikan dan
disosialisasikan ke seluruh
petugas rumah sakit.
Saya merasa pola
pembagian tanggung jawab
pelaksana K3 di rumah sakit
cukup jelas.
Saya merasa petugas panitia
K3RS selalu berkoordinasi
baik dengan instalasi tempat
saya bekerja.
Saya merasa pencatatan dan
pelaporan K3 di instalasi
saya bekerja telah berjalan
baik.
Saya merasakan manfaat
dilakukannya pemantauan
dan evaluasi K3RS.

7

8

9

10

Tidak
Setuju
n
%

21

21,0

38

38,0

41

41,0

17

17,0

46

46,0

37

37,0

18

18,0

49

49,0

33

33,0

20

20,0

49

49,0

31

31,0

26

26,0

45

45,0

29

29,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa distribusi persepsi terhadap penerapan
K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan tidak baik (41%), yakni
sejumlah 41 orang (41%).
Tabel 4.5 Distribusi Kategori Persepsi Petugas Pelaksana terhadap Penerapan
K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Persepsi
1. Baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
TOTAL

n
32
27
41
100

%
32,0
27,0
41,0
100,0

Universitas Sumatera Utara

63

4.3.2 Faktor Perilaku
Variabel faktor perilaku diukur berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel.
1. Pengetahuan
Penilaian petugas pelaksanaterhadap pemahaman tentang penerapan K3 di
RSU. Mitra Medika Medan menunjukkan bahwa petugas pelaksana lebih banyak tahu
tentang pengertian K3RS yaitu suatu upaya yang terintegrasi untuk menciptakan
lingkungan kerja atau tempat kerja yang sehat, aman, nyaman dan produktif baik bagi
seluruh pekerja, pasien, pengunjung/pengantar pasien maupun bagi masyarakat serta
lingkungan sekitar rumah sakit (60%). Petugas pelaksana lebih banyak tidak tahu
tujuan utama K3RS adalah terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan
KAK (53%). Petugas pelaksana lebih banyak tahu bahwa K3RS perlu dimengerti dan
diterapkan oleh seluruh pegawai rumah sakit termasuk manajemen dan pimpinan
rumah sakit tanpa terkecuali (73%). Petugas pelaksana juga banyak yang tidak tahu
bahwa bahaya potensial yang paling sering menimbulkan kejadian K3 adalah bahaya
golongan biologis seperti terinfeksi mikroorganisme akibat kejadian seperti tertusuk
jarum, dan sebagainya (52%). Petugas pelaksanalebih banyak menjawab tahu salah
satu SPO K3RS yaitu pemakaian APD, APAR/hydran, mengolah sampah/limbah,
alur pelaporan kejadian bencana, dan sebagainya yang ada di RSU. Mitra Medika
Medan (61%).

Universitas Sumatera Utara

64

Petugas pelaksana lebih banyak tidak tahu waktu pemeriksaan kesehatan
dianjurkan bagi petugas rumah sakit adalah 1 tahun sekali (57%). Petugas pelaksana
lebih banyak tidak tahu pengertian APAR dan bagaimana cara penggunaannya (55%).
Petugas pelaksana lebih banyak tidak tahu penggolongan sampah/limbah yang
terpapar dengan cairan tubuh adalah infeksius (66%). Petugas pelaksana lebih banyak
tahu bila APD yang disiapkan rumah sakit tidak lengkap maka dapat menolak bekerja
(58%). Petugas pelaksana lebih banyak tahu bila terjadi PAK dan KAK melapor ke
panitia K3RS khususnya petugas panitia K3RS atau tim keselamatan dan kesehatan
(60%).
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Pengetahuan terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Pengetahuan

1.
2.
3.

Pengertian K3RS
Tujuan utama K3RS
K3RS perlu dimengerti dan
diterapkan oleh
Bahaya potensial yang paling sering
ada di rumah sakit
Salah satu SPO K3RS
Berapa lama sekali pemeriksaan
kesehatan dianjurkan bagi petugas
rumah sakit
Pengertian APAR dan bagaimana cara
penggunaannya
Penggolongan sampah/limbah yang
terpapar dengan cairan tubuh
Petugas berhak menolak bekerja bila
APD yang disiapkan rumah sakit
tidak lengkap
Terjadi PAK dan KAK, kemana harus
melapor

4.
5
6
7
8
9
10

Benar

Salah

n
60
47

%
60,0
47,0

n
40
53

%
40,0
53,0

73

73,0

27

27,0

48

48,0

52

52,0

61

61,0

39

39,0

43

43,0

57

57,0

45

45,0

55

55,0

34

34,0

66

66,0

58

58,0

42

42,0

60

60,0

40

40,0

Universitas Sumatera Utara

65

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa distribusi pengetahuan petugas pelaksana di
RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak tergolong baik sejumlah 60 orang (60%).
Tabel 4.7 Distribusi Kategori Pengetahuan Petugas Pelaksana terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Pengetahuan
1. Baik
2. Tidak baik
TOTAL

n
60
40
100

%
60,0
40,0
100,0

2. Sikap
Penilaian petugas pelaksanatentang sikap atau respons terhadap penerapan K3
meliputi kebijakan, pelatihan, sosialisasi, SPO, pengawasan lingkungan kerja,
fasilitas, pemeriksaan kesehatan, penanganan limbah, evakuasi bencana/ kebakaran,
dan pendokumentasian data K3. Petugas pelaksana harus mematuhi kebijakan dan
peraturan terkait K3RS lebih banyak merespon cukup setuju (54%). Petugas
pelaksana harus membantu penyebaran informasi K3 kepada rekan kerja, pasien dan
pengunjung rumah sakit lebih banyak merespon cukup setuju (56%). Petugas
pelaksana wajib mengikuti setiap kegiatan pelatihan K3RS lebih banyak merespon
cukup setuju (43%). Petugas pelaksana harus bekerja sesuai dengan SPO lebih
banyak merespon cukup setuju (48%). Petugas pelaksana bersedia dilakukan
pengawasan terhadap keamanan lingkungan tempat saya bekerja lebih banyak
merespon cukup setuju (47%).

Universitas Sumatera Utara

66

Petugas pelaksana bersedia mengumpulkan dan melaporkan data K3RS lebih
banyak merespon cukup setuju (55%). Petugas pelaksana wajib memeriksakan
kesehatan diri saya secara berkala lebih banyak merespon cukup setuju (54%).
Petugas pelaksana bersedia menjaga dan memelihara sarana dan prasarana K3 di
rumah sakit lebih banyak merespon cukup setuju (50%). Petugas pelaksana wajib
mengelola limbah (termasuk sampah) dan atau B3 dengan baik lebih banyak
merespon cukup setuju (47%). Petugas pelaksana bersedia membantu evakuasi bila
terjadi bencana/kebakaran lebih banyak merespon cukup setuju (56%).
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Sikap terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016

No
1.

2.

3.
4.
5

6

Sikap
Saya harus mematuhi
kebijakan dan peraturan
terkait K3RS.
Saya harus membantu
penyebaran informasi K3
kepada rekan kerja, pasien
dan pengunjung rumah sakit.
Saya wajib mengikuti setiap
kegiatan pelatihan K3RS.
Saya harus bekerja sesuai
dengan SPO.
Saya bersedia dilakukan
pengawasan terhadap
keamanan lingkungan
tempat saya bekerja.
Saya bersedia
mengumpulkan dan
melaporkan data K3RS.

n

%

Cukup
Setuju
n
%

26

26,0

54

22

22,0

15

Setuju

Tidak Setuju
n

%

54,0

20

20,0

56

56,0

22

22,0

15,0

43

43,0

42

42,0

20

20,0

48

48,0

32

32,0

13

13,0

47

47,0

40

40,0

14

14,0

55

55,0

31

31,0

Universitas Sumatera Utara

67

Tabel 4.8 (Lanjutan)

No

Sikap

7

Saya wajib memeriksakan
kesehatan diri saya secara
berkala.
Saya bersedia menjaga dan
memelihara sarana dan
prasarana K3 di rumah sakit.
Saya wajib mengelola
limbah (termasuk sampah)
dan atau B3 dengan baik.
Saya bersedia membantu
evakuasi bila terjadi
bencana/kebakaran.

8

9

10

n

%

Cukup
Setuju
n
%

22

22,0

54

54,0

24

24,0

22

22,0

50

50,0

28

28,0

22

22,0

47

47,0

31

31,0

21

21,0

56

56,0

23

23,0

Setuju

Tidak
Setuju
n
%

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa distribusi sikap petugas pelaksana
terhadap penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan tidak
baik, yaknisejumlah 43 orang (43%).
Tabel 4.9 Distribusi Kategori Sikap Petugas Pelaksana terhadap Penerapan K3
di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
1. Baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
TOTAL

Kategori Sikap

n
23
34
43
100

%
23,0
34,0
43,0
100,0

3. Tindakan
Penilaian petugas pelaksana tentang respon terbuka terhadap penerapan K3
menunjukkan bahwa petugas pelaksana bekerja sesuai SPO yang telah ditetapkan
(70%). Petugas pelaksana menyatakan selalu dan tidak selalu memperhatikan safety
sign (poster dan rambu) termasuk jalur evakuasi ketika bekerja dengan proporsi yang

Universitas Sumatera Utara

68

sama (50%). Petugas pelaksana tidak selalu mengutamakan keselamatan dalam
bekerja (54%). Petugas pelaksana tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang disediakan bagi petugas rumah sakit (54%). Petugas pelaksana tidak selalu
menggunakan APD (jika diperlukan) saat bekerja (55%).
Petugas pelaksana menyatakan bila terjadi kejadian K3 sesuai alur/prosedur
yang ditetapkan rumah sakit dengan proporsi sama baik yang tidak dilaporkan
maupun dilaporkan (50%). Petugas pelaksana tidak selalu ikut dalam setiap kegiatan
pelatihan/sosialisasi terkait K3 (54%). Petugas pelaksana menjaga keamanan
lingkungan tempat saya bekerja (53%). Petugas pelaksana memilah dan membuang
limbah (termasuk sampah) medis dan non medis secara baik dan benar (54%).
Petugas pelaksana selalu berhati-hati dalam pekerjaan yang menggunakan B3 (54%).
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Tindakan terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Tindakan

1.

Saya bekerja sesuai SPO yang telah
ditetapkan.
Saya selalu memperhatikan safety sign
(poster dan rambu) termasuk jalur
evakuasi ketika bekerja.
Saya selalu mengutamakan keselamatan
dalam bekerja.
Saya memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang disediakan bagi petugas
rumah sakit.
Saya selalu menggunakan APD (jika
diperlukan) saat bekerja.

2.

3.
4.

5

Ya
n

%

Tidak
n
%

70

70,0

30

30,0

50

50,0

50

50,0

46

46,0

54

54,0

46

46,0

54

54,0

45

45,0

55

55,0

Universitas Sumatera Utara

69

Tabel 4.10 (Lanjutan)
No
6

7
8
9

10

Tindakan
Saya melaporkan kejadian K3 sesuai
alur/prosedur yang ditetapkan rumah
sakit.
Saya selalu ikut dalam setiap kegiatan
pelatihan/sosialisasi terkait K3.
Saya menjaga keamanan lingkungan
tempat saya bekerja.
Saya memilah dan membuang limbah
(termasuk sampah)medis dan non medis
secara baik dan benar.
Saya selalu berhati-hati dalam pekerjaan
yang menggunakan B3.

Ya

Tidak

n

%

n

%

50

50,0

50

50,0

46

46,0

54

54,0

53

53,0

47

47,0

54

54,0

46

46,0

54

54,0

46

46,0

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa distribusi tindakan petugas pelaksana
terhadap penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan tidak
baik sejumlah 56 orang (56%).
Tabel 4.11 Distribusi Kategori Tindakan Petugas Pelaksana terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Tindakan
1. Baik
2. Tidak baik
TOTAL

n
44
56
100

%
44,0
56,0
100,0

Kendati demikian, ternyata dari hasil pengamatan penulis tentang tindakan
petugas pelaksana dalam penerapan K3RS cenderung berbeda dengan hasil
kuesioner. Petugas pelaksana terlihat bekerja sesuai SPO yang telah ditetapkan
(66%). Petugas pelaksana terlihat tidak selalu memperhatikan safety sign (poster dan
rambu) termasuk jalur evakuasi ketika bekerja dengan proporsi yang sama (53%).
Petugas pelaksana terlihat tidak selalu mengutamakan keselamatan dalam bekerja

Universitas Sumatera Utara

70

(60%). Petugas pelaksana terlihat tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang disediakan bagi petugas rumah sakit (62%). Petugas pelaksana terlihat tidak
selalu menggunakan APD (jika diperlukan) saat bekerja (61%).
Hasil pengamatan tentang kejadian K3 sesuai alur/prosedur yang ditetapkan
rumah sakit tidak sesuai alur prosedur yang ditetapkan, dimana petugas tidak
melaporkan kejadian tersebut (51%). Petugas pelaksana terlihat tidak selalu diikutkan
dalam setiap kegiatan pelatihan/sosialisasi terkait K3 (52%). Petugas pelaksana
terlihat menjaga keamanan lingkungan tempat bekerja (51%). Petugas pelaksana
terlihat tidak memilah dan membuang limbah (termasuk sampah) medis dan non
medis secara baik dan benar (52%). Petugas pelaksana terlihat selalu berhati-hati
dalam pekerjaan yang menggunakan B3 (51%).
Tabel 4.12 Distribusi Hasil Observasi terhadap Tindakan Petugas Pelaksana
dalam Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Tindakan

1.

Saya bekerja sesuai SPO yang telah
ditetapkan.
Saya selalu memperhatikan safety sign
(poster dan rambu) termasuk jalur
evakuasi ketika bekerja.
Saya selalu mengutamakan keselamatan
dalam bekerja.
Saya memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang disediakan bagi petugas
rumah sakit.
Saya selalu menggunakan APD (jika
diperlukan) saat bekerja.
Saya melaporkan kejadian K3 sesuai
alur/prosedurrumah sakit.

2.

3.
4.

5
6

Ya

Tidak
n
%

n

%

66

66,0

34

34,0

47

47,0

53

53,0

40

40,0

60

60,0

38

38,0

62

62,0

39

39,0

61

61,0

49

49,0

51

51,0

Universitas Sumatera Utara

71

Tabel 4.12 (Lanjutan)
No
7
8
9

10

Tindakan
Saya selalu ikut dalam setiap kegiatan
pelatihan/sosialisasi terkait K3.
Saya menjaga keamanan lingkungan
tempat saya bekerja.
Saya memilah dan membuang limbah
(termasuk sampah)medis dan non medis
secara baik dan benar.
Saya selalu berhati-hati dalam pekerjaan
yang menggunakan B3.

Ya

Tidak

n

%

n

%

48

48,0

52

52,0

51

51,0

49

49,0

48

48,0

52

52,0

51

51,0

49

49,0

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa distribusi hasil observasi tindakan petugas
pelaksana terhadap penerapan K3 di rumah sakit Mitra Medika Medan lebih banyak
menyatakan tidak baik sejumlah 61 orang (61%).
Tabel 4.13 Distribusi Hasil Observasi Kategori Tindakan Petugas Pelaksana
Terhadap Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Tindakan
1. Baik
2. Tidak baik
TOTAL
4.3.3

N
39
61
100

%
39,0
61,0
100,0

Faktor Organisasi
Variabel faktor organisasi diukur berdasarkan kebijakan, SPO dan

kepemimpinan. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel.
1. Kebijakan
Penilaian petugas pelaksana tentang pandangan terkait tekad yang dimiliki
pimpinan rumah sakit untuk tetap konsisten dalam menerapkan K3 menunjukkan
bahwa kebijakan K3 didokumentasikan, diterapkan dan dikomunikasikan kepada

Universitas Sumatera Utara

72

semua petugas rumah sakit lebih banyak cukup setuju (46%). Petugas pelaksana
menyatakan kebijakan K3 di rumah sakit disusun dengan melibatkan semua petugas
lebih banyak cukup setuju (49%). Petugas pelaksana menyatakan rumah sakit harus
membuat kebijakan terkait sarana dan prasarana K3 lebih banyak cukup setuju (53%).
Petugas pelaksana menyatakan pimpinan rumah sakit telah menyediakan panitia K3
dan petugas yang kompeten dalam struktur organisasi lebih banyak cukup setuju
(50%). Petugas pelaksana menyatakan pimpinan rumah sakit meninjau kesesuaian
dan kesinambungan kebijakan K3 secara berkala lebih banyak cukup setuju (50%).
Petugas pelaksana menyatakan rumah sakit membuat kebijakan dan peraturan
pengelolaan limbah (termasuk sampah) dan B3 lebih banyak cukup setuju (45%).
Petugas pelaksana menyatakan rumah sakit membuat kebijakan terkait bencana dan
pembentukan tim tanggap darurat lebih banyak cukup setuju (47%). Petugas
pelaksana menyatakan rumah sakit membuat kebijakan jaminan keselamatan dan
kesehatan kepada setiap petugas lebih banyak cukup setuju (48%). Petugas pelaksana
menyatakan rumah sakit membuat kebijakan dan program diklat K3RS lebih banyak
cukup setuju (50%). Petugas pelaksana menyatakan kebijakan dan peraturan terkait
pendataan dan pelaporan K3 harus disusun lebih banyak cukup setuju (56%).

Universitas Sumatera Utara

73

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang Kebijakan Terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016
No

Kebijakan

1.

Kebijakan K3
didokumentasikan,
diterapkan dan
dikomunikasikan kepada
semua petugas rumah sakit.
Kebijakan K3 di rumah sakit
disusun dengan melibatkan
semua petugas.
Rumah sakit harus membuat
kebijakan terkait sarana dan
prasarana K3.
Pimpinantelah menyediakan
panitia K3 dan petugas yang
kompeten dalam struktur
organisasi rumah sakit.
Pimpinan rumah sakit
meninjau kesesuaian dan
kesinambungan kebijakan
K3 secara berkala.
Rumah sakit membuat
kebijakan dan peraturan
terkait pengelolaan limbah
(termasuk sampah) dan B3.
Rumah sakit membuat
kebijakan tentang bencana
dan pembentukan tim
tanggap darurat.
Rumah sakit harus membuat
kebijakan mengenai jaminan
keselamatan dan kesehatan
kepada setiap petugas.
Rumah sakit harus
membuat kebijakan dan
program diklat K3RS.
Kebijakan dan peraturan
terkait pendataan dan
pelaporan K3 harus disusun.

2.
3.
4.

5

6

7

8

9
10

n

%

Cukup
Setuju
n
%

44

44,0

46

46,0

10

10,0

28

28,0

49

49,0

23

23,0

33

33,0

53

53,0

14

14,0

29

29,0

50

50,0

21

21,0

24

24,0

50

50,0

26

26,0

31

31,0

45

45,0

24

24,0

33

33,0

47

47,0

20

20,0

33

33,0

48

48,0

19

19,0

33

33,0

50

50,0

17

17,0

27

27,0

56

56,0

17

17,0

Setuju

Tidak Setuju
n

%

Universitas Sumatera Utara

74

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa distribusi kategori kebijakan terhadap
penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan cukup baik
sejumlah 52 orang (52%).
Tabel 4.15 Distribusi Kategori Kebijakan terhadap Penerapan K3 di RSU.
Mitra Medika Medan Tahun 2016
No
Kategori Kebijakan
1. Baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
TOTAL

n
30
52
18
100

%
30,0
52,0
18,0
100,0

2. SPO
Penilaian petugas pelaksana tentang pandangan terhadap APD dan pedoman
tertulis yang digunakan untuk menerapkan K3 menunjukkan bahwa petugas
pelaksana menyatakan SPO mengenai pelayanan kesehatan kerja seperti MCU,
pemberian vaksin, pengobatan, dan lain-lain sudah baik lebih banyak menjawab
cukup setuju (43%). Petugas pelaksana menyatakan SPO tertulis yang dikeluarkan
rumah sakit jelas dan mudah dipahami lebih banyak menjawab cukup setuju (50%).
Petugas pelaksana menyatakan rumah sakit melibatkan petugas di setiap
instalasi/bagian dalam menyusun SPO kerja lebih banyak menjawab tidak setuju
(46%). Petugas pelaksana menyatakan SPO kerja harus disosialisasikan ke seluruh
petugas di instalasi/bagian terkaitlebih banyak menjawab tidak setuju (44%). Petugas
pelaksana menyatakan SPO kerja tersedia dan mudah dicari di setiap instalasi/bagian
rumah sakit lebih banyak tidak setuju (48%).

Universitas Sumatera Utara

75

Petugas pelaksana menyatakan SPO pengelolahan limbah (termasuk sampah)
medis dan non medis di rumah sakit telah baik lebih banyak menjawab cukup setuju
(46%). Petugas pelaksana menyatakan SPO mengenai pengelolahan B3 di rumah
sakit telah baik lebih banyak menjawab tidak setuju (50%). Petugas pelaksana
menyatakan SPO pemakaian APD, sarana dan prasarana rumah sakit telah baik lebih
banyak menjawab cukup setuju (48%). Petugas pelaksana menyatakan SPO
pengumpulan dan pelaporan data K3 telah baik lebih banyak menjawab cukup setuju
(34%). Petugas pelaksana menyatakan SPO penggunaan alat pemadam kebakaran
dan prosedur menghadapi bencana telah baiklebih banyak menjawab cukup setuju
(34%).

Universitas Sumatera Utara

76

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Petugas Pelaksana tentang SPO terhadap
Penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan Tahun 2016

No
1.

2.

3.

4.

5

6

7
8

9

10

SPO
SPO mengenai pelayanan
kesehatan kerja seperti
MCU, pemberian vaksin,
pengobatan, dan lain-lain
sudah baik.
SPO tertulis yang
dikeluarkan rumah sakit
jelas dan mudah dipahami.
Rumah sakit melibatkan
petugas di setiap
instalasi/bagian dalam
menyusun SPO kerja.
SPO kerja harus
disosialisasikan ke seluruh
petugas di instalasi/bagian
terkait.
SPO kerja tersedia dan
mudah dicari di setiap
instalasi/bagian rumah sakit.
SPO pengelolahan limbah
(termasuk sampah) medis
dan non medis di rumah
sakit telah baik.
SPO mengenai pengelolahan
B3 di rumah sakit telah baik.
SPO pemakaian APD,
sarana dan prasarana rumah
sakit telah baik.
SPO pengumpulan dan
pelaporan data K3 telah
baik.
SPO penggunaan alat
pemadam kebakaran dan
prosedur menghadapi
bencana telah baik.

n

%

Cukup
Setuju
n
%

16

16,0

43

20

20,0

13

Setuju

Tidak Setuju
n

%

43,0

41

41,0

50

50,0

30

30,0

13,0

41

41,0

46

46,0

23

23,0

33

33,0

44

44,0

16

16,0

36

36,0

48

48,0

14

14,0

46

46,0

40

40,0

10

10,0

40

40,0

50

50,0

20

20,0

48

48,0

32

32,0

16

16,0

45

45,0

39

39,0

21

21,0

45

45,0

34

34,0

Universitas Sumatera Utara

77

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa distribusi kategori SPO terhadap
penerapan K3 di RSU. Mitra Medika Medan lebih banyak menyatakan tidak baik
sejumlah 53 orang (53%).
Tabel 4.17 Distribusi Kategori SPO Terhadap Penerapan K3 di RSU. Mitra
Medika Medan Tahun 2016
No
1. Baik
2. Cukup baik
3. Tidak baik
TOTAL

Kategori SPO

N
16
31
53
100

%
16,0
31,0
53,0
100,0

3. Kepemimpinan
Penilaian petugas pelaksana tentang pandangan kepada kepala instalasi/bagian
dan pimpinan rumah sakit dalam menjalankan tanggung jawab serta memberikan
arahan, bimbingan, pengawasan, pendokumentasian, koordinasi, dan bantuan
terhadap penerapan K3 menunjukkan bahwa petugas kesehatan menyatakan kepala
instalasi/bagian selalu memberi arahan dan bimbingan terkait pelaks