Strategi dalam Bisnis Internasional sert (1)

Firsty Chintya Laksmi – 071411233015
Kelas A

Bisnis Internasional Week 6

Strategi dalam Bisnis Internasional serta Korelasi Mengenai Pengaturan Investasi oleh
Negara secara Domestik maupun Internasional
Kebutuhan akan adanya perpindahan atau tukar-menukar beberapa sumber dari faktor
produksi di ranah internasional, secara tidak langsung menghadirkan kebutuhan akan adanya
manajemen atau pengaturan perpindahan faktor internasional utamanya dari investasi. Secara
singkat, manajemen itu dapat diatur melalui dua cara, yakni dari negara itu sendiri melalui
kebijakan ekonomi negaranya, serta dari perjanjian di tingkat internasional. Guna memahami
dan membedakan manajemen perpindahan faktor dari investasi, maka dapat dilihat melalui
timeline dari sejarah strategi yang ada pada tulisan Johan Aurik et al. (2014, 2-6) yang
berjudul The History of Strategy and its Future Prospects dimana mampu menjelaskan
beberapa babak perkembangan strategi serta prospeknya di ranah bisnis itu sendiri.
Pembabakan tersebut mampu mempermudah melihat shifting dimana awalnya berfokus pada
peperangan yakni babak early days yang dipengaruhi oleh Art of War milik Sun Tzu hingga
berakhir pada strategi bisnis terbaru yakni Strategi Ersatz atau war for talent. Kemudian,
untuk mengetahui hubungan dari kebijakan ekonomi negara dengan investasi yang masuk
dapat dilihat melalui tulisan Michael Porter (1990, 74-8) yang berjudul The Competitive

Advantage of Nations pada bagian the role of government, sedangkan pengaturan investasi
oleh negara-negara secara internasional dapat dilihat pada bagian the company agenda, selain
itu juga melalui perjanjian TRIMs.
Johan Aurik et al. (2014, 2-6) dalam tulisannya yang berjudul The History of Strategy and its
Future Prospects menjelaskan pembabakan yang secara eksplisit memperlihatkan manajemen
perpindahan faktor internasional dari investasi, yakni: (1) strategi Art of War milik Sun Tzu,
dimana disini para elit politik selalu mencoba untuk meningkatkan kekuatan negaranya
dengan berperang, perang adalah sebuah seni, tidak hanya secara fisik tetapi mulai dengan
upaya deterrence dari kepemilikan nuklir misalnya; (2) strategi eksklusifitas (hingga tahun
1900), dimana strategi pada babak ini memperlihatkan bahwa negara yang memiliki sumber
daya yang lebih (eksklusif) dari negara lain akan memimpin atau mengatur lebih dari negara
lainnya, contohnya John D. Rockefeller yang memonopoli perdagangan minyak di Amerika
Utara; (3) strategi industrial proficiency (tahun 1900 – 1968), dimana disini muncul adanya
business engineers yang sampai saat ini masih ada, tugasnya untuk meningkatkan kinerja
bisnis suatu industry atau perusahaan; (4) strategi Heydays (tahun 1969 – pertengahan
1990an), dimana disini semakin lama suatu perusahaan itu berdiri, maka bisnis atau
manajemennya semakin baik dan semakin murah biaya produksinya. Babak ini pula yang

Firsty Chintya Laksmi – 071411233015
Kelas A


Bisnis Internasional Week 6

menjadi dasar untuk mengatur strategi yang mengabungkan price setting, production
volumes, dan production cost dalam melawan kompetitor lain; (5) strategi proliferasi
(pertengahan 1990an – pertengahan 2010an), dimana menggabungkan adanya pengaruh yang
besar dari teknologi serta shifting dari industrial-based menuju service-based yang semakin
pula melahirkan aktor-aktor kecil yang dapat berkontribusi dalam bidang bisnis internasional
(Aurik et al. 2014, 6).
Semakin banyaknya aktor yang dapat memengaruhi tersebut kemudian menghadirkan strategi
prospek yang terbaru yakni war for talent atau Strategi Ersatz yang lebih mengatur
bagaimana mengatasi efek samping dari kebebasan perkembangan strategi di babak-babak
yang telah penulis jelaskan diatas. Ada empat jawaban atau strategi yang dapat diterapkan
yakni, (1) authentic leadership and corporate values, dimana membangun bisnis dengan
adanya kepemimpinan yang kuat, arah yang jelas, serta manajemen organisasi yang terbuka
dan mampu mengikuti perkembangan yag ada; (2) no-regret tactics, dimana mengedepankan
taktik yang mampu mendorong masyarakat atau konsumen percaya kepada perusahaan,
contohnya Lean Six Sigma yang membuat taktik tanpa limbah dalam kegiatan produksinya;
(3) no more strategic frameworks, dimana tidak membatasi kerangka kerja strategi contohnya
adalah Blue Ocean Strategy yang mendorong perusahaan untuk menciptakan ruang pasar yag

belum ada pesaingnya; (4) agility, flexibility, and resilience, dimana strategi tersebut harus
bersifat fleksibel dan tangguh akan hambatan-hambata yang sekiranya akan hadir di
kemudian hari. Contohnya yakni current-out menuju future-in, serta cascading down menuju
organizationally inclusive, dimana semua orang atau kalangan mampu menggunakannya
seperti WhatsApp, dsb (Aurik et al. 2014, 8-10).
Kemudian, Michael Porter (1990, 74-8) dalam tulisannya yang berjudul The Competitive
Advantage of Nations menjelaskan mengenai hubungan kebijakan ekonomi suatu negara
dengan investasi yang masuk karena disini negara yang memiliki legitimasi dalam
pengambilan kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan investasi. The role of government,
disini pemerintah negara biasanya dalam membuat kebijakan akan memperhatikan
kemampuan dan aset yang dimiliki negara itu sendiri, caranya pun dapat dijalankan dengan
(1) menarik para investor karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa modal lah yang
dijadikan hal utama untuk roda perekonomian negara; maupun dengan (2) membatasi
investasi masuk guna melindungi pelaku ekonomi domestik (Porter 1990, 87). Kebijakan
ekonomi suatu negara juga dapat memengaruhi investasi yang masuk dikarenakan peran
pemerintah yang nyata dalam hal memperketat persentase kerjasama dengan industri yang

Firsty Chintya Laksmi – 071411233015
Kelas A


Bisnis Internasional Week 6

dianggap sebagai saingan; mendorong adanya inovasi perusahaan domestik; hingga
penetapan peraturan sehingga tidak ada monopoli pasar oleh aktor atau perusahaan tertentu
(Porter 1990, 88). Namun, kapabilitas pemerintah untuk mengatur investasi jangka panjang
biasanya justru backfire, menimbulkan uncertainty atau ketidakpastian mengenai apa yang
akan terjadi masa yang akan datang. Tetapi setidaknya pemerintah mampu menentukan arah
kebijakan ekonomi suatu negara utamanya dalam hal investasi masuk, yang barang tentu
tidak ingin negaranya menjadi semakin terpuruk lebih dalam lagi (Porter 1990, 89).
Berbeda dengan kebijakan domestik masing-masing negara, secara internasional, investasi
diatur oleh negara-negara melalui the company agenda yang melihat dari faktor determinan
berlian keuntungan negara atau the diamond of national advantage; serta perjanjian
internasional yang mengatur perdagangan internasional melalui pengukuran investasi seperti
Trade-Related Investment Measures (TRIMs). Pertama, the company agenda yakni
mendorong perusahaan di dalam suatu negara untuk bersaing secara internasional, dengan
berbagai cara antara lain, membuat tekanan untuk inovasi; membuka diri akan adanya rival
domestik sebagai kompetitor yang mampu dijadikan motivasi; berusaha untuk mengglobal
untuk meningkatkan keuntungan di negara lain; melokasikan home base untuk meningkatkan
keuntungan kompetitif secara nasional; meningkatkan the national diamond. Perlu diketahui,
the diamond of national advantage berisikan 4 sisi yakni: (1) kondisi faktor, seperti buruh,

tanah, dan modal; (2) kondisi permintaan, seperti keadaan suatu negara tertentu yang
membuat adanya permintaan tertentu pula, contohnya negara Jepang yang membutuhkan
pendingin ruangan yang berukuran kecil; (3) related & supporting industries, seperti adanya
ketersedian perusahaan lain yang mampu mendukung perusahaan, contohnya pabrik sepatu
yang membutuhkan perusahaan kulit; (4) firm strategy, structure, rivalry seperti strategi
perusahaan yang berfokus pada letak geografis perusahaan rival, contohnya pusat cutlery
(alat makan) di Soligen Jerman Barat dan Seki, Jepang; dan pusat industri kendaraan dan
instrument musik di Hamamatsu, Jepang (Porter 1990, 85). Kedua, yakni melalui perjanjian
perdagangan internasional Trade-Related Investment Measures (TRIMs) yang menyepakati
tentang aturan investasi, dalam hal ini bertujuan untuk meningkatkan kebebasan investasi
antarnegara anggota World Trade Organization (WTO) sehingga kebijakan proteksi domestik
dapat dikesampingkan (WTO 2016).
Dari penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa dalam bisnis internasional selalu tidak
dapat terlepas dari adanya strategi. Secara lebih lanjut, strategi tersebut dapat ditarik pada
manajemen atau pengaturan faktor internasional dari investasi. Pembabakan shifting dimana

Firsty Chintya Laksmi – 071411233015
Kelas A

Bisnis Internasional Week 6


awalnya berfokus pada peperangan yakni babak early days yang dipengaruhi oleh Art of War
milik Sun Tzu hingga berakhir pada strategi bisnis terbaru yakni Strategi Ersatz atau war for
talent. Di era kontemporer saat ini manajemen bisnis, lebih menggabungkan adanya
teknologi dan internet yang semakin melahirkan banyak aktor yang berkontribusi
didalamnya. Namun, pada dasarnya the role of government, negara tetap memegang
legitimasi tertinggi untuk membuat kebijakan domestik negara yang juga sekaligus dapat
mengatur investasi yang masuk, selain itu adanya the company agenda dan perjanjian seperti
TRIMs mampu mengatur negara-negara di ranah internasional. Penulis berpendapat bahwa
dalam menjalankan strategi bisnis apalagi di tingkat dunia baiknya not aim for single
strategy, tetapi harus pintar dalam menggabungkan beberapa strategi yang sekiranya dapat
berjalan secara bersamaan dan saling menyokong satu sama lain, dengan juga melihat situasi
dan kondisi yang terjadi di lingkungan bisnis tersebut. Apabila hal tersebut dapat
diselaraskan, maka penulis berharap bisnis internasional akan lebih kondusif, teratur, dan
terus berkembang menjadi lebih baik lagi.

Referensi:
Aurik, Johan et al. 2014. The History of Strategy and its Future Prospects. A.T. Kearney Inc,
pp. 2-14
Porter, Michael A. 1990. The Competitive Advantage of Nations, dalam Harvard Business

Review, March-April, pp. 74-91
WTO. 2016. Agreement on Trade-Related Investment Measures (TRIMs) [Online] Tersedia
dalam: https://www.wto.org/english/tratop_e/trims_e.htm (Diakses pada 14 Oktober
2016)