PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA DI SD NEGERI X
KABUPATEN TEMANGGUNG

Galuh Setyarieni
292013180
Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa di SD Negeri X Kabupaten Temanggung. Penelitian
dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, data yang digunakan
diperoleh dari data sekunder. Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan
Software SPSS (Statistical Smart Solution) Ver. 23.0 For Windows. Hasil analisis
menunjukkan jika motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa sebesar 0.264 kategori sedang. Dengan demikian motivasi belajar siswa
mempengaruhi hasil belajar yang didapatkan.
Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar

PENDAHULUAN


Masalah yang sangat serius dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan dalam berbagai jenjang pendidikan. Banyak kalangan
berpendapat jika rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi terbatasnya sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan
ketrampilan untuk dapat memenuhi tuntutan pembagunan nasional dari berbagai
bidang. Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu

kunci dari

pembangunan nasional, dapat diartikan bahwa masa depan negara sangat
bergantung dari kualitas pendidikan, dan pendidikan yang berkualitas akan
muncul pada semua jenjang pendidikan dengan diiringi dengan sekolah yang
berkualitas juga
Peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan memperbaiki
karakteristik siswa sebagai peserta didik yang mempunyai peran penting dalam
pembangunan nasional untuk kedepannya. Seorang peserta didik akan mengikuti
proses pembelajaran dengan baik jika didasari dengan motivasi belajar yang kuat.
Dalam motivasi belajar terdapat aspirasi dan cita-cita siswa sehingga siswa dapat
mengerti apa yang menjadi tujuan dalam belajar, disamping itu keadaan siswa
yang baik dalam belajar akan menyebabkab siswa tersebut semangan dalam

mengikuti proses belajar dan juga dapat menyelesaikan tugas dengan baik,
kebalikannya jika seorang siswa sakit ia tidak akan mempunyai gairah untuk
belajar (Mudjiono, 2002:98).
Dengan tidak adanya motivasi belajar siswa, akan melemahkan kegiatan
pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar yang tidak memuaskan. Sehingga
motivasi belajar harus selalu diperkuat terus menerus dengan tujuan agar hasil
belajar yang diraih siswa dapat optimal. Motivasi belajar yang dimiliki siswa
dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran tertentu (Nashar,2004:11). Siswa akan memahami apa
yang dipelajari dan dikuasai sehingga dapat tersimpan dalam jangka waktu yang

lama, dan juga siswa dapat menghargai apa yang telah dipelajari serta dapat
mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
Siswa merupakan salah komponen penting dalam dunia pendidikan
sebagai orang yang membutuhkan pendidikan. Dalam pasal 1 ayat 4 UU RI No.
20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa siswa
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dalam proses
mengembangkan diri, siswa membutuhkan bantuan dan bimbingan dari orang lain
yang telah dewasa untuk melaksanakan tugasnya.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu ‘movere’ yang berarti bergerak.
Motivasi juga diartikan sebagai sumberdaya atau kekuatan yang menggerakkan
serta mengendalikan perilaku manusia. Motivasi merupakan upaya yang dapat
memberikan dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindakan yang
dikehendaki dan menjadikan motif sebagai penggerak dalam berbuat sesuatu.
Karena tindakan seseorang berorientasi pada tujuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi motivasi adalah suatu penggerak yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut Winardi, (2001: 65) motivasi dibedakan menjadi dua klasifikasi
yaitu internal dan eksternal. Teori motivasi internal berorientasi pada kebutuhan
individu, keinginan, dan harapannya sebagai kekuatan yang menyusun motivasi.
Sedangkan untuk klasifikasi eksternal merupakan gabungan dari faktor-faktor
internal dan faktor-faktor eksternal seperti kebijakan organisasi sebagai
penyusunnya.
Secara umum hasil belajar merupakan suatu hasil nyata yang dicapai oleh
siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang
diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Menurut W. Winkel
(Psikologi Pengajaran 1989:82) hasil belajar merupakan keberhasilan yang
dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang diwujudkan dalam


bentuk angk, sedangkan menurut Winarno (Interaksi Belajar Mengajar 1980:25)
hasil belajar bagi siswa kebanyakan orang mengartikan sebagai ulangan, ujian,
atau tes. Dengan pengertian tersebut dapat disimpulkan jika hasil belajar
merupakan prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar dengan membawa suatu perubahan tingkah laku seseorang.
Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan
banyak hal, seperti : 1). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai; 2).
Membangkitkan minat siswa; 3). Menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam belajar; 4). Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik; 5).
Memberikan pujian pada setiap keberhasilan siswa; 6). Berikan penilaian; 7).
Ciptakan persaingan dan kerjasama. Hal-hal tersebut dapat dilakukan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran sehingga hasil belajar yang siswa dapatkan juga bisa memuaskan.
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar di SD
Negeri X di Kabupaten Temanggung?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskripsi kuantitatif dan

verifikatif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan fakta dan
kejadian pada objek yang diteliti, sedangkan verifikatif adalah metode yang
dilakukan untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder dan analisisnya menggunakan perhitungan statistik
dengan Software versi 23.0 for windows.

HASIL PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis mengolah data sekunder guna menemukan
hubungan keterkaitan antara motivasi belajar dengan hasil belajar SD Negeri X di
Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel
independent (X) dan variabel dependent (Y). Dimana variabel independent adalah
motivasi belajar dan variabel dependent adalah hasil belajar. Pengujian dua
variabel ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, dan
Uji Korelasi Non Parametrik.
a. Hasil Analisis Data
1. Uji Normalitas
Cara yang digunakan dalam menentukan apakah distribusi data
normal atau tidak dengan melihat histogram residual apakah berbentuk
‘lonceng’ atau tidak. Atau menggunakan cara lain dalam SPSS seperti

menggunakan menu Analyze – regresion – linear. Kemudian masukkan
variabel Y pada kotak dependent, dan variabel X pada kotak Independet
kemudian klik save. Brikan tanda contreng pada Unstandadized pada
bagian residuals, kemudian pilih continue dan klik tombol OK, yang akan
menghasilkan variabel baru bernama unstandarized residual (RES_1),
dan kemudian klik menu analyze-Descriptive Statistics-descriptives dan
kemudian berikan tanda contreng pada Kurtosis dan Skewness lalu klik
continu dan pilih OK. Maka akan mendapatkan data seperti berikut:

Descriptive Statistics
Minimu Maxim
N
Statisti

m

c

Statistic
-


Unstandardized
Residual

um
Mean Deviation
Skewness
Statisti Statisti
Statisti Std.

71 30.6633
6

Valid N (listwise)

Std.

c

c


19.164
94

Statistic
.

000000

c

9.0592225

0

6

-.186

Error

.285

Kurtosis
Statisti Std.
c
1.065

71

Rumus yang digunakan untuk mencari rasio Skewness adalah
dengan cara dengan membagi skewness dengan standar error skewness
begitu juga dengan rumus untuk mencari rasio kurtosis yaitu statistic
kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis.
Terlihat rasio skewness dari tabel diatas adalah -0.186 : 0.285 = 0.652;
sedangkan rasio kurtosis adalah 1.065 : 0.563 = 1.89. Rasio skewness dan
kurtosis berada diantara -2 hingga +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal, sehingga korelasi yang digunakan adalah korelasi
regresi.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi , apakah bernilai positif ataukah negatif. Ada banyak cara
yang bisa digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya suatu autokorelasi.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan Uji
Durbin-Waston (DW Test). Langkah-langkahnya dengan melakukan
regresi untuk data yang ada seperti pada uji normalitas, kemudian pilih
statistics akan muncul tampilan kotak dan kemudian berikan tanda
contreng pada Durbin-Waston kemudian klik continu dan akhirnya klik
OK. Maka akan muncul hasil seperti berikut:

Error
.563

Adjusted R

Std. Error of

Durbin-

Model
R

R Square
Square
the Estimate
a
1
.376
.141
.129
9.125
a. Predictors: (Constant), Motivasi_belajar
b. Dependent Variable: Nilai

Watson
1.796

Bila nilai DW lebih besar dari nol maka autokorekasi bernilai
positif. Dalam tabel diatas dapat dilihat jika hasil DW adalah 1.796, maka
dapat ditarik kesimpulan jika ada gejala autokorelasi positif antara
motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan mengetahui hubungan antara variabel satu
dengan variabel lainnya. Karena data berdistribusi normal maka korelasi
yang digunakan adalah uji korelasi parametrik. Variabel yang ada yakni
motivasi belajar dan hasil belajar termasuk ke dalam data interval dan
data ordinal, maka dari tabel ini analisisnya menggunakan uji kendals
tau_b. Dengan cara buka data kemudian pilih analyze-correlate-bivariate
kemudian masukkan variabel motivasi belajar dan hasil belajar ke kolom
variabel dan berikan tanda contreng pada kendals tau_b kemudian tekan
OK. Maka akan dijumpai output sebagai berikut:
Motivasi_bel
Nilai
Kendall's

Nilai

tau_b

Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Motivasi_belaj Correlation
ar

Correlation

Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

ajar

1.000

.264**

.
71

.002
71

.264**

1.000

.002
71

.
71

Dari data diatas dapat dilihat bahwa variabel motivasi belajar
memengaruhi hasil belajar siswa sebesar 0.264. Sehingga dapat
disimpulkan jika motivasi belajar adalah salah satu faktor berpengaruh
dalam mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Apabila suatu sekolah
menginginkan peserta didik yang mempunyai hasil belajar yang
memuaskan, maka sekolah tersebut harus dapat meningkatkan motivasi
belajar setiap siswa yang bersekolah di sekolah itu. Apabila motivasi
belajar siswa tinggi maka diharapkan hasil belajar siswa juga akan
menjadi memuaskan dengan tujuan dapat memberikan dampak pada
kualitas pendidikan yang lebih baik lagi.
Berikut hasil keseluruhan dari perhitungan analisis data, sebagai berikut:
1). Motivasi Belajar Berpengaruh Positif Terhadap Hasil Belajar.
Hasil analisis data mengemukakan jika motivasi belajar
berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan tingkat korelasi
sedang. Dengan demikian hipotesis ‘Motivasi belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa’ dapat diterima.

Berdasarkan uji hipotesis mengenai dua variabel korelasi dan regresi
yang signifikan dengan kategori sedang dan tinggi, maka dapat dilihat
jika variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
siswa SD Negeri X di Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian yang
dihasilkan ini tidak secara mutlak meski instrumen yang diberikan
kepada responden sudah melalui uji validitas dan uji reliabilitasa. Hasil
analisis ini tetap mempunyai taraf kesalahan, karena secara ilmiah
kemampuan alat ukur variabel tersebut mempunyai keterbatasan.
b. Upaya Tindak Lanjut
Siswa akan mendapatkan hasil belajar dengan optimal jika
didukung dengan motivasi belajar yang tinggi, dengan menerapkan
berbagai upaya-upaya seperti: 1). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;

2). Membangkitkan minat siswa; 3). Menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar; 4). Menggunakan variasi metode penyajian
yang menarik; 5). Memberikan pujian pada setiap keberhasilan siswa; 6).
Berikan penilaian; 7). Ciptakan persaingan dan kerjasama. Dengan
demikian siswa akan merasa lebih bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran dan menjadikan siswa termotivasi dalam memahami materi
yang disampaikan oleh Guru. Sehingga siswa dapat mendapatkan hasil
belajar yang optimal dan memuaskan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SD Negeri X
Kabupaten Temanggung, maka secara keseluruhan mutu pendidikan meliputi
mutu input (Siswa, sarana prasarana, SDM), mutu proses (Guru,
pembelajaran, belajar siswa, dan manajerial), serta mutu output (Akademik
dan Non akademik). Motivasi belajar berkorelasi atau berhubungan positif
terhadap mutu pendidikan termasuk dalam kategori korelasi sedang yaitu
motivasi belajar sebesar 0.264.
Adapun dengan melihat hasil analisis data yang disajikan, maka daopat
disimpulkan yaitu:
1). Motivasi belajar mempunyai pengaruh psitif terhadap mutu pendidikan.
Hasil analisis pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar termasuk
korelasi sedang, sebesar 0.264. Dengan demikian hipotesis ‘Motivasi
belajar berpengaruh terhadap hasil belajar’ dapat diterima.
B. Saran
Alangkah

baiknya

jika

seorang

guru

dalam

proses

pembelajarannya menggunakan metode-metode yang dapat merangsang
motivasi belajar siswa. Selain itu dalam proses menumbuhkan motivasi
belajar siswa, guru juga harus memberikan motivasi secara terus menerus
sehingga siswa akan merasa terdorong untuk mengikuti pembelajaran
dengan sangat antusias. Karena dengan memiliki motivasi belajar tinggi
akan memberi dampak yang baik bagi perolehan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina T., dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Debdikbud
http://respository.uinjkt.ac.id/dspace/bitsream/123456789/24037/1/CHOLILA
D.pdf