Analisis Efisiensi Sistem Produksi Minuman Botol Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar, Pematang Siantar) Chapter III IV

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1

Proses produksi

Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol “Badak” ini
dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
FRYING SUGAR

SARINGAN GULA

MASUK BOTOL

MIXER

WASHER

TRIMEK


INSPECTOR 1

FILLER

INSPECTOR 2

PACKING

VALVING

Gambar 3.1

Sistem Proses Produksi Minuman Botol “Badak”

Universitas Sumatera Utara

3.1.1. Uraian Proses Produksi
Proses produksi dibagi 3 proses yaitu
1.


Tempat proses pembuatan soda limun yang dibagi atas beberapa proses
yaitu Pemasakan gula (Frying Sugar), Saringan Gula, Mixer, Trimek,
Filler.

2.

Tempat proses masuk dan pembersihan botol yang dibagi atas beberapa
proses yaitu Insert, Washer, Inspector 1.

3.

Tempat pengisian soda limun kedalam botol dibagi atas beberapa proses
yaitu Filler, Inspector 2, Packing and Valving.

3.1.1.1.Uraian Proses Produksi Pembuatan Soda Limun
Pembuatan soda limun terdiri dari proses Pemasakan gula, Saringan gula,
Mixer, Trimek, Filler.
a.


Pemasakan gula (Frying Sugar)
o Gula dimasukkan ke sebuah tabung sebanyak 1500 kg untuk dimasak
dengan suhu 100oc selama 2 jam
o Setelah gula berbentuk cairan maka suhu diturunkan menjadi 80oc dan
dipanaskan selama 1 jam

b.

Saringan gula
o Gula yang sudah dipanaskan dialirkan melalui pipa ke saringan gula.
o Gula yang berbentuk cairan disaring untuk memisahkan gula yang
masih berbentuk batu dengan gula yang sudah mencair.

c.

Mixer [ Tabung pencampuran]
o Gula yang susah disaring dialirkan ke tabung mixer untuk dicampurkan
dengan air 1500L
o Setelah dicampur air,diaduk hingga merata lalu ditambahkan dengan
bahan-bahan yang lain seperti essence sarsapila dan pewarna agar

terbentuk lah sirup sarsapila.

d.

Trimek
o Setelah sirup sarsapila terbentuk,dialirkan menuju ke trimek
o Didalam trimek sirup dicampur dengan Co2 dan air 250L. diaduk
hingga menjadi larutan sirup soda sarsapila atau soda limun.

Universitas Sumatera Utara

e.

Filler
o Setelah terbentuk soda limun,makan dialirkan ke filler untuk melakukan
proses pengisian soda limun kedalam botol.

3.1.1.2.Uraian Proses Masuk dan Pembersihan Botol
Tempat proses masuk dan pembersihan botol terdiri dari proses Insert, Washer,
Inspector 1.

a.

Insert
o Disini adalah awal masuknya botol kedalam proses,botol disusun satu
persatu kedalam sebuah mesin rel menuju proses selanjutnya yaitu proses
pensterilan botol

b.

Washer
o Botol yang sudah dijalankan akan terlibah dahulu tersusun 6 botol
perbaris didalam sistem dimana terdapat 3 kali perputaran.
o Setelah botol tersusun maka direndam didalam air panas dan diputar
lalu dibersihkan serta didinginkan.
o Lalu botol dijalankan satu persatu untuk di inspeksi oleh Inspector 1,
lanjutkan berulang kali sampai jumlah permintaan produksi terpenuhi

c.

Inspector 1

o Botol-botol yang sudah dibersihkan oleh washer akan diperiksa lagi
oleh Human Inspector 1.
o Disini Human Inspector 1 akan memeriksa apakah ada botol yang
kurang bersih atau ada botol yang mengalami kerusakan, maka botol
tersebut akan diambil dan dibuang dari proses.

3.1.1.3. Uraian Proses Pengisian Soda Limun Kedalam Botol
Proses pengisian soda limun ke botol terdiri dari proses Filler, Inspector 2,
Packing and Valving.
a.

Filler
o Botol yang telah melewati Inspector 1 akan diisi soda limun didalam filler
o Didalam filler botol akan diproses satu persatu dimulai dari pengisian
soda limun kedalam botol.

Universitas Sumatera Utara

o Setelah diisi, botol akan diperiksa oleh Inspector 2 lalu botol akan
melalui proses filler yang kedua yaitu proses penutupan botol.

b.

Inspector 2
o Botol yang sudah melalui proses filler maka akan melalui Human
Inspector 2
o Disini Human Inspector 2 akan memeriksa apakah ada kesalahan dalam
pengisian dalam hal ketidak setimbangan volume ataupun ada botol
yang mengalami kerusakan dalam proses pengisian, maka botol akan
dibuang dari proses.

c.

Packing(Krak) and Valving
o Botol-botol yang sudah diperiksa dan ditutup akan melalui rel dan
menuju ke tempat packing dimana disusun kedalam krak.
o Disini 1 krak akan diisi 24 botol. Lalu krak-krak tersebut akan disusun
dalam valvet.
o Didalam 1 valvet akan diisi 24 krak. Lalu dijalankan untuk dimasukkan
kedalam gudang. Dengan volume gudang mencapai 4500 krak.


3.2

Pengumpulan data

Data yang didapat dari perusahaan adalah sebagai berikut:
e. Jumlah permintaan perhari pembuatan minuman “Badak” pada bulan januari
2015 hingga maret 2015.
f. Jumlah persediaan botol pada januari-Maret 2015.
g. Jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari-Maret 2015
h. Biaya - biaya yang diperlukan dalam produksi.
i. Jam kerja dalam setiap sistem produksi

3.2.1

Jumlah Permintaan Produksi Bulan Januari – Maret 2015

Jumlah permintaan produksi pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat pada
Tabel 3.1

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 Jumlah Permintaan Produksi
Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)

3.2.2

Hari ke

Januari

Februari

Maret

1

800

700


700

2

1200

800

1300

3

1300

700

1200

4


700

2000

1300

5

1700

800

700

6

1000

1100

800

7

1000

1400

800

8

900

1200

700

9

1600

1000

1200

10

800

900

700

11

1200

400

1600

12

1300

1200

800

13

600

1200

800

14

900

600

1700

15

1100

800

1500

16

1100

1100

1200

17

1600

1100

1500

18

1000

1500

1700

19

900

1500

1800

20

1200

700

1600

21

1100

600

1300

22

800

900

800

23

1200

1200

24

600

1600

Jumlah

25600

22200

28500

Jumlah Persediaan Botol Bulan Januari – Maret 2015

Data jumlah botol minuman pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat dari
Tabel 3.2

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2 Jumlah Persediaan Botol
Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)

3.2.3

Hari ke

Januari

Februari

Maret

1

850

750

750

2

1200

850

1300

3

1300

700

1200

4

750

2000

1300

5

1600

800

700

6

1000

1150

850

7

1000

1400

850

8

900

1200

750

9

1600

1000

1150

10

800

900

700

11

1250

450

1600

12

1300

1200

850

13

700

1200

800

14

1000

600

1700

15

1150

750

1500

16

1100

1100

1200

17

1600

1100

1500

18

1000

1500

1700

19

900

1500

1800

20

1200

700

1600

21

1200

600

1350

22

850

900

750

23

1250

1200

24

650

1600

Jumlah

26150

22350

28700

Jumlah Produksi yang Dihasilkan Bulan Januari – Maret 2015

Data jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari – Maret 2015 dapat
dilihat pada Tabel 3.3

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.3 Jumlah Produksi yang Dihasilkan
Bulan Januari – Maret 2015 (Krak)

3.2.4

Hari ke

Januari

Februari

Maret

1

810

710

736

2

1170

845

1285

3

1275

685

1173

4

728

2052

1284

5

1650

793

685

6

1025

1128

824

7

950

1375

837

8

895

1163

746

9

1626

989

1158

10

775

895

685

11

1245

438

1628

12

1280

1175

834

13

660

1204

769

14

910

589

1715

15

1140

746

1524

16

1120

1086

1157

17

1620

1133

1478

18

960

1457

1685

19

870

1524

1823

20

1175

678

1578

21

1165

589

1326

22

834

893

783

23

1236

1221

24

635

1586

Jumlah

25754

22147

28520

Biaya – biaya yang diperlukan dalam produksi

Biaya – biaya yang diperlukan dalam sistem produksi antara lain :

Universitas Sumatera Utara



Biaya Bahan Baku
Tabel 3.4 Biaya Bahan Baku
Biaya Bahan Baku



Bulan

(Rp)

Januari 2015

382,031,020.00

Februari 2015

335,056,460.50

Maret 2015

296,230,290.00

Biaya Gaji Operator
Tabel 3.5 Biaya Gaji Operator
jumlah gaji



Operator

(Rp per bulan)

Inspector 1

2,000,000

Inspector 2

2,000,000

Packing

1,800,000

Biaya Perawatan Mesin
Tabel 3.6 Biaya Perawatan Mesin
Biaya Perawatan



Mesin

(Rp per bulan)

Filler

25,000,000

Washer

15,000,000

Biaya Pembelian Mesin
Tabel 3.7 Biaya Penambahan Mesin
Biaya Mesin



Mesin

(Rp per bulan)

Filler

35,000,000

Harga Jual Produk
Tabel 3.8 Tabel Harga Jual Produk
Harga(Rp)
Krak

3.3

100,000

Pengolahan Data

Di dalam pengolahan data terdapat beberapa langkah yang dilakukan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Menentukan distribusi yang digunakan pada data permintaan
2. Menentukan distribusi yang digunakan pada data persediaan botol
3. Menentukan distribusi yang digunakan pada data produksi

3.3.1

Distribusi Data Permintaan

Data distirbusi permintaan diolah dengan menggunakan operasi didalam Software
stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 1 dimana distribusi didalam data
permintaan dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi
normal

dengan

batas

angka

1090,352

atau

dapat

ditulis

menjadi

N[1.09e+003,352].

3.3.2

Distribusi Data Persediaan Botol

Data distirbusi persediaan botol dengan menggunakan operasi didalam Software
stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 2 dimana distribusi didalam data
persediaan botol dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah
distribusi normal dengan batas angka 1190,350 atau dapat ditulis menjadi
N[1.1e+003,350].

3.3.3

Distribusi Data Produksi

Data distirbusi produksi dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit
yang dapat dilihat pada lampiran 3 dimana distribusi didalam dat permintaan dari
sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan
batas angka 1090,350 atau dapat ditulis menjadi N[1.09e+003,350].

3.4

Model Simulasi Sistem Nyata

Model simulasi dibuat dengan bantuan software ProModelTM. Model simulasi
yang berhasil dibangun yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam sistem
nyata dalam setiap proses nya seperti yang digambarkan pada pada lampiran 4.

Universitas Sumatera Utara

Didalam model simulasi ProModelTM ada beberapa bagian keterangan dalam
pembuatan model antara lain :
a.

Lokasi/Location
Lokasi yang digunakan di dalam model berjumlah 20 lokasi dengan kapasitas
setiap lokasi nya berbeda dengan satuan krak serta menggunakan prinsip
antrian FIFO(First In First Out) dengan keterangan lebih jelas terdapat pada
lampiran 5.

b.

Entitas/Entities
Entitas atau dapat disebut juga bahan-bahan yang digunakan dalam sistem
produksi seperti gula, botol, soda, krak_isi, krak_kosong dapat dilihat pada
lampiran 6.

c.

Kedatangan/Arrival
Proses awal kedatangan bahan(entitas) ke dalam sistem produksi dimana
botol masuk dari lokasi pickup dengan jumlah sekali masuk 1 krak dengan
total 1500 krak, gula masuk dari lokasi frying_sugar hingga trimek dengan
jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak, dan krak_kosong
masuk dari lokasi empty_krak denggan jumlah sekali masuk 1 krak
dengan total 1500 krak. Agar lebih jelas nya terdapat pada lampiran 7.

d.

Proses/Process
Sistem dimulainya proses produksi dari awal kedatangan gula dari
frying_sugar, botol ke pickup, lalu gula dan botol digabungkan menjadi
soda ke jalur_krak1, hingga akhir dari proses produksi soda dimasukkan
ke krak_kosong menjadi krak_isi dari krak menuju vallet. Proses didalam
sistem ini tergambarkan dalam lampiran 8.

Universitas Sumatera Utara

3.5

Analisis Simulasi Sistem Nyata

Simulasi yang dihasilkan dengan menggunakan jam kerja selama 8 jam perhari
nya dan dilakukan perulangan sebanyak 24 kali dengan satuan krak dimana 1 krak
terdapat 24 botol. Data hasil produksi yang dihasilkan menggunakan data yang
didapat dari perusahaan dengan menggunakan distribusi yang didapat. Data yang
dihasilkan dalam simulasi jika terdapat data yang kosong maka dapat dilakukan
beberapa cara antara lain :
a.

Mean (rata-rata)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat
dicari rata-rata dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong
tersebut. Penggunaan mean dapat dilakukan jika data yang kosong terdapat
1 data yang kosong.

b.

Median (titik tengah)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat
dicari titik tengah dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong
tersebut. Jika terdapat 2 data yang kosong dan terdapat 1 median maka
data kosong tersebut akan menggunakan data yang sama. Jika terdapat 1
data kosong dan 2 median maka akan dicari rata-rata dari median..

c.

Modus (nilai yang sering muncul)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat
dicari data yang paling sering muncul dari data yang didapat dan
digunakan untuk data kosong tersebut. Penggunaan modus dapat
dilakukan didalam single ataupun multiple data yang kosong.

3.5.1

Analisis Hasil dari Simulasi

Hasil dari simulasi ini akan dibuat ke dalam tabel antara lain :


Hasil Produksi dari Simulasi Nyata
Lokasi : Vallet

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.9 Jumlah Produksi yang Dihasilkan
n

X

1

1008

2

1008

3

1008

4

1010

5

1011

6

1006

7

1005

8

1006

9

1006

10

1004

11

1006

12

1008

13

1009

14

1005

15

1006

16

1008

17

1008

18

1010

19

1010

20

1010

21

1006

22

1009

23

1009

24

1007

Jumlah

24183

Keterangan : n = jumlah replikasi

3.5.2

X = jumlah produksi yang dihasilkan

Analisis Simulasi Nyata Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya

3.5.2.1 Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi nyata yang dilakukan dalam waktu proses 8
jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1008 krak, sedangkan di

Universitas Sumatera Utara

dalam sistem proses produksi yang ideal akan menghasilkan 1500 krak per hari
dalam waktu 8 jam kerja. Ini karena besarnya jumlah botol rusak dan tidak layak
untuk digunakan yang mengakibatkan efisiensi waktu terhadap hasil produksi
hanya sebesar 67.2%. Maka akan dilakukan usulan penambahan guna untuk
meningkatkan hasil produksi seperti penambahan operator ataupun mesin yang
digunakan.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi nyata dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Botol rusak
L

E

botol rusak 2

53

failed

27

total

80

Keterangan : L = Location

E = jumlah botol (krak)

3.5.2.2 Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang
dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel
3.9. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan)
Biaya yang dihasilkan

24183

Harga (Rp)
Biaya Bahan Baku (per bulan)
Biaya yang dikeluarkan
jumlah gaji (per bulan)
Biaya Perawatan (Rp per bulan)
Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)

2,418,300,000
337,772,590
5,800,000.00
40,000,000.00
2,034,727,410

Dari Tabel 3.12 dapat kita lihat hasil dari biaya produksi simulasi sistem nyata.
Langkah selanjutnya akan dilakukan simulasi usulan penambahan operator
ataupun mesin dengan memperhatikan penambahan gaji operator ataukah harga
pembelian mesin serta biaya perawatan mesin. Setelah itu akan dibandingkan
manakah biaya yang dihasilkan paling maksimum dari semua usulan-usulan
penambahan yang akan dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

3.6

Pengembangan Simulasi Model Usulan

Pengembangan model usulan dilakukan dengan cara memodifikasi model aktual.
Pengembangan model ini bertujuan untuk mengurangi banyak nya kerusakan botol
dan kelambatan mesin dalam proses produksi yang mengakibatkan hasil produksi
yang tidak efisien. Untuk hal ini maka ada 3 (tiga) alternatif usulan yang bisa
dikembangkan yaitu: pertama dengan penambahan operator, kedua dengan
penambahan stasiun kerja (elemen mesin) dan ketiga penambahan stasiun kerja
serta penambahan operator.

3.6.1

Analisis Simulasi Penambahan Operator

Untuk usulan pertama yaitu dengan penambahan operator akan dilakukan
penambahan sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi
dan 1 operator didalam proses packing. Penggunaan penambahan operator guna
mengurangi human error agar dapat mengurangi kerusakan pada botol serta dapat
melakukan proses packing yang lebih cepat yang mengakibatkan bertambahnya
hasil produksi yang dihasilkan.
Setelah dibuat model dan melakukan simulasi nya dalam software Promodel maka
akan didapatkan hasil sebagai berikut :


Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator
Lokasi : Vallet
Tabel 3.12 Jumlah produksi yang dihasilkan
n

X

1

1143

2

1142

3

1141

4

1144

5

1138

6

1140

7

1145

8

1139

9

1138

10

1129

Universitas Sumatera Utara

n

X

11

1147

12

1135

13

1133

14

1138

15

1132

16

1147

17

1148

18

1150

19

1134

20

1138

21

1144

22

1136

23

1135

24

1145

Jumlah

27361

Keterangan : n = jumlah replikasi

X = jumlah produksi yang dihasilkan

3.6.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu Dan
Biaya
3.6.1.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator yang dilakukan dalam
waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1140 krak
jika dibandingkan dengan hasil dari simulasi nyata yang rata-rata hanya
menghasilkan 1008 krak maka sudah mengalami peningkatan efisiensi waktu
terhadap hasil produksi dari 67.2% menjadi 76.0%. Namun hasil yang didapat
masih belum cukup dekat dengan efisiensi waktu yang ideal. Maka akan
dilakukan usulan selanjutnya.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dapat dilihat
pada Tabel 3.13.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.13 Botol rusak
L

E

botol rusak 2

61

Failed

29

Total

90

Keterangan : L = Location

E = jumlah botol(krak)

3.6.1.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang
dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel
3.12. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan)

27361

Biaya yang dihasilkan

Harga (Rp)
Biaya Bahan Baku (per bulan)
Biaya yang dikeluarkan
jumlah gaji (per bulan)
Biaya Perawatan (Rp per bulan)
Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)

2,736,100,000
337,772,590
11,600,000.00
40,000,000.00
2,346,727,410

Dari Tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi
penambahan operator mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang
dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 312.000.000,00.
Pada usulan penambahan operator biaya yang dikeluarkan untuk jumlah gaji
operator bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya
yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang
lebih besar dari gaji operator maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata.
Tabel 3.15 Perbandingan Simulasi Nyata dan Usulan 1

Jumlah

Human Error

Hasil Produksi

Operator

Peningkatan

Jumlah

Biaya

keuntungan

A

3

17%

1008

-

2,034,727,410

A1

6

5%

1140

5,800,000

2,346,727,410

Universitas Sumatera Utara

Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator

3.6.2

Analisis Simulasi Penambahan Mesin

Untuk usulan kedua yaitu penambahan mesin akan dilakukan penambahan 1
mesin dimana mesin yang ditambahkan adalah mesin filler ataupun mesin yang
digunakan untuk mengisi soda limun kedalam botol kosong. Penambahan mesin
ini berguna untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada
mesin filler.
Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel
maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut :


Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Mesin
Lokasi : Vallet
Tabel 3.16 Jumlah Produksi Yang Dihasilkan
n

X

1

1097

2

1098

3

1098

4

1098

5

1098

6

1098

7

1098

8

1098

9

1098

10

1098

11

1098

12

1098

13

1098

14

1097

15

1098

16

1097

17

1098

Universitas Sumatera Utara

n

X

18

1098

19

1098

20

1098

21

1098

22

1098

23

1097

24

1098

Jumlah

26348

Keterangan : n = jumlah replikasi

3.6.2.1

X = jumlah produksi yang dihasilkan

Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Dan
Biaya

3.6.2.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi penambahan mesin yang dilakukan dalam
waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar
1098 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan rata-rata
hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi dari
67.2% menjadi 73.2%. Tetapi jika dibandingkan dengan usulan pertama yaitu
denga penambahan operator mengalami penurunan efisiensi dari 76.0% menahdi
73.2%. Disini terlihat bahwa human error lebih mempengaruhi dalam hasil
produksi daripada kecepatan mesin.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan mesin dapat dilihat
pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Botol rusak
L

E

botol rusak 2

12

Failed

68

Total

80

Keterangan : L = Location

E = jumlah botol(krak)

Universitas Sumatera Utara

3.6.2.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang
dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel
3.16. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan)

26348

Biaya yang dihasilkan

Harga (Rp)
Biaya Bahan Baku (per bulan)
jumlah gaji (per bulan)
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Perawatan (Rp per bulan)
Biaya Penambahan Mesin (per bulan)
Total Biaya yang dihasilkan (Rp)
Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)

2,634,800,000
337,772,590
5,800,000
65,000,000
35,000,000
2,191,227,410

Dari Tabel 3.18 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi
penambahan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang
dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 156.500.000,00.
Pada usulan penambahan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya penambahan
mesin serta biaya perawatan mesin bertambah namun hasil produksi mengalami
peningkatan

sehingga

biaya

yang

dihasilkan

pun

bertambah.

Dengan

bertambahnya biaya hasil produksi yang lebih besar dari penambahan biaya yang
dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun mengalami penurunan
keuntungan jika dibandingkan dengan simulasi usulan penambahan operator.
Tabel 3.19 Perbandingan Simulasi Nyata , Usulan 1 dan Usulan 2

Jumlah

Waktu kerja

Jumlah

Human

Filler

Filler (sec)

Operator

Error

A

1

8

3

17%

A1

1

8

6

A2

2

4

3

Hasil Produksi

Peningkatan

Jumlah

Biaya

keuntungan

1008

-

2,034,727,410

5%

1140

5,800,000

2,346,727,410

16%

1098

60,000,000

2,191,227,410

Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator
A2 = Usulan penambahan mesin

Universitas Sumatera Utara

3.6.3

Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin

Untuk usulan ketiga ini kita akan menggabungkan usulan pertama dan kedua yaitu
dengan penambahan 1 mesin filler dan penambahan operator dimana penambahan
operator sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi dan 1
operator didalam proses packing. Penambahan operator dan mesin ini berguna
untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada mesin filler
serta mengurangi Human Error yang membuat bertambahnya hasil produksi yang
dihasilkan dan berkurangnya botol yang mengalami kerusakan.
Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel
maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut :


Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin
Lokasi : Vallet
Tabel 3.20 Jumlah produksi yang dihasilkan
n

X

1

1161

2

1161

3

1161

4

1161

5

1161

6

1161

7

1161

8

1161

9

1161

10

1161

11

1161

12

1160

13

1161

14

1161

15

1161

16

1161

17

1161

18

1161

Universitas Sumatera Utara

n

X

19

1161

20

1161

21

1161

22

1161

23

1161

24

1161

Jumlah

27863

Keterangan : n = jumlah replikasi

3.6.3.1

X = jumlah produksi yang dihasilkan

Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam
Efisiensi Waktu Dan Biaya

3.6.3.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam
Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator danmesin yang dilakukan
dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi
sebesar 1161 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan
rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi
dari 67.2% menjadi 77.4%. Disini terlihat bahwa penggabungan human error dan
kecepatan mesin untuk berproses meningkatkan efisiensi hasil produksi yang
cukup signifikan.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dan mesin
dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 3.21.
Tabel 3.21 Botol rusak
L

E

botol rusak 2

25

Failed

30

Total

65

Keterangan : L = Location

E = jumlah botol(krak)

Universitas Sumatera Utara

3.6.3.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin Dengan
Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang
dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel
3.20. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan)

27863

Biaya yang dihasilkan

Harga (Rp)
Biaya Bahan Baku (per bulan)
jumlah gaji (per bulan)
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Perawatan (Rp per bulan)
Biaya Penambahan Mesin (per bulan)
Total Biaya yang dihasilkan (Rp)
Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp)

2,786,300,000
337,772,590
11,600,000
65,000,000
35,000,000
2,336,927,410

Dari Tabel 3.22 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi
penambahan operator dan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan
biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp
302.200.000,00.
Pada usulan penambahan operator dan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya
penambahan mesin, biaya perawatan mesin, serta biaya gaji operator bertambah
namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun
bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang lebih besar dari
penambahan biaya yang dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun
mengalami

penurunan

keuntungan

jika

dibandingkan

dengan

simulasi

penambahan operator.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.23 Perbandingan Simulasi Nyata dan Simulasi Usulan

Jumlah

Waktu kerja

Jumlah

Human

Filler

Filler (sec)

Operator

Error

A

1

8

3

17%

A1

1

8

6

A2

2

4

A3

2

4

Hasil Produksi

Peningkatan

Jumlah

Biaya

keuntungan

1008

-

2,034,727,410

5%

1140

5,800,000

2,346,727,410

3

16%

1098

60,000,000

2,191,227,410

6

8%

1161

65,800,000

2,336,927,410

Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator
A2 = Usulan penambahan mesin
A3 = Usulan penambahan operator dan mesin

Analisis hasil yang didapat dari sistem simulasi nyata dan simulasi ketiga usulan
dapat dilihat dalam Tabel 3.24 serta grafik pada Gambar 3.2 hingga Gambar 3.6.
Tabel 3.24 Perbandingan Hasil Simulasi Sistem Nyata Dan Simulasi Usulan
Hasil Simulasi

Sistem Nyata

A1

A2

A3

Jumlah hasil produksi (krak)

24183

27361

26348

27863

(krak)

1008

1140

1098

1161

Utilitas hasil produksi

67.2%

76.0%

73.2%

77.4%

Jumlah botol rusak (krak)

80

90

80

65

Keuntungan (Rp)

2,034,727,410

2,346,727,410

2,191,227,410

2,336,927,410

Rata-rata hasil produksi

Keterangan : A1 = usulan 1

A2 = usulan 2

A3 = usulan 3

Usulan 1 = penambahan operator
Usulan 2 = penambahan mesin
Usulan 3 = penambahan operator dan mesin

Universitas Sumatera Utara

Jumlah hasil produksi
29000
28000

27863
27361

27000

26348

26000
25000
24000

Jumlah hasil produksi

24183

23000
22000
Sistem
Nyata

A1

A2

A3

Gambar 3.2 Perbandingan Jumlah Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan
Simulasi Usulan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah produksi yang
dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil
produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata.
Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki hasil produksi yang lebih besar
dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.

Rata-rata hasil produksi
1200
1161

1150

1140

1100

1098

1050
1000

Rata-rata hasil
produksi

1008

950
900
Sistem Nyata

A1

A2

A3

Gambar 3.3 Perbandingan Rata-rata Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan
Simulasi Usulan

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan rata-rata hasil produksi yang
dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil
produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata.
Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki rata-rata hasil produksi yang lebih besar
dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.

Utilitas hasil produksi
80.0%
78.0%
76.0%
74.0%
72.0%
70.0%
68.0%
66.0%
64.0%
62.0%

77.4%
76.0%
73.2%
Utilitas hasil produksi
67.2%

Sistem
Nyata

A1

A2

A3

Gambar 3.4 Perbandingan Utilitas Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan
Simulasi Usulan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan utilitas hasil produksi yang
dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan utilitas hasil
produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata.
Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki utilitas hasil produksi yang lebih besar
dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah botol rusak
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

90
80

80
65

Jumlah botol rusak

Sistem
Nyata

A1

A2

A3

Gambar 3.5 Perbandingan Jumlah Botol Rusak Simulasi Sistem Nyata dan
Simulasi Usulan

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah botol rusak yang
dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami penurunan jumlah
botol rusak jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat
bahwa usulan 3 memiliki kerusakan botol yang paling sedikit jika dibandingkan
dengan usulan lain nya dan sistem nyata.

Keuntungan
2,400,000,000
2,350,000,000
2,300,000,000
2,250,000,000
2,200,000,000
2,150,000,000
2,100,000,000
2,050,000,000
2,000,000,000
1,950,000,000
1,900,000,000
1,850,000,000

2,346,727,410

2,336,927,410

2,191,227,410
Biaya keuntungan

2,034,727,410

Sistem
Nyata

A1

A2

A3

Gambar 3.6 Perbandingan Keuntungan Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi
Usulan

Universitas Sumatera Utara

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan Keuntungan yang
dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan biaya
produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata.
Disini terlihat bahwa usulan 1 memiliki Keuntungan yang lebih besar
dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.

Dari Tabel 3.24 serta Gambar 3.2 hingga 3,.6 kita dapat melihat bahwa dalam
hasil produksi, rata-rata hasil produksi, utilitas hasil produksi, serta jumlah botol
yang rusak usulan 3 memiliki efisiensi waktu terhadap hasil produksi yang lebih
mendekati ideal dibandingkan sistem usulan lain nya. Namun untuk Keuntungan
usulan 1 yang memiliki efisiensi biaya yang paling menguntungkan dalam proses
produksi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis pada bab sebelumya dapat diuraikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari sistem simulasi nyata yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil
produksi sebesar 1008 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp.2.034.727.410
2. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator yang dilakukan
menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1140 krak dan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp.2.346.727.410
3. Dari sistem simulasi usulan penambahan mesin yang dilakukan menghasilkan
rata-rata hasil produksi sebesar 1098 krak dan menghasilkan keuntungan
sebesar Rp.2.191.227.410
4. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator dan mesin yang dilakukan
menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1161 krak dan menghasilkan
keuntungan sebesar Rp.2.336.927.410
4.2 Saran
Peneliti menyarankan agar pihak perusahaan ingin mendapatkan hasil produksi
yang optimal dalam efisiensi waktu dan biaya pihak perusahan dapat
menambahkan 3 operator dan 1 mesin dalam proses produksi minuman botol
“Badak” tersebut.

Universitas Sumatera Utara