Analisis Efisiensi Sistem Produksi Minuman Botol Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar, Pematang Siantar)
Lampiran 1 Distribusi permintaan
Lampiran 2 Distribusi persediaan botol
(2)
Lampiran 4 Model simulasi sistem nyata
(3)
Lampiran 6 Entities
Lampiran 7 Arrival
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Miftahol, 2008, Simulasi Sistem Industri, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Banks, J., J. S, Carson, and B.L. Nelson, 1996, Discrete-Event System Simulation, New Jersey : Prentice Hall.
Corporation, ProModel, 2000, ProModel Manufacturing Simulation Software, United States of America : ProModel Corporation.
Gonzalez, J.L dan Gonzalez, D. 2010. Analysis of an Economic Order Quantity and Reorder Point Inventory Control Model for Company XYZ. Journal of Industrial Engineering California Polytechnic State University. 1: 26-27.
King, P.L. 2011. Understanding safety stock and mastering its equations. Association for Operations Management (APICS).
Pamungkas, W.T dan Sutanto, A. 2012 . Analisis Pengendalian Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus Pada PT. MISAJA MITRA CO.LTD). Jurnal Manajemen Bisnis (FOKUS). 1: 2.
Puspika, J. dan Anita, D. 2013. Inventory Control dan Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Pada Pabrik Roti BOBO Pekanbaru. Jurnal Ekonomi STIE Pelita Indonesia. 21: 2.
Rangkuti, F. 2006. Manajemen persediaan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Render, B. and Heizer, J. 2006. Principles Of Operation Management Eight Edition. Pearson Education, Inc. United States.
Ristono, A. 2009. Manajemen Persediaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, H. 2000. Dasar-dasar Operation Researchs. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Suswardji, E., Eman S. dan Ratnaningsih, R. 2012. Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Pada PT. NT Piston Ring Indonesia di Karawang. Jurnal Manajemen Universitas Singaperbangsa Karawang. 10: 13-14.
(5)
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Proses produksi
Proses produksi yang dijalankan dalam membuat minuman botol “Badak” ini dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Sistem Proses Produksi Minuman Botol “Badak”
FRYING SUGAR
MIXER
VALVING TRIMEK
FILLER
INSPECTOR 2
PACKING SARINGAN GULA
MASUK BOTOL
WASHER
(6)
3.1.1. Uraian Proses Produksi Proses produksi dibagi 3 proses yaitu
1. Tempat proses pembuatan soda limun yang dibagi atas beberapa proses yaitu Pemasakan gula (Frying Sugar), Saringan Gula, Mixer, Trimek,
Filler.
2. Tempat proses masuk dan pembersihan botol yang dibagi atas beberapa proses yaitu Insert, Washer, Inspector 1.
3. Tempat pengisian soda limun kedalam botol dibagi atas beberapa proses yaitu Filler, Inspector 2, Packing and Valving.
3.1.1.1.Uraian Proses Produksi Pembuatan Soda Limun
Pembuatan soda limun terdiri dari proses Pemasakan gula, Saringan gula,
Mixer, Trimek, Filler.
a. Pemasakan gula (Frying Sugar)
o Gula dimasukkan ke sebuah tabung sebanyak 1500 kg untuk dimasak dengan suhu 100oc selama 2 jam
o Setelah gula berbentuk cairan maka suhu diturunkan menjadi 80oc dan dipanaskan selama 1 jam
b. Saringan gula
o Gula yang sudah dipanaskan dialirkan melalui pipa ke saringan gula. o Gula yang berbentuk cairan disaring untuk memisahkan gula yang
masih berbentuk batu dengan gula yang sudah mencair. c. Mixer [ Tabung pencampuran]
o Gula yang susah disaring dialirkan ke tabung mixer untuk dicampurkan dengan air 1500L
o Setelah dicampur air,diaduk hingga merata lalu ditambahkan dengan bahan-bahan yang lain seperti essence sarsapila dan pewarna agar terbentuk lah sirup sarsapila.
d. Trimek
o Setelah sirup sarsapila terbentuk,dialirkan menuju ke trimek
o Didalam trimek sirup dicampur dengan Co2 dan air 250L. diaduk hingga menjadi larutan sirup soda sarsapila atau soda limun.
(7)
e. Filler
o Setelah terbentuk soda limun,makan dialirkan ke filler untuk melakukan proses pengisian soda limun kedalam botol.
3.1.1.2.Uraian Proses Masuk dan Pembersihan Botol
Tempat proses masuk dan pembersihan botol terdiri dari proses Insert, Washer, Inspector 1.
a. Insert
o Disini adalah awal masuknya botol kedalam proses,botol disusun satu persatu kedalam sebuah mesin rel menuju proses selanjutnya yaitu proses pensterilan botol
b. Washer
o Botol yang sudah dijalankan akan terlibah dahulu tersusun 6 botol perbaris didalam sistem dimana terdapat 3 kali perputaran.
o Setelah botol tersusun maka direndam didalam air panas dan diputar lalu dibersihkan serta didinginkan.
o Lalu botol dijalankan satu persatu untuk di inspeksi oleh Inspector 1, lanjutkan berulang kali sampai jumlah permintaan produksi terpenuhi c. Inspector 1
o Botol-botol yang sudah dibersihkan oleh washer akan diperiksa lagi oleh Human Inspector 1.
o Disini Human Inspector 1 akan memeriksa apakah ada botol yang kurang bersih atau ada botol yang mengalami kerusakan, maka botol tersebut akan diambil dan dibuang dari proses.
3.1.1.3. Uraian Proses Pengisian Soda Limun Kedalam Botol
Proses pengisian soda limun ke botol terdiri dari proses Filler, Inspector 2, Packing and Valving.
a. Filler
o Botol yang telah melewati Inspector 1 akan diisi soda limun didalam filler o Didalam filler botol akan diproses satu persatu dimulai dari pengisian
(8)
o Setelah diisi, botol akan diperiksa oleh Inspector 2 lalu botol akan melalui proses filler yang kedua yaitu proses penutupan botol.
b. Inspector 2
o Botol yang sudah melalui proses filler maka akan melalui Human
Inspector 2
o Disini Human Inspector 2 akan memeriksa apakah ada kesalahan dalam pengisian dalam hal ketidak setimbangan volume ataupun ada botol yang mengalami kerusakan dalam proses pengisian, maka botol akan dibuang dari proses.
c. Packing(Krak) and Valving
o Botol-botol yang sudah diperiksa dan ditutup akan melalui rel dan menuju ke tempat packing dimana disusun kedalam krak.
o Disini 1 krak akan diisi 24 botol. Lalu krak-krak tersebut akan disusun dalam valvet.
o Didalam 1 valvet akan diisi 24 krak. Lalu dijalankan untuk dimasukkan kedalam gudang. Dengan volume gudang mencapai 4500 krak.
3.2 Pengumpulan data
Data yang didapat dari perusahaan adalah sebagai berikut:
e. Jumlah permintaan perhari pembuatan minuman “Badak” pada bulan januari 2015 hingga maret 2015.
f. Jumlah persediaan botol pada januari-Maret 2015.
g. Jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari-Maret 2015 h. Biaya - biaya yang diperlukan dalam produksi.
i. Jam kerja dalam setiap sistem produksi
3.2.1 Jumlah Permintaan Produksi Bulan Januari – Maret 2015
Jumlah permintaan produksi pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.1
(9)
Tabel 3.1 Jumlah Permintaan Produksi Bulan Januari – Maret 2015 (Krak) Hari ke Januari Februari Maret
1 800 700 700
2 1200 800 1300
3 1300 700 1200
4 700 2000 1300
5 1700 800 700
6 1000 1100 800
7 1000 1400 800
8 900 1200 700
9 1600 1000 1200
10 800 900 700
11 1200 400 1600
12 1300 1200 800
13 600 1200 800
14 900 600 1700
15 1100 800 1500
16 1100 1100 1200
17 1600 1100 1500
18 1000 1500 1700
19 900 1500 1800
20 1200 700 1600
21 1100 600 1300
22 800 900 800
23 1200 1200
24 600 1600
Jumlah 25600 22200 28500
3.2.2 Jumlah Persediaan Botol Bulan Januari – Maret 2015
Data jumlah botol minuman pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat dari Tabel 3.2
(10)
Tabel 3.2 Jumlah Persediaan Botol Bulan Januari – Maret 2015 (Krak) Hari ke Januari Februari Maret
1 850 750 750
2 1200 850 1300
3 1300 700 1200
4 750 2000 1300
5 1600 800 700
6 1000 1150 850
7 1000 1400 850
8 900 1200 750
9 1600 1000 1150
10 800 900 700
11 1250 450 1600
12 1300 1200 850
13 700 1200 800
14 1000 600 1700
15 1150 750 1500
16 1100 1100 1200
17 1600 1100 1500
18 1000 1500 1700
19 900 1500 1800
20 1200 700 1600
21 1200 600 1350
22 850 900 750
23 1250 1200
24 650 1600
Jumlah 26150 22350 28700
3.2.3 Jumlah Produksi yang Dihasilkan Bulan Januari – Maret 2015
Data jumlah produksi yang dihasilkan pada bulan Januari – Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.3
(11)
Tabel 3.3 Jumlah Produksi yang Dihasilkan Bulan Januari – Maret 2015 (Krak) Hari ke Januari Februari Maret
1 810 710 736
2 1170 845 1285
3 1275 685 1173
4 728 2052 1284
5 1650 793 685
6 1025 1128 824
7 950 1375 837
8 895 1163 746
9 1626 989 1158
10 775 895 685
11 1245 438 1628
12 1280 1175 834
13 660 1204 769
14 910 589 1715
15 1140 746 1524
16 1120 1086 1157
17 1620 1133 1478
18 960 1457 1685
19 870 1524 1823
20 1175 678 1578
21 1165 589 1326
22 834 893 783
23 1236 1221
24 635 1586
Jumlah 25754 22147 28520
3.2.4 Biaya – biaya yang diperlukan dalam produksi
(12)
• Biaya Bahan Baku
Tabel 3.4 Biaya Bahan Baku
Bulan
Biaya Bahan Baku (Rp) Januari 2015 382,031,020.00 Februari 2015 335,056,460.50 Maret 2015 296,230,290.00 • Biaya Gaji Operator
Tabel 3.5 Biaya Gaji Operator
Operator
jumlah gaji (Rp per bulan) Inspector 1 2,000,000 Inspector 2 2,000,000 Packing 1,800,000 • Biaya Perawatan Mesin
Tabel 3.6 Biaya Perawatan Mesin
Mesin
Biaya Perawatan (Rp per bulan)
Filler 25,000,000
Washer 15,000,000
• Biaya Pembelian Mesin
Tabel 3.7 Biaya Penambahan Mesin
Mesin
Biaya Mesin (Rp per bulan)
Filler 35,000,000
• Harga Jual Produk
Tabel 3.8 Tabel Harga Jual Produk Harga(Rp) Krak 100,000
3.3 Pengolahan Data
(13)
1. Menentukan distribusi yang digunakan pada data permintaan 2. Menentukan distribusi yang digunakan pada data persediaan botol 3. Menentukan distribusi yang digunakan pada data produksi
3.3.1 Distribusi Data Permintaan
Data distirbusi permintaan diolah dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 1 dimana distribusi didalam data permintaan dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan batas angka 1090,352 atau dapat ditulis menjadi N[1.09e+003,352].
3.3.2 Distribusi Data Persediaan Botol
Data distirbusi persediaan botol dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit yang dapat dilihat pada lampiran 2 dimana distribusi didalam data persediaan botol dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan batas angka 1190,350 atau dapat ditulis menjadi N[1.1e+003,350].
3.3.3 Distribusi Data Produksi
Data distirbusi produksi dengan menggunakan operasi didalam Software stat:Fit
yang dapat dilihat pada lampiran 3 dimana distribusi didalam dat permintaan dari sistem nyata dan akan digunakan dalam simulasi adalah distribusi normal dengan batas angka 1090,350 atau dapat ditulis menjadi N[1.09e+003,350].
3.4 Model Simulasi Sistem Nyata
Model simulasi dibuat dengan bantuan software ProModelTM. Model simulasi yang berhasil dibangun yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam sistem nyata dalam setiap proses nya seperti yang digambarkan pada pada lampiran 4.
(14)
Didalam model simulasi ProModelTM ada beberapa bagian keterangan dalam pembuatan model antara lain :
a. Lokasi/Location
Lokasi yang digunakan di dalam model berjumlah 20 lokasi dengan kapasitas setiap lokasi nya berbeda dengan satuan krak serta menggunakan prinsip antrian FIFO(First In First Out) dengan keterangan lebih jelas terdapat pada lampiran 5.
b. Entitas/Entities
Entitas atau dapat disebut juga bahan-bahan yang digunakan dalam sistem produksi seperti gula, botol, soda, krak_isi, krak_kosong dapat dilihat pada lampiran 6.
c. Kedatangan/Arrival
Proses awal kedatangan bahan(entitas) ke dalam sistem produksi dimana botol masuk dari lokasi pickup dengan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak, gula masuk dari lokasi frying_sugar hingga trimek dengan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak, dan krak_kosong masuk dari lokasi empty_krak denggan jumlah sekali masuk 1 krak dengan total 1500 krak. Agar lebih jelas nya terdapat pada lampiran 7. d. Proses/Process
Sistem dimulainya proses produksi dari awal kedatangan gula dari frying_sugar, botol ke pickup, lalu gula dan botol digabungkan menjadi soda ke jalur_krak1, hingga akhir dari proses produksi soda dimasukkan ke krak_kosong menjadi krak_isi dari krak menuju vallet. Proses didalam sistem ini tergambarkan dalam lampiran 8.
(15)
3.5 Analisis Simulasi Sistem Nyata
Simulasi yang dihasilkan dengan menggunakan jam kerja selama 8 jam perhari nya dan dilakukan perulangan sebanyak 24 kali dengan satuan krak dimana 1 krak terdapat 24 botol. Data hasil produksi yang dihasilkan menggunakan data yang didapat dari perusahaan dengan menggunakan distribusi yang didapat. Data yang dihasilkan dalam simulasi jika terdapat data yang kosong maka dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a. Mean (rata-rata)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari rata-rata dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Penggunaan mean dapat dilakukan jika data yang kosong terdapat 1 data yang kosong.
b. Median (titik tengah)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari titik tengah dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Jika terdapat 2 data yang kosong dan terdapat 1 median maka data kosong tersebut akan menggunakan data yang sama. Jika terdapat 1 data kosong dan 2 median maka akan dicari rata-rata dari median..
c. Modus (nilai yang sering muncul)
Jika dari 24 data yang dihasilkan terdapat kekosongan data maka dapat dicari data yang paling sering muncul dari data yang didapat dan digunakan untuk data kosong tersebut. Penggunaan modus dapat dilakukan didalam single ataupun multiple data yang kosong.
3.5.1 Analisis Hasil dari Simulasi
Hasil dari simulasi ini akan dibuat ke dalam tabel antara lain :
• Hasil Produksi dari Simulasi Nyata Lokasi : Vallet
(16)
Tabel 3.9 Jumlah Produksi yang Dihasilkan
Keterangan : n = jumlah replikasi X = jumlah produksi yang dihasilkan
3.5.2 Analisis Simulasi Nyata Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya 3.5.2.1Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi nyata yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1008 krak, sedangkan di
n X
1 1008
2 1008
3 1008
4 1010
5 1011
6 1006
7 1005
8 1006
9 1006
10 1004
11 1006
12 1008
13 1009
14 1005
15 1006
16 1008
17 1008
18 1010
19 1010
20 1010
21 1006
22 1009
23 1009
24 1007
(17)
dalam sistem proses produksi yang ideal akan menghasilkan 1500 krak per hari dalam waktu 8 jam kerja. Ini karena besarnya jumlah botol rusak dan tidak layak untuk digunakan yang mengakibatkan efisiensi waktu terhadap hasil produksi hanya sebesar 67.2%. Maka akan dilakukan usulan penambahan guna untuk meningkatkan hasil produksi seperti penambahan operator ataupun mesin yang digunakan.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi nyata dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Botol rusak
L E
botol rusak 2 53
failed 27
total 80
Keterangan : L = Location E = jumlah botol (krak)
3.5.2.2Analisis Simulasi Nyata Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.9. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan) 24183
Biaya yang dihasilkan Harga (Rp) 2,418,300,000
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Bahan Baku (per bulan) 337,772,590 jumlah gaji (per bulan) 5,800,000.00 Biaya Perawatan (Rp per bulan) 40,000,000.00 Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp) 2,034,727,410
Dari Tabel 3.12 dapat kita lihat hasil dari biaya produksi simulasi sistem nyata. Langkah selanjutnya akan dilakukan simulasi usulan penambahan operator ataupun mesin dengan memperhatikan penambahan gaji operator ataukah harga pembelian mesin serta biaya perawatan mesin. Setelah itu akan dibandingkan manakah biaya yang dihasilkan paling maksimum dari semua usulan-usulan penambahan yang akan dilakukan.
(18)
3.6 Pengembangan Simulasi Model Usulan
Pengembangan model usulan dilakukan dengan cara memodifikasi model aktual. Pengembangan model ini bertujuan untuk mengurangi banyak nya kerusakan botol dan kelambatan mesin dalam proses produksi yang mengakibatkan hasil produksi yang tidak efisien. Untuk hal ini maka ada 3 (tiga) alternatif usulan yang bisa dikembangkan yaitu: pertama dengan penambahan operator, kedua dengan penambahan stasiun kerja (elemen mesin) dan ketiga penambahan stasiun kerja serta penambahan operator.
3.6.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator
Untuk usulan pertama yaitu dengan penambahan operator akan dilakukan penambahan sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi dan 1 operator didalam proses packing. Penggunaan penambahan operator guna mengurangi human error agar dapat mengurangi kerusakan pada botol serta dapat melakukan proses packing yang lebih cepat yang mengakibatkan bertambahnya hasil produksi yang dihasilkan.
Setelah dibuat model dan melakukan simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
• Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator Lokasi : Vallet
Tabel 3.12 Jumlah produksi yang dihasilkan
n X
1 1143
2 1142
3 1141
4 1144
5 1138
6 1140
7 1145
8 1139
9 1138
(19)
n X
11 1147
12 1135
13 1133
14 1138
15 1132
16 1147
17 1148
18 1150
19 1134
20 1138
21 1144
22 1136
23 1135
24 1145
Jumlah 27361
Keterangan : n = jumlah replikasi X = jumlah produksi yang dihasilkan
3.6.1.1Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.6.1.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dalam Efisiensi Waktu Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi 1140 krak jika dibandingkan dengan hasil dari simulasi nyata yang rata-rata hanya menghasilkan 1008 krak maka sudah mengalami peningkatan efisiensi waktu terhadap hasil produksi dari 67.2% menjadi 76.0%. Namun hasil yang didapat masih belum cukup dekat dengan efisiensi waktu yang ideal. Maka akan dilakukan usulan selanjutnya.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dapat dilihat pada Tabel 3.13.
(20)
Tabel 3.13 Botol rusak
L E
botol rusak 2 61
Failed 29
Total 90
Keterangan : L = Location E = jumlah botol(krak)
3.6.1.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dengan Efisiensi Biaya Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.12. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan) 27361
Biaya yang dihasilkan Harga (Rp) 2,736,100,000
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Bahan Baku (per bulan) 337,772,590 jumlah gaji (per bulan) 11,600,000.00 Biaya Perawatan (Rp per bulan) 40,000,000.00 Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp) 2,346,727,410
Dari Tabel 3.14 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan operator mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 312.000.000,00. Pada usulan penambahan operator biaya yang dikeluarkan untuk jumlah gaji operator bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang lebih besar dari gaji operator maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata.
Tabel 3.15 Perbandingan Simulasi Nyata dan Usulan 1 Jumlah
Operator
Human Error Hasil Produksi Peningkatan Biaya
Jumlah keuntungan
A 3 17% 1008 - 2,034,727,410
(21)
Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator
3.6.2 Analisis Simulasi Penambahan Mesin
Untuk usulan kedua yaitu penambahan mesin akan dilakukan penambahan 1 mesin dimana mesin yang ditambahkan adalah mesin filler ataupun mesin yang digunakan untuk mengisi soda limun kedalam botol kosong. Penambahan mesin ini berguna untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada mesin filler.
Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut :
• Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Mesin Lokasi : Vallet
Tabel 3.16 Jumlah Produksi Yang Dihasilkan
n X
1 1097
2 1098
3 1098
4 1098
5 1098
6 1098
7 1098
8 1098
9 1098
10 1098
11 1098
12 1098
13 1098
14 1097
15 1098
16 1097
(22)
n X
18 1098
19 1098
20 1098
21 1098
22 1098
23 1097
24 1098
Jumlah 26348
Keterangan : n = jumlah replikasi X = jumlah produksi yang dihasilkan
3.6.2.1 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.6.2.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dalam Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi penambahan mesin yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1098 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi dari 67.2% menjadi 73.2%. Tetapi jika dibandingkan dengan usulan pertama yaitu denga penambahan operator mengalami penurunan efisiensi dari 76.0% menahdi 73.2%. Disini terlihat bahwa human error lebih mempengaruhi dalam hasil produksi daripada kecepatan mesin.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan mesin dapat dilihat pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Botol rusak
L E
botol rusak 2 12
Failed 68
Total 80
(23)
3.6.2.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Mesin Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.16. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan) 26348
Biaya yang dihasilkan Harga (Rp) 2,634,800,000
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Bahan Baku (per bulan) 337,772,590 jumlah gaji (per bulan) 5,800,000 Biaya Perawatan (Rp per bulan) 65,000,000 Biaya Penambahan Mesin (per bulan) 35,000,000 Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp) 2,191,227,410
Dari Tabel 3.18 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 156.500.000,00. Pada usulan penambahan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya penambahan mesin serta biaya perawatan mesin bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambahnya biaya hasil produksi yang lebih besar dari penambahan biaya yang dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun mengalami penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan simulasi usulan penambahan operator.
Tabel 3.19 Perbandingan Simulasi Nyata , Usulan 1 dan Usulan 2 Jumlah
Filler
Waktu kerja
Filler (sec)
Jumlah Operator
Human Error
Hasil Produksi Peningkatan Biaya
Jumlah keuntungan
A 1 8 3 17% 1008 - 2,034,727,410
A1 1 8 6 5% 1140 5,800,000 2,346,727,410
A2 2 4 3 16% 1098 60,000,000 2,191,227,410
Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator A2 = Usulan penambahan mesin
(24)
3.6.3 Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin
Untuk usulan ketiga ini kita akan menggabungkan usulan pertama dan kedua yaitu dengan penambahan 1 mesin filler dan penambahan operator dimana penambahan operator sebanyak 3 operator kerja dimana 2 operator didalam proses inpseksi dan 1 operator didalam proses packing. Penambahan operator dan mesin ini berguna untuk mengurangi terjadi nya antrian dan menumpuknya proses pada mesin filler
serta mengurangi Human Error yang membuat bertambahnya hasil produksi yang dihasilkan dan berkurangnya botol yang mengalami kerusakan.
Setelah dilakukan model dan membuat simulasi nya dalam software Promodel maka akan didapatkan beberapa hasil sebagai berikut :
• Hasil Produksi Dari Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Lokasi : Vallet
Tabel 3.20 Jumlah produksi yang dihasilkan
n X
1 1161
2 1161
3 1161
4 1161
5 1161
6 1161
7 1161
8 1161
9 1161
10 1161
11 1161
12 1160
13 1161
14 1161
15 1161
16 1161
17 1161
(25)
n X
19 1161
20 1161
21 1161
22 1161
23 1161
24 1161
Jumlah 27863
Keterangan : n = jumlah replikasi X = jumlah produksi yang dihasilkan
3.6.3.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam Efisiensi Waktu Dan Biaya
3.6.3.1.1 Analisis Simulasi Penambahan Operator Dan Mesin Dalam Efisiensi Waktu
Didalam sistem simulasi produksi penambahan operator danmesin yang dilakukan dalam waktu proses 8 jam kerja per hari menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1161 krak jika dibandingkan dengan simulasi nyata yang menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak sudah mengalami peningkatan efisiensi dari 67.2% menjadi 77.4%. Disini terlihat bahwa penggabungan human error dan kecepatan mesin untuk berproses meningkatkan efisiensi hasil produksi yang cukup signifikan.
Jumlah dari botol yang rusak dalam simulasi penambahan operator dan mesin dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 3.21.
Tabel 3.21 Botol rusak
L E
botol rusak 2 25
Failed 30
Total 65
(26)
3.6.3.1.2 Analisis Simulasi Penambahan Operator dan Mesin Dengan Efisiensi Biaya
Dari data Tabel 3.4 sampai dengan Tabel 3.8 terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dan harga yang diterima dari hasil produksi yang terdapat pada Tabel 3.20. Dapat kita lihat perhitungan efisiensi biaya dengan menggunakan Ms.Excel
yang terdapat pada Tabel 3.22.
Tabel 3.22 Biaya Produksi
Hasil Produksi (krak per bulan) 27863
Biaya yang dihasilkan Harga (Rp) 2,786,300,000
Biaya yang dikeluarkan
Biaya Bahan Baku (per bulan) 337,772,590 jumlah gaji (per bulan) 11,600,000 Biaya Perawatan (Rp per bulan) 65,000,000 Biaya Penambahan Mesin (per bulan) 35,000,000 Total Biaya yang dihasilkan (Rp) Biaya Hasil - Biaya Keluar (Rp) 2,336,927,410
Dari Tabel 3.22 dapat kita lihat bahwa biaya yang dihasilkan dalam simulasi penambahan operator dan mesin mengalami peningkatan dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan simulasi nyata dengan peningkatan biaya sebesar Rp 302.200.000,00.
Pada usulan penambahan operator dan mesin biaya yang dikeluarkan untuk biaya penambahan mesin, biaya perawatan mesin, serta biaya gaji operator bertambah namun hasil produksi mengalami peningkatan sehingga biaya yang dihasilkan pun bertambah. Dengan bertambah nya biaya hasil produksi yang lebih besar dari penambahan biaya yang dikeluarkan maka keuntungan yang dihasilkan pun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan simulasi model nyata. Namun mengalami penurunan keuntungan jika dibandingkan dengan simulasi penambahan operator.
(27)
Tabel 3.23 Perbandingan Simulasi Nyata dan Simulasi Usulan Jumlah
Filler
Waktu kerja
Filler (sec)
Jumlah Operator
Human Error
Hasil Produksi Peningkatan Biaya
Jumlah keuntungan
A 1 8 3 17% 1008 - 2,034,727,410
A1 1 8 6 5% 1140 5,800,000 2,346,727,410
A2 2 4 3 16% 1098 60,000,000 2,191,227,410
A3 2 4 6 8% 1161 65,800,000 2,336,927,410
Keterangan : A = Simulasi nyata
A1 = Usulan penambahan operator A2 = Usulan penambahan mesin
A3 = Usulan penambahan operator dan mesin
Analisis hasil yang didapat dari sistem simulasi nyata dan simulasi ketiga usulan dapat dilihat dalam Tabel 3.24 serta grafik pada Gambar 3.2 hingga Gambar 3.6.
Tabel 3.24 Perbandingan Hasil Simulasi Sistem Nyata Dan Simulasi Usulan
Hasil Simulasi Sistem Nyata A1 A2 A3
Jumlah hasil produksi (krak) 24183 27361 26348 27863
Rata-rata hasil produksi
(krak) 1008 1140 1098 1161
Utilitas hasil produksi 67.2% 76.0% 73.2% 77.4%
Jumlah botol rusak (krak) 80 90 80 65
Keuntungan (Rp) 2,034,727,410 2,346,727,410 2,191,227,410 2,336,927,410 Keterangan : A1 = usulan 1 A2 = usulan 2 A3 = usulan 3
Usulan 1 = penambahan operator Usulan 2 = penambahan mesin
(28)
Gambar 3.2 Perbandingan Jumlah Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Gambar 3.3 Perbandingan Rata-rata Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan 24183 27361 26348 27863 22000 23000 24000 25000 26000 27000 28000 29000 Sistem Nyata
A1 A2 A3
Jumlah hasil produksi
Jumlah hasil produksi
1008 1140 1098 1161 900 950 1000 1050 1100 1150 1200
Sistem Nyata A1 A2 A3
Rata-rata hasil produksi
Rata-rata hasil produksi
(29)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan rata-rata hasil produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki rata-rata hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Gambar 3.4 Perbandingan Utilitas Hasil Produksi Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan utilitas hasil produksi yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan utilitas hasil produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki utilitas hasil produksi yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
67.2%
76.0%
73.2%
77.4%
62.0% 64.0% 66.0% 68.0% 70.0% 72.0% 74.0% 76.0% 78.0% 80.0%
Sistem Nyata
A1 A2 A3
Utilitas hasil produksi
(30)
Gambar 3.5 Perbandingan Jumlah Botol Rusak Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah botol rusak yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami penurunan jumlah botol rusak jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 3 memiliki kerusakan botol yang paling sedikit jika dibandingkan dengan usulan lain nya dan sistem nyata.
Gambar 3.6 Perbandingan Keuntungan Simulasi Sistem Nyata dan Simulasi Usulan 80 90 80 65 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sistem Nyata
A1 A2 A3
Jumlah botol rusak
Jumlah botol rusak
2,034,727,410 2,346,727,410 2,191,227,410 2,336,927,410 1,850,000,000 1,900,000,000 1,950,000,000 2,000,000,000 2,050,000,000 2,100,000,000 2,150,000,000 2,200,000,000 2,250,000,000 2,300,000,000 2,350,000,000 2,400,000,000 Sistem Nyata
A1 A2 A3
Keuntungan
(31)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa perbandingan Keuntungan yang dihasilkan dalam setiap sistem simulasi usulan mengalami kenaikan biaya produksi yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil sistem simulasi nyata. Disini terlihat bahwa usulan 1 memiliki Keuntungan yang lebih besar dibandingkan usulan lain nya dan sistem nyata.
Dari Tabel 3.24 serta Gambar 3.2 hingga 3,.6 kita dapat melihat bahwa dalam hasil produksi, rata-rata hasil produksi, utilitas hasil produksi, serta jumlah botol yang rusak usulan 3 memiliki efisiensi waktu terhadap hasil produksi yang lebih mendekati ideal dibandingkan sistem usulan lain nya. Namun untuk Keuntungan usulan 1 yang memiliki efisiensi biaya yang paling menguntungkan dalam proses produksi.
(32)
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis pada bab sebelumya dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari sistem simulasi nyata yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1008 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.034.727.410
2. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1140 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.346.727.410
3. Dari sistem simulasi usulan penambahan mesin yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1098 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.191.227.410
4. Dari sistem simulasi usulan penambahan operator dan mesin yang dilakukan menghasilkan rata-rata hasil produksi sebesar 1161 krak dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.2.336.927.410
4.2 Saran
Peneliti menyarankan agar pihak perusahaan ingin mendapatkan hasil produksi yang optimal dalam efisiensi waktu dan biaya pihak perusahan dapat menambahkan 3 operator dan 1 mesin dalam proses produksi minuman botol “Badak” tersebut.
(33)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Simulasi
2.1.1 Pengertian Metode Simulasi
Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987). Menurut Hasan (2002), simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.
Simulasi adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memecahkan model – model dari golongan yang luas. Golongan atau kelas ini sangat luasnya sehingga dapat dikatakan , “ Jika semua cara yang lain gagal, cobalah simulasi” (Schroeder, 1997).
2.1.2. Model Dari Suatu Sistem
Sebuah model didefinisikan sebagai representasi dari suatu sistem untuk tujuan pembelajaran terhadap sistem. Dalam memodelkan sebuah sistem, sangat penting untuk memahami konsep dari sebuah sistem dan sistem pembatas. Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek (manusia, mesin, dan informasi) yang dihubungkan dan saling berinteraksi bersama-sama dalam aturan-aturan atau adanya saling ketergantungan untuk menyelesaikan beberapa tujuan. Contohnya adalah sistem produksi manufaktur automobile dimana mesin, komponen part,
(34)
dan pekerja beroperasi bersama sepanjang lintas perakitan untuk menghasilkan kendaraan berkualitas tinggi. Lingkungan sistem adalah perubahan yang terjadi di luar sistem, perubahan tersebut seringkali mempengaruhi sebuah sistem. Dalam pemodelan sistem, sangat penting untuk pembatas antara sistem dan lingkungannya.
2.1.3. Komponen Sistem
Untuk mengerti dan menganalisis sebuah sistem, beberapa istilah perlu untuk didefinisikan, yaitu:
1. Entity/Entitas
Entitas adalah objek yang menjadi perhatian dalam suatu sistem contohnya: server, costumer, mesin, dll.
2. Attribut
Atribut adalah properti dati entitas (contoh: prioritas costumer yang menunggu). Satu hal yang perlu diingat bahwa nilai atribut mengikat entiti tertentu. Sebuah part (entitas) memiliki atribut (arrival, time, due date, priority, dan color) yang berbeda dengan part yang lain.
3. Activity
Aktivitas adalah suatu kejadian yang dilakukan entitas dalam selang waktu tertentu (contoh: costumer menabung pada kasir di bank).
4. State
State dari sistem adalah variabel yang digunakan untuk menerangkan keadaan sistem pada suatu waktu berkaitan dengan tujuan pengamatan sistem yang ingin dicapai. Contohnya yaitu pada sistem antrian kasir bank dimana variabel state meliputi: jumlah teller yang sibuk, jumlah costumer dalam antrian.
5. Event
Event adalah kejadiaan sesaat atau tiba-tiba yang dapat mempengaruhi state dari sistem (contoh: kedatangan costumer dalam sistem antrian kasir di bank.
(35)
6. Variable
Variabel merupakan potongan informasi yang mencerminkan karakteristik suatu sistem. Variabel berbeda dengan atribut karena tidak mengikat suatu entitas melainkan sistem secara keseluruhan sehingga semua entiti dapat mengandung variabel yang sama (contoh: panjang antrian, batch size).
2.1.4. Model – model Simulasi
Model – model simulasi yang ada dapat dikelompokkan ke dalam beberapa penggolongan, antara lain :
1. Model Stochastic atau probabilistic
Model stokastik adalah model yang menjelaskan kelakuan sistem secara probabilistik; informasi yang masuk adalah secara acak Model ini sering juga disebut sebagai model simulasi Monte Carlo. Meskipun output yang diperoleh dapat dinyatakan dengan rata – rata, namun kadang – kadang ditunjukkan pula pola penyimpangannya. Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan ketidakpastian (uncertainty).
2. Model Deterministik
Pada model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan masalahnya menjadi lebih sederhana.
3. Model Dinamik
Model simulasi yang dinamik adalah model yang memperhatikan perubahan – perubahan nilai dari variabel kalau terjadi pada waktu yang berbeda.
4. Model Statik
Model statik adalah kebalikan dari model dinamik. Model statik tidak memperhatikan perubahan – perubahan nilai dari variabel – variabel yang ada kalau terjadi pada waktu yang berbeda.
5. Model Heuristik
Model heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara coba – coba, kalau dilandasi suatu teori masih bersifat ringan, langkah perubahannya dilakukan berulang – ulang, dan pemilihan langkahnya bebas, sampai
(36)
diperoleh hasil yang lebih baik, tetapi belum tentu optimal (Subagyo, 2000).
2.1.5. Tahapan Dalam Studi Simulasi
Jerry Banks memberikan suatu tahapan dalam melakukan studi simulasi. Penjelasan:
1. Formulasi Masalah. Setiap studi seharusnya dimulai dengan statemen terhadap masalah.
2. Penetapan Tujuan dan Perencanaan Keseluruhan. Tujuan menandai adanya pertanyaan yang harus dijawab dengan simulasi. Dalam hal ini, definisi harus dibuat berhubungan dengan apakah simulasi merupakan metodologi yang layak dalam memformulasikan masalah dan tujuan.
3. Pembangunan Konsep Model. Membangun sebuah model dari suatu sistem merupakan seni dalam ilmu pengetahuan. Walaupun tidak mungkin menyediakan kumpulan petunjuk yang akan menuntun dalam membangun sebuah model yang sesuai dengan berbagai kejadian.
4. Pengumpulan Data. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara model yang dibuat dengan kumpulan data input yang diperlukan.
5. Penerjemahan Model. Karena kebanyakan sistem dunia nyata yang dimodelkan memerlukan informasi penyimpanan dan perhitungan, maka model harus dimasukkan ke dalam format komputer.
6. Verifikasi. Verifikasi berhubungan dengan program komputer yang dipersiapkan terhadap model simulasi
7. Validasi. Validasi adalah penentuan keakuratan model dalam merepresentasikan sistem nyata. Validasi biasanya dilakukan dengan kalibrasi suatu model, proses iterasi membandingkan model dengan perilaku sistem aktual dan menggunakan diskrepansi antara keduanya. 8. Perancangan Eksperimen. Menentukan alternatif yang akan disimulasikan.
Seringkali, keputusan yang berhubungan dengan alternatif yang akan disimulasikan harus dijalankan hingga selesai dan dianalisa.
(37)
9. Pengoperasian dan Analisis Simulasi . Run hasil, dan analisis berikutnya digunakan untuk mengestimasi ukuran performansi terhadap rancangan sistem yang disimulasikan.
10. Penambahan Simulasi. Didasarkan pada analisis run yang telah diselesaikan, analis menentukan seandainya tambahan run diperlukan dan rancangan experiment tambahan apa yang seharusnya dilakukan.
11. Dokumentasi dan Penyajian. Terdapat dua jenis dokumentasi yaitu: program dan progress. Hasil dari semua analisis seharusnya dilaporkan dengan tepat dan jelas dalam laporan akhir.
12. Implementasi. Keberhasilan tahap implementasi tergantung pada seberapa baik 11 tahap sebelumnya dilaksanakan.
2.2. Simulasi ProModel
ProModel adalah software simulasi yang dapat digunakan untuk mensimulasi dan menganalisa sistem produksi dari berbagai tipe dan berbagai ukuran. Promodel merupakan software simulasi diskrit walaupun untuk beberapa proses industry dapat dimodelkan dengan cara mengkonversi sistem continous seperti produksi minyak menjadi sistem produksi minyak berdasarkan barrel. Promodel didesain untuk memodelkan sistem ketika kejadian pada sistem muncul pada waktu tertentu. Pada simulasi menggunakan promodel dapat ditampilkan animasi yang mewakili sistem yang telah dimodelkan. Promodel melihat suatu sistem produksi sebagai susunan dari location process seperti mesin atau stasiun kerja dimana entitas diproses sesuai dengan logika proses yang telah dibuat.
Software ProModel yang digunakan adalah software berbasis windows yang digunakan sebagai alat bantu untuk mensimulasikan model dari suatu sistem, hasil dari simulasi ini akan berupa data-data statistik yang dapat digunakan untuk menganalisa model dari sistem yang ada. Software ini dikembangkan secara spesifik untuk manager produksi dalam mengembangkan operasi dan desain proses produksi yang sudah ada.
(38)
Perbedaan ProModel dibandingkan software simulasi sejenisnya seperti Arena ialah ProModel lebih spesifik terhadap masalah simulasi dibidang manufaktur. Selan itu ProModel memandang masalah berdasarkan urutan lokasi sedangkan Arena berdasarkan aliran entity.
Keuntungan dari penyelesaian masalah dengan simulasi menggunakan software ProModel ini, yaitu:
1. Mampu mendeteksi bottleneck yang terjadi pada proses produksi dan mengeliminasinya.
2. Mampu mengembangkan suatu proses produksi yang efisien. 3. Mengurangi lead time yang diperlukan.
4. Meningkatkan utilisasi sumber daya.
5. Mengurangi terjadinya penumpukan inventory.
Karakteristik variable dalam penggunaan ProModel, yaitu: 1. Location
Dalam promodel, location merepresentasikan sebuah area dimana bahan baku, bahan setengah jadi ataupun bahan jadi mengalami atau menunggu proses, di-delay, disimpan, serta beberapa aktivitas lainnya. Data-data yang diperlukan sebagai input dalam mendefinisikan location antara lain: a. Name, yaitu nama masing-masing lokasi.
b. Capacity, merupakan kapasitas lokasi dalam memproses entity. c. Unit, adalah jumlah lokasi yang dimaksud.
d. Downtimes (DTs), menyatakan saat-saat lokasi tidak berfungsi, misal diakibatkan karena kerusakan, maintenance, waktu set-up, dan lain-lain.
e. Rules, digunakan untuk merumuskan bagaimana aturan pemrosesan bagi entity yang memasuki lokasi, bagaimana entity yang selesai diproses mengantri, dan bagaimana lokasi yang lebih dari satu unit untuk memproses entity yang datang.
f. Notes, digunakan untuk memasukan catatan atau program-program lain. 2. Entities
(39)
Entities adalah setiap bahan yang akan diproses oleh model. Entitas merupakan suatu objek yang akan diamati dari sistem, contohnya part
kerja atau operator. Di dalam menu entities pada ProModel, terdapat menu yang harus diinputkan antara lain:
a. Name, yaitu nama dari setiap entity.
b. Speed, adalah kecepatan entity bergerak atau berpindah dari satu lokasi ke lokasi berikutnya.
c. Stats, menyatakan level statistik dalam mengumpulkan hasil masing-masing tipe entity. Terdapat tiga pilihan yaitu None, Basic, dan
TimeSeries. 3. Arrival
Arrival pada bagian ini menunjukkan mekanisme masuknya entitas ke dalam sistem, baik banyaknya lokasi tempat kedatangan ataupun frekuensi serta waktu kedatangannya secara periodik menurut interval tertentu. Di dalam menu arrivals ada data yang harus dipenuhi yaitu:
a. Entity menunjukan entitas apa yang masuk kedalam sistem.
b. Location, menunjukan lokasi pertama kali entitas memasuki sistem.
c. Quantity Each (Qty Each), menyatakan jumlah entitas yang datang setiap satu kali kedatangan.
d. First Time, menunjukan waktu pertama kali entity masuk ke dalam sistem. e. Occurences, menyatakan banyaknya entity setiap satu kali kedatangan. f. Frequency, menyatakan selang waktu antar dua kedatangan yang
berurutan.
g. Logic, digunakan untuk menyatakan logika-logika lain untuk menyatakan arrival.
h. Disable, menyatakan apakah kedatangan entity yang bersangkutan ada atau tidak. Default dalam Promodel adalah No, artinya ada kedatangan
entity yang bersangkutan. 4. Processing
Processing merupakan operasi yang dilakukan dalam location. Processing
mengambarkan apa yang dialami oleh suatu entitas mulai dari saat entitas masuk sampai keluar dari sistem. Dalam mendefinisikan proses pada
(40)
ProModel, maka harus diinputkan data pada sub menu processing yaitu
entity, location, operation, sedangkan pada sub menu routing terdapat
block, output, destination, rule, dan move logic. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Entity, menyatakan entity sebagai input yang akan diproses.
b. Location, menunjukan operasi yang akan dilakukan pada entity (input), termasuk waktu operasinya.
c. Operation, menujukan proses operasi yang dialami entitas.
d. Block, maksudnya adalah jalur yang ditempuh entitas. Yang diisikan dalam block adalah nomor. Jika nomor blocknya sama maka asal jalurnya juga sama.
e. Output, menunjukan entitas yang keluar dari proses.
f. Destination, menyatakan lokasi yang menjadi tujuan selanjutnya dalam memproses entity.
g. Rule, menyatakan aturan-aturan yang digunakan dalam processing, misalnya proses perakitan (join), probabilitas, dan lainnya.
h. Move logic, digunakan untuk mendefinisikan metode pergerakan entitas, yaitu dengan menetapkan waktu pergerakan atau dengan apa entitas dipindahkan.
5. Resource
Resource merupakan sumber daya yang digunakan untuk melakukan operasi tertentu dalam kinerja suatu sistem. Dalam promodel, objek yang dijadikan resource akan bergerak sesuai dengan keinginan kita, contohnya adalah operator, forklift, crane, alat angkut untuk material handling, dll. Di dalam menu resources diperlukan data antara lain:
a. Name, menunjukan nama dari resources tersebut. b. Units, menujukan jumlah resources.
c. Specs, menunjukan lintasan kerja yang akan digunakan dan lokasi yang pertama kali akan dikunjungi.
(41)
6. Path network
Digunakan untuk menentukan arah dan jalur yang ditempuh oleh resource
ataupun entitas ketika bergerak dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Path network ini merupakan suatu hal yang menjadi keharusan jika ingin memakai resource ataupun entitas yang bergerak. Dalam menu path network terdapat name, type, path, interface, nodes. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Name, yaitu nama lintasan yang bersangkutan. b. Type, terdiri dari 3 pilihan yaitu:
1. Non passing, pergerakan hanya untuk satu arah. 2. Passing, pergerakan yang berlaku untuk dua arah. 3. Crane, pergerakan yang berlaku untuk sistem crane.
c. T/S, menunjukan pilihan berdasarkan satuan waktu (Time) atau jarak dan kecepatan (Speed and Distance).
d. Path, menunjukan jumlah dari lintasan dalam suatu jaringan.
e. Interface, menunjukan jumlah node yang berhubungan dengan lokasi dalam path networks.
7. Variable
Terdapat dua jenis variable antara lain:
a. Variable global, yaitu tempat pemegang didefiniskan oleh pengguna untuk mewakili perubahan nilai numerik.
b. Variable lokal, yaitu tempat pemegang yang tersedia hanya dalam logika yang menyatakan mereka.
Beberapa variable yang terdapat dalam ProModel antara lain total change, average (time) per change, minimum value, maximum value, current value, average value.
2.3 Efisiensi Waktu dan Biaya
Menurut Mulyadi (1998: 3) “Efisiensi adalah tingkat pengendalian biaya atau pengorbanan sumberdaya ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
(42)
Menurut Muchdoro (1997:180) “Efisiensi adalah tingkat kehematan dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu efisiensi waktu dan efisiensi biaya. Efisiensi waktu adalah tingkat kehematan dalam hal waktu saat pelaksanaan hingga kapan proyek itu selesai dalam banyaknya hasil yang dicapai. Sedangkan efisiensi biaya adalah tingkat kehematan dan pengorbanan ekonomi yang dilakukan untuk mencapai hasil yang dicapai dalam waktu tertentu”.
(43)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persiapan produksi merupakan dasar bagi perusahaan industri dalam mengelola sebuah perusahaan dan kestabilan kapasistas produksi. Persiapan produksi juga berguna dalam membandingkan antara rencana dan kenyataanya sehingga didapatkan suatu tindakan sebelum produk barang atau jasa dikeluarkan. Sasaran sebuah perusahaan tentunya adalah ingin mendapatkan sebuah keuntungan yang maksimal dan dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu persiapan produksi yang dapat memberikan pedoman bagi karyawan agar dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Tanpa adanya persiapan produksi yang baik maka akan terjadi penyimpangan produksi yang berakibat konsumen kecewa terhadap hasil produksi, baik dalam kualitas dan kuantitas.
PT. Pabrik Es Siantar merupakan perusahaan yang memproduksi es batangan dan minuman botol “Badak”. Minuman botol “Badak” ini tidak hanya dikenal didaerah Pematang Siantar akan tetapi di seluruh wilayah Sumatera Utara bahkan sampai ke luar Sumatera Utara. Tiap harinya perusahaan ini menghasilkan lebih dari ribuan botol minuman botol “Badak”. Bahan baku yang paling utama dari minuman ini adalah air. Air yang didapat oleh perusahaan ini adalah langsung dari mata air yang sangat dijaga kesterilannya yang berlokasi di dalam perusahaan tersbut. Tingkat permintaan minuman ini biasanya akan naik pada bulan-bulan hari raya seperti Tahun Baru, Paskah, Idul Fitri dan Hari Natal.
(44)
Permasalahan pada perusahaan ini adalah seringnya terjadi kelambatan dan kekurangan botol dalam memproduksi minuman botol “Badak” yang mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan minuman tersebut. Kelebihan dan kekurangan proses produksi ini dapat mengakibatkan kerugian serta ketidakefisien terhadap waktu dan biaya proses produksi.
Proses produksi dapat diartikan sebagai metode ataupun cara untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja,mesin,bahan-bahan dan dana). Dalam mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien,maka dapat digunakan cara-cara yang lebih baik yang bertujuan untuk menghasilkan keluaran yang optimal,sehingga data mencapai sasaran secara tepat waktu, jumlah, mutu, dengan biaya yang efisien dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang dimaksud meliputi tenaga manusia (human), bahan baku (material), dana (money), serta mesin dan peralatan (machines). Kekurangan salah satu faktor produksi dapat mengganggu proses produksi, artinya kelancaran proses produksi dapat terhambat bila salah satu faktor produksi mengalami kerusakan (Apri Heri Iswanto, 2008). Dalam hal ini peranan permodelan sebuah sistem sangatlah penting, kegiatan tersebut didukung dengan aplikasi komputer. Aplikasi ini membantu kita untuk memodelkan sebuah kegiatan, dengan kata lain kita membuat kondisi yang sebenarnya dalam sebuah sistem berbasis komputer (Taylor, 2001). Dengan demikian penelitian dilakukan secara sistematis untuk menerapkan simulasi dengan anilisis efisiensi waktu dan biaya dalam sistem produksi di PT. Pabrik Es Siantar dan mencari solusi untuk mengatasi terjadinya kelambatan dalam memproduksi. Sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih optimal dan cepat. Penelitian ini dimulai dengan mempelajari konsep yang berkaitan dengan teori teknik simulasi untuk menganalisis efisiensi waktu dan biaya, khususnya sistem produksi dengan pola distribusi probabilitas, dengan menentukan parameter yang mempengaruhi keadaan sistem produksi tersebut.
(45)
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana mengefisiensikan waktu dan biaya dalam sistem produksi di PT. Pabrik Es Siantar dengan menggunakan Metode Simulasi.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya penyimpangan dalam pengambilan kesimpulan, perlu adanya batasan-batasan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu:
a. Penelitian hanya pada bagian Produksi Badak di PT. Pabrik Es Siantar,
Pematang Siantar menggunakan metode simulasi
b. Batasan simulasi yang digunakan menggunakan promodel dalam 8 jam
kerja dilakukan sebanyak 24 kali percobaan
c. Parameter kinerja yang akan diteliti adalah efisiensi waktu dan biaya. d. Data yang diambil berupa data permintaan dan persediaan botol yang
diperoleh pada bulan Januari -Maret 2015
e. Variabel yang digunakan untuk efisiensi adalah penambahan 1 mesin dan
penambahan 3 operator kerja.
f. Model simulasi yang digunakan adalah model Deterministik.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh waktu yang efisien dan keuntungan yang maksimum dalam sistem produksi pembuatan minuman botol “Badak” di PT. Pabrik Es Siantar dengan Metode Simulasi
b. Untuk membandingkan waktu kerja dan keuntungan pada PT. Pabrik Es Siantar sebelum dan sesudah dilakukan dengan menggunakan metode Simulasi.
(46)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan gambaran mengenai teknik Simulasi dalam menyelesaikan sistem produksi.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam sistem produksi di PT. Pabrik Es Siantar. c. Sebagai bahan rujukan untuk PT. Pabrik Es Siantar untuk produksi minuman
botol “Badak”.
1.6 Metodologi Penelitian
1. Observasi ketempat penelitian mengenai kondisi pabrik dan kondisi mesin dalam produksi.
2. Pengumpulan data yang berkaitan dengan topik penelitian.
Dalam melakukan penelitian, penulis mewawancarai manager perusahaan secara langsung dan mendapatkan data sekunder dan data primer dari perusahaan.
Adapun data sekunder yang didapat dari perusahaan tersebut adalah: a. Jumlah permintaan perhari pembuatan minuman “Badak” dalam 3
bulan terakhir dimulai Januari-Maret 2015.
b. Jumlah minuman yang diproduksi dalam 3 bulan terkahir dimulai Januari-Maret 2015.
c. Biaya yang dikeluarkan dalam perawatan mesin. d. Jam kerja dalam sistem produksi
Adapun data primer yang didapat dari sistem produksi tersebut adalah: a. Sistematik proses pembuatan minuman “Badak”.
b. Waktu kerja sistem tiap mesin dalam proses pembuatan minuman “Badak”.
(47)
3. Pengolahan data
a. Mencari nilai distribusi permintaan minuman “Badak” dengan menggunakan easyfit dan excel.
b. Membuat model sistematik proses pembuatan minuman “Badak” dengan menggunakan Promodel.
c. Mencari nilai efisien dalam waktu dan biaya dengan memodelkan melalui berbagai skema dalam sistematik pembuatan minuman “Badak”.
d. Membandingkan hasil dari skema yang dibuat dengan proses yang terjadi di pabrik.
(48)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
ABSTRAK
Dalam kegiatan produksi di PT. Pabrik Es melibatkan berbagai jenis mesin dengan kapasitas produksi yang berbeda-beda. Proses pembuatan minuman botol “Badak” ini memiliki waktu kerja selama 480 menit (8 jam) per hari dimana waktu pengerjaan tiap stasiun kerja berbeda-beda. Dengan menggunakan software ProModel peneliti mampu membuat model simulasi proses produksi minuman botol “Badak” dan dijalankan selama 8 jam yang sudah diverifikasi sehingga mampu mewakili sistem nyata dan dilakukan perulangan simulasi sebanyak 24 kali. Pada sistem nyata tidak terjadi keseimbangan lini produksi, hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan waktu dalam jam kerja pada beberapa stasiun kerja sehingga menimbulkan perbedaan cukup signifikan jumlah entitas yang mampu dilayani antara stasiun kerja satu dengan yang lain serta menghasilkan entitas yang relatif kecil dikarenakan adanya waktu proses produksi di tiap-tiap stasiun kerja yang tidak signifikan. Pada simulasi nyata, menghasilkan utilitas rata-rata hasil produksi sebesar 67,2 %, dengan entitas rata-rata yang mampu dilayani 1008 krak,dan mendapatkan keuntungan biaya per bulan Rp 2.034.727.410,00 . Sebagai analisisnya dilakukan pengembangan simulasi dengan alternatif usulan penambahan operator, altenatif usulan penambahan mesin dan alternatif usulan penambahan operator dan mesin. Hasilnya menunjukkan alternatif model simulasi usulan yang ketiga (usulan penambahan operator dan mesin) mampu meningkatkan jumlah entitas yang mampu dilayani dalam sistem menjadi 1161 krak dari 1008 krak dan meningkatkan utilitas hasil produksi sebesar 10,2% serta meningkatkan keuntungan menjadi Rp 2.336.927.410,00 .
(49)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
ABSTRACT
In the production system of PT. Pabrik Es using a lot of machines with difference entities. Process of making this drink bottle “Badak” is always have working time for 480 (8 hours) for a day which time of work on each system is different. Using software ProModel researcher can make simulation model production system of drink bottle “Badak” and processing for 8 hours that already verification dan replicanting 24 times. On the real system there is not a balancing on each production system, that make difference time on worktime so that make difference enough of entities that each system can work and then produce a relative small entities because there is no significant time on each production system. On the real simulation, producing percentage mean utility of entities is 67,2 %, with mean entities that allow to make is 1008 krak, and can get the benefit price for each month is Rp 2.034.727.410,00 . For the analys that can be use to develop the simulation with alternative to increase each operator, alternative to increase machine, alternative to increase each operator and machine. The result is showing that alternative simulation of the third model (alternative to increase each operator and machine) can increasing the total of entities that can be work on becoming 1161 krak from 1008 krak and increasing the result of production utility for 10,2% also increasing the benefit price becoming Rp 2.336.927.410,00 .
(50)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN
BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Sains
YUEGILION PRANAYAMA PURBA
110803062
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
(51)
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Efisiensi Sistem Produksi Minuman Botol Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar, Pematang Siantar)
Kategori : Skripsi
Nama : Yuegilion Pranayama Purba Nomor Induk Mahasiswa : 110803062
Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, April 2016
Komisi Pembimbing:
Pembimbing 2, Pembimbing 1,
Dr. Parapat Gultom, MSIE Dr. Esther Sorta M. Nababan, M.Sc
NIP. 19610318 198511 2 001 NIP. 19610130 198503 1 002
Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Prof. Dr. Tulus, M.Si
(52)
PERNYATAAN
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, April 2016
Yuegilion Pranayama Purba 110803062
(53)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga skripsi dengan judul: “Analisis Efisiensi Sistem Produksi Minuman Botol dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT. Pabrik Es Siantar)” dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Esther Sorta M. Nababan, M.Sc dan Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku dosen pembimbing yang berkenan dan rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran guna memberikan bimbingannya dalam skripsi ini. 2. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Dr. Sawalluddin, M.IT selaku dosen
pembanding atas kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU beserta staf pegawai.
4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU dan Pembimbing Akademik penulis beserta staf pegawai.
5. Manager PT. Pabrik Es Siantar dan staf atas bantuannya.
6. Terkhusus untuk Ayahanda Jhoni Purba S.Pd, Ibunda Mery S.Pd.Sd, saudari penulis Yeshinta Karsten Purba serta keluarga besar penulis yang selalu mendukung penulis.
7. Kepada Lepi Pebrina Brahmana, Martasari, Lea yang mendorong, memberi waktu dan semangat dan semua bentuk dukungan yang diberikan.
8. Teman-teman penulis Imelda, Jessica, Richi dan teman-teman Matematika 2011 yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bentuk dukungannya.
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, baik dalam teori maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan bagi penulis. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.
(54)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
ABSTRAK
Dalam kegiatan produksi di PT. Pabrik Es melibatkan berbagai jenis mesin dengan kapasitas produksi yang berbeda-beda. Proses pembuatan minuman botol “Badak” ini memiliki waktu kerja selama 480 menit (8 jam) per hari dimana waktu pengerjaan tiap stasiun kerja berbeda-beda. Dengan menggunakan software ProModel peneliti mampu membuat model simulasi proses produksi minuman botol “Badak” dan dijalankan selama 8 jam yang sudah diverifikasi sehingga mampu mewakili sistem nyata dan dilakukan perulangan simulasi sebanyak 24 kali. Pada sistem nyata tidak terjadi keseimbangan lini produksi, hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan waktu dalam jam kerja pada beberapa stasiun kerja sehingga menimbulkan perbedaan cukup signifikan jumlah entitas yang mampu dilayani antara stasiun kerja satu dengan yang lain serta menghasilkan entitas yang relatif kecil dikarenakan adanya waktu proses produksi di tiap-tiap stasiun kerja yang tidak signifikan. Pada simulasi nyata, menghasilkan utilitas rata-rata hasil produksi sebesar 67,2 %, dengan entitas rata-rata yang mampu dilayani 1008 krak,dan mendapatkan keuntungan biaya per bulan Rp 2.034.727.410,00 . Sebagai analisisnya dilakukan pengembangan simulasi dengan alternatif usulan penambahan operator, altenatif usulan penambahan mesin dan alternatif usulan penambahan operator dan mesin. Hasilnya menunjukkan alternatif model simulasi usulan yang ketiga (usulan penambahan operator dan mesin) mampu meningkatkan jumlah entitas yang mampu dilayani dalam sistem menjadi 1161 krak dari 1008 krak dan meningkatkan utilitas hasil produksi sebesar 10,2% serta meningkatkan keuntungan menjadi Rp 2.336.927.410,00 .
(55)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
ABSTRACT
In the production system of PT. Pabrik Es using a lot of machines with difference entities. Process of making this drink bottle “Badak” is always have working time for 480 (8 hours) for a day which time of work on each system is different. Using software ProModel researcher can make simulation model production system of drink bottle “Badak” and processing for 8 hours that already verification dan replicanting 24 times. On the real system there is not a balancing on each production system, that make difference time on worktime so that make difference enough of entities that each system can work and then produce a relative small entities because there is no significant time on each production system. On the real simulation, producing percentage mean utility of entities is 67,2 %, with mean entities that allow to make is 1008 krak, and can get the benefit price for each month is Rp 2.034.727.410,00 . For the analys that can be use to develop the simulation with alternative to increase each operator, alternative to increase machine, alternative to increase each operator and machine. The result is showing that alternative simulation of the third model (alternative to increase each operator and machine) can increasing the total of entities that can be work on becoming 1161 krak from 1008 krak and increasing the result of production utility for 10,2% also increasing the benefit price becoming Rp 2.336.927.410,00 .
(56)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metodologi Penelitian 4
BAB 2 LANDASAN TEORI 6
2.1 Metode Simulasi 6
2.1.1Pengertian metode simulasi 6
2.1.2Model dari suatu sistem 6
2.1.3Komponen sistem 7
2.1.4Model-model simulasi 8
2.1.5Tahapan dalam simulasi 9
2.2 Simulasi ProModel 10
2.3 Efisiensi Waktu dan Biaya 14
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 16
3.1Proses Produksi 16
3.1.1Uraian Proses Produksi 17
3.1.1.1 Uraian proses produksi pembuatan soda limun 17 3.1.1.2 Uraian proses masuk dan pembersihan botol 18 3.1.1.3 Uraian proses pengisian soda limun kedalam botol 18
3.2Pengumpulan Data 19
3.2.1Jumlah permintaan produksi Bulan Januari-Maret 2015 19 3.2.2Jumlah persediaan botol Bulan Januari-Maret 2015 20 3.2.3Jumlah produksi yang dihasilkan Bulan Januari-Maret 2015 21 3.2.4Biaya – biaya yang diperlukan dalam produksi 22
3.3Pengolahan Data 23
3.3.1Distribusi data permintaan 24
(57)
3.3.3Distribusi data produksi 24
3.4Model Simulasi Sistem Nyata 24
3.5Analisis Simulasi Sistem Nyata 25
3.5.1Analisis hasil dari simulasi 25 3.5.2Analisis simulasi nyata dalam efisiensi waktu dan biaya 26 3.5.2.1 Analisis simulasi nyata dengan efisiensi waktu 26 3.5.2.2 Analisis simulasi nyata dengan efisiensi biaya 27 3.6Pengembangan Simulasi Model Usulan 28 3.6.1Analisis simulasi penambahan operator 28
3.6.1.1 Analisis simulasi penambahan operator dalam efisiensi waktu dan biaya 29 3.6.1.1.1 Analisis simulasi penambahan operator
dalam efisiensi waktu 29 3.6.1.1.2 Analisis simulasi penambahan operator
dalam efisiensi biaya 30 3.6.2Analisis simulasi penambahan mesin 31
3.6.2.1 Analisis simulasi penambahan mesin dalam
efisiensi waktu dan biaya 32 3.6.2.1.1 Analisis simulasi penambahan mesin
dalam efisiensi waktu 32 3.6.2.1.2 Analisis simulasi penambahan mesin
dalam efisiensi biaya 33 3.6.3Analisis simulasi penambahan operator dan mesin 34
3.6.3.1 Analisis simulasi penambahan operator dan mesin dalam efisiensi waktu dan biaya 35 3.6.3.1.1 Analisis simulasi penambahan operator
dan mesin dalam efisiensi waktu 35 3.6.3.1.2 Analisis simulasi penambahan operator
dan mesin dalam efisiensi biaya 36
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 42
4.1 Kesimpulan 42
4.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
(58)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
3.1 Jumlah permintaan produksi Bulan Januari-Maret 2015 20 3.2 Jumlah persediaan botol Bulan Januari-Maret 2015 21 3.3 Jumlah produksi yang dihasilkan Bulan Januari-Maret 2015 22
3.4 Biaya Bahan Baku 23
3.5 Biaya Gaji Operator 23
3.6 Biaya Perawatan Mesin 23
3.7 Biaya Penambahan Mesin 23
3.8 Harga Jual 23
3.9 Jumlah Produksi yang dihasilkan 26
3.10 Botol Rusak 27
3.11 Biaya Produksi 27
3.12 Jumlah Produksi yang dihasilkan 28
3.13 Botol Rusak 30
3.14 Biaya Produksi 30
3.15 Perbandingan Simulasi Nyata dan Usulan 1 30
3.16 Jumlah Produksi yang dihasilkan 31
3.17 Botol Rusak 32
3.18 Biaya Produksi 33
3.19 Perbandingan Simulasi Nyata , Usulan 1 dan Usulan 2 33
3.20 Jumlah Produksi Yang Dihasilkan 34
3.21 Botol Rusak 35
3.22 Biaya Produksi 36
3.23 Perbandingan Simulasi Nyata dan Simulasi Usulan 37 3.24 Perbandingan Hasil Simulasi Sistem Nyata dan
(59)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
3.1 Sistem Proses Produksi Minuman Botol “Badak” 16 3.2 Grafik Perbandingan Jumlah Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 38
3.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 38
3.4 Grafik Perbandingan Utilitas Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 39
3.5 Grafik Perbandingan Jumlah Botol Rusak Simulasi Sistem Nyata
dan Simulasi Usulan 40
3.6 Grafik Perbandingan Biaya Keuntungan Simulasi Sistem Nyata
(60)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Halaman
1 Distribusi permintaan 44
2 Distribusi persediaan botol 44
3 Distribusi produksi 44
4 Model simulasi sistem nyata 45
5 Location 45
6 Entities 46
7 Arrival 46
(1)
ANALISIS EFISIENSI SISTEM PRODUKSI MINUMAN BOTOL DENGAN METODE SIMULASI
(STUDI KASUS: PT. PABRIK ES SIANTAR)
ABSTRACT
In the production system of PT. Pabrik Es using a lot of machines with difference entities. Process of making this drink bottle “Badak” is always have working time for 480 (8 hours) for a day which time of work on each system is different. Using software ProModel researcher can make simulation model production system of drink bottle “Badak” and processing for 8 hours that already verification dan replicanting 24 times. On the real system there is not a balancing on each production system, that make difference time on worktime so that make difference enough of entities that each system can work and then produce a relative small entities because there is no significant time on each production system. On the real simulation, producing percentage mean utility of entities is 67,2 %, with mean entities that allow to make is 1008 krak, and can get the benefit price for each month is Rp 2.034.727.410,00 . For the analys that can be use to develop the simulation with alternative to increase each operator, alternative to increase machine, alternative to increase each operator and machine. The result is showing that alternative simulation of the third model (alternative to increase each operator and machine) can increasing the total of entities that can be work on becoming 1161 krak from 1008 krak and increasing the result of production utility for 10,2% also increasing the benefit price becoming Rp 2.336.927.410,00 .
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metodologi Penelitian 4
BAB 2 LANDASAN TEORI 6
2.1 Metode Simulasi 6
2.1.1Pengertian metode simulasi 6
2.1.2Model dari suatu sistem 6
2.1.3Komponen sistem 7
2.1.4Model-model simulasi 8
2.1.5Tahapan dalam simulasi 9
2.2 Simulasi ProModel 10
2.3 Efisiensi Waktu dan Biaya 14
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 16
3.1Proses Produksi 16
3.1.1Uraian Proses Produksi 17
3.1.1.1 Uraian proses produksi pembuatan soda limun 17 3.1.1.2 Uraian proses masuk dan pembersihan botol 18 3.1.1.3 Uraian proses pengisian soda limun kedalam botol 18
3.2Pengumpulan Data 19
3.2.1Jumlah permintaan produksi Bulan Januari-Maret 2015 19 3.2.2Jumlah persediaan botol Bulan Januari-Maret 2015 20 3.2.3Jumlah produksi yang dihasilkan Bulan Januari-Maret 2015 21 3.2.4Biaya – biaya yang diperlukan dalam produksi 22
3.3Pengolahan Data 23
3.3.1Distribusi data permintaan 24
(3)
3.3.3Distribusi data produksi 24
3.4Model Simulasi Sistem Nyata 24
3.5Analisis Simulasi Sistem Nyata 25
3.5.1Analisis hasil dari simulasi 25
3.5.2Analisis simulasi nyata dalam efisiensi waktu dan biaya 26 3.5.2.1 Analisis simulasi nyata dengan efisiensi waktu 26 3.5.2.2 Analisis simulasi nyata dengan efisiensi biaya 27
3.6Pengembangan Simulasi Model Usulan 28
3.6.1Analisis simulasi penambahan operator 28 3.6.1.1 Analisis simulasi penambahan operator dalam
efisiensi waktu dan biaya 29
3.6.1.1.1 Analisis simulasi penambahan operator
dalam efisiensi waktu 29
3.6.1.1.2 Analisis simulasi penambahan operator
dalam efisiensi biaya 30
3.6.2Analisis simulasi penambahan mesin 31 3.6.2.1 Analisis simulasi penambahan mesin dalam
efisiensi waktu dan biaya 32
3.6.2.1.1 Analisis simulasi penambahan mesin
dalam efisiensi waktu 32
3.6.2.1.2 Analisis simulasi penambahan mesin
dalam efisiensi biaya 33
3.6.3Analisis simulasi penambahan operator dan mesin 34 3.6.3.1 Analisis simulasi penambahan operator dan mesin
dalam efisiensi waktu dan biaya 35 3.6.3.1.1 Analisis simulasi penambahan operator
dan mesin dalam efisiensi waktu 35 3.6.3.1.2 Analisis simulasi penambahan operator
dan mesin dalam efisiensi biaya 36
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 42
4.1 Kesimpulan 42
4.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
(4)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
3.1 Jumlah permintaan produksi Bulan Januari-Maret 2015 20 3.2 Jumlah persediaan botol Bulan Januari-Maret 2015 21 3.3 Jumlah produksi yang dihasilkan Bulan Januari-Maret 2015 22
3.4 Biaya Bahan Baku 23
3.5 Biaya Gaji Operator 23
3.6 Biaya Perawatan Mesin 23
3.7 Biaya Penambahan Mesin 23
3.8 Harga Jual 23
3.9 Jumlah Produksi yang dihasilkan 26
3.10 Botol Rusak 27
3.11 Biaya Produksi 27
3.12 Jumlah Produksi yang dihasilkan 28
3.13 Botol Rusak 30
3.14 Biaya Produksi 30
3.15 Perbandingan Simulasi Nyata dan Usulan 1 30
3.16 Jumlah Produksi yang dihasilkan 31
3.17 Botol Rusak 32
3.18 Biaya Produksi 33
3.19 Perbandingan Simulasi Nyata , Usulan 1 dan Usulan 2 33
3.20 Jumlah Produksi Yang Dihasilkan 34
3.21 Botol Rusak 35
3.22 Biaya Produksi 36
3.23 Perbandingan Simulasi Nyata dan Simulasi Usulan 37 3.24 Perbandingan Hasil Simulasi Sistem Nyata dan
(5)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
3.1 Sistem Proses Produksi Minuman Botol “Badak” 16 3.2 Grafik Perbandingan Jumlah Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 38
3.3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 38
3.4 Grafik Perbandingan Utilitas Hasil Produksi Simulasi Sistem
Nyata dan Simulasi Usulan 39
3.5 Grafik Perbandingan Jumlah Botol Rusak Simulasi Sistem Nyata
dan Simulasi Usulan 40
3.6 Grafik Perbandingan Biaya Keuntungan Simulasi Sistem Nyata
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Halaman
1 Distribusi permintaan 44
2 Distribusi persediaan botol 44
3 Distribusi produksi 44
4 Model simulasi sistem nyata 45
5 Location 45
6 Entities 46
7 Arrival 46