Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Syzygium malaccense L. Merr & Perry) Sebagai Antikolesterol Menggunakan Tikus Jantan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi sejarah tumbuhan, sistematika tumbuhan, nama
daerah, morfologi tumbuhan, dan manfaat tumbuhan.
2.1.1

Sejarah Tumbuhan
Jambu bol (Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry) sudah dikenal luas

di dunia dengan nama “Maly Rose” atau “Malay Apple”. Jambu bol termasuk
family Myrtaceace dan genus Syzygium. Jambu bol diperkirakan berasal dari
Malaysia, umumnya dibudidayakan mulai dari Jawa, Filipina, Vietnam dan juga
Bangladesh dan India Selatan ( Morton, 1987).
2.1.2

Sistematika Tumbuhan
Sistematika dari tumbuhan pepaya adalah sebagai berikut

Klasifikasi jambu bol adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae
Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Myrtales

Suku

: Myrtaceae

Marga


: Syzygium

Jenis

: Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry(Arifin, dkk., 2009).

6
Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Nama Daerah
Nama daerah jambu bol adalah jambu ripu (Aceh), dharsana (Madura),

jambu bol (sunda, batak, lampung), Myambu bol (Bali), jambu jambak (minang
kabau), jambu boa (Jambi) dan maufa (Nias) (Arifin, dkk., 2009).
2.1.4

Morfologi Tumbuhan
Jambu bol merupakan pohon yang tingginya 5-20 m, diameter 20-45 cm,


kanopi berbentuk bulat telur melebar. Daun berbentuk lonjong menjorong, agak
tebal, berwarna merah ketika flush. Perbungaan pada bagian ranting yang tidak
berdaun, pendek dan menggerombol. Daun mahkota 4 helai, berbentuk lonjong
sampai bundar telur, panjang 2 cm berwarna merah gelap. Buah merupakan buah
buni, berbentuk menjorong, berdiameter 5-8 cm, daging buah berwarna putih.
Tiap buah hanya mempunyai satu biji (Verheij dan coronel, 1991).
2.1.5

Manfaat Tumbuhan
Jambu bol banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan

karena kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Jambu bol dipercaya dapat
mengatasi sembelit, diabetes, sakit kepala, batuk dan radang selaput lender pada
saluran napas. Sedangkan biji, kulit kayu dan daunnya memiliki sifat antibiotik
dan memiliki efek terhadap tekana darah dan pernapasan. Pada akar tanaman
jambu bol memiliki manfaat untuk mengobati gatal-gatal (Anonim, 2014).

2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
(Ditjen POM, 2000).

7
Universitas Sumatera Utara

Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak yaitu sediaan kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Ditjen POM , 1995).
Berdasarkan sifatnya ekstrak dibagi menjadi:
a. Ekstrak encer (extractum tenue)
Ekstrak encer merupakan sediaan yang memiliki konsisten madu, dapat
dituang, tetapi pada saat ini sudah tidak dipakai lagi (Voight, 1995).
b. Ekstrak kental (extractum spisscum)
Ekstrak kental merupakan sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan
tidak dapat dituang serta kandungan airnya berjumlah sampai 30% (Voight,
1995).
c. Ekstrak kering (extractum siccum)

Ekstrak kering merupakan sediaaan berbentuk serbuk yang dibuat dari
ekstrak tumbuhan yang diperoleh dari penguapan bahan pelarut dan pengeringan
(Voight, 1995).
d. Ekstrak cair (extractum fluidum)
Ekstrak cair merupakan cairan yang mengandung simplisia nabati dalam
etanol sebagai bahan pelarut dan pengawet (Ditjen POM , 1995).
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut terdiri dari 2 cara, yaitu:
1.

Cara dingin
Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin terdiri dari:

a. Maserasi
Maserasi dapat dilakukan dengan cara mencampurkan simplisia yang telah
dipotong-potong atau diserbuksarikan dengan cairan penyari dalam suatu bejana
8
Universitas Sumatera Utara

dan ditutup rapat. Simpan ditempat terlindung dari cahaya langsung selama 5 hari
sambil sering dikocok. Kemudian disaring, diperas dan ampasnya dicuci dengan

cairan penyari. Hasil ekstraksi disimpan ditempat sejuk selama beberapa hari, lalu
cairannya dituang dan disaring (Voight, 1995).
b. Perkolasi
Perkolasi yang berarti penetesan yang dilakukan dalam wadah silindris
atau kerucut (perkolator). Perkolasi dapat dilakukan dengan cara mengalirkan
cairan penyari secara lambat ke dalam serbuk simplisia yang telah dibasahi.
Kemudian tunggu sampai larutan ekstrak mulai menetes, lalu jalan keluar ditutup
dan baru dibuka kembali jika cairan penyari berada 1-2 cm diatas simplisia
(Voight, 1995).
2. Cara panas
Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara panas terdiri dari:
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik (kondensor) (Ditjen POM, 2000).
b. Sokletasi
Bahan yang diekstraksi berada dalam kantung ekstraksi didalam sebuah
alat soklet yang bekerja kontinu, yang diletakkan diantara labu suling dan suatu
pendinginan aliran balik (kondensor) dan dihubungkan melalui pipet (sippon).
Labu yang berisi bahan pelarut akan terkondensasi dan menetes ke atas bahan

yang terekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Kemudian hasil
ekstraksi akan ditampung didalam labu (Voight, 1995).

9
Universitas Sumatera Utara

c. Digesti
Digesti merupakan proses ekstrasi simplisia dengan cara merendam serbuk
simplisia dengan pelarut pada suhu 40-50 oC sambildilakukan dalam selang waktu
tertentu. Selanjutnya cairan disaring bila perlu diuapkan untuk memperoleh
ekstrak kental (Voight, 1995).
d. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperatur 90oC selama 15 menit (Depkes, RI., 2000).
e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperatur 90oC selama 30 menit (Depkes, RI., 2000).

2.3 Simvastatin
Menurut Moffat, dkk. (2005), sifat fisiko kimia simvastatin adalah sebagai

berikut.
Rumus struktur :

Gambar 2.1 Struktur Simvastatin

10
Universitas Sumatera Utara

Nama kimia : 2,2-Dimethylbutanoic

acid

(1S,3R,7S,8S,8aR)

1,2,3,7,8,8a

hexahydro–3,7–dimethyl–8-[2-[(2R,4R)-tetrahydro–4–hydroxy–
6–oxo–2H-pyran–2–yl]ethyl]-1–naphthalenyl ester
Rumus kimia : C25H38O5
Berat molekul : 418,6

Pemerian

: Serbuk kristal putih

Kelarutan

: Tidak larut dalam air, n-heksan, dan asam klorida; larut dalam
kloroform, dimetil sulfoksida, metanol, etanol, polietilen glikol,
NaOH, dan propilen glikol.
Simvastatin merupakan golongan obat inhibitor 3-hidroksi-3-

metilglutaril koenzim A (HMG-CoA) reduktase, yang mengkatalisis
biosintesis kolesterol pada tahap awal. Inhibisi proses ini menyebabkan
kadar kolesterol menurun dengan cepat sekitar 15-40%. Simvastatin
memiliki efek yang baik terhadap profil lipid secara keseluruhan.
Simvastatin menurunkan kadar LDL yang berkaitan dengan resiko
kardiovaskuler (Williams, 2005). Selain itu, simvastatin juga dapat
menurunkan kadar trigliserida sebesar 10–30%, LDL sebesar 30-60% dan
meningkatan HDL sebesar 2-15% (Anderson, dkk., 2002).


2.4 Profil Lipid
Profil lipid merupakan pengukuran kadar lemak (lipid) dalam darah, yang
pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam (tidak makan
atau minum, kecuali air putih) (Anonim, 2012). Profil lipid terdiri dari:
1. Kolesterol Total. Merupakan jumlah total kandungan kolesterol dalam darah.
Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kesehatan sel-sel tetapi level
11
Universitas Sumatera Utara

yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko sakit jantung. Idealnya total
kolesterol harus < 200 mg/dl (< 5,2 mmol/l). Faktor genetik juga berperan sebagai
penentu kadar kolesterol, selain dari makanan yang dimakan.
2. Low density lipoprotein (LDL). Banyaknya LDL dalam darah menyebabkan
akumulasi endapan lemak (plak) dalam arteri (proses aterosklerosis), sehingga
aliran darah menyempit. Plak ini kadang-kadang bisa pecah dan menimbulkan
masalah besar untuk jantung dan pembuluh darah. LDL ini adalah target utama
dari berbagai obat penurun kolesterol. Target yang ingin dicapai:
a. < 70 mg/dl untuk individu yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular atau
pasien yang berisiko sangat tinggi untuk terkena (misalnya: sindrom
metabolik)

b. 100 mg/dl untuk pasien yang beresiko tinggi (misalnya: pasien dengan
beberapa faktor resiko sekaligus)
c. < 130 mg/dl untuk individu yang berisiko rendah terkena PJK
3. High density lipoprotein (HDL). Disebut juga kolesterol “baik” karena
membantu membawa kolesterol dari aliran darah menuju ke hati untuk
dimetabolisme. Idealnya level HDL harus diatas 40 mg/dl. Umumnya wanita
memiliki level yang lebih tinggi daripada pria. Olahraga dapat membantu
meningkatkan kadar HDL.
4. Trigliserida. Level trigliserida yang tinggi biasanya pada pasien yang gemuk
atau pasien diabetes. Makanan tinggi karbohidrat (gula sederhana) atau alkohol
dapat menaikkan trigliserida secara bermakna. Idealnya level trigliserida harus <
150 mg/dl (1,7 mmol/L). American Heart Association (AHA) merekomendasikan
bahwa level trigliserida untuk kesehatan jantung “optimal” adalah 100 mg/dl (1,1
mmol/l) (Anonim, 2012). Struktur trigliserida dapat dilihat pada Gambar 2.2
12
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Struktur trigliserida

2.5 Lipid Plasma
Lipid plasma terdiri dari trigliserida (16%), fosfolipid (30%), kolesterol
(14%), dan ester kolesteril (36%), serta sedikit asam lemak rantai-panjang
tak-teresterifikasi (asam lemak bebas, FFA) (14%) (Murray, dkk., 2006).
Lipid plasma tersebut diangkut dari sirkulasi kedalam hati dan otot dalam
bentuk lipoprotein.
2.5.1

Lipoprotein
Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan

asam lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma (Suyatna dan Tony.,
2007). Agar lipid plasma dapat diangkut dalam cairan sirkulasi, maka perlu
dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu
suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apoprotein.
Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida,
fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti
trigliserida dan kolesterol ester yang dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit
kolesterol bebas. Apolipoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein
(Adam, 2009). Struktur lipoprotein dapat dilihat pada Gambar 2.3
13
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Struktur lipoprotein (Randox Laboratories, 2007)
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan
komposisi apolipoprotein. Karakteristik lipoprotein plasma dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Karakteristik lipoprotein plasma
Kelas
Lipoprotein

Densitas
(g/ml)

Diameter
(nm)

Kandungan Lipid
Utama
Trigliserida dan
kolesterol dari
makanan
Trigliserida
“endogen” atau
hepatic

Lokasi
Sintesis

Kilomikron

< 0,94

75-1200

VLDL

0,94-1,006

30-80

IDL

1,006-1,019

25-35

Kolesterol ester dan
trigliserida “endogen”

LDL

1,019-1,063

18-25

Kolesterol ester

HDL

1,063-1,21

5-12

Fosfolipid, kolesterol
ester

Usus

Hati
Produk
katabolisme
VLDL
Produk
katabolisme
VLDL
Usus, hati, dan
plasma

Sumber: Brunton, dkk. (2010).
Menggunakan ultrasentrifugasi, pada manusia dapat dibedakan lima jenis
lipoprotein yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), intermediatedensity lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL),

dan high density

lipoprotein (HDL) (Suyatna dan Tony, 2007).
14
Universitas Sumatera Utara

1. Kilomikron
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80%
komponennya terdiri dari trigliserida dan kurang dari 5% kolesterol ester.
Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot
rangka, juga membawa kolesterol makanan ke hati. Trigliserida dari kilomikron
akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL), sehingga diameter
lipoprotein ini mengecil.
2. Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL, very low density lipoprotein)
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15%
kolesterol. VLDL disekresi oleh hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan
perifer. Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menghasilkan asam
lemak bebas untuk disimpan dalam jaringan adiposa dan bahan oksidasi di
jantung dan otot skelet. Sebagian VLDL remnant akan diubah menjadi LDL,
sehingga dapat terjadi peningkatan kadar LDL serum mengikuti penurunan
hipertrigliserida.
3. Lipoprotein Densitas Sedang (IDL, intermediate density lipoprotein)
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol
(20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat
perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL, tidak terdapat
dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut.
4. Lipoprotein Densitas Rendah (LDL, low density lipoprotein)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia
(70% total). Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol
50%. Jalur utama katabolisme LDL berlangsung lewat receptor-mediated
endocytosis di hati dan sel lain. Ester kolesterol dari inti LDL dihidrolisis
menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis sel membran dan hormon steroid.

15
Universitas Sumatera Utara

Selain lewat proses endositosis, sel juga mendapat kolesterol dari sintesis de novo
lewat enzim HMG Co-A reduktase. Produksi enzim ini dan reseptor LDL diatur
lewat transkripsi genetik berdasarkan tinggi rendahnya kadar kolesterol dalam sel
(Suyatna dan Tony, 2007).
5. Lipoprotein densitas tinggi (HDL, high density lipoprotein)
HDL merupakan molekul lipoprotein paling kecil dengan diameter 5-12
nm. HDL dibagi menjadi HDL2 (densitas 1,063-1,125 g/ml) dan HDL3 (1,1251,21 g/ml). HDL mengandung 50% protein, 30% fosfolipid, dan 20% kolesterol.
HDL terikat pada Apo AI, AII, C, dan Apo E. HDL berperan sebagai lipoprotein
protektif yang menurunkan resiko penyakit jantung koroner (Suyatna, 2007).
2.5.2

Apolipoprotein
Apolipoprotein adalah protein yang membantu melarutkan inti lipid dan

regulasi plasma lipid dan transportasi lipoprotein, apolipoprotein terdapat pada
permukaan lipoprotein. Apolipoprotein atau apoprotein terletak dibagian luar
partikel lipoprotein dan mempunyai 2 fungsi yaitu: pertama, mengikatkan
lipoprotein kepada reseptor sel, dan kedua, mengaktifkan atau menghambat
enzim-enzim plasma yang terlibat dalam penghancuran, pembentukan dan
pengangkutan lipid. Yang berperan dalam aterosklerosis adalah Apo AI pada
HDL yang bersifat anti aterogenik dan Apo B pada LDL yang bersifat aterogenik
(Suyono, 1996).Ada banyak macam apolipoprotein, tetapi beberapa jenis
apolipoprotein utama yang terdapat pada tiap lipoprotein tampak pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis-jenis apolipoprotein
Apoprotein

Lipoprotein

Sumber

Fungsi Metabolik

16
Universitas Sumatera Utara

Apo AI

HDL,
Kilomikron

Hati, Usus

Kofaktor LCAT; protein struktural
pada HDL; ligan reseptor HDL

Apo AII

HDL,
Kilomikron

Hati

Protein struktural pada HDL; ligan
reseptor HDL

Apo AIV

HDL,
Kilomikron

Usus

Memfasilitasi transfer apolipoprotein
lain antara HDL dan kilomikron

Apo B100

VLDL,
LDL

IDL, Hati

Protein struktural dari VLDL, IDL,
LDL; ligan reseptor LDL

Apo B48
Apo CI

Kilomikron
Kilomikron,
VLDL, HDL

Usus
Hati

Protein struktural pada kilomikron
Kofaktor
LCAT;
memodulasi
pengikatan reseptor remnant

Apo CII

Kilomikron,
VLDL, HDL

Hati

Aktifator LPL (Lipoprotein Lipase)

Apo CIII

Kilomikron,
VLDL, HDL

Hati

Menghambat
LPL
(Lipoprotein
Lipase); memodulasi pengikatan
reseptor remnant

Apo E2-E4

Kilomikron,
VLDL, HDL

Hati,
otak, Ligan untuk reseptor LDL dan
kulit, gonad, reseptor yang mengikat remnant;
limpa
transpor balik kolesterol (HDL
dengan ApoE)

Sumber: Suyono, (1996).
2.5.3 Kolesterol
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau
dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan asam lemak rantai-panjang
sebagai kolesterol ester. Didalam plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam
lipoprotein. Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural
esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis
di banyak jaringan dari asetil-KoA dan merupakan prekursor semua steroid lain di
tubuh, termasuk kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D
(Murray, dkk., 2006).

Sekitar 1 gram kolesterol disintesis per hari pada orang dewasa. Organ
yang paling besar berkontribusi dalam sintesis kolesterol yaitu hati (50%), usus
17
Universitas Sumatera Utara

halus

(15%),

kulit,

korteks

adrenal,

kelenjar

kelamin,

dan

lain-lain.

(Satyanarayana, 2005).
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Sintesis mevalonat dari asetil-KoA
Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat
Kondensasi enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen
Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk, lanosterol
Pembentukan kolesterol dari lanosterol (Murray, dkk., 2006). Jalur biosintesi
kolesterol dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Jalur Biosintesis Kolesterol (Liscum, 2002).
Berdasarkan produk tipikal metabolisme hewan, kolesterol terdapat dalam
makanan yang berasal dari hewan, misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak.
Lipoprotein berdensitas rendah (LDL) plasma adalah kendaran yang membawa
kolesterol dan ester kolesteril ke banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan

18
Universitas Sumatera Utara

dari jaringan oleh lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke
hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau setelah diubah
menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol
terbalik (Murray, dkk., 2006)

2.6 Kadar Lipid Serum Normal
Klasifikasi kolesterol, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida
menurut NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult
Treatment Panel III) 2001 terdapat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kadar lipid serum normal
Kolesterol total
< 200
200-239
≥ 240
Kolesterol LDL
< 100
100-129
130-159
160-189
≥ 190
Kolesterol HDL
< 40
≥ 60
Trigliserida
< 150
150-199
200-499
≥ 500

Optimal
Diinginkan
Tinggi
Optimal
Mendekati optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat tinggi
Rendah
Tinggi
Optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat tinggi

Sumber: Adam, (2009).

19
Universitas Sumatera Utara