Formulasi Sediaan Gel Dari Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Syzygium malaccense L. Merr & Perry) Sebagai Antibakteri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai luas kurang
lebih 35.000 pulau besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna
yang sangat tinggi. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 sampai 150 familia
tumbuh–tumbuhan dan dari jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi
untuk dimanfaatkan sebagai tanaman industri, rempah dan obat (Nurmalina,
2012).
Ramuan obat digunakan masyarakat sebagai salah satu alternatif
pengobatan, diantaranya adalah tanaman daun jambu bol (Syzygium malaccense
L. Merr & Perry) yang diduga dapat mengobati penyakit infeksi. Tanaman ini
dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Teluk Keijing Kota Sekayu, Sumatera
Selatan, sebagai obat infeksi luka pada kulit. Penggunaan daunnya sebagai obat
infeksi dengan cara menumbuk ataupun direbus, lalu air rebusan tersebut
ditempelkan pada luka. Menurut penelitian Arifin dan kawan-kawan (2009)
bahwa daun jambu bol memiliki khasiat sebagai antidiabetes dan hasil skrining
fitokimia ekstrak daun jambu bol (Syzygium malaccense L. Merr & Perry)
mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid,
tertepenoid/steroid, tanin, saponin.

Infeksi pada luka dapat terjadi jika luka terkontaminasi oleh debu atau
bakteri, ini disebabkan karena luka tidak dirawat dengan baik. Bakteri yang
menyebabkan

infeksi

pada

luka

yaitu

bakteri

Staphylococcus

aureus,

Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeroginosa (Achroni, 2012).


1
Universitas Sumatera Utara

Upaya untuk mengurangi resiko infeksi oleh bakteri Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermis dan Pseudomonas aeroginosa adalah dengan
mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko
terjadinya infeksi dengan cara melakukan beberapa tindakan dasar seperti
mencuci tangan, membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka, menutup
luka, mengganti perban sesering mungkin dan pemakaian gel dari ramuan obat.
Sediaan topikal antibakteri telah banyak beredar di pasaran dalam bentuk
krim, salep dan gel. Sediaan dalam bentuk gel lebih banyak digunakan karena
bening, mudah mengering, membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan
memberikan rasa dingin dikulit. Gel mempunyai aliran pseudoplastik yaitu gel
berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila dikocok. Sediaan
gel mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum
corneum dan mengurangi resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat
menumpuknya minyak pada pori-pori (Gibson, 2001).
Hidroksipropil metilselulose (HPMC) adalah turunan selulosa eter
semisintetik yang telah digunakan secara luas sebagai polimer hidrofilik dalam
sistem pemberian obat oral dan topikal (Rogers, et al., 2009). Pemilihan basis

HPMC dikarenakan penampakan gel jernih dan kompatibel dengan bahan-bahan
lain, kecuali bahan-bahan yang oksidatif (Gibson, 2001) serta dapat mengembang
terbatas dalam air sehingga merupakan bahan pembentuk hidrogel yang baik
(Suardi, dkk., 2008).
Menurut penelitian Panjaitan dan kawan-kawan (2012), setelah dilakukan
orientasi basis gel dengan variasi persentasi HPMC diperoleh persentasi HPMC
sebesar 3% yang terbaik karena dinilai mempunyai sifat alir yang paling
diingiinkan dalam pembuatan sediaan gel.

2
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian pembuatan sediaan
gel dengan menggunakan ekstrak daun jambu bol dengan basis HPMC 3%,
menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi daun jambu bol dan menguji
konstentrasi hambat minimum serta menguji sediaan gelnya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis dan Pseudomonas aeroginosa.

1.2 Perumusan Masalah
a. Apakah ekstrak dan fraksi daun jambu bol (Syzygium malacensse L. Merr

& Perry) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermis dan Pseudomonas aeroginosa ?
b. Apakah ekstrak daun jambu bol (Syzygium malaccense L. Merr & Perry)
dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel dan efektif sebagai obat
infeksi pada kulit ?

1.3 Hipotesis
a. Ekstrak dan fraksi daun jambu bol dan sediaan gelnya mempunyai
aktivitas

antibakteri

terhadap

bakteri

Staphylococcus

aureus,


Staphylococcus epidermis dan Pseudomonas aeroginosa.
b. Ekstrak daun jambu bol dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel dan
efektif sebagai obat infeksi pada kulit.

1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji aktivitas antibakteri dan daya hambat minimum ekstrak
daun jambu bol (Syzygium malaccense L. Merr & Perry) dan uji sediaan

3
Universitas Sumatera Utara

gelnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis
dan Pseudomonas aeroginosa.
b. Untuk membuat sediaan gel dari ekstrak etanol daun jambu bol yang
efektif.

1.5 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi masyarakat tentang manfaat daun jambu bol (Syzygium
malaccene L. Merr & Perry) sebagai obat alternatif untuk infeksi luka.


4
Universitas Sumatera Utara