PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN SEBAGAI SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF PADA YAYASAN LAGZIS PEDULI

  

PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN SEBAGAI

SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF PADA

YAYASAN LAGZIS PEDULI

Nurisca Puji Lestari, Kusni Hidayati, Nova Retnowati

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Yayasan Lagzis Peduli adalah sebuah lembaga non profit yang menyalurkan uang kepada yang berhak terutama untuk dhuafa, untuk itu pengendalian manajemen di lembaga ini sangat diperlukan guna memastikan tercapainya tujuan dan audit manajemen berfungsi untuk mengevaluasi keefektifan prosedur keuangan agar diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang efektif untuk rencana tahun berikutnya. Dalam skripsi ini dibahas tentang penerapan audit manajemen fungsi keuangan di lembaga Yayasan Lagzis Peduli sebagai sarana pengambilan keputusan yang efektif, berdasarkan data-data yang diperoeh dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya fungsi keuangan di lembaga ini sudah memadai hal ini dapat dilihat dari adanya pemberian tugas yang jelas. Namun ketika dilihat dalam hal realisasi target penerimaan tahunan ditemukan adanya peningkatan dan penurunan realisasi dari tahun sebelumnya.

  Kata Kunci : Audit Manajemen, fungsi keuangan, anggaran, keputusan

ABSTRACT

  Lagzis Peduli foundation is non profit organization that distribute fund to beneficiary especially for the weak. That’s why, this management control is indispensable to ensure this foundation goals. The function of management audit is use to evaluate the effectiveness of the financial procedure and it’s expected to make effectiveness decision for the next plan. In this thesis discussed about the implementation of financial management function audit at LagzisPeduli Foundation institution as an effective decision making tool, based on the data obtained can be concluded that the actual function of finance in this institution is adequate this can be seen from the existence of clear assignment . But, when viewed in terms of realization of annual acceptance targets found an increase and decrease in realization from the previous year.

  Keywords : Management Audit, financial function, budgetting, decition PENDAHULUAN

  Perkembangan ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkembang menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena ilmu akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi pihak- pihak yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas.Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya supaya tetap bertahan dan berkembang.

  Perencanaan yang dibuat mencakup batas-batas operasional yang dilakukan, baik luasnya cakupan operasi maupun konsumsi sumber daya. Perencanaan yang disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya operasi yang efisien dan secara efektif mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka memastikan jalannya operasional yang sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan dan pengendalian manajemen yang memadai.

  Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen menimbulkan aktivitas audit (pemeriksaan). Secara lebih luas, audit juga dibutuhkan dalam menilai pertanggungjawaban manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dari hasil audit yang dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi yang berjalan sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

  Bayangkara (2016) audit manajemen (management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang mewakili wewenang yang lebih tinggi.

  Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yag diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari menilai program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.

  Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi telah cukup memenuhi syarat.Kemudian melakukan penilaian apakah kebijakan, rencana dan prosedur prosedur yang telah ditetapkan betul-betul ditaati, apakah aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan penyelewengan. Kemudian menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi perusahaan. Lalu pada akhirnya menilai mutu atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada masing- masing manajemen.

  Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan organisasi yang berorientasi kepada laba. Dalam menjalankan kegiatannya organisasi nirlaba tidak semata-mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba, juga bisa diartikan non for

  

profit . Sehingga organisasi nirlaba tidak mengalami defisit. Apabila organisasi nirlaba

  memperoleh surplus, maka surplus tersebut akan dikontribusikan kembali untuk pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk memperkaya pemilik organisasi nirlaba tersebut.

  Manajemen keuangan pada dasarnya merupakan salah satu unsur penting dalam menjalankan keputusan-keputusan keuangan. Oleh karenanya, secara umum manajemen keuangan dapat digunakan setiap organisasi berdasarkan konsep dan teori keputusan-keputusan keuangan. Keputusan itu biasanya dilakukan dalam lingkup organisasi atau lembaga yang bertujuan untuk memperoleh laba. Tetapi berbeda dengan lembaga non profit seperti lembaga amil zakat yang sumber pendapatan keuangannya didapat dari kesadaran zakat para muzakki. Dana yang ada bukan dikonsumsikan untuk mencari laba tetapi lebih ditekankan pada pemberdayaan (tim IMZ, 2006).

  Pentingnya tugas dari satuan kerja bidang keuangan membuat pengendalian dan pengawasan kerja dari satuan ini juga penting, oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja satuan kerja yang mengurus bidang keuangan dalam yayasan ini. Fungsi keuangan merupakan fungsi yang paling penting dari suatu bisnis/yayasan. Fungsi keuangan terkoneksi secara erat dengan fungsi aktivitas-aktivitas yang lain. Ketidak hadiran fungsi keuangan dapat menyebabkan semua aktivitas terhenti. Pada kenyataannya, hanya dengan ketersediaan dana yang memadai seluruh aktivitas dapat dimulai, berkelanjutan dan berekspansi. Fungsi keuangan yang terkelola dengan baik dapat mendukung fungsi aktivitas pengembangan sumber daya manusia.

  Audit manajemen pada bagian keuangan Yayasan Lagzis Peduli perlu dilakukan mengingat yayasan ini adalah lembaga nirlaba yang umumnya memperoleh sumber dana dari donasi para donatur, yang idealnya tidak mengharapkan adanya pengembalian atas donasi yang mereka berikan, walaupun tidak meminta adanya pengembalian, namun para donatur sebagai salah satu stake holder utama yayasan ini tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas donasi yang mereka berikan. Para donatur ini, baik mempersyaratkan atau tidak, tentu tetap menginginkan pelaporan serta pertanggung jawaban yang transparan atas dana yang diberikan, para donatur ingin mengetahui bagaimana dana yang mereka berikan dikelola dengan baik dan dipergunakan untuk memberi manfaat bagi kepentingan umat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul

  “Penerapan Audit Manajemen

Fungsi Keuangan Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada

Yayasan Lagzis Peduli”.

  TINJAUAN PUSTAKA Audit Manajemen (management audit)

  Bayangkara (2016:2), audit manajemen (management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahan. Dalam konteks audit manajemen, manaejemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggung jawabkan kepada berbagai pihak yang memliki wewenang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan atau sebagian dari entitas yang bisa di audit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tuuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak mealanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

  Dalam audit internal (internal auditing), auditor melakukan penilaian secara independen terhadap berbagai aktivitas dalam memberikan jasanya kepada perusahaan. Audit operasional (operational auditing), memfokuskan penilaiannya pada efisiensi dan aktifitas operasi suatu entitas. Apabila definisi ini dihubungkan dengan audit menejemen di atas, tampak bahwa audit operasional identik dengan audit menejemen.

  Dari bergabai audit yang dilakukan kecuali audit keuangan, keseluruhan audit memliki tujuan yang (hampir) sama yaitu menilai bagaimana manajeman mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki, meningkatkan efisiensi prosesdalam mencapai tujuan perusahaan secara taat asas.

  Tahap-Tahap Audit Manajemen menurut Bayangkara (20016), ada bebrapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu audit pendahuluan; review dan pengujian pengendalian manajeman; audit terperinci; pelaporan; tindak lanjut.

1. Audit pendahuluan

  Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisa berbagai informasi yangtelah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objective).

  2. Review dan Pengujian Dan Pengendalian Manajemen Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalammendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinyan kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.

  3. Audit Terperinci Pada tahap ini auditor melakukan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan,dan kompeten.

  4. Pelaporan Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendukung berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk koprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untukmendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.

  5. Tindak lanjut Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.

  Menurut Bayangkara (2016) audit manajemen keuangan adalah analisis dan penilaian yang dilakukan secara sistematis, periodik, dan terdokumentasi, terhadap pengambilan keputusan serta segala kebijakan dalam pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan. Dalam melakukan aktivitasnya, auditor lebih menekankan pada ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan.

  Fungsi Manajemen Keuangan (Bhayangkara, 2016) : 1. Mendapatkan Dana yang Tepat dalam Jumlah yang Memadai

  Tujuan utama dari fungsi keuangan adalah untuk menilai kebutuhan dan perolehan dana bagi perusahaan secara tepat. Waktu merupakan elemen yang sangat penting dalam menghubungkan kebutuhan perusahaan terhadap dana.

  2. Penggunaan Dana dengan Tepat

  Mendapatkan dana adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi menggunakan dana dengan tepat menjadi lebih penting. Tanpa penggunaan dana secara tepat (efektif dan efisien), perusahaan tidak dapat menikmati penghasilan. Penggunaan dana secara tidak tepat menyebabkan tidak maksimalnya kontribusi dana yang dimiliki, karena terjadi potensi manfaat yang hilang.

  3. Meningkatkan Profitabilitas Keuntungan adalah tujuan terpenting dari seluruh aktifitas bisnis perusahaan.

  Perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut. Untuk mencapai hal ini, biaya atas penggunaan dana (biaya modal) seharusnya rendah. Dana-dana yang menganggur tidak memberikan pendapatan tetapi menimbulkan biaya. Oleh karena itu, perusahaan harus menghindari terjadinya dana menganggur. Fungsi keuangan juga harus menyesuaikan biaya dan pengambilan yang dapat diperoleh dari dana tersebut. Jika dana dapat dimanfaatkan secara ektif dan efisien, maka profitabilitas meningkat.

  4. Memaksimalkan Nilai Perusahaan

  Tujuan terakhir dari fungsi keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai peruahaan yang merefleksikan maksimal kesejahteraan para pemegang sahamnya. Menurut Rudianto (2013) anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Dengan demikian, anggaran merupakan rencana kerj organisasi dimasa mendatang. Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran.

  Siregar, Baldric dkk (2013) menyatakan bahwa anggaran adalah ekspresi kuantitatif suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya. Anggran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi kedalam bentuk operasional.

  Sedangkan Perencanaan Keuangan (Rinaldi, 2015) adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan yang dicari di masa yang akan datang. Proses untuk mencapai posisi keuangan yang hati-hati. Jadi anggran itu merupakan perencanaan keuangan. Langkah-langkah untuk merencanakan keuangan :

  1. Menetapkan tujuan perencanaan keuangan perusahaan secara tepat 2.

  Menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha mengkomunikasikannya dengan pihak terkait

  3. Memastikan bahwa proses perencanaan diikuti pula oleh pengendalian dan selalu mengkomunikasikannya dengan pihak terkait

  4. Mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternatif 5.

  Mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek maupun jangka panjang

  6. Mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkan terhadap prestasi standar yang sudah ditetapkan

  7. Memeriksa kebenaran perencanaan keuangan secara menyeluruh 8.

  Meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga lahir kombinasi strategi yang tepat.

  Fahmi dalam Mutajaridah (2015)keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya kesalahan-kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidakhati-hatian dalam melakukan pengkajian masalah.

  Mengidentifikasi Masalah Mengidentifikasi Kriteria Keputusan

  Memberi Bobot Pada Kriteria Mengembangkan Alternatif-Alternatif

  Menganalisis Sumber : Mutajaridah (2015) Gambar 1

  Proses Pengambilan Keputusan

  Kerangka Konseptual

  Audit Manajemen Keuangan Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Yayasan

  Lagzis Peduli Perencanaan Keuangan dan Penganggaran Sumber : Peneliti (2017) Gambar 2

  Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

  sis data adalah analisis kualitatif deskriptif,

  Teknik yang dipakai dalam menganali

  

yang mengacu pada rumusan masalah yang berusaha menjawab sebuah pertanyaan

  Bagaimana Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Sebagai Sarana

  ”

  Pengambilan Keputusan Yang Efektif pada Yayasan Lagzis Peduli” Jenis data yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi : 1. Data Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu dari hasil proses wawancara dengan pimpinan perusahaan (direktur Lagzis) dan staff Lagzis (Bagian Keuangan).

2. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui literatur dari internal yayasan yang berupa sejarah yayasan, struktur organisasi yayasan, dan juga melihat secara langsung aktivitas pihak-pihak yang terkait dalam penelitian yakni admin Lagzis dan petugas penjemputan donasi (Muzakki Service)

  Sumber Data

  Data yang dipakai adalah hasil dari wawancara dan laporan realisasi fundraising Lagzis tahun 2015 dan 2016. Laporan realisasi fundraising ini merupakan anggaran yayasan beserta hasil penerimaan donasinya (realisasinya). Data ini merupakan data mentah yang akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan Yayasan Lagzis Peduli.

  Batasan Penelitian

  Pembahasan masalah yang akan dibahas adalah pentingnya penerapan audit manajemen sebagai sarana pengambilan keputusan yang efektif pada Yayasan Lagzis Peduli menyangkut keputusan yang akan diambil dalam tahun berjalan, dan peneliti melakukan penelitian untuk tahun 2017 sehingga batasan masalahnya disini adalah data realisasi anggaran 2 tahun kebelakang yaitu 2015 dan 2016.

  Asumsi Penelitian

  Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa penelitian ini akan dilakukan audit manajemen yang dilaksanakan oleh Yayasan Lagzis Peduli sehingga hal ini sangat membantu manajemen dalam hal pengambilan keputusan yang efektif.

  Teknik Pengumpulan Data

  Prosedur pemilihan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian ilmiah pada umumnya, yang antara lain meliputi :

  1. Survey Pendahuluan/Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, untuk memperoleh gambaran umum tentang situasi dan kondisi Yayasan Lagzis Peduli yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

  2. Studi Kepustakaan Prosedur ini dilaksanakan dengan tujuan mengumpulkan serta mempelajari data teoritis serta penerapannya melalui literatur-literatur seperti buku, artikel, bahkan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

  3. Studi Lapangan Saat melakukan studi lapangan, peneliti mengamati secara langsung objek penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi pendukung yang akurat yang akan diperlukan sebagai masukan bagi proses analisis selanjutnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan ini antara lain : a.

  Wawancara Peneliti melakukan wawancara dan tanya jawab secara langsung guna pengumpulan data dengan pihak yang berwenang atau yang terkait dengan memberikan informasi tentang masalah yang diteliti. Peneliti melakuakan wawancara pada :

  • keuangan di Lagzis yakni penerimaan dan pengeluaran dana serta data realisasi anggaran seluruh cabang Lagzis tahun 2015 dan 2016.

  Bagian Keuangan : wawancara tentang Standart Operational Prosedure (SOP) fungsi

  • Direktur Lagzis : wawancara tentang program-program, sejarah dan keseluruhan tentang

  Yayasan Lagzis Peduli b.

  Dokumentasi Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh melalui catatan atau dokumen berupa data, angka-angka, yang dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam mendukung penelitian tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  No CABANG TARGET % REAL Deviasi

  1 SURABAYA 1.373.152.000 87% 1.189.746.065 (183.405.935)

  Setelah kita melihat data yang disajikan selama 2 tahun berturut-turut dari Tahun 2015 dan 2016 maka sesuai dengan kriteria yang dimiliki Lagzis Peduli dapat dilihat posisi cabang prima, cabang sehat, cabang sakit dan cabang ICU dengan kriteria sebagai berikut : Dikatakan cabang prima apabila realisa si ≥ 90% dari target Dikatakan cabang sehat apabila realisasi ≥ 80% - 89% dari target Dikatakan cabang sakit apabila realisasi ≥ 60% - 79% dari target

  7 JAKARTA 182.327.500 28% 50.878.000 (131.449.500) Jumlah 5.457.977.371 84% 4.561.511.807 (896.465.564) Sumber : Lagzis Peduli (2016)

  6 PEKANBARU 138.925.000 65% 90.364.000 (48.561.000)

  5 BLITAR 627.085.502 91% 567.751.001 (59.334.501)

  4 DENPASAR 331.644.000 59% 194.535.000 (137.109.000)

  3 MAKASSAR 955.423.000 92% 877.523.056 (77.899.944)

  2 MALANG 1.849.420.369 86% 1.590.714.685 (258.705.684)

  No CABANG TARGET % REAL Deviasi

  1 SURABAYA 1.360.190.000 83% 1.127.766.655 (232.423.345)

  Realisasi Anggaran Seluruh Cabang Tahun 2016

  Tabel 1 Realisasi Anggaran Seluruh Cabang Tahun 2015

  7 JAKARTA 166.330.000 41% 67.824.000 (98.506.000) Jumlah 5.080.595.800 80% 4.066.759.805 (1.013.835.995)

  6 PEKANBARU 125.715.000 65% 82.114.000 (43.601.000)

  5 BLITAR 562.481.000 73% 408.287.000 (154.194.000)

  4 DENPASAR 318.511.000 59% 186.704.000 (131.807.000)

  3 MAKASSAR 914.990.000 85% 776.003.500 (138.986.500)

  2 MALANG 1.632.378.800 87% 1.418.060.650 (214.318.150)

  Sumber : Lagzis Peduli (2015) Tabel 2 Dikatakan cabang ICU apabila realisasi 0% - 59% dari target Dengan kriteria yang disebutkan diatas dapat kita lihat pada tahun 2015 posisi cabang-cabang tersebut sebagai berikut :

  Tabel 3 Kondisi Yayasan Lagzis Peduli Tahun 2015

  Cabang Prima Sehat Sakit

  ICU MALANG 87% MAKASSAR 85% SURABAYA 83% BLITAR

  73% PEKANBARU 65% DENPASAR

  59% JAKARTA

  41% Sumber : Peneliti (2017)

  Tabel 4 Kondisi Yayasan Lagzis Peduli Tahun 2016

  Cabang Prima Sehat Sakit

  ICU MAKASSAR 92% BLITAR 91%

  87%

  SURABAYA MALANG 86% PEKANBARU 65%

  D

  59%

  DENPASAR ar

  28%

  JAKARTA i analisa pada Tabel 3,4 dapat dilihat kondisi masing-masing cabang sehingga kita dapat analisa kondisi kota Tahun 2016 berbeda dengan Tahun 2015 yakni ada peningkatan dan ada penurunan. Pada tahun 2015 belum ada kota yang menduduki posisi prima, tapi pada tahun 2016 sudah mulai ada kota yang kondisinya prima. Lalu mengapa Denpasar dan Jakarta selalu ada di posisi ICU selama 2 tahun berturut-turut. Bahkan Denpasar mengalami penurunan dari 2015 ke 2016. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan bagian keuangan dan direktur Lagzis maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kondisi tersebut disebabkan karena beberapa alasan yaitu : Bagi kota yang mengalami peningkatan dari 2015 ke 2016 (kondisi prima) 1.

  Untuk Makassar mengalami peningkatan dari 85% menjadi 92% karena di tahun 2016 komunitas sahabat muda di Makassar mulai aktif, yang tahun sebelumnya masih belum aktif.

  2. Untuk Blitar mengalami peningkatan dari 73% menjadi 91% karena di tahun 2016 ada petugas penjemputan donasi yang biasa di sebut Muzakki Service (MS) yang kembali bekerja lagi setelah resign selama tahun 2015. Bagi kota yang mengalami penurunan atau tetap dari 2015 ke 2016 (kondisi ICU) 1.

  Jakarta mengalami penurunan dari 41% menjadi 28% karena faktor lingkungan. Di kota ini area donaturnya jauh-jauh apalagi ditambah kondisi jalan yang macet.

  Sehingga setelah sampai instansi donatur, donaturnya sudah keluar dari kantor karena kesibukan masing-masing.

2. Denpasar tidak mengalami penurunan tapi berada di posisi tetap yakni bertahan di

  59%. Kondisi kota ini berbeda dengan kota lain karena Denpasar memiliki karakter yang berbeda dengan cabang-cabang Lagzis yang lain karena mayoritas agamanya yang non muslim.

  SIMPULAN

  Audit manajemen dilakukan pada audit manajemen fungsi keuangan yang memeriksa fungsi keuangan tersebut apakah sudah membantu untuk pencapaian sasaran lembaga ataukah belum serta memeriksa target dan realisasi pemasukan apakah sudah mencapai target apa belum dan bagaimanakah tindakan dan strategi yang diambil untuk menyelamatkan cabang yang dalam keadaan sakit dan ICU. Dari hasil yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

  Fungsi keuangan yang ada pada Yayasan Lagzis Peduli ini dikatakan sudah cukup baik dalam hal pencapaian sasaran lembaga dan itu dapat dilihat dari adanya job diskripsi yang jelas di dalam lembaga tersebut dan juga terwujud dalam kepatuhannya menjalankan peraturan yang dibuat oleh lembaga. Dalam hal perencanaan anggaran pemasukan setelah dibandingkan laporan dua tahun berturut-turut dapat dilihat bahwa masih banyak cabang yang harus di evaluasi karena tidak mencapai target. Disinilah peran manajemen pusat sangat dibutuhkan, manajemen harus benar-benar mampu mengambil keputusan ayang tepat terkait cabang yang dalam keadaan sakit dan ICU.

  SARAN Perlu adanya evaluasi peraturan pada cabang Lagzis yang tidak ada ADM nya.

  Agar lebih disiplin penyetoran perolehan kotanya ke bank. Untuk perencanaan dan realisasi anggaran pemasukan cabang perlu adanya pengaktifan sahabat muda di kota tersebut sehingga akan muncul strategi fundraising yang baru sesuai kondisi masing- masing kota. membutuhkan ide-ide baru untuk maintenance donatur agar donatur Lagzis tetap setia dan bahkan bertambah.

  

DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK, 2016,Audit Manajemen, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

   Mayangsari, Sekar, dan Puspa Wandanarum, 2013,Auditing,Cetakan Pertama, Media Bangsa, Jakarta.

  Mutajaridah, Siti 2015, Penerapan Audit Manajemen Fungsi Keuangan Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada Yayasan Lagzis Peduli, Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.

  Rahma, Leonie Deviana 2011, Penerapan Audit Manajemen Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan Yang Efektif Pada Hotel Sahid Surabaya Khusus Di Divisi Pemasaran, Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya.

  Rinaldi, Yanuarius Tossan, 2015, Manajemen Keuangan Perusahaan yang Baik dalam

  Perencanaan Keuanagan dan Pengelolaannya ,

  http://googleweblight.com/?lite_url=http://yanuariustossanrinaldi.blogspot.com/ 2015/01/manajemenkeuanganperusahaanyangbaik_2.html?m%3D1&ei=d00KR HUF&lc=idID&s=1&m=612&host=www.google.co.id&ts=1499913533&sig= ALNZjWkyvu11tVQ2j6EF-vIsn9Mmu4gQfA

  Rudianto, 2013, Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan

  Strategis , Erlangga, Jakarta

  Siregar, Baldric, dan Bambang Suripto dkk, 2013, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Tim IMZ, 2006, Manajemen Zakat Gaya BUMN, Cetakan Pertama, Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat, Jakarta.