STOCK SPLIT: PENGUJIAN TERHADAP SIGNALING DAN TRADING RANGE PADA BURSA EFEK JAKARTA

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range.

115

Jumal Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Juni 2007, Vol.4, No. 1, hal. 115-136

STOCK SPLIT: P E N G U J I A N T E R H A D A P SIGNALING D A N
TRADING RANGE P A D A B U R S A E F E K J A K A R T A
A b d u l H a fiz T a n ju n g

S ta f P engajar U niversitas N a sion al PA SIM
hafiz_tanjung@ plasa.com
A b str a c t

This research w as con du cted to exam ine sign aling hypothesis a n d trading range
hypothesis f o r com panies sp littin g their sto ck in Ja karta Sto ck E xchange f o r the
p e r io d o f 2000 - 2003. Two sta tistical analysis w ere u sed in this research, p a ra m etric
sta tistic i.e. independent t test, p a ir e d t test, a n d the non p a ra m etric statistic i.e.
M ann-W hitney U test. N orm ality a n d equality o f variance w ere done to determ ine
w hich analysis to be used. Sam ple size o f this research consists o f 28 com panies

w hich sp lit th eir sto cks a n d 60 com panies w hich do n o t sp lit their stocks. Sam ple
w as chosen by sim ple random sam pling. The resu lt o f this research show s that there
is a signaling on p ro fit grow th differences in the y e a r 2001, a n d there is no signaling
on y e a rly p ro fit increase over 4 y e a r s before sto ck splits. O n the other hand, there
is a trading range on m arket sto ck p ric e in the y e a r 2 000 a n d 2003; this w a s also
show n by trading volum e stock.

Keywords:

stock split, signaling, trading range

116

Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, N o .l, hal. 115-136

PENDAH ULUAN

Pem ecahan saham m erupakan fenom ena perusahaan yang m asih m enjadi
teka-teki dan m erupakan suatu peristiw a yang nam paknya hanya sebagai hiasan
(cosm etic), m eskipun begitu, secara um um pasar bereaksi dengan baik terhadap

pengum um an pem ecahan saham (Ikenberry et al. 1996). Penjelasan terhadap reaksi
dari pengum um an pem ecahan saham tersebut, bagaim anapun belum benar-benar
dapat dipaham i, sem enjak pem ecahan saham itu sendiri tidak secara langsung
m em pengaruhi cash flo w perusahaan (Asquith et al. 1989).
M enurut M eigs et al. (1974, 602) Pem ecahan saham tidak m enyebabkan
adanya perubahan dalam ju m lah uang ( dollar am ount) pem egang saham , m odal
disetor (paid-in capital), laba ditahan (retained earnings), atau kom ponen lainnya.
Pem ecahan saham tidak m em iliki nilai ekonom is, tetapi banyak peristiw a
pem ecahan saham di pasar m odal m em berikan indikasi bahw a pem ecahan saham
m erupakan alat yang penting dalam praktik pasar m odal. Pem ecahan saham telah
m enjadi salah satu alat yang digunakan oleh m anajem en untuk m em bentuk harga
p asar saham perusahaan (M arw ata 2001). B eberapa bukti em piris m enunjukkan
b ahw a pasar m em berikan reaksi terhadap pengum um an pem ecahan saham (Ikenberry
e t al. 1996) dan (Julita 2001).
M eskipun pem ecahan saham tidak m em iliki nilai ekonom is yang ditunjukkan
dengan tidak adanya pengaruh langsung terhadap cash flo w perusahaan, jum lah
u an g (do llar am ount) pem egang saham , m odal disetor (p a id -in capital), laba ditahan
(re ta in ed earnings), atau kom ponen lainnya. N am un, banyak peristiw a pem ecahan
saham telah terjadi di pasar m odal (dalam kurun tahun 1998-2003 telah terjadi 101
peristiw a pem ecahan saham di B ursa Efek Jakarta), seperti terlihat dalam tabel 1:

T abel 1
P e r istiw a P e m e c a h a n S a h a m d a r i T a h u n 1 9 9 8 -2 0 0 3

No

T ahun

P e r istiw a

1
2
3
4
6
7

1998
1999
2000
2001

2002
2003

20
22
22
15
12
10
101

Jumlah

Sumber: JSX 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003

D ua penjelasan utam a yang m enjelaskan m engapa perusahaan m elakukan
p em ecah an saham , yaitu: S ig naling dan Trading R ange dibahas pada bagian dua.

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range..


117

Artikel ini bertujuan untuk m em berikan fakta em piris tentang pem ecahan
saham apakah sesuai dengan hipotesis sig na lin g dan trad in g range. B agian kedua
artikel ini m endeskripsikan latar belakang dan hipotesis. D ata dan m etode penelitian
dijelaskan pada bagian ketiga. B agian ke em pat m em aparkan hasil. B agian akhir
ditutup dengan ringkasan, kesim pulan dan saran untuk kegunaan penelitian
berikutnya.
T IN J A U A N L IT E R A T U R D A N H IP O T E S IS

Pem ecahan saham adalah m em ecah selem bar saham m enjadi n lem bar saham.
H arga per lem bar saham baru setelah pem ecahan saham adalah sebesar l/n dari
harga saham sebelum nya. Pada dasarnya ada dua je n is pem ecahan saham yang dapat
dilakukan yaitu split-up dan split-dow n. Split-up adalah penurunan nilai nom inal
per lem bar saham yang m engakibatkan peningkatan dalam jum lah saham yang
beredar. M isalnya pem ecahan saham dengan sp lit fa c to r 2:1, 3:1, dan 4:1. S plitdow n m erupakan peningkatan nilai nom inal per lem bar saham yang m engakibatkan
penurunan ju m lah saham yang beredar, m isalnya dengan sp lit fa c to r 1:2, 1:3, 1:4,
atau 1:5. dalam hal ini sp lit fa c to r diartikan sebagai perbandingan antara jum lah
saham yang beredar setelah pem ecahan dengan jum lah saham yang beredar sebelum
pem ecahan.

M enurut Ikenberry et al. (1996) sig na lin g dan trading range telah m enjadi
penjelasan utam a tentang pem ecahan saham dalam literatur keuangan sejak
dipublikasikannya p a p e r klasik oleh Fam a et al. pada tahun 1969.
Selanjutnya Ikenberry et al. (1996) m engatakan sign alin g dan tra d ing range
tidak berdiri sendiri ( n o t m utually exclusive), artinya keputusan pem ecahan saham
akan diam bil oleh perusahaan berdasarkan m ana yang lebih m enguntungkan
bagi perusahaan antara m enjual saham dalam range tertentu ( tra d ing range) atau
pem ecahan saham diputuskan berdasarkan kinerja perusahaan (signaling).
Sig naling m enyatakan bahw a pem ecahan saham m erupakan upaya m anajem en
untuk m enyam paikan inform asi internal yang m enguntungkan tentang current value
perusahaan (Ikenberry et al. 1996). Selanjutnya Ikenberry et al. (1996) m enjelaskan
sig n a lin g pem ecahan saham ini dengan asim etri inform asi, yaitu asim etri antara
m anajem en dengan investor, di m ana m anajem en m em iliki inform asi lebih tentang
m asa depan perusahaan karena keahlian m ereka m engam bil keputusan operasi dan
investasi dibandingkan dengan pihak luar (investor).
N ilai perusahaan tersebut dapat dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan.
M enurut A squith et al. (1989) ada dua je n is inform asi laba yang disam paikan oleh
pem ecahan saham . Pertam a, inform asi laba yang disam paikan oleh pem ecahan
saham adalah inform asi laba yang akan datang (future earnings perform a nce).


118

Jurnal A kuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, N o .l, hal. 115-136

K edua, inform asi laba yang disam paikan oleh pem ecahan saham adalah inform asi
laba sebelum pem ecahan saham {pre-split earnings).
Penelitian terdahulu yang m enghubungkan pengum um an pem ecahan saham
secara langsung dengan inform asi laba antara lain oleh Lakonishok dan Lev (1987),
A squith et al. (1989), dan M arw ata (2001).
H asil penelitian Lakonishok dan Lev (1987) m enem ukan bahw a perusahaan
yang m elakukan pem ecahan saham secara statistik m engalam i tingkat pertum buhan
laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak m elakukan
pem ecahan saham pada periode sebelum pem ecahan saham dan bagi perusahaan
yang m engalam i tingkat pertum buhan laba yang tinggi tetapi tidak m elakukan
pem ecahan saham , penyam paian sinyal m ereka lakukan m elalui sto ck dividend.
Sehingga dapat disim pulkan bahw a perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham m em iliki tingkat pertum buhan laba yang lebih tinggi dari pada perusahaan
yang tidak m elakukan pem ecahan saham pada periode sebelum pem ecahan saham ,
dan dihipotesiskan sebagai berikut:
H 1:


T in g k a t p e r t u m b u h a n la b a p e r u s a h a a n y a n g m e la k u k a n p e m e c a h a n s a h a m
p a d a p e r io d e s e b e lu m p e m e c a h a n s a h a m le b ih t in g g i d ib a n d in g k a n d e n g a n
p e r u s a h a a n y a n g tid a k m e la k u k a n p e m e c a h a n s a h a m .

H asil penelitian A squith et al. (1989), m enunjukkan bahw a perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham m engalam i peningkatan laba setiap tahun selam a
em p at tahun sebelum pem ecahan saham , terutam a peningkatan terbesar satu tahun
sebelum pem ecahan saham . Pem ecahan saham m em erlukan biaya, oleh karena
itu hanya perusahaan yang m em punyai prospek yang bagus saja yang m am pu
m elakukannya (C opeland 1979). Jika prospeknya tidak bagus, m aka perusahaan
tid a k m elakukan pem ecahan saham. Pasar akan m erespon sinyal secara p o sitif jik a
pem berinya kredibel. H asil penelitian M arw ata (2001) m elaporkan perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham m engalam i peningkatan laba dari tahun ke tiga sam pai
ta h u n ke satu sebelum pem ecahan saham.
D apat disim pulkan bahw a perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
m engalam i peningkatan laba yang signifikan setiap tahun selam a em pat tahun
sebelum pengum um an pem ecahan saham , sehingga dapat dihipotesiskan sebagai
berikut:
H 2:


P e r u s a h a a n y a n g m e la k u k a n p e m e c a h a n s a h a m m e n g a la m i p e n in g k a ta n
la b a s e tia p

ta h u n

s e la m a

e m p a t ta h u n

s e b e lu m

pem ecahan

sah a m

d ila k u k a n .

Sedangkan hipotesis trading range m enyatakan bahw a pem ecahan saham
m erupakan upaya m anajem en untuk m enata kem bali harga per lem bar saham pada


Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range..

119

batas-batas harga yang lebih rendah (Ikenberry et al. 1996). M cN ichols dan Dravid
(1990) m endukung hipotesis trading range ini. B egitu ju g a penelitian yang dilakukan
Lakonishok dan Lev (1987), hasil penelitian m ereka m engindikasikan adanya
trad in g range. Sejalan dengan itu M cG ough (1993) m enyatakan bahw a perusahaan
akan m elakukan pem ecahan saham , jik a harga saham nya lebih tinggi dibandingkan
dengan harga saham perusahaan lain dalam industri yang sama. D engan m engurangi
nilai saham akan m em buat investor tertarik pada saham tersebut, m em buat saham nya
lebih likuid dan pem egang saham odd-lot (m em iliki kurang dari 500 lem bar saham )
m enjadi pem egang saham round-lot (m em iliki 500 lem bar saham ).
Penelitian terdahulu yang m enunjukkan bahw a pem ecahan saham m erupakan
upaya m anajem en untuk m enata kem bali harga per lem bar saham pada batas-batas
harga yang lebih rendah ditunjukkan oleh hasil penelitian Ikenberry et al. (1996),
dan M arw ata (2001).
H asil penelitian Ikenberry et al. (1996), m enunjukkan bahw a sebelum
pengum um an pem ecahan saham ham pir em pat dari lim a sam pel saham nya

diperdagangkan di atas 80% dibandingkan dari harga saham perusahaan dengan
ukuran yang sama. H asil penelitian M arw ata (2001) m elaporkan harga saham
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham yang diukur dengan rasio harga
terhadap nilai buku (PBV), tetapi tidak rasio harga terhadap laba, lebih m ahal dari
pada perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham.
D apat disim pulkan bahw a perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
m em iliki harga saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham dilakukan dan dapat
dihipotesiskan sebagai berikut:
H 3:

H a r g a s a h a m p e r u s a h a a n y a n g m e la k u k a n p e m e c a h a n s a h a m le b ih tin g g i
d ib a n d in g k a n d e n g a n p e r u s a h a a n y a n g t id a k m e la k u k a n p e m e c a h a n
s a h a m s e b e lu m p e m e c a h a n s a h a m d ila k u k a n .

Penelitian terdahulu yang m enghubungkan pem ecahan saham dengan likuiditas
saham oleh M erry (2002), hasil penelitiannya m enyatakan volum e perdagangan
m enunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pem ecahan
saham .
D apat disim pulkan terjadi peningkatan volum e perdagangan saham sesudah
pem ecahan saham dibandingkan dengan sebelum pem ecahan saham p ad aperusahaan
yang m elakukan pem ecahan saham sehingga dihipotesiskan sebagai berikut:
H 4:

V o lu m e p e r d a g a n g a n s a h a m m e n in g k a t s e s u d a h p e m e c a h a n s a h a m p a d a
p e r u s a h a a n y a n g m e la k u k a n p e m e c a h a n s a h a m .

B agan alur dari latar belakang dan hipotesis disajikan sebagai berikut:

120

Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, N o .l, hal. 115-136

G am bar 1
A lu r K e r a n g k a P e m ik ir a n d a n H ip o te sis

Signaling

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range-

G am bar 2
A lu r K e r a n g k a P e m ik ir a n d a n H ip o te sis

Trading Range

H3

H4

121

122

Jurnal Akuntansi dan K euangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, No. 1, hal. 115-136

M E T O D O L O G I P E N E L IT IA N

P o p u la s i d a n S a m p e l

Populasi sasaran dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan em iten yang
tercatat secara konsisten di B ursa Efek Jakarta dalam kurun w aktu dari Januari 2000
sam pai dengan D esem ber 2003 sebanyak 213 perusahaan em iten, terdiri dari dua
kelom pok populasi yaitu yang m elakukan pem ecahan saham 49 perusahaan em iten,
dan tidak m elakukan pem ecahan saham 164 perusahaan em iten. U ntuk m enentukan
ukuran sam pel digunakan rum us yang diturunkan oleh Yamane (1967) dalam
B am bang S. Soedibjo (2004, 113) dengan tingkat presisi 10%.
Pada perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham sem ula populasinya
164 perusahaan em iten, dikurangi sebanyak 14 perusahaan yang m elakukan sto ck
dividend, karena perusahaan yang m elakukan sto ck divid en d ju g a m engalam i
pertum buhan laba yang tinggi. Jadi populasi akhir untuk perusahaan yang tidak
m elakukan pem ecahan saham m enjadi 150 perusahaan em iten, sehingga jum lah
sam pel yang diam bil adalah 60 perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan
saham .
P erusahaan yang m elakukan pem ecahan saham yang sem ula populasinya
berjum lah 49 perusahaan, dikurangi sebanyak 11 perusahaan em iten karena
m elakukan kebijakan sto ck dividen, bonus share, right issue pada tanggal yang
dekat dengan tanggal pem ecahan saham sehingga tersisa sebanyak 38 perusahaan
em iten. H al ini dilakukan untuk m enghindari bias pada sam pel yang disam paikan
oleh inform asi-inform asi tersebut pada saat pengujian likuiditas perdagangan saham .
D engan dem ikian ju m lah sam pel yang diam bil sebanyak 28 perusahaan em iten
u n tu k perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham.
Teknik penarikan sam pel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sam p ling
a cak sederhana (random sam pling), dan bagi kelom pok perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham dialokasikan secara proporsional berdasarkan tahun pem ecahan
saham . Sehingga alokasi sam pel untuk m asing-m asing tahun sebagai berikut: tahun
2000 sebanyak 10 sam pel, tahun 2001 sebanyak 7 sam pel, tahun 2002 sebanyak 4
sam pel, tahun 2003 sebanyak 7 sampel.
D a ta d a n S u m b e r D a ta

P enelitian ini m enggunakan data sekunder perusahaan publik yang terdaftar
d i B ursa E fek Jakarta. D ata yang dikum pulkan adalah data historis dari tahun 1996
sam pai dengan 2002 berupa laba tahunan, harga pasar saham harian pada tahun

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range.

123

2000 sam pai dengan 2003, dan volum e perdagangan saham harian pada tahun 2000
sam pai dengan 2003.
D ata-data tersebut di atas diperoleh dari berbagai sum ber yaitu: Indonesian
C apital M arket D irectory 1998, 2000, dan 2003. Ja ka rta S to c k E xchange Statistic
2000, 2001, 2002, dan 2003, dan data perdagangan saham harian B ursa Efek
Jakarta.
H ip o te s is S ta tis tik

H ipotesis penelitian yang dirum uskan pada bagian dua, dapat dirinci m enjadi
hipotesis yang lebih operasional sebagai berikut:
1.
H ipotesis tentang tingkat pertum buhan laba
R ata-rata tingkat pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak m elakukan
pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham dilakukan.
2.
H ipotesis tentang peningkatan laba
2.1 R ata-rata peningkatan laba tahun ke em pat lebih rendah dibandingkan
dengan tahun ke tiga sebelum pem ecahan saham dilakukan pada
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham.
2.2 R ata-rata peningkatan laba tahun ke tiga lebih rendah dibandingkan
dengan tahun ke dua sebelum pem ecahan saham dilakukan pada
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham.
2.3 R ata-rata peningkatan laba tahun ke dua lebih rendah dibandingkan
dengan tahun ke satu sebelum pem ecahan saham dilakukan pada
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
3. H ipotesis tentang harga saham
R ata-rata harga pasar saham perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan
saham sebelum pem ecahan saham dilakukan.
4. H ipotesis tentang likuiditas saham
Volume perdagangan saham m eningkat sesudah pem ecahan saham pada
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham .
B erdasarkan hipotesis penelitian tersebut diturunkan hipotesis statistik
sebagai berikut:
H ipotesis tentang pertum buhan laba:
1. Hoi : (J,AlabaX< (iAlabaY
H ll : (J, A labaX > (J, A labaY

Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Ju n i 2007, Vol. 4, N o .l, hal. 115-136

124

H ipotesis tentang peningkatan laba:
2 . 1 H 0 2 .1 : (X A la b a * ,_ .4

>

(X A la b a -J f(_ 3

H l 2 .1 : ( I A laba- X ,_ 4 <
2 . 2 . H o 2 .2 : J i A laba- X ,_ 3
H l2 .2 :

J i

( I A laba- X ,_ 3

>

|I

A

laba- J t,_ 2

A laba- X ,_ 3 <

J i

A

laba- JC,_2

2 . 3 . H 0 2 .3 : f i , A laba-

X,_2

>

( i , A laba- J t,_ ,

H l 2 . 3 : J I A laba- X ,_ 2 <

J I A laba- X ,_ ,

H ipotesis tentang harga saham:
3 .

H 0 3 : ( i , harga saham X

<

H l 3 : |X harga saham X >

[ i , harga saham Y
|X harga saham Y

H ipotesis tentang likuiditas saham:
4. H 0 4 : jj,vxi > (Xvx2
H l4 :

JJ ,v x i <

(J.VX2

K eterangan:
x = perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
y = perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham
vxi - volum e perdagangan saham sebelum pem ecahan saham pada perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham
vx 2 = volum e perdagangan saham sesudah pem ecahan saham pada perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham
P e n g u k u r a n V a r ia b e l

Pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham adalah
pertum buhan laba periode sebelum pem ecahan saham , yaitu selisih laba
dengan
la b a t_2 sebelum pem ecahan saham , hasilnya dibagi dengan laba /_2 dinyatakan
dalam persentase, contoh pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham pada tahun 2 0 0 0 didapat dari selisih laba tahun 1 9 9 9 dengan laba tahun 1 9 9 8 ,
h asilnya dibagi dengan laba tahun 1 9 9 8 dinyatakan dalam persentase. Sedangkan
pertum buhan laba untuk perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham untuk
ta h u n 2 0 0 0 ditentukan dengan cara yang sam a, begitu seterusnya untuk tahun 2 0 0 1 ,
2 0 0 2 dan 2 0 0 3 . Bagi perusahaan yang m engalam i laba pada 12 sedangkan pada tA
m engalam i rugi m aka pertum buhan laba perusahaan tersebut negatif.
Pertum buhan laba untuk pengujian data p o o l dari tahun 2 0 0 0 sam pai dengan
ta h u n 2 0 0 3 bagi perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham diam bil dari data
p em ecahan saham tahun 2 0 0 0 sam pai dengan 2 0 0 3 . K arena tahun pem ecahan

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range..

125

saham bagi perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham tidak sam a, m aka
untuk perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham datanya diam bil secara
proporsional berdasarkan tahun pem ecahan saham.
Peningkatan laba setiap tahun selam a 4 tahun sebelum pem ecahan saham
pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham seperti peningkatan laba t_A
sebelum pem ecahan saham didapat dari selisih laba t_A dengan laba t_f hasilnya
dibagi dengan laba t_t dinyatakan dalam persentase. D engan cara yang sam a diukur
peningkatan laba /_3, t_2 dan
.
H arga pasar saham perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham diam bil
dari harga pasar saham satu hari sebelum pem ecahan saham pada tahun dilakukan
pem ecahan saham baik tahun 2 000,2001,2002, dan 2003. K arena tanggal pem ecahan
saham tidak sam a untuk m asing-m asing perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham m aka harga pasar saham untuk perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan
saham diambil secara proporsional berdasarkan tanggal-tanggal pada perusahaan
yang m elakukan pem ecahan saham. Pac.a artikel ini dilakukan ju g a pengujian
dengan m enggunakan data p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan tahun 2003.
Volume perdagangan saham pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham diam bil dari volum e perdagangan 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah
pem ecahan saham.
M e t o d e A n a lis is

Pengujian hipotesis dilakukan pada tingkat kepercayaan 95%. Pengujian
hipotesis 1 (satu) digunakan adalah uj i perbedaan dua rata-rata non param etrik dengan
uji M ann-W hitney U (uji perbedaan dua kelom pok yang independen) yang dikutip
dari Siegel (1956, 121). U ji perbedaan dua rata-rata non param etrik ini digunakan
setelah pengujian kenorm alan data per tahun m aupun data p o o l , diketahui data tidak
berdistribusi norm al baik untuk sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham m aupun pada sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham ,
uji kenorm alan data m enggunakan uji w /s yang dikutip dari K anji (1993, 65)
Pengujian hipotesis 2.1, 2.2, dan 2.3 dilakukan untuk m enguji perbedaan
rata-rata peningkatan laba setiap tahun selam a em pat tahun sebelum pem ecahan
saham dilakukan pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham . Teknik
pengujiannya adalah uji t berpasangan, sebelum uji t berpasangan dilakukan telah
diuji kenorm alan data untuk m em enuhi asumsi distribusi data, hasil uji kenorm alan
data m enunjukkan data berdistribusi norm al.
Pengujian hipotesis 3 (tiga) dilakukan untuk m enguji perbedaan rata-rata
harga pasar saham antara perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dengan
perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, N o .l, hal. 115-136

126

dilakukan. Uji kenorm alan data hasilnya m enunjukkan data berdistribusi tidak
norm al pada sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dan sam pel
perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham baik untuk data per tahun
m aupun data p o o l, setelah dilakukan transform asi ke dalam bentuk logaritm a
hasilnya m enunjukkan data berdistribusi norm al. U ntuk tahun 2000 dan 2001 setelah
uji varians, hasilnya m enunjukkan varians tidak sama. M aka uji t yang digunakan
adalah varians tidak diketahui dan dianggap tidak sama. Sedangkan untuk tahun
2002 dan 2003 uji kesam aan varians m enunjukkan hasil bahw a varians sama, m aka
uji t yang digunakan adalah varians tidak diketahui dan dianggap sam a, sedangkan
untuk data p o o l uji varians hasilnya m enunjukkan varians sam a, m aka uji t yang
digunakan adalah varians tidak diketahui dan dianggap sama.
Pengujian hipotesis 4 (em pat) dilakukan untuk m enguji perbedaan ratarata volum e perdagangan saham sebelum dan sesudah pem ecahan saham pada
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham. Setelah diuji kenorm alan data
hasilnya m enunjukkan data berdistribusi tidak norm al, setelah dilakukan transform asi
ke dalam bentuk logaritm a hasilnya m enunjukkan data berdistribusi norm al. M aka
teknik pengujian yang digunakan adalah uji t berpasangan.
H A S IL D A N P E M B A H A S A N
P r o fil P e m e c a h a n S a h a m d i B u r s a E fe k J a k a r ta

Selam a periode Januari 2000 sam pai dengan D esem ber 2003 telah terjadi 59
peristiw a pem ecahan saham di B ursa Efek Jakarta, yaitu: pada tahun 2000 sebanyak
2 2 peristiw a, pada tahun 2001 sebanyak 15 peristiw a, pada tahun 2002 sebanyak 12
peristiw a, pada tahun 2003 sebanyak 10 peristiwa.
D ilihat dari klasifikasi industri, m aka perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham dapat digam barkan berdasarkan klasifikasi industrinya seperti tabel berikut:
T abel 2
P e m e c a h a n S a h a m B e r d a s a r k a n K la s ifik a si I n d u s tr i P a d a T a h u n 2 0 0 0 -2 0 0 3

No

K l a s if i k a s i I n d u s t r i

1

Agriculture
Animal Feed
Mining and Mining Services
Food and Beverage
Tobacco
Textile
Lumber and Wood Product

2
3
4
5
6
7

J u m la h P e r u s a h a a n
2
1
1
6
1
5
1

127

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range.

lanjutan Tabel 2

No Klasifikasi Industri
8
Plastics and Glass Products
Automotive
9
10 Consumer Good
Transportation Services
11
12 Wholesale and Retail Trade
13 Bank
14 Securities
15 Electronic Equipment
16 Cable
17 Insurances
18 Hotel and Travel Services
19 Credit Agencies
20 Real Estate and Property
Other
21
Jumlah

___

Jum lah Perusahaan
3
6
3
2
6
4
3
1
1
7
1
2
2
1
59

Sumber: Indonesian Capital M arket Directory, 2003 (diolah)

Secara um um , pem ecahan saham dilakukan oleh perusahaan em iten setelah
m ereka m encatatkan saham pada B ursa Efek Jakarta selam a kurang dari 2 tahun
sam pai dengan 12 tahun. B erikut ini disajikan tabel yang m enggam barkan pem ecahan
saham m enurut lam anya tercatat di B ursa Efek Jakarta.
Tabel 3
Pem ecahan Saham B erdasarkan Lam a Tercatat
Di B ursa Efek J a k a rta Pada Tahun 2000-2003
Jum lah
Lam a Tercatat di B EJ
< 2 tahun
2 - 5 tahun
6 - 1 0 tahun
> 10 Tahun
Jumlah

Absolut
8
13
34
4
59

%
13,5
22
58
6,5
100

Sumber: Indonesian Capital M arket Directory, 2003 (diolah)

Tabel berikut ini m em perlihatkan frekuensi pem ecahan saham m ulai tercatat
pada B ursa Efek Jakarta sam pai dengan tahun 2003 untuk perusahaan-perusahaan
yang m elakukan pem ecahan saham di atas.

128

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol. 4, N o .l, hal. 115-136

Tabel 4
Frekuensi Pem ecahan Saham

r rekuensi
1X
2x
3x
Jumlah

Jum lah
Absolut
28
24
7
59

%
47,6
40,6
11,8
100

Sumber: Indonesian Capital M arket Directory, 2003 (diolah)
A n a lis is D e s k r ip t if d a n P e n g u jia n H ip o te s is

Analisis D eskriptif dan Pengujian Hipotesis 1
R ata-rata pertum buhan laba 10 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham pada tahun 2000 sebesar 2.216,05% . Pertum buhan laba terbesar yaitu
21.373,79% , dari 10 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham tersebut
3 perusahaan m engalam i pertum buhan negatif, dengan pertum buhan n eg atif terbesar
-50.27% . Sedangkan rata-rata pertum buhan laba 60 sam pel perusahaan yang tidak
m elakukan pem ecahan saham sebesar 178,40%. Pertum buhan laba tertinggi sebesar
4.401,09% , dari 60 sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham
tahun 2000 tersebut 12 perusahaan m engalam i pertum buhan negatif, pertum buhan
n e g a tif terbesar yaitu -885,41% .
R ata-rata pertum buhan laba 7 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham tahun 2001 sebesar 3.436,24% , pertum buhan terbesar yaitu 23.843,58% .
D ari 7 sam pel perusahaan tersebut 2 perusahaan m engalam i pertum buhan negatif
dengan pertum buhan negatif terbesar -212,89% . U ntuk 60 sam pel perusahaan
y a n g tidak m elakukan pem ecahan saham pada tahun 2001, rata-rata pertum buhan
la b a sebesar 229,13% dengan pertum buhan tertinggi sebesar 37.843,35% . Dari 60
sam pel perusahaan tersebut 42 perusahaan di antaranya m engalam i pertum buhan
negatif, dengan pertum buhan negatif terbesar -6.450,76% .
U ntuk tahun 2002 dari 4 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham , rata-rata pertum buhan laba sebesar 61,76% dengan pertum buhan terbesar
y a itu 343,31% . Dari 4 sam pel perusahaan tersebut 2 di antaranya m engalam i
pertum buhan negatif, dengan pertum buhan negatif terbesar -92,35% . Sedangkan 60
sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham rata-rata pertum buhan
la b a sebesar 192,75%, di antara 60 sampel perusahaan tersebut 17 perusahaan
m engalam i pertum buhan negatif, dengan pertum buhan negatif terbesar yaitu
-289,861% .

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range-

129

Selanjutnya pada tahun 2003 dari 7 sam pel perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham , rata-rata pertum buhan laba sebesar 3 05,3 8% dengan pertum buhan
terbesar yaitu 1.007,92% . D i antara 7 perusahaan tersebut 2 di antaranya m engalam i
pertum buhan negatif, dengan pertum buhan n eg atif terbesar yaitu -26,39% .
Sedangkan 60 sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham ratarata pertum buhan laba sebesar 150,71% dengan pertum buhan terbesar 2.044,25% .
D ari 60 perusahaan tersebut 17 perusahaan m engalam i pertum buhan negatif, dengan
pertum buhan n eg atif terbesar -442,87% .
Penelitian ini dilakukan untuk m enguji hipotesis sign alin g dengan cara
m em bandingkan pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
dengan perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan
saham dilakukan pada tahun 2000 sam pai dengan 2003. A nalisis data dan pengujian
hipotesisnya dilakukan per tahun dan data p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan 2003.
H asil pengujian hipotesis 1 (satu) per tahun dan p o o l disajikan sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis 1 per Tahun
Tahun
2000
2001
2002
2003

Z H itu n g
-0.504
-2,070
-0,777
-0,430

P robabilitas
0,3085
0,0192
0,2177
0,3336

T araf a
0,05
0,05
0,05
0,05

K eputusan
Terima Ho, tolak H1
Terima H l, tolak Ho
Terima Ho, tolak H 1
Terima Ho, tolak H l

Tabel 6
Hasil Pengujian Hipotesis 1 Pool
Tahun
2000-2003

Z H itu n g
-0.968

Probabilitas
0,1685

T a ra f a
0,05

K eputusan
Terima Ho, tolak H 1

D ari tabel 5 dan 6 di atas dapat diartikan bahw a secara statistik hanya pada
tahun 2001 saja rata-rata tingkat pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
m elakukan pem ecahan saham pada periode sebelum pem ecahan saham . Pada tahun
ini terbukti adanya sig na lin g dalam m enjelaskan pem ecahan saham. Pengujian data
p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan tahun 2003 m enunjukkan hasil secara statistik
rata-rata tingkat pertum buhan laba perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
tidak lebih tinggi dari rata-rata tingkat pertum buhan laba perusahaan yang tidak
m elakukan pem ecahan saham pada periode sebelum pem ecahan saham.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol. 4, N o .l, hal. 115-136

130

Analisis D eskriptif dan Pengujian Hipotesis 2
R ata-rata peningkatan laba t^ dari 28 sam pel perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham adalah 39,53%. Peningkatan laba tertinggi sebesar 333,71% , dari
28 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham tersebut 8 perusahaan
m engalam i penurunan laba, dengan penurunan terbesar adalah 167,42%.
R ata-rata peningkatan la b a t328 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham adalah -144,34% (terjadi penurunan laba). Dari 28 sam pel perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham tersebut 12 di antaranya m engalam i penurunan laba
, nilai penurunan terbesar adalah 2.331,87% , sedangkan peningkatan laba tertinggi
sebesar 762,82% .
R ata-rata peningkatan laba1228 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham sebesar 37,11% , peningkatan laba tertinggi sebesar 407,54% . D ari 28 sam pel
perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham tersebut 11 di antaranya m engalam i
penurunan laba, dengan nilai penurunan terbesar 263,95% .
Sedangkan rata-rata peningkatan laba t , 28 sam pel perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham adalah sebesar 1.735,68% , dengan peningkatan laba tertinggi
sebesar 23.843,58% . D ari 28 perusahaan yang m elakukan pem ecahan tersebut 9
perusahaan di antaranya m engalam i penurunan laba, dengan nilai penurunan terbesar
212,89% .
Pengujian hipotesis 2 ini dilakukan untuk m enguji hipotesis sign alin g dengan
c ara m em bandingkan peningkatan laba setiap tahun selam a 4 tahun sebelum
pem ecahan saham pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham. H asil
pengujian hipotesis 2 (dua) disajikan sebagai berikut:
T abel 7
H a s i l P e n g u j ia n H i p o t e s i s 2

R a ta -r a ta

t-4

*- 2

l -3

~

'-2

-U

X i

X2

S e lis ih

t -h it u n g

t - ta b e l

K e p u tu sa n

39,53

-144,34

183,87

1,475

1,703

Tolak Hi

-144,34

37,10

-181,44

-1,491

1,703

Tolak Hi

37,10

1735,67

-1698,57

-1,517

1,703

Tolak Hi

D ari tabel 7 di atas dapat diartikan bahw a secara statistik tidak signifikan
peningkatan laba setiap tahun selam a 4 tahun sebelum pem ecahan saham pada
p erusahaan yang m elakukan pem ecahan saham. H asil ini tidak m em buktikan adanya
s ig n a lin g dalam m enjelaskan pem ecahan saham.

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range..

131

A n a lisis D e s k r ip tif d a n P e n g u jia n H ipo tesis 3

R ata-rata harga pasar saham 10 sam pel perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham pada tahun 2000 sebesar Rp2.845 per lem bar saham nya, dengan
harga pasar saham tertinggi sebesar R p l4 3 .8 8 0 per lem bar dan harga pasar saham
terendah Rp355 per lembar. Sedangkan rata-rata harga pasar saham 60 sam pel
perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham pada tahun 2000 sebesar
R p690 per lem bar saham , dengan harga pasar saham tertinggi sebesar R p 14.962 per
lem bar dan harga pasar saham terendah sebesar Rp 100 per lembar.
R ata-rata harga pasar saham dari 7 sam pel perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham pada tahun 2001 sebesar R p 1.615 per lem bar saham , dengan
harga pasar saham tertinggi sebesar R p l4 4 .8 7 5 per lem bar dan harga pasar terendah
sebesar R pl 80 per lembar. Sedangkan 60 sam pel perusahaan yang tidak m elakukan
pem ecahan saham pada tahun 2001 rata-rata harga pasar saham nya adalah sebesar
R p456 per lem bar dengan harga pasar saham tertinggi sebesar Rp 15.995 per lem bar
dan harga pasar saham terendah sebesar Rp60 per lembar.
R ata-rata harga pasar saham 4 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham tahun 2002 adalah sebesar R p910 per lem bar saham , dengan harga pasar
saham tertinggi sebesar R p2.300 per lem bar dan terendah sebesar R p300 per lembar.
Sedangkan 60 sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham pada
tahun 2002 rata-rata harga pasar saham nya adalah Rp437 per lem bar saham dengan
harga pasar saham tertinggi sebesar R p25.000. per lem bar dan terendah sebesar
R p40 per lembar.
Sedangkan untuk tahun 2003 rata-rata harga pasar 7 sam pel perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham sebesar R p 1.250 per lem bar saham , dengan harga
pasar saham tertinggi sebesar R p27.797 per lem bar dan harga pasar saham terendah
sebesar Rp205 per lembar. Pada tahun 2003 ini bagi 60 sam pel perusahaan yang
tidak m elakukan pem ecahan saham rata-rata harga pasarnya sebesar R p370 per
lem bar, dengan harga pasar saham tertinggi sebesar R p l6.480 per lem bar dan harga
pasar saham terendah sebesar R p 10 p er lembar.
Penelitian ini dilakukan untuk m enguji hipotesis trading range dengan cara
m em bandingkan harga pasar saham perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham
dengan perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham pada periode sebelum
p em ecahan saham pada tahun 2000 sam pai dengan 2003. A nalisis data dan pengujian
hipotesisnya dilakukan per tahun dan d ata p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan tahun
2003. H asil pengujian hipotesis 3 (tiga) p er tahun dan data p o o l disajikan dalam
tabel berikut:

132

Jurnal A kuntansi dan K euangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, No. I, hal. 115-136

Tabel 8
Hasil Pengujian Hipotesis 3 per Tahun
M ean
Log
2000
2001
2002
2003

Varians

XI

X2

Selisih

Tidak sama
Tidak sama
Sama
Sama

3,4541
3,2084
2,9593
3,0977

2,8394
2,6595
2,6407
2,5685

0,6147
0,5489
0,3185
0,5292

thitung
2,585
1,540
0,939
1,856

t-tabel

K eputusan

1,796
1,895
1,67
1,669

Terima H 1
Tolak H 1
Tolak Hl
Terima H 1

t-tabel

K eputusan

2,000

Terima H 1

Tabel 9
Hasil Pengujian Hipotesis 3 Pool

M ean Log

Varians

XI

X2

Selisih

2000-2003

Sama

3,232

2,746

0,486

thitung
3,484

D ari tabel 8 dan 9 di atas dapat diartikan bahw a secara statistik pada tahun 2000
dan 2003 rata-rata harga pasar saham sebelum pem ecahan saham pada perusahaan
y an g m elakukan pem ecahan saham lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
y a n g tidak m elakukan pem ecahan saham . Pada tahun 2000 dan 2003 terbukti adanya
tra d in g range. Pengujian data p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan tahun 2003
m enunjukkan hasil secara statistik rata-rata harga pasar saham perusahaan yang
m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham lebih tinggi dibandingkan
p erusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham . H al ini m em buktikan adanya
tra d in g range dalam m enjelaskan pem ecahan saham.

A nalisis D eskriptif dan Pengujian Hipotesis 4
Total volum e perdagangan saham selam a 10 hari sebelum pem ecahan saham
d ari 28 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham sebesar 312.696.500
lem bar, dengan rata-rata volum e perdagangan saham per hari 31.269.650 lem bar
a ta u 11.167.732 lem bar per perusahaan. Volume perdagangan saham tertinggi selam a
10 hari sebelum pem ecahan saham untuk salah satu perusahaan sam pel sebesar
74.872.000 lem bar dan volum e perdagangan saham terendah dalam w aktu 10 hari
terseb u t untuk salah satu perusahaan sam pel sebesar 0 lem bar, artinya salah satu
p erusahaan yang m elakukan pem ecahan saham selam a 10 hari sebelum pem ecahan
saham , saham perusahaan tersebut tidak a k tif diperdagangkan.
Setelah pem ecahan saham volum e perdagangan saham selam a 10 hari setelah

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range.

133

pem ecahan saham tersebut untuk 28 sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham sebesar 1.183.281.000 lem bar, dengan rata-rata volum e perdagangan saham
per hari 118.328.100 lem bar atau 42.260.035 lem bar per perusahaan. Volume
perdagangan tertinggi selam a 10 hari setelah pem ecahan saham untuk salah satu
perusahaan sam pel sebesar 404.206.500 lem bar dan volum e perdagangan terendah
selam a 10 hari setelah pem ecahan saham untuk salah satu perusahaan sam pel sebesar
2.000 lembar. A rtinya setelah pem ecahan saham tidak ada lagi saham dari 28 sam pel
perusahaan tidak a k tif diperdagangkan.
Pengujian hipotesis 4 ini dilakukan untuk m elihat likuiditas perdagangan saham
setelah dilakukan pem ecahan saham pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham dengan cara m em bandingkan volum e perdagangan saham sebelum dan
sesudah pem ecahan saham . D ata volum e perdagangan saham dalam penelitian ini
m enggunakan data perdagangan saham 10 hari sebelum pem ecahan saham dan 10
hari sesudah pem ecahan saham . H asil pengujian hipotesis 4 (em pat) disajikan dalam
tabel berikut:
T ab el 10
H a s il P e n g u j ia n H ip o te s is 4

M ean L og

Volume

XI

X2

S e li s i h

t-h itu n g

t-ta b e l

K ep u tu sa n

5,8801

6,7709

-0,8908

-5,24

1,703

Terima H1

D ari tabel 10 di atas dapat diartikan bahw a secara statistik volum e perdagangan
saham m eningkat setelah pem ecahan saham dibandingkan dengan sebelum
pem ecahan saham pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham . H asil ini
m em buktikan tra d ing range dalam m enjelaskan pem ecahan saham.
R IN G K A S A N D A N K E S IM P U L A N
R in g k a s a n

Pengujian terhadap sig n a lin g dengan m em bandingkan pertum buhan laba
sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dengan sam pel perusahaan
yang tidak m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham dilakukan
dengan m enggunakan data p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan 2003 hasilnya tidak
m em buktikan adanya sig n a lin g dalam m enjelaskan pem ecahan saham . Pengujian
data tahunan hasilnya m enunjukkan pada tahun 2001 m em buktikan adanya sig n a lin g ,
sedangkan pada tahun lainnya 2000, 2002, dan 2003 tidak m em buktikan adanya
signaling.

134

Jurnal Akuntansi dan K euangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, No. 1, hal. 115-136

Pengujian terhadap signaling ju g a dilakukan dengan m em bandingkan
peningkatan laba setiap tahun selam a em pat tahun sebelum pem ecahan saham
dilakukan pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham hasilnya tidak
m em buktikan adanya sig na lin g dalam m enjelaskan pem ecahan saham.
Pengujian terhadap trading range dengan m em bandingkan harga pasar saham
sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dengan sam pel perusahaan
yang tidak m elakukan pem ecahan saham sebelum pem ecahan saham dilakukan
dengan m enggunakan data p o o l dari tahun 2000 sam pai dengan 2003 hasilnya
m em buktikan adanya trading range dalam m enjelaskan pem ecahan saham . Pengujian
secara data tahunan hasilnya m enunjukkan pada tahun 2000 dan 2003 m em buktikan
adanya trading range dalam m enjelaskan pem ecahan saham , sedangkan pada tahun
lainnya 2001 dan 2002 tidak m em buktikan adanya trading range.
Pengujian terhadap trading range ju g a dilakukan dengan m em b.indingkan
Volume perdagangan saham 10 hari sesudah pem ecahan saham dib'indingkan
dengan 10 hari sebelum pem ecahan saham pada perusahaan yang m elakukan
pem ecahan saham , hasilnya m em perlihatkan setelah pem ecahan saham dengan
m enata harga pada range tertentu ( trading range) volum e perdagangan saham
m eningkat dibandingkan sebelum pem ecahan saham atau m em buat saham lebih
likuid diperdagangkan.
Pada tahun 2002 hasil penelitian ini tidak m em buktikan sig n a lin g m aupun
tra d in g range. Hal ini dapat dijelaskan bahw a pada tahun ini 50% sam pel yang
m elakukan pem ecahan saham m engalam i pertum buhan laba negatif, sedangkan
p a d a sam pel perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham sebesar 28%
y an g m engalam i pertum buhan laba negatif. D ilihat dari data, pada tahun ini rata-rata
pertum buhan laba sam pel perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham sebesar
61,76% lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak m elakukan pem ecahan saham
sebesar 192,76%. D itinjau dari sisi harga pasar saham ju g a m enunjukkan rata-rata
h a rg a pasar saham perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham pada tahun ini
sebesar R p l .288,75 lebih kecil dibandingkan rata-rata harga saham perusahaan yang
tid ak m elakukan pem ecahan saham yaitu sebesar R p l .606,5. O leh karena itu, pada
tah u n ini baik sign aling m aupun trading range tidak terbukti.
K e s im p u la n d a n S a r a n

Penelitian ini m erupakan penelitian em piris yang bertujuan untuk m enganalisis
d an m em berikan gam baran tentang fenom ena pem ecahan saham . Fenom ena
pem ecahan saham ini dilihat dari dua penjelasan utam a yang m enjelaskan pem ecahan
saham . Pertam a signaling, dari analisis data dan pengujian hipotesis dapat ditarik
kesim pulan bahw a pengujian data tahunan tentang perbedaan pertum buhan laba

Hafiz Tanjung, Stock Split: Pengujian Terhadap Signaling dan Trading Range.

135

antara perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dengan perusahaan yang
tidak m elakukan pem ecahan saham pada periode sebelum pem ecahan saham , pada
tahun 2001 hasil penelitian ini m enunjukkan adanya sign aling yang m endukung
penelitian Lakonishok and Lev (1987).
K edua trading range, dari analisis data dan pengujian hipotesis dapat ditarik
kesim pulan sebagai berikut:
1. Perbedaan harga pasar saham antara perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham dengan perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham pada
periode sebelum pem ecahan saham m em buktikan adanya trading range dalam
m enjelaskan pem ecahan saham , hasil penelitian ini m endukung penelitian
Ikenberry et al. (1996).
2. Volume perdagangan saham m enunjukkan peningkatan yang signifikan setelah
pem ecahan saham dilakukan pada perusahaan yang m elakukan pem ecahan
saham . D engan m enata harga pada range tertentu ( trading range) m em buat
saham lebih likuid diperdagangkan. H asil penelitian ini m endukung penelitian
M erry (2002).
Saran bagi peneliti berikutnya untuk kegunaan pengem bangan ilm u adalah
m encari m otivasi perusahaan m elakukan pem ecahan saham selain dari sig n a lin g
atau trading range, seperti perusahaan term otivasi m enaikkan sup ply saham dengan
m elakukan pem ecahan saham pada saat pasar sangat baik m enyerap saham dan
aktivitas perdagangan saham pada level yang tinggi (E eilem ore dan Lillian 1956)
dan Fam a et al. (1969) dalam B ishara (1988).
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian yaitu pada pengujian
hipotesis baik untuk signaling m aupun untuk trading range tidak dilakukan
berdasarkan kelom pok industri yang ada pada B ursa Efek Jakarta, tetapi dilakukan
berdasarkan kelom pok perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham dengan
perusahaan yang tidak m elakukan pem ecahan saham . Sehingga karakteristik
kelom pok industri bagi perusahaan yang m elakukan pem ecahan saham tidak
terbahas dengan jelas dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAK A

A squith, P., P. H ealy and K. Palepu. “Earnings and Stock Split.” The A c co u n tin g
R eview 3 (July, 1989): 387-403.
Soedibjo, B am bang S. P eng an ta r M etode P enelitian. B andung: STIE PASIM ,
2004.
Bishara, H alim I. “Stock Split, Stock R eturns, A nd Trading B enefits On C anadian

136

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2007, Vol.4, No. 1, hal. 115-136

Stock M arkets.” Akron B usiness a n d E conom ic R eview F a ll 19,3 A B I/
IN FO R M R esearch (1988): 57-65.
C opeland, Thom as E. “Liquidity Changes Follow ing Stock Splits.” Jo u rn a l o f
F inance 1 (M arch, 1979): 115-141.
Ikenberry, D avid L., R. Graem e, and Earl K. Stice. “W hat Do Stock Splits Really
Signal.” Jo u rna l o f F in an cial a n d Q uantitative A nalysis Vol. 31, N o. 33
(Septem ber, 1996): 357-375.
Julita. “R eaksi Pasar Terhadap Pengum um an Pem ecahan Saham .” Tesis S2 Program
Studi A kuntansi U G M , Yogyakarta, 2001.
K anji, Gopal K. 100 Statistical Tests. London: SA G E Publications, 1993.
L akonishok J., & B. Lev. “Stock Splits and Stock D ividends: Why, W ho, and W hen.”
J o u rn a l o f F inance 42 (1987): 913-932.
M arw ata. “K inerja K euangan, H arga Saham dan Pem ecahan Saham .” J u rn a l R iset
A k u n ta n siIn d o n e sia V o l 4. No. 2 (2001): 151-164.
M e Gough, Eugene F. “Anatom y o f a Stock Split.” M anagem ent A cco u n tin g 75
(Septem ber, 1993): 58-61.
M cN ichols, M ., dan D ravid, A. “Stock D ividen, Stock Splits, and Signaling.” The
Jo u rn a l o f F inance Vol XLV, No. 3 (July, 1990): 857-879.
M eigs, W alter B., A .N M osich, C harles E. Johnson, & Thom as F. Keller. 1974.
Interm ediate A ccounting. N ew York: M cG raw -H ill, 1974.
M erry. “Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas Saham yang D iukur dengan
Persentase Spread Selam a Periode K risis.” Tesis S2 Program Studi A kuntansi
U G M , Yogyakarta, 2002.
Siegel, Sidney. N on-P aram etric Statistics f o r the B ehavioral Sciences. N ew York:
M cG raw -H ill, 1956.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25