Makalah Ilmu Pengetahuan Modern dalam Pr

ILMU PENGETAHUAN
DALAM PRESFEKTIK AL-QUR’AN
(Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern)

Dosen :
M. Andre Agustianto, Lc, MH.
Disusun Oleh :
Reza Rofida Dwi A (G94217200)
Octa Lutfia F (G94217197)
Zulia Diana Putri (G94217218)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2017/2018

KATA PENGANTAR
Asslamau’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita semua rahmat serta
hidayahNya sehingga kita masih di berikan sehat jasmani dan rohani. Shalawat serta salam juga
tidak pernah lupa kami haturkan kepada junjungan seluruh umat, Nabi besar Muhammad SAW.
Tak lupa juga kami haturkan sejuta terimakasih kepada Bapak Dosen telah memberikan

kami Ilmu yang Atas Izin Allah, bermanfaat (aamiin.)
Kami mempersembahkan sebuah makalah tentang ILMU PENGETAHUAN DALAM
PRESFEKTIF AL-QUR’AN, yang dengan penuh harap bahwa nantinya akan bermanfaat.
Dengan segala upaya yang kami usahakan, makalah yang tidak sempurna ini berhasil kami
selesaikan. Tentu saja dengan kemampuan kami yang terbatas, dan Atas Izin Allah kami mampu
membagi sedikit ilmu kami kepada para pembaca. Tentu saja kami sangat mengharapkan kritik
dan saran kepada hasil tulisan kami ini. Agar ke depannya, kami bisa membuat karya tulisan
yang lebih baik dari pada upaya kami kali ini.

Surabaya, 8 Desember 2017

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..................................................................................................3
2. Rumusan Masalah.............................................................................................4
3. Tujuan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Ilmu Pengetahuan dalam Presfektif Al-Qur’an................................................5
2. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an...................7
3. Kontradiksi Ilmu Pengetahuan dengan Al-Qur’an...........................................8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.....................................................................................................11
2. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

2

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan Kalamullah. Satu-satunya kitab yang menjadi pembenar atas kitabkitab sebelumnya. Al-Qur’an menjadi mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Beliau di
utus untuk menyampaikan wahyu yang beliau dapatkan kepada umat. Memberi contoh sikap
yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an Kalamullah. Al-Qur’an juga memiliki berbagai

kemukjizatan yang luar biasa. Di antaranya adalah jawaban dari segala permasalah
kehidupan.
Tentu saja jauh sebelum Ilmu Pengetahuan di temukan, Al-Qur’an lebih dulu menjadi
pedoman hidup masyarakat Arab pada zaman dahulu. Al-Qur’an juga turun secara berangsurangsur sesuai dengan permasalah pada masa itu. Hal itu saja sudah cukup membuktikan
bahwa Al-Qur’an sudah membahas soal Ilmu Pengetahuan modern, jauh sebelum di
temukannya Ilmu Pengetahuan.
Hal ini tidak membuat Al-Qur’an luput dari masalah kontradiksi dengan Ilmu
Pengetahuan Modern. Dan sebisa mungkin, kami mencoba memberikan jawaban dari
beberapa masalah kontradiksi Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan Modern. Seperti
kontradiksi tentang bagaimana terciptanya manusia. Semua yang kami singgung, akan kami
sampaikan pada pembahasan selanjutnya.

3

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah hubungan antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an?
b. Apa saja bukti bahwa Ilmu Pengetahuan Modern begitu berhubungan dengan AlQur’an?
c. Apakah muncul kontradiksi tentang Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an
3. Tujuan
a. Mengetahui, memahami, dan mengerti hubungan antara Ilmu Pengetahuan dengan ALQur’an.

b. Memberikan bukti jelas bahwa Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an
berhubungan sangat erat.
c. Menjelaskan beberapa kontradiksi tentang Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an dan
memberikan jawaban tentang kontradiksi tersebut secara ilmiah dan bukti dalam AlQur’an.

4

BAB II
PEMBAHASAN
1. Ilmu Pengetahuan dalam Presfektif Al-Qur’an
Ilmu Pengetahuan biasa akrab dengan bahasa kita adalah sains atau, dapat di rumuskan
sebagai himpunan pengetahuan manusia yang di kumpulkan melalui suatu proses pengajian dan
dapat di terima oleh rasio, atau dapat di nalar.1
Prinsip Ilmu Pengetahuan juga dengan jelas tertera dalam Al-Qur’an. Adalah wahyu
pertama yang turun kepada Rasulullah. Surah al-‘Alaq ayat 1-5.
“Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal
darah. Yang mengajarkan dengan petunjuk. Yang mengajar kan manusia apa-apa yang tidak di
ketahuinya.”
Ayat tersebut merupakan dasar Ilmu sains dan teknologi dalam islam. Dalam ayat
tersebut dengan jelas Allah memerintahkan kepada kita untuk membaca, menulis, meneliti,

menghkaji, dan membahas dengan kemampuan intelektual. Kewajiban membaca, menulis, dan
meneliti menjadi inheren dalam Islam. Dan tentu saja, penguasaan dan keberhasilan suatu
penelitian atas restu dari Allah.2
Dari wahyu pertama tersebut, ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu. Antara
lain; (dengan pena dan tanpa pena.)
Tentu saja bukan hanya wahyu pertama yang berkaitan erat dengan Ilmu Pengetahuan.
Beberapa ayat dalam Al-Qur’an juga membuktikan tentang keterkaitan Ilmu Pengetahuan
Modern dengan Al-Qur’an, yang turun jauh sebelum Ilmu Pengetahuan Modern di temukan.
Turunnya ayat Al-Qur’an yang pertama menunjukkan betapa besar perhatian Islam
terhadap ilmu pengetahuan, sekaligus merupakan perintah untuk menuntut ilmu pengetahuan dan

1 A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, (Jakarta, Pustaka ITB : 1983), cetakan 1, hlm. 125.
2 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 120.

5

menekankan pentingnya arti proses pengetahuan, penelitian dan uji laborat dalam kehidupan
manusia untuk memohon kepada Allah agar selalu mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan.
Salah satu hal yang menakjubkan Al-Qur’an adalah isinya yang sesuai dengan ilmu
pengetahuan modern. Saat diturunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7

tidak terbayangkan oleh masyarakat saat itu bahwa Al-Qur’an mengandung ilmu pengetahuan
modern saat ini. Adanya isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa tidak adanya kontradiksi antara agama dan ilmu pengetahuan.
Seperti yang dikatakan seorang ilmuwan yang cukup terkenal yakni Albert Einstein
bahwa “ pengetahuan tanpa agama adalah pincang dan agama tanpa pengetahuan adalah
buta”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat
dipertentangkan karena keduanya merupakan kedua hala yang perlu disatuakan untuki membuat
manusia berada dalam kemajuan namun sekaligus tetap religius.
Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci AlQur’an. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu kebutuhan agama islam, hal ini dibuktikan
dengan adanya fakta bahwa setiap kali umat melaksanakan ibadah memerlukan ilmu
pengetahuan. Salah satu contoh misalnya dalam puasa seseorang memerlukan pengetahuan
tentang cara menentukan awal bulan Ramadhan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang membicarakan tentang ilmu pengetahuan
alam. Maurice Buccaile3 menyebutkan bahwa ada 40 ayat Al-Qur’an yang membicarakan secara
khusus tentang astronomi. Selain dalam astronomi di dalam Al-Qur’an juga banyak
menyebutkan berbagai pengetahuan lain secara lengkap.

3 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 131.

6


2. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an
Berikut adalah beberapa ayat yang menjelaskan keterkaitan Ilmu Pengetahuan Modern
dengan Al-Qur’an :
Al-Qur’an dan Astronomi
Diantara persoalan-persoalan terkait dengan astronomi yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an
antara lain adalah :
a. Teori Big Bang
Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah al-Anbiya’ : 30 “dan apakah orangorang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
yang beriman?”. Ayat ini dijelaskan bahwasannya matahari, bintang dan bumi
merupakan suatu kesatuan kemudian melalui proses alamiah kemudian berpisah
menjadi bagian-bagian yang terpisah dengan lainnya, hal ini menurut Wahbah azZuhayli persis apa yang dikatakan para ahli astronomi bahwa asal mula alam ini
dahulunya menjadi satu.4
b. Matahari dan Bulan
Saat merujuk kedalam matahari dan bulan didalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. “dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing dan keduanya
itu beredar didalam garis edarnya”.5

Disebutkan pula dalam ayat yang lain, bahwa matahari tidak pernah diam, tetapi
bergerak dengan garis edarnya, “dan matahari berjalan di tepat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.6

c. Langit

4 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 132
5 Al-Qur’an Surah Al-Anbiyaa’ : 33
6 Al-Qur’an Surah Yasin : 38

7

Dalam Al-Qur’an Allah mengarahkan perhatian kepada sifat yang sangat menarik
tentang langit. “dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,
sedang mereka berpaling dari tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya”.7
d. Benda – benda langit berasal dari Nebula/Kabut (Teori Nebula)
Ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan persoalan ini adalah Qs. Fussilat : 11
kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintahKu dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang

dengan suka hati”.
3. Kontradiksi Ilmu Pengetahuan dengan Al-Qur’an
Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang mengundang
manusia untuk beriman atau sebaliknya. Mereka sering diingatkan bagaimana mereka sampai di
bumi. Namun semua kontradiksi yang ada dan membuat sebagian manusia mempertanyakan
kebenarannya, jauh sebelum itu telah dituliskan “Kami telah menciptakan kamu, maka kenapa
kamu

tidak

membenarkan?

Kamukah

yang

menciptakannya?

Ataukah


Kami

yang

menciptakannya?”8
Mengenai banyaknya pertanyaan sebagian manusia, sebenarnya juga telah dijelaskan dalam
Al-Qur’an mengenai penciptaan manusia secara bertahap secara lengkap dan lugas. Fakta bayi
lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan
tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang ada itu berada
jauh diluar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu
pengetahuan abad ke-20.9

a. Setetes Mani
“Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)”. 10 Ayat
tersebut menegaskan bahwah nutfah adalah ekstrak dari sperma, informasi ayat ini sejalan
7 Al-Qur’an Surah Al-Anbiyaa’ : 31
8 Al-Qur’an Surah Al-Waaqiah : 57-59
9 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 141
10 Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah : 37


8

dengan penemuan ilmiah yang menginformasikan bahwa pancaran sperma yang menyembur
dari alat kelamin mengandung sekitar dua ratus benih manusia, sedangkan yang berhasil
bertemu dengan ovum hanya satu, inilah yang dimaksut dalam ayat ini.”11
b. Segumpal Darah
Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al-Qur’an terungkap saat merujuk pada zigot
yang tumbuh pada rahim ibu, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah”.12 Arti kata “alaq” dalam bahasa arab adalah “sesuatu
yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk
menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.13
c. Tahapan Penciptaan Manusia Secara Embriologis
Selanjutnya dalam rahim terdapat tiga tahapan yang berbeda. Sungguh biologi modern
telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang
berbeda dalam rahim ibu. Sama halnya yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an “...Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu Allah, Tuhan Kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.14
Hal ini juga dijelaskan oleh seorang ilmuan, “ kehidupan dalam rahim memiliki tiga
tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu
kedelapan, dan janin; dari minggu kedelapan sampai kelahiran”.15

Sehingga dapat dilihat bahwa proses penciptaan manusia dan aspek-aspek yang luar biasa
ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi didalam sebagian ayat-ayat tersebut
sangat rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya.
Beberapa diantaranya sebagai berikut :
1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa)
11 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 142.
12 Al-Qur’an Surah Ad-Dhuha : 1-3.
13 Zuhdi Achmad, dkk, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UINSA Press : 2017), cetakan 7, hlm. 142.
14 Al-Qur’an Az-Zumar : 6.
15 Hermawan, Rika, Keajaiban Al-Qur’an, (E-Book : 2016), hlm. 28.

9

2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi
3. Janin manusia melekat pada rahim ibu bagaikan lintah
4. Manusia berkembang ditiga kawasan yang gelap di dalam rahim16
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah al-Mu’minun: 12-14 yaitu “dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik”.17

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan tentu saja berhubungan sangat erat dengan ayat-ayat dalam
Kalamullah. Menegaskan dengan jelas, bahwa segala yang ada di alam semesta, berpusat
pada Sang Khaliq (Sang Maha Kuasa).
Dalam ayat-ayat yang disebutkan diatas juga, Allah berkali-kali menunjukan segala
kuasa-Nya pada mereka yang beriman maupun tidak. Serta mengisyaratkan pada seluruh
makhluk bahwa apa yang mereka terima adalah dari Allah SWT. Sehingga tugas kita sebagai
manusia hanyalah bersyukur, mengamalkan, dan menjaga. Bersyukur atas rizki tak terhitung
yang Allah hujankan kepada kita.

16 Hermawan, Rika, Keajaiban Al-Qur’an, (E-Book : 2016), hlm. 32.
17 Al-Qur’an Surah Al-Mu’minun : 12-14

10

Harusnya kita sadar diri dan merendah dihadapan-Nya, Sang pemilik kuasa atas segala
hal di alam semesta. Mengamalkan ilmu yang kita dapat, sehingga tidak berhenti dan mati.
Semakin banyak orang yang menyerukan nama Allah atas keagungannya, dan tentu saja
menjaga. Menjaga diri kita, usia kita, kesehatan kita. Dan tentu saja menjaga iman dan ikhlas
dalam diri kita.
2. Saran
Setelah membaca susunan kalimat diatas yang kami buat, kami berharap susunan itu
tidak hanya sekedar menjadi susunan kalimat untuk pembaca, tetapi juga sebuah sumber ilmu
yang bermanfaat, yang juga tidak berhenti sampai disini begitu saja. Agar manusia dapat
mengingat Allah sebagai Maha Kuasa.

DAFTAR PUSTAKA
Zuhdi Achmad, dkk. 2017. Studi Al-Qur’an. Surabaya : UINSA Press. Cetakan 7.
Hermawan, Rika. 2016. Keajaiban Al-Qur’an. E-Book : ALASTA.com.

11