Psikologi Pendidikan Dalam pendidikan PerspektifAl

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS
Oleh Kelompok 1 (Nurul Aziz, Nurdianti, Siti Nurul Janah, Siti Yuliani, Maya Nartia Ningsih)
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha
sadar
dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya
dan masyarakat. Pendidikan biasanya berawal saat
seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum
bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang
dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi

dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar
bayi mereka sebelum kelahiran.
Menurut Whiterington, pendidikan adalah
proses pertumbuhan yang berlangsung melalui
tindakan-tindakan
belajar. Itu
artinya
bahwa
tindakan-tindakan belajar yang berlangsung secara
terus menerus akan menghasilkan pertumbuhan
pengetahuan dan perilaku sesuai dengan tingkatan
pembelajaran yang dilalui oleh individu sendiri
melalui proses belajar-mengajar. Karena itu untuk
mencapai hasil yang diharapkan, metode dan
pendekatan yang benar dalam proses pendidikan
sangat diperlukan.Kalau kita berbicara tentang
individu yaitu manusia, maka kita akan bertemu
dengan beberapa keunikan perilaku/jiwa (psyche),
dan faktor ini akan berhubungan erat bahkan
menentukan dalam keberhasilan proses belajar.

Didasari pada begitu eratnya antara tugas psikologi
(jiwa) dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu
subdisiplin yaitu psikologi pendidikan (educational
psychology). (Syaiful Bahri Djamarah; 2011).
Psikologi pendidikan berperan penting
dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan.
Psikologi dengan objek manusia (tingkah laku),
sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan
perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan
harapan mendapatkan perilaku siswa yang
diinginkan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah
yang dibekali dengan berbagai potensi fitrah yang
tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini
dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua
tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka
bumi dan juga abdi Allah untuk beribadah kepadaNya. Manusia dengan berbagai potensi tersebut
membutuhkan suatu proses pendidikan, sehingga apa
yang akan diembannya dapat terwujud. H. M. Arifin,

dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan
bahwa
pendidikan
Islam
bertujuan
untuk
mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim
baik secara lahir maupun batin, mampu mengabdikan

segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan
Allah SWT. Dengan demikian, hakikat cita-cita
pendidikan Islam adalah melahirkan manusiamanusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, satu
sama lain saling menunjang.
Pendidikan memiliki hubungan yang sangat
erat dengan psikologi. Pendidikan merupakan suatu
proses panjang untuk mengaktualkan seluruh potensi
diri manusia sehingga potensi kemanusiaannya
menjadi aktual. Dalam proses mengaktualisasi diri
tersebut diperlukan pengetahuan tentang keberadaan
potensi, situasi dan kondisi lingkungan yang tepat

untuk mengaktualisasikannya. Pengetahuan tentang
diri manusia dengan segenap permasalahannya akan
dibicarakan dalam psikologi umum. Dalam hal
pendidikan Islam yang dibutuhkan psikologi Islami,
karena
manusia
memiliki
potensi
luhur,
yaitu fitrah dan ruh yang tidak terjamah dalam
psikologi
umum
(Barat).
(Syaiful
Bahri
Djamarah,psikologi belajar ; 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka sudah
selayaknya dalam pendidikan Islam memiliki
landasan psikologis yang berwawasan kepada Islam,
dalam hal ini dengan berpandu kepada al-Quran dan

hadits sebagai sumbernya, sehingga akhir dari tujuan
pendidikan
Islam
dapat
terwujud
dan
menciptakan insan kamil bahagia di dunia dan
akhirat. Sebenarnya, banyak sekali istilah untuk
menyebutkan psikologi yang berwawasan kepada
Islam. Diantara para psikolog ada yang menyebut
dengan istilah psikologi Islam, psikologi al-Qur’an,
psikologi
Qur’ani,
psikologi
sufi
dan
nafsiologi. Namun pada dasarnya semua istilah
tersebut memiliki makna yang sama.
Pendidikan dapat ditinjau dari dua
segi. Pertama pendidikan dari sudut pandangan

masyrakat dimana pendidikan berarti pewarisan
kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda
yang bertujuan agar hidup masyarakat tetap berlanjut,
atau dengan kata lain agar suatu masyarakat
mempunyai nilai-nilai budaya yang senantiasa
tersalurkan dari generasi ke generasi dan senantiasa
terpelihara dan tetap eksis dari zaman ke
zaman. Kedua pendidikan dari sudut pandang
individu dimana pendidikan berarti pengembangan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi
dalam diri setiap individu sebab individu bagaikan
lautan yang penuh dengan keindahan yang tidak
tampak, itu dikarenakan terpendam di dasar laut yang
paling dalam. Dalam diri setiap manusia memiliki
perbagai bakat dan kemampuan yang apabila dapat
dipergunakan dengan baik, maka akan berubah
menjadi intan dan permata yang keindahannya dapat
dinikmati oleh banyak orang dengan kata lain bahwa
13


setiap individu yang terdidik akan bermanfaat bagi
manusia lainnya.
Dari kedua sudut pandang pendidikan di
atas kemudian datanglah Islam yang secara
komprehensif memadukan kedua sisi bentuk
pendidikan yang berlandaskan al-Qur'an dan asSunnah, dimana Islam mendidik individu menjadi
manusia yang beriman, berakhlak yang mulia dan
beradab yang kemudian melahirkan masyarakat yang
bermartabat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
diperlukan sistem pendidikan Islam. Makalah ini
akan membahas sistem pendidikan Islam perspektif
hadits.
Tardif (Alam Syah, 1997:13) juga
mengatakan
bahwa Pengertian Psikologi
Pendidikan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
Dalam Dictonary of psychology (1972) pendidikan
diartikan sebagai the institutional procedures

wichare employed in accomplishing the development
of knowledge, habits, atidudes, etc. ussualy the terms
is applied to formal institution, jadi pendidikan
berate tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan
(seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan
untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan,kebiasaan,sikap,dan
sebagai nya. Pendidikan dapat berlangsung secara
formal seperti di sekolah,madrasah,dan institusi
institusi lain nya. Bahkan menurut definisi diatas,
pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara
meajar diri sendiri.
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli
adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu
sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan
tidak memiliki teori, konsep, dan metode sendiri. Hal
ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset
psikologi lain yang diangkat menjadi teori,konsep,
dan metode psikologi pendidikan. Jadi, psikologi
pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi

yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai
berikut :
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
2. Pengembagan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemmapuan.
(Muhibbin Syah, 2011;12)
Dari beberapa pendapat tentang psikologi
pendidikan,
kami
mengambil
kesimpulan
bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam
dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis
tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia yang
tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan
keefisien di dalam pendidikan.


B. Ayat Al-Qur’an Mengenai Psikologi Pendidikan
Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah : 11
ََ‫جالسسس‬
‫ا أ َي سحَها ال سَسذيَن آَمحنوا سإَذا سقيَل ل َك حلم تََف سَس ح‬
َ ‫حوا سفي ال لَم‬
‫حوا ي َلفَسسح الل سَحه ل َك حلم َوسإَذا سقيَل ان لحشحزوا‬
‫َفالفَس ح‬
‫َفان لحشحزوا ي َلرَفسع الل سَحه ال سَسذيَن آَمحنوا سمن لك حلم َوال سَسذيَن حأوحتوا ال لسعل لَم‬
‫خسبيرر‬
‫َدَرَجا ت‬
َ ‫ت َوالل سَحه سبَما تَلعَمحلوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu,
maka
berdirilah, niscaya
Allah
akan

meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sedangkan
menurut
Witherington, Pengertian
Psikologi
pendidikan adalah studi sistematis tentang prosesproses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
pendidikan manusia.
Tardif (Alam Syah, 1997: 13) juga
mengatakan
bahwa Pengertian Psikologi
Pendidikan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
Dari beberapa pendapat tentang psikologi
pendidikan,
kami
mengambil
kesimpulan
bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari tentang perilaku manusia di dalam
dunia pendidikan yang meliputi studi sistematis
tentang proses-proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan manusia yang
tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan
keefisien di dalam pendidikan.
Dalam Dictonary of psychology (1972)
pendidikan diartikan sebagai the institutional
procedures wich are employed in accomplishing the
development of knowledge, habits, atidudes,etc.
ussualy the terms is applied to formal institution, jadi
pendidikan berate tahapan kegiatan yang bersifat
kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan
individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan,
sikap, dan sebagai nya. Pendidikan dapat berlangsung
secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan
institusi institusi lain nya . bahkan menurut definisi
diatas, pendidikan juga dapat berlangsung dengan
cara meajar diri sendiri.
Q.S Al-Ahzab ayat 21
َ‫ل ََقلد َكاَن ل َك حلم سفي َرحسوسل الل سَسه أ حلسَوةر َحَسن َرة لسَملن َكاَن ي َلرحجو الل سَه‬
‫َوال لي َلوَم السخَر َوَذك ََر الل سََه ك َسثيررا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
14

banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab
33:21)
Hadits Mengenai Psikologi Pendidikan.
: ‫عن لحه َقاَل‬
‫عبلسد ال سَرلحَمسن بلسن َص ل‬
َ ‫خر َرسضَي اللحه‬
َ ‫علن أ َسبي حهَري لَرَة‬
َ
‫ َما ن ََهي لتحك حلم‬: ‫عل َي لسه َوَسل سََم ي َحقلوحل‬
‫َسسملع ح‬
َ ‫ت َرحسلوَل اللسه َص سَلى اللحه‬
‫ َفسإن سََما‬،‫ َوَما أ ََملرتحك حلم سبسه َفأ لحتوا سمن لحه َما الستََطلعتحلم‬،‫عن لحه َفالجتَسنبحلوحه‬
َ
‫عَلى‬
َ ‫أ َلهل ََك ال سَسذي لَن َملن َقبلل َك حلم ك َثلَرحة َمَساسئلسسهلم َوالخستل َحفحهلم‬
‫]رواه البخاري ومسلم‬. ‫]أ َن لسبَياسئسهلم‬
“Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin
Sakhr radhiallahuanhu dia berkata :Saya
mendengar Rasulullah e bersabda : Apa
yang aku larang hendaklah kalian
menghindarinya dan apa yang aku
perintahkan
maka
hendaklah
kalian
laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian
adalah karena banyaknya pertanyaan
mereka
(yang
tidak
berguna
dan
penentangan mereka terhadap nabi-nabi
mereka.” (Bukhori dan Muslim).
Kandungan Hadits diatas:
1. Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang
oleh Rasulullah SAW.
2. Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan
yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia
hanya mampu sebagiannya saja maka dia
hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu
laksanakan.
3. Allah tidak akan membebankan kepada
seseorang kecuali sesuai dengan kadar
kemampuannya.
4. Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara
yang sulit.
5. Menolak keburukan lebih diutamakan dari
mendatangkan kemaslahatan.
6. Larangan untuk saling bertikai dan anjuran
untuk bersatu dan bersepakat.
7. Wajib mengikuti Rasulullah SAW, ta’at dan
menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8. Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat
isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara
yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu
ketimbang perkara yang saat tersebut belum
dibutuhkan.
َ َ
‫عبلسد ال سَرلحَمسن حمَعاذ لبن‬
َ ‫ب بلسن حجَناَدَة َوأ َسبي‬
‫علن أسبي َذسر حجن لحد ل‬
‫عل َي لسه‬
َ ‫علن َرحسلوسل اللسه ص سَلى اللحه‬
َ ‫عن لحهَما‬
َ ‫َجبَتل َرسضَي اللحه‬
‫حَسن ََة‬
‫ َوأ َتلسبسع ال سَس سي سئََة ال َل‬،‫ت‬
‫ن‬
‫ح‬
‫ك‬
‫ما‬
‫ث‬
‫ي‬
‫ح‬
‫ه‬
‫الل‬
‫ح‬
‫ل‬
َ
َ ‫ استس َسق َ َ ل‬: ‫َوَسل سََم َقاَل‬
‫خل حتق َحَستن "]رواه الترمذي وقال‬
‫ َوَخالسسق ال س َناَس سب ح‬،‫حَها‬
‫تَلم ح‬
‫]حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح‬
“Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu
Abdurrahman,
Mu’az
bin
Jabal
radhiallahuanhuma dari
Rasulullah
saw
beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah
dimana saja kamu berada, iringilah
keburukan
dengan
kebaikan
niscaya
menghapusnya dan pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik “ (Riwayat Tirmidzi,

dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian
cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / ‫الفوائد‬
‫ من الحديث‬:
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban
setiap muslim dan dia merupakan asas
diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera
melakukan
ketaatan
setelah
keburukan secara langsung, karena kebaikan
akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan
akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci
kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di
dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat
menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema-tema hadits / ‫ موضوعات الحديث‬:
1. Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu
2. Akhlak mulia
Ada sebuah hadits yang cukup popular,
sesunguhnya ia merupakan hadis psikologi, tetapi
jarang sekali yang memahaminya. Hadis itu
berbunyhi, “addunya sijnul mu’minin wa jannatul
kafirin”, artinya dunia adalah penjara bagi orang
mukmin dan sorga bagi orang kafir. Dalam
pemahaman non psikologi, hadis ini menilai dunia
sebagai hal yang negatip bagi orang mukmin, dan
sebagai hal yang positip bagi orang kafir. Hadis ini
dulu pada zaman penjajahan Belanda bahkan
digunakan oleh Vanderplass untuk mempengaruhi
ulama agar mereka tidak usah memikirkan urusan
dunia, karena dunia adalah domain orang klafir,
termasuk tidak usah memikirkan kehidupan
bernegara.
C. Kandungan Q.S. Al-Mujadalah Ayat 11
Surat Al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan
keutamaan orang orang beriman dan berilmu
pengetahuan.mengapa orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan akan diterima derajatnya?
Sudah tentu,orang yang beriman dan memilki ilmu
pngetahuan luas akan dihormati oleh orang lain
diberi keprcyaan untuk mengendalikan atau
mengelola yang terjadi dalam khidupan ini. Ini
artinya tingkatan orang yang berilmu lebih tinggi
disbanding orang yang tidak berilmu.
Akan tetapi, perlu di ingat bahwa orang yang
beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah, oleh
karena itu kemimanan seseorang yang tidak didasari
atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga
sblikanya orang yang berilmu tapi tidak beriman ia
akan tersesat.karna ilmu yang dimiliki bias jadi untuk
kbaikan sesame.
Sikap yang dapat diterapkan dalam pengalaman
dari surat al-Mujadalah ayat 11 adalah:
1. Memiliki rasa ingin tau yang tinggi dan berusah
untuk mendapatkn pngthuan tsbt.
2. Bersikap saabar dan sopan dan sllu menghrgai
dan menghormati guru
15

3. Senang mendatangi guru untuk meminta
penjelasan tentang ilmu pengetahuan
4. Selalu menyeimbangkan ilmu pengethuan yang
dimilikinya dengan keyakinan kkuasaan Allah
SWT.
Kandungan Q.S Al- Ahzab ayat 21
Kandungan yang terdapat dalam ayat ini,
dalam bidang pendidikan prilaku dan sifat-sifat
kepribadian (ahlakul karimah). Agar dicontoh dan
diiikuti iserta dipraktikan oleh umat manusi sebagai
pendidik ( figure teladan) yang memiliki amanat
mendidik dan menanamkan (Internalisasikan) dalam
diri peserta didik, Qudwah Shalihah dalam hal :
Istiqamah fil Ibadah, Dakwah, Syukur, Zuhud,
Tawakal dan Sabar. (www.perpustakaan IAIN:2015,
06-3).
Pendidikan Islam berkenaan dengan 3 prinsip
yaitu:
1. Prinsip Al-Tawassua fil makqosid la fil ala.
2. Prinsip Muaratul Istiadat tabiai
3. Prinsip Minal Mahsus ila maakul
Sedangkan penerapannya dapat mengunakan
cara atau langkah-langkah dengan cara menunjukan
arahan,bimbingan ,dorongan dengan memberi
motivasi .Ini adalah salah satu arti penting psikologi
pendidikan dalam pendidikan Islam.
D. Definisi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli
adalah subdisiplin psikologi, bukan psikologi itu
sendiri. Mereka menganggap psikologi pendidikan
tidak memiliki teori, konsep, dan metode sendiri. Hal
ini konon terbukti dengan banyaknya hasil-hasil riset
psikologi lain yang diangkat menjadi teori,konsep,
dan metode psikologi pendidikan. Jadi, psikologi
pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi
yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai
berikut :
1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
2. Pengembagan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemmapuan
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi prosesproses tersebut dengan pendayagunaan ranah
kognitif. (Muhibbinsyah,2011;12).
Secara harfiah memang psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa,sebab kata
psikologi berasal dari bhasa yunani,psych brartin
jiwa,roh,atau sukma,sedang logi atau logos berarti
ilmu atau pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu
tentang jiwa atau ilmu yang mempelajari jiwa.dalam
definisi bahwa yang diplajari bukan jiwanya tetapi
hanya gejala gejalanya (gejala jiwa) hal itu dapat
difahami mengingat, bahwa mempelajari jiwa
merupakan hal yang sukar sekali ,sebab sesuatu yang
tidak kelihatan atau tersembunyi.jadi psikologi
sbagai ilmu yang mempelajari prilaku atau kegiatan
individu. (Nanasaodih,2011;18)

Psikologi pendidikan psikologi kpribadian
membantu mengembangkan kpribadian guru ,
mengenali
kpribadian
anak
didik
dan
memanfaatkannya untuk mengoftimalkan prestasi
pendidikan melakukan pnyesuaian pnyesuaian
kebutuhan skolah dan tuntutan skolah. (Alwisol,
2014;10).
E. Ruang Lingkup Dan Kajian Psikologi
Ruang lingkup bidang psikologi cukup luas,
sebab individu manusia berada dalam berbagai
posisi,kondisi dan tahap perkembangan,dapat
memperlihatkian karakteristik kegiatan atau prilaku
tertentu yang berbeda pada kondisi , posisi serta
tahap perkembangan lain nya .
Secara garis besar di bedakan 3 kategori bidang
psikologi,yaitu
psikologi
umum,psikologi
khusus,psikologi terapan. (Nanasaodih,2011 ;23).
1. Psikologi umum
Psikologi umum sering juga disebut sebagai
pengantar psikologi merupakan studi tentang prilaku
atau kegiatan individu cara umum. Studi ini
memberikan pengantar kepada studi tentang prilaku
individu yang lebih lanjut lebih husus mendalam.
Dalam psikologi umum dapat diplajari konsep umum
kegiatan atau prilaku indivdu apa, mengapa, dan
bgaimana indivdu melakukan kegiatan.mngenai
msalah apa , mencakup jenis jenis kegiatan atau
prilaku yang dilakukan individu, yang menjadi
sasaran dan tujuan dari kegiatan tersebut.
2. Psikologi khusus
Kelompok psikologi ini mempelajari prilaku atau
kegiatan individu secara husus, baik secara khususan
karena tahap perkembangan nya,posisi nya , aspek
yang mendapatkan sorotan utmanya atau karena
kondisinya.dalam kategori ini kita mengenal
psikologi perkembangan yang terbagi atas psikologi
anak remaja dewsa, dan usia lanjut, psikologi wanita
dan pria, psikologi abnormal , psikologi kpribadian,
psikologi difrensial, dan psikologi binatang. (Nana
Saodi Sukmadinata 2011;24)
F. Landasan Psikologi Pendidikan
Pendidikan interaksi antara pendidik dengan para
pserta didik, yang berlangsung dalam situasi
pendidikan. Sesungguhnya situasi pendidikan itu
tidak hanya berlangsung di sekolah,tetapi juga diluar
sekolah, dirumah diruangan kerja dan jdi masyarakat,
sebab pada lingkungan-lingkungan tersbut juga
terjadi pendidikan. Selain guru dan orang tua,para
pimpinan,pejabat,dan tokoh tokoh dalam msyrakat
jug berperan sbgai pendidik. Demikian juga pserta
didik nya , bukan hanya anak tetapi juga generasi
muda,anak buah , bawahan , dan rakyat pada umum
nya.

16

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
utama, karena di sekolah berlangsung yang paling
formal.
Para pendidik,terutama guru dosen widia iswara,
instruktur, pelatih, penatar, dll. Sebagai individu
membutuhkan pengetahuan tentang psikologi tetapi
sebagai pendidik mereka membutuhkan pengetahuan
tentang psikologi dalam interaksi pendidikan.
Interaksi pendidikan merupakan suatu interaksi yang
sangat kompleks dan unik,berinteraksi antara
individu, tetapi brlangsung dalam konteks yang
bersifat pedagogis.banyak segi aspek , unsur dan
hubungan yang membutuhkan pemahaman secara
psikologis, juga banyak perlakuan, tindakan layanan
yang memrlukan dasar dasar atau psikologis dan
bnyak msalah yang perlu di analisis dan pendekatan
psikologis.walaupun yang akan menjadi kajian utama
dalam buku ini adalah interaksi pendidikan , yaitu
bagaimana guru mengajar dan factor yang
melatarbelakangi siswa dan guru serta faktor2
lingkungan juga akan diuraikan secukupnya. Dengan
urai tsbt diharapkan dapat membantu para pendidik,
baik pendapat pormal (guru) maupun pendidik
informal (orang tua,pemimpin, pejabat dan
masyrakat) dalam memahami tindakan dan perlakuan
yang lebih tepat.(Nana Saodi 2011;28-29)
G. Metode Psikologi Pendidikan
Pada umumnya, para akhli psikologi
pendidikan melakukan riset psikologi di bidang
kependiidikan dengan memanfaatkan beberapa
metode tertentu yaitu sebagai berikut :
1.
Metode Eksperimen
Pada
asasnya,
metode
eksperimen
merupkan serangkaian percobaan yang dilakukan
eksperimenter (penelitian yang bereksperimen)di
dalam sebuah labolatorium atau ruangan tertentu
lainnya.Metode eksperimen yang digunakan dalam
penelitian psikologi pendidikan untuk menguji
keabashan dan kecermatan simpulan-simpulan yang
ditarik dari hasil temuan penelitian dengan metode
lain.
2.

Metode Kuesioner
Metode kuesioner (qustionaire) lazim juga
disebut metode surat-menyurat (mail survey).Namun,
sebelum kuesioner disebarkan atau dikirimkan
kepada responden yang sesungguhnya seorang
peneliti psikologi pendidikan biasanya melakukan uji
coba (try out), caranya, sejumlah kuesioner dibagibagikan kepada sejumlah orang tertentu yang
memiliki karakteristrik sama dengan calon responden
yang sesungguhnya.Tujuannya,untuk memastikan
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner itu cukup
jelas dan relevan untuk dijawab,dan untuk
memperoleh masukan yang mungkin bermanfaat bagi
penyempurnaan kuesioner tersebut.
Penggunaan metode kuesioner dalam risetriset social termasuk bidang psikologi pendidikan

relative lebih menonjol apabila dibandingkan dengan
penggunaan metode lainnya. Contoh data yang dapat
dihimpun dengan cara penyebaran adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristrik pribadi siswa seperti jenis
kelamin,usia,
2. Latar belakang keadaan siswa seperti latar
belakang keluarga,latarbelakang pendidikan, dan
sebagainya.
3. Perhatian siswa terhadap mata pelaharan
tertentu.
4. Faktor-faktor pendorong dan penghambat siswa
dalam mengikuti pelajaran tertentu.
5. Aplikasi (penerapan),mata pelajaran tertentu
dalam kehidupan sehari-hari siswa (seperti
sahalat dalam pelajaran agama)
6. Pengaruh aplikasi pelajaran tertentu terhadap
prikehidupan siswa.
3.

Metode Studi Khusus
Studi kasus (case study)sebuah metode
penelitian yang di gunakan untuk memperoleh
gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi
seorang
siswa
atau
sekelompok
siswa
tertentu.Metode ini,selain dipakai oleh para peneliti
psikologi pendidikan,juga dipakai oleh para peneliti
ilmu-ilmu social lainnya,karena lebih memungkinkan
peneliti melakukan investigasi (penyelidikan dengan
mencatat fakta)dan penafsiran yang lebih luas dan
mendalam.
4.

Metode Penyelidikan Klinis
Pada mulanya, metode penyelidikan klinis
atau sebut saja metode klinis (clinical method)hanya
digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau
psikiater.dalam metode ini terdapat posedur
diagonosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa
serta cara-cara member prlakuan pemulihan
(psychological treatment) terhadap kelainan juwa
tersebut.
Jean Piaget adalah yang mula-mula
memanfaatkan metode penyelidikan klinis tersebut
untuk kepentingan pendidikan.Piaget telah sering
menggynakan metode ini untuk menggumpulkan data
dengan cara yang unik yakni interaks semua aliamiah
(quas-natural)antara peneliti dengan anak yang
diteliti (Reber,1988).
Sasaran yang akan dicapai oleh penelitian
dengan menggunakan metode klinis terutama untuk
memeastikan sebab-sebab timbulnya ketidak
normalan perilaku seorang siswa atau sekelompok
kecil siswa.Kemudian berdasarkan kepastian factor
penyebab itu penelitian berupaya memilih dan
menentukan cara-cara yang tepat untuk mengatasi
penyimpangan tersebut.
5.

Metode Obsevasi
Metode
naturalistic (naturalistic) adalah

sejenis

observasi
observasi
17

yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini,
peneliti berada di luar objek yang diteliti atau tidak
menampakan diri sebagai orang yang sedang
melakukan penelitian. Pada mulanya,observasi
naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli
ilmuan hewan (ethologist) untuk mempelajari prilaku
hewan tertentu. Selanjutnya metode ini juga
digunakan oleh para psikolog- psikolog pendidikan.
Dalam hal penggunaannya bagi kepentingan
penelitian psikolog pendidikan, seorang peneliti atau
guru yang menjadi asistennya agar dapat
mengaplikasikan metode observasi ilmiah itu lewat
kegiatan pengajaran.
6.

Metode Diferensial
Digunakan untuk meneliti perbedaanperbedaan individual yang terdapat di antara anak
didik. Menggunakan berbagai macam teknik
pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta
menggunakan statistik untuk menganalisis.
H. Manfaat Psikologi Pendidikan
Ada 2 tujuan utama dari studi tentang
psikologi. Pertama agar seseorang mempunyai
pengalaman yang lebih baik tentang individu baik
diri nya sendiri, maupun orang lain. Kedua dengan
hasil pemahaman tsbut seseorang dapat bertindak
atau pun memberikan perlakuan yang lebih
bijaksana. Tindakan yang bijaksana menyangkut
penggunaan cara atau metode yang tepat, pada saat
dan dalam situasi yang tepat. Seorang yang telah
memplajari psikologi diharapkan menjadi orang yang
dpat menjadi dirinya dan mengerti orang lain serta
dapat memberikan prlakuan yang bijaksana. Dengan
perkataan lain seorang yang telah mempelajari
psikologi di harapkan menjadi orang yang adil dan
bijaksana.
Sesungguhnya setiap orang membutuhkan
pengetahuan tentang psikologi , sebab khidupan stiap
orang selalu menghdapi,bergaul bkerjasma dengan
orang lain orang orang yang dalam pekrjaan nya
memberikan pelayanan pada orang, atau mnghadapi
dan mmbutuh kan pengetahuan psikologi yang lebih
banyak dan mendalam dibandingkan dengan orang
orang yang mnghdapi orang hanya dalam pergaulan
dan kehidupan keluarga, guru kehidupan disekolah
tiap hari brgaul; dan menghadapi orang baik siswa ,
sesame guru, kepla skolah, staff tata usaha , orang tua
dan lain lain. Lebih dari itu tugas guru adalah
membantu perkembangan anak, membimbing dalam
kpribadiannya.
Agar
seorang
guru
dapat
memprsiapakan plajaran yang sesuai dengan
bakat,minta,kemampuan,dan kebutuhan siswa dan
menyampaikan bahan pelajaran dngan baik maka
dibtuhkan pngetahuan dan kemampuan memahami
sgala sifat, kemampuan dan para siswa nya.
Pengetahuan diperoleh dari studi tentang psikologi
bukn hnya pkerjaan sbgai guru yang membutuhkan
pngetahuan tentang psikologi, tetapi pekerjaan

pekerjaan yang bersifat lain nya. Juga membutuhkan
nya. Pekerjaan-pekerjaan itu di antara nya hakim,
jaksa, adfokat, polsi, perawat, sutadara, biro iklan,
biro perjalanan, pramugari, dan sbagai pemimpin.
Pekerjaan pekerjaan diatas pada dasar nya
memberikan pelayanan dan perlakuanj individu.agar
pelayanan dan perlakuannya ketat , perlu didasarkan
atas hasil pemahaman terhadap para klien, atau
individu-individu yang dilayaninya. (Nana Saodih
Sukmadinata 2011).
I. Penutup
Kepribadian atau watak, ciri khas atau
karakter seseorang yang secara eksis dan terus
menerus
dipertahankan,
meskipun
demikian
kepribadian bisa berubah ubah sesuai dengan faktor
yang mempengaruhi.Dalam Islam kepribadian
Muslim identik dengan akhlak Islam, ia merupakan
perpaduan harmonis antara sistem kalbu, akal dan
nafsu yang menimbulkan tingkah laku dan
merupakan ciri khas umat Islam. Karena itu ciri khas
kepribadian Muslim ialah yang selalu menjaga
hatinya untuk taat kepada Allah sehingga senantiasa
mendapat sinarnya dan menjauhi segala larangannya
yang merupakan kotoran-kotoran manusia.
Struktur kepribadian Muslim meliputi tiga
substansi, yaitu jasad atau jasmani, ruh atau ruhani
dan nafsani atau jiwa, jiwa itu sendiri terdiri dari
kalbu, akal dan nafsu. Sedangkan nafsu terdiri dari
nafsu amarah, lawamah dan muthmainah. Semuanya
ini merupakan struktur kepribadian Islam, yang jika
system kerjanya bagus semua akan membentuk
kepribadian kamil atau manusia paripurna yang
tenang, selalu berbuat kebaikan, tawakal dan
terhindar dari sifat sifat tercela.
Dan ciri – ciri kepribadian muslim ada
10: Aqidah yang bersih, Ibadah yang benar, Akhlak
yang kokoh, Kekuatan jasmani, Intelek dalam
berpikir, Berjuang melawan hawa nafsu, Pandai
menjaga waktu, Teratur dalam suatu urusan,
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga
disebut dengan mandiri dan Bermanfaat bagi orang
lain.Tetapi kenyataanya sering ada gangguangangguan kejiwaan yang dapat menurunkan derajat
kepribadianya atau kesehatan mentalnya. Untuk
menyembuhkannya harus melalui latihan latihan
mental secara terus menerus seperti sabar ,taubat,
tawakal, ridha dan sebagainya. (Desmita, 2012:5).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib Dan Yusuf Mudzakir, Nuansa Nuansa
Psikologi Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2001
Al Gazali, Imam, Ihya Ulumuddin, Bab Keajaiban
Hati, Terj. H. Ismail Yakub, Jakarta, Faisan.
T,Th.,
Al Kindi, Al Qaul Fi An Nafs Dalam Risail Al Kindi
Al Falasifat, T.Pt., T.Th.,
18

Alwisol. 2011. Psikoklogi Kepribadian. Malang :
Ummpress
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Tafsirnya.
Jakarta : Percetakan Ikrar Mandiri Abadi.
2010.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung : Remaja Rosda Karya. 2012.
Jahja,Yudrik..Psikologi Perkembangan. Jakarta.
Kencana Prenada Meda Group, 2011.
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, Bandung,
Remaja Rosda Karya. T.Th.,
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2012. Jakarta. Rajawali
Pers. 2012.
Shibab. Quraish. Tafsir Juz ’Amma. Jakarta.Mizan.
2001.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta. Lentera
Hati. 2006.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta.
Rineka Cipta. 2011.

19

i