PEMBAHASAN PREDIKSI UN KIMIA SMA 2018 PAKET 1

PEMBAHASAN PREDIKSI UN
KIMIA SMA 2018
PAKET 1

Oleh:
PAKGURUFISIKA
www.pakgurufisika.com

w w w .pakgurufisika.com
1.

2.

3.

Jawaban: B
Pembahasan:
Model atom Thomson terkenal dengan
bentuk roti kismis). Pada percobaan,
ada pelat logam dihubungkan dengan
sumber listrik dimasukkan dengan

tabung. Pelat bertindak sebagai katoda
dan anoda (-) dengan diberi celah
tekanan sangat rendah sumber listrik
dinyalakan. Hasilnya terpancar sinar yg
bersal dari katoda maka disebut dengan sinar katoda. Sinar katoda tidak
berwarna hanya ketika menabrak partikel dapat memendarkan cahaya. Sifat
sinar katoda:
 bergerak merambat lurus
 memiliki massa
 jika diberi medan magnet dapat
dibelokkan oleh medan magnet
 dibelokkan oleh medan listrik
menuju kutub positif
 bermuatan negatif
Oleh Thomson, sinar katoda ini dinamakan elektron, tapi Thomson belum
bisa menghitung besar muatan elektron. Ilmuwan yang pertama kali dapat
menghitung besar muatan suatu elektron adalah Milikan.
Jawaban: C
Pembahasan:
Massa atom relatif suatu unsur merupakan perbandingan antara massa

rata-rata 1 unsur dengan 1/12 massa 1
atom C-12.
massa rata-rata atom Q
Ar Q =
1
× massa 1 atom C-12
12
2,654 × 10-23
Ar Q=
gram mol-1
1
× 1,993 × 10-23
12
Jawaban: B
Pembahasan:
Notasi unsur dirumuskan sebagai :
zX

dengan:


A

Z: nomor atom (jumlah proton)
A: nomor massa (jumlah proton +
neutron)
 Unsur A
p = 13
n = 14
z = p = 13
A = p + n = 13 + 14 = 27
Notasi unsur: 13A27
 Unsur B
p = 17
n = 18
z = p = 17
A = p + n = 17 + 18 = 35
Notasi unsur: 17A35
4.

Jawaban: B

Pembahasan:
Afinitas elektron: besarnya energi yang
dilepaskan oleh suatu atom ketika menangkap elektron (membentuk ion
negatif). Unsur yang memiliki afinitas
elektron bertanda negatif mempunyai
kecenderungan lebih besar dalam
membentuk ion negatif.
Berdasarkan keterangan di atas, unsur
yang mempunyai afinitas elektron
negatif adalah Y, bersifat:
 lebih mudah menangkap elektron
 lebih stabil membentuk Y lebih bersifat nonlogam

5.

Jawaban: C
Pembahasan:
Cara mudah untuk menentukan suatu
senyawa memenuhi kaidah oktet atau
biner adalah dengan menghafal nomor

atom gas mulia berikut:
2, 10, 18, 36, 54, 86
Misal senyawa KL2, nomor atom unsur
K kita kurangi dengan nomor gas mulia
di bawahnya sehingga hasilnya positif.
Sedangkan nomor atom unsur L kita
kurangi dengan nomor gas mulia di
atasnya sehingga hasilnya negatif. Hasil negatif ini kemudian kita beri harga

w w w .pakgurufisika.com
mutlak sehingga menghasilkan nilai
positif.
6K: 6 – 2 = 4
|=2
8L: |8Selanjutnya nilai tersebut kita jumlahkan sesuai jumlah unsur. Jika hasilnya
8, maka memenuhi aturan oktet.
KL2: 4 + 2 x 2 = 8 (oktet)
Senyawa lain:
6K: 6 – 2 = 4
17Q: | 7- 8| = 1

KQ4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)
8L: 8 – 2 = 6
17Q: | 7- 8| = 1
Q2L: 2 x 1 + 6 = 8 (oktet)
15M: 15 – 10 = 5
17Q: | 7- 8| = 1
MQ5: 5 + 5 x 1 = 10 (bukan oktet)
6K: 6 – 2 = 4
|=2
8L: |8KL: 4 + 2 = 6 (bukan oktet)
15M:15 – 10 = 5
17Q: | 7- 8|=1
MQ3: 5+3x1=8 (oktet)
6K: 6 – 2 = 4
|=1
9R: |9KR4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)
6–2=4
17Q: | 7- 8| = 1
KQ4: 4 + 4 x 1 = 8 (oktet)
Jadi pasangan yang tidak memenuhi

aturan oktet adalah MQ5 dan KL.

6K:

6.

Jawaban: C
Pembahasan:
ion

Kovalen
polar

Titik leleh
Dalam air

> 8000C
larut

< 8000C

larut

Padatan
Lelehan
larutan

isolator
konduktor
konduktor

isolator
isolator
konduktor

Kov.
Non
polar
< 8000C
Tak
larut

isolator
isolator
isolator

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa zat V berikatan logam
karena titik lelehnya di atas 8000C,

tidak larut dalam air, dan bersifat konduktor pada semua fase.
Sedangkan zat X berikatan kovalen
nonpolar karena titik lelehnya kurang
dari 8000C, tidak larut dalam air, dan
bersifat isolator pada semua fase.
7.

Jawaban: B
Pembahasan:
Elektron terluar dari unsur S dan O
adalah:
16S: 2 8 6
8O: 2 6

Unsur S dan O memiliki jumlah elektron terluar yang sama, yaitu 6. Berarti
membutuhkan 2 elektron lagi agar terpenuhi aturan oktet. Oleh karena itu, 2
elektron S melakukan kerjasama
(kovalen) dengan 2 elektron O. dengan
kerjasama ini elektron terluar S menjadi 8, demikian juga dengan elektron
terluar dari O sebelah kanan.
Sementara itu, untuk mengikat O sebelah kiri, unsur S hanya memberikan
2 elektronnya tanpa menarik elektron
dari O (kovalen koordinasi). Hal ini
karena elektron valensi S sudah memenuhi kaidah oktet.

8.

Jawaban: B
Pembahasan:
Elektron valensi (elektron terluar) dari
unsur D dan E adalah :
D= [He] 2s22p5 [7 elektron valensi]
E= [Ne] 3s23p3 [5 elektron valensi]
Agar terpenuhi kaidah oktet (jumlah

valensi 8), maka unsur D membutuhkan 1 elektron dari. Sedangkan unsur E
membutuhkan 3 elektron dari D sehingga terbentuk ikatan ED3.
Ternyata senyawa ED3 tidak terdapat
pada opsi jawaban. Berarti terbentuknya ikatan tidak berdasarkan kaidah
oktet, tetapi kesimetrisan bentuk molekul. Agar terbentuk molekul yang
simetris, maka kelima elektron valensi
E berikatan denan elektron D mem-

w w w .pakgurufisika.com
bentuk molekul ED5. Karena semua
elektron valensi dari unsur E berikatan
maka tidak terdapat elektron bebas
sehingga mempunyai tipe molekul AX5
dengan bentuk molekul segitiga bipiramida atau trigonal bipiramida.
Jadi, rumus kimia dari kedua unsur
tersebut ED5 dengan bentuk molekul
bipiramida trigonal.
9.

Jawaban: C
Pembahasan:
1) MnO4-  MnO42+7 -8=-1 +6 -8=-2 (reduksi)
2) SO2  SO3
+4 -4=-1 +6 -6=0 (oksidasi)
3) C2H4  C2H6
-4 +4=0 +6 -6=0 (reduksi)
-2
-3
4) FeO  Fe2O3
+2 -2=0 +6 -6=0 (oksidasi)
+2
+3
5) Cl2 +2e  2Cl0
-1 (reduksi)
Jadi kelompok persamaan reaksi yang
mengalami reduksi ditunjukkan oleh
nomor 1, 3, dan 5

10. Jawaban: D
Pembahasan:
Sn + HNO3  SnO2 + NO2 +H2O
0 +1 +5 -6 +4 -4 +4 -4
Sn mengalami oksidasi menjadi SnO2
sehingga Sn disebut reduktor, sedangkan SnO2 disebut hasil oksidasi.
Sementara itu, HNO3 mengalami reduksi menjadi NO2 sehingga HNO3
bertindak sebagai oksidator dan NO2
adalah hasil reduksi.
Jadi bilangan oksidasi dari zat oksidator adalah +5 dan hasil reduksinya adalah NO2.
11.

Jawaban: D
Pembahasan:
Semua senyawa di atas tersusun dari
unsur logam dan nonlogam. Logam

yang hanya mempunyai satu bilangan
oksidasi (semua logam golongan utama +Hg, Zn), penamaannya cukup
dengan menyebut nama logam diikuti
nama nonlogam dengan akhiran –ida.
Contoh:
Al(OH)3 : aluminium hidroksida
Hg2Cl2 : raksa klorida
ZnO : seng oksida
Akan tetapi jika unsur logam mempunyai lebih dari bilangan oksidasi,
maka nama senyawa diberikan dengan
menyebut nama logam + (huruf romawi biloks logam) + nama nonlogam
dengan akhiran –ida. Contoh:
Cr(OH)3: krom (III) klorida
PbSO4: timbal (III) sulfat
12. Jawaban: D
Pembahasan:
John Dalton (1766-1844) merumuskan
Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton) sebagai berikut:
“jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa unsur
dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat sederhana”
Perhatikan perbandingan persentase
unsur S dan O pada senyawa I dan II
berikut:
Senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
Senyawa II= 40 :40 =1: 3/2
Sehingga perbandingan massa unsur O
dalam senyawa I dan II adalah:
1: 3/2 = 2:3
13. Jawaban: C
Pembahasan:
Joseph Proust merumuskan Hukum
Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
yang berbunyi:
“Perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa adalah tetap”
Berdasarkan hukum tersebut, pada
tabel, reaksi mana penjumlah massa
Pb dan S yang hasilnya sama dengan

w w w .pakgurufisika.com
massa PbS adalah nomor 1 dan 3.
Misal nomor 1:
Pb : S : PbS
10 : 1,6 : 11,6
100 : 16 : 116
25 : 4 : 29
Jadi, jika massa Pb yang digunakan
sebanyak 25 gram, massa S yang diperlukan sebanyak 4 gram
14. Jawaban: A
Pembahasan:
Hukum Perbandingan Volume (hukum
Gay Lussac) berbunyi : “Pada suhu dan
tekanan yang sama, perbandingan
volume gas-gas yang bereaksi dan
volume gas-gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat sederhana”
Perbandingan volume tersebut setara
dengan
perbandingan
koefisien
masing-masing zat. Volume 2L merupakan volume campuran gas propane
dan butena. Misal volume gas propane
adalah x maka volume butena adalah
20-x.
C3H8(g)+5O2(g) 3CO2(g)+4H2O(l)
X
5x
3x
4x
C4H8(g) + 6O2(g)  4CO2(g) + 4H2O(l)
20-x
6(20-x) 4(20-x) 4(20-x)
3x + 4(20-x) = 68
3x + 80 - 4x = 68
80 - 68 = 4x - 3x
x = 12
Volume C3H8 = x = 12 = 20-12 = 8
Jadi, volume gas propane dan butena
dalam campuran berturut-turut adalah
8 L dan 12 L.
15. Jawaban: E
Pembahasan:
Senyawa C5H12 adalah pentana dan
isomernya, termasuk dalam golongan
alkane. Alkana rantai lurus mempunyai
titik didih lebih tinggi dibanding alkana
rantai bercabang. Semakin banyak
cabang, maka titik didih makin rendah.
Rumus struktur ketiga senyawa

n-pentana : H3C –CH2 – CH2 – CH2 –
CH3
2- metil butane: H3C – CH – CH2 – CH3
CH3
CH3
2,2 – dimetilpropana: H3C – C – CH3
CH3
Berdasarkan rumus struktur di atas dapat disimpulkan bahwa:
 Senyawa P adalah 2,2-dimetilpropana karena cabangnya paling banyak sehingga titik didihnya paling
rendah
 Senyawa Q adalah 2-metilbutana
karena cabangnya lebih sedikit
sehingga titik diidhnya lebih tinggi
 Senyawa R adalah n-pentana karena rantainya lurus tak bercabang
sehingga titik didihnya paling
tinggi.
Jadi senyawa yang tepat adalah P, Q,
dan R.
16. Jawaban: E
Pembahasan:
 Bahan bakar mobil adalah bensin.
Bensin tersusun dari hidrokarbon
rantai lurus mulai dari C7 (heptana)
sampai C11. (nomor 1 salah karena
C3 dan C4 berwujud gas)
 Bahan bakar pesawat jet adalah
avtur (aviation turbine). Bahan bakar jet merupakan campuran dari
beberapa senyawa hidrokarbon
yang berbeda. Kisaran jumlah atom
C adalah 8 – 16 (jenis kerosin) dan
5 – 15 (jenis nafta). (salah)
 Bahan bakar industri yang umumnya menggunakan mesin diesel
adalah solar. Solar memiliki kisaran
jumlah atom C antara 16 – 20.
(benar)
 Pengerasan jalan biasanya menggunakan aspal. Aspal merupakan fraksi minyak bumi yang paling akhir

w w w .pakgurufisika.com
(residu) dengan jumlah atom C di
atas 20. (benar)
Jadi, pasangan data yang berhubungan
dengan tepat adalah nomor 3 dan 4.
17. Jawaban: D
Pembahasan:
Dampak yang ditimbulkan oleh polutan udara:
 Oksida nitrogen (NOx): Polutan ini
dapat menyebabkan penyakit paruparu, gejala pernapasan, serta infeksi pernapasan.
 Oksida belerang (SOx): Jika oksida
belerang bereaksi dengan oksida
nitrogen dan uap air maka dapat
membentuk hujan asam.
 Karbon monoksida (CO): Gas CO
sangat reaktif terhadap haemoglobin sehingga dapat mengurangi
kandungan O2 dalam darah. Akibatnya kepala terasa pusing dan dapat
menimbulkan keracunan.
 Karbon dioksida (CO2): Gas ini di
udara dapat melapisi bumi yang
seolah-olah bertindak sebagai kaca
(efek rumah kaca). Akibatnya di
udara di permukaan bumi menjadi
panas (global warming).
Jadi, pasangan yang berhubungan dengan tepat antara polutan dan akibat
yang ditimbulkannya adalah nomor 2
dan 4.
18. Jawaban: B
Pembahasan:
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang
melepaskan, membebaskan, mengeluarkan, memberikan, atau menghasilkan panas dari sistem ke lingkungan.
Kebalikan dari reaksi ini adalah reaksi
endoterm.
 pembakaran sampah menghasilkan
panas  eksoterm
 es mencair karena menyerap panas
 endoterm

 memasak air membutuhkan panas
api kompor  endoterm
 pembuatan garam dari air laut
membutuhkan panas sinar matahari  endoterm
 respirasi menghasilkan panas atau
kalor atau energi  eksoterm.
Jadi, pasangan peristiwa yang termasuk reaksi eksoterm adalah nomor 1
dan 5.
19. Jawaban: E
Pembahasan:
Energi ikat adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antar
atom dalam suatu molekul.
ΔHr = energi ruas kiri – energi ruas
kanan
= (4C– H + C ≡ C + C – C + 2H – H) –
(8C–H + 2C – C)
= –4C – H + C ≡ C – C – C + 2H–H
= –4 × 413 + 839 – 348 + 2×436
= –1652 + 839 – 348 + 872
= –289
Jadi, Nilai ∆H untuk reaksi tersebut
adalah –289 kJ.mol− .
20. Jawaban: C
Pembahasan:
Jika volume sistem diperkecil, maka
reaksi akan bergeser ke ruas yang
mempunyai jumlah koefisien kecil.

Karena jumlah koefisien ruas kanan lebih kecil, maka reaksi akan bergeser ke
kanan sehingga:
2+
 spesi ruas kiri (Cu dan NH3) berkurang
2+
 spesi ruas kanan, [Cu(NH3)4] , bertambah sehingga warnanya yang
semula biru muda menjadi semakin
pudar.
Sedangkanharga Kcadalah perbandingan konsentrasi hasil reaksi terhadap
konsentrasi pereaksi pangkat koefisien

w w w .pakgurufisika.com
masing-masing.
[ u NH

]

[ u ][NH ]
Karena harga Kc berbanding lurus dengan konsentrasi ruas kanan dan berbanding terbalik dengan konsentrasi
ruas kiri, maka ketika konsentrasi ruas
kanan bertambah dan konsentrasi ruas
kiri berkurang, harga Kc akan bertambah.
Jadi, pernyataan yang benar adalah
Cu2+berkurang, Kc bertambah, warna
[Cu(NH3)4]2+ pudar (C).
21. Jawaban: C
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
A2 + B2 ⇌ 2AB
mula-mula : 0,50 0,50 reaksi
: 0,15 0,15 0,3
setimbang : 0,35 0,35 0,3
Tekanan parsial tiap zat dapat ditentukan berdasarkan perbandingan konsentrasi masing-masing.
0,35 + 0,35 +0,3 = 1
0,35
PA2 =
× Ptotal
1
0,35
PA2 =
× 10 atm = 3,5 atm
1
0,35
PB2 =
× Ptotal
1
0,35
PB2 =
× 10 atm = 3,5 atm
1
0,3
PB2 =
× 10 atm = 3 atm
1
Jadi, nilai konstanta kesetimbangan tekanan (Kp) adalah:
P 2
Kp = AB
PA2 .PB2

32
= 0,73
3,5.3,5
Jadi, nilai Kp untuk reaksi tersebut adalah 0,7.
Kp =

22. Jawaban: C
Pembahasan:
NH3(g) + BF3(g → NH3BF3(g)
Atom N mempunyai 5 elektron valensi,
3 di antaranya digunakan untuk berikatan dengan atom H sehingga tersisa
2 elektron. Kelebihan elektron ini
digunakan untuk mengikat BF3.
NH3 bertindak sebagai basa karena
menyumbangkan elektron, sedangkan
BF3 bertindak sebagai asam.
Jadi, urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, BronstedLowry, dan Lewis adalah nomor 2, 3,
dan 1.
23. Jawaban: E
Pembahasan:
Larutan X
metil merah : x ≥ 6,
metil jingga : x ≥ ,
metil ungu : x ≥ 5,
lakmus
: x ≥ 8,

kisaran pH : 8,3 – 14
Larutan Y
metil merah : y ≤ ,
metil jingga : , ≤ y ≤ ,
metil ungu : y ≤ ,8
lakmus
: y ≤ ,7

kisaran pH : 3,2 – 4,2
Jadi, perkiraan pH untuk larutan X dan
Y adalah 8,3 – 14,0 dan 3,2 – 4,2.
24. Jawaban: C
Pembahasan:
Misalkan indeks (1) mewakili Ba(OH)2
dan indeks (2) mewakili CH3COOH.
V1 = 30 mL
n1 = 2 [jumlah ion OH−]

w w w .pakgurufisika.com
Mr1 = 56 + 2(16 + 1) = 90
M2 = 0,15 M
V2 = (39,8 + 40 + 40,2)/3 = 40 mL
n2 = 1 [jumlah ion H+]
Pada titrasi asam dan basa berlaku hubungan:
M1 V1 n1 = M2 V2 n2
M1 x 30 x 2 = 0,15 x 40 xxn 1
60M1 = 6
M1 = 0,1
Nah, sekarang kita tentukan massa
Ba(OH)2 dengan memanfaatkan rumus
molaritas.
gr
r

gr
,
9
gr
, 7
Jadi, massa Ba(OH)2 yang bereaksi adalah 0,27 gram.
25. Jawaban: D
Pembahasan:
Reaksi hidrolisis yang menghasilkan garam bersifat asam ditandai dengan terbentuknya ion H+ seperti pada reaksi
nomor 3 dan 4. Adapun reaksi nomor
1, 2, dan 5 menghasilkan garam bersifat basa karena terbentuk ion OH-.
26. Jawaban: B
Pembahasan:
Campuran di atas terdiri dari asam kuat H2SO4 dan basa lemah larutan
NH3 atau NH4OH.
mol H2SO4 = 100 mL × 0,1 M
= 10 mmol
mol NH4OH = 100 mL × 0,2 M
= 20 mmol
Reaksi yang terjadi pada campuran di
atas adalah sebagai berikut:

Karena kedua reaktan habis bereaksi
maka terjadi hidrolisis garam. Molaritas garam (NH4)2SO4 yang terhidrolisis
adalah:
mol
10
×n =
x2 = 10-1
 g =
Vtotal
200
pH hidrolisis garam yang berasal dari
basa lemah dan asam kuat dirumuskan
sebagai:
Kw
H+  =
. g 
 
Kb
H+  =
 

10-14
×10-1
-5
10

H+  = 10-10 =10-5
 
pH = 5
Nilai pH di atas sama dengan 5 + log 1
karena log 1 = 0. Jadi, campuran yang
terbentuk adalah 5 + log 1.

27. Jawaban: D
Pembahasan:
Molaritas AgNO3 dalam campuran
adalah:
V
×M
 AgNO3 =
Vtotal
100
× 0,01M = 5×10-3M
 AgNO3  =
100+100
Demikian juga molaritas H2SO4 dalam
campuran:
100
× 0,01M = 5×103 M
H2SO4  =
100+100
sehingga [SO4 −] = 5 × 10− M
Reaksi yang terjadi pada campuran tersebut adalah:
2AgNO3 + H2SO4 → Ag2SO4 + 2HNO3
Ag2SO4 yang terbentuk mempunyai
harga Ksp = 3,2 × 10−5.
Sedangkan Qc adalah hasil perkalian
konsentrasi ion pembentuk Ag2SO4
pangkat koefisien masing-masing.
Ag2SO4 → Ag+ + SO4 −
Qc = [Ag+]2 [SO4 −]
= (5 × 10− )2 5 × 10− = 125 × 10−9
= 1,25 × 10−7

w w w .pakgurufisika.com
Jadi, hubungan antara Ksp da-n Qc dari
Ag2SO4 adalah: Ksp > Qc
Karena harga Ksp lebih besar dari Qc
maka Ag2SO4 larut (belum terbentuk
endapan).
28. Jawaban: E
Pembahasan:
Koloid emulsi adalah jenis koloid dengan fase terdispersi cair. Koloid emulsi terdiri dari:
 Emulsi padat (gel)  keju, jelly
 Emulsi cair  susu, mayonnaise
 Emulsi gas (aerosol cair)  kabut,
awan
Jadi, zat yang apabila dicampur akan
menghasilkan koloid emulsi adalah air
dan susu.
29. Jawaban: B/D
Pembahasan:
Berdasarkan fase terdispersinya, koloid dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sol,
emulsi, dan buih.
Sol (fase terdispersi padat)
 Sol padat (padat dalam padat): paduan logam, kaca berwarna, intan.
 Sol cair (padat dalam cair): cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat,
kanji.
 Sol gas atau aerosol padat (padat
dalam gas): debu di udara, asap.
Emulsi (fase terdispersi cair)
 Emulsi padat atau gel (cair dalam
padat): keju, mentega, agar-agar,
jelly
 Emulsi cair (cair dalam cair): susu,
mayonaise, krim tangan
 Emulsi gas atau aerosol cair (cair
dalam gas): kabut, awan, hairspray,
obat nyamuk semprot
Buih (fase terdispersi gas)
 Buih padat (gas dalam padat): batu
apung, karet busa, marshmallow
(manisan kenyal), styrofoam,
 Buih cair (gas dalam cair): busa
sabun

Jadi, pasangan koloid yang memiliki
fasa terdispersi sama adalah nomor 1,
2, dan 5.
30. Jawaban: D
Pembahasan:
Pasangan daya yang
berikut:
No Peristiwa
sehari-hari
1. Proses cuci
darah
2. Kabut di
pegunungan
3. Pembentukan
delta di muara
sungai
4. Pemutihan
gula
5. Obat diare

tepat sebagai
Sifat koloid
dialisis
Efek tyndall
koagulasi

adsorpsi
adsorbsi

31. Jawaban: C
Pembahasan:

Ilustrasi komposisi larutan di atas menunjukkan bahwa larutan A mempunyai jumlah zat terlarut lebih sedikit
dibandingkan dengan larutan B. Berarti
konsentrasi larutan A lebih rendah daripada konsentrasi larutan B.
konsentrasi A < konsentrasi B
 Dalam kimia, konsentrasi bisa diwakili oleh jumlah mol (n), molalitas
(m), molaritas (M), normalitas (N),
atau fraksi mol zat terlarut (xz). Tekanan osmotik dirumuskan sebagai:
π MRTi
π~M
Karena MA < MB maka πA < πA

w w w .pakgurufisika.com
(salah)
 Kenaikan titik didih dirumuskan
sebagai:
∆tb = Kb m i
∆tb ~ m
Karena mA < mB, maka kenaikan titik didih larutan A lebih rendah daripada larutan B sehingga
tbA < tbB (Salah)
 Penurunan titik beku dirumuskan
sebagai:
∆tf = Kf m i
∆tf ~ m
Karena mA < mB maka penurunan
titik didih larutan A lebih rendah
daripada larutan B sehingga:
tfA > tfB (Benar)
Catatan: penurunan titik beku tinggi berarti titik bekunya rendah.
32. Jawaban: C
Pembahasan:
Kita tinjau dulu kenaikan titik didih untuk larutan nonelektrolit (i = 1).
∆t = Kb m i
,8 −
Kb x 1 x 1
Kb = 1,80
Selanjutnya kita gunakan harga Kb di
atas pada larutan elektrolit terner. Larutan elektrolit terner adalah larutan
yang dapat terion menjadi tiga partikel
(n = 3).
∆tb = Kb m i
,68 −
,8 ∙ ∙ i
4,68 = 1,80i
i = 2,6
i adalah faktor an’t Hoff yang dirumuskan sebagai:
i = 1 + (n − α
dengan n adalah jumlah partikel dan α
adalah derajat ionisasi. Sehingga diperoleh:
,6
− α
,6
α
,6 α
α ,8

Jadi, derajat ionisasi larutan elektrolit
terner tersebut adalah 0,8.
33. Jawaban: E
Pembahasan:
Diagram sel dapat berlangsung bila
memenuhi ketentuan berikut ini:

Berdasarkan ketentuan di atas, kita
urutkan harga E0 di atas dari kecil ke
besar.
Al3+ aq
e → Al s E0 − ,66 volt
2+
Zn aq
e → Zn s E0 − ,7 volt
3+
Cr aq
e → r s E0 − ,7 volt
Ag+(aq) + e → Ag s E0 = +0,80 volt
Agar lebih mudah, kita urutkan secara
mendatar.

Jadi, yang berlangsung spontan adalah:
Zn/Zn2+//Ag+/Ag
34. Jawaban: A
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi di katoda bergantung pada fase zat dan jenis kation.
Reaksi (1) dan (2) berfase larutan (mengandung air) dan kation merupakan
logam golongan IA sehingga terjadi
reduksi air.
Reaksi (1) dan (2):
2H2O e → OH− + H2
Sedangkan reaksi (3) dan (4) berfase
leburan sehingga di katoda terjadi reduksi kation (apapun jenis logamnya).
Reaksi (3): Ca2+ e → a
Reaksi (4): Cu2+ e → u
Jadi, reaksi yang sama terjadi di katoda
terdapat pada reaksi nomor 1 dan 2.
35. Jawaban: B
Pembahasan:
 Pirit (FeS2) mengandung unsur besi
(Fe) dan belerang (S). [benar]

w w w .pakgurufisika.com
 Bauksit (Al2O3.xH2O) mengandung

unsur aluminium (Al). [salah]
 Kriolit (Na3AlF6) mengandung unsur
natrium (Na), aluminium (Al), dan
fluorin (F). [benar]
 Kalkopirit (CuFeS2) mengandung
unsur tembaga (Cu), besi (Fe), dan
belerang (S).
 Hematit (Fe2O3) mengandung unsur
besi (Fe). [salah]
Jadi, pasangan data yang tepat antara
mineral dan unsurnya adalah nomor 1
dan 3.
36. Jawaban: A
Pembahasan:

Reaksi di atas adalah reaksi elektrolisis
lelehan NaCl di mana pada katoda dihasilkan endapan logam natrium. Reaksi tersebut dikenal dengan nama Sel
Downs. Kegunaan natrium di antaranya digunakan sebagai lampu penerangan. Dalam hal ini, cairan natrium
dicampurkan dengan gas neon dan
argon.
Adapun nama proses yang lain adalah
sebagai berikut:
 Wohler adalah proses pembuatan
urea dan fosfor sebagai bahan baku
pupuk.
 Tanur tinggi adalah proses pembuatan besi.
 Frasch adalah proses pembuatan
belerang sebagai bahan asam
sulfat.
 Hall Heroult adalah proses aluminium.
37. Jawaban: B
Pembahasan:
Senyawa karbon dengan rumus molekul C4H8O atau CnH2nO termasuk golo-

ngan alkanal (aldehid) atau alkanon
(keton). Berdasarkan nama IUPAC yang
disebutkan pada tabel di atas, kita dapat dengan mudah menentukan golongannya sebagai berikut:
 butanol  golongan alkanol
 2-metilpropanalgolongan alkanal
 2-metilpropanolgolongan alkanol
 metil etil eter  golongan eter
 asam butanoat  golongan asam
alkanoat
Jadi, nama IUPAC dan rumus struktur
dari C4H8O adalah 2-metilpropanol
38. Jawaban: C
Pembahasan:
Nama untuk senyawa (1) adalah:






1-metil-2-nitrobenzena
o-metilnitrobenzena
2-nitrotoluena
o-nitrotoluena
Sedangkan nama untuk senyawa (2)
adalah:

 1-metil-2,4,6-trinitrobenzena
 2,4,6-trinitrotoluena (TNT)

Jadi, sesuai dengan opsi jawaban yang
ada, nama untuk kedua struktur tersebut berturut-turut adalah o-nitrotoluena dan 2,4,6 trinitrotoluena.
39. Jawaban: A
Pembahasan:
Senyawa karbon C2H4O termasuk golongan aldehid dan keton (CnH2nO). Reaksi identifikasi di atas bertujuan untuk

w w w .pakgurufisika.com
membuktikan apakah senyawa tersebut termasuk aldehid atau keton.
Berikut ini keterangan tentang aldehid
dan keton.
 Aldehid dapat dioksidasi (direaksikan dengan KMnO4) menghasilkan
asam karboksilat sedangkan keton
tidak dapat dioksidasi.
 Aldehid dengan pereaksi Tollens
menghasilkan endapan cermin perak sedangkan keton tidak.
Berdasarkan hasil reaksi identifikasi di
atas, dapat disimpulkan bahwa senyawa karbon tersebut adalah aldehid,
tepatnya asetal dehida atau etanal.
Gugus fungsi aldehid ditunjukkan oleh
opsi A. Adapun opsi B adalah gugus
alkohol, opsi C adalah gugus eter, opsi
D adalah gugus asam karboksilat, dan
opsi E adalah gugus keton. Jadi, gugus
fungsi aldehid adalah opsi (A).
40. Jawaban: C
Pembahasan:
Karena monomernya berbeda, maka
polimer yang terbentuk pasti tidak
berawalan poli, seperti polivinilklorida
(PVC), politetrafluor-oetena (teflon),
polietena (plastik). [opsi A, B, dan D
salah]. Sedangkan protein terbentuk
monomer yang berbeda, tetapi keduanya merupakan asam amino. Ciri asam
amino adalah terdapat atom C yang
mengikat 4 gugus yang berbeda, yaitu
gugus amina −NH2), gugus karboksil
− OOH , atom hidrogen H , dan
gugus samping (R). Gugus samping
inilah yang membedakan asam amino
yang satu dengan lainnya.

Berdasarkan keterangan di atas, kedua
monomer tersebut bukanlah monomer dari protein. [opsi E salah]

Monomer pertama adalah asam heksana-dioat (asam adipat). Sedangkan
monomer kedua adalah 1.6-diaminoheksana. Kedua monomer tersebut
berpolimerisasi secara kondensasi
membentuk nilon. Jadi, polimer yang
dihasilkan oleh kedua monomer tersebut adalah nilon.