akad dalam perbankan syariah bisnis

KONSEPSI AKAD

PENGERTIAN FIQIH MUAMALAH
Fiqih Muamalah terdiri dari dua kata : (1) Fiqih, dan (2)
Muamalah.
•Fiqih secara bahasa (etimologis) al-fahmu (memahami)
•Fiqih secara istilah (terminologis) ilmu tentang hukumhukum syara' yang amaliah yang digali dari dalil-dalilnya
yang terperinci.

‫العلم بالحأكام‬
‫الشرعية العملية‬
‫المستنبطة من‬
‫أدلتها التفصيلية‬

CAKUPAN FIQIH MUAMALAH
Fiqih Muamalah mencakup segala
hukum-hukum syara’ yang berkaitan
dengan pengelolaan harta benda
(tasharruf fi al-maal).
Maka, fiqih muamalah sering disebut
juga FIQIH MUAMALAH MALIYAH.


TIDAK TERMASUK
CAKUPAN FIQIH MUAMALAH:
1.
2.
3.
4.

Hukum-hukum Ibadah, ex sholat, haji.
Hukum-hukum Uqubat (Jinayat), ex qishash.
Hukum-hukum Munakahat, ex talak, ruju.
Hukum-Hukum Siyasah, ex hukum khilafah.

MACAM MUAMALAH
DARI SEGI ADA TIDAKNYA AKAD

1. Muamalah tanpa akad

(sepihak, tanpa perlu ijab qabul)
Seperti: hawalah, dhoman, kafalah,

washiyat, hadiah dll.
2. Muamalah dengan akad
Seperti: jual beli, ijarah, syirkah, dll.

PENGERTIAN AKAD
Secara bahasa : ikatan (ar-rabthu),
pengukuhan (al-ihkam), penguatan (attaqwiyah).
‫عقد الحبلين أي ربط الواحأد بالخر‬
Aqada al-hablaini, artinya dia mengikat
yang satu dengan yg lain. (Al-Buyu’, AsSabatin, 13)

PENGERTIAN AKAD
Secara istilah syar’i :

‫ا اررتْبباط ايجاب بقبول على‬
‫وجه مشروع يظهر اثره‬
‫في محله‬
Ikatan ijab dengan kabul yang sesuai
hukum syara’ yang menimbulkan
akibat hukum pada objek akad.

(Al-Buyu’, As-Sabatin, 13)

RUKUN AKAD

1. Al-aqidani (Dua Pihak Yg Berakad)
2. Mahallul Aqad (Objek Akad)
3. Shighat Akad (Ijab Kabul)

al-’Âqidâni
 Yaitu dua pihak yang berakad.
 Harus layak melangsungkan
akad, yakni baligh dan berakal,
atau minimal mumayyiz tapi
tergantung izin dari pihak yang
bertanggungjawab atasnya.
 Secara syar’i berwenang
melangsungkan akad.
 Salah satu atau keduanya bisa
atas nama dirinya sendiri atau
mewakili pihak lain.


Mahall al-’Aqd
 Sesuatu yang menjadi obyek
akad
 Sesuatu yang di dalamnya
ditetapkan berlaku implikasi
akad dan hukum-hukumnya
 Mis, barang yang dijual dalam
akad bay’, utang yang dijamin
dalam akad kifâlah,
proyek/kegiatan bisnis untuk
mendapat keuntungan dalam
akad syirkah

SHIGHAT (IJAB & QABUL)
 Ungkapan timbal balik yang menunjukkan
kesepakatan kedua pihak
 Redaksi lafzhiyah yang mengungkapkan kehendak
kedua pihak dalam melangsungkan akad
 Harus dinyatakan secara jelas

 Ijab harus menunjukkan kepastian, karenanya
biasa menggunakan lafal lampau (mâdhi)
 Bisa dengan ucapan, tulisan, praktek yang
menunjukkan deal/kesepakatan (bi at-ta’âthâ),
dengan isyarat, dsb.
 Ijab dan qabul harus bertaut, dalam satu majelis

AKAD ADA DUA MACAM:
• Akad Yang Sah
(Memenuhi Rukun Akad)
• Akad Yang Tidak Sah
(Tidak Memenuhi Rukun Akad)

AKAD BATIL
Akad batil = akad yang cacat (melanggar)
pada rukun dan atau pada ketentuan
akadnya; yaitu cacat salah satu rukunnya,
atau cacat pada syarat yang wajib melekat
pada rukun aqad.
Akad seperti ini menjadi batal dengan

sendirinya.
Contoh : jual beli yang barangnya tidak jelas
(janin)

AKAD FASID
Akad fasid = akad yang cacat di luar rukunrukun akad.
Akad seperti ini menjadi sah (sempurna)
setelah penyebab fasad-nya
diperbaiki/dihilangkan.
Contoh : Jual beli dengan harga yang tidak
jelas.

HUKUM SYARAT DALAM AKAD
1. SYARAT YANG SAH DAN MENGIKAT:
 Syarat yang diharuskan oleh akad, mis. Syarat jaminan
terhadap cacat, syarat penyerahan upah, dsb
 Syarat untuk kemaslahatan salah satu pihak, dimana ia tidak
mau menerima akad kecuali syarat itu terpenuhi. Mis, syarat
tentang karakteristik obyek, waktu dan cara pembayaran
 Syarat bukan muqtadha al-‘aqd (ketentuan akad) dan tidak

menyalahi muqtadha al-’aqd dan bagi salah satu atau kedua
pihak terdapat maslahat di dalamnya. Mis, seseorang menjual
mobil dan mensyaratkan ia kendarai sampai tempat tertentu
baru diserahterimakan, kasus Jabir bin Abdullah.

HUKUM SYARAT DALAM AKAD
2. SYARAT YANG BATIL, SEMENTARA AKADNYA TETAP
SAH
 Yaitu syarat yang menyalahi hukum dan
muqtadha al-’aqd
 Mis, syarat agar pembeli tidak menghibahkan
barang yang dibeli.

HUKUM SYARAT DALAM AKAD
3. SYARAT YANG MEMBATALKAN AKAD :

 Syarat yang membatalkan akad sejak
asalnya. Yaitu syarat yang berupa akad
lain. Mis, saya jual barang ini dengan
syarat anda menjadi makelar saya untuk

cari pelanggan

‫ف وبب بي رعع وبل ب‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ح‬
‫ي‬
‫ل‬
‫سل ب ع‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ب‬
‫ب‬
‫ب‬
‫ي ب بي رعع‬
‫ف‬
‫ن‬
‫طا‬
‫شرر‬

‫ا‬
‫ر‬
‫ع‬

Tidak halal salaf dan jual beli dan tidak
pula dua syarat dalam satu jual beli (HR.
Nasai, Tirmidzi dan Daruquthni)

HUKUM SYARAT DALAM AKAD
3. SYARAT YANG MEMBATALKAN AKAD :

 Syarat yang dengannya tidak terakadkan akad.
Mis, syarat dalam kasus ‘aqd al-mu’allaq
(akad pengaitan). Mis, ‘saya jual tanah saya ini
jika ortu saya setuju’.
 Syarat yang tak jelas dan tak tertentu. Mis,
jual beli sesuatu dengan syarat bisa
mengembalikannya kapan saja tanpa ada
batasan waktu yang jelas.


CONTOH - CONTOH AKAD BATIL
 Akad batil karena larangan terhadap akadnya
sendiri
 Bay’ al-Munâbadzah, JB dg cara saling
melempar barang/pakaiannya
 Bay’ al-Mulâmasah, JB dg meraba/pegang
bayar, tdk ada hak khiyar/pilihan.
 Bay’ al-Hishah, JB dg melempar batu kerikil
pd barang yg ditawarkan (sighat).
 Akad kerja maksiat

CONTOH - CONTOH AKAD BATIL
 Akad batil karena larangan atas rukun akad
 Bay’ al-Malâqîh, JB hewan yg masih di perut
induknya (zat)
 Bay’ al-Madhâmîn, JB air (sperma) yg masih
berada di sulbi hewan jantan. Pembeli
(betina), penjual (jantan), anaknya milik
pembeli.
 Bay’ al-Janin, JB janin hewan (unta/domba),

majhul/tdk jelas.
 Bay’ al-Haml, JB janin

CONTOH - CONTOH AKAD BATIL
 Akad batil karena gharar (ketidakjelasan yg tetap
ada, sementara transaksi tetap berlangsung
sehingga menyebabkan perselisihan) dan
sebagainya
 Jual beli susu masih belum diperah

CONTOH - CONTOH AKAD FASAD
 Akad fasad karena kemajhulan
harga/kompensasi.
 Jual beli dengan harga yang belum jelas,
nikah maharnya tidak jelas, ijarah
upahnya tidak disebutkan.

CONTOH - CONTOH AKAD FASAD
 Akad fasad karena ketidakjelasan
waktu
 Ijarah sampai datang musim
hujan, jual beli hewan sampai
melahirkan.