manajemen dalam kegiatan organisasi bisn

Arti penting manajemen dalam kegiatan organisasi bisnis
Menurut James A.F Stoner, Manajemen diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan
organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan. Sedangkan bisnis memiliki
definisisebagai satu kegiatan yang bertujuan untuk menjual produk-produk dalam bentuk
barang maupun jasa.
Dari pengertian manajemen dan pengeritan bisnis di atas dapat simpulkan bahwa
manajemen bisnis adalah suatu kegiatan mengatur penjualan produk-produk berupa barang
atau jasa yang dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya pada pelaku usaha/bisnisnya.
Pentingnya manajemen bisnis dalam usaha karena pelaku usaha membutuhkan
pengaturan yang efekstif dan efisien untuk menjalankan usahanya. Untuk mengolah yang ada
dalam usahany harus menggunakan prinsip manajemen. jika tidak memakai prinsip
menajemen maka perjalanan usaha dalam sistem pengelolaannya tersebut tidak bisa berjalan
atau beroperasi dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen bisnis berguna untuk membantu para pelaku
bisnis dalam menjalankan bisnisnya sehingga dapat menghindari adanya resiko mendapatkan
kerugian dalam bisnis tersebut.
Pengertian manajemen
Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran menlalui pemanfaaatan sumber

daya manusia dan sumber daya lain.
Fungsi manajemen
1. Perencanaan.
Fungsi ini merupakan langkah awal daripada fungsi manajemen yang lain. Dengan
perencanaan semua kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja.
Perencanaan mempunyai beberapa bentuk yaitu:
a. Sasaran
Dalam kurun waktu tertantu perisahaan tentu mempunyai suatu sasaran atau tujuan
yang hendak dicapai.
b. Kebijakan
Hal ini merupakan petunjuk umum bagi perusahaan
c. Strategi
Merupakan program yang luas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yanitu
bagaimana perusahaan akan melaksanakannya.

d. Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang yang akan dijalankan untuk mempermudah
pelaksanaan kegiatan perusahaan.
e. Aturan
Merupakan bagian dari prosedur dan tindakan spesifik. Beberapa aturan yang sejenis

dapat dikelompokkan menjadi suatu prosedur.
f. Program
Merupakan kombinasi antara kebijakan, prosedur, aturan dan pemberian tugas yang
disertai dengan anggaran atau budget.
Perencanaan disini meliputi :
-

Menentukan jenis dan jumlah produk yang akan dibuat agar tepat dalam hal kualitas,
manfaat, dan kuantitasnya agar dapat dicapai keuntungan maksimal.
Menetapakan jumlah dana yang diperlukan untuk modal kerja maupun modal tetap.
Apakah akan dipenuhi dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (kredit).
Menentukan jumlah pekerja yang akan ditarik dan dipekerjakan dalam perusahaan.

Manfaat Perencanaan
1) Dapat memberikan arah dari arti tujuan bagi perusahaan
2) Dapat ditentukan suatu pedoman sebagai standard/ukuran untuk mengurangi
ketidakpastian serta perubahan di masa mendatang
3) Dengan perencanaan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan, sehingga akan
mempermudah pengawasan.
4) Membantu memperkirakan peluang di masa mendatang

5) Dengan perencanaan akan timbul efisiensi sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan.
Di dalam menyusun perencanaan perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
-

-

Dibuat suatu rencana yang terperinci dan realistis, sehingga pelaksanaannya mudah
dan tidak banyak penyimpangan.
Biasanya rencana sudah dibuat agar fleksibel, mudah mengkuti perubahan. Oleh
karena itu, perlu diimbangi adanya tindak lanjut apabila rencana tersebut mengalami
hambatan.
Jik aperusahaan akan membuat suatu rencana, maka perlu disesuaikan jumlah dana
yang tersedia untuk penelitian pasar, sebagai dasar perencanaan penjualan, dll.

Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan suatu rumusan proses perencanaan berjangka
panjang yang digunakan untuk menentukan dan mencapai sasaran organisasi.
Sifat – sifat perencanaan strategis :
1) Menyangkut kurun waktu yang panjang.
2) Menyangkut persoalan dasar organisasi.

3) Memberikan kerangka dasar dalam pengambilan keputusan manajerial sehari – hari.
4) Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan keputusan.
5) Pada umumnya, perencanaan strategis merupakan kegiatan manajemen puncak.

Faktor – faktor yang mempengaruhi semakin pentngnya Perencanaan Strategis :
a) Peningkatan perubahan teknologi
Adanya perubahan teknologi, membuat perusahaan – perusahaan untuk mencari
kesempatan baru secara aktif, tidak cukup hanya bertahan saja dalam persaingan.
b) Semakin rumitnya tugas manajerial
Dengan perencanaan strategis, para manajer dapat berantisipasi pada masalah –
masalah dan kesempatan - kesempatan yang akan muncul.
c) Lingkungan luar perusahaan yang semakin kompleks
Perencanaan strategis bermanfaat untuk menghadapi pengaruh lingkungan di luar
perusahaan yang semakin rumit, sehingga perusahaan akan dapat mengambil posisi
yang tepat.
d) Semakin panjangnya jangka waktu antara keputusan yang dibuat dengan dampaknya
di masa yang akan dating, sehingga memerlukan suatu perencanaan yang matang
untuk pengambilan keputusan.
Langkah – langkah penyusunan Perencanaan Strategis
-


-

-

Menentukan sasaran organisasi
Mengadakan pemahaman terhadap sasaran dan strategi yang telah ada
Melakukan analisis sumber daya :
a. Menyusun profil sumber daya
b. Menetukan syarat kunci tentang sumber daya yang diperlukan
c. Membandingkan profil sumber daya dengan syarat kunci
Mengadakan analisis lingkungan
Mengenali kesempatan dan ancaman strategis
Menentukan sejauh mana strategi yang sudah ada perlu diubah
Melakukan pengambilan keputusan strategis, yang meliputi :
a. Penyusunan alternatif strategis
b. Penilaian alternatif strategis
c. Pemilihan alternatif strategis
Pelaksanaan rencana strategis
Evaluasi penerapan rencana strategis


Hambatan – hambatan dalam perencanaan
a. Hambatan dari pihak manajer
- Takut menghadapi resiko/kegagalan
- Kurang adanya pengetahuan tentang organisasi
- Kurang memahami tentang lingkungan
- Kurang percaya bahwa organisasinya mampu mencapai sasaran
b. Hambatan dari pihak pelaksana
- Perubahan dianggap mengurangi kebebasan untuk melakukan kegiatan yang
disukai
- Perubahan tidak memberikan keuntungan langsung

Untuk mengatasi hal tersebut, manajer perlu merencanakan sasaran yang jelas,
mengumpulkan informasi yang lengkap tentang organisasi dan lingkungan. Selain itu,
manajer juga perlu mengikut sertakan bawahan dalam kegiatan perencanaan dan diberikan
informasi tentang sasaran yang akan dicapai.
Manajemen Dengan Sasaran (Management By Objectives).
Manajemen dengan sasaran (MBO) meruakan suatu program yang terdiri atas
seperangkat prosedur formal atau semi formal yang dimulai dengan penetapan sasaran –
sasaran sampai dengan peninjauan kembali hasil pelaksanaan.

-

MBO dapat digunakan untuk memperbaiki motivasi karyawan dan untuk
pengendalian.
Intisari dari sistem MBO tercetak pada kerjasama antara manajer dan karyawan dalam
penetapan sasaran – sasaran.

Di dalam sistem MBO terdapat unsur – unsur :
a.
b.
c.
d.
e.

Keterkaitan pada program
Penetapan sasaran tingkat puncak
Sasaran – sasaran individu
Peran serta dari karyawan dan manajer
Pengkajian kembali hasil pelaksanaan


Kebaikan – kebaikan MBO, yaitu :
-

Memberi kesempatan kepada individu untuk menyesuaikan tujuan – tujuan pribadinya
dengan tujuan organisasinya.
Sasaran organisasi akan dapat dicapai dalam waktu yang tepat karena manajer dpat
mebuat perencanaan dengan bantuan MBO.
Dapat meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan.
Membuat proses manajemen berjalan wajar dengan memusatkan pada pencapaian
sasaran.

Kelemahan – kelemahan MBO, yaitu :
-

Diperlukan kecakapan hubungan antar pribadi
Sering terjadi konflik antara kreativitas dan pencapaian sasaran yang ditetapkan
Sasaran yang penuh tantangan dan realistik seringkali sulit dirumuskan
Diperlukan adaptasi dan perubahan – perubahan yang mendapat dukungan dari
manajer
Seringkali terdapat pedekatan yang otoriter dan terpusat dlam pengambilan keputusan.


2. Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengoraganisaasian dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan anatar
berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan
dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Dalam suatu organisasi terdapat
huubungan informal dan hubungan formal. Hubungan informal menyangkut hubungan
manusiawi , di luar dinas atau bersifat tidak resi, sedangkan hubugan formal merupakan

bentuk hubunganyang disengaja secara resi (kedinasan). Ada tiga hubungan dasar dalam
hubungan formal yaitu :
- tanggung jawab
- wewenang
- pertanggungjawaban
langkah-langkah dalam pengorganisasian :
a. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Mengkombinasika pekerjaan anggota perusahaan dlama cara yang logis dan efisien.
d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam

satu kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Tujuan mengorganisasi
Tujuan utama adalah ntuk mempermudah dalam melaksanakn tugas, membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Kemudian untuk mempermudah
pimpinan dalam melaksanakn utgas pengawasan. Dan yang terakhir untuk memangku tugastugas yang telah dibagi-bagi itu.
Prinsip-prinsip pengorganisasian.
-

-

Pembagian kerja. ahwa tugas atau pekerjaan akan lebih efisien jika pekerjaan dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut telah terspesialisi.
Kesatuan. Prinsip ini pada dasarnya menghendaki para pekerja hanya bertanggung jawab
terhadap satu penyedia atau (supervise)
Prinsip scalar. Prinsip ini menyatakan bahwa, otoritas dan pertanggung jawaban harus
mengalir dengan baik tanpa hambatan dari level manajemen puncak sampai manajemen
lini pertama.
Rentang kendali. Merupakan batas jumlah bawahan yang dapat diawali oleh seorang

penyedia.

3. Fungsi Pengarahan
Di dalam aspek pengarahan akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbankan tenaganya secara
lebih berdaya guna untuk mencapai tujuan. Pengarahan adalah tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan
ke arah tercapainya tujuan. Oleh Karen aitu, manajer atau pimpinan dituntut untuk dapat
berkomunikasi, memberikan petunjuk/nasehat, berfikir kreatif, berinisiatif, meningkatkan
kualitas serta memberikan stimulasi kepada para karyawan. Sehingga kegiatan pengarahan
banyak menyangkut masaalh pemberian motivasi kepada para anggota organisasi,
kepemimpinan, serta pengembangan komunikasi.

4. Fungsi Pengkoordinasiaan
Dalam suatu organisasi sering terjadi tujuan masing-masing anggota organisasi yang
berbeda satu sama lain. Padahal suatu organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan
bersama. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan pendapat yang akhirnya dapat
mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil oleh manajemen. Oleh karena itu
berbagai macam pendapat perlu dipadukan supaya harmonis dalam suatu tindakan
koordinasi yang akan menuju ke suatu tujun organisasi.
Koordinasi
Adalah suatu proses pengintegrasian tujuan dan aktivitas unit-unit yang
terpisah(departemen/bidang fungsional) dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Jadi, dalam pengkoordinasian diupayakan adanya keselarasan
diantara pejabatnya.
Dalam melaksanakan fungsi koordinasi ini manajer mengusahakan agar:
- Lingkungan organisasi turut mendukung tugas itu misalnya, adanya tenaga kerja yng
kualifaid, pembagian tugas yang baik dan lain-lain.
- Penerapan prinsip-prinsip koordinasi pada setiap anggota organisasi yaitu:
a. Harus terjalin hubungan antar anggota organisasi, biak secara vertical maupun
secara horizontal.
b. Harus dipupuk prinsip kerjasama antar anggota organisasi agar diperoleh adanya
informasi timbal balik.
Dengan adanya fungsi koordinasasi maka akan diperoleh manfaat :






Terjadi efisiensi di semua bidang karena terjadi koordinasi antar bagian.
Adanya suasana kerja yang tenteram karena terjadi keseimbangan tugas dan hak
setiap anggota organisasi
Terdapat kesatuan tujuan dari masing-masing individu dalam organisasi.
Menghindarkan adanya konflik dan perebutan sumber/fasilitas dalam organisasi.
Menjamin adanya kesatuan sifat, tindakan, kebijakan dan pelaksanaan dalam
pekerjaan.

5. Fungsi Pengendalian
Fungsi terkahir dari manajemen yang harus dilaksanakan oleh manajer. Pengendalian
merupakan aktivitas untuk menemukan, mengoreksi adanya peyimpangan-penyimpangan
dari hasil yang telah dicapai.
Pada setiap tahap kegiatan perlu dilakukan pengendalian, sebab apabila terjadi
penyimpangan aka lebih cepat diadakn tindakan koresi. Proses pengendalian mencatat
perkembangan kearah tujuan pokok dan dan ssasaran serta metode pencapaiannya dalam
organisasi yang memungkinkan manajer melihat lebih awal adanya penyimpangan. Oleh
karenanya, pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan. Dalam hal ini, perencanaan
mengidentifikasikan komitmen-komitmen terhadap tindakan yang ditujukan untuk hasilhasil di masa yang akan dating.
Langkah-langkah dalam proses pengendalian:
1) Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi.

Misalkan : - beberapa target yang harus dicapai.
Beberapa jumlah produksi yang akan dicapai
2) Mengukur prestasi kerja
Pelaksanaan langkah kedua ini merupakan proses yang berkesinambungan dan
berulang-ulang yang frekuensinya tergantung pada jenis aktivitasnya. Pengukuran
prestasi kerja sedapat mungkin dilakukan dengan segera agara waktunya tidak terlalu
panjang.
3) Menentukan apakah prstasi kerja memenuhi standard
Langkah ini merupakan langkah lanjut dari kedua langkah terdahulu yaitu
membandingkan antara langkah pertam dan langkah kedua.
4) Mengambil tindakan korektif
Apabila langkah pertama dan langkah kedua telah sesuai atau tidak terjadi
penyimpangan maka manejemen perlu melakukan tindakan korektif. Tindakan ini
dapat mengadakn perubahan aktivitas organisasi atau standar kerja yang telah
ditetapkan semula.
Cara – Cara Pengendalian yang Baik.
a) Pengendalian harus mendukung sifat atau kebutuhan dari kegiatan
Untuk masing-masing kegiatan, ara pengendaliannya berbeda-beda pula, antara
organisasi kecil dan besar juga berbeda-beda pula.
b) Pengendalian harus melaporkan setiap ada penyimpangan
Apabila suatu penyimpangan ditunda atau terlambat pengatasannya maka akibat yang
terjadi kesalahan akan semakin parah sehingga semakin rumit tindakan korektif yang
harus dilakukan.
c) Pengendalian harus berorientasi jatuh kedepan
Untuk mengetahui yang akan datang, maka manajemen perlu membuat perkiraan atau
ramalan situasi yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan organisasi.
d) Pengendalian harus akurat dan obyektif
Manusia dalam melakukan pengendalian sering bertindak subyektif atau keputusan
yang diambil dipengaruhi oleh reaksi pribadi. Oleh karena itu, agar pengendalian
yang dilakukan itu obyektif maka diperlukan suatu ukuran sebagai pedoaman
pelaksanaanya.
e) Pemgendalian harus fleksibel
Di dalam melaksanakan pengendalian, perlu alternatif - alternatif rencana untuk
situasi yang memungkinkan.
f) Pengendalian harus serasi dengan pola organisasi
Apabila salah satu bagian membuat suatu kekeliruan, maka hal itu harus diatasi
bersama – sama dengan kegiatan lain yang merupakan suatu satu kesatuan organisasi.
g) Pengendalian harus ekonomis
Perlu diingat bahwa pengendalian alat untuk mencapai tujuan, sehingga biaya-biaya
pengendalian perlu diusahakan seminimal mungkin.

h) Pengendalian harus mudah dimengerti
Cara – cara pengendalian harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki
oleh pelaksana pengendalian itu, sehingga akan mudah dimengerti.
i) Pengendalian harus diikuti dengan tindakan koreksi
Cara pengendalian yang baik harus dapat menunjukkan letak penyimpangan yang
terjadi, siapa yang harus bertanggung jawab serta alternatif tindakan koreksi manakah
yang akan digunakan.
Pengendalian dapat dilakukan pada bidang :
a) Produksi
Di bidang ini pengendalian dimulai saat menerima pesanan dari pembeli; kemudian
melakukan pembelian bahan sampai produk selesai dibuat. Hal ini meliputi
pengendalian persediaan barang dan pengendaliian kualitas dan kuantuntas produk.
b) Pemasaran
Tugas bagian pemasaran pda suatu perusahaan mulai tersa saat produk akan dikirim
ke pasar atau konsumen. Oleh karena itu, biasanya pengendalian pemasaran juga
dimulai dari sini. Tetapi ada kalanya bagi perusahaan yang cukup besar, sebelumnya
sudah dimulai dengan riset dan mengumpulkan informasi pasar.
c) Keuangan
Bidang keuangan harus ditangani denagn cepat dan tepat, pengelolaan dan
pengendalian yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam
kesulitan keuangan. Beberapa analisis keuangan dapat digunakan dalam pengendalian
ini. Antara lain analiais pulang pokok atau BEP, analisis – analisis rasio, analisis
returm on investment atau ROI, dan pembuatan suatu anggaran atau budget yang
kesemuanya itu bertujuan agar perusahaan akan menekankan biaya-biayanya.
d) Persoanalia
Pengendalian untuk pekerja ini semakin terasa kompleks dibanding dengan
pengendalian untuk bagian lain, sebab kondisi semakin lama tenaga kerja akan
semakin maju sehingga pengendaliannya pu memerlukan perhatian tersendiri.
Contohnya pengendalian tingkat absensi, penggunaan watu kerja, ha linin
berhubungan dengan pemberian uah atau kompensasi. Dalam hal ini, dapat digunakan
network atau jaringan kerja atau PERT (Program Evaluation and Review Technique).
Karakteristik Sistem Pengendalian Yang Efektif.
1) Akurat. maksudnya setiap data dari sistem pengendalian harus akurat sebab jika tidak
maka akan mengakibatkan organisasi tidak tepat dalam mengambil keputusan untuk
mengoreksi suatu penyimpangan.
2) Tepat waktu. Yaitu informasi segera dikumpulkan, diarahkan dan segera pula
dievaluasi. Jika hendak diambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk perbaikan.
3) Obyektif dan komprehensif. Disini informasi dalam sistem pengendalian harus
dapat dipahami dan dianggap obyektif oleh individu yang menggunakannya.

4) Diputuskan pada titik pengendalian strategis. Sistem pengendalian sebaiknya
dipusatkan pada daerah yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan
dari standard.
5) Ekonomis. Maksudnya biaya untuk implementasi sitem pengendalian sebaiknya lebih
kecil dari keuntungan yang diperoleh dari sistem itu.
6) Fleksibel. Yaitu untuk semua organisasi sistem pengendalian itu harus fleksibel,
sehingga organisasi akan lebih mudah bertindak untuk mengatasi perubahan yang
kurang menguntungkan atau memanfaatkan kesempatan – kesempatan baru.
7) Dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi. Idealnya adalah jika sistem
pengendalian itu dapat meghasilakn prestasi kerja yang tinggi diantara para anggota
organisasi dengan membangkitkan perasaan bahwa, mereka memiliki otonomi,
tanggung jawab dan kesempatan untuk mencapai kemajuan.
8) Dapat dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi. Hal ini disebabkan
oleh: a) setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan seluruh operasi. b) informasi pengendalian harus sampai kepada smeua
orang yang perlu menerimanya.
Pentingnya Pengendalian.
Terdapat beberapa alasan akan pentingnya pengendalian di dalam setiap organisasi:
1. Adanya perubahan di lingkungan organisasi.
Hal itu menyebabkan fungsi pengendalian harus dilaksanakan agara dampak dari
perubahan – perubahan tersebut segera dapat dideteksi sehingg manajemen akan
menghadapi tantangan maupun memnafaatkan adanya peluang yang disebabkan oleh
perubahaan itu. Misalkan perubahaan teknologi, adanya pesaing- pesaing baru yang
muncul.
2. Organisasi semakin kompleks.
Pada umumnya, organisasi pada masa sekarang ini cenderung bercorak desentralisasi,
maka kegiatan perusahaan menjadi terpisah –pisah secara geografis dan pula menjadi
lebih luas dan kompleks. Demikian juga jika dipakai oleh banyak penyalur dalam
penjualanan produk, maka untuk menjaga profitabilitas, perlu sistem pengendalian
yang lebih teliti.
3. Timbulnya kesalahn – kesalahn dalam bekerja.
Untuk mendeteksi kesalahan yang akan diperbuat oleh pelapor organisasi, maka
digunakan fungsi pengendalian. Semakin jarang pekerja melakukan kesalahan dalam
bekerja, semakin sederhana manajemen menjalankan fungsi pengendalian.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.
Mengimplementasikan sistem pengendalian, hendaknya merupakan cara yang tepat
untuk memeriksa pelaksanaan tugas – tugas pekerja yang didelegasikan dari atasan
masing – masing. Namun demikian, manajer harus dapat menjaga keseimbangan

antara pengendalian dengan kebebasan pribadi dan pekerja supaya tidak mematikan
kreatifitas.
Jenis – Jenis Pengendalian
a) Pengendalian pengemudi (Steering Control) atau disebut Pengendalian Umpan
Maju (Feed Forward Controls).
Pengendalian ini dirancang untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari tujuan yang
telah ditetapkan dan memperbolehkan mengambil tindakan koreksi sebelum kegiatan
selesai dikerjakan.
b) Pengendalian Skrening (Screening Controls) atau disebut Pengendalian Ya atau
Tidak (Yes Or no Controls). Merupakan proses yang terlebih dahulu menyetujui
aspek terlebih dahulu dari suatu aspek prosedur atau syarat tertentu harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kegiatan – kegiatan dapat dilanjutkan. Sehingga segi
keamanan merupakan faktor kunci atau bahkan dapat memberikan pengamanan yang
extra kepada manajer.
c) Pengendalian Purna Karya (Post Action Controls) atau Pengendalian Umpan

Balik ( Feedback Controls). Penegndalian ini mengukur hasil – hasil dari suatu
kegiatan yang telah diselasaikan. Penyebab dari penyimpangan dari rencana atau
standar yang ditentukan dan penemuan – penemuan diterapkan untuk kegiatan serupa
diwaktu mendatang. Pengendalian ini bersifat historis dan pengukuran dilakukan
sesudah kegiatan terjadi.