Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP
Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP pada Usaha Kecil
Menengah
Moni Yunitasari
Universitas Telkom, Bandung, Indonesia
Moni.yunitasari@gmail.com
ABSTRAK
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu paket aplikasi perangkat lunak (software) yang terintegrasi
untuk digunakan secara luas di organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya literatur tentang
implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan
meneliti bagaimana pengimplementasian, pengalaman pemakaian sistem ERP, dan dampaknya terhadap
pengguna dan perusahaan. Evaluasi kesuksesan sistem ERP dilakukan berdasarkan analisis dari berbagai
sumber mengenai kesusksesan sistem informasi ERP pada UKM yang ada di di Indonesia. Faktor-faktor
kesuksesan dalam pengimplementasian ERP yang ditemukan diantaranya adalah Business Process
Reengineering (BPR) yang berjalan dengan lancar, kostumisasi yang sedikit, dan komitmen manajemen
tingkat atas yang tinggi.
Kata kunci: Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Evaluasi Sistem Informasi.
1. Pendahuluan
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah
suatu paket aplikasi perangkat lunak yang
terintegrasi untuk digunakan secara luas di
organisasi. Sistem (ERP) secara keseluruhan
merupakan paket sistem yang terintegrasi
penuh
dan
mendukung
otomatisasi
di
seluruhproses bisnis standar yang ada dalam
organisasi. Verville et al. (2005) dan
Pricewaterhouse
Coopers
(1999)
menggambarkan sistem ERP sebagai paket
sistem inforrnasi yang mengintegrasikan
proses informasi dan berbasis informasi
dalam dan diluar wilayah fungsional pada
suatu organisasi atau suatu set modul yang
menghubungkan operasi back office dan
seperti
umumnya
UKM
di
negara
berkembang tingkat produktivitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan sektor Usaha
Besar (UB). Salah satu faktor penyebab
rendahnya
produktivitas
ini
adalah
keterbatasan penguasaan teknologi, seperti
teknologi mesin dan komputerisasi dalam
perusahaan (Busnetty dan Tambunan, 2011).
ERP adalah salah satu perangkat TIK yang
handal, terdiri dari kumpulan modul–modul,
seperti
manufaktur,
manajemen
keuangan,
material,
penjualan,
HRD,
dan
distribusi yang terhubung ke dalam database
bersama. Melalui integrasi cross function ini
perusahaan bisa meningkatkan produktivitas
dan pelayanannya pada pelanggan (Yajiong
front office dalam proses bisnis.
Xue et al. 2005) Survey oleh OECD
Menurut Tambunan (2011), salah satu
karakteristik
dari
Menengah (UKM)
Usaha
Kecil
dan
di Indonesia adalah
menunjukkan tingkat adopsi TIK oleh UKM
masih rendah dibandingkan UB (OECD,
1993).
Survei untuk melihat tingkat adopsi TIK
Banyak perusahaan sektor UB di Indonesia
pada UKM di Indonesia juga dilakukan oleh
yang sudah mengimplementasikan ERP.
Wahid dan Izwari (2007) dengan hasilnya
Beberapa peneliti telah mengevaluasi sistem
adalah dari 146 UKM yang disurvei di
ERP di perusahaan-perusahaan sektor UB
Yogyakarta hanya 51 UKM yang memiliki
tersebut,
sistem informasi dan sistem informasi yang
Gondodirjo (2008) yang melakukan studi
diadopsi masih pada tataran operasional.
untuk
Belum ditemukan UKM yang menggunakan
(adopsi) pengguna sistem ERP SAP di PT.
sistem informasi strategis seperti ERP.
Telkom
Menurut Muscatello et al. (2003), banyak
melakukan studi melihat penerimaan JD.
pelaku
segera
Edward Enterprise One di PT. Chevron
menggunakan ERP karena banyak kasus
Indonesia, Yulianti dan Handayani (2011)
gagal
yang melakukan studi mengenai faktor-
UKM
parsial
yang
tidak
implementasi
ERP
pada
diantaranya
mempelajari
Indonesia,
yang
Govindaraju
proses
Sari
dan
penerimaan
(2008)
mempengaruhi
yang
perusahaan besar, kurangnya sumber daya
faktor
penerimaan
keuangan, dan kemampuan staf TIK yang
pengguna dalam menggunakan sistem ERP
rendah di UKM.
pada sebuah perusahaan telekomunikasi, dan
Minartiningtyas
(2011)
yang
berusaha
sistem ERP dimana pada tahap ini dilakukan
faktor-faktor
yang
evaluasi dampak sistem ERP pada individu
mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP
dan organisasi. Hasil akhir evaluasi adalah
SAP R/3 di PT. PLN Distribusi Bali.
luaran dari implementasi ERP di UKM ini
Sementara itu, penelitian sistem ERP di
sukses atau gagal beserta faktor-faktor yang
sektor UKM di Indonesia masih sangat
mempengaruhinya.
menemukan
terbatas dan penelitian masih terbatas pada
tahap perencanaan dan analisis saja. Cahyadi
(2006) menganalisa kelayakan implementasi
Sistem ERP pada UKM berdasarkan 5
dimensi karakter UKM, yaitu manajemen,
Formalisasi, sistem informasi, perencanaan
strategis,
dan
manajemen
operasi.
2. Implementasi ERP
Banyak penelitian yang fokus pada faktorfaktor
sukses
implementasi
ERP
(Al-
Mashari dan Al- Mudimigh, 2003; Ngai et
al., 2008; Upadhyay et al., 2011). Mayoritas
dari
studi-studi
tentang
faktor
sukses
implementasi ERP menekankan tentang
Handayani (2010)
pentingnya
dukungan
menyusun roadmap penelitian ERP untuk
manajemen
tingkat
UKM dan Aisyah (2011) melakukan studi
Business Process Re-engineering (BPR)
melihat
efektifitas
meningkatkan
sistem
proses
ERP
untuk
sangat
di
UKM.
peningkatan
bisnis
penting
dan
atas.
untuk
kinerja.
komitmen
Selanjutnya
mendapatkan
Kelemahan
pada
Sepanjang pengetahuan kami, belum ada
pengukuran kinerja merupakan salah satu
studi tentang implementasi ERP pada UKM.
penyebab gagalnya sistem ERP (Yusuf,
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
2004).
memperkaya literatur tentang implementasi
Menurut Hammer dan Champy (1993), BPR
sistem
adalah
ERP
mengevaluasi
pada
UKM
sistem
diimplementasikan
ERP
UKM.
telah
aktivitas
perusahaan dalam
yang
memfokuskan
mengidentifikasi
dan
Tujuan
meningkatkan efisiensi pada kegiatan yang
penelitan ini dijabarkan menjadi tiga bagian
penting, merestukturisasi kegiatankegiatan
berdasarkan
Sistem
yang tidak bernilai dan mengeleminasi
Informasi Delone dan McLean (1992).
proses-proses yang tidak efisien. Banyak
Pertama, proses pembuatan sistem ERP
peneliti yang menemukan korelasi antara
mulai dari pembuatan blue print sampai
perhatian pada peningkatan business process
sistem go live dimana pada tahap ini
dengan
dilakukan evaluasi kualitas sistem informasi,
(Carton & Adam 2003; Beheshti; Beheshti,
kualitas informasi yang dihasilkan, dan
2010 dan Dantes, 2012).
Model
di
yang
dengan
Kesuksesan
kemungkinan
suksesnya
ERP
kualitas layanan oleh unit pendukung.
Kedua, pengalaman pemakaian sistem ERP
pada UKM dimana pada tahap ini dilakukan
evaluasi terhadap penggunaan dan kepuasan
pengguna. Ketiga, dampak dari penggunaan
Demikian juga pada UKM, beberapa peneliti
di luar Indonesia berusaha mengetahui
korelasi peningkatan proses bisnis dengan
kemungkinan
suksesnya
sistem
ERP
(Muscatello et al., 2003; Quiescenti et al.,
2006;Olson and Staley, 2011; dan Zach et
3. Evaluasi Kesuksesan Implementasi
Sistem Informasi
al., 2012 ). Sedangkan Koh dan Loh (2004)
menyatakan faktor kritis sukses pada tahap
Banyak
proyek di UKM adalah BPR dan kostumisasi
mengevaluasi sistem informasi yang mereka
yang minimal. Selain BPR, keseragaman
gunakan
sistem informasi merupakan faktor kunci
terhadap nilai aktual investasi mereka di
sukses ERP (Rajagopal, 2002). Bila sistem
bidang ini (Lubbe dan Remenyi 1999; Skok
informasi lama yang terpasang terdiri dari
et al. 2001). Meningkatnya minat dalam
platform teknologi yang berbeda, perubahan
mengevaluasi
teknis yang dibutuhkan saat implementasi
disebabkan
akan tinggi dan resiko kegagalan juga
investasi organisasi pada sistem informasi
menjadi tinggi. Malhotra and Temponi
(Fitzgerald, 1998). Love & Irani (2004)
(2009) mengidentifikasi keputusan penting
dalam studinya pada pelaku UKM bidang
ketika mengimplementasikan ERP pada
kontruksi di Australia menemukan alasan
UKM adalah struktur tim proyek, strategi
pelaku UKM melakukan evaluasi sistem
implementasi,
konversi
informasi sebagai kontrol dan pembelajaran.
Kerena implementasi ERP mengintegrasikan
4. Model Kesuksesan Sistem Informasi
DeLone dan McLean
informasi, proses berbasis informasi, dan
DeLone dan McLean (1992) melakukan
seluruh area fungsional di organisasi, maka
studi literatur secara mendalam tentang
dukungan dari semua bagian fungsional
kesuksesan sistem informasi. Keduanya
organisasi dalam proses implementasi ini
menemukan
sangat penting (Ang et al., 1995; Zhang et
informasi dapat direpresentasikan oleh
al., 2003). Setiap orang dan departemen
beberapa
dan
strategi
database.
organisasi
karena
yang
adanya
sistem
oleh
ketidakpastian
informasi
adanya
bahwa
tertarik
juga
peningkatan
kesuksesan
karakteristik.
sistem
Pertama,
karakteristik kualitas dari sistem informasi
bertanggung jawab terhadap sistem secara
keseluruhan
berbagai
dan
pengguna
departemen
kunci
dari
dipastikan
berkomitmen pada proyek implementasi.
Program
pelatihan
sangat
vital
dalam
mencapai suksesnya implementasi ERP.
Titik kritisnya adalah pelatihan pertama
harus fokus pada proses yang terhubung
pada sistem ERP, kemudian mengajarkan
fitur dan fungsi sistem ERP. Hasil penelitian
Esteves (2013) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan lokasi berdampak pada
relevansi pelatihan best practice sistem ERP.
(system quality). Kedua, kualitas output dari
sistem
informasi
(information
quality).
Ketiga, konsumsi terhadap output (use).
Keempat, respon atau kepuasan pengguna
terhadap
sistem
satisfaction).
informasi
Kelima,
informasi
pengaruh
(user
sistem
terhadap kebiasaan pengguna
(individual impact). Keenam, pengaruhnya
terhadap kinerja organisasi (organisasional
impact). Model ini dikenal sebagai “Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan
McLean.”
variabel, tetapi juga dapat digunakan untuk
Setelah satu dekade, DeLone dan McLean
penelitian
melakukan revisi modelnya menjadi “Model
dengan
Update
Informasi
pembuatan, fase pengalaman pemakaian,
DeLone dan McLean (2003).” Pada model
dan fase dampak dari penggunaan sistem
yang
informasi.
Kesuksesan
baru,
Sistem
DeLone
dan
McLean
menambahkan dimensi kualitas layanan
(service quality). Selain itu, DeLone dan
McLean juga menggabungkan dua dimensi,
yakni pengaruh individu dan pengaruh
organisasi menjadi
dimensi
keuntungan
bersih (net benefit) (Gambar 1).
berorientasi
urutan
studi
penelitian
kualitatif,
pada
fase
4.1. Fase Pembuatan
Pada fase ini sistem informasi dibuat dengan
berbagai
fitur.
menunjukkan
Fitur-fitur
berbagai
tingkat
tersebut
kualitas
sistem dan informasi (DeLone & McLean
1992; 2003). Sistem ERP adalah paket
software dengan berbagai fitur berupa best
practices yang tersedia pada masing-masing
modul. Pada fase pembuatan ini ada tiga
langkah yang dilakukan, pertama proses
Gambar 1. Model Update Kesuksesan Sistem
bisnis diintegrasikan ke dalam sistem ERP
Informasi (DeLone & McLean, 2003)
tanpa ada perubahan pada sistem ERP, kedua
Model ini dibangun dari tiga komponen,
proses bisnis di-reengeneering sesuai dengan
yaitu pembuatan sistem, pemakaian sistem,
best practices yang disediakan oleh paket
dan dampak dari pemakaian sistem (Delone
ERP, dan ketiga, fitur pada paket ERP
dan McLean 2003). Komponen-komponen
dikostumisasi sesuai dengan proses bisnis
tersebut disusun dengan urutan pengukuran
organisasi
sebagai berikut. Pertama, sistem informasi
dimodelkan. Menurut Babu dan Dalal
dibuat dan diukur kualitasnya dengan tiga
(2006), proses kostumisasi yang berlebihan
dimensi kualitas, yaitu kualitas informasi,
akan mengakibatkan proses upgrade paket
kualitas sistem, dan kualitas layanan. Kedua,
ERP akan menjadi sulit karena semua
sistem informasi dipakai dan pengalaman
kostumisasi harus dilakukan lagi pada versi
pemakaiannya
ERP terbaru.
ini
diukur
dengan
dua
yang
telah
dipetakan
dan
dimensi yaitu, dimensi penggunaan dan
dimensi
kepuasan
pengguna.
Ketiga,
Pembuatan
sistem
ERP
untuk
satu
dampak dari pemakaian yang diukur dengan
perusahaan adalah proses mengintegrasikan
dua dimensi, yaitu individual impact dan
proses
organizational impact (net benefit).
arsitektur sistem ERP. Transisi yang baik
bisnis
di
perusahaan
dengan
Model
membutuhkan proses bisnis pada perusahaan
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan
yang berkorelasi dengan proses pada sistem
McLean tidak hanya dapat digunakan untuk
ERP
penelitan dengan pendekatan pengukuran
Mengintegrasikan seluruh bagian dan proses
Dengan
konstruksi
di
atas,
(Beheshti
dan
Beheshti,
2010).
bisnis ke dalam sistem ERP mengakibatkan
sistem memberikan informasi (Bailey dan
terjadinya perubahan-perubahan prosedur
Pearson, 1983).
dalam organisasi. Hasil penelitian Muscello
et al.(2003) menunjukkan bahwa mengelola
integrasi strategis antara manufaktur dan
pemasaran mendatangkan kesuksesan pada
UKM, sejalan dengan tujuan dan fungsi
sistem ERP.
4.1.2. Kualitas Sistem
Kualitas sistem dapat dijelaskan sebagai
performa
(Bharati
menyeluruh
dan
implementasi
sistem
Chaudury,
sistem
informasi
2004).
ERP
Pada
untuk
mendapatkan performa yang baik perlu
4.1.1. Kualitas informasi
mengacu pada karakteristik informasi yang
dukungan infrastruktur TIK yang memadai
ingin dihasilkan oleh suatu sistem informasi.
ERP berarti menambahan struktur file yang
Saat mengukur kepuasan pengguna akhir,
baru, fungsi modul yang baru, dan penulisan
kualitas informasi seringkali menjadi salah
laporan yang baru. Meningkatkan Software
satu variabel pokok, sehingga seringkali
berarti memasang sistem operasi baru dan
dianggap
database baru. Upgrade hardware berarti
sebagai
sebuah
komponen
(Huang dan Palvia, 2001). Implementasi
kepuasan pengguna (Petter
melakukan
et al. 2008). Kualitas informasi berkaitan
meningkatkan kemampuan jaringan sebagai
erat dengan keakuratan data untuk diproses.
pendukung sistem ERP. Hardware dan
Input data yang tidak akurat ke dalam satu
software yang dipilih harus cocok dengan
modul akan berdampak buruk terhadap
kebutuhan organisasi (Zhang et a., 2003).
fungsi modul lainnya (Zhang et al, 2003).
Sistem yang tidak handal dan respon yang
Dalam penelitianya Kumar et al. (2010)
lambat merupakan faktor penyebab gagal
menyatakan data yang benar dan memadai
parsialnya
merupakan prioritas tertinggi faktor yang
(Hawari dan Heeks, 2010).
mempengeruhi
implementasi
penambahan
implementasi
server
sistem
dan
ERP
ERP.
Ketepatan waktu, merefleksikan seberapa
Bila semua perubahan teknologi (hardware
cepatnya pengguna mendapatkan informasi,
dan software) dibutuhkan, manajemen harus
apakah informasinya relavan atau terkini
bisa menjamin staf TIK dapat mejalankan
(Bailey dan Person, 1983). Mengenai format
sistem ERP dengan efektif. Konsekuensi dari
output menurut Bailey dan Pearson (1983)
kurangnya training teknis akan membawa
merupakan bagian penting dari kualitas
kegagalan
informasi karena memberikan wawasan
(Evangelista,1998). Kemudahan penggunaan
yang tergantung pada bagus tidaknya serta
dan
dengan cara yang menarik atau tidaknya
dijelaskan sebagai tingkatan mempelajari
suatu informasi dipresentasikan. Demikian
dan menggunakan sistem, ini merupakan
juga
bagian penting dari kualitas sistem karena
dengan
kelengkapan
informasi,
memperlihatkan seberapa komprehensifnya
usaha
dari
kemudahan
dapat
dilihat
sistem
ERP
pembelajaran
dengan
dapat
sedikitnya
sumber
daya
yang
dapat
dialokasikan
(Davis, 1989; Rivard et al. 1997).
Li (1997) menyatakan pengujian kualitas
layanan
harus
pengembangan
mengikutsertakan
pengetahuan
sistem
4.1.3. Kualitas Layanan
pengguna yang terdiri dari dua komponen,
Kualitas layanan merupakan keseluruhan
yaitu pertama, memahami sistem yang
dukungan yang ditawarkan bagian TIK dan
berhubungan dengan tingkat pemahaman
penyedia layanan kepada para pengguna,
(understanding)
memastikan
pengguna,
sistem
dapat
diaplikasikan
sistem
kedua,
diantara
tingkatan
para
pelatihan
dengan baik secara internal maupun external
(training) yang diberikan kepada para
(Delone McLean, 2003; Petter et al. 2008).
pengguna yang merefleksikan jumlah latihan
Menurut Petter et al. (2008), terdapat empat
yang mereka peroleh sehingga dapat diukur
komponen utama terkait dengan kualitas
tingkat
layanan,
menggunakan sistem informasi (Bailey dan
yaitu
(responsiveness),
kecepatan
jaminan
kepercayaan/reliabilitas
tanggap
(assurance),
(reliability),
dan
pengetahuan
mereka
ketika
Pearson, 1983; Ives et al. 1983; Li, 1997).
4.2. Fase Pengalaman Pemakaian
empati (empathy).
Pada fase ini, manajer dan pengguna
Kecepatan tanggap, berhubungan dengan
merasakan fitur yang telah dibuat pada fase
kesediaan dukungan unit pendukung untuk
pembuatan (Delone dan McLean 2003). Dari
membantu para pengguna jika mereka
pengalaman ini diketahui mereka puas atau
membutuhkan
pelayanan
tidak dengan sistem dan informasi yang
menghiraukan
kesibukan
cepat
yang
tanpa
sedang
dihasilkan.
dijalani (Jiang et al. 2002). Sedangkan
Hasil dari implementasi ERP tergantung
jaminan, merefleksikan bagaimana para
pada bagaimana karyawan menggunakan
pengguna memperoleh pengetahuan dari
sistem ERP (Pozzebon, 2000). Bagaimana
para personil unit pendukung. Pengetahuan
menstimulasi karyawan untuk menggunakan
komputer para pengguna dan keterampilan
sistem ERP secara efektif merupakan isu
TIK Internal berkaitan dengan keberhasilan
penting pada organisasi (Doll, Deng &
adopsi sistem ERP pada organisasi (Ifenedo,
Scazzero, 2003). Keengganan dikalangan
2011).
karyawan untuk menggunakan sistem ERP
Kepercayaan
jika
yang baru diimplementasikan adalah salah
pengguna memperoleh dukungan unit yang
satu alasan yang paling sering dikutip
dapat diandalkan dan berkomitmen (Pitt et
sebagai penyebab kegagalan ERP (Contoh,
al. 1995; Jiang et al. 2002). Empati juga
Barker
merupakan bagian penting dari layanan
Vessey,2002). Menurut DeLone d McLean
karena merefleksikan dukungan unit yang
(2003),
memberikan
pendekatan
mandatory pada tahap pertama, setelah
pemahaman
beberapa lama penggunaan sistem bisa saja
kebutuhan para pengguna (Jiang et al. 2002).
menjadi voluntary. Selanjutnya tergantung
personal
mengindikasikan
perhatian
serta
dan
memiliki
&
Frolick,
penggunaan
2003;
sistem
Scott
bisa
&
saja
dari penilaian manajemen tingkat atas.
Manajemen bisa saja tidak melanjutkan
4.3. Fase Dampak Dari Pemakaian
penggunaan sistem bila tidak menghasilkan
Pemakaian produk sistem informasi ini
keuntungan seperti yang diinginkan.
berdampak atau berpengaruh pada pengguna
4.2.1. Penggunaan
Penggunaan (use) sistem informasi telah
individu
dalam
melakukan
pekerjaan
mereka. Dampak individu ini secara kolektif
ditetapkan sebagai salah satu dimensi yang
menghasilkan dampak atau pengaruh pada
paling sering digunakan untuk menguji
organisasi (Delone dan McLean, 2003). Pada
kesuksesan sistem informasi. Dimensinya
Model
bersifat sangat kompleks karena terdapat
DeLone & McLean, dampak individu dan
beragam aspek di dalamnya yang dapat
dampak
diukur dari berbagai perspektif (Delone &
keuntungan bersih (net benefit), karena
McLean, 1992; Delone McLean, 2003). Rai
adanya
et al. (2002) mengajukan cara menguji
informasi ke pengguna tingkat menengah.
penggunaan
Manfaat
dengan
mengukur
tingkat
Update
Kesuksesan
organisasi
digantikan
pergeseran
dari
Informasi
dengan
pengguna
pengukuran
peningkatan
ketergantungan para pengguna pada sistem
produktivitas
informasi
produktivitas diuji dari dua perspektif, yaitu
dalam
melakukan
pekerjaan
didapatkan
sistem
efisiensi
&
melihat
seorang pengguna individu atau unit usaha
ketergantungan ini dari berapa banyak waktu
dan kinerja (efektivitas) yang berkaitan
yang digunakan pengguna bekerja dengan
dengan pengguna akhir atau kepuasan
sistem.
pelanggan (Baheshti dan Baheshti, 2010).
(2005)
4.2.2. Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna (user satisfaction) dapat
dideskripsikan
seseorang
sebagai
terhadap
iktisar
perilaku
faktor-faktor
yang
(output/input)
saat
sehari-hari. Dalam penelitiannya Almutairi
Subramanian
operasional
pada
4.3.1. Net Benefit
Torkzadeh dan Doll
beberapa
(1999),
kemungkinan
dari
membagi
keuntungan
mempengaruhi situasi tertentu (Beiley dan
penggunaan sistem informasi ke dalam
Pearson, 1983; Raymond, 1990). Dalam
empat
model kesuksesan Sistem Informasi DeLone
produktivitas, inovasi, kontrol manajemen,
dan McLean, kepuasan para pengguna
dan kepuasan pelanggan. Produktivitas kerja
mengacu
diberikan
dapat diukur dari banyaknya tugas yang
pengguna (DeLone and McLean 1992).
dapat diselesaikan dan lamanya waktu
Dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
Subramanian (2005) menanyakan seberapa
Inovasi
dapat
efektif dan efisien sistem informasi bagi
bagaimana
pengguna dan apakah pengguna puas dengan
pekerja mencoba ide-ide inovatif (Almutairi
sistem yang mereka gunakan.
& Subramanian, 2005). Kepuasan pelanggan
pada
respon
penelitiannya
yang
Almutairi
dan
kategori
tugas
yang
sistem
berbeda,
pengguna.
diketahui
informasi
yaitu
dari
membantu
dapat diketahui dari kemampuan sistem
informasi membantu kebutuhan pelanggan,
meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
membentuk
pelayanan kepada pelanggan. Dengan sistem
implementasi ERP di China dengan hasil
ERP, kepuasan pelanggan ini dapat dicapai
penelitian yang menyatakan kesuksesan ERP
karena informasi dirilis lebih cepat (Baheshti
ditentukan
dan Baheshti, 2010). Kontrol manajemen
environment,
user
environment, system
berhubungan
environment,
dan
vendor
dengan
bagaimana
sistem
framework
oleh
faktor
kesuksesan
organization
environment.
informasi membantu manejemen mengontrol
Hawari and Heeks (2010) menggunakan
proses kerja, mengontrol performa, dan
model ini untuk
meningkatkan proses kontrol manajemen itu
mengetahui luaran dari implementasi ERP di
sendiri (Almutairi & Subramanian, 2005).
sebuah perusahaan di Yordania. Penelitian
ini menghasilkan beberapa faktor yang
menyebabkan
implementasi
ERP
gagal
parsial, yaitu sistem yang tidak handal
dengan waktu respon yang lambat dan tidak
adanya dorongan kepada pengguna untuk
berperan dan berpartisipasi dalam proses
implementasi.
Kekurangan
dari
model
ringkas DeLone dan McLean ini adalah
tidak memrepresentasikan ukuran yang tepat
pada masing-masing dimensi kesuksesan
(Wu dan Wang 2006). Kekurangan lainnya
Gambar 2. Rancangan Penelitian
adalah tidak terdapat pengukuran komponen
keuangan dalam model ini (Stockdale et al.
4.4. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah menggunakan Model
2008).
Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan
Pengaruh Business Process Reengineering
McLean,
Terhadap
diantaranya
penelitian
yang
Keberhasilan
Implementasi
dilakukan oleh Lovquist dan Sara (2011)
ERP
untuk melihat peran sistem administrator
Business Process Reengineering (BPR) atau
terhadap kesuksesan sistem informasi di
rekayasa ulang proses bisnis digambarkan
sektor publik di Swedia. Menurut Lovquist
oleh Hammer & Champy (1993) sebagai
dan Sara (2011) sistem administrator dapat
pemikiran kembali dan pendesainan ulang
berperan dalam dimensi kualitas secara
proses bisnis untuk meningkatkan kinerja
langsung dan tidak langsung tergantung dari
perusahaan
struktur unit pendukung. Sedangkan untuk
kecepatan dan layanan. BPR menggabung-
penelitan implementasi ERP, Zhang, et al.
kan strategi untuk mempromosikan inovasi
(2005) menggabungkan Ives Hamilton and
bisnis dengan strategi untuk melakukan
Davis's IS research model dan model
perbaikan besar atas proses bisnis agar
kesuksesan SI DeLone dan McLean untuk
perusahaan
dalam
dapat
hal
biaya,
menjadi
kualitas,
jauh
lebih
kuatserta
menjadi
pesaing
yang
lebih
rangka
meningkatkan
keunggulan
berhasil dalam pasar. Perusahaan perlu
kompetitif, UKM membutuhkan sumber
menetapkan sasaran dan tujuannya yang
daya yang efektif dan efisien. Aplikasi ERP
baru. Visi organisasi dan peranan struktur
dapat menjadi salah satu solusi dalam
dari sistem baru harus dikomunikasikan
meningkatkan performa UKM.
kepada seluruh karyawan. Kebijakan harus
Peta sistematis terkait riset ERP diperlukan
ditetap-kan oleh manajemen puncak untuk
untuk menyediakan layanan konsultasi dan
menetapkan sistem baru di perusahaan
aplikasi
(Roberts
Teknologi
Beberapa topik riset dapat dilakukan untuk
penting
mencapai tujuan riset tersebut diantaranya
dalam perekayasaan ulang sebagian besar
yaitu analisis kondisi terkini riset ERP yang
proses-bisnis.
kemampuan
telah dilakukan di Indonesia, pengembangan
pemrosesan infor-masi dan konektivitas
aplikasi open source dan aplikasi simulasi
komputer
ERP
&
informasi
Barrar,
1992).
memainkan
peranan
Kecepatan,
dapatsecara
mendasar
ERP open
yang
dapat
source
ke
UKM.
digunakan
meningkatkan efisiensi proses bisnis, seperti
memperkenalkan
juga
infrastruktur yang diperlukan oleh UKM
meningkatkan
kerjasama
antar
bertanggung
jawab
komunikasidan
orang-orang
atas
yang
operasi
dan
manajemennya. Faktor penting lain pada
tahap awal proyek adalah Business Process
Reengineering
(rekayasa
ulang
proses
bisnis) dan kustomisasi yang minimum.
Adalah mutlak bahwa prosesbisnis yang
terbentuk disesuaikan dengan sistem yang
baru (Bingi et al., 1999). Penyesuaian antara
proses
bisnis
merupakan
dengan
faktor
perangkat
lunak
penting
dalam
implementasi (Holland & Light, 1999 dan
Sumner, 1999). Harus ada keinginan dari
organisasi untuk merubah proses bisnis agar
sesuai dengan perangkat lunak dengan
melakukan
kustomisasi
yang
minimal
(Holland & Light, 1999; Roberts & Barrar,
1992).
ERP,
serta
untuk melakukan implementasi ERP.
Keuntungan implementasi SAP B1 di UKM
ini diantaranya adalah, pertama manajemen
dapat melakukan penghematan sumberdaya
dengan
tidak
outsourcing
memakai
setelah
lagi
sistem
tenaga
SAP
B1
diimplementasikan; kedua Pencatatan mulai
dari perencanaan produksi barang sampai
dengan pengiriman ke pelanggan membantu
UKM membangun tatakelola kelola bisnis
yang
lebih
baik
dan
dapat
berperan
meningkatan efisiensi dan produktivitas
pengguna.
diharapkan
Pada
penelitian
pengumpulan
selanjutnya
data
dapat
dilakukan dari banyak kasus agar data
penelitian lebih beragam sehingga lebih
menarik untuk dianalisa dan melakukan
penelitian kuantitatif dengan dukungan data
5. Kesimpulan
para pengguna sistem ERP pada UKM.
UKM telah terbukti dapat memberikan
kontribusi
konsep
untuk
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam
6. Daftar Pustaka
Management Science, 29(5): 530-
Aisyah, M. N. (2011). Using Enterprise
545.
Resource Planning (ERP) for
Enhancing Business Processes in
Small and Medium Enterprises
(SMEs).
Jurnal
Pendidikan
Akuntansi
Indonesia UNY 9 (2): 40- 52
Ang, J.S.K., Sum, C.C and Chung, W.F.
(1995).Critical Success Factors in
Implementing
MRP
and
Government
Assistance.
Information and Management 29:
63-70.
Almutairi, H. and Subramanian, G. H.
(2005). An Emperical Application
of the Delone McLean Model in
Kuwaiti Private Sector, Journal of
Computer Information System 45
(3) Spring; Proquest.
Babu, T. K. S., and Dalal, S. S. (2006). ERP
Implementation Issues in SMEs:
Microsoft
Great
Implementation
Plains'
in
a
BPO
Organization. South Asian Journal
of Management 13 (1) ProQuest.
Beheshti, H.M., and Baheshti, C.M. (2010).
Improving Productivity and Firm
Performance
with
Eenterprise
Resource Planning, Enterprise
Information System 4(4): 445-472
Bailey, J.E. and Pearson, S.W. (1983).
Development of a Tool for
Measuring
and
Computer
User
Analyzing
Satisfaction.
Barker, T. and Frolick, M.N. (2003). ERP
Implementation Failure: A Case
Study,
Information
Systems
Management, 20(4): 43-49.
Menengah
Moni Yunitasari
Universitas Telkom, Bandung, Indonesia
Moni.yunitasari@gmail.com
ABSTRAK
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu paket aplikasi perangkat lunak (software) yang terintegrasi
untuk digunakan secara luas di organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya literatur tentang
implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan
meneliti bagaimana pengimplementasian, pengalaman pemakaian sistem ERP, dan dampaknya terhadap
pengguna dan perusahaan. Evaluasi kesuksesan sistem ERP dilakukan berdasarkan analisis dari berbagai
sumber mengenai kesusksesan sistem informasi ERP pada UKM yang ada di di Indonesia. Faktor-faktor
kesuksesan dalam pengimplementasian ERP yang ditemukan diantaranya adalah Business Process
Reengineering (BPR) yang berjalan dengan lancar, kostumisasi yang sedikit, dan komitmen manajemen
tingkat atas yang tinggi.
Kata kunci: Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Evaluasi Sistem Informasi.
1. Pendahuluan
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah
suatu paket aplikasi perangkat lunak yang
terintegrasi untuk digunakan secara luas di
organisasi. Sistem (ERP) secara keseluruhan
merupakan paket sistem yang terintegrasi
penuh
dan
mendukung
otomatisasi
di
seluruhproses bisnis standar yang ada dalam
organisasi. Verville et al. (2005) dan
Pricewaterhouse
Coopers
(1999)
menggambarkan sistem ERP sebagai paket
sistem inforrnasi yang mengintegrasikan
proses informasi dan berbasis informasi
dalam dan diluar wilayah fungsional pada
suatu organisasi atau suatu set modul yang
menghubungkan operasi back office dan
seperti
umumnya
UKM
di
negara
berkembang tingkat produktivitasnya lebih
rendah dibandingkan dengan sektor Usaha
Besar (UB). Salah satu faktor penyebab
rendahnya
produktivitas
ini
adalah
keterbatasan penguasaan teknologi, seperti
teknologi mesin dan komputerisasi dalam
perusahaan (Busnetty dan Tambunan, 2011).
ERP adalah salah satu perangkat TIK yang
handal, terdiri dari kumpulan modul–modul,
seperti
manufaktur,
manajemen
keuangan,
material,
penjualan,
HRD,
dan
distribusi yang terhubung ke dalam database
bersama. Melalui integrasi cross function ini
perusahaan bisa meningkatkan produktivitas
dan pelayanannya pada pelanggan (Yajiong
front office dalam proses bisnis.
Xue et al. 2005) Survey oleh OECD
Menurut Tambunan (2011), salah satu
karakteristik
dari
Menengah (UKM)
Usaha
Kecil
dan
di Indonesia adalah
menunjukkan tingkat adopsi TIK oleh UKM
masih rendah dibandingkan UB (OECD,
1993).
Survei untuk melihat tingkat adopsi TIK
Banyak perusahaan sektor UB di Indonesia
pada UKM di Indonesia juga dilakukan oleh
yang sudah mengimplementasikan ERP.
Wahid dan Izwari (2007) dengan hasilnya
Beberapa peneliti telah mengevaluasi sistem
adalah dari 146 UKM yang disurvei di
ERP di perusahaan-perusahaan sektor UB
Yogyakarta hanya 51 UKM yang memiliki
tersebut,
sistem informasi dan sistem informasi yang
Gondodirjo (2008) yang melakukan studi
diadopsi masih pada tataran operasional.
untuk
Belum ditemukan UKM yang menggunakan
(adopsi) pengguna sistem ERP SAP di PT.
sistem informasi strategis seperti ERP.
Telkom
Menurut Muscatello et al. (2003), banyak
melakukan studi melihat penerimaan JD.
pelaku
segera
Edward Enterprise One di PT. Chevron
menggunakan ERP karena banyak kasus
Indonesia, Yulianti dan Handayani (2011)
gagal
yang melakukan studi mengenai faktor-
UKM
parsial
yang
tidak
implementasi
ERP
pada
diantaranya
mempelajari
Indonesia,
yang
Govindaraju
proses
Sari
dan
penerimaan
(2008)
mempengaruhi
yang
perusahaan besar, kurangnya sumber daya
faktor
penerimaan
keuangan, dan kemampuan staf TIK yang
pengguna dalam menggunakan sistem ERP
rendah di UKM.
pada sebuah perusahaan telekomunikasi, dan
Minartiningtyas
(2011)
yang
berusaha
sistem ERP dimana pada tahap ini dilakukan
faktor-faktor
yang
evaluasi dampak sistem ERP pada individu
mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP
dan organisasi. Hasil akhir evaluasi adalah
SAP R/3 di PT. PLN Distribusi Bali.
luaran dari implementasi ERP di UKM ini
Sementara itu, penelitian sistem ERP di
sukses atau gagal beserta faktor-faktor yang
sektor UKM di Indonesia masih sangat
mempengaruhinya.
menemukan
terbatas dan penelitian masih terbatas pada
tahap perencanaan dan analisis saja. Cahyadi
(2006) menganalisa kelayakan implementasi
Sistem ERP pada UKM berdasarkan 5
dimensi karakter UKM, yaitu manajemen,
Formalisasi, sistem informasi, perencanaan
strategis,
dan
manajemen
operasi.
2. Implementasi ERP
Banyak penelitian yang fokus pada faktorfaktor
sukses
implementasi
ERP
(Al-
Mashari dan Al- Mudimigh, 2003; Ngai et
al., 2008; Upadhyay et al., 2011). Mayoritas
dari
studi-studi
tentang
faktor
sukses
implementasi ERP menekankan tentang
Handayani (2010)
pentingnya
dukungan
menyusun roadmap penelitian ERP untuk
manajemen
tingkat
UKM dan Aisyah (2011) melakukan studi
Business Process Re-engineering (BPR)
melihat
efektifitas
meningkatkan
sistem
proses
ERP
untuk
sangat
di
UKM.
peningkatan
bisnis
penting
dan
atas.
untuk
kinerja.
komitmen
Selanjutnya
mendapatkan
Kelemahan
pada
Sepanjang pengetahuan kami, belum ada
pengukuran kinerja merupakan salah satu
studi tentang implementasi ERP pada UKM.
penyebab gagalnya sistem ERP (Yusuf,
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
2004).
memperkaya literatur tentang implementasi
Menurut Hammer dan Champy (1993), BPR
sistem
adalah
ERP
mengevaluasi
pada
UKM
sistem
diimplementasikan
ERP
UKM.
telah
aktivitas
perusahaan dalam
yang
memfokuskan
mengidentifikasi
dan
Tujuan
meningkatkan efisiensi pada kegiatan yang
penelitan ini dijabarkan menjadi tiga bagian
penting, merestukturisasi kegiatankegiatan
berdasarkan
Sistem
yang tidak bernilai dan mengeleminasi
Informasi Delone dan McLean (1992).
proses-proses yang tidak efisien. Banyak
Pertama, proses pembuatan sistem ERP
peneliti yang menemukan korelasi antara
mulai dari pembuatan blue print sampai
perhatian pada peningkatan business process
sistem go live dimana pada tahap ini
dengan
dilakukan evaluasi kualitas sistem informasi,
(Carton & Adam 2003; Beheshti; Beheshti,
kualitas informasi yang dihasilkan, dan
2010 dan Dantes, 2012).
Model
di
yang
dengan
Kesuksesan
kemungkinan
suksesnya
ERP
kualitas layanan oleh unit pendukung.
Kedua, pengalaman pemakaian sistem ERP
pada UKM dimana pada tahap ini dilakukan
evaluasi terhadap penggunaan dan kepuasan
pengguna. Ketiga, dampak dari penggunaan
Demikian juga pada UKM, beberapa peneliti
di luar Indonesia berusaha mengetahui
korelasi peningkatan proses bisnis dengan
kemungkinan
suksesnya
sistem
ERP
(Muscatello et al., 2003; Quiescenti et al.,
2006;Olson and Staley, 2011; dan Zach et
3. Evaluasi Kesuksesan Implementasi
Sistem Informasi
al., 2012 ). Sedangkan Koh dan Loh (2004)
menyatakan faktor kritis sukses pada tahap
Banyak
proyek di UKM adalah BPR dan kostumisasi
mengevaluasi sistem informasi yang mereka
yang minimal. Selain BPR, keseragaman
gunakan
sistem informasi merupakan faktor kunci
terhadap nilai aktual investasi mereka di
sukses ERP (Rajagopal, 2002). Bila sistem
bidang ini (Lubbe dan Remenyi 1999; Skok
informasi lama yang terpasang terdiri dari
et al. 2001). Meningkatnya minat dalam
platform teknologi yang berbeda, perubahan
mengevaluasi
teknis yang dibutuhkan saat implementasi
disebabkan
akan tinggi dan resiko kegagalan juga
investasi organisasi pada sistem informasi
menjadi tinggi. Malhotra and Temponi
(Fitzgerald, 1998). Love & Irani (2004)
(2009) mengidentifikasi keputusan penting
dalam studinya pada pelaku UKM bidang
ketika mengimplementasikan ERP pada
kontruksi di Australia menemukan alasan
UKM adalah struktur tim proyek, strategi
pelaku UKM melakukan evaluasi sistem
implementasi,
konversi
informasi sebagai kontrol dan pembelajaran.
Kerena implementasi ERP mengintegrasikan
4. Model Kesuksesan Sistem Informasi
DeLone dan McLean
informasi, proses berbasis informasi, dan
DeLone dan McLean (1992) melakukan
seluruh area fungsional di organisasi, maka
studi literatur secara mendalam tentang
dukungan dari semua bagian fungsional
kesuksesan sistem informasi. Keduanya
organisasi dalam proses implementasi ini
menemukan
sangat penting (Ang et al., 1995; Zhang et
informasi dapat direpresentasikan oleh
al., 2003). Setiap orang dan departemen
beberapa
dan
strategi
database.
organisasi
karena
yang
adanya
sistem
oleh
ketidakpastian
informasi
adanya
bahwa
tertarik
juga
peningkatan
kesuksesan
karakteristik.
sistem
Pertama,
karakteristik kualitas dari sistem informasi
bertanggung jawab terhadap sistem secara
keseluruhan
berbagai
dan
pengguna
departemen
kunci
dari
dipastikan
berkomitmen pada proyek implementasi.
Program
pelatihan
sangat
vital
dalam
mencapai suksesnya implementasi ERP.
Titik kritisnya adalah pelatihan pertama
harus fokus pada proses yang terhubung
pada sistem ERP, kemudian mengajarkan
fitur dan fungsi sistem ERP. Hasil penelitian
Esteves (2013) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan lokasi berdampak pada
relevansi pelatihan best practice sistem ERP.
(system quality). Kedua, kualitas output dari
sistem
informasi
(information
quality).
Ketiga, konsumsi terhadap output (use).
Keempat, respon atau kepuasan pengguna
terhadap
sistem
satisfaction).
informasi
Kelima,
informasi
pengaruh
(user
sistem
terhadap kebiasaan pengguna
(individual impact). Keenam, pengaruhnya
terhadap kinerja organisasi (organisasional
impact). Model ini dikenal sebagai “Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan
McLean.”
variabel, tetapi juga dapat digunakan untuk
Setelah satu dekade, DeLone dan McLean
penelitian
melakukan revisi modelnya menjadi “Model
dengan
Update
Informasi
pembuatan, fase pengalaman pemakaian,
DeLone dan McLean (2003).” Pada model
dan fase dampak dari penggunaan sistem
yang
informasi.
Kesuksesan
baru,
Sistem
DeLone
dan
McLean
menambahkan dimensi kualitas layanan
(service quality). Selain itu, DeLone dan
McLean juga menggabungkan dua dimensi,
yakni pengaruh individu dan pengaruh
organisasi menjadi
dimensi
keuntungan
bersih (net benefit) (Gambar 1).
berorientasi
urutan
studi
penelitian
kualitatif,
pada
fase
4.1. Fase Pembuatan
Pada fase ini sistem informasi dibuat dengan
berbagai
fitur.
menunjukkan
Fitur-fitur
berbagai
tingkat
tersebut
kualitas
sistem dan informasi (DeLone & McLean
1992; 2003). Sistem ERP adalah paket
software dengan berbagai fitur berupa best
practices yang tersedia pada masing-masing
modul. Pada fase pembuatan ini ada tiga
langkah yang dilakukan, pertama proses
Gambar 1. Model Update Kesuksesan Sistem
bisnis diintegrasikan ke dalam sistem ERP
Informasi (DeLone & McLean, 2003)
tanpa ada perubahan pada sistem ERP, kedua
Model ini dibangun dari tiga komponen,
proses bisnis di-reengeneering sesuai dengan
yaitu pembuatan sistem, pemakaian sistem,
best practices yang disediakan oleh paket
dan dampak dari pemakaian sistem (Delone
ERP, dan ketiga, fitur pada paket ERP
dan McLean 2003). Komponen-komponen
dikostumisasi sesuai dengan proses bisnis
tersebut disusun dengan urutan pengukuran
organisasi
sebagai berikut. Pertama, sistem informasi
dimodelkan. Menurut Babu dan Dalal
dibuat dan diukur kualitasnya dengan tiga
(2006), proses kostumisasi yang berlebihan
dimensi kualitas, yaitu kualitas informasi,
akan mengakibatkan proses upgrade paket
kualitas sistem, dan kualitas layanan. Kedua,
ERP akan menjadi sulit karena semua
sistem informasi dipakai dan pengalaman
kostumisasi harus dilakukan lagi pada versi
pemakaiannya
ERP terbaru.
ini
diukur
dengan
dua
yang
telah
dipetakan
dan
dimensi yaitu, dimensi penggunaan dan
dimensi
kepuasan
pengguna.
Ketiga,
Pembuatan
sistem
ERP
untuk
satu
dampak dari pemakaian yang diukur dengan
perusahaan adalah proses mengintegrasikan
dua dimensi, yaitu individual impact dan
proses
organizational impact (net benefit).
arsitektur sistem ERP. Transisi yang baik
bisnis
di
perusahaan
dengan
Model
membutuhkan proses bisnis pada perusahaan
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan
yang berkorelasi dengan proses pada sistem
McLean tidak hanya dapat digunakan untuk
ERP
penelitan dengan pendekatan pengukuran
Mengintegrasikan seluruh bagian dan proses
Dengan
konstruksi
di
atas,
(Beheshti
dan
Beheshti,
2010).
bisnis ke dalam sistem ERP mengakibatkan
sistem memberikan informasi (Bailey dan
terjadinya perubahan-perubahan prosedur
Pearson, 1983).
dalam organisasi. Hasil penelitian Muscello
et al.(2003) menunjukkan bahwa mengelola
integrasi strategis antara manufaktur dan
pemasaran mendatangkan kesuksesan pada
UKM, sejalan dengan tujuan dan fungsi
sistem ERP.
4.1.2. Kualitas Sistem
Kualitas sistem dapat dijelaskan sebagai
performa
(Bharati
menyeluruh
dan
implementasi
sistem
Chaudury,
sistem
informasi
2004).
ERP
Pada
untuk
mendapatkan performa yang baik perlu
4.1.1. Kualitas informasi
mengacu pada karakteristik informasi yang
dukungan infrastruktur TIK yang memadai
ingin dihasilkan oleh suatu sistem informasi.
ERP berarti menambahan struktur file yang
Saat mengukur kepuasan pengguna akhir,
baru, fungsi modul yang baru, dan penulisan
kualitas informasi seringkali menjadi salah
laporan yang baru. Meningkatkan Software
satu variabel pokok, sehingga seringkali
berarti memasang sistem operasi baru dan
dianggap
database baru. Upgrade hardware berarti
sebagai
sebuah
komponen
(Huang dan Palvia, 2001). Implementasi
kepuasan pengguna (Petter
melakukan
et al. 2008). Kualitas informasi berkaitan
meningkatkan kemampuan jaringan sebagai
erat dengan keakuratan data untuk diproses.
pendukung sistem ERP. Hardware dan
Input data yang tidak akurat ke dalam satu
software yang dipilih harus cocok dengan
modul akan berdampak buruk terhadap
kebutuhan organisasi (Zhang et a., 2003).
fungsi modul lainnya (Zhang et al, 2003).
Sistem yang tidak handal dan respon yang
Dalam penelitianya Kumar et al. (2010)
lambat merupakan faktor penyebab gagal
menyatakan data yang benar dan memadai
parsialnya
merupakan prioritas tertinggi faktor yang
(Hawari dan Heeks, 2010).
mempengeruhi
implementasi
penambahan
implementasi
server
sistem
dan
ERP
ERP.
Ketepatan waktu, merefleksikan seberapa
Bila semua perubahan teknologi (hardware
cepatnya pengguna mendapatkan informasi,
dan software) dibutuhkan, manajemen harus
apakah informasinya relavan atau terkini
bisa menjamin staf TIK dapat mejalankan
(Bailey dan Person, 1983). Mengenai format
sistem ERP dengan efektif. Konsekuensi dari
output menurut Bailey dan Pearson (1983)
kurangnya training teknis akan membawa
merupakan bagian penting dari kualitas
kegagalan
informasi karena memberikan wawasan
(Evangelista,1998). Kemudahan penggunaan
yang tergantung pada bagus tidaknya serta
dan
dengan cara yang menarik atau tidaknya
dijelaskan sebagai tingkatan mempelajari
suatu informasi dipresentasikan. Demikian
dan menggunakan sistem, ini merupakan
juga
bagian penting dari kualitas sistem karena
dengan
kelengkapan
informasi,
memperlihatkan seberapa komprehensifnya
usaha
dari
kemudahan
dapat
dilihat
sistem
ERP
pembelajaran
dengan
dapat
sedikitnya
sumber
daya
yang
dapat
dialokasikan
(Davis, 1989; Rivard et al. 1997).
Li (1997) menyatakan pengujian kualitas
layanan
harus
pengembangan
mengikutsertakan
pengetahuan
sistem
4.1.3. Kualitas Layanan
pengguna yang terdiri dari dua komponen,
Kualitas layanan merupakan keseluruhan
yaitu pertama, memahami sistem yang
dukungan yang ditawarkan bagian TIK dan
berhubungan dengan tingkat pemahaman
penyedia layanan kepada para pengguna,
(understanding)
memastikan
pengguna,
sistem
dapat
diaplikasikan
sistem
kedua,
diantara
tingkatan
para
pelatihan
dengan baik secara internal maupun external
(training) yang diberikan kepada para
(Delone McLean, 2003; Petter et al. 2008).
pengguna yang merefleksikan jumlah latihan
Menurut Petter et al. (2008), terdapat empat
yang mereka peroleh sehingga dapat diukur
komponen utama terkait dengan kualitas
tingkat
layanan,
menggunakan sistem informasi (Bailey dan
yaitu
(responsiveness),
kecepatan
jaminan
kepercayaan/reliabilitas
tanggap
(assurance),
(reliability),
dan
pengetahuan
mereka
ketika
Pearson, 1983; Ives et al. 1983; Li, 1997).
4.2. Fase Pengalaman Pemakaian
empati (empathy).
Pada fase ini, manajer dan pengguna
Kecepatan tanggap, berhubungan dengan
merasakan fitur yang telah dibuat pada fase
kesediaan dukungan unit pendukung untuk
pembuatan (Delone dan McLean 2003). Dari
membantu para pengguna jika mereka
pengalaman ini diketahui mereka puas atau
membutuhkan
pelayanan
tidak dengan sistem dan informasi yang
menghiraukan
kesibukan
cepat
yang
tanpa
sedang
dihasilkan.
dijalani (Jiang et al. 2002). Sedangkan
Hasil dari implementasi ERP tergantung
jaminan, merefleksikan bagaimana para
pada bagaimana karyawan menggunakan
pengguna memperoleh pengetahuan dari
sistem ERP (Pozzebon, 2000). Bagaimana
para personil unit pendukung. Pengetahuan
menstimulasi karyawan untuk menggunakan
komputer para pengguna dan keterampilan
sistem ERP secara efektif merupakan isu
TIK Internal berkaitan dengan keberhasilan
penting pada organisasi (Doll, Deng &
adopsi sistem ERP pada organisasi (Ifenedo,
Scazzero, 2003). Keengganan dikalangan
2011).
karyawan untuk menggunakan sistem ERP
Kepercayaan
jika
yang baru diimplementasikan adalah salah
pengguna memperoleh dukungan unit yang
satu alasan yang paling sering dikutip
dapat diandalkan dan berkomitmen (Pitt et
sebagai penyebab kegagalan ERP (Contoh,
al. 1995; Jiang et al. 2002). Empati juga
Barker
merupakan bagian penting dari layanan
Vessey,2002). Menurut DeLone d McLean
karena merefleksikan dukungan unit yang
(2003),
memberikan
pendekatan
mandatory pada tahap pertama, setelah
pemahaman
beberapa lama penggunaan sistem bisa saja
kebutuhan para pengguna (Jiang et al. 2002).
menjadi voluntary. Selanjutnya tergantung
personal
mengindikasikan
perhatian
serta
dan
memiliki
&
Frolick,
penggunaan
2003;
sistem
Scott
bisa
&
saja
dari penilaian manajemen tingkat atas.
Manajemen bisa saja tidak melanjutkan
4.3. Fase Dampak Dari Pemakaian
penggunaan sistem bila tidak menghasilkan
Pemakaian produk sistem informasi ini
keuntungan seperti yang diinginkan.
berdampak atau berpengaruh pada pengguna
4.2.1. Penggunaan
Penggunaan (use) sistem informasi telah
individu
dalam
melakukan
pekerjaan
mereka. Dampak individu ini secara kolektif
ditetapkan sebagai salah satu dimensi yang
menghasilkan dampak atau pengaruh pada
paling sering digunakan untuk menguji
organisasi (Delone dan McLean, 2003). Pada
kesuksesan sistem informasi. Dimensinya
Model
bersifat sangat kompleks karena terdapat
DeLone & McLean, dampak individu dan
beragam aspek di dalamnya yang dapat
dampak
diukur dari berbagai perspektif (Delone &
keuntungan bersih (net benefit), karena
McLean, 1992; Delone McLean, 2003). Rai
adanya
et al. (2002) mengajukan cara menguji
informasi ke pengguna tingkat menengah.
penggunaan
Manfaat
dengan
mengukur
tingkat
Update
Kesuksesan
organisasi
digantikan
pergeseran
dari
Informasi
dengan
pengguna
pengukuran
peningkatan
ketergantungan para pengguna pada sistem
produktivitas
informasi
produktivitas diuji dari dua perspektif, yaitu
dalam
melakukan
pekerjaan
didapatkan
sistem
efisiensi
&
melihat
seorang pengguna individu atau unit usaha
ketergantungan ini dari berapa banyak waktu
dan kinerja (efektivitas) yang berkaitan
yang digunakan pengguna bekerja dengan
dengan pengguna akhir atau kepuasan
sistem.
pelanggan (Baheshti dan Baheshti, 2010).
(2005)
4.2.2. Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna (user satisfaction) dapat
dideskripsikan
seseorang
sebagai
terhadap
iktisar
perilaku
faktor-faktor
yang
(output/input)
saat
sehari-hari. Dalam penelitiannya Almutairi
Subramanian
operasional
pada
4.3.1. Net Benefit
Torkzadeh dan Doll
beberapa
(1999),
kemungkinan
dari
membagi
keuntungan
mempengaruhi situasi tertentu (Beiley dan
penggunaan sistem informasi ke dalam
Pearson, 1983; Raymond, 1990). Dalam
empat
model kesuksesan Sistem Informasi DeLone
produktivitas, inovasi, kontrol manajemen,
dan McLean, kepuasan para pengguna
dan kepuasan pelanggan. Produktivitas kerja
mengacu
diberikan
dapat diukur dari banyaknya tugas yang
pengguna (DeLone and McLean 1992).
dapat diselesaikan dan lamanya waktu
Dalam
menyelesaikan
tugas-tugas
Subramanian (2005) menanyakan seberapa
Inovasi
dapat
efektif dan efisien sistem informasi bagi
bagaimana
pengguna dan apakah pengguna puas dengan
pekerja mencoba ide-ide inovatif (Almutairi
sistem yang mereka gunakan.
& Subramanian, 2005). Kepuasan pelanggan
pada
respon
penelitiannya
yang
Almutairi
dan
kategori
tugas
yang
sistem
berbeda,
pengguna.
diketahui
informasi
yaitu
dari
membantu
dapat diketahui dari kemampuan sistem
informasi membantu kebutuhan pelanggan,
meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
membentuk
pelayanan kepada pelanggan. Dengan sistem
implementasi ERP di China dengan hasil
ERP, kepuasan pelanggan ini dapat dicapai
penelitian yang menyatakan kesuksesan ERP
karena informasi dirilis lebih cepat (Baheshti
ditentukan
dan Baheshti, 2010). Kontrol manajemen
environment,
user
environment, system
berhubungan
environment,
dan
vendor
dengan
bagaimana
sistem
framework
oleh
faktor
kesuksesan
organization
environment.
informasi membantu manejemen mengontrol
Hawari and Heeks (2010) menggunakan
proses kerja, mengontrol performa, dan
model ini untuk
meningkatkan proses kontrol manajemen itu
mengetahui luaran dari implementasi ERP di
sendiri (Almutairi & Subramanian, 2005).
sebuah perusahaan di Yordania. Penelitian
ini menghasilkan beberapa faktor yang
menyebabkan
implementasi
ERP
gagal
parsial, yaitu sistem yang tidak handal
dengan waktu respon yang lambat dan tidak
adanya dorongan kepada pengguna untuk
berperan dan berpartisipasi dalam proses
implementasi.
Kekurangan
dari
model
ringkas DeLone dan McLean ini adalah
tidak memrepresentasikan ukuran yang tepat
pada masing-masing dimensi kesuksesan
(Wu dan Wang 2006). Kekurangan lainnya
Gambar 2. Rancangan Penelitian
adalah tidak terdapat pengukuran komponen
keuangan dalam model ini (Stockdale et al.
4.4. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah menggunakan Model
2008).
Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan
Pengaruh Business Process Reengineering
McLean,
Terhadap
diantaranya
penelitian
yang
Keberhasilan
Implementasi
dilakukan oleh Lovquist dan Sara (2011)
ERP
untuk melihat peran sistem administrator
Business Process Reengineering (BPR) atau
terhadap kesuksesan sistem informasi di
rekayasa ulang proses bisnis digambarkan
sektor publik di Swedia. Menurut Lovquist
oleh Hammer & Champy (1993) sebagai
dan Sara (2011) sistem administrator dapat
pemikiran kembali dan pendesainan ulang
berperan dalam dimensi kualitas secara
proses bisnis untuk meningkatkan kinerja
langsung dan tidak langsung tergantung dari
perusahaan
struktur unit pendukung. Sedangkan untuk
kecepatan dan layanan. BPR menggabung-
penelitan implementasi ERP, Zhang, et al.
kan strategi untuk mempromosikan inovasi
(2005) menggabungkan Ives Hamilton and
bisnis dengan strategi untuk melakukan
Davis's IS research model dan model
perbaikan besar atas proses bisnis agar
kesuksesan SI DeLone dan McLean untuk
perusahaan
dalam
dapat
hal
biaya,
menjadi
kualitas,
jauh
lebih
kuatserta
menjadi
pesaing
yang
lebih
rangka
meningkatkan
keunggulan
berhasil dalam pasar. Perusahaan perlu
kompetitif, UKM membutuhkan sumber
menetapkan sasaran dan tujuannya yang
daya yang efektif dan efisien. Aplikasi ERP
baru. Visi organisasi dan peranan struktur
dapat menjadi salah satu solusi dalam
dari sistem baru harus dikomunikasikan
meningkatkan performa UKM.
kepada seluruh karyawan. Kebijakan harus
Peta sistematis terkait riset ERP diperlukan
ditetap-kan oleh manajemen puncak untuk
untuk menyediakan layanan konsultasi dan
menetapkan sistem baru di perusahaan
aplikasi
(Roberts
Teknologi
Beberapa topik riset dapat dilakukan untuk
penting
mencapai tujuan riset tersebut diantaranya
dalam perekayasaan ulang sebagian besar
yaitu analisis kondisi terkini riset ERP yang
proses-bisnis.
kemampuan
telah dilakukan di Indonesia, pengembangan
pemrosesan infor-masi dan konektivitas
aplikasi open source dan aplikasi simulasi
komputer
ERP
&
informasi
Barrar,
1992).
memainkan
peranan
Kecepatan,
dapatsecara
mendasar
ERP open
yang
dapat
source
ke
UKM.
digunakan
meningkatkan efisiensi proses bisnis, seperti
memperkenalkan
juga
infrastruktur yang diperlukan oleh UKM
meningkatkan
kerjasama
antar
bertanggung
jawab
komunikasidan
orang-orang
atas
yang
operasi
dan
manajemennya. Faktor penting lain pada
tahap awal proyek adalah Business Process
Reengineering
(rekayasa
ulang
proses
bisnis) dan kustomisasi yang minimum.
Adalah mutlak bahwa prosesbisnis yang
terbentuk disesuaikan dengan sistem yang
baru (Bingi et al., 1999). Penyesuaian antara
proses
bisnis
merupakan
dengan
faktor
perangkat
lunak
penting
dalam
implementasi (Holland & Light, 1999 dan
Sumner, 1999). Harus ada keinginan dari
organisasi untuk merubah proses bisnis agar
sesuai dengan perangkat lunak dengan
melakukan
kustomisasi
yang
minimal
(Holland & Light, 1999; Roberts & Barrar,
1992).
ERP,
serta
untuk melakukan implementasi ERP.
Keuntungan implementasi SAP B1 di UKM
ini diantaranya adalah, pertama manajemen
dapat melakukan penghematan sumberdaya
dengan
tidak
outsourcing
memakai
setelah
lagi
sistem
tenaga
SAP
B1
diimplementasikan; kedua Pencatatan mulai
dari perencanaan produksi barang sampai
dengan pengiriman ke pelanggan membantu
UKM membangun tatakelola kelola bisnis
yang
lebih
baik
dan
dapat
berperan
meningkatan efisiensi dan produktivitas
pengguna.
diharapkan
Pada
penelitian
pengumpulan
selanjutnya
data
dapat
dilakukan dari banyak kasus agar data
penelitian lebih beragam sehingga lebih
menarik untuk dianalisa dan melakukan
penelitian kuantitatif dengan dukungan data
5. Kesimpulan
para pengguna sistem ERP pada UKM.
UKM telah terbukti dapat memberikan
kontribusi
konsep
untuk
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam
6. Daftar Pustaka
Management Science, 29(5): 530-
Aisyah, M. N. (2011). Using Enterprise
545.
Resource Planning (ERP) for
Enhancing Business Processes in
Small and Medium Enterprises
(SMEs).
Jurnal
Pendidikan
Akuntansi
Indonesia UNY 9 (2): 40- 52
Ang, J.S.K., Sum, C.C and Chung, W.F.
(1995).Critical Success Factors in
Implementing
MRP
and
Government
Assistance.
Information and Management 29:
63-70.
Almutairi, H. and Subramanian, G. H.
(2005). An Emperical Application
of the Delone McLean Model in
Kuwaiti Private Sector, Journal of
Computer Information System 45
(3) Spring; Proquest.
Babu, T. K. S., and Dalal, S. S. (2006). ERP
Implementation Issues in SMEs:
Microsoft
Great
Implementation
Plains'
in
a
BPO
Organization. South Asian Journal
of Management 13 (1) ProQuest.
Beheshti, H.M., and Baheshti, C.M. (2010).
Improving Productivity and Firm
Performance
with
Eenterprise
Resource Planning, Enterprise
Information System 4(4): 445-472
Bailey, J.E. and Pearson, S.W. (1983).
Development of a Tool for
Measuring
and
Computer
User
Analyzing
Satisfaction.
Barker, T. and Frolick, M.N. (2003). ERP
Implementation Failure: A Case
Study,
Information
Systems
Management, 20(4): 43-49.