KEPEMILIKAN ULTIMAT, TINGKAT RISIKO, EFISIENSI DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA

Populasi dan Sampel

aktivitas manajemen sehingga kinerjanya lebih baik. Kepemilikan oleh pemerintah merupakan Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank mekanisme governance yang membantu Umum Nasional di Indonesia. Teknik meningkatkan kinerja perusahaan.

pengambilan sampel menggunakan purposive Micco et al. 2007 meneliti tentang sampling , dengan kriteria hanya data yang kepemilikan dan kinerja bank. Menggunakan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan yang sampel 179 negara di dunia pada tahun 1995 akan digunakan sebagai sampel. Data yang sampai 2002 menemukan bahwa bank milik tidak lengkap dan tidak normal dikeluarkan pemarintah yang berlokasi pada negara dari sampel. berkembang cenderung mempunyai profitabili-

Penelitian ini menggunakan sumber tas rendah, margin rendah dan biaya overhead data historis. Data sekunder berupa laporan yang lebih tinggi dari pada bank swasta. Pada keuangan dan rasio keuangan tahun 2007 negara industri tidak ditemukan hubungan yang sampai 2009 diperoleh dari Direktori kuat antara kepemilikan dan kinerja bank. Perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank-bank asing yang berlokasi di negara Bank Indonesia dan sebagian informasi berkembang cenderung lebih profitable dari keuangan lainnya berasal dari Info Bank. pada bank domestik swasta. Pada negara Periode pengamatan selama 3 tahun dari industri, tidak ada perbedaan signifikan antara 2007sampai 2009 dianggap cukup mewakili bank asing dan domestik. Hasil Micco et al. populasi perbankkan di Indonesia. Belum (2007) ini mengkonfirmasi temuan sebelumnya memasukkan data tahun 2010, karena ketika

bahwa bank asing cenderung lebih profitable penelitian ini dilakukan Direktori Perbankan dari pada bank domestik di negara yang Indonesia tahun 2010 belum publikasikan. Data berkembang (Bonin et al. 2005)

tentang kepemilikan ultimat berasal dari Bank Supriyanto (2006) meneliti tentang Indonesia. Data pendukung lainnya diperoleh corporate governance dan bentuk kepemilikan dan dikumpulkan dari berbagai buku, jurnal terhadap kinerja keuangan bank di Indonesia, ilmiah, mass media, internet, serta sumber- dengan menggunakan sampel 76 bank dari sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. tahun 1999 sampai 2004. Hasilnya menunjuk- kan bahwa external corporate governance Definisi Operasional Variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel Bentuk kepemilikan memoderasi pengaruh

dependen, variabel independen dan variabel good external governance terhadap kinerja kontrol. Variabel dependen penelitian ini

bank pada semua bentuk kepemilikan, namun adalah kinerja bank. Variabel independen me- tidak memberikan dukungan bukti yang kuat

rupakan variabel dummy kepemilikan ultimat bahwa bentuk-bentuk kepemilikan memoderasi dan variabel kontrolnya adalah besarnya per-

pengaruh good internal governance terhadap sentase kepemilikan dan ukuran perusahaan. kinerja bank.

Berdasar berbagai penelitian di atas Variabel Dependen dapat disimpulkan bahwa faktor kepemilikan dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, Variabel dependen kinerja bank di proksi oleh karena itu hipotesis penelitian ini dapat dengan tingkat risiko, efisiensi bank dan kinerja dinyatakan sebagai berikut:

bank secara umum. Indikator tingkat risiko H1: Terdapat perbedaan kinerja (yang diproksi adalah equity to total assets (ETA), loan dengan tingkat risiko, efisiensi dan kinerja deposits ratio (LDR) dan capital adequate umum) Iindustri perbankan di Indonesia ratio (CAR). Indikator efisiensi adalah biaya yang kepemilikan ultimatnya dipegang operasional per pendapatan operasional oleh Pemerintah RI, Pemerintah Daerah, (BOPO), net interest margin (NIM) dan Data institusi swasta blok, institusi swasta Envelopment Analysis (DEA). Indikator kinerja

42 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

umum adalah reurn on assets (ROA), return on et al. (1999) dan Claessens et al . (2000) equity (ROE) dan pertumbuhan laba.

menggunakan tingkat pisah batas hak kontrol Bank dalam menjalankan usahanya 10% dan 20%. Sedangkan Siregar (2008) menghadapi berbagai risiko. Bank dikenal menggunakan tingkat pisah batas hak kontrol sebagai lembaga yang risk taking and risk 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. management entities (Oorschot, 2009). Oleh

Studi sebelumnya membagi struktur karena itu tingkat risiko mendapat perhatian kepemilikan secara berbeda-beda. La Porta et khusus dalam menilai kinerja bank. Indikator al. (1999) dan Claessens et al. (2002) tingkat risiko ETA diperoleh dari ekuitas per memisahkan pemegang saham ultimat menjadi total aktiva (Swandari, 2006), sedangkan LDR

5 kategori, yaitu 1) keluarga, mencakup indi- merupakan perbandingan antara kredit yang vidu-individu, 2) pemerintah, 3) lembaga diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga. keuangan seperti bank dan asuransi, 4) per- LDR merupakan salah satu rasio likuiditas. usahaan dengan pemegang saham menyebar, LDR digunakan sebagai proksi tingkat risiko, dan 5) pemegang saham pengendali lainnya. karena kesulitas likuiditas bagi bank, akan Abbas et al. (2009), membagi kepemilikan menghadapi risiko kebangkrutan. CAR juga ultimat menjadi 4, yaitu: kepemilikan oleh pe- merupakan rasio likuiditas. CAR diperoleh dari merintah (negara), kepemilikan oleh keluarga,

modal per aktiva tertimbang menurut risiko. kepemilikan oleh asing dan kepemilikan oleh Dalam menjalankan operasinya, institusi. Barry et al. (2008) membagi ke- efisiensi menjadi perhatian utama dunia pemilikan menjadi 5, yaitu: kepemilikan asing, perbankan. Efisiensi merupakan salah satu kepemilikan oleh negara, kepemilikan privat, faktor yang digunakan untuk menilai kesehatan kepemilikan institusi dan kepemilikan menye- bank oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu bar. Pembagian struktur kepemilikan berbeda- efisiensi juga mendapat perhatian khusus dalam beda disesuaikan dengan kondisi kepemilikan penelitian ini. Indikator efisiensi BOPO pada negara tempat penelitian dilakukan. diperoleh dari total beban operasional dibagi

Struktur kepemilikan perbankan di total pendapatan operasional, sedangkan NIM Indonesia dalam penelitian ini dibedakan diperoleh dari pendapatan bunga bersih dibagi menjadi 7 kepemilikan ultimat, yaitu kepe- rata-rata aktiva produktif. Data Envelopment milikan ultimat oleh: 1) Pemerintah RI, 2) Analysis (DEA), adalah sebuah metode frontier Pemerintah Daerah, 3) institusi swasta blok, non parametric yang menggunakan model yaitu persentase kepemilikan terbesar pada program linier untuk menghitung perbandingan kategori ini kurang dari 50% dengan pemilik rasio output dan input untuk semua unit yang ultimat lebih dari satu. 4) institusi swasta dibandingkan dalam sebuah populasi (Abidin terkonsentrasi, yaitu persentase kepemilikan

dan Endri, 2009). terbesar lebih dari 50%. 5) institusi campuran Tingkat profitabilitas dan pertumbuhan antara asing dan domestik, institusi asing, yaitu juga mendapat perhatian khusus dalam 100% sahamnya dimiliki asing dan keluarga. penelitian ini, karena akumulasi dari kinerja

Seperti yang digunakan oleh keseluruhan perusahaan dapat dilihat dari Khanthavit, Polsiri and Wiwattanakantang tingkat profitabilitas dan pertumbuhannya. (2003), kepemilikan oleh keluarga ini Indikator kinerja secara umum ROA diperoleh didefinisikan sebagai individu, keluarga atau dari Laba per total aktiva, ROE diperoleh dari kelompok keluarga yang mempunyai pertalian laba per ekuitas, sedangkan pertumbuhan laba darah atau karena perkawinan. Hubungan diperoleh dari laba tahun t dikurangi laba tahun keluarga ini diasumsikan mempunyai satu suara t-1 dibagi laba tahun t.

sebagai suatu koalisi. Informasi anggota keluarga dapat dilihat dari kesamaan nama

Variabel Independen

belakang atau dari informasi lainnya. Variabel independen penelitian ini merupakan

variabel Variabel Kontrol dummy kepemilikan ultimat. Tingkat pisah batas hak kontrol yang digunakan dalam Variabel kontrol penelitian ini adalah: 1)

penelitian ini sebesar 20%, mengacu pada besarnya persentase kepemilikan ultimat dan 2) penelitiannya Faccio and Lang (2002). La Porta ukuran perusahaan. Besarnya persentase

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah) 43

kepemilikan ultimat diproksi dengan persentase Seperti disebutkan di atas bahwa data kepemilikan terbesar dalam suatu entitas bank. akan dianalisa dengan menggunakan uji regresi Jika kepemilikan terdiri dari individu-individu berganda dan uji Kruskal Wallis H. Model yang masih dalam satu kelompok keluarga, persamaan untuk uji regresi adalah sebagai maka persentase kepemilikan anggota keluarga berikut:

dijumlahkan (karena dianggap satu koalisi). 1a. ETA = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok Ukuran perusahaan diproksi dengan log total

+ 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + aktiva.

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + Besarnya persentase kepemilikan

8 Size.

ultimat menunjukkan besarnya hak control 1b. LDR = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok pemilik ultimat terhadap perusahaan. Besarnya

+ 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + hak kontrol akan mempengaruhi keputusan-

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + keputusan yang akan di ambil, sehingga

8 Size

akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja 1c. CAR = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok perusahaan (La Porta et al. 2002). Begitu juga

+ 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + perusahaan besar mempunyai sumber daya

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + yang lebih baik, biaya transaksi yang lebih

8 Size

rendah, dan lebih bisa bertahan dalam 2a. BOPO = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok menghadapi persaingan dan goncangan

+ 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + perekonomian, oleh karena itu besarnya ukuran

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + bank akan berpengaruh terhadap kinerja bank.

8 Size.

2b. NIM = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok

Alat Analisis Data

+ 3 Dswata Kon + 4 Dcamp +

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + Perbedaan kinerja industri perbankan diantara

8 Size

kepemilikan ultimat dapat diuji dengan 2c. DEA = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok menggunakan dua teknik analisis, yaitu 1) uji + 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + regresi berganda dan 2) uji beda Kruskal Wallis

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep +

H. Uji regresi berganda digunakan untuk

8 Size

menguji perbedaan kinerja diantara variabel dummy

3a. ROA = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok kepemilikan ultimat perbankan yang

included group + 3 Dswata Kon + 4 Dcamp +

termasuk dalam

dibandingkan

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + dengan excluded group . Variabel dummy terdiri

8 Size.

dari 7 kelompok kepemilikan, yang group

excluded

3b. ROE = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok adalah kepemilikan ultimat oleh + 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + Pemerintah RI. Sedangkan 6 lainnya

5 asing + 6 Dkelg+ merupakan included group

7 proskep +

yaitu kepemilikan

8 Size

ultimat oleh Pemerintah Daerah, institusi 3c. PertLb = + 1 DPemda + 2 Dswast Blok swasta blok, institusi swasta terkonsentrasi, + 3 Dswata Kon + 4 Dcamp + institusi campuran, institusi asing dan keluarga.

5 asing + 6 Dkelg+ 7 proskep + Uji regresi berganda juga digunakan untuk

8 Size

menguji pengaruh variabel control (

size

dan

besarnya persentase kepemilikan) terhadap HASIL ANALISIS kinerja industri perbankan.

Uji beda dengan uji Kruskal Wallis H. Jumlah populasi perbankan nasional yang digunakan untuk menguji perbedaan 1) tingkat tercatat dalam buku Direktori Perbankan risiko, 2) efisiensi bank, dan 3) kinerja umum, Indonesia tahun 2010 sebanyak 121 bank. antara bank yang pemilik ultimatnya: 1) Selama 3 tahun pengamatan 2007 sampai 2009 Pemerintah RI, 2) Pemerintah Daerah tingkat I dapat diperoleh data sebanyak 361 observasi. dan II, 3) institusi swasta pemegang saham Dari jumlah tersebut dikurangi data-data yang blok, 4) institusi swasta pemegang saham tidak normal dalam rangka memenuhi uji terkonsentrasi, 5) institusi asing, 6) institusi asumsi klasik, sehingga diperoleh jumlah campuran, dan 7) keluarga.

observasi yang beragam tergantung dari model

44 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

persamaannya, sekitar lebih dari 330 sampai Kepemilikan Ultimat dan Tingkat Risiko 360 observasi.

dengan Uji Regresi

Ringkasan hasil uji regresi kepemilikan ultimat Data kepemilikan ultimate perbankan di dan tingkat risiko dapat dilihat pada Tabel 2. Indonesia Berdasar Tabel 2 dapat dilihat bahwa diban-

Berdasar pada data yang dikumpulkan dapat dingkan dengan kepemilikan ultimat pemerin- diketahui bahwa kepemilikan ultimat per- tah RI (excluded group ), kepemilikan ultimat bankan di Indonesia dari tahun 2007-2009 pemerintah daerah mempunyai ETA 7,9% lebih terdiri dari Pemerintah RI 5,3%, Pemerintah rendah, Sedangkan kepemilikan ultimat insti- daerah 20,8 %, Institusi swasta blok 9,7%, tusi swasta blok, institusi swasta terkonsentrasi, Institusi swasta terkonsentrasi 28,2%, institusi institusi asing, institusi campuran dan keluarga, campuran domestik dan asing 8,6%, Institusi masing-masing lebih rendah 8%, 4,6%, 6,4%, 1 asing 12,7% dan keluarga 14,7%. Selengkap- % dan 5,7%. Semakin besar rasio ETA semakin nya dapat dilihat pada Tabel 1 dan gambar 1.

baik. Dengan demikian urutan bank dari yang Hasil penelitian ini mendukung temuan paling tidak berisiko berturut-turut adalah bank peneliti sebelumnya (Claessens et al. 2000; milik 1) Pemerintah RI, 2) institusi campuran, Lukviarman, 2004; Siregar, 2006; dan Sanjaya,

3) institusi swasta konsentrasi, 4) keluarga, 5) 2010) bahwa struktur kepemilikan perusahan di institusi asing, 6) Pemda dan 7) institusi swasta

Indonesia terkonsentrasi. Konsentrasi ke- blok. Besarnya persentase kepemilikan tidak pemilikan oleh institusi swasta, keluarga dan berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko asing sebesar 73,9 prosen, sedangkan industri perbankan di Indonesia. Namun ukuran konsentrasi kepemilikan oleh Pemerintah RI perusahaan berpengaruh negative signifikan dan Pemerintah Daerah sebesar 26,1 %. Hal ini terhadap tingkat risiko yang berarti bahwa menunjukkan bahwa sampai dengan tahun semakin besar perusahaan semakin tidak 2009 pola struktur kepemilikan di Indonesia beresiko. masih terkonsentrasi sebagaimana diungkapkan oleh Claessens et al. (2000).

Tabel 1: Data Tentang Kepemilikan Ultimat Perbankan Di Indonesia

Pemilik Ultimat

Kode

Jumlah

Persentase Kepemilikan Pemerintah RI 1 19 0,053 Pemerintah daerah 2 75 0,208

Institusi swasta Blok 3 35 0,097 Institusi swasta konsentrasi 4 102

0,282 Institusi campuran 5 31 0,086 Institusi asing 6 46 0,127 Keluarga 7 53 0,147

Gambar 1: Gambar Kepemilikan ultimat Perbankan Di Indonesia

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah) 45

Tabel 2: Hasil Uji Regresi Kepemilikan Ultimat Dan Tingkat Risiko

Var Independent

CAR Coeff. B

ETA

LDR

Coeff. B Sig. (Constant)

Sig.

Coeff. B

Sig.

3.509 .000 Pemda -.079

-.206 .030 SWAS-B -.080 .005

-.193 .060 SWAS-K -.046

-.002 .743 Log TA

-.242 .000 Model: 1a

Model: 1c R Square: 0,289

Model: 1b

R Square: 0,128

R Square: 0,228

F: 12.820 Sig: 0.000

Berdasar Tabel 2, hasil uji regresi pengaruh signifikan terhadap tingkat risiko kepemilikan ultimat dan tingkat risiko di ukur industri perbankan di Indonesia yang diukur dengan LDR menunjukkan bahwa dibanding- dengan CAR. Sedangkan ukuran perusahaan kan dengan kepemilikan ultimat pemerintah RI berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko ( excluded group ), hanya kepemilikan ultimat perbankan di Indonesia, dengan arah koefisien institusi campuran yang berbeda signifikan negatif. Hal ini berarti bahwa semakin besar lebih tinggi 35,9% dibandingkan kepemilikan ukuran perusahaan, semakin kecil CAR nya Pemerintah RI. LDR terendah atau yang paling dengan demikian semakin berisiko. tidak berisiko adalah LDR bank yang pemilik ultimatnya institusi asing. Besarnya persentase Kepemilikan Ultimat dan Tingkat Risiko kepemilikan dan ukuran perusahaan tidak dengan Uji Kruskal Wallis berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko Ringkasan hasil uji tingkat risiko bank industri perbankan di Indonesia

Berdasar Tabel 2, hasil uji regresi ke- dengan menggunakan uji Kruskal Wallis H pemilikan ultimat dan tingkat risiko di ukur dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasar Tabel 3 dengan CAR menunjukkan bahwa dibanding- dapat dilihat bahwa hasil uji beda tingkat risiko kan dengan kepemilikan ultimat Pemerintah RI , ETA dengan uji Kruskal Wallis test k epemilikan ultimat oleh pemerintah daerah, menunjukkan bahwa tingkat risiko yang paling institusi swasta blok, institusi swasta terkon- tinggi berturut-turut adalah: 1) Bank milik sentrasi, dan keluarga mempunyai CAR signi- Pemerintah negara RI, 2) Bank milik institusi fikan lebih rendah. Hal ini berarti bahwa ke- swasta blok, 3) Bank milik institusi asing, 4) empat pemilik ultimat tersebut mempunyai Bank milik Pemerintah Daerah, 5) Bank milik bank yang tingkat risikonya lebih tinggi di- institusi swasta terkonsentrasi, 6) Bank milik bandingkan dengan tingkat risiko bank milik keluarga, dan 7) Bank milik institusi campuran. pemerintah RI. Sedangkan pada bank yang

Hasil uji beda Kruskal Wallis terhadap pemilik ultimatnya institusi asing, dan campur- tingkat risiko yang diukur dengan LDR pada

an memiliki CAR yang lebih tinggi, namun Tabel 3 menunjukkan bahwa LDR institusi asing tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kedua yang terendah. Semakin kecil rasio ini semakin kelompok pemilik ultimat ini tidak berbeda tidak berisiko. Hal ini berarti bahwa tingkat risiko signifikan tingkat risikonya jika dibandingkan kepemilikan ultimat institusi asing yang paling dengan bank milik pemerintah RI. Meskipun baik. Secara berturut-turut yang paling tinggi tidak signifikan tampak bahwa CAR tertinggi tingkat risikonya adalah: 1) kepemilikan ultimat adalah pada kepemilikan asing, yaitu 9,2% oleh institusi campuran, 2) keluarga 3) institusi lebih tinggi daripada kepemilikan Pemerintah swasta blok, 4) institusi swasta terkonsentrasi, 5) RI. Besarnya persentase kepemilikan tidak ber- Pemda, 6) Pemerintah RI, dan 7) kepemilikan

ultimat oleh institusi asing.

46 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

Tabel 3: Hasil Uji Kruskal Wallis Tingkat Risiko Bank

CAR D_Ultim

ETA

LDR

N Mean Rank Pemerintah RI

Mean Rank

Mean Rank

75 166.60 Inst. swasta Blok

35 114.07 Inst. swasta Konst.

100 175.10 Institusi campuran

31 231.76 Institusi asing

357 Chi-Square : 42.543 Chi-Square : 31.381 Chi-Square: 45.556

Asymp. Sig. : .000

Asymp. Sig. : .000

Asymp. Sig.: 000

Masih berdasar Tabel 3, hasil uji beda campuran dan Pemda mempunyai BOPO Kruskal Wallis terhadap tingkat risiko yang signifikan lebih rendah daripada bank milik diukur dengan CAR menunjukkan bahwa CAR pemerintah. Hal ini berarti ketiga bank tersebut institusi asing yang paling tinggi. Semakin lebih efisien daripada bank pemerintah. besar rasio ini semakin tidak berisiko. Hal ini Besarnya persentase kepemilikan tidak berarti bahwa tingkat risiko kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi, ultimat oleh institusi asing yang paling baik. namun ukuran perusahaan berpengaruh Secara berturut-turut yang paling rendah signifikan negatif terhadap efisiensi. Semakin tingkat risikonya adalah kepemilikan ultimat besar ukuran bank, semakin kecil BOPO, oleh: 1) institusi asing, 2) campuran, 3) sehingga semakin efisien. keluarga, 4) institusi swasta terkonsentrasi. 5)

Hasil uji regresi kepemilikan ultimat Pemda. 6) Institusi swasta saham blok dan 7) terhadap efisiensi di ukur dengan NIM (lihat kepemilikan Pemerintah RI.

Tabel 4) menunjukkan bahwa bank milik Pemda signifikan lebih besar 18,4% daripada

Kepemilikan Ultimat dan Efisiensi dengan milik Pemerintah RI, berarti lebih efisien. Uji Regresi

Sedangkan bank milik asing dan campuran signifikan lebih rendah NIM nya masing-

Ringkasan hasil uji regresi kepemilikan ultimat masing 14% dan 8%, sehingga kedua bank ini dan efisiensi disajikan pada Tabel 4. Berdasar a kurang efisien dibandingkan dengan bank milik Tabel tersebut, hasil uji regresi kepemilikan

pemerintah.

ultimat dan efisiensi di ukur dengan BOPO, menunjukkan bahwa bank milik asing,

Tabel 4: Hasil Uji Regresi Kepemilikan Ultimat dan Efisiensi

Var Indepdt

DEA Coeff. B Sig.

BOPO

NIM

Coeff. B Sig. (Constant)

Coeff. B Sig.

.936 .000 Model: 2a

Model: 2c R Square: 0,214

Model: 2b

R Square: 0,313

R Square: 0,214

F: 12.577 Sig: 0.000

F: 11.676

F: 19.760

Sig: 0.000

Sig: 0.000

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah) 47

Berdasar Tabel 4, hasil uji regresi efisien adalah bank yang pemilik ultimatnya 1) kepemilikan ultimat dan efisiensi di ukur pemerintah daerah, 2) keluarga, 3) Institusi dengan DEA menunjukkan bahwa kepemilikan swasta terkonsentrasi, 4) Pemerintah RI 5) ultimat yang dipegang oleh Pemerintah Daerah institusi swasta blok, 6) campuran, 7) institusi mempunyai DEA signifikan lebih rendah asing. Hasil uji beda dengan rasio DEA antar 31,6% dari pada Pemerintah RI. Begitu juga kepemilikan ultimat bank menunjukkan bahwa dengan kepemilikan ultimat keluarga lebih bank yang paling efisien adalah bank yang rendah 6,9%, namun tidak signfikan. DEA mean rank DEA nya paling tinggi. Berturut- tertinggi dipegang oleh asing. Hal ini turut yang paling efisien adalah bank yang menunjukkan bahwa yang paling efisien adalah pemilik ultimatnya 1) Pemerintah RI, 2) kepemilikan ultimat oleh asing.

institusi asing, 3) campuran, 4) institusi swasta saham blok 5) institusi swasta terkonsentrasi 6)

Kepemilikan Ultimat dan Efisiensi dengan pemerintah daerah, dan 7) Keluarga. Uji Kruskal Wallis H

Kepemilikan Ultimat dan Kinerja Umum Ringkasan hasil uji kepemilikan ultimat

dengan Uji Regresi

dan efisiensi dengan menggunakan uji Kruskal Wallis H. dapat dilihat pada Tabel Ringkasan hasil uji regresi kepemilikan ultimat

5. Berdasar Tabel tersebut dapat dilihat bahwa dan kinerja secara umum dapat dilihat pada bank yang paling efisien dengan alat ukur Tabel 6. efisiensi BOPO adalah bank yang mean rank Berdasar Tabel 6 dapat dilihat bahwa BOPO nya paling rendah. Berturut-turut yang dengan alat ukur kinerja ROA, bank yang paling efisien adalah bank yang pemilik kepemilikan ultimatnya dipegang oleh institusi ultimatnya 1) institusi asing, 2) campuran, 3) swasta blok dan institusi swasta terkonsentrasi Pemda, 4) Pemerintah RI, 5) keluarga, 6) serta keluarga lebih rendah signifikan daripada institusi swasta terkonsentrasi, 7)institusi milik Pemerintah RI. Sedangkan bank milik swasta blok. Hasil ini konsisten dengan uji pemerintah daerah memiliki ROA lebih tinggi regresi tersebut, bahwa yang paling efisien 17,8%, bank milik asing lebih tinggi 15,9 % adalah institusi asing.

dan bank milik institusi campuran asing dan Bank yang paling efisien dengan alat domestik lebih tinggi 9,5% dari pada bank

ukur NIM adalah bank yang mean rank NIM milik Pemerintah RI. nya paling tinggi. Dengan menggunakan alat ukur efisiensi NIM, berturut-turut yang paling

Tabel 5: Hasil Uji Kruskal Wallis Tingkat Efisiensi Bank

DEA D_Ultim

BOPO

NIM

N Mean Rank Pem. RI

Mean Rank

Mean Rank

75 144.38 Swasta Blok

32 216.63 Swasta Kons

100 155.76 Inst. Campuran

29 85.84 30 99.32 30 252.73 Inst. Asing

Chi-Square : 108.417 Df: 6

Asymp. Sig. : .000

Asymp. Sig.: .000

Asymp. Sig.: .000

48 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

Tabel 6: Hasil Uji Regresi Kepemilikan ultimat dan Kinerja Umum

Var Indepdt

PERT LABA Coeff. B Sig.

ROA

ROE

Coeff. B Sig. (Constant)

Coeff. B Sig.

-.042 .870 SWAS-B -.273

-.177 .521 SWAS-K -.249

.252 .346 KELG -.211

.000 -.029 .700 %SHM

.068 .000 Model: 3a

Model: 3c R Square: 0,232

Model: 3b

R Square: 0,481

R Square: 0,064

F: 2.905 Sig: 0.000

Berdasar Tabel 6 dapat dilihat bahwa Hasil uji regresi kepemilikan ultimat dengan alat ukur kinerja ROE, bank yang terhadap kinerja umum di ukur dengan pertum- kepemilikan ultimatnya dipegang oleh peme- buhan laba menunjukkan bahwa pertumbuhan rintah daerah 41,2% lebih tinggi signifikan laba seluruh industri perbankan di Indonesia daripada milik Pemerintah RI. Sedangkan bank tidak berbeda signifikan satu sama lain. Ukuran lainnya ROE nya tidak berbeda signifikan perusahaan juga tidak berpengaruh signifikan dengan Pemerintah RI. Ukuran perusahaan terhadap pertumbuhan laba. Namun besarnya berpengaruh signifikan terhadap ROE, berarti persentase kepemilikan saham pemegang bahwa semakin besar perusahaan ROE nya saham ultimat berpengaruh signifikan terhadap semakin tinggi. Besarnya persentase saham pertumbuhan laba. Semakin besar persentase yang dimiliki oleh pemilik ultimat tidak ber- kepemilikan saham, semakin besar pertum- pengaruh terhadap ROE. Hal ini mungkin di- buhan labanya. sebabkan karena terkonsentrasinya kepemilikan saham sudah terjadi sejak lama sehingga Kepemilikan Ultimat dan Kinerja Umum pemilik pengendali tidak sensitive lagi terhadap dengan Uji Kruskal Wallis H perubahan persentase kepemilikan sehingga

Ringkasan hasil uji kepemilikan ultimat dan tidak berpengaruh terhadap ROE. kinerja umum dengan menggunakan uji beda

Kruskal Wallis H. dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7: Hasil Uji Kruskal Wallis Kinerja Umum Bank

PERTUMBUHAN LABA D_Ultim

ROA

ROE

N Mean Rank Pem. RI

Mean Rank

Mean Rank

74 176.26 Swasta Blok

34 152.91 Swasta Kons

99 172.29 Inst. Campuran

31 161.39 Inst. Asing

Df :6 Asymp. Sig.: .000

Df :6

Df :6

Asymp. Sig.: .000

Asymp. Sig.: .458

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah)

Berdasar Tabel 7 dapat dilihat bahwa kinerja asing dan domestik, 5) institusi swasta saham umum yang diukur dengan ROA menunjukkan blok. 6) keluarga, 7) institusi swasta bahwa bank yang paling tinggi kinerjanya terkonsentrasi. adalah yang mean rank ROA nya paling besar.

Hasil uji beda kinerja umum dengan

Berturut-turut yang paling bagus kinerjanya alat ukur pertumbuhan laba menunjukkan adalah bank yang pemilik ultimatnya 1) bahwa bank yang paling tinggi kinerjanya pemerintah daerah, 2) institusi asing, 3) adalah yang mean rank pertumbuhan labanya institusi campuran asing dan domestik, 4) paling besar. Berturut-turut yang paling bagus Pemerintah RI, 5) keluarga, 6) institusi swasta pertumbuhan labanya adalah bank yang pemilik terkonsentrasi, 7) institusi swasta saham blok.

ultimatnya 1) keluarga, 2) Pemerintah RI, 3)

Berdasar Tabel 7 dapat dilihat bahwa pemerintah daerah, 4) institusi campuran asing kinerja umum perbankan dengan alat ukur ROE dan domestik, 5) institusi swasta terkonsentrasi, menunjukkan bahwa bank yang paling tinggi

6) institusi asing, 7) institusi swasta saham

kinerjanya adalah yang mean rank ROE nya blok. Namun asymp.sig 45,8% berarti paling besar. Selanjutnya berturut-turut yang perbedaan pertumbuhan laba tersebut tidak paling bagus kinerjanya adalah bank yang signifikan. Berbagai analisis di atas dapat pemilik ultimatnya 1) Pemda, 2) Pemerintah diringkas dalam tampak Tabel 8 berikut ini. RI, 3) institusi asing, 4) institusi campuran

Tabel 8: Penilaian Kinerja Perbankan Dilihat Dari Tingkat Risiko, Efisiensi Dan Kinerja Umum

Variabel Dependen

Pem RI Pemda Swast-B Swast-K Camp Asing Kelg %Kp Size

Tingkat Risiko 1. ETA-Regresi 1 6 7 3 2 5 4 TSig -Sig

2. ETA-Kruskal W 7 4 6 3 5 1 2

3. LDR-Regresi 2 3 6 5 7 1 4 TSig Tsig

4. LDR-Kruskal W 2 3 5 4 1 7 6

5. CAR-regresi 3 7 6 5 2 1 4 TSig -Sig

6. CAR-Kruskal W 7 5 6 4 1 2 3

Jumlah

Efisiensi bank 1. BOPO-regresi 7 3 6 4 2 1 5 TSig -Sig

2. BOPO-Kruskal W 4 3 7 6 1 2 5

3. NIM-regresi 3 1 5 4 6 7 2 TSig Tsig

4. NIM-Kruskal W 4 1 5 3 7 6 2

5. DEA-regresi 5 7 3 4 2 1 6 TSig +Sig

6. DEA-Kruskal W 1 6 4 5 2 3 7 24 21 30 26 20 20 27

Kinerja umum 1. ROA-regresi 4 1 7 6 3 2 5 TSig Tsig

2. ROA-Kruskal W 4 1 7 6 2 3 5

3. ROE-regresi 3 1 6 7 2 5 4 TSig +Sig

4. ROE-kruskal W. 2 1 5 7 3 4 6

5. P. Laba-regresi 4 5 7 3 2 6 1 +Sig Tsig

6. P.Laba- Kruskal W 2375641

Jumlah

Jumlah kinerja total

Keterangan: 1 adalah urutan nilai terbaik, sedangkan 7 adalah urutan nilai terjelak. %Kp: besarnya persentase kepemilikan ultimat Tsig: Tidak signifikan + atau – Sig: signifikan dengan koefisien positif atau negatif

50 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

Berdasar Tabel 8 dapat disimpulkan dana milik pemerintah daerah dimasukkan ke bahwa bank yang paling rendah tingkat bank BPD. Begitu juga pembayaran gaji risikonya berturut-turut adalah: 1) bank milik pegawai negeri seluruhnya diarahkan melalui institusi asing, dengan nilai 17. 2) Bank bank BPD. Oleh karena itu BPD mempunyai campuran, dengan nilai 18. 3) Bank milik pasokan dana nasabah tetap dan terstruktur, Pemerintah RI, dengan nilai 22. 4) Bank milik sehingga bisa jadi ini merupakan sumber keluarga, dengan nilai 23. 5) Bank milik pendanaan yang lebih murah. Selain itu bank institusi swasta terkonsentrasi dengan nilai 24. BPD dapat lebih menjangkau wilayah geografis

6) Bank milik pemerintah daerah, dengan nilai yang lebih luas, pada setiap daerah propinsi

28. 7) Bank milik institusi swasta blok, dengan tingkat satu dan dua. Berdasar hasil penelitian nilai 36.

ini, pemerintah hendaknyan lebih memper- Berdasar Tabel 8, bank yang paling hatikan bank milik Pemerintah Daerah karena efisien, berturut-turut adalah: 1) Bank milik meskipun bank-bank tersebut merupakan bank asing, dengan nilai 20. 2) Bank campuran, yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan dengan nilai 20. 3) Bank milik pemerintah bank nasional, namun mempunyai potensi daerah, dengan nilai 21. 4) Bank milik profitabilitas dan kinerja yang lebih tinggi. pemerintah RI, dengan nilai 24. 5) Bank milik

Bank milik isntitusi swasta blok paling institusi swasta terkonsentrasi, dengan nilai 26. rendah kinerjanya, begitu juga milik institusi

6) Bank milik keluarga, dengan nilai 27. 7) swasta terkonsentrasi dan bank milik keluarga. Bank milik institusi swasta blok, dengan nilai Rendahnya ketiga bentuk kepemilikan ini bisa

30. jadi disebabkan karena ekspropriasi pemegang Berdasar Tabel 8, bank yang paling saham pengendali. Secara logika insentif dan baik kinerja secara umum berturut-turut adalah: kesempatan melakukan ekspropriasi pada

1) Bank milik pemerintah daerah, dengan nilai ketiga bentuk kepemilikan tersebut lebih tinggi

12. 2) Bank campuran, dengan nilai 18. 3) dibandingkan dengan kepemilikan pemerintah Bank milik Pemerintah RI, dengan nilai 19. 4) ataupun pemda yang harus berhadapan dengan Bank milik keluarga, dengan nilai 22. 5) Bank faktor aturan, politis dan birokrasi bila akan milik asing, dengan nilai 24. 6) Bank milik melakukan ekspropriasi. institusi swasta terkonsentrasi, dengan nilai 34.

Rendahnya kinerja bank milik institusi

7) Bank milik institusi swasta blok, dengan swasta blok, swasta terkonsentrasi dan keluarga nilai 39

barangkali juga disebabkan karena bank Berdasar Tabel 8 bank yang paling merupakan lembaga kepercayaan, sehingga baik kinerjanya secara keseluruhan dilihat dari bagi nasabah lebih baik menyimpan dana-dana tingkat risiko, efisiensi dan kinerja umum bank besar ke bank yang lebih dapat dipercaya, berturut-turut adalah: 1) Bank campuran, seperti bank milik pemerintah RI. Bank-bank dengan nilai 56. 2) Bank milik asing, dengan swasta harus mengeluarkan biaya lebih besar nilai 61. 3) Bank milik pemerintah daerah, misalnya biaya bunga dan promosi undian dengan nilai 61. 4) Bank milik Pemerintah RI, berhadiah kepada para nasabah sehingga akan dengan nilai 65. 5) Bank milik keluarga, mengurangi efisiensi dan kinerja bank tersebut. dengan nilai 72. 6) Bank milik swasta Namun begitu bank ini mempunyai pasokan terkonsentrasi, dengan nilai 84. 7) Bank milik dana yang besar terutama sebagai tempat institusi swasta blok dengan nilai 105.

penyimpanan dan lalulintas uang perusahaan- Bank campuran ini sebagian besar perusahaan besar grup terkait dengan bank. milik asing atau hanya sebagian kecil milik Pemerintah harus lebih mengawasi bank swasta institusi domestik. Sedangkan untuk bank asing milik institusi ini karena mempunyai tingkat seratus persen milik asing. Bank asing dan risiko yang lebih tinggi daripada kepemilikan campuran mempunyai kinerja yang tinggi dan bank lain. Selain itu pengalaman menunjukkan tidak jauh berbeda mungkin disebabkan oleh bahwa bank milik swasta yang lebih berpotensi manajemen yang sama-sama dari luar negeri. mengalami kebangkrutan (seperti pada kasus Bank milik pemerintah daerah, yaitu bank BPD Bank Summa, Bank Global, Bank Century dan juga menunjukkan kinerja yang tinggi mungkin likuidasi bank pada tahun 1997-1998) yang karena bank ini milik pemerintah daerah yang lebih banyak melibatkan bank milik swasta) segmen pasarnya sudah jelas. Hampir seluruh

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah) 51

Berdasar Tabel 8 dapat dilihat bahwa milikan juga tidak berpengaruh terhadap besarnya persentase kepemilikan ultimat tidak efisiensi bank, baik diukur dengan BOPO, NIM berpengaruh terhadap tingkat risiko bank, baik dan DEA. Selanjutnya besarnya persentase diukur ETA, LDR maupun CAR. Besarnya kepemilikan juga tidak berpengaruh terhadap persentase kepemilikan juga tidak berpengaruh kinerja umum bank jika diukur dengan ROA terhadap efisiensi bank, baik diukur dengan dan ROE, namun berpengaruh signifikan BOPO, NIM dan DEA. Selanjutnya besarnya positif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini persentase kepemilikan juga tidak berpengaruh berarti semakin besar persentase kepemilikan terhadap kinerja umum bank jika diukur akan semakin tinggi pertumbuhan laba bank. dengan ROA dan ROE, namun berpengaruh

Ukuran perusahaan yang diukur signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. dengan ETA dan CAR menunjukkan pengaruh Hal ini berarti semakin besar persentase signifikan negatif terhadap tingkat risiko. kepemilikan akan semakin tinggi pertumbuhan Artinya semakin besar perusahaan maka ETA labanya.

dan CAR semakin kecil, sehingga semakin Ukuran perusahaan yang diukur berisiko. Ukuran perusahaan berpengaruh dengan ETA dan CAR menunjukkan pengaruh negatif terhadap BOPO artinya semakin besar signifikan negatif terhadap tingkat risiko. bank semakin kecil BOPO, sehingga semakin Artinya semakin besar perusahaan maka efisien. Begitu juga dilihat dari DEA semakin semakin kecil ETA dan CAR nya sehingga besar bank semakin efisien. Ukuran perusahaan semakin berisiko. Ukuran perusahaan juga tidak berbeda signifikan terhadap kinerja umum berpengaruh negatif terhadap BOPO artinya yang diukur dengan ROA dan pertumbuhan semakin besar bank semakin kecil biaya laba, namun berpengaruh positif signifikan operasionalnya, sehingga semakin efisien. terhadap ROE. Artinya semakin besar bank Begitu juga dilihat dari DEA semakin besar maka akan semakin besar ROE nya. bank semakin efisien. Ukuran perusahaan tidak berbeda signifikan terhadap kinerja umum yang PENUTUP diukur dengan ROA dan pertumbuhan laba,

Pada konsep kepemilikan ultimat, bisa namun berpengaruh positif signifikan terhadap dipisahkan antara hak aliran kas dan hak ROE. Artinya semakin besar bank maka akan kontrol. Keterbatasan penelitian ini adalah semakin besar ROE nya. menggunakan kepemilikan ultimat, namun

belum memisahkan antara hak aliran kas dan hak control, karena data–data yang digunakan

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya masih sebatas pada data-data yang telah kepemilikan ultimat perbankan di Indonesia dipublikasikan. Pemisahan ini penting dari tahun 2007-2009 terdiri dari Pemerintah RI dilakukan karena efek hak aliran kas dan hak 5,3%, Pemerintah Daerah 20,8 %, Institusi kontrol bisa berbeda terhadap kinerja. Oleh swasta blok 9,7%, Institusi swasta terkonsen- karena itu penelitian selanjutnya hendaknya trasi 28,2%, institusi campuran domestik dan telah memisahkan hak aliran kas dan hak asing 8,6%, Institusi asing 12,7% dan keluarga kontrol terhadap kinerja. 14,7%.

hendaknya lebih Hasil penelitian juga menunjukkan mengawasi bank swasta milik institusi, baik bahwa bank yang paling baik kinerjanya dilihat blok maupun terkonsentrasi, dan bank milik dari tingkat risiko, efisiensi dan kinerja umum keluarga karena mempunyai tingkat risiko yang berturut-turut adalah: 1) bank campuran, 2) lebih tinggi dan kinerja keseluruhan lebih jelek bank milik asing, 3) bank milik pemerintah daripada jenis kepemilikan bank lain. Selain itu daerah, 4) bank milik Pemerintah RI, 5) bank pengalaman menunjukkan bahwa bank milik milik keluarga, 6) bank milik swasta terkonsen- swasta dan keluarga lebih berpotensi trasi, dan 7) bank milik institusi swasta blok.

Pemerintah

mengalami kebangkrutan, yang diindikasikan Besarnya persentase kepemilikan karena ekspropriasi pemegang saham ultimat ultimat tidak berpengaruh terhadap tingkat (seperti pada kasus Bank Summa, Bank Global, risiko bank, baik diukur dengan ETA, LDR Bank Century dan likuidasi bank pada tahun maupun CAR. Besarnya persentase kepe- 1997-1998 yang lebih banyak melibatkan bank

52 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 15 No. 1, Januari 2011 37-53

milik swasta). Terakhir, Pemerintah seharusnya Claessens, S., S.Djankov, and L.H.P. Lang. mewajibkan pengungkapan siapa dan berapa

2000. East asian corporateions heroes persen saham yang dimiliki baik kepemilikan

or villains?. World Bank Discussion langsung maupun tidak langsung, karena akan

Paper no. 409.

mengurangi risiko ekspropriasi. Tingginya Claessens, S., S.Djankov. and L.H.P. Lang. risiko dan rendahnya kinerja bank yang 2002. Expropriation of Minority dimiliki oleh institusi swasta terkonsentrasi, Shareholders in East Asian, Journal of institusi swasta blok dan keluarga dibandingkan

57. dengan kepemilikan lainnya, bisa jadi http://ssrn.com/abstract=202390 . disebabkan oleh tingginya ekspropriasi pemilik Diakses tanggal 2 Desember 2010 terhadap bank yang berpotensi merugikan

Finance

deposan dan Bank Indonesia sebagai lembaga Du, J. and Y. Dai. 2005. Ultimate corporate penjamin.

ownership and capital structures: evidence from east asian economies.

DAFTAR PUSTAKA

Corporate Governance. 13(1). 60-71. Abbas, SZM., RA. Rahman. and A. Mahen- Faccio, M. and L.H.P. Lang. 2002. The

thiran. 2009. Ultimate owner-ship and ultimate ownership of Western performance of Islamic Financial

European Corporations, Journal of Institutions in Malaysia. Available at

Financial Economics . 65. 365-395. http:ssrn.com.123392. Febriayanto, R. 2005. The Effect of ownership

Abidin, Z. dan Endri. 2009. Kinerja efisiensi concentration on the earnings quality: teknis bank pembangunan daerah:

evidence from indonesian companies. pendekatan data envelopment analysis Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 8

(dea). Jurnal Akuntansi Dan

(2). 105-120.

Keuangan. 11 (1). 21-29. Gilson, R. J. and J. N. Gordon . 2003 . Bank Indonesia. 2010. Data kepemilikan

Controlling Controlling Shareholders. ultimat bank. Laporan triwulan bank.

http://papers. ssrn.com/abstract=41718. Diakses 14

Barry, TA., SJ. Dacanay. L. Lepetit. and A.

September 2011.

Tarazi. 2008. Ownership structure and bank efficiency in the Asia Pacific Jensen M.C. and W.H. Meckling. 1976. Theory region. The European Commission

Of The Firm: Managerial Behavior, ASIA-LINK Project B7-3010/2005/105-

Agency Costs And Ownership 139. Safety and Soundness of the

Structure, Journal of Financial Financial System.

Economics, 3 (4): 305-360. Ssrn id- 94043. Diakses 20 Januari 2011.

Biswas, PK. and HU.Bhuiyan. 2008. Corporate governance and firm performance: Khanthavit, A., P Polsiri, and Y. theory and evidence from literature Wiwattanakantang 2002. Did families

http://ssrn.com/ abstract =1257617 . lose or gain control after the East Asian Diakses tanggal 2 Desember 2010.

financial crisis? Center for Economic Institutions (CEI) Working Paper

Businessknowledges. 2009. Kasus Bank

http://businessknowledges. blogspot. com/2009/10/kasus-bank- Kontan. (2009). Peran Robert Tantular dalam summa.html. Diakses tanggal 2

Pengucuran Kredit Bank cantury Kian Desember 2010 Terkuak. Jum’at 12 Juni.

Bonin, J., I. Hasan. And P. Wachtel. 2005. La Porta R., F.L. De Silanes, and A.Shleifer. Bank performance, efficiency and

1999. Corporate ownership around the ownership in transition countries.

world. The Journal Of Finance 2. Journal of Banking and Finance. 29 La Porta, R., F.L. De-Silanes, A.Shleifer and R. (1). 31–53.

Vishny. 2002. Investor Protection and

Kepemilikan Ultimat, Tingkat … (Surifah) 53

Corporate Valuation. The Journal of Simposium nasional Akuntansi XIII Finance LVII (3).1147-1170

Purwokerto.

Lukviarman. 2004. Ownership structure and Siregar, B. 2006. Pemisahan hak aliran kas firm performance: the case of

dan hak kontrol dalam struktur Indonesia, Thesis. Curtin University of

kepemilikan ultimat. Yogyakarta. UGM Technology.

Siregar, B. 2008. Pengaruh pemisahan hak Micco, A., U. Panizza. and M. Yanez. 2007.

aliran kas dan hak kontrol terhadap Bank ownership and performance.

dividen. Jurnal Riset Akuntansi Does politics matter?. Journal of

Indoensia 11(2). 158-185. Banking & Finance

31. 219-241.

Swandari, F. 2006 Pengaruh struktur

kepemilikan terhadap tingkat risiko dan Analysis of the German Banking

Oorschot, LV. 2009. Risk Reporting: An

implikasinya terhadap kesulitan Industry. Master thesis Accounting,

keuangan bank umum Indonesia. Auditing and Control. Erasmus

Thesis. UGM.

University Rotterdam. M598-294874. Supriyanto. 2006. Pengaruh Corporate Palenzuela, VA. and MS. Mariscal. 2007. The

Governance dan bentuk kepemilikan Ultimate Controlling Owner of Spanish

terhadap kinerja keuangan bank di Commercial Banks . www.google.co.id .

Indonesia. Disertasi. Dis 094/H/2006. ssrn-id1152342 Diakses 12 Agustus

UGM .

2010. Surifah. 1999. Analisis penggunaan rasio

Razak, NHA., R.Ahmad. and HJ. Aliahmed. keuangan sebagai alat prediksi 2008. Ownership structure and

kegagalan bank. Thesis S2, Fakultas corporate

A Ekonomi Universitas Gadjah Mada . comparative analysis of Governance Vivanews. 2008

performance”

Robert Tantular kendalikan linked and Non-goverment linked antaboga – bersama kerabatnya companies from bursa Malaysia . Robert menguasai 82,18% persen http://ssrn.com=1252502.

Diakses

saham Antaboga. http://www.vava tanggal 12 Agustus 2010.

news.com Selasa 2 Desember 2008. Rogers, P., ABT. Dami., KCDS. Ribeiro. and

Zhu, Z. and H. Ma. 2009. Multiple principal- AF. Sousa. 2007. Corporate agent relationships, corporate-control Governance and Ownership Structure mechanisms and expropriation through in Brazil: Causes and Consequences.

Journal of Corporate Ownership & related party transactions: Evidence

from China. International Research Control. 5 (2) 1-27. Journal Of Finance And Economics 31.

Sanjaya, IPS. 2010. Efek entrenchment and

141-163.

Alignment pada manajemen laba.