PPT UEU Keperawatan Maternitas II Pertemuan 5

  

ASKEP ANTONIA UTERI DAN RETENSIO

PLASENTA

Pertemuan 5

Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat

  

Prodi Keperawatan. Fakultas ilmu-ilmu

Kesehatan

ATONIA UTERI

  

Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot

myometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek.

  

Hal ini merupakan penyebab peradarahan postpartum

yang paling penting dan biasa terjadi setelah bayi lahir

hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat

menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik (Nugroho, 2010;).

  Etiologi

  • Overdistensi uterus
    • – kehamilan ganda
    • – janin makrosomia
    • – hidramnion

  • Gangguan kontraksi alat rahim
    • – Grandemultipara – Hamil jarak pendek
    • – Gangguan gizi pada ibu hamil

    • – Anemia pada kehamilan

  Tanda dan Gejala 1. Uterus tidak berkontraksi.

2. Perdarahan segera setelah bayi lahir

  

3. Pasien berubah pucat dan ekstremitas dingin,

napas menjadi sesak, dangkal cepat dan terengah-engah, gelisah, kesadaran menurun sampai tidak sadar dan lain-lain. (Joseph dan Nugroho, 2010; Oxorn dan Forte, 2010).

  Faktor Predisposisi (KU lemah, Grandemultipara, Anemia, Jarak hamil kurang dari 2 th, Hidramnion, Hamil kembar)

  Patofisiologi Tindakan persalinan

  • Partus lama
  • Ruptur uteri

  Plasenta Terlepas Kontraksi Uterus menurun Pembuluh darah uterus melebar Pembuluh darah tidak menutup sempurna Komplikasi

  1.Syok hipovolemik 2.Infeksi (Joseph dan Nugroho, 2010;).

  

Pemeriksaan penunjang Achadiat (2004)

  1.Darah lengkap

  2.Urine lengkap

  Penatalaksanaan Medis Atonia

  • Bimanual uterine massage
  • Pemberian oxytocin
  • • Jika ada sisa plasenta dilakukan explorasi dan pelepasan

    plasenta secara manual, mungkin perlu dilakukan curettage. Genetalia diperiksa bila ada laserasi perlu dilakukan repair
  • • Bila terapi konvensional gagal, dicurigai adanya plasenta

    akreta maka ada indikasi dilakukan laparatomy untuk ligasi arteri hipogastrika bilateral atau dilakukan

  Pencegahan

  

1. Meningkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana

  

2. Melakukan konsultasi, antisipasi atau merujuk

kehamilan dengan overdistensi uterus

  

3. Mengurangi peranan pertolongan persalinan oleh

dukun (Manuaba, 2010;).

RETENSIO PLASENTA

  Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Disebabkan karena plasenta belum lepas dari dinding uterus / plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan.

  Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2008; h. 101).

  Etiologi dsfsgdsf

  1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus

  2. Plasenta sudah lepas, akan tetapi

  Patofisiologi

  Multifaktor (Kelainan plasenta, kelainan uterus, salah penanganan kala III)

  Implatansi plasenta yang kuat Plasenta melekat pada dinding uterus

  Lapisan fibrinoid nitabuch tidak terbentuk Kontraksi uterus kurang kuat

  Retensio Plasenta

  

Komplikasi

Plasenta harus dikeluarkan karena dapat

menimbulkan bahaya :

  • Perdarahan
  • infeksi
  • Polip plasenta

  Pemeriksaan penunjang

Untuk memperkuat adanya dugaan retensio plasenta maka

dilakukanlah pemeriksaan penunjang yang meliputi :

  • Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb)

    dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah

    leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya

    meningkat.
  • Menentukan adanya gangguan koagulas idengan hitung

    protrombin time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time

    (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau

    Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan

    yang disebabkan oleh faktor lain.

  Penatalaksanaan Medis Retensio Placenta

  • Manual Plasenta • kuretage
  • histerektomi

  Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Atonia Uteri Pengkajian

  1.Anamnesa

  1. Riwayat kesehatan

  a) Riwayat kesehatan dahulu Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.

  b) Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.

  c) Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit

  Lanjutan…

  d) Riwayat obstetric

  1. Riwayat menstruasi meliputi :Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya ,keluhan waktu haid, HPHT.

  2. Riwayat perkawinan meliputi :Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil.

  3. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu

  4. Riwayat hamil meliputi :Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta.

  5. Riwayat persalinan meliputi :Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.

  6. Riwayat nifas meliputi :Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi.

  Lanjutan…

e) Riwayat Kehamilan sekarang 1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda.

  2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.

  3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.

  2. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

  • Mulut : bibir pucat
  • Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
  • >Abdomen : terdapat pembesaran abdomen
  • Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam

  Lanjutan…

  b) Palpasi

  • Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri • tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.
  • Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.

  c) Auskultasi

  • Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)

  d) Perkusi

  • Ekstremitas : reflek patella -/+

3. Pemeriksaan Khusus

  Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi dengan mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini meliputi : a) Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan) Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma).

  Lanjutan…

  b) Sistem vaskuler

  • Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8 jam 1, kemudian tiap 8 jam berikutnya
  • Tensi diawasi tiap 8 jam
  • Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah
  • Haemorroid diobservasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan
  • Riwayat anemia kronis, konjungtiva anemis/sub anemis, defek koagulasi kongenital, idiopatik trombositopeni purpura.

  c) Sistem Reproduksi

  • Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat hari post partum, kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya
  • Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna, banyak dan bau
  • Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi, luka jahitan dan apakah ada

  Lanjutan…

  d) Traktus urinarius

  • Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar atau tidak, spontan dan lain-lain

  e) Traktur gastro intestinal

  • Observasi terhadap nafsu makan dan obstipasi Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir

4. Pemeriksaan Penunjang

  • Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
  • Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000)

  Lanjutan….

  2. Analisis Masalah Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah :

  1.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan

  2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia

  3.Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian, respon fisiologis

3.Rencana Tindakan Keperawatan

  DX :Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan Intervensi

  1.Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi

  2.Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.

  3.Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan

  Lanjutan …

  DX : Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovalemia Intervensi

  1. Perhatikan Hb/Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah. Kaji status nutrisi, tinggi dan berat badan.

  2. Pantau tanda vital; catat derajat dan durasi episode hipovolemik.

  3. Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan

  4. Pasang jalan napas; penghisap sesuai indikasi Dx : Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian.

  Intervensi : 1. Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian hemoragi pasca partum.

  Klarifikasi kesalahan konsep.

  2. Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik pasca partum; misalnya tachikardi, tachipnea, gelisah atau iritabilitas.

  3. Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung.

  4. Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan kesempatan pada klien

  

Asuhan Keperawatan Retensio Plasenta

A. Pengkajian

  a. Data Subjektif

  1. Keluhan utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat Retensio plasenta terjadi. Ibu dengan retensio plasenta mengatakan perutnya tidak terasa mules plasenta belum lahir.

  2. Riwayat perkawinan Menanyakan tahun berapa menikah, status perkawinan dan setelah menikah berapa lama baru hamil. Gunanya untuk mengetahui fungsi alat reproduksi pasien baik atau tidak. Kejadian retensio plasenta ini dapat berkaitan dengan usia ibu yang tidak dalam usia reproduksi yang sehat dimana wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan pascapersalinan.

  Lanjutan…

  3.Riwayat menstruasi Maksud pertanyaan ini adalah untuk menentukan tafsiran persalinan dan usia kehamilan, dimana dari sini merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah siklus mentruasi pasien normal.

  4.Riwayat obstetric yang lalu menanyakan tentang kehamilan yang lalu, persalinan yang lalu dan nifas yang lalu normal atau tidak.

  • –Persalinan yang lalu, kemungkinan klien pernah mengalami persalinan spontan atau dengan tindakan , persalinan atrem atau post-term. Riwayat Bekas operasi pada uterus dapat mengakibatkan retensio plasenta.
  • –Pada kasus infertilitas, kemungkinan akan terjadi retensio plasenta karena lapisan endometriumnya tipis.
  • –Pada kasus banyak anak (grandemultipara ) merupakan salah satu predisposisi retensio plasenta

  Lanjutan…

  5. Riwayat kehamilan sekarang

  • – Keluhan-keluhan umum yang terjadi pada TM I, TM II, TM III: untuk mengetahui kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya pada ibu hamil. Pada kasus plasenta previa kemungkinan dapat mengakibatkan retensio plasenta, karena dibagian istmus uterus, pembuluh darah sedikit sehingga perlu masuk jauh kedalam.

  6. Riwayat Kesehatan

  • – Riwayat kesehatan yang lalu: untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami masalah seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hipertensi, DM, epilepsi, PMS dan mengalami operasi pada uterus atau tidak.
  • – Riwayat kesehatan sekarang

  7. Riwayat kesehatan keluarga

  • – Mengetahui apakah keluarga ada yang mengalami penyakit seperti, jantung, ginjal, asma, TBC, hipertensi, DM, epilepsi dan PMS atau tidak.

  Lanjutan …

b. Data Objektif

  1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Pada rentensio plasenta keadaan umum ibu kurang baik.

  2. Keadaan emosional untuk mengetahui apakah kaeadaan emosional ibu stabil atau tidak.

  3. Ukuran LILA untuk mengetahui status gizi ibu.

  4. Tanda-tanda vital

  • –TD : Nadi :
  • –Suhu : RR :

  5. Pemeriksaan Khusus Secara inspeksi, Yang menjadi fokus pemeriksaan yaitu mata apakah conjungtiva pucat atau tidak dan biasanya pada retensio plasenta mata klien pucat dan kemungkinan klien juga ada bekas operasi pada uterusnya. Pendarahan kurang lebih 400 cc.

  Lanjutan …

  6. Secara Palpasi

  • Secara Palpasi yaitu, pemeriksaan yang difokuskan pada abdomendengan menngunakan cara leopold.
  • Yang menjadi fokus pemeriksaan adalah pada daerah perut didapatkan uterus tidak teraba bulat dan keras kontraksi kurang kuat, TFU 3 jari diatas pusat. Plasenta belum lahir lebih dari 30 menit. Kontraksi kurang baik

  7. Secara Auskultasi

  • Secara auskultasi yaitu , Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)

  8. Secara perkusi

• Secara perkusi, Kemungkinan refleks petella kiri dan kanan positif.

  9. Pemeriksaan penunjang

  • Pemeriksaan labor dilakukan untuk mengetahui derajat anemia yang dialami klien yaitu dengan melakukan pemeriksaan HB berhubungan

  Lanjutan …

  10. Pemeriksaan dalam

  • Pada pemeriksaan dalam dengan kasus retensio plasenta (plasenta akreta) sulit ditentukan tepi plasenta karena implantasi yang dalam.

  11. Pemeriksaan luar

  • Tanda penting untuk diagnosis pada retensio plasenta (plasenta akreta) pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus atau korpus bila tali pusat ditarik.

B. Diagnosa Keperawatan

  1. Risiko tinggi terhadap deficit volume cairan berhubungan dengan perdarahan

  2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.

  3. Risiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta.

  Lanjutan …

  C. Intervensi Dx : Risiko tinggi terhadap deficit volume cairan berhubungan dengan perdarahan Intervensi :

  1.Kaji kondisi status hemodinamika

  2.Pantau pemasukan dan pengeluaran ciran harian

  3.Observasi nadi dan tekanan darah

  4.Berikan diet makanan berstektur halus

  5.Nilai hasil lab HB/HT

  6.Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi Dx : Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di butuhkan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.

  Intervensi : 1.kaji tanda vital, warna kulit dan ujung jari.

  2.Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh.

  3.Nilai hasil lab hb / ht dan jumlah sel darah merah.

  Lanjutan … Dx : Risiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta.

  Intervensi :

  1.Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas

  2.Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis

  3.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic

  Daftar Pustaka

  • • Manuaba, Ida Bagus Gede. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri &

    Ginekologi Edisi 2. EGC
  • Manuaba .I.G.B, dkk, 2007,Pengantar Kuliah Obstetri, EGC, Jakarta • Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta : Salemba Medika.
  • • Prawirohardjo, sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan

    Maternal dan Neonatal, Jakarta : PT BINA PUSTAKA
  • • Rukiyah, ali yeyeh dan Lia yulianti. 2010. Asuhan kebidanan IV ( Patologi

    kebidanan ), Jakarta Timur : CV.Trans Info Media

    • Tim Revisi. Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007. JNPK-KR : Jakarta