PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)

  Jurnal Akuntansi

  ISSN 2302-0164 Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Halaman 42- 53

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE

  

GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia 2010-2012)

  1

  2

  3 Nizamullah , Darwanis , Syukriy Abdullah 1)

  Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  2,3)

  Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

  Abstract: The purpose of this study was to examine the effect of the implementation of good corporate governance as measured by a composite score of Bank Indonesia Regulation No.

  8/4 / PBI / 2006 on financial performance in the national banking companies go public in Indonesia Stock Exchange as measured by Return on Assets (ROA).This study uses 24 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2012 with a total of 72 observations observations. Hypothesis testing is done by using a simple linear regression model to determine the effect of the implementation of GCG as measured by a composite score of PBI 8/4 / PBI / 2006 as an independent variable on the financial performance as measured by Return on Assets (ROA ) as the dependent variable.The results showed that the implementation of GCG as measured by a composite score of PBI 8/4 / PBI / 2006 a significant and negative impact on financial performance in the national banking companies go public in Indonesia Stock Exchange as measured by Return on Assets (ROA).

  Keywords : Financial Performance, Good Corporate Governance .

  Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance yang diukur dengan nilai komposit Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan nasional go publik di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan Return on Asset (ROA).Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2012 dengan total pengamatan 72 pengamatan.

  Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG yang diukur dengan nilai komposit PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagai variabel independen terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) sebagai variabel dependen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG yang diukur dengan nilai komposit PBI No. 8/4/PBI/2006 berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan nasional go publik di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan Return on Asset (ROA).

  Kata kunci : Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance.

  menyangkut aspek keuangan, pemasaran,

  PENDAHULUAN teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya.

  Menghadapi lingkungan bisnis perbankan Umumnya kinerja perusahaan diukur melalui yang semakin kompetitif dibutuhkan suatu indikator keuangan. Informasi yang sistem informasi yang dapat memberikan menggambarkan kinerja keuangan perusahaan gambaran mengenai kinerja perusahaan.Kinerja disajikan dalam bentuk laporan keuangan. perusahaan merupakan gambaran akan kondisi

  Laporankeuangan tersebut, operasional perusahaan dari berbagai aspek, baik memperlihatkanbagaimana perusahaan

  Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 42

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  43 mengalami pertumbuhan atau mengalami penurunan kinerja keuangannya. Ratnaningsih (2012) menyatakan bahwadua kriteria yang terpenting dalam penyampaian sebuah laporan keuangan adalah relevan dan realiable.

  Pada dasarnya pengukuran kinerja keuangan perbankan tidak berbeda dengan pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya. Penilaian kinerja bank terutama kinerja keuangan mengacu pada peraturan Bank Indonesia No. 13/I/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum.Menurut Minan (2008:16) kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Salah satu rasio yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan tersebut adalah Return on Asset (ROA). Menurut Bank Indonesia (2006), ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode.Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank.Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat.

  Pengelolaan bank di Indonesia tidak terlepas dari teori keagenan (agency teory). Menurut Arafat (2009:7) teori keagenan menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga profesional (agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Pihak manajer (tenaga profesional) sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda dengan pemegang saham terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima.

  Para pengelola perusahaan baik eksekutif (Direksi) dan pengawas (Dewan Komisaris) mengemban amanah untuk memastikan pencapaian tujuan perusahaan melalui penggunaan sumber daya perusahaan dan kewenangan yang dimilikinya sehingga mampu menjaga kesinambungan perusahaan dalam jangka panjang. Menurut

  IICG (2012:1) tantangan yang dihadapi para pengelola perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dapat berasal dari internal perusahaan maupun eksternal. Beberapa kasus korporasi, praktik bisnis yang tidak beretika, dan krisis ekonomi telah merontokkan banyak korporasi menjadi pembelajaran dan pengetahuan kepada seluruh pihak khususnya pengelola perusahaan tentang pentingnya tata kelola perusahaan yang baik. Good Corporate Governance (GCG) atau yang lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai pilihan yang bukan saja menjadi formalitas, namun suatu sistem nilai yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.

  Menurut Sutedi (2012:2), GCG merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) kepada semua stakeholder. Sutedi (2012:2) menyebutkan ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukanpengungkapan (disclosure) secara akurat, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder. Secara singkat, Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 44 menurut Arafat (2009:12) ada lima komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG ini, yaitu transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Menurut Sutedi (2012:3), kelima komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCG secara konsisten dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan menghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan.

  Menurut Sugiarto (2011:3) transparansi dalam dunia perbankan diwujudkan dengan kewajiban bank untuk mengungkapkan kondisi keuangan dan non keuangan bank dalam bentuk laporan keuangan dan laporan pelaksanaan GCG; prinsip akuntabilitas dan responsibilitas dilaksanakan melalui kejelasan fungsi antara pemilik dengan pengelola bank. Menurut KNKG (2012:9) independensi merupakan kemandirian bank dari dominasi pihak lain dan objektif dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

  Menurut laporan World Bank (1999) dalam Sutedi (2012:65), krisis ekonomi di Asia Timur disebabkan oleh kegagalan sistematik penerapan GCG yang berasal dari sistem kerangka hukum yang lemah, standar akuntansi dan standar auditing yang tidak konsisten, praktik perbankan yang buruk, pengawasan board of director yang tidak efektif, serta kurangnya mempertimbangkan hak pemegang saham minoritas.Asian Development Bank(2006) dalam Arafat (2011:4) menyimpulkan bahwa krisis ekonomi yang menimpa negara-negara ASEAN disebabkan oleh sistem GCG yang buruk dalam perekonomian.

  Krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun 1997mengakibatkankrisis perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional, menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya pengelolaan bank secara prudential dan transparan.Sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian, masing-masing bank memiliki kesadaran untuk mengembangkan keberlanjutan usaha melalui pelaksanaan GCG.Menurut KNKG (2012:1) pelaksanaan GCG oleh masing- masing bank dapat berpengaruh terhadap sistem perbankan secara keseluruhan sehingga mampu menangkal potensi krisis yang mungkin terjadi.

  Industri perbankan merupakan industri yang menuntut kepercayaan dari masyarakat dan investor. Menurut Johansyah (2011:1) Bank merupakan bisnis kepercayaan. Jika kepercayaan itu hilang maka akan berpengaruh terhadap kondisi perbankan nasional. Untuk menjamin bahwa bank dikelola oleh orang yang profesional maka bank tersebut harus memiliki aturan guna mengamankan kepentingan stakeholders.

  Untuk menciptakan industri perbankan yang aman, sehat, dan kuat, Bank Indonesia (2006) mengeluarkan penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Penilaian dan Kepatutan Mutu Pengelolaan Perbankan. Penyempurnaan peraturan tersebut dikeluarkan untuk mengedepankan pemenuhan prinsip- prinsip prudential perbankan dan penerapan GCG. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 13/I/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum.Bank Indonesia mengatur bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.

  Penilaian GCG bank berpedomanpada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum. Penilaian tersebut dilakukan secara mandiri (self assesment) dengan membandingkan pemenuhan setiap kriteria/indikator dengan kondisi bank berdasarkan data dan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  45 analisis tersebut ditetapkan peringkat masing-masing kriteria/indikator. Penilaian mandiri dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

  Penelitian mengenai hubungan GCG dengan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan diantaranya Dewayanto (2010) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan penerapan

  corporate governance terhadap kinerja keuangan perbankan nasional yang terdaftar pada BEI.

  Penelitian Purnamasari (2012) menunjukkan bahwa penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan.Penelitian Ristifani (2009) menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG berpengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).Akan tetapi, penelitian yang mengkaji pengaruh penerapan GCG yang diukur dengan nilai komposit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance yang diukur dengan nilai komposit Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan nasional yang go public di Bursa Efek Indonesia.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Masalah Keagenan di Perbankan

  Praktek perekonomian modern dewasa ini, manajemen dan pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan, hal ini merupakan bentuk dari hubungan keagenan (agency relationship) yang menekankan principal (pemegang saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada agent (pihak profesional atau manajemen). Menurut Dewayanto (2010) agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang (owners atau pemegang saham) menunjuk seorang lainnya (disebut agen/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil keputusan.

  Pemisahan kepemilikan pada institusi perbankan dapat menimbulkan benturan kepentingan (conflict of interest) jika tidak dilakukan pengawasan.Menurut KNKG (2012:57) benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomi pribadi direktur dan komisaris serta jajaran di bawahnya, pemegang saham atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham, yang dapat merugikan bank.

  Good Corporate Governance pada Perbankan Indonesia

  Krisis keuangan yang melanda Indonesia tahun 1997 mengakibatkan krisis perbankan terparah dalam sejarah perbankan nasional, menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya pengelolaan bank secara prudential dan transparan. Sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian, masing-masing bank memiliki kesadaran untuk mengembangkan keberlanjutan usaha melalui pelaksanaan GCG.Pelaksanaan GCG oleh masing-masing bank dapat berpengaruh terhadap sistem perbankan secara keseluruhan sehingga mampu menangkal potensi krisis yang mungkin terjadi.

  Untuk menciptakan industri perbankan yang aman, sehat, dan kuat, Bank Indonesia (2006) mengeluarkan penyempurnaan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Penilaian dan Kepatutan Mutu Pengelolaan Perbankan. Penyempurnaan peraturan tersebut dikeluarkan untuk mengedepankan pemenuhan prinsip-prinsip Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 46 prudential perbankan dan penerapan GCG.

  Kinerja Keuangan

  Pada dasarnya pengukuran kinerja keuangan perbankan tidak berbeda dengan pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya. Menurut Minan (2008:16) kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Dalam UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa Bank Indonesia berhak untuk menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank.

  Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk menentukan kesehatan bank adalah ROA (return on assets).ROA menurut Minan (2008:19) kemampuan manajemen bank untuk mengubah asset menjadi earnings.Kemampuan tersebut diwujudkan dengan mengelola bank secara efisien dengan memaksimalkan assetbank yang tersedia.Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat.

  Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

  Menurut Baidaie (2013:12), kinerja perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kinerja keuangannya tetapi juga ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan good corporate governance, FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) bekerjasama dengan Asian Development Bank dan Pricewaterhouse Coopers telah mengembangkan suatu penilaian mandiri (self assesment) sebagai alat untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia menilai pelaksanaan GCG nya.

  Khusus bank, penilaian mandiri (self assesment) GCG berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum, maka setiap bank umum yang beroperasi di Indonesia diharuskan melakukan self assesment terhadap pelaksanaan GCG minimal 1 (satu) kali dalam setahun dan hasil self assessment tersebut merupakan bagian dari Laporan Pelaksanaan GCG.Penilaian mandiri menurut Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 meliputi: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi; 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite; 4. Penanganan benturan kepentingan; 5.Penerapan fungsi kepatuhan bank; 6. Penerapan fungsi audit intern; 7. Penerapanfungsi audit ekstern; 8. Fungsi manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern; 9.Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar; 10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal; 11.Rencana strategis bank.

  Menurut Johansyah (2011) pelaksanaan self assesment GCG bank umum yang diawasi oleh Pengawas Bank Indonesia akan menjadi bagian penentu tingkat kesehatan/kinerja bank. Disamping itu Bank Indonesia mewajibkan bank umum untuk menyampaikan laporan GCG setiap tahun dan masyarakat dapat mengaksesnya melalui website bank.Laporan GCG tersebut meliputi fraud yang terjadi di bank, benturan kepentingan, remunerasi yang diterima oleh dewan komisaris dan direksi, pengaduan nasabah dan hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan bank secara transparan.Informasi laporan GCG yang dapat diakses oleh masyarakat tersebut dapat memberikan

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  c.

  Penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana (simple linear regression) dengan perangkat SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).Metode yang digunakan analisis Statistik deskriptifuntuk menggambarkan variabel- variabeldalam penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini mencakup nilai rata- rata (mean), deviasi standar, minimum, dan maksimum. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang dianalisis.

  Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis

  Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diukur dengan nilai Return on Asset (ROA) yang merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimiliki.

  bank telah melakukan penerapan GCG dengan kondisi tidak baik.

  e. Peringkat 5 nilai komposit 4,5-5 menunjukkan

  Peringkat 4 nilai komposit 3,5-4,5 menunjukkan bank telah melakukan penerapan GCG dengan kondisi kurang baik.

  d.

  Peringkat 3 nilai komposit 2,5-3,5 menunjukkan bank telah melakukan penerapan GCG dengan kondisi cukup baik.

  2 nilai komposit 1,5-2,5 menunjukkan bank telah melakukan penerapan GCG dengan kondisi baik.

  47 informasi yang akurat kepada masyarakat untuk memilih menyimpan dananya dibank.

  b. Peringkat

  Peringkat 1 nilai komposit <1,5 menunjukkan bank telah melakukan penerapan GCG dengan kondisi sangat baik.

  a.

  Variabel independen dalam penelitian adalah GCG, yang diukur dengan menggunakan nilai pemeringkatan komposit GCG yang dikeluarkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, dengan range penilaian sebagai berikut:

  Variabel Penelitian

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang bersumber dari laporan tahunan (annual report) perusahaan perbankan nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder berupa nilai pemeringkatan komposit GCG sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 yang dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun 2010-2012 dan diperoleh dari situs

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

  METODE PENELITIAN Populasi, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

  Adapun kriteria pembobotan perhitungan nilai komposit Self Assesment Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006. Penilaian tersebut dilakukan secara mandiri dengan membandingkan pemenuhan setiap kriteria/indikator dengan kondisi bank berdasarkan data dan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan peringkat masing-masing kriteria/indikator. Penilaian mandiri dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

  Untuk menguji normalitas data menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.Dalam analisis Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 48 grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot.Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov (uji K-S). Dasar pengambilan keputusannya adalah: a.

  Std. Deviatio n

  Pada Tabel 4.1, diperoleh nilai GCG minimum adalah sebesar 1.00. Hal ini menunjukan bahwa selama periode pengamatan tahun 2010 s.d 2012 nilai komposit GCG sebesar 1.00 yang dikelompokan pada peringkat 1 (satu), menunjukan kondisi sangat baik yang dimiliki oleh Bank Central Asia pada tahun 2011. Kondisi pada peringkat satu atau sangat baik menunjukan bahwa Bank BCA pada tahun 2011 secara umum sangat memadai atas

  rata-rata yang diperoleh sebesar 2,2061 atau 2,2061%, menunjukan bahwa profitabilitas yang diukur oleh ROA pada perusahaan perbankan periode 2010 s.d 2012 adalah sebesar 2,2061% dengan nilai standar deviasi dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar 1,12146.

  Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2012. Nilai

  Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.1, nilai minimum ROA adalah sebesar 0,09, nilai maksimum adalah sebesar 5,15, dan nilai rata-rata 2,2061 dengan nilai standar deviasi 1,12146. Nilai statistik tersebut mengartikan bahwa selama periode pengamatan dari tahun 2010 s.d 2012, rentangan nilai ROA dari nilai minimum 0,09 sampai nilai maksimum sebesar 5,15. Artinya, nilai minimum ROA sebesar 0,09% dari profitabilitas Bank Bumi Putera pada tahun 2012. Sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 5,15% dihasilkan dari profitabilitas

  72 Sumber: Data sekunder hasil olahan program SPSS

  (listwise )

  ROA 72 0,09 5,15 2,2061 1,12146 GCG 72 1.00 3,67 1,6287 0,51383 Valid N

  N Mini mum Maximu m Mean

  Jika tingkat signifikansinya >0,05 maka data terdistribusinya normal.

  Variabel Independen

  Tabel 4.1 Statistik Deskriptif untuk Variabel Dependen dan

  Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui distribusi variabel yang menjadi objek penelitian.Analisis deskriptif terdiri dari gambaran umum mengenai nilai statistik data penelitian yang mencakup nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Secara lengkap, analisis dekriptif seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

  GCG :Penerapan good corporate governance,diukur dengan nilai komposit GCG sesuai PBI No.8/4/PBI/2006; Α : Konstanta; Β : Koefisien regresi; ε: Error term.

  Y: Kinerja keuangan diukur dengan nilai Return on Aset (ROA);

  Yi = α + βi GCG + ϵ Keterangan:

  Jika tingkat signifikansinya <0,05 maka data terdistribusinya tidak normal Dalam pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu berupa perangkat lunak statistik (statistic software) yang dikenal dengan SPSS. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan persamaan sebagai berikut:

  b.

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Deskriptif

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pemenuhan atas prinsip-prinsip GCG, sedangkan Normal P-P Plot Of Regression Standardized nilai maksimum GCG adalah sebesar 3,67 yang Residual dikelompokan pada peringkat

  4 (empat), menunjukan kondisi kurang baik. Nilai maksimum tersebut merupakan hasil pelaporan dan Bank Windu tahun 2012. Kondisi pada peringkat empat atau kurang baik mengambarkan bahwa Bank Windu pada tahun 2012 memiliki pemenuhan yang kurang memadai atas prinsip-prinsip GCG.Terdapat kelemahan yang signifikan dalampenerapan prinsip GCG, dan memerlukan perbaikan yang menyeluruh oleh manajemen Bank. Sedangkan untuk nilai rata- rata GCG adalah sebesar 1,6287, yang dikelompokan pada peringkat 2 (dua) menunjukan kondisi baik. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata

  Berdasarkan Gambar 4.1 grafik normal perusahaan perbankan periode tahun 2010 s.d 2012 plot, menunjukan bahwa model regresi layak telah menerapkan Good Corporate Governance dipakai dalam penelitian ini karena grafik normal secara baik, hal ini tercermin dari pemenuhan yang plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis memadai atas prinsip-prinsip GCG. Apabila terdapat diagonal serta penyebaran mengikuti arah garis kelemahan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG, diagonal menunjukan pola distribusi maka secara umum kelemahan tersebut kurang normal.sedangkan dalam analisis statistik signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan dilakukan dengan uji kolmogorov Smirnov (uji normal oleh manajemen Bank. K-S). Pada uji

  Uji normalitas bertujuan untuk menguji tersebut memiliki dua syarat utama, dimana data apakah dalam suatu model regresi linear berganda dikatakan normal jika tingkat signifikansinya variabel bebas dan variabel terikat keduanya

  <0,05 dan dikatakan tidak normal jika tingkat mempunyai distribusi normal atau tidak.Model signifikansinya >0,05. Analisis statistik dapat regresi yang baik memiliki distribusi data normal dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: atau mendakati normal.Uji normalitas dapat diketahui dengan melihat normal probability plot.

  Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka titik-titik yang mengambarkan data akan mengikuti garis

Tabel 4.2 diagonalnya. Uji normalitas data dapat dilihat pada

  Analisis Statistik untuk Uji Normalitas

Gambar 4.1 berikut ini:

  Gambar 4.1

  49 Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Variabel Koefisie T Si ROA GCG n hitung g

  Pearso ROA 1.000 -.398 Constant 3.622 8.676 0, n GCG

  000 Correl -.398 1.000

  X1 -0.869 -3.554 0. ation

  000 Sig.(1t ROA .000

  DF = n-2 R= 0.398 T table = ailed) GCG .000

  DF = 72- R2=0.15 -1.668 N ROA

  72

  72 2 = 70

  9 GCG

  72

  72 Sumber : Data sekunder hasil olahan program SPSS Berdasarkan hasil pengolahan data, Tabel 4.3 dapat dilihat koefisien dari variable independen dan

  Berdasarkan data dari Tabel 4.2, konstanta dalam penelitian ini masing-masing adalah menunjukan nilai signifikan di kedua variabel

  • 0,869 dan 3,622. Hal ini bermakna bahwa yaituROA adalah sebesar 0.000 dan untuk GCG penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja adalah sebesar 0.000.Dapat disimpulkan bahwa keuangan.

  kedua data tersebut memenuhi syarat untuk uji Hasil dari pengujian dengan analisis regresi dapat normalitas yaitu tingkat signifikansinya dibawah ditulis sebagai berikut: 0,005.

  Y=3,622-0,869X1+ei Dari persamaan di atas, kinerja keuangan

  4.1.3 Analisis Regresi Linear yang diukur dengan ROA dipengaruhi oleh nilai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemeringkat komposit GCG. Hasil analisis pengaruh penerapan GCG terhadap menunjukan bahwa faktor nilai pemeringkat kinerjakeuangan yang diukur dengan ROA pada komposit GCG (X1), berpengaruh negatif terhadap perusahaan perbankan.Oleh karena itu digunakan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (Y). Jika analisis regresi linear untuk menganalisis terjadi peningkatan nilai pemeringkat komposit, pengaruh tersebut dengan program SPSS versi maka akan menurunkan kinerja keuangan yang

  21.0. Hasilnya adalah sebagai berikut: diukur dengan ROA.

  Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau kuat lemahnya hubungan Tabel 4.3 antara variabel nilai pemeringkat komposit (X1)

  Pengaruh Nilai Pemeringkatan Komposit GCG terhadap kinerja keuangan (Y), dapat dilihat dari terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan koefisien korelasi (R). Dari pengolahan data Rhasil ROA sebesar 0,398, mengambarkan bahwa hubungan antara nilai pemeringkat komposit GCG (X1) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (Y) adalah lemah, yaitu sebesar 39,80%.

  Untuk mengetahui seberapa besar peranan Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 50 Penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan. Perusahaan Perbankan yang secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip GCG akan memiliki kinerja keuangan yang membaik. Nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 berpengaruh terhadap kinerja

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  17 8.676 .

  Untuk uji t yang diperoleh dari t hitung -3,554 < t tabel -1,668 dengan nilai signifikasinya 0,001<0,005 hal ini juga membuktikan bahwa nilai pemeringkat komposit berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukan bahwa nilai pemeringkat komposit GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, yang bernilai koefisien regresi -0,869. Dengan demikian setiap kenaikan dan penurunan nilai pemeringkat komposit GCG akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Disamping itu, nilai pemeringkat komposit GCG juga memiliki hubungan negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Semakin tinggi nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 menunjukkan bahwa penerapan GCG pada perbankan tersebut secara umum tidak baik dan menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Sebaliknya, semakin rendah nilai pemeringkat komposit GCG yang diukur dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 menunjukkan bahwa penerapan GCG pada perbankan tersebut secara umum sangat baik dan akan menaikkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.

  0,869≠0), maka Ha diterima dan H0 ditolak dan dapat diartikan bahwa nilai pemeringkat komposit GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA.

  Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.4, dapat dilihat nilai koefisien untuk variabel nilai pemeringkat komposit GCG adalah sebesar -0,869. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan nilai pemeringkat komposit GCG 1 point maka akan menurunkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA sebesar 0,869 point. Begitu juga sebaliknya jika penurunan nilai pemeringkat komposit CGC 1 point maka akan menaikkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROA sebesar 0,869 point. Selanjutnya, nilai koefisien yang dihasilkan -0,869 atau tidak sama dengan nol (-

  001 Sumber: Data Sekunder hasil olahan program SPSS

  45

  .2

  000 GCG - .869

  3.622 .4

  Error Beta (Constant )

  B Std.

  Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig.

  Tabel 4.4 Hasil Regresi

Tabel 4.4 sebagai berikut:

  4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis merupakan jawaban dari hipotesis yang telah ditetapkan. Hal ini tergambar pada hasil regresi yang ditunjukan dalam

  • 3.554 .

  51 variabel independent yaitu nilai pemeringkat komposit GCG (X1) dalam mempengaruhi variabel dependent (Y), dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2). Dari hasil penelitian diperoleh hasil R2 sebesar 0,159, berarti nilai pemeringkat komposit GCG (X1) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA (Y) adalah sebesar 15,90%.

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  • .398
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 52 keuangan yang diukur dengan ROA dan memiliki hubungan yang negatif.Ini menunjukan indikasi bahwa nilai komposit GCG yang semakin kecil menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG sangat baik dan menghasilkan tingkat kinerja keuangan yang diukur dengan ROA yang semakin tinggi.

  Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP YKPN. Johansyah, Difi. 2011. Kiat Agar GCG Bank Makin Oke. Newsletter Bank Indonesia. No 16: 2. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

  Sakaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

  Ristifani. 2009. Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan Hubungannya terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero). Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

  Republik Indonesia, Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Good Corporate Governance.

  Ratnaningsih. 2012. Pengaruh Good Coerporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI 2009 -2011. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus.

  Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. 1-11

  Purnamasari, Indah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Berdasarkan Corporate Governance Perception Index (CGPI) terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

  2012. Prinsip Dasar dan Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance Perbankan Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.

  Frediawan, Ridwan. 2008. Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponogoro.

  Saran

  Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta.

  Dewayanto, Totok. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan Nasional. Fokus Ekonomi 5. No 2: 119.

  Bank Indonesia. 2006. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

  Baidaie, Chatim. 2013. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.

  Asian Development Bank. 2006. Guidelines for Preparing a Design and Monitoring Framework. Manila.

  Arafat, Wilson. 2009. Smart Strategy for 360 Degree Good Corporate Governance. Jakarta: Sicyrocketing Publisher.

  Penerapan GCG yang diukur nilai komposit GCG berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tidak hanya terbatas pada perusahaan perbankan yang sudah go public saja, namun harus diterapkan juga pada semua perusahaan perbankan yang belum go public. Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan rasio kinerja keuangan lainya, seperti; Return on Equity (ROE) dan Return on Invesment (ROI) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penerapan GCG.

DAFTAR PUSTAKA

  Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

  Sugiarto, Agus. 2011. Kiat Agar GCG Bank Makin Oke. Newsletter Bank Indonesia. No 16: 3. World Bank (1999).Governance.The

  World Bank’s Experience.Melalui Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. <httpL//www.worldbank.com (12/12/03).

  Jakarta: Sinar Grafika.

  Yuliana. 2011. Kiat Agar GCG Bank Makin Oke. The Indonesia Institute for Corporate Governance Newsletter Bank Indonesia. No 16: 4.

  (IICG). 2012. GCG dalam Perspektif Pengetahuan. Jakarta: CGPI.

  53

Dokumen yang terkait

View of Hubungan Aktifitas Berulang Dan Sikap Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders Pada Tenaga Kerja di PT Bahari Gembira Ria Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017

0 0 7

View of Pengetahuan dan Peran Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak Autis di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Unggul Sakti Jambi

1 1 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA PADA LEMBAGA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA WILAYAH KEJAKSAAN TINGGI ACEH

0 2 8

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PENGARUH QUICK RATIO, EARNING PER SHARE, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 9

PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 7

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL, NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Pada Bank Persero di Indonesia Periode 2002 – 2013)

0 1 9

PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Pada Pemda Kabupaten Aceh Selatan)

1 2 9

PENGARUH DIVIDEN TUNAI, ARUS KAS BEBAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP UTANG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2010–2014

1 1 12