PEMBERIAN IZIN PERGUDANGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

  

PEMBERIAN IZIN PERGUDANGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

M. Rifki Ichtiar, Syamsir Syamsu, S.H., M.Hum., Marlia Eka Putri.S.H.,M.H.

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Email

  

ABSTRAK

  Izin Pergudangan pada BPMP kota bandar lampung disebut dengan Tanda Daftar Gudang (TDG), Tanda Daftar Gudang (TDG) adalah suatu tanda daftar yang berlaku sebagai bukti bahwa gudang tersebut telah didaftarkan untuk dapat melakukan kegiatan sarana distribusi, Tanda Daftar Gudang merupakan salah satu sektor yang mendukung PAD Kota Bandar Lampung, Perizinan Pergudangan yang merupakan instrumen kebijakan pemerintah dalam menertibkan kedisplinan hukum masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penataan dan Pembinaan Pergudangan bahwa setiap perusahaan atau perorangan yang memiliki gudang wajib memiliki Izin Pergudangan yang disebut dengan Tanda Daftar Gudang (TDG) Tapi kenyataannya masih ada Pergudangan yang tetap beroperasi namun belum memiliki Tanda Daftar Gudang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan pemberian izin pergudangan di Kota Bandar Lampung dan apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberian Izin pergudangan di Kota Bandar Lampung ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif dan empiris. Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa keterangan dan pendapat dari para informan di lapangan dan data sekunder berupa peraturan perundang-undangan dan buku-buku yang berhubungan dengan pelaksanaan pemberian izin. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan, pengolahan data dan analisis data.

  Tahap pemberian Izin Pergudangan adalah pendaftaran, pemrosesan, penetapan, dan penerbitan. Jumlah Pergudangan di Kota Bandar Lampung yang telah terdaftar di Badan Penanaman Modal dan Perizinan pada tahun 2013 sebanyak 113 gudang. Faktor penghambat dalam pelaksanaan izin mendirikan Pergudangan antara lain: lemahnya penerapan sanksi terhadap pelaku usaha yang tidak mendaftarkan gudangannya dan bagi pelaku usaha yang melakukan pelanggaran, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan terhadap pergudangan yang tidak memiliki izin, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perizinan Pergudangan,serta kurangnya sarana dan prasarana BPMP Kota Bandar lampung.

  Kata Kunci: Perizinan , Pergudangan , Kota Bandar Lampung

  ABSTRACT

Warehousing Licensed on Bandar Lampung BPMP called Warehouse Registration

(TDG), Warehouse Registration (TDG) is a valid registration certificate as proof that

the warehouse has been registered to conduct distribution facility. Licensed

Warehousing is one sector that supports PAD Bandar Lampung. This is supported by

the Licensing Warehousing which is the instrument of government policy in public law

discipline to discipline in accordance with the Trade Minister Regulation No. 16 Year

2006 on Warehousing Management and Development that any company or individual

who has a warehouse storage required to have registration certificates (TDG) But the

fact is there still existing Warehouse in operation but they have not had a registration

certificate storage. The problem in this research is how the implementation of licensing

warehouse in Bandar Lampung and what are the obstacles in implementing permit

warehousing in Bandar Lampung ?

The method used in this study is a normative and empirical method. Source of data in

the study were primary data and secondary data. The primary data of information and

opinions from the respondents on the ground and secondary data in the form of

legislation and books relating to the implementation of licensing. Methods of data

collection done by library research, field studies, data processing and data analysis.

  

Warehousing license step is registration, processing, determination, and publishing.

Total Warehousing in Bandar Lampung who have enrolled in the Board of Investment

and Licensing in 2013 as many as 113 warehouses. Limiting factor in the

implementation of Warehousing permits among others: lack of sanctions

implementation against businesses that do not register their warehouse and for

businesses who commit violations, lack of supervision conducted by the board of

investment and licensing against unauthorized warehousing, and lack of public

awareness of warehousing importance of licensing, as well as lack of infrastructure

and facilities in BPMP of Bandar Lampung.

  Keywords: Licensing, Warehousing, Bandar Lampung city

I. PENDAHULUAN

  Pemerintah dalam negara hukum modern memiliki tugas dan wewenang yang tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umum, Untuk menjaga keamanan, ketertiban dan mengupayakan kesejahteraan umum pemerintah mempunyai wewenang dalam bidang pengaturan yang berbentuk ketetapan.

  dari ketetapan adalah izin, Berdasarkan

  Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tata kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah, izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau Badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Kota Bandar Lampung memiliki banyak menengah, dan kecil. Setiap industri membutuhkan tempat penyimpan yang disebut gudang, sebagai sentra jasa, perdagangan dan industri, sehingga perlu ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana yang memadai serta terciptanya kondisi dan situasi yang kondusif untuk memacu pertumbuhan Industri di Kota Bandar Lampung. Melihat visi dan perkembangan kota yang cukup pesat, maka pengembangan kota diarahkan kepada sektor-sektor ekonomi yang potensial dan mempunyai unggulan, termasuk perdagangan dan industri yang pada saat ini tersebar di beberapa wilayah Kota Bandar Lampung. 1 Y. Sri Pudiatmoko,2009, Perizinan: Problem

  Dan Upaya Pembenahan,PT gramedia

  Dibentuknya sistem pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung Nomor 58 Tahun 2011 Tentang Tugas Fungsi Dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik khususnya dibidang perizinan, sehingga terciptanya pelayanan publik yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau yang dapat dilakukan dalam satu wadah (one stop service) Perkembangan yang pesat dan berdirinya berbagai macam industri mengakibatkan banyak berdirinya gudang-gudang di Kota Bandar Lampung yang harus diarahkan agar perkembangannya sesuai dengan perencanaan kota tersebut sangat penting guna mencapai suatu penertiban gudang- gudang yang serasi dengan lingkungan sekitarnnya. Dengan kata lain, perkembangan gudang-gudang baru tersebut tidak mengarah pada kondisi yang tidak teratur, Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Kota Bandar Lampung mengendalikannya dan mengarahkannya melalui izin pergudangan dengan istilah Tanda Daftar Gudang, pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung Izin Pergudangan dikenal dengan istilah Tanda Daftar Gudang, Tanda daftar gudang adalah surat tanda daftar yang berlaku sebagai bukti bahwa gudang tersebut telah didaftar untuk dapat melakukan kegiatan sarana distribusi.

1 Salah satu wujud

  Pada dasarnya tujuan dari pemberian Tanda Daftar Gudang adalah untuk memberikan kepastian hak perorangan yang diakui oleh peraturan perundang- undangan Republik Indonesia dan perturan-peraturan tentang pergudangan dan untuk menghindari sengketa dikemudian hari. Serta sebagai Upaya Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengatur keberadaan dan fungsi dari gudang-gudang tersebut.

  Setiap pelaksanaan pendirian gudang harus mengikuti peraturan perundang- undangan Republik Indonesia yang berlaku. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pergudangan dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 66 Tahun 2011 Tentang Standart Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung. Peraturan ini menjadi landasan pengaturan pembangunan gudang di Kota Bandar Lampung. Namun demikian, kenyataan di Kota Pemkot Bandar Lampung, Edy Santoso, sejauh ini menurut data yang ada pada tim penertiban, ada sekitar 674 gudang di Bandar Lampung, ada 53 gudang yang lengkap perizinannya, 93 gudang baru selesai mengurus perizinan, 201 gudang sedang mengurus perizinannya, dan sisanya belum ada kejelasan

  2 .

  Terdapat banyak Faktor yang menyebabkan para pemilik gudang di Kota Bandar Lampung belum memiliki Tanda Daftar Gudang diantaranya adalah kurangnya pemahaman tentang arti penting dari Tanda Daftar Gudang serta tata cara dan prosedur yang harus dilalui dalam proses pemberian Tanda Daftar Gudang, karena dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006

  

  Tentang Penataan Dan Pembinaan Pergudangan, Gudang-gudang yang belum memiliki Tanda Daftar gudang akan diberikan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, dan pemilik gudang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan gudangnya akan dikenakan sanksi pidana Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul

  “Perizinan Pergudangan di Kota Bandar Lampun g” Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : a.

  Bagaimanakah pelaksanaan pemberian Izin Pergudangan di Kota Bandar Lampung ? b. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberian Izin

  Pergudangan di Kota Bandar Lampung ?

  Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan baku utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum dengan menggunakan data sekunder, diantaranya asas, kaidah, norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dan peraturan lainnya, dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan Republik Indonesia dan dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian.

  Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke penerapan perundang-undangan Republik Indonesia atau aturan hukum yang berkaitan dengan pemberian izin pergudangan di Kota Bandar Lampung, serta melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pemberian izin pergudangan di Kota Bandar Lampung.

  Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data primer dan sekunder.

  Yaitu data yang diperoleh secara langsung berupa keterangan- keterangan dan pendapat Ibu Yuli cahyati.S.T.,M.si. selaku kepala sub bidang Pengaduan dan Bapak Muntahar.S.E.,M.M. selaku kepala sub bidang perencanaan dan pengembangan perizinan serta serta Bpk. Heri Wibowo, Bpk. Abdul Wahab, Bpk Triono selaku para kepala gudang di Kota Bandar Lampung dan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan melalui wawancara dan observasi. lingkungan Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kota Bandar Lampung

  ,

  dan beberapa Gudang-gudang yang ada di Kota Bandar Lampung 2.

  Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, yang terdiri dari bahan baku primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

   Studi Kepustakaan

  Metode ini dilakukan dengan cara melakukan serangkaian kegiatan seperti membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang ada kaitannya dengan persalahan yang akan diteliti b.

   Studi Lapangan

  Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan informan yang telah direncanakan sebelumnya. Informan yang digunakan dalam wawancara ini adalah Ibu Yuli Cahyati.S.T.,M.si selaku kepala sub bidang Pengaduan dan Bapak Muntahar.S.E.,M.M. selaku kepala sub bidang perencanaan dan pengembangan perizinan serta Bpk. Heri Wibowo, Bpk. Abdul Wahab, Bpk Triono selaku para kepala gudang di Kota Bandar Lampung. Wawancara dilaksanakan secara langsung dan terbuka dengan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan keterangan atau jawaban yang bebas sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

1. Data primer

  Data yang terkumpul kemudian diproses melalui pengolahan dan pengkajian data.

  1. Editing, yaitu memeriksa data yang didapatkan untuk mengetahui apakah data yang didapat itu relevan dan sesuai dengan bahasan. Apabila terdapat data yang salah maka akan dilakukan perbaikan.

  2. Klasifikasi data, yaitu data yang telah selesai diseleksi kemudian diklasifikasi sesuai dengan jenisnya dan berhubungan dengan masalah penelitian.

  3. Sistemasi data, yaitu menempatkan data pada masing-masing bidang pembahasan yang dilakukan secara sistematis

  Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan serta menggambarkan data dan fakta yang dihasilkan dari suatu penelitian di evaluasi, dan pengetahuan umum. Data kemudian dianalisis dengan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat khusus untuk mengajukan saran-saran.

  III. HASIL PENELITIAN DAN

  PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Pemerintahan Daerah Kota Bandar Lampung

  Berdasarkan otonomi daerah, Kota Bandar Lampung memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga memberikan ruang yang cukup besar salah satunya adalah di bidang industri dan pergudangan Salah satu hal penting dalam pelaksanaan otonomi daerah yang sering menjadi sorotan adalah sejauh mana kebijakan otonomi daerah dapat memberikan peningkatan kualitas dan efektivitas fungsi-fungsi pelayanan publik termasuk pelayanan perizinan usaha dapat mendorong perkembangan kehidupan investasi dan dunia usaha di daerah, guna mewujudkan good

  governance dalam peningkatan

  pelayanan publik di bidang perizinan di Kota Bandar Lampung adalah denganpembentukan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung yang berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 58 Tahun 2011 memiliki tugas pokok untuk pemerintahan daerah alam hal pelayanan prizinan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku serta kebijakan yang ditetapkan oleh walikota. selain melaksanakan tugas tersebut, Badan Penanaman Modal dan Perizinan mempunyai fungsi untuk : a.

  Perumusan-perumusan kebijakan- kebijakn teknis di bidang pelayanan perizinan dan penanaman modal b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya d.

  Pengkoordinasian dalam penyusunan program, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi di bidang pelayanan perizinan dan penanaman modal e.

  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  4.1.2. Potensi Gudang di Kota Bandar Lampung

  Kota Bandar Lampung memiliki posisi strategis dan keunggulan kompratif menjadikan visi pembangunan kota kedepan sebagai sentra jasa, perdagangan dan industri, sehingga perlu ditunjang dengan keberadaan prasarana dan sarana yang memadai serta terciptanya kondisi dan situasi yang kondusif untuk memacu pertumbuhan dunia industri dan pergudangan. Melihat visi dan perkembangan kota yang cukup pesat, maka pengembangan kota diarahkan kepada sektor-sektor ekonomi yang potensial dan mempunyai unggulan jumlah gudang di Kota Bandar Lampung yang telah terdaftar di Badan Penanaman Modal dan Perizinan pada tahun 2013 sebanyak 113 gudang, tahun 2012 sebanyak 106 gudang, tahun 2011 sebanyak 107 gudang, tahun 2010 sebanyak 158 gudang, gudang yang didirikan terdiri dari berbagai jenis gudang yang bermacam-macam. Gudang-gudang tersebut telah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan telah memenuhi aspek kelayakan. Gudang tersebut tersebar di 18 (delapan belas) Kecamatan yaitu Kecamatan Dari ke delapan belas kecamatan tersebut, gudang yang melakukan izin terbanyak berada di Kecamatan Panjang, Sukabumi, Teluk Betung Selatan, Tanjung Karang Timur, Tanjung Karang Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa berkembang secara baik dan membantu dalam bidang pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui Pendaftaran Izin Pergudangan 4.2.

   Pelaksanaan Pemberian Izin Pergudangan di Kota Bandar Lampung

  Proses dan prosedur perizinan dapat meliputi prosedur pelayanan perizinan, proses penyelesaian perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh aparat/petugas Badan Penanaman Modal dan Perizinan dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat maupun kebutuhan dasar masyarakat dibidang perizinan yang merupakan pengendalian dari pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung No. 66 Tahun 2011

  Tentang Standart Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung.

  Uraian Proses penerbitan perizinan di badan penanaman modal dan perizinan Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

  4.2.1. Pendaftaran Izin Pergudangan

  Hal pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan izin pergudangan adalah melakukan pendaftaran izin di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung dan tahapan dalam melakukan pendaftaran izin adalah : a.

  Pemohon datang ke kantor BPMP dan pemohon datang ke petugas informasi / costumer sevice atau dapat langsung menuju petugas pendaftaran untuk memperoleh formulir pengajuan permohonan izin.

  b.

  Setelah pemohon menerima formulir izin, pemohon mengisi formulir permohonan dan petugas pendaftaran memeriksa isian formulir dan kelengkapan persyaratan c. Petugas verifikasi memeriksa berkas 1.

  Bila lengkap, berkas permohonan diagebnda dan pemohon diberi tanda terima berkas, selanjutnya berkas permohonan dikirim ke masing-masing bidang teknis 2. Bila tidak lengkap, berkas dikembalikan ke pemohon

  Izin yang di butuhkan sebelum mendapatkan izin pergudangan (TDG) adalah adalah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Gangguan (HO), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

  4.2.2.

  pemeriksaan lapangan dan rapat

   Pemrosesan Izin Pergudangan

  pembahasan. Berdasarkan Setelah pemohon melakukan pembahasan tim teknis perizinan pendaftaran izin dan melengkapi seluruh dibuat : persyaratan dan berkas yang di perlukan a.

  Berita acara rapat dalam pendaftaran maka tahap yang b. tim teknis

  Rekomendasi selanjutnya dalam pemberian izin perizinan. pegudangan adalah :

  c. berdasarkan Apabila a. rekomendasi tim teknis

  Berkas permohon di proses dan dipelajari, dengan 3 (tiga) alternatif permohonan dapat di terima keputusan : maka proses dilanjutkan 1. ketahap selanjutnya dan apabila

  Terhadap permohonan izin yang tidak memerlukan ditolak maka dibuatkan surat pemeriksaan lapangan maka penolakan. berkas dapat langsung diproses c.

  Terhadap permohonan izin yang pada tahap selanjutnya dibahas oleh tim BKPRD maka :

  2. a. Terhadap permohonan izin Kepala bidang teknis melalui yang memerlukkan pemriksaan kepala BPMP mebuat surat lapangan maka akan dilakukan undangan kepada sekertariat pemeriksaan lapangan oleh tim BKPRD untuk penjadwalan petugas BPMP yang dituangkan waktu rapat dan pembahasan. dalam Berita Acara b.

  Rekomendasi tim BKPRD Pemeriksaan (BAP) dan hasil

  c. berdasarkan Apabila

  BAP tersebut tanggung jawab rekomendasi tim BKPRD petugas lapangan, bila tidak ada permohonan izin diterima maka pelanggaran maka proses di diberikan surat penolakan lanjutkan dan bila ada

   Penetapan Izin Pergudangan

  akan diberikan 2 pilihan yaitu menyetujui hasil BAP dan Izin Setelah pemohon izin melewati dua yang akan di keluarkan BPMP tahapan sebelumnya yaitu pendaftaran adalah berdasarkan BAP atau izin pergudangan dan pemrosesan izin bila pemohon tidak menyetujui pergudangan maka berkas perizinan BAP maka pihak BPMP akan akan dilanjutkan kepada tahap yang membatalkan pemrosesan izin selanjutnya yaitu penetapan perizinan dari pemohon pergudangan, yang tahapannya adalah 3. sebagai berikut :

  Terhadap permohonan izin skala besar yang dapat a.

  Penetapan retribusi dan pengetikan menimbulkan dampak yang blanko SK izin dibubuhi dan diparaf signifikan bagi masyarakat oleh kassubid. maupun lingkungan sekitarnya b.

  Kepala bidang teknis memeriksa maka akan dilakukan surat ketetapan retribusi daerah peninjauan lapangan dan (SKRD), blanko izin dan diparaf pembahasan oleh tim teknis sekertaris serta penandatanganan perizinan dan/atau TIM oleh kepala BPMP. BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) 4.2.4.

   Penerbitan Izin Pergudangan b.

  Terhadap permohonan izin yang dibahas oleh tim teknis perizinan Penerbitan izin pergudangan adalah pemberian izin pergudangan di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung setelah melalui tahap pendaftaran izin pergudangan, pemrosesan izin pergudangan, dan penetapan izin pergudangan. Penerbitan izin pergudangan di lakukan dengan tahapan : a.

  Pemberitahuan kepada pemohon bahwa dokumen izin telah selesai diproses disertai informasi besarnya retribusi yang terhutang dan pemohon membayar retribusi yang terhutang dan pemohon membayar retribusi yang terhutang dan pemohon membayar retribusi ke loket pembayaran b. Pemohon menyerahkan resi pembayaran retribusi ke loket penyerahan izin, petugas menerima resi pembayaran, meregistrasi izin (pencatatan, penomoran, dan pengarsipan) dan penyerahan Izin kepada pemohon.

  Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ada faktor-faktor yang menjadi hambatan atau kendala dalam penyelenggaraan izin mendirikan gudang di Kota Bandar Lampung, sehingga menyebabkan kurang terwujudnya penyelenggaraan izin mendirikan gudang secara baik, disebabkan 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

  1. pengawasan yang dilakukan Badan

  Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung masih cenderung lemah, karena masih ditemukan gudang yang beroperasi secara aktif namun belum mendaftarkan gudangnya secara resmi dan gudang yang melakukan pelanggaran peraturan dalam hal pendaftaran ulang izin secara berkala, menurut Heri wibowo hal ini disebabkan karena Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung bersifat pasif, dimana Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung hanya akan memberikan Izin Pergudangan pada gudang yang mendaftarkan gudangnya dan gudang-gudang yang tidak mendaftarkan gudangnya tetap dapat beroperasi tanpa ada izin.

  2. Menurut Yuli cahyati yang menjadi faktor penghambat dalam pemberian Izin Pergudangan adalah karena sebelum Tahun 2011, dimana banyak Peraturan Walikota yang Mengatur tentang perizinan Pergudangan belum di terbitkan sehingga belum ada aturan hukum yang mengatur mengenai perizinan pergudangan secara khusus sehingga perizinan pergudangan masih sangat

4.3. Faktor Penghambat dalam Penyelenggaraan Izin Bandar Lampung

  3. keterlambatan dalam penerbitan izin masih sangat sering terjadi pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung hal ini disebabkan karena melihat sarana prasarana penunjang yang tersedia, jumlah dan kondisinya kurang memadai dan kurang mendukung dalam operasionalisasi pekerjaan dan dalam rangka mendukung kegiatan survey lapangan dan pengawasan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung

4.3.1. Faktor Internal

  4. kurangnya sosialisasi mengenai arti penting izin yang dilakukan oleh badan penanaman modal dan perizinan kota bandar lampung kepada masyarakat khususnya pada para pengusaha Faktor penghambat penyelenggaran izin mendirikan gudang adalah dari sisi masyarakat. Menurut Abdul Wahab izi disebabkan karena kurangnya pemahaman dan keingintahuan masyarakat mengenai arti penting perizinan pergudangan hal ini menyebabkan lemahnya kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya izin Pergudangan selain itu banyaknya persyaratan yang memberatkan bagi para pemilik gudang dalam pembuatan izin pergudangan selain itu besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh para pemilik gudang menyebabkan masih banyak gudang yang tetap menjalankan usaha gudang nya tanpa legalitas berupa Tanda daftar gudang, Selain itu beberapa pemilik gudang belum merasa perlu untuk Mendaftarkan Gudangnya karena menganggap usahanya masih berskala kecil.

  Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

  1. Pelaksanaan pemberian izin mendirikan gudang dilakukan secara langsung di Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kota Bandar Lampung. Persyaratan dalam mendirikan izin gudang yaitu melengkapi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Izin Bangunan (HO) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang mana sebelum mendapan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Gudang-gudang harus mempunyai Izin Pendahuluan Membangun (IPM) dan Keterangan Rencana

  Kota (KRK). Mekanisme pelayanan pemberian izin Pergudangan di Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) di Kota Bandar Lampung adalah pendaftaran, pemrosesan, penetapan, penerbitan. Adapun dalam proses pelaksaanan izin pergudangan tidak dikenai biaya apapun, termasuk retribusi yang telah gratis sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 66 Tahun 2011 tentang Standart Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pergudangan.

4.3.2. Faktor Eksternal

  2. Faktor-faktor penghambat yang

  menyebabkan kurang terwujudnya penyelenggaran izin mendirikan gudang secara baik terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal yaitu karena lemahnya pengawasan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh BPMP Kota Bandar Lampung, kurangnya sosialisasi BPMP Kota Bandar Lampung tentang arti penting izin kepada masyarakat khhususnya pengusaha, tidak memadainya sarana dan prasarana BPMP Kota bandar lampung, faktor eksternal yaitu karena kurangnya pemahaman dan keingintahuan masyarakat mengenai arti penting perizinan pergudangan hal ini menyebabkan lemahnya kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya izin Pergudangan

IV. PENUTUP Kesimpulan

  5.2. Saran

  Berdasarkan dari kesimpulan diatas , a.

  Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung agar semestinya lebih tegas dalam penerapan sanksi terhadap pelaku usaha yang tidak melengkapi perizinan pergudangannya dan pelaku usaha yang melakukan pelanggaran sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pergudangan b. Kantor Penanaman Modal dan

  Jakarta: PT gramedia Widiasarana Indonesia, 2009

  Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. Balai Buku

  Indonesia. Jakarta: Ichtiar, 1957 Van Der Pot Dalam Utrech Dan Moh.Saleh Djindang 1985.

  Universitas Lampung Press, Bandar Lampung. Utrech, E. Pengantar Dalam Hukum

  Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung .

  Universitas Lampung. 2010. Pedoman

  berbagai kegiatan , makalah tidak dipublikasikan.

  Syarifudin, Ateng. perizinan untuk

  ”.Disunting Phillipus M. Hadjon. Surabaya: Yuridika, Fakultas Hukum Universitas Airlangga. 1993.

  Hukum

  “Pengantar

  Spelt, N.M. Dan J.B.J.M.Ten Berge.

  Pemerintahan . Yogyakarta: Liberty. 1984.

  Soehino . Asas-asas Hukum Tata

  Citra Aditya Bakti. 2004 Pudiatmoko Y. Sri. Perizinan: Problem Dan Upaya Pembenahan .

  Perizinan Kota Bandar Lampung agar lebih rutin dalam melakukan sosialisasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat dan badan usaha di Kota Bandar Lampung tentang pentingnya Izin Pergudangan agar Masyarakat sadar akan pentingnya perizinan dalam mendirikan gudang sehingga segera mendaftarkan gudang- gudangnya secara legal.

  Penelitian Hukum . Bandung :

  University Press, Surabaya. Muhammad Abdulkadir. Hukum dan

  Pengantar Hukum Administrasi Indonesia . Gadjah Mada

  Publik . Suara Pembaruan. Jakarta: 2004 Hadjon,Philipus.M, et al.1993.

  Effendi, Taufiq. Tingkatkan Pelayanan

  Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1995

  satu sanksi hukum administrasi ,

  Basah, Sjachrah. pencabutan izin salah

  Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981.

  Jakarta: sinar media. 2010. Atmosudirdjo Prajudi. Hukum

  Adrian Sutedi. Hukum Perizinan dalam sektor pelayanan publik .

  Pemerintah Kota Bandar menambahkan dan melengkapi sarana dan prasarana yang ada di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung agar proses pemberian izin dapat berlangsung dengan lebih baik dan efisien.

  c.

DAFTAR PUSTAKA

  Peraturan Walikota Bandar Lampung

  

PERATURAN PERUNDANG- Nomor 41 Tahun 2011 Tentang

UNDANGAN Izin Gangguan

  Undang-Undang Republik Indonesia Peraturan Walikota Kota Bandar Nomor 11 Tahun 1965 Tentang Lampung No. 58 Tahun 2011 Penetapan Peraturan Pemerintah Tentang Tugas Fungsi Dan Tata Pengganti Undang-Undang Nomor Kerja Badan Penanaman Modal

  5 Tahun 1962 Tentang Perubahan Dan Perizinan Kota Bandar Undang-Undang Nomor 2 Prp Lampung Tahun 1960 Tentang Pergudangan (Lembaran Negara Republik Peraturan Walikota Bandar Lampung Indonesia Tahun 1962 Nomor 31) Nomor 66 Tahun 2011 Tentang Menjadi Undang-Undang Standart Operasional Prosedur

  (SOP) Penerbitan Perizinan Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Badan Penanaman Modal dan

  Tentang Pemerintahan Daerah Perizinan Kota Bandar Lampung Peraturan Menteri Perdagangan

  Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pergudangan

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Terpadu Satu Pintu

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

  20 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi Dan Tatakerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Dl Daerah

  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030

  Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 40 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan