Status Hak Milik atas tanah terhadap pen

Status Hak Milik atas tanah
terhadap penggusuran oleh
Pemerintah
Dosen: Mursad, SH, MH.
OLEH :

Sentot E. Baskoro - 1020612032
Wyasa S. Kolopaking - 1020612025
April 2013

Pengertian Hak Milik
Perpres
65/2006
PerPres
36/2005
Perpres 55/1993

Hak

Ps 570
BW


HA
M

PerMendagri
2/1976
SK Mendagri 3 Des
1975
John Locke: Life, Liberty,
Property
Universal Declaration
on Human Rights
UU 39/1999

Pengertian Hak Milik
Menurut BW Ps 570 - eigendoom:
•hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat
bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan
dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan
yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya

itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan
umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Menurut UU 5/1960 Pokok Agraria:
•Hak milik adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah ; Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain (Pasal 20)
•Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6)

Cara Memperoleh Hak Milik









Pendakuan (toegening), yaitu memperoleh hak milik atas suatu kebendaan yang tidak
berada dalam penguasaan atau kepemilikan orang lain (res nullius), misalnya
menangkap ikan di laut, menangkap burung di hutan, dsb.

Perlekatan (natrekking), yaitu memperoleh hak milik sebagai akibat peristiwa alam
atau sesuatu yang bersifat alamiah seperti binatang yang beranak, pohon berbuah, dan
sebagainya. (pasal 588-605 KUHPerdata).
Daluwarsa (verjaring) – pasal 1946 KUHPerdata:
– Perolehan hak (acquisitieve verjaring) – pasal 1977 untuk benda bergerak, pasal
1963 untuk benda tidak bergerak.
– Pembebasan perikatan atau kewajiban (extinctieve verjaring)
Pewarisan (erfopvolfing), merupakan perpindahan hak kebendaan dari seseorang
yang sudah meninggal kepada ahli warisnya.
Penyerahan (levering) krn perjanjian belum mengakibatkan beralihnya hak milik.
Adalah penyerahan yang menandai peralihan hak milik tersebut. Untuk benda
bergerak berwujud maka penyerahan dilakukan secara fisik (pasal 612 KUHPerdata),
sementara utk benda tidak bergerak dilakukan dengan cara pendaftaran (UU PA no. 10
tahun 1961 jo PP no. 24 tahun 1997).

Sifat Cara Perolehan Hak
 Secara Originair (asli)
Pihak yang memperoleh hak milik atas benda tidak menerimanya dari tangan pihak pendahulu,
melainkan memulainya dengan suatu hak yang baru, yang bebas dari beban dan kewajiban, tanpa
hak dan wewenang, misalnya, pendakuan, perlekatan, daluwarsa.

 Memperoleh hak milik yang berasal dari orang yang lebih dahulu berhak atas benda ini, dimana
memperolehnya dengan bantuan dari orang yang mendahuluinya. Dalam hal ini cara derivatif ini
dapat dibedakan menjadi:
a.

Dengan dasar hukum umum (algemene titel)
Penerima hak menerima benda secara keseluruhan (massal), dengan hak dan kewajiban
yang melekat pada benda tersebut, misalnya: percampuran harta perkawinan, pewarisan,
perolehan benda dari badan hukum yang bubar, badan hukum hasil penggabungan
(merger) atau hasil peleburan (konsolidasi) memperoleh hak milik atas benda dengan
segala hak dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut, dari badan hukum yang
bubar karena merger atau konsolidasi.

b.

Dengan dasar hukum khusus (bijzonderetitel)
Penerimaan hak milik atas benda tertentu, misalnya denga cara penyerahan, daluwarsa,
pencabutan hak (onteigening) yang disertai dengan pemberian hak baru.

Kepemilikan Bersama


 Hak Milik Bersama (medeeigendom) diatur dalam pasal 573
KUHPerdata berbentuk:
 Hak milik bersama yang terikat (gebonden medeeigendom), yaitu
benda yang dimiliki oleh:
Badan hukum yan diatur dalam pasal 526 KUHPerdata
Orang perorangan secara bersama-sama dengan orang lain, seperti
misalnya dalam harta warisan yang sudah terbuka tetapi belum
dibagikan, harta kekayaan dalam perkawinan maupun harta ebrsama
dalam suatu persekutuan yang diatur dalam pasal 527 KUHPerdata.

 Hak milik bersama yang bebas (vrije medeeigendom) yang
diatur dalam pasal 527 KUHPerdata.

Sejarah Pembebasan
Tanah












Agrarische Besluit (S. 1870 No. 118) 20 Juli 1870 – semua tanah yg tidak
jelas menjadi tanah negara
Govermement Besluit 1893 No. 11 (Bijblad No. 4909) yaitu peraturan
tentang pengambilan tanah untuk keperluan pemerintah. Diperbaharui dgn
Govermement Besluit:
– 1 Juli 1927 No. 7 (Bijblad No.11372)
– 8 Januari 1932 No. 23 (Bijblad No. 12746)
Onteigening Ordonnatie tanggal 31 Juli 1920 (S. 1920 No.574) – pencabutan
hak.
Menteri Dalam Negeri 3 Desember 1975: Prinsip dasar dalam peraturan
mengenai pengambilan tanah untuk keperluan pemerintah harus
diselenggarakan dengan persetujuan pemiliknya.
Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 2 th. 1976: cara pengambilan tanah utk

pemerintah
Peraturan Presiden no. 55 / 1993 mencantumkan syarat "tidak untuk
mencari keuntungan"
Peraturan Presiden no. 36 / 2005 tdk mencantumkan syarat "tidak untuk
mencari keuntungan".
Peraturan Presiden no. 65 / 2006 tdk mencantumkan syarat "tidak untuk
mencari keuntungan".

Perbandingan Perpres
Tdk mencari keuntungan
Kepentingan Umum
Obyek Kepentingan
Umum
Peruntukan Ganti Rugi

Tanah skala kecil

Perpres 55/1993

Perpres 36/2005


disebutkan

tidak disebutkan

didefinisikan

didefinisikan

15 Jenis

21 Jenis

•Hak tanah
•Bangunan
•Tanaman
•Benda lain
terkait
< 1 Ha.


•Hak tanah
•Bangunan

< 1 Ha.

Perpres
65/2006
tidak disebutkan
tidak
didefinisikan
7 Jenis
tidak dijelaskan

tidak dijelaskan

Penggusuran Rumah di Depok
Ricuh

Kronologis
• Rabu, 7 Nopember 2012 Penggusuran rumah warga di Jalan Baru RT

9/19, Kel. Depok, Kec. Pancoran Mas Kota Depok. Petugas Satpol PP
bentrok dengan keluarga pemilik rumah.
• Peristiwa yang menjadi bahan tontonan warga, ketika petugas
Satpol PP Kota Depok gabungan dengan unsur polisi dan Koramil
berusaha menggusur rumah seluas 132 meter persegi yang
ditempati keluarga yaitu Sobrani dan Ny, Komariah.
• Pemilik merasa bahwa pemerintah kota belum memberi ganti rugi
sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Pemerintah menghargai
tanah Rp 650 ribu/meter sedanglam kami ingin Rp 5 juta/meter.
• Sobrani mengaku tanah dan bangunan yang telah ditempati selama
35 tahun tersebut sudah mempunyai Sertifikat Hak Milik (SHM).
Sehingga tidak dianggap sebagai bangunan liar.

Kronologis
• Uang ganti rugi penjualan lahan dan rumah yang diserahkan dari
pemerintah Rp 527,954 juta belum diterima pemilik yang
dieksekusi. Sehingga Satpol PP tidak bisa membongkar rumah
jika belum ada uang dan juga harganya tidak sesuai.

Kasat Pol PP Kota Depok, Gandara Budiana didampingi Kasi dal

ops Satpol PP Diki Erwin mengatakan dari Pengadilan Negeri
Depok sudah dikonsinyasi atas penjualan lahan diperuntukan
untuk kepentingan pemerintah dengan harga pantas.
• Hal tersebut tertuang pada UU Agraria pasal 6 dan 18 dan
perdata untuk ganti rugi perorangan suatu bangunan atau
tempat untuk kepentingan negara. Rumah itu digusur untuk
jalan tembus jalur angkot ke Terminal Depok.

Kesimpulan
Undang-Undang nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan dalam pasal 10 menyatakan: "Materi muatan yang
harus diatur dalam undang-undang berisi:
• pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
• perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
• pengesahan perjanjian internasional tertentu;

Jadi sebenarnya dengan mengacu pada UU No.12 Tahun 2011, Perpres No.
65 Tahun 2006 tidak mempunyai validitas yuridis sehingga perlu untuk
direvisi atau diganti (bentuknya harus UU)
Perlu didefinisikan kembali arti Kepentingan Umum
Perlunya rincian prosedur pengalihan hak dan pencabutan hak atas tanah.
Perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dalam menerapkan pasal 6
dan 18, UU 5/1960 mengenai fungsi sosial dan ganti rugi.

Sekian dan Terima Kasih