STUDI POLIMER GEL DENGAN CROSSLINKER MEN

1

STUDI POLIMER GEL DENGAN CROSSLINKER MENGENAI
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI POLYMER, SALINITAS,
DAN SUHU TERHADAP GELATION TIME DAN RESISTANCE
FACTOR PADA PROSES WATER SHUT-OFF
Lolyta Frigrina, Sugiatmo Kasmungin, Dwi Atty Mardiana
Program Studi Magister Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 1 35145
Email:lolytafrigrina@gmail.com
2

ABSTRAK

Permasalahan terproduksinya air dalam jumlah besar akan menurunkan
perolehan minyak dan gas pada suatu reservoir atau lapangan migas. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengurangi terproduksinya air formasi
adalah dengan menambahkan polimer gel dan crosslinker pada reservoir agar
terjadi proses water shut-off (WSO) pada reservoir tertentu. Parameter untuk
menentukan polimer gel yang tepat digunakan pada proses WSO adalah
terbentuknya gel pada larutan polimer dan crosslinker. Metode botol tes

merupakan salah satu cara efektif untuk menentukan gelation time dan
mengestimasi jenis gel strength yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan suhu 150°F -180°F akan mempercepat proses gelation time,
dan peningkatan konsentrasi polimer 5.000 ppm – 10.000 ppm akan
meningkatkan resistance factor dan permeability reduction yang berakibat dapat
menghambat produksi air.
Kata kunci: crosslinker, gelation time, gel polimer, resistance factor, water shutoff

I.1

Pendahuluan

sumur atau lapangan dengan tenaga

Produksi air formasi yang

dorong air menjadi permasalahan

berlebihan dan tidak wajar pada


yang sering dihadapi di industri

1

migas.

Beberapa

penyebab

kimia polimer yang diinjeksikan

terproduksikannya air secara tidak

pada

wajar antara lain masuknya air

penambahan larutan gel polimer


formasi pada zona air yang terbuka,

dianggap relatif mudah karena hanya

packer leaks, channeling dari sumur

dengan mencampur polimer pada

injeksi

atau

konsentrasi

cusping. Terproduksinya air berlebih

crosslinker

dapat mengurangi produksi minyak


Metode ini banyak diaplikasikan

secara

karena dianggap lebih murah, mudah

dan

water

signifikan

coning

sehingga

sumur

produksi.


tertentu
dan

air

Metode

ditambah
atau

brine.

menurunkan recovery factor dari

dalam

suatu lapangan, selain juga dapat

efektif.


meningkatkan

diinjeksikan akan menghambat laju

biaya

operasional

proses

pemompaan,

Larutan

polimer

dan
yang

untuk penangan air formasi tersebut


aliran

(Thomas, 1998), sehingga upaya

pengurangan

meminimalkan atau memperlambat

(permeability

terproduksikannya air menjadi sangat

larutan gel polimer diinjeksikan pada

penting dilakukan.

zona air di sumur produksi, larutan

Salah satu metode Improved


tersebut

suatu

reservoir

melalui

permeabilitas
reduction).

akan

Ketika

teradsorbsi

di


Oil Recovery (IOR) untuk mencegah

permukaan batuan dan membentuk

dan mengurangi produksi air pada

lapisan tipis. Saat

lapangan dan reservoir migas adalah

melalui zona ini, polimer yang

dengan melakukan proses water

terserap

shut-off (WSO) menggunakan bahan

mencegah air mengalir namun laju


2

akan

air

mengalir

mengembang

dan

air minyak tidak terhambat (M.A.

dalam penelitian ini karena banyak

Mohammed, 2008).

parameter


Penelitian ini akan membahas

diteliti

yang

untuk

menarik

untuk

terbentuknya

gel

tentang gelation time dan resistance

(gelation time), gel strength, hingga

factor

oleh

keterkaitannya

dan

Hasil penelitian (Sydansk, 1987),

WSO.

(Yongpeng Sun, 2017) menyebutkan

Resistance factor akan menyebabkan

bahwa gel umumnya terbuat dari

permeability

polimer

yang

penambahan
crosslinker

disebabkan
gel

pada

polimer
proses

reduction

yang

resistance

dan crosslinker.

factor.

Sistem

menghambat terproduksinya air. Uji

pembentukan gel dibagi menjadi dua

rheologi

kelompok

dilakukan

untuk

utama

sesuai

dengan

menentukan larutan polimer dan

bahan kimia yang dipolimerisasi

crosslinker yang optimum.

selama proses berlangsung, yaitu gel

I.2

Studi Pustaka

polimer dan silikat gel (Vytautas

Studi laboratorium tentang

Ussaitis, 2011). Gel polimer dibuat

kemampuan polimer dengan dan/atau

dengan

tanpa

untuk

dengan bahan pembentuk gel seperti

minyak

chromium atau crosslinker organik,

telah banyak dilakukan (Saurabh

sedangkan gel silikat dibuat dengan

Mishra, 2014), dan dalam skala

penambahan asam atau zat gelation

lapangan

lainnya ke larutan natrium silikat.

crosslinker

meningkatkan

perolehan

telah

menunjukkan

keberhasilan (Lewis Robbie, 2014).

menambahkan

polimer

Polimer atau sering disebut

Metode larutan gel polimer dipilih

makromolekul

3

adalah

rangkaian

molekul sederhana berukuran sangat

Pengelompokkan hasil analisa gel

panjang

dari

polimer akan menggunakan kode

perulangan unit-unit kimia kecil dan

table gel strength dengan metode tes

sederhana. Polimer sintetik jenis

botol

PHPA

Marriyamni, 2003).

yang

terbentuk

(Partially

Hydrolized

Polyacrylamide) dipilih karena dapat

pada

I.3

tabel

1

(Awang

Metodologi Penelitian

digunakan pada kondisi suhu tinggi

Terdapat tiga tahap pengujian

dan asam, dan harus dicampur

yang dilakukan dalam penelitian,

dengan

mulai dari uji gelation time, uji

crosslinker

yang

sesuai.

Crosslinker merupakan suatu zat

rheology, dan uji sandpack.

kimia yang berfungsi untuk mengikat

1. Gelation time

polimer dan mempercepat proses

Penentuan gelation time dilakukan

terjadinya

gel

dengan

(Jadidoleslami,

2015).

polimer

metode tes

botol

yaitu

Beberapa

mencampurkan larutan polimer dan

crosslinker yang sering digunakan

crosslinker pada variasi salinitas,

adalah chromium (Cr3+), alumunium,

konsentrasi dan suhu yang berbeda

titanium

ke dalam tabung reaksi,

dan

zirconium.

Dalam

untuk

penelitian ini digunakan crosslinker

diamati perubahan secara fisik dan

Cr3+ (Chromium).

waktu mulai terjadinya gelation time

Uji

larutan

gel

akan

(Lenji M Abedi, 2012). Kenaikan

menghasilkan larutan gel polimer

suhu akan mempercepat gelation

dengan variasi gel strength dan

time

waktu

crosslinker

terbentuknya

gel.

4

pada

larutan

polimer

(Karmakar,

dan

2006).

Polimer

yang

digunakan

adalah

sandpack yang digunakan adalah

PHPA dengan variasi konsentrasi

panjang 32 cm, lebar 10 cm dan

5.000 ppm, 7.000 ppm, dan 10.000

tinggi 2,5 cm.

ppm dan menambahkan crosslinker

Resistance factor merupakan

(Cr3+) dengan konsentrasi terhadap

parameter untuk mengukur kenaikan

polimer sebesar 10%, dan salinitas

dari viskositas dan permeabilitas

brine 3.000 ppm, 10.000 ppm, dan

yang akan menyebabkan resistance

15.000 ppm, dengan variasi suhu :

atau tahanan atau hambatan laju alir

100 °F, 150 °F, 180 °F.

fluida, sehingga mobilitas polimer

2. Uji rheology

dan

Uji

rheology

terhadap

larutan

menggunakan

polimer dan crosslinker dilakukan
untuk

menilai

kompatibilitas

parameter
larutan,

brine

dapat

diketahui

persamaan

Darcy

(Mishra Saurabh, 2014).

seperti

(1)

densitas,
(2)

viskositas, dan shear rate.
3. Uji sandpack

(3)

Uji pada sandpack pada gambar 1
I.4

dilakukan untuk mendapatkan nilai

Hasil uji gelation time pada

laju alir, tekanan, permeabilitas dan

kondisi suhu 100 °F selama 2 (dua)

porositas untuk selanjutnya dapat

minggu

dihitung mobilitas polimer dan air,
nilai

resistance

permeability

factor,

reduction.

Hasil dan Pembahasan

menunjukkan

tidak

terjadinya perubahan larutan menjadi

dan

gel. Kondisi berbeda ditunjukkan

Ukuran

pada suhu 150 °F dan 180 °F di
5

mana

larutan

mengalami

proses

sangat dipengaruhi oleh suhu dan

perubahan menjadi gel, dengan hasil

konsentrasi polimer. Semakin tinggi

ditunjukkan pada tabel 2.

konsentrasi

Larutan

dan

suhu

dengan

semakin cepat waktu pembentukan

akan

gel, seperti ditunjukan pada tabel 3,

menghasilkan gel yang lebih mudah

dimana gel mulai terbentuk pada

mengalir (tipe B – highly flowing

suhu

gel) dibandingkan dengan larutan

terbentuk gel ketika suhu dinaikan.

polimer dengan konsentrasi yang

Rasio

lebih tinggi, menghasilkan gel tipe D

adalah 3 (tiga) kali lebih cepat pada

(moderately flowing gel). Tipe D

setiap kenaikan suhu sebesar 30 °F.

konsentrasi

polimer

polimer

rendah

merupakan hasil gel yang paling

150

°F

dan

percepatan

lebih

cepat

gelation

time

Hasil uji rheology pada 9

optimum karena gel masih dapat

(sembilan)

mengalir masuk ke dalam formasi,

crosslinker pada table 4 menunjukan

namun akan mudah membentuk gel

bahwa kesembilan larutan memiliki

ketika larutan bereaksi dengan air.

densitas, viskositas, dan shear rate

Hasil percobaan juga menunjukan

yang tidak jauh berbeda nilainya,

bahwa

sehingga larutan yang dipilih untuk

tipe

gel

strength

tidak

dipengaruhi oleh salinitas.
Hasil

dilakukan

uji

polimer

sandpack

dan

adalah

juga

larutan dengan salinitas 15.000 ppm

Karmakar

dan konsentrasi polimer 5.000 ppm,

(2006) bahwa waktu pembentukan

7.000 ppm, dan 10.000 ppm, dengan

gel pada

tambahan 10% crosslinker (Cr3+)

memperkuat

percobaan

larutan

penelitian

masing-masing

larutan

6

terhadap polimer. Tiga kombinasi

menyebabkan

larutan

menurun, dan proses WSO berhasil.

gel

polimer

tersebut

kemudian digunakan pada pengujian

I.5

sandpack, sehingga dapat ditentukan

permeabilitas

air

Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

studi

permeability reduction (RRF) dan

laboratorium

resistance factor (RF) nya. Salinitas

polimer PHPA dan crosslinker Cr3+

15.000 ppm dipilih karena dianggap

dapat diambil kesimpulan bahwa

mewakili kondisi reservoir yang

larutan gel polimer mulai terbentuk

pada umumnya memiliki salinitas di

pada kondisi suhu 150 °F, dan

atas 15.000 ppm.

kenaikan suhu akan mempercepat

dan

RRF

pada

gambar

larutan

waktu pembentukan gel. Kenaikan

Hasil perhitungan dan grafik
RF

terhadap

konsentrasi

2

polimer

akan

menunjukan bahwa semakin tinggi

menghasilkan gel yang lebih pekat.

konsentrasi

akan

Gel optimum yang digunakan adalah

meningkatkan resistance factor dan

larutan dengan konsentrasi polimer

permeability reduction.Permeabilitas

dan salinitas yang tinggi, karena

air sebelum dilakukan penambahan

akan

polimer dan crosslinker (kb) lebih

viskositas, shear rate yang tinggi.

besar dibandingkan permeabilitas air

Semakin tinggi konsentrasi polimer

setelah

dilakukan

akan menyebabkan resistance factor

polimer

dan

polimer

penambahan

crosslinker

dan

(ka)

menghasilkan

permeability

meningkat

menunjukkan bahwa telah terjadi
hambatan pada sandpack sehingga

7

sehingga

densitas,

reduction
akan

menurunkan permeabilitas air pada

minyak sehingga diperoleh nilai

proses WSO.

resistance

Penambahan larutan polimer
gel pada

proses

bertujuan
permeabilitas
menurunkan

water

untuk
relatif

atau

menurunkan
tanpa

permeabilitas

relatif

yang

akan

menyebabkan terjadinya penurunan

shut-off

air

factor

terhambatnya

produksi

air

formasi tanpa menurunkan produksi
minyak pada suatu reservoir.

I.6

Daftar Pustaka

[1]

Awang, Mariyamni and Seng,Goh Meh, 2003, Development Of

a

Correlation For Estimating Gelation In Porous Media Using Bottle Test
Measurement, SPE 84862.
[2]

Chaudry, Pulkit, Kumar, Saket. and D, Srinivasa Reddy, 2016., Polymer
And It’s Role in EOR And Water Shut-off Process, Journal Of Basic and
Applied Engineering Research. Vol.3.pp 717-720.

[3]

El-Karsani, Khalid Saad., Al-Muntashari, Ghaithan A, 2014, Polymer
Systems for Water Shut-off And Profile Modification: A Review Over The
Last Decade.”SPE Journal.

[4]

Jadidoleslami, Milad, Rahimi, Ali, 2015, and Farahbud, Farshad.
Investigation Of Gel Polymer As The Water Shutoff in Oil Reservoir,
RRPL.Vol.6.pp.148-154.

[5]

Karmakar, G.P. and Chakraborty, Chandrima, 2006 Improved Oil
Recovery Using Polymeric Gelants: A Review.” Indian Journal of
Chemical Technology. Vol.13.pp.162-167. India.

8

[6]

Lenji, M. Abedi., Seftia, Vafaie., Salehi, M. Baghban., Maghadam, A.
Mousavi.,

and

Naderi,

H.,

2012,

Gelation

Time

Of

Hexamethylenetetramine Polymer Gels used In Water Shut off Treatments,
Journal Of Petroleum Science and Technology. Vol.2.pp.3-11.
[7]

M. A. Mohammed, 2008, Investigation of polymer adsorption on rock
surface of high saline reservoirs,” in Proceedings of the Saudi Arabia
Section Technical Symposium (SPE '2008), Alkhobar, Saudi Arabia, May
2008, SPE paper no. 120807.

[8]

Mishra, Saurabh, 2014, Effect of Polymer Adsorption on Permeability
Reduction n Enhanced Oil Recovery, Hindawi Journal of Petroleum
Engineering volume 2014, India.

[9]

Thomas, F.Brent, 1998, Water Shut off Treatment-Reduce water and
Accelerate Oil production. Petroleum Society of CIM paper no.98-47,
Calgary, Canada.

[10]

Vytautas Ussaitis, 2011, Laboratory Evaluation of Sodium Silicate for
Zonal Isolation, Master Thesis, University of Stravanger.

I.7

Daftar Simbol

RF :

Nilai resistance factor

λ

:

Mobilitas

q

:

Laju alir fluida (cc/menit)

L

:

Panjang penampang (cm)

A

: Luas penampang (cm2)

ϕ

: Porositas (%)
9

ΔP :

Beda tekanan masuk dan keluar (atm)

λw :

Mobilitas air atau brine

λp :

Mobilitas polimer.

RRF: Permeability Reduction
kb :

Permeabilitas brine sebelum penambahan polimer

ka : Permeabilitas brine setelah penambahan polimer.

Tabel 1. Kode gel strength

Tabel 2. Hasil uji gel strength larutan polimer

10

Tabel 3. Hasil waktu pembentukan gel

Tabel 4. Hasil uji rheology

Tabel 5. Hasil perhitungan RF dan RRF

11

Gambar 1. Proses uji larutan pada sandpack

Gambar 2. Grafik RF dan RRF

12