ACARA (8) ACARA (8) ACARA (8)
LAPORAN PRAKTIKUM
MINERALOGI
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
Disusun Oleh:
Nama
: Windya Dewi Artika
NIM
: 150722602017
Offering
: G/2015
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKUTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI ILMU GEOGRAFI
2017
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
I.
TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui sifat fisik yang terdapat di dalam mineral
II.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
-
Penggaris
-
Alat tulis
-
Pipet
-
Nampan
-
Gelas ukur
-
Timbangan
-
Pisau
Bahan :
III.
-
Mineral
-
Hcl
-
Air
DASAR TEORI
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang
terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur – unsur kimiawi dalam
perbandingan tertentu, dimana atom – atom didalamnya tersusun mengikuti suatu
pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang – bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk – bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat – sifat,
bentuk susunan dan cara – cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi.
Adapun beberapa kegunaan jenis mineral, mineral merupakan bahan dasar
penting yang tersebar begitu banyak di muka bumi. Perkembangn teknologi dan
ilmu pengetahuan dewasa ini semakin memposisikan keberadaan mineral dalam
golongan bahan dasar yang sangat penting dan bernilai tinggi. Hampir seluruh
aspek kehidupan umat manusia banyak dipengaruhi oleh keberadaan mineral.
(sumber : Asmaranto)
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan cara mengenal fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral
adalah :
1. Bentuk kristalnya
4. Warna
2. Berat jenis
5. Kekerasan
3. Bidang belah
6. Goresan, dan
7. kilap
Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi
sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu lama.
Berikut ini adalah sifat – sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal
mineral secara sepat, yaitu :
1. Bentuk kristal (crystall form) : apabila suatu mineral mendapat kesempatan
untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai
bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia
mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam. Untuk memberikan gambaran bagaimana suatu bahan
padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat
terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur – unsur
Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion –
ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terkait satu dengan lainnya. Namun
begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan
berkurang dan hilang, selanjtnya mereka mulai terikat dan berkelompok
untuk membentukmineral “Halit” yang padat. Mineral “Kuarsa”, dapat kita
jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas.
Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat
memperlihatkan susunan ion – ionnya yang ditentukan oleh struktur
kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma berisi enam. Tidak
perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya
yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara
bidang – bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat
dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “Oktahedron” dari mineral
grafit dengan segi enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai
susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur karbon (C).
Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya
yang berbeda.
2. Berat jenis (specific grafity) : setiap mineral mempunyai berta jenis tertentu.
Besarnya ditentukan oleh unsur – unsur pembentuknya serta kepadatan dari
ikatan unsur – unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umunya “mineral –
mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun
berat jenis rata – rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni
umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture) : mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah
melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan
oleh susunan dalam dari atom – atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang
tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color) : warna mineral memang bukan merupakan penciri utama
untuk dapat memebedakan antara mineral satu dengan yang lainnya. Namun
paling tidak ada warna – warna yang khas yang dapat digunakan untuk
mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap
dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral
dengan wana terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekerasan (hardness) : salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat
mineral adalah dengan mengathui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat
resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi
(abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat
relatif, artinya apabila dua mineral saling tergoreskan satu dengan lainnya,
maka mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral
lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga
yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai skala
kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak) : beberapa jenis mineral mempunyai goresan
pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan
khas.
7. Kilap (luster) : kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 jenis, yaitu kilap logam
dan kilap nonlogam. Kilap non-logam antara lain, yaitu : kilap mutiara, kilap
gelas, kilap sutera, kilap resin, dan kilap tanah.
IV.
LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah kolom yang terdiri dari warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis,
kekerasan, pecahan, dan buih.
3. Ambil 1 mineral dan timbanglah mineral tersebut
4. Ambillah air pada gelas ukur dan masukkan mineral pada gelas ukur agar
dapat diketahui volume mineral
5. Amatilah mineral batuan dan tentukan karakteristik mineral tersebut
6. Tetesi mineral tersebut dengan menggunakan cairan HCL untuk mengetahui
kandungan kimia pada mineral
7. Catat karakteristik mineral pada kolom yang telah dibuat
8. Lakukan analisis
V.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 8 karakteristik mineral
N
o
Warna
kilap
1 merah
bening
2 kecoklatan
coklat abu –
3 abu
Cerat
belaha
n
tidak
Tidak
tidak
ada
Tidak
belah
ada
Tidak
belah
4 Hitam
ada
Hitam
belah
5 Hitam
tidak
abu –
abu
Tidak
6 abu – abu
Tida
k
Tidak
Belah
7 putih bening
Ada
Tidak
Belah
hijau
8 keabuan
Tida
k
abu –
abu
Belah
abu
9 kehijauan
Tida
k
abu –
abu
Tidak
VI.
berat
kekerasa
jenis
n
v = 25
ml, bj =
41,1 gr
6
v = 5 ml,
bj = 9 gr
7
v = 15
ml, bj
=22.7 gr
4
v = 20
ml, bj =
29.1 gr
2
v = 25
ml, bj =
43 gr
7.5
v = 15
ml, bj =
29.9 gr
5.5
v = 10
ml, bj =
15.7 gr
7
v = 35
ml, bj =
84.3 gr
5.5
v = 15
ml, bj =
23.4 gr
5
Pecaha
n
nama
reaksi
dengan
HCL
Pecaha
n
rijang
berbusa
Tidak
kuarsit
berbusa
Tidak
berbusa
Pecaha
n
grafit
mineral
tidak
Pecaha
n
basalt
tidak
Tidak
andesit
tidak
Tidak
kuarsa
mineral
tidak
Tidak
sabak
berbusa
Pecaha
n
diorit
tidak
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tanggal 22 November
2017 yang membahas tentang mineralogi, dimana praktikum ini dilakukan
dengan melihat langsung dan diidentifikasi karakteristik masing – masing mineral
yang telah ditentukan. Dalam 1 kelompok diberi 9 macam mineral dan dicari
karakteristiknya per mineral.
Pertama ialah menimbang mineral agar diketahui berat jenisnya dengan
satuan gr dan memasukkan mineral kedalam gelas ukur agar diketahui volume
masing – masing mineral. Setelah diketahui berat jenis mineral maka dilihat
warna pada mineral dilanjutkan dengan melihat pada mineral terdapat kilap,
cerat, belahan, dan pecahan atau tidak. Selain itu juga dilihat tingkat kekerasan
mineral dengan menggunakan kuku, pisau atau dengan mineral lainnya dengan
menggesekkan pada mineral yang diamati. Yang terakhir ialah melihat mineral
adakah pecahan atau tidak. Dari kesembilan mineral ada beberapa yang
mengandung sifat basa ialah pada mineral rijak, kuarsit, dan sabak.
Kemudahan pada praktikum ini ialah mengamati mineral dengan melihat
sifat fisik mineral yaitu melihat warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis,
kekerasan, dan pecahan. Namun juga terdapat kesulitan pada praktikum ini ialah
menyebutkan jenis mineral tersebut karena terdapat 1 atau 2 batuan yang
memiliki wana yang sama, sehingga praktikan mengkhawatirkan adanya kesalahn
dalam membri nama pada mineral yang telah ditentukan sebelumnya.
VII.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, setiap mineral
memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Perbedaan tersebut dapat diketahui
dengan menentukan karakteristik sifat fisik mineral yang meliputi warna, kilap,
cerat, belahan, berat jenis, kekerasa, dan pecahan.
VIII.
DAFTAR RUJUKAN
___________. Bab 3 Mineral dan Batuan.
Asmaranto, Runi. 2014. Mineral – mineral Batuan. Fakultas Teknik. Universitas
Brawijaya. Malang. Ppt (diunduh pada tanggal 28 November 2017 pukul
20.49).
IX.
LAMPIRAN
MINERALOGI
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
Disusun Oleh:
Nama
: Windya Dewi Artika
NIM
: 150722602017
Offering
: G/2015
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKUTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI ILMU GEOGRAFI
2017
ACARA I
SIFAT FISIK MINERAL
I.
TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui sifat fisik yang terdapat di dalam mineral
II.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
-
Penggaris
-
Alat tulis
-
Pipet
-
Nampan
-
Gelas ukur
-
Timbangan
-
Pisau
Bahan :
III.
-
Mineral
-
Hcl
-
Air
DASAR TEORI
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang
terdapat secara alamiah, yang terdiri dari unsur – unsur kimiawi dalam
perbandingan tertentu, dimana atom – atom didalamnya tersusun mengikuti suatu
pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang – bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk – bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal
susunan tiga dimensi yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat – sifat,
bentuk susunan dan cara – cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi.
Adapun beberapa kegunaan jenis mineral, mineral merupakan bahan dasar
penting yang tersebar begitu banyak di muka bumi. Perkembangn teknologi dan
ilmu pengetahuan dewasa ini semakin memposisikan keberadaan mineral dalam
golongan bahan dasar yang sangat penting dan bernilai tinggi. Hampir seluruh
aspek kehidupan umat manusia banyak dipengaruhi oleh keberadaan mineral.
(sumber : Asmaranto)
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan cara mengenal fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral
adalah :
1. Bentuk kristalnya
4. Warna
2. Berat jenis
5. Kekerasan
3. Bidang belah
6. Goresan, dan
7. kilap
Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi
sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu lama.
Berikut ini adalah sifat – sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal
mineral secara sepat, yaitu :
1. Bentuk kristal (crystall form) : apabila suatu mineral mendapat kesempatan
untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai
bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia
mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam. Untuk memberikan gambaran bagaimana suatu bahan
padat yang terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat
terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang terdiri dari unsur – unsur
Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion –
ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terkait satu dengan lainnya. Namun
begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan
berkurang dan hilang, selanjtnya mereka mulai terikat dan berkelompok
untuk membentukmineral “Halit” yang padat. Mineral “Kuarsa”, dapat kita
jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas.
Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat
memperlihatkan susunan ion – ionnya yang ditentukan oleh struktur
kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma berisi enam. Tidak
perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya
yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara
bidang – bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat
dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “Oktahedron” dari mineral
grafit dengan segi enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai
susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur karbon (C).
Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom karbonnya
yang berbeda.
2. Berat jenis (specific grafity) : setiap mineral mempunyai berta jenis tertentu.
Besarnya ditentukan oleh unsur – unsur pembentuknya serta kepadatan dari
ikatan unsur – unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Umunya “mineral –
mineral pembentuk batuan”, mempunyai berat jenis sekitar 2.7, meskipun
berat jenis rata – rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas murni
umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture) : mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah
melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan
oleh susunan dalam dari atom – atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang
tersebut merupakan bidang “lemah” yang dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color) : warna mineral memang bukan merupakan penciri utama
untuk dapat memebedakan antara mineral satu dengan yang lainnya. Namun
paling tidak ada warna – warna yang khas yang dapat digunakan untuk
mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap
dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral
dengan wana terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekerasan (hardness) : salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat
mineral adalah dengan mengathui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat
resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi
(abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat
relatif, artinya apabila dua mineral saling tergoreskan satu dengan lainnya,
maka mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral
lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga
yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai skala
kekerasan Mohs.
6. Goresan pada bidang (streak) : beberapa jenis mineral mempunyai goresan
pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan
khas.
7. Kilap (luster) : kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 jenis, yaitu kilap logam
dan kilap nonlogam. Kilap non-logam antara lain, yaitu : kilap mutiara, kilap
gelas, kilap sutera, kilap resin, dan kilap tanah.
IV.
LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Buatlah kolom yang terdiri dari warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis,
kekerasan, pecahan, dan buih.
3. Ambil 1 mineral dan timbanglah mineral tersebut
4. Ambillah air pada gelas ukur dan masukkan mineral pada gelas ukur agar
dapat diketahui volume mineral
5. Amatilah mineral batuan dan tentukan karakteristik mineral tersebut
6. Tetesi mineral tersebut dengan menggunakan cairan HCL untuk mengetahui
kandungan kimia pada mineral
7. Catat karakteristik mineral pada kolom yang telah dibuat
8. Lakukan analisis
V.
HASIL PRAKTIKUM
Tabel 8 karakteristik mineral
N
o
Warna
kilap
1 merah
bening
2 kecoklatan
coklat abu –
3 abu
Cerat
belaha
n
tidak
Tidak
tidak
ada
Tidak
belah
ada
Tidak
belah
4 Hitam
ada
Hitam
belah
5 Hitam
tidak
abu –
abu
Tidak
6 abu – abu
Tida
k
Tidak
Belah
7 putih bening
Ada
Tidak
Belah
hijau
8 keabuan
Tida
k
abu –
abu
Belah
abu
9 kehijauan
Tida
k
abu –
abu
Tidak
VI.
berat
kekerasa
jenis
n
v = 25
ml, bj =
41,1 gr
6
v = 5 ml,
bj = 9 gr
7
v = 15
ml, bj
=22.7 gr
4
v = 20
ml, bj =
29.1 gr
2
v = 25
ml, bj =
43 gr
7.5
v = 15
ml, bj =
29.9 gr
5.5
v = 10
ml, bj =
15.7 gr
7
v = 35
ml, bj =
84.3 gr
5.5
v = 15
ml, bj =
23.4 gr
5
Pecaha
n
nama
reaksi
dengan
HCL
Pecaha
n
rijang
berbusa
Tidak
kuarsit
berbusa
Tidak
berbusa
Pecaha
n
grafit
mineral
tidak
Pecaha
n
basalt
tidak
Tidak
andesit
tidak
Tidak
kuarsa
mineral
tidak
Tidak
sabak
berbusa
Pecaha
n
diorit
tidak
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tanggal 22 November
2017 yang membahas tentang mineralogi, dimana praktikum ini dilakukan
dengan melihat langsung dan diidentifikasi karakteristik masing – masing mineral
yang telah ditentukan. Dalam 1 kelompok diberi 9 macam mineral dan dicari
karakteristiknya per mineral.
Pertama ialah menimbang mineral agar diketahui berat jenisnya dengan
satuan gr dan memasukkan mineral kedalam gelas ukur agar diketahui volume
masing – masing mineral. Setelah diketahui berat jenis mineral maka dilihat
warna pada mineral dilanjutkan dengan melihat pada mineral terdapat kilap,
cerat, belahan, dan pecahan atau tidak. Selain itu juga dilihat tingkat kekerasan
mineral dengan menggunakan kuku, pisau atau dengan mineral lainnya dengan
menggesekkan pada mineral yang diamati. Yang terakhir ialah melihat mineral
adakah pecahan atau tidak. Dari kesembilan mineral ada beberapa yang
mengandung sifat basa ialah pada mineral rijak, kuarsit, dan sabak.
Kemudahan pada praktikum ini ialah mengamati mineral dengan melihat
sifat fisik mineral yaitu melihat warna, kilap, cerat, belahan, berat jenis,
kekerasan, dan pecahan. Namun juga terdapat kesulitan pada praktikum ini ialah
menyebutkan jenis mineral tersebut karena terdapat 1 atau 2 batuan yang
memiliki wana yang sama, sehingga praktikan mengkhawatirkan adanya kesalahn
dalam membri nama pada mineral yang telah ditentukan sebelumnya.
VII.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, setiap mineral
memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Perbedaan tersebut dapat diketahui
dengan menentukan karakteristik sifat fisik mineral yang meliputi warna, kilap,
cerat, belahan, berat jenis, kekerasa, dan pecahan.
VIII.
DAFTAR RUJUKAN
___________. Bab 3 Mineral dan Batuan.
Asmaranto, Runi. 2014. Mineral – mineral Batuan. Fakultas Teknik. Universitas
Brawijaya. Malang. Ppt (diunduh pada tanggal 28 November 2017 pukul
20.49).
IX.
LAMPIRAN