Budidaya tanaman padi sawah hasil melimp

Budidaya tanaman padi sawah hasil
melimpah
PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (
ORYZA SATIVA
L.) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA SRI PADA BEBERAPA WAKTU PENYIANGAN GULMA
Buhaira
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo
Darat – Jambi 36361 Telp./Fax: 0741-583051
Abstract
Research was aimed to find out the time of weeding for better growth and yield of rice cultivated using
SRI method. Research was conducted on wet land located on Koto Panjang Ikur Koto (KPIK) village,
Koto Tangah District, Padang City, started from Nopember 2008 until March 2009. Experiment was
arranged in a randomized block design with nine times replication. Time of weeding comprised three
levels, namely : a week before planting and a week after planting, one and three weeks after planting, and
two and four weeks after planting. Variables observed were growth (number of tillers, leaf area index
(LAI), averaged net assimilation rate (NAR), averaged crop growth rate (CGR), yield components
(number of productive tillers, percentage of empty grain per tiller, filled grain weight per tiller, and 1000
seeds weight) and dry grain milled yield per hectare. Data were analyzed using analysis of variance.
Significant variables were then analyzed using Honest Significant Difference (HSD), both test with level
of significance (
α

) 5%. Results showed that time of weeding had significant effect on growth and yield of rice cultivated
using SRI method. Best growth and highest yield were obtained by weeding aplication in two and four
weeks after planting
Key words: SRI, weed, weeding
PENDAHULUAN
Padi (
Oryza sativa
L.) adalah komoditas strategis dan merupakan sumber pangan pokok hampir seluruh penduduk
Indonesia. Oleh karena itu kebutuhan akan beras terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah
penduduk. Menurut Simarmata (2007) luas areal panen padi di Indonesia hanya sekitar 11 – 12 juta Ha,
dan konversi lahan sawah ke pertanian lainnya, industri, dan perumahan terus meningkat, sehingga
keberlanjutan ketahanan pangan sangat tergantung pada peningkatan produktivitas lahan (intensifikasi).
Salah satu sistem budidaya padi yang akhir-akhir ini dikembangkan karena telah terbukti dapat
meningkatkan hasil sampai 50% bahkan di beberapa tempat mencapai lebih adalah
the System of Rice Intensification
(SRI). SRI merupakan budidaya padi yang intensif dan efisien dengan mengelola kondisi pertumbuhan
padi yang lebih baik terutama di zona perakaran. Berbeda dengan cara konvensional, pada SRI sawah
tidak digenangi selama fase pertumbuhan vegetatif padi. Kondisi ini menyebabkan gulma tumbuh dan
berkembang lebih cepat, sehingga gulma merupakan masalah utama dalam penerapan SRI. Selain itu
kondisi sawah SRI yang tidak digenangi dapat menyebabkan jenis dan populasi gulma yang tumbuh

dominan akan berbeda dengan sawah konvensional. Bangun dan Syam (1989) menyatakan bahwa gulma
yang tumbuh bersama tanaman padi akan mengurangi kuantitas dan kualitas hasil gabah, karena bersaing
dalam pegambilan hara, air, udara dan ruang. Selain itu gulma juga dapat merupakan inang bagi hama dan
penyakit yang menyerang tanaman padi. Menurut De Datta tahun 1980

cit.
Adrizal (1999) besarnya kerugian atau penurunan hasil padi akibat bersaing dengan gulma adalah 10 –
13 % bahkan bisa mencapai 70 %, tergantung pada jenis dan kerapatan gulma, keadaan lingkungan
setempat dan interaksinya. Gulma perlu dikendalikan untuk menghindari kerugian akibat kehilangan hasil
yang ditimbulkannya. Namun demikian menurut Sukman dan Yakup (2002) kehadiran gulma tidak setiap
saat dapat merugikan tanaman. Pada periode-periode tertentu dan atau pada tingkat populasi
tertentu kehadiran gulma tidak berpengaruh atau berpengaruh kecil pada tanaman, sehingga gulma yang
tumbuh pada periode itu tidak perlu dikendalikan. Hadirnya gulma pada periode permulaan siklus hidup
tanaman dan pada periode menjelang panen tidak berpengaruh atau hanya berpengaruh kecil terhadap
produksi tanaman, akan tetapi di antara dua periode tersebut tanaman peka terhadap gulma, yang
dinyatakan sebagai
periode kritis persaingan gulma. Kerapatan

12.59
Budidaya tanaman padi sawah ~ Padi merupakan salah satu komoditi pertanian Indonesia

yang paling banyak di tanam oleh penduduk pribumi Indonesia. Berdasarkan data dari badan
pusat statistik menyatakan bahwa produksi tanaman pangan khususnya padi menghasilkan
71.291.494 ton. Di lansir dari arm and Ranch Guide Indonesia menempati urutan ke tiga sebagai
penghasil padi terbesar di dunia. Sayangnya, Indonesia masih harus import dari luar negeri
karena stok padi yang masih kurang.

Budidaya Tanaman Padi Sawah bisa menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan Indonesia
yang makmur dan sejahtera. Tak hanya itu, dengan membudidayakan padi, maka kita turut
berjuang dalam mewujudkan swasembada pangan yang dulu pernah dialami bangsa Indonesia
pada beberapa decade silam.
Mengingat bahwa tanaman padi adalah makanan pokok Indonesia dan merupakan komoditas
pertanian yang menyumbang banyak pendapatan dalam neraca perdagangan Indonesia. Maka,
kami sengaja menulis satu artikel lengkap tentang cara budidaya tanaman padi sawah yang
baik dengan hasil melimpah.

Cara Budidaya Tanaman Padi
Dalam membudidayakan tanaman padi dengan hasil yang melimpah maka anda perlu melakukan
beberapa langkah diantaranya :

Persemaian atau pembenihan



Persiapan lahan:

- Pilihlah tanah yang gembur yang subur serta memiliki humus yang cukup serta perairan yang
cukup.
- Memiliki pencahayaan yang cukup atau tidak terhalang rerimbunan pohon
- Memilih areal yang dekat dengan sumber air


Benih Padi

- Pilihlah benih padi dengan kualitas bibit unggul
- Areal untuk bibit padi memiliki luas 1/20 dari total sawah yang akan ditanami padi. Jika anda
memiliki tanah seluas 2 Ha maka anda harus menyiapkan lahan 1/ 20 x 2Ha = 1000m2.
- Tebar benih dengan jumlah 75gram benih untuk setiap 1m2
- Agar benih dapat tumbuh dengan baik maka anda harus menghaluskan tanah tersebut dan
membuat bedengan – bedengan dengan jarak 30 cm antar bedengan.
Cara Mengolah Tanah Untuk Budidaya Tanaman Padi Sawah
- Pembersihan

Bersihkan tanah dari segala gulma, rumput atau tanaman liar lain.
- Pencangkulan
Genangi air agar lebih lunak kemudian baru dicangkul. Selain di cangkul, anda juga harus
menata lokasi tanam dengancara memperbaiki pematang sawah serta memperbaiki perairan
sawah.
- Pembajakan
Pembajakan bermanfaat untuk mengurai tanah serta membuat tanaman – tanaman liar, rumput
atau kompos cepat terurai. Kedalaman tanah yang dibajak usahakan 10-20 cm. Setelah itu

diamkan selama 5-7 hari dengan cara menggenangi air agar proses pembajakan berlangsung
lebih cepat.
· Penanaman Bibit
Dalam membudidayakan tanaman padi tentu anda harus menanam bibit padi, sebelum anda
menanam maka anda perlu mengambil bibit padi yang telah anda tanam sebelumnya. Bibit padi
yang dapat disemai biasanya berumur 25 – 30 hari tergantung jenis padi, jumlah batang
mencapai 7 batang dengan tinggi 25 cm. Selanjutnya anda bisa menanamnya dengan jarak antar
tanaman 20 cm x 20 cm dengan kedalaman 3 cm.

Perairan
Perairan merupakan salah satu dari hal yang sangat penting dalam budidaya tanaman padi,

sehingga harus sangat diperhatikan. Adapun dalam mengairi tanaman pada perlu anda atur
dengan pola sebagai berikut :
- Padi umur 1 minggu kedalaman air sekitar 5-7 cm
- Padi umur 2-6 minggu kedalaman air sekitar 10-20 cm
- Pada saat padi sudah mulai berbuah dengan munculnya calon bulir padi, kedalaman air
sebaiknya dikurangi
- 10 hari sebelum panen, air dikeringkan secara total.

Penyiangan
Penyiangan perlu anda lakukan untuk menghindari adanya rerumputan atau tanaman gulma yang
mengganggu pertumbuhan padi. Agar pertumbuhan padi tidak terhambat, usahakan melakukan
penyiangan secara rutin setiap sebulan sekali.

Pemupukan
Dalam memberi pupuk nantinya akan dibedakan dengan dua jenis pupuk yang ditebar di dua
masa berbeda yaitu masa sebelum tanam dan masa sesudah tanam. Untuk pupuk sebelum
tanaman, sebaiknya anda menggunakan pupuk alami seperti pupuk kompos atau pupuk kandang.
Sementara untuk pupuk yang ditebar setelah masa tanam maka gunakan pupuk pabrikan seperti
pupuk Za/ Urea, DS / TS dan lain sebagainya.


Masa Panen

Masa panen padi biasanya ditentukan oleh jenis padi yang ditanam. Ketika padi telah menguning
maka anda bisa melakukan pemanenan dengan menggunakan mesin atau secara tradisional.
Namun jika anda ingin mendapatkan hasil lebih banyak lebih baik gunakan mesin. Lakukan
pemanenan secara serentak.
Baca juga : Budidaya tanaman hias
Demikianlah artikel mengenai Cara Budidaya tanaman padi untuk hasil melimpah, semoga dapat
bermanfaat untuk anda dan nantikan artikel yang tak kalah bagus mengenai cara pemberantasan
di blog ini.