Makalah Mata Kuliah Sistem Informasi (1)
Makalah Mata Kuliah Sistem Informasi
Sistem Pendukung Keputusan
Oleh:
Kharisma Safri ( 01212080 )⌰
Amiruddin ( 01212089 )⌰
Wulan Wijayati ( 01212077 )⌰
Dosen: Tony Stephanus Eoh, SE.Ak, M.Ak
Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama
Surabaya
2013
DAFTAR ISI
0
Daftar
Isi
…………………………………………………………………………………………………
…………………….….… 1
Abstrak
…………………………………………………………………………………………………
………………………….... 3
Kata
Pengantar
…………………………………………………………………………………………………
………….……. 4
Bab
I
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………………………
…….……. 5
1.1
Latar
Belakang
………………………………………………………………………………………….
.………….… 5
1.2
Rumusan
Masalah
……………………………………………………………………………………..
…………… 5
1.3
Tujuan
…………………………………………………………………………………………
……………………….… 5
1.4
Metode
Penulisan
Makalah
………………………………………………………….………………..………. 6
1.5
Sistematika
Penulisan
Makalah
……………………………………………………………………….……... 6
Bab
II
Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………
………..… 7
1
2.1
Defnisi
Pengambilan
Keputusan
…………………………….
……………………………….……..……… 7
2.2
Sistem
Pengambilan
Keputusan
……………………………..
………………………………………..…….. 8
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan …….
……………………………….. 9
2.3.1
Sistem
Informasi
Manajemen
(SIM)⌰
Keputusan
(DSS)⌰
……………………………………………….……………. 12
2.3.2
Sistem
Pendukung
…………………………………………………………..… 12
2.3.3 Sistem Informasi Eksekutif ……………………………………………..
……………………………. 13
2.4
Sistem
Pendukung
Cerdas
…………………………………………..
……………………..………………... 14
2.5
Sistem
Informasi
Geografs
(GIS/
SDSS)⌰
……………………………………………………………..…. 15
2.5.1
Sub-sistem
GIS
………………………………………………………..
…………………………………... 16
2.5.2
Komponen
GIS
……………………………………………………………………………………………… 16
2.5.3
Alasan
Penggunaan
GIS
……………………………..
………………………………………………. 17
Bab
III
Penutup
……………………………………………………………………………………………..
………….……… 19
2
Daftar
Pustaka
………………………………………………………………………………………….
……………………… 20
3
ABSTRAK
Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK)⌰,
secara
umum
didefnisikan
sebagai
sebuah
sistem
yang
mampu
memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Konsep
DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi
terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan
keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifkasi masalah, memilih
data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi
pemilihan alternatif.
Kata kunci : Decision support system, DSS, sistem penunjang keputusan,
dan SPK.
4
Kata Pengantar
Makalah ini bertema sistem pendukung keputusan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Universitas
Narotama kelas B. Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang
pengambilan keputusan, sistem pendukung keputusan, sistem pendukung
pengambilan keputusan, sistem pendukung cerdas, dan sistem informasi
geografs.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Tony Stephanus Eoh,
SE.Ak, M.Ak selaku Dosen Sistem Informasi yang telah memberikan tema
yang kami dapatkan. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
Surabaya, 27 Mei 2013
Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis
di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege)⌰. Tetapi,
dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut
telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih
sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang
ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan
dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan
dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai
keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
1.2
Rumusan Masalah
Untuk
mengkaji
dan
mengulas
tentang
jaringan
dan
telekomunikasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling
berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa defnisi pengambilan keputusan ?
2. Apa defnisi sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?
4. Apa sistem pendukung cerdas ?
5. Apa defnisi sistem informasi geografs ?
1.3
Tujuan
6
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Informasi Semester Genap tahun 2013 dan
menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari
penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik
baik penulis maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung
keputusan
dan
mampu
menjelaskan
serta
sebisa
mungkin
mempraktekkan tentang sistem pendukung keputusan berupa teknik
dan analisanya serta aplikasi juga pengembangannya di dunia nyata
(masyarakat)⌰.
1.4
Metode Penulisan Masalah
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya
dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti web, blog, dan
perangkat media massa yang diambil dari internet.
1.5
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan,
bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi
atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan,
metode
penulisan,
dan
sistematika
penulisan.
Sedangkan
bab
pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem
pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defnisi Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif
tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
pendekatan
sistematis
terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi
serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah,
2002:15-16)⌰,
tahap
–
tahap
yang
harus
dilalui
dalam
proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian
dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan
diperoleh,
diproses
dan
diuji
dalam
rangka
mengidentifkasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian
alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi
diperlukan
kejadian
proses
nyata
validasi
yang
dan
disederhanakan,
vertifkasi
untuk
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
8
sehingga
mengetahui
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai
alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar
ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem
yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan
alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif
yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung
keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada
management by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user)⌰ tetap
memegang control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah
terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai
dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
9
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani
kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan
tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat
teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)⌰
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)⌰
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam
sistem
pendukung
keputusan
terdapat
tiga
jenis
keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan
secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan
spesifk, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail.
Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat
jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan
piutang;
menentukan
kelayakan
lembur,
mengisi
persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur
adalah
keputusan
yang
mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh
komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil
keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifk, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan
produksi
dan
pengendalian
sediaan,
merancang
rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
10
Keputusan
tak
terstruktur
adalah
keputusan
yang
penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak
selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai
sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi
pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum,
luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi
baru,
keputusan
untuk
bergabung
dengan
perusahaan
lain,
perekrutan eksekutif.
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase
utama
yaitu
inteligensi,
desain,
dan
kriteria.
Ia
Kemudian
menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005)⌰.
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning
(Pemindaian)⌰ lingkungan, entah secara intermiten ataupun terusmenerus.
Inteligensi
mencakup
berbagai
aktivitas
yang
menekankan identifkasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifkasi masalas
(peluang)⌰, klasifkasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan
menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini
meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang
layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah
prinsip
pilihan,
mengembangkan
(menghasilkan)⌰
alternatif-
alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang
kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang
nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan
tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas
11
karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase
tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas
pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat
menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang
ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi
terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk
sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifk untuk variabelvariabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan
untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau
pengenalan terhadap perubahan. Defnisi implementasi sedikit
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang
dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan
bisa
bekerja,
tidak
memerlukan
implementasi
suatu
sistem
komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah
sebagai berikut (Surbakti, 2002)⌰:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan
yang kompleks.
2.
Dapat
merespon
dengan
cepat
pada
situasi
yang
tidak
diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfgurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)⌰.
12
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan
cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun
komponen-komponen
dari
SPK
adalah
sebagai
berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan
untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Database Management System (DBMS)⌰.
2. Model Management
Melibatkan
model
fnansial,
statistikal,
management
science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat
memberikan
ke
sistem
suatu
kemampuan
analitis,
dan
manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada
DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain
atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
2.3.1 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan
informasi
yang
manajemen,
organisasi.
dan
SIM
digunakan
untuk
pengambilan
menghasilkan
mendukung
keputusan
informasi
dalam
untuk
operasi,
sebuah
memantau
kinerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi
untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari
system pemrosesan transaksi.
Karakteristik SIM, antara lain :
13
1. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada
lingkungan yang telah mendefnisikan hal-hal berikut secara
tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan pengambilan
keputusan, dan arus informasi.
2. Meningkatkan efsiensi dengan mengurangi biaya.
3. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna
untuk pengambilan keputusan tetapi tidak secara langsung
(manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat
kesimpulan-kesimpulan
tersendiri
untuk
melakukan
pengambilan keputusan)⌰.
Macam-macam laporan SIM, antara lain :
1. Laporan periodis adalah laporan yang dihasilkan dalam
selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan,
kwartalan, dan sebagainya.
2. Laporan
ikhtisar
adalah
laporan
yang
memberikan
ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.
3. Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul
kalau terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh,
manajer
pembelian
mungkin
memerlukan
laporan
pengiriman barang dari pemasok yang sudah terlambat satu
minggu. Laporan ini hanya muncul kalau keadaan yang
diminta terpenuhi.
4. Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan
dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan
maksud untuk dibandingkan.
2.3.2 Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif
berbantuan
komputer
yang
mendukung
pemakai
dalam
kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam
upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif
dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan
tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
14
Ditambah/ dikembangkan
Mendukung analisis data dan model desisi
Berorientasi pada masa yang akan dating
Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem
pendukung
keputusan
merupakan
sistem
informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan,
dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS
lebih
ditujukan
untuk
mendukung
manajemen
dalam
melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang
kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS
tidak
dimaksudkan
keputusan,
tetapi
memungkinkan
untuk
mengotomasikan
memberikan
pengambil
perangkat
keputusan
pengambilan
interaktif
dapat
yang
melakukan
berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang
tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan
keluwesan,
kemudahan
beradaptasi,
dan
tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan
pemakai
memulai
dan
mengendalikan
masukan dan keluaran.
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan
pemrogram profesional.
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan
yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang
canggih.
2.3.3 Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang
menyediakan fasilitas yang feksibel bagi manajer dan eksekutif
15
dalam mengakses
berguna
untuk
informasi eksternal dan internal
mengidentifkasi
masalah
atau
yang
mengenali
peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit
mengoperasikannya
antarmuka
yang
karena
sangat
sistem
dilengkapi
memudahkan
dengan
pemakai
untuk
menggunakannya (user-friendly)⌰.
Tahapan penggunaan EIS :
Informasi
Internal
Informasi
Eksternal
Laporan yang
Ditentukan MIS
Kemampuan DrillDown
Perangkat DSS
1.
Menyediakan
akses
terhadap
seluruh
2. Mendukung
keluwesan
pelaporan dan
menyediakan
perangkat untuk
menganalisis
3. Membantu
eksekutif
mengidentifkasi
masalah dan
mengenali peluang
Karakteristik EIS antara lain :
1. Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh
detil data.
2. Menyediakan
analisis
kecenderungan
(trend
analysis)⌰,
pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3. Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data
internal dan eksternal.
4. Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu
sedikit pelatihan untuk menggunakannya.
5. Dapat
digunakan
secara
langsung
oleh
eksekutif
tanpa
perantara.
6. Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafk, dan table.
7. Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan
konferensi
dengan
(spreadsheet,
komputer)⌰,
bahasa
query,
kemampuan
dan
DSS)⌰,
analisis
dan
produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis)⌰.
16
data
perangkat
2.4 Sistem Pendukung Cerdas
Kadangkala hanya disebut sistem cerdas adalah sistem yang
memiliki kemampuan seperti kecerdasan manusia. Beberapa sifat
sistem ini antara lain :
1. Belajar atau memahami permasalahan berdasarkan pengalaman.
2. Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap
siatusi-situasi baru.
3. Mampu
menangani
masalah
yang
kompleks
(masalah
semiterstruktur)⌰.
4. Memecahkan permasalahan berdasarkan penalaran.
5. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan.
Aplikasi sistem cerdas pada bisnis meliputi :
1. Sistem
pakar
(expert
system)⌰,
yaitu
sistem
yang
meniru
kepakaran (keahlian)⌰ seseorang dalam bidang tertentu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986)⌰.
2. Sistem pengolahan bahasa alami (natural language processing)⌰.
Contoh aplikasi dari sistem pakar antara lain :
1. XSEL : Sistem pakar ini dapat bertindak sebagai asisten penjual,
yang membantu penjual komputer DEC memilihkan pesanan
pelanggan sesuai dengan kebutuhan.
2. MYCIN : Sistem ini dikembangkan di Universitas Stanford pada
pertengahan 1970-an dengan tujuan untuk membantu jurumedis
dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri.
3. PROSPECTOR : Sistem ini diciptakan oleh Richard Duda, Peter
Hard, dan Rene Reboh pada tahun 1978 yang menyediakan
kemampuan seperti seorang pakar di bidang geologi.
Bagian-bagian dari system pakar antara lain :
1. Basis pengetahuan merupakan komponen yang berisi pengetahuanpengetahuan yang berasal dari pakar.
2. Berisi sekumpulan fakta (fact)⌰ dan aturan (rule)⌰. Fakta berupa
situasi masalah dan teori tentang area masalah
17
3. Aturan adalah suatu arahan yang menggunakan pengetahuan untuk
memecahkan masalah pada bidang tertentu.
2.5 Sistem Informasi Geografs (GIS/SDSS)
Sistem informasi geografs adalah sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi
geografs. Hal ini memungkinkan data dapat diakses penunjukan ke
suatu lokasi dalam peta yang tersaji secara digital.
2.5.1 Sub-Sistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut :
a. Data Input
Subsistem
ini
bertugas
untuk
mengumpulkan,
mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya
dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung
jawab
dalam
mengonversikan
atau
mentransformasikan
format-format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
b. Data Output
Sub-sistem
ini
bertugas
untuk
menampilkan
atau
menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format
yang dikehendaki)⌰ seluruh atau sebagian basis data (spasial)⌰
baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya
tabel, grafk, report, peta, dan lain sebagainya.
c. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem
basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali
atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
d. Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang
dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga
18
melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis & logika)⌰ dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.5.2 Komponen SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003,
secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen
sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang
mengoperasikan,
mengembangkan
bahkan
memperoleh
manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian
dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer,
database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi
merupakan
prosedur
yang
digunakan
untuk
mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan,
klasifkasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, bufer,
jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafs
dan data atribut. Data posisi/koordinat/grafs/ruang/spasial,
merupakan data yang merupakan representasi fenomena
permukaan
bumi/keruangan
yang
memiliki
referensi
(koordinat)⌰ lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan
sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
Data
atribut/non-spasial,
data
yang
merepresentasikan
aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya.
Misalnya
data
sensus
penduduk,
catatan
survei,
data
statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program
aplikasi
yang
memiliki
kemampuan
pengelolaan,
penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data
spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo,
dll)⌰
19
e.
Hardware,
perangkat
keras
yang
dibutuhkan
untuk
menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer,
scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang
sebenarnya tidak kalah penting yaitu metode. Sebuah SIG yang baik
adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem
yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang
menggunakan SIG tersebut.
2.5.3 Alasan Penggunaan SIG
a. SIG
sangat
efektif
dalam
membantu
proses-proses
pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental
yang
telah
dimiliki
oleh
setiap
orang
yang
selalu
berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang
effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk
meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan
mengenai
ide
atau
konsep
lokasi,
ruang
(spasial)⌰,
kependudukan dan unsur-unsur geografs yang terdapat
dipermukaan
bumi
berikut
data
atribut
terkait
yang
menyertainya.
c.
SIG
dapat
memberikan
gambaran
yang
lengkap
dan
komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait
spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan
dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang
tersirat (implisit)⌰ maupun yang tersurat (eksplisit)⌰.
d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara
terintegrasi
hingga
pertanyaan
sistemnya
spasial
dapat
maupun
menjawab
non-spasial,
baik
memiliki
kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG
memiliki
memvisualkan
kemampuan
data
spasial
yang
sangat
berikut
baik
dalam
atribut-atributnya.
Modifkasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan
20
untuk
merepresentasikan
unsur-unsur
permukaan
bumi
dapat dilakukan dengan mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur
yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer,
tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini
permukaan
bumi
dapat
‘’direkonstruksi’’
kembali
atau
dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi)⌰
dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik
yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa
keharusan
manual.
untuk
Dengan
selalu
melakukan
demikian,
SIG
interpretasi
dengan
mudah
secara
dapat
menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil)⌰
turuan dari data spasial yang lain (primer)⌰ dengan hanya
memanipulasi atribut-atributnya.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis
dan feksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan
alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak
menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
21
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan
keputusan
memanfaatkan
data
dan
model
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi
terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. 2004. Performance Management. Tugu Publisher,
Depok.
22
Daihani,D.Umar.
2001.
Komputerisasi
Pengambilan
Keputusan.
PT
Elekmedia Komputindo, Jakarta.
Kosasi, S. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System).
Departemen Pendidikan Nasional, Pontianak.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar
(Perspektif
Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung.
Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth edition, University of
Pittsburgh, RWS Publication.
Saaty, T.L. 1988. Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy
Process. University of Pittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh.
Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
http://haniif.wordpress.com/2007/08/01/23-tinjauan-pustaka-sistempendukung-keputusan-spk/ (tanggal 25 Mei 2013, pkl 13.35)⌰
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
(tanggal 25 Mei 2013, pkl 11.44)⌰
23
Sistem Pendukung Keputusan
Oleh:
Kharisma Safri ( 01212080 )⌰
Amiruddin ( 01212089 )⌰
Wulan Wijayati ( 01212077 )⌰
Dosen: Tony Stephanus Eoh, SE.Ak, M.Ak
Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama
Surabaya
2013
DAFTAR ISI
0
Daftar
Isi
…………………………………………………………………………………………………
…………………….….… 1
Abstrak
…………………………………………………………………………………………………
………………………….... 3
Kata
Pengantar
…………………………………………………………………………………………………
………….……. 4
Bab
I
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………………………
…….……. 5
1.1
Latar
Belakang
………………………………………………………………………………………….
.………….… 5
1.2
Rumusan
Masalah
……………………………………………………………………………………..
…………… 5
1.3
Tujuan
…………………………………………………………………………………………
……………………….… 5
1.4
Metode
Penulisan
Makalah
………………………………………………………….………………..………. 6
1.5
Sistematika
Penulisan
Makalah
……………………………………………………………………….……... 6
Bab
II
Pembahasan
…………………………………………………………………………………………………
………..… 7
1
2.1
Defnisi
Pengambilan
Keputusan
…………………………….
……………………………….……..……… 7
2.2
Sistem
Pengambilan
Keputusan
……………………………..
………………………………………..…….. 8
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan …….
……………………………….. 9
2.3.1
Sistem
Informasi
Manajemen
(SIM)⌰
Keputusan
(DSS)⌰
……………………………………………….……………. 12
2.3.2
Sistem
Pendukung
…………………………………………………………..… 12
2.3.3 Sistem Informasi Eksekutif ……………………………………………..
……………………………. 13
2.4
Sistem
Pendukung
Cerdas
…………………………………………..
……………………..………………... 14
2.5
Sistem
Informasi
Geografs
(GIS/
SDSS)⌰
……………………………………………………………..…. 15
2.5.1
Sub-sistem
GIS
………………………………………………………..
…………………………………... 16
2.5.2
Komponen
GIS
……………………………………………………………………………………………… 16
2.5.3
Alasan
Penggunaan
GIS
……………………………..
………………………………………………. 17
Bab
III
Penutup
……………………………………………………………………………………………..
………….……… 19
2
Daftar
Pustaka
………………………………………………………………………………………….
……………………… 20
3
ABSTRAK
Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK)⌰,
secara
umum
didefnisikan
sebagai
sebuah
sistem
yang
mampu
memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun
kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur. Konsep
DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi
terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan
keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifkasi masalah, memilih
data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi
pemilihan alternatif.
Kata kunci : Decision support system, DSS, sistem penunjang keputusan,
dan SPK.
4
Kata Pengantar
Makalah ini bertema sistem pendukung keputusan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Universitas
Narotama kelas B. Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang
pengambilan keputusan, sistem pendukung keputusan, sistem pendukung
pengambilan keputusan, sistem pendukung cerdas, dan sistem informasi
geografs.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Tony Stephanus Eoh,
SE.Ak, M.Ak selaku Dosen Sistem Informasi yang telah memberikan tema
yang kami dapatkan. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
Surabaya, 27 Mei 2013
Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis
di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege)⌰. Tetapi,
dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut
telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih
sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang
ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaan
dan semakin tidak tentunya perubahan yang mungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem pendukung keputusan
dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai
keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
1.2
Rumusan Masalah
Untuk
mengkaji
dan
mengulas
tentang
jaringan
dan
telekomunikasi, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling
berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa defnisi pengambilan keputusan ?
2. Apa defnisi sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?
4. Apa sistem pendukung cerdas ?
5. Apa defnisi sistem informasi geografs ?
1.3
Tujuan
6
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Informasi Semester Genap tahun 2013 dan
menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari
penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik
baik penulis maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung
keputusan
dan
mampu
menjelaskan
serta
sebisa
mungkin
mempraktekkan tentang sistem pendukung keputusan berupa teknik
dan analisanya serta aplikasi juga pengembangannya di dunia nyata
(masyarakat)⌰.
1.4
Metode Penulisan Masalah
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya
dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti web, blog, dan
perangkat media massa yang diambil dari internet.
1.5
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan,
bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi
atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan,
metode
penulisan,
dan
sistematika
penulisan.
Sedangkan
bab
pembahasan dibagi berdasarkan sub-bab yang berkaitan sistem
pendukung keputusan. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defnisi Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif
tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan
keputusan
dilakukan
dengan
pendekatan
sistematis
terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi
serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah,
2002:15-16)⌰,
tahap
–
tahap
yang
harus
dilalui
dalam
proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian
dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data
masukan
diperoleh,
diproses
dan
diuji
dalam
rangka
mengidentifkasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian
alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan
representasi
diperlukan
kejadian
proses
nyata
validasi
yang
dan
disederhanakan,
vertifkasi
untuk
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
8
sehingga
mengetahui
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai
alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar
ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem
yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan
alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif
yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung
keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada
management by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user)⌰ tetap
memegang control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah
terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai
dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
9
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani
kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan
tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat
teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)⌰
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)⌰
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam
sistem
pendukung
keputusan
terdapat
tiga
jenis
keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan
secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan
spesifk, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail.
Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat
jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan
piutang;
menentukan
kelayakan
lembur,
mengisi
persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur
adalah
keputusan
yang
mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh
komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil
keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifk, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan
produksi
dan
pengendalian
sediaan,
merancang
rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
10
Keputusan
tak
terstruktur
adalah
keputusan
yang
penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak
selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai
sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi
pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum,
luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi
baru,
keputusan
untuk
bergabung
dengan
perusahaan
lain,
perekrutan eksekutif.
2.3 Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase
utama
yaitu
inteligensi,
desain,
dan
kriteria.
Ia
Kemudian
menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005)⌰.
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning
(Pemindaian)⌰ lingkungan, entah secara intermiten ataupun terusmenerus.
Inteligensi
mencakup
berbagai
aktivitas
yang
menekankan identifkasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifkasi masalas
(peluang)⌰, klasifkasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan
menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini
meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang
layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah
prinsip
pilihan,
mengembangkan
(menghasilkan)⌰
alternatif-
alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang
kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang
nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan
tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas
11
karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase
tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas
pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat
menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang
ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi
terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk
sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifk untuk variabelvariabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan
untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau
pengenalan terhadap perubahan. Defnisi implementasi sedikit
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang
dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan
bisa
bekerja,
tidak
memerlukan
implementasi
suatu
sistem
komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah
sebagai berikut (Surbakti, 2002)⌰:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan
yang kompleks.
2.
Dapat
merespon
dengan
cepat
pada
situasi
yang
tidak
diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfgurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM)⌰.
12
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan
cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun
komponen-komponen
dari
SPK
adalah
sebagai
berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan
untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Database Management System (DBMS)⌰.
2. Model Management
Melibatkan
model
fnansial,
statistikal,
management
science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat
memberikan
ke
sistem
suatu
kemampuan
analitis,
dan
manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada
DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain
atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri
sendiri.
2.3.1 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan
informasi
yang
manajemen,
organisasi.
dan
SIM
digunakan
untuk
pengambilan
menghasilkan
mendukung
keputusan
informasi
dalam
untuk
operasi,
sebuah
memantau
kinerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi
untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari
system pemrosesan transaksi.
Karakteristik SIM, antara lain :
13
1. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada
lingkungan yang telah mendefnisikan hal-hal berikut secara
tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan pengambilan
keputusan, dan arus informasi.
2. Meningkatkan efsiensi dengan mengurangi biaya.
3. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna
untuk pengambilan keputusan tetapi tidak secara langsung
(manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat
kesimpulan-kesimpulan
tersendiri
untuk
melakukan
pengambilan keputusan)⌰.
Macam-macam laporan SIM, antara lain :
1. Laporan periodis adalah laporan yang dihasilkan dalam
selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan,
kwartalan, dan sebagainya.
2. Laporan
ikhtisar
adalah
laporan
yang
memberikan
ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.
3. Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul
kalau terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh,
manajer
pembelian
mungkin
memerlukan
laporan
pengiriman barang dari pemasok yang sudah terlambat satu
minggu. Laporan ini hanya muncul kalau keadaan yang
diminta terpenuhi.
4. Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan
dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan
maksud untuk dibandingkan.
2.3.2 Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif
berbantuan
komputer
yang
mendukung
pemakai
dalam
kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam
upaya membantu proses pengambilan keputusan yang efektif
dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan
tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
14
Ditambah/ dikembangkan
Mendukung analisis data dan model desisi
Berorientasi pada masa yang akan dating
Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem
pendukung
keputusan
merupakan
sistem
informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan,
dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur di mana tak seorangpun tahu
secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS
lebih
ditujukan
untuk
mendukung
manajemen
dalam
melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang
kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS
tidak
dimaksudkan
keputusan,
tetapi
memungkinkan
untuk
mengotomasikan
memberikan
pengambil
perangkat
keputusan
pengambilan
interaktif
dapat
yang
melakukan
berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang
tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan
keluwesan,
kemudahan
beradaptasi,
dan
tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan
pemakai
memulai
dan
mengendalikan
masukan dan keluaran.
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan
pemrogram profesional.
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan
yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang
canggih.
2.3.3 Sistem Informasi Eksekutif (EIS)
Sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang
menyediakan fasilitas yang feksibel bagi manajer dan eksekutif
15
dalam mengakses
berguna
untuk
informasi eksternal dan internal
mengidentifkasi
masalah
atau
yang
mengenali
peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit
mengoperasikannya
antarmuka
yang
karena
sangat
sistem
dilengkapi
memudahkan
dengan
pemakai
untuk
menggunakannya (user-friendly)⌰.
Tahapan penggunaan EIS :
Informasi
Internal
Informasi
Eksternal
Laporan yang
Ditentukan MIS
Kemampuan DrillDown
Perangkat DSS
1.
Menyediakan
akses
terhadap
seluruh
2. Mendukung
keluwesan
pelaporan dan
menyediakan
perangkat untuk
menganalisis
3. Membantu
eksekutif
mengidentifkasi
masalah dan
mengenali peluang
Karakteristik EIS antara lain :
1. Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh
detil data.
2. Menyediakan
analisis
kecenderungan
(trend
analysis)⌰,
pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down.
3. Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data
internal dan eksternal.
4. Mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu
sedikit pelatihan untuk menggunakannya.
5. Dapat
digunakan
secara
langsung
oleh
eksekutif
tanpa
perantara.
6. Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafk, dan table.
7. Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan
konferensi
dengan
(spreadsheet,
komputer)⌰,
bahasa
query,
kemampuan
dan
DSS)⌰,
analisis
dan
produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis)⌰.
16
data
perangkat
2.4 Sistem Pendukung Cerdas
Kadangkala hanya disebut sistem cerdas adalah sistem yang
memiliki kemampuan seperti kecerdasan manusia. Beberapa sifat
sistem ini antara lain :
1. Belajar atau memahami permasalahan berdasarkan pengalaman.
2. Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap
siatusi-situasi baru.
3. Mampu
menangani
masalah
yang
kompleks
(masalah
semiterstruktur)⌰.
4. Memecahkan permasalahan berdasarkan penalaran.
5. Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan.
Aplikasi sistem cerdas pada bisnis meliputi :
1. Sistem
pakar
(expert
system)⌰,
yaitu
sistem
yang
meniru
kepakaran (keahlian)⌰ seseorang dalam bidang tertentu dalam
menyelesaikan suatu permasalahan (Horn, 1986)⌰.
2. Sistem pengolahan bahasa alami (natural language processing)⌰.
Contoh aplikasi dari sistem pakar antara lain :
1. XSEL : Sistem pakar ini dapat bertindak sebagai asisten penjual,
yang membantu penjual komputer DEC memilihkan pesanan
pelanggan sesuai dengan kebutuhan.
2. MYCIN : Sistem ini dikembangkan di Universitas Stanford pada
pertengahan 1970-an dengan tujuan untuk membantu jurumedis
dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan bakteri.
3. PROSPECTOR : Sistem ini diciptakan oleh Richard Duda, Peter
Hard, dan Rene Reboh pada tahun 1978 yang menyediakan
kemampuan seperti seorang pakar di bidang geologi.
Bagian-bagian dari system pakar antara lain :
1. Basis pengetahuan merupakan komponen yang berisi pengetahuanpengetahuan yang berasal dari pakar.
2. Berisi sekumpulan fakta (fact)⌰ dan aturan (rule)⌰. Fakta berupa
situasi masalah dan teori tentang area masalah
17
3. Aturan adalah suatu arahan yang menggunakan pengetahuan untuk
memecahkan masalah pada bidang tertentu.
2.5 Sistem Informasi Geografs (GIS/SDSS)
Sistem informasi geografs adalah sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi
geografs. Hal ini memungkinkan data dapat diakses penunjukan ke
suatu lokasi dalam peta yang tersaji secara digital.
2.5.1 Sub-Sistem SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut :
a. Data Input
Subsistem
ini
bertugas
untuk
mengumpulkan,
mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya
dari berbagai sumber. Sub-sistem ini pula yang bertanggung
jawab
dalam
mengonversikan
atau
mentransformasikan
format-format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
b. Data Output
Sub-sistem
ini
bertugas
untuk
menampilkan
atau
menghasilkan keluaran (termasuk mengekspornya ke format
yang dikehendaki)⌰ seluruh atau sebagian basis data (spasial)⌰
baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya
tabel, grafk, report, peta, dan lain sebagainya.
c. Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem
basis data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali
atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
d. Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi yang
dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga
18
melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis & logika)⌰ dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.5.2 Komponen SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003,
secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen
sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang
mengoperasikan,
mengembangkan
bahkan
memperoleh
manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian
dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer,
database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi
merupakan
prosedur
yang
digunakan
untuk
mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan,
klasifkasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, bufer,
jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafs
dan data atribut. Data posisi/koordinat/grafs/ruang/spasial,
merupakan data yang merupakan representasi fenomena
permukaan
bumi/keruangan
yang
memiliki
referensi
(koordinat)⌰ lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan
sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
Data
atribut/non-spasial,
data
yang
merepresentasikan
aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya.
Misalnya
data
sensus
penduduk,
catatan
survei,
data
statistik lainnya.
d. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program
aplikasi
yang
memiliki
kemampuan
pengelolaan,
penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data
spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo,
dll)⌰
19
e.
Hardware,
perangkat
keras
yang
dibutuhkan
untuk
menjalankan sistem berupa perangkat komputer, printer,
scanner, digitizer, plotter dan perangkat pendukung lainnya.
Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang
sebenarnya tidak kalah penting yaitu metode. Sebuah SIG yang baik
adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem
yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang
menggunakan SIG tersebut.
2.5.3 Alasan Penggunaan SIG
a. SIG
sangat
efektif
dalam
membantu
proses-proses
pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental
yang
telah
dimiliki
oleh
setiap
orang
yang
selalu
berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang
effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk
meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan
mengenai
ide
atau
konsep
lokasi,
ruang
(spasial)⌰,
kependudukan dan unsur-unsur geografs yang terdapat
dipermukaan
bumi
berikut
data
atribut
terkait
yang
menyertainya.
c.
SIG
dapat
memberikan
gambaran
yang
lengkap
dan
komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait
spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan
dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang
tersirat (implisit)⌰ maupun yang tersurat (eksplisit)⌰.
d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara
terintegrasi
hingga
pertanyaan
sistemnya
spasial
dapat
maupun
menjawab
non-spasial,
baik
memiliki
kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG
memiliki
memvisualkan
kemampuan
data
spasial
yang
sangat
berikut
baik
dalam
atribut-atributnya.
Modifkasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan
20
untuk
merepresentasikan
unsur-unsur
permukaan
bumi
dapat dilakukan dengan mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur
yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer,
tematik, atau coverage data spasial. Dengan layer ini
permukaan
bumi
dapat
‘’direkonstruksi’’
kembali
atau
dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi)⌰
dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik
yang diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa
keharusan
manual.
untuk
Dengan
selalu
melakukan
demikian,
SIG
interpretasi
dengan
mudah
secara
dapat
menghasilkan data spasial tematik yang merupakan (hasil)⌰
turuan dari data spasial yang lain (primer)⌰ dengan hanya
memanipulasi atribut-atributnya.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis
dan feksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan
alternatif-alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak
menggantikan pemakai sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS
21
merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu
pembuatan
keputusan
memanfaatkan
data
dan
model
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi
terstruktur.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. 2004. Performance Management. Tugu Publisher,
Depok.
22
Daihani,D.Umar.
2001.
Komputerisasi
Pengambilan
Keputusan.
PT
Elekmedia Komputindo, Jakarta.
Kosasi, S. 2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System).
Departemen Pendidikan Nasional, Pontianak.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar
(Perspektif
Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung.
Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth edition, University of
Pittsburgh, RWS Publication.
Saaty, T.L. 1988. Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy
Process. University of Pittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh.
Suryadi, K. dan Ramdhani, MA. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
http://haniif.wordpress.com/2007/08/01/23-tinjauan-pustaka-sistempendukung-keputusan-spk/ (tanggal 25 Mei 2013, pkl 13.35)⌰
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
(tanggal 25 Mei 2013, pkl 11.44)⌰
23