UJIAN NASIONAL UN BERBASIS MINAT BAKAT D

UJIAN NASIONAL (UN) BERBASIS MINAT BAKAT DALAM
MEWUJUDKAN GERENASI BERKARAKTER BANGSA
Andi Akbar Tanjung (andi.akbar17@gmail.com)

Abstrak
Mewujudkan Generasi yang berkarakter merupakan impian setiap bangsa di dunia tanpa
terkecuali Indonesia. Jepang, Amerika, Australia, dan Cina merupakan contoh negara
yang besar karena karakter bangsa yang mereka perjuangkan. Dalam mewujudkan
impian tersebut ada banyak jalan yang bisa ditempuh, ekonomi, politik, dan sosial
merupakan beberapa diantaranya, namun, salah satu jalur yang sangat memberikan
sumbangsi yang sangat signifikan yaitu melalui Pendidikan. Di dunia pendidikan, suatu
bangsa bisa membentuk karakter generasinya sesuai dengan apa yg diimpikan oleh
bangsa tersebut. Sehingga, ke depanya bangsa tersebut akan mudah dalam mengatur,
membentuk, dan menemukan karakternya yang sejati. Pembentukan karakter dalam
dunia pendidikan tentunya juga memiliki tantangan yang kemudian harus bisa dilewati
oleh suatu bangsa, salah satunya yaitu menemukan karakter generasinya yang kemudian
disatukan dengan karakter bangsa tersebut.
Untuk menganalisa karakter siswa tentunya bisa dengan Minat dan Bakat yang
dimilikinya, dan proses pembelajaran pun harus mendukung dan menunjang Minat dan
Bakat siswa tersebut karena denganya siswa akan mendapatkan motivasi intrinsik yaitu
motivasi yang berasal dari dalam diri siswa tersebut. Namun, sampai sejauh ini

Pendidikan Indonesia hanya baru memberikan kebebasan siswa dalam minat dan bakat
dalam hal kurikulum yaitu Kurikulum 2013. Ketika kemudian siswa akan menghadapi
suatu evalusi di akhir pembelajarannya, mereka akan dibenturkan dengan suatu fakta
bahwa mereka harus melewati beberapa mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian
Nasional.
Mata pelajaran yang kemudian diujikan tidak akan pernah dilirik apak itu minat dan
bakat siswa atau tika, yang terpenting ini adalah UN yang harus dilalui, maka tak heran
ketika dalam UN kemudian memilii banyak kecurangan. Pada akhirnya sudah barang
tentunya Kurikulum dan Ujian Nasional harus berpatokan pada Minat dan Bakat siswa,
dengan harapan siswa bisa tetap tersenyum katika berangkat ke sekolah karena mereka
akan belajar apa yang menjadi mindat dan bakatnya.
Kata Kunci: Ujian Nasional, Minat - Bakat, dan Berkarakter

Pendahuluan
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan bertujuan
untuk mewujudkan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut, disusunlah kurikulum sebagai pedoman dalam penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, untuk melihat tingkat pencapaian tujuan
pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi.
Sebagai bentuk evaluasi, UN harus dapat dipakai untuk mengukur
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan demikian, UN
seharusnya dapat menjawab pertanyaan tentang ketercapaian tujuan
pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Di samping itu pula UN merupakan salah satu program
pemerintah khususnya di bidang pendidikan yang bergerak dalam rana
evaluasi hasil belajar siswa, yang dimana dasarnya memiliki tujuan yang
sangat mulia dimana, pemerintah berharap dengan adanya UN, bisa menjadi
tolak ukur atau evaluasi dan pertimbangan tentang bagaimana dan sejauh
mana peningkatan pendidikan di Indonesia.
Seiring berkembangnya zaman, UN mengalami banyak perubahan dan
penyesuaian

(lihat


kenyataannya

UN

Gambar
tetap

1.1

Sejarah

mengalami

Ujian

banyak

Nasional),


permasalahan

namun,
sehingga

mendapatkan banyak masukan mulai dari yang menyatakan pro maupun yang
kontra. Bahkan, penyataan kontra tidak hanya dilontarkan oleh masyarakat
awam, namun juga dari praktisi dan ahli pendidikan di Indonesia dan bahkan
di internal DPR sendiri.

Gambar 1.1 Sejarah Ujian Nasional1
Ada banyak alasan yang dilontarkan dari pihak yang kontra terhadap
UN. Mulai dari alasan sulitnya soal, amburadulnya pendistribusian soal,
banyaknya soal yang bocor, dan berbagai alasan yang bisa dikatakan cukup
logis. Diantara berbagai alasan yang ada, salah satu alasan yang cukup untuk
diperhitungkan adalah alasan yang mengatakan bahwa Mata Pelajaran yang
diujikan pada UN terlalu banyak dalam artian tidak sesuai dengan minat dan
bakat siswa.
Di sisi lain, pemerintah juga menggarap kurikulum 2013, yang dimana
pada kurikulum tersebut, siswa berhak untuk memilih Mata Pelajaran yang

dia minati dan menjadi bakatnya. Namun, semua itu sangat kontradiksi
dengan kenyataan yang terjadi pada UN, yang dimana siswa nanti akan
diujikan beberapa mata pelajaran tanpa peduli, mata pelajaran tersebut
diminati atau tidak. Sehingga tidaklah mengherankan ketika banyak siswa
yang merasa tertekan ketika akan menghadapi UN dan tidaklah pula
mengherankan ketika siswa menghalalkan segala cara untuk bisa menjawab
soal.
1

Sumber: http://ibnufajar75.wordpress.com

Ada banyak efek domino yang dihasilkan ketika Ujian Nasional
dilakukan dengan tidak mengacu pada Minat dan Bakat Siswa. Bagaimna
tidak, siswa harus mengerjakan sesuatu yang tidak dia minati dan bukan pula
bakatnya. Guru yang berada dekat dengan siswa tentu tau, mana yang
menjadi minat siswanya, mana yang tidak. Sehingga, tidaklah mengherankan
pula ketika ada beberapa oknum guru memberikan kunci jawaban saat UN,
karena mereka tau dan sadar itu bukat minat dan bakat siswanya.
Ketidaksesuaian antara Minat dan Bakat Siswa dengan mata pelajaran
yang diujikan pada UN, merupakan salah satu penyebab inti akan lunturnya

nilai kesucian pada UN. Sehingga, penulis melalui artikel ini akan membahas
mengenai, Ujian Nasional berbasis Minat dan Bakat Siswa, yang dimana
nantinya Ujian Nasional bisa dilakukan seperti hal Kurikulum 2013 yang
berbasis Minat dan Bakat Siswa.
Ujian Nasional dan Realitanya
Ujian nasional merupakan salah satu program pemerintah khususnya di
bidang pendidikan. Diantara beberapa tujuan dari UN yaitu, melalui Ujian
Nasional pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
berharap agar bisa menjadikan UN sebagai bahan evaluasi untuk memetakan
dan menjadikan tolak ukur kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan keadaan
geografis Indonesia yang merupakan daerah maritim, sehingga penyebaran
pendidikan dari Ibu Kota Negara Indonesia yaitu Jakarta ke seluruh daerah
dan pulau di Indonesia mengalami ketidakmerataan.
Apa yang telah diimpikan untuk hasil UN itu kemudian kontradiktif
ketika kita berbicara mengenai UN dan realinya. Sebagai contoh ketika UN
tahun 2013 kemarin, yang dimana mengalami permasalahan yang cukup
krusial untuk perhelatan akbar seperti UN, yaitu pendistribusian soal yang
terlambat, sehingga berdampak pada pelaksanaan yang tidak serentak.
Wajarlah kemudian ketika banyak kalangan yang mengatakan bahwa UN
tahun 2013 tidak bisa lagi dikatakan sebagai perhelatan nasional, karena

penyelengaraanya tidak serentak secara nasional.
Permasalahan teknis yang terjadi di tahun 2013 kemarin merupakan
salah satu masalah yang timbul dalam dinamika pendidikan di Indonesia.

Ketika berbicara masalah permasalahan teknis, ada dua kemungkinan yang
terjadi, yaitu kesalahan teknis yang kemudian disengaja terjadinya, atau
kesalahan teknis yang benar-benar diluar kendali dengan kata lain tidak
disengaja kejadiannya. Sekarang timbul pertanyaan, dengan estimasi dana
untuk UN tahun 2013 sebesar Rp. 543,3 miliar 2 masihkah wajar kita
mengatakan ini adalah masalah teknis belaka?, penulis merasa, jawaban untuk
pertanyaan di atas sudah menjadi rahasia umum.
Diatas merupakan salah satu contoh nyata akan permasalahan yang
terjadi pada UN di lapangan secara teknis. Berbeda lagi ketika berbicara
masalah bocornya kunci jawaban. Setiap tahunnya ketika masa perhelatan
UN datang, maka sudah menjadi rahasia umum ketika isu-isu kunci jawaban
yang bahkan diperjualbelikan sudah menjadi komsumsi masyarakat di media.
Para agen penjual kunci jawaban terus berusaha untuk kreatif dalam
menjalankan bisnis mereka, Restoran Cepat Saji pun tak luput dalam list
tempat transaksi kunci jawaban mereka3. Sedangkan, masalah harga kunci
jawaban yang dipatok oleh agen pun tidak tanggung-tanggung sampai

menyenggol harga

Rp. 14 juta 4, sehingga setiap siswanya patungan dalam

mengumpulkan uang yang dimana setiap siswa harus membayar Rp. 500 ribu
sampai Rp. 200 ribu.
Dari pihak pemerintah sendiri, telah melakukan berbagai perombakan
untuk meminimalisir bahkan menghilangkan yang namanya kunci jawaban
dalam UN. Berawal ketika UN dilakasanakan dengan 2 paket, yang kemudian
berubah menjadi 5 paket pada tahun 2010, dan yang terakhir, pada tahun
2013 Kemendikbud membuat salah satu kebijakan dengan menambahkan
jumlah paket menjadi 20 paket, yang dimana setiap paketnya memiliki soal
yang berbeda-beda. Pada tahun 2013 itu, pemerintah tidak berhenti dengan
hanya membuat 20 paket ujian, tapi juga menggunakan sistem barcode dalam
lembar ujian untuk menghindari penjiplatan dalam soal.
Ibarat menegakkan benang basah, usaha yang dilakukan pemerintah
dalam meminimalisir bocornya kunci jawaban UN, tetaplah menjadi sebuah
2
3
4


Sumber: http://fnance.detik.com
Sumber: http://megapolitan.kompas.com
Sumber: http://news.detik.com

mimpi di siang bolong. Contohnya saja pada saat UN tahun 2014 yang baru
saja berlalu, dimana ada banyak kunci jawaban yang kemudian bisa beredar
dengan mudah ya di kalangan siswa. Seperti yang terjadi di SMPN 67
Jakarta, yang kemudian ditemukan bocornya kunci jawaban untuk Mata
Pelajaran Bahasa Inggris oleh ICW saat melakukan inspeksi mendadak
(sidak)5. Sama saja jika selama ini pemerintah hanya fokus dalam membasmi
hama kunci jawaban dengan memotong daun yang ada, tanpa pernah berpikir
untuk membasminya dari akar.
Berbicara mengenai akar permasalahan yang terjadi di UN, pada
dasarnya semua itu kembali lagi kepada siswa selaku objek yang akan
mengerjakan soal UN dan selaku objek yang nanti akan menerima hasil UN
itu sendiri. Seorang siswa yang mengerjakan soal UN yang dimana itu sesuai
dengan minat dan bakatnya, tentunya dia akan mengerjakan dengan penuh
semangat dan percaya akan dirinya sendiri. Semua itu kemudian bertolak
belakang ketika kemudian seorang siswa mengerjakan soal yang dimana hal

tersebut diluar dari pada dirinya dalam hal ini minat dan bakatnya maka tentu
dia akan berusaha mencari cara untuk bisa tetap lulus pada soal tersebut,
dengan pertimbangan kelulusan adalah suatu hal yang mutlak dalam dirinya.
Sehingga, dalam pelaksanaan UN, sudah seharusnya pemerintah berbenah
untuk menyingkronkan Ujian Nasional dan Minat dan Bakat Siwa.
Minat dan Bakat untuk Memotivasi Belajar Siswa
Motivasi dibagi dalam dua jenis yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktorfaktor eksternal individu dan tidak berkaitan dengan dengan tugas yang
sedang dilakukan. Sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor di dalam diri atau melekat dalam tugas yang
sedang dilakukan.6 Minat dan Bakat siswa merupakan bentuk lain dari
motivasi intrinsik siswa. Secara alami Motivasi yang berasal dari dalam diri
sendiri itu lebih kuat dorongannya daripada motivasi yang berasal dari
eksternal diri siswa, seperti lingkungan, guru, orang tua, dan lain sebagainya.

5
6

Sumber: http://www.tribunnews.com
Sumber: http://mgmpmatoi.blogspot.com


Para ahli psikologi membedakan dua jenis minat yaitu minat situasional
dan minat pribadi. Minat situasional dipicu oleh sesuatu di lingkungan
sekitar. Misalnya hal-hal yang baru, berbeda, tak terduga, atau secara khusus
hidup sering menghasilkan minat situasional, demikian pula hal-hal yang
melibatkan tingkat aktivitas yang tinggi atau emosi yang kuat. Sedangkan
minat pribadi adalah minat

di dalam pikiran siswa. Dimana siswa

cenderung memiliki preferensi pribadi tentang topik-topik yang mereka kejar
dan aktivitas yang mereka ikuti. Minat pribadi semacam ini relatif stabil
sepanjang waktu dan mengahasilkan pola yang konsisten dalam pilihan yang
dibuat siswa.7
Proses pembelajaran yang kemudian dilandasi oleh minat dan bakat
siswa akan lebih menunjang siswa dalam mengembangkan kemampuannya
sendiri. Dengan minat dan bakat yang kuat dan juga didukung oleh keadaan
lingkungan pebelajaran yang baik, maka tidaklah kita membutuhkan 50 tahun
ke depan untuk melihat Indonesia bisa besanding dengan negara maju seperti
Jepang, Cina, Australia, dan lain sebagainya. Menyatukan antara Minat dan
Bakat dengan Motivasi dalam satu bingkai untuk pembelajaran merupakan
suatu keniscayaan yang sangat mutlak.
Menuju Indonesia Berkarakter
Pembentukan karakter bangsa dapat dimulai sejak usia dini yang
merupakan tanggung jawab bersama antara orangtua (pendidikan informal),
guru(pendidikan formal) dan lingkungan (pendidikan nonformal). Karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat (Sudrajat, 2010)8.
Karakter bangsa merupakan bayangan dari pada karakter generasi
pelanjut bangsa nantinya. Namun, untuk membentuk karakter suatu generasi
tentunya akan sangat mudah ketika telah diterapkan dalam dunia pendidikan,
yang dimana dunia pendidikan merupakan dunia yang sangat menunjang
7
8

Sumber: http://mgmpmatoi.blogspot.com
Sumber: http://mgmpmatoi.blogspot.com

dalam hal masa penyerapan semua hal. Pada masa menuntut ilmu inilah masa
yang paling tepat untuk kemudian mengisi para generasi bangsa dengan hal
baik yang akan menunjang mereka dalam membentuk karakternya.
Pembentukan karakter melalui jalur pendidikan sudah seharusnya
didukung oleh sistem dalam hal ini kurikulum dan kebijakan pemerintah dan
evaluasi dalam hal ini Ujian Nasional. Namun, ketika kemudian kita melihat
dunia pendidikan Indonesia saat ini, secara kurikulum sudah dirancang yang
namanya Kurikulum 2013, yang dimana di dalamnya mendukung proses
pembelajaran berbasis Minat dan Bakat. Namun, secara evaluasi atau Ujian
Nasional, pemerintah tetap menerapkan sistem Ujian paket yang dimana
setiap siswa harus diuji dengan 4 atau lebih mata pelajaran, tanpa melihat
minat dan bakat siswa.
Penutup
Besarnya pengaruh dan pentingnya esensi Minat dan Bakat dalam dunia
pembelajaran membuat minat dan bakat sebagai salah satu motivasi belajar
siswa. Dengan besarnya motivasi siswa dalam beajar, akan memberikan
pengaruh yang besar pula dalam hasilnya kelak. Namun, keserasian antara
minat dan bakat dengan dunia pembelajaran haruslah didukung dengan oleh
kurikulum dan evaluasinya kelas, sehingga siswa akan lebih fokus dan loyal
terhadap satu bidang yang kemudian nantinya menjadi karakternya.
Bangsa yang berkarakter kemudian akan menjadi bangsa yang besar
dan bisa bersaing dengan bangsa lainya. Salah jalan yang bisa ditempuh
dalam mewujudkan bangsa yang berkarakter tersebut yaitu dengan melalui
dunia pendidikan tersebut. Dunia pendidikan yang mendukung minat dan
bakat siswanya dengan kurikulum dan evaluasi (UN) yang sesuai.

Daftar Pustaka
_____________. 2013. Sejarah Tentang Ujian Nasional di Indonesia [Online].
Ditulis

dalam:

http://ibnufajar75.wordpress.com/2013/04/25/sejarah-

tentang-ujian-nasional-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 17 Juni 2014.
_____________. 2013. Anggaran Ujian Nasional 2013 Bernilai Setengah Triliun
Rupiah [Online]. Ditulis dalam: http://finance.detik.com/read/2013/04/19
/133458/2224987/4/anggaran-ujian-nasional-2013-bernilai-setengah-triliunrupiah. Diakses pada tanggal 18 Juni 2014.
Aco, Hasanudi. 2014. ICW: Soal Bahasa Inggris Ujian Nasional 2014 Bocor
[Online]. Ditulis dalam: http://www.tribunnews.com/nasional/2014/05/07/
icw-soal-bahasa-inggris-ujian-nasional-2014-bocor. Diakses pada tanggal
20 Juni 2014.
Eriga, dkk. 2014. Minat Dan Bakat Pada Pendidikan Karakter Yang
Berlandaskan

Psikologi

[Online].

http://mgmpmatoi.blogspot.com/2011/12/

Ditulis

dalam:

minat-dan-bakat-pada-

pendidikan.html. Diakses pada tanggal 20 Juni 2014
Khafifah, Nur. 2014. Harga Kunci Jawaban UN yang Beredar Mencapai Rp 14
Juta [Online]. Ditulis dalam : http://news.detik.com/read/2014/04/15/
171037/2556010/10/. Diakses pada tanggal 19 Juni 2014.
Prawitasari, Fitri. 2014. Transaksi Jual Beli Kunci Jawaban UN Dilakukan di
Restoran

Cepat

Saji

[Online].

Ditulis

dalam:

http://megapolitan.kompas.com/
read/2014/04/15/1656045/Transaksi.Jual.Beli.Kunci.Jawaban.UN.Dilakuka
n.di.Restoran.Cepat.Saji. Diakses pada tanggal 19 Juni 2014.