BUKU PANDUAN PENYUSUNAN SPPIP RPKPP

BAGIAN 2 PEMAHAMAN DASAR PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENYELESAIANNYA MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........ 11

2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

KEBUTUHAN PENANGANANNYA .......................................................................... 12

PERKOTAAN

DAN

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

2.2 PENANGANAN

PERMASALAHAN

PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP ........................................................... 15

DAN

INFRASTRUKTUR

2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN ............................. 17

2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ................................. 17

2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pengembangan Kota ............................................................. 20

2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP ................................... 26

2.3.4 Pemangku Kepentingan SPPIP dan RPKPP ......................... 26

2.3.5 Prasyarat Penyusunan SPPIP dan RPKPP ............................ 30

BAGIAN 3 KEGIATAN

PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) ............... 33

PENYUSUNAN

STRATEGI

3.1 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP ........................................ 34

● Daftar Isi ● vii

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Daftar Tabel

Tabel 2-1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan ...................................................... 24

Tabel 2-2 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP .......................................... 27

Tabel 3-1 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP .............................................................................. 34

Tabel 3-2 Contoh Tabel Isian Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) .............................. 43

Tabel 3-3 Contoh Tabel Potensi dan Permasalahan .......................................... 57 Tabel 3-4

Contoh Tabel Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ........................................... 62

Tabel 3-5 Contoh Tabel Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................... 74 Tabel 4-1

Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP ............................................................................ 96

Tabel 4-2 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Prioritas ................................ 102

Tabel 4-3 Contoh Rencana Program Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Pengembangan Tahap 1..................................................................... 103

● Daftar Tabel ● ix

Panduan Penyusunan

Tabel 4-4 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan ............................................................................................ 119

Tabel 4-5 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan .............................. 123 Tabel 4-6

Contoh

Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 ....................................................................... 139

Kriteria

dan

Indikator

Panduan Penyusunan

Gambar 3-3 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 45

Gambar 3-4 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Persiapan ............................................................................ 47

Gambar 3-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan .............................. 52

Gambar 3-6 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan ................ 58

Gambar 3-7 Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ........................... 59

Gambar 3-8 Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas ................... 69 Gambar 3-9

Rangkaian Kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Untuk Lingkup Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan...................................................................... 71

Gambar 3-10 Contoh Pemetaan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur .......................................................... 84

xii ●

Panduan Penyusunan

xiv ●

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Daftar Singkatan

1. APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara

2. CAP : Community Action Plan

3. CK : Cipta Karya

4. CPA : Community based Participatory Approach

5. DED : Detailed Engineering Design

6. DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya

7. DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

8. FGD : Focus Group Discusion

9. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

10. NGO : Non-Governmental Organization

11. PKP : Pengembangan Kawasan Permukiman

12. Pokjanis : Kelompok Kerja Teknis

13. PPIP : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

14. PU : Pekerjaan Umum

15. Randal : Perencanaan dan Pengendalian

16. RP3KP : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

17. RPIJM : Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah

18. RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

19. RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang

20. RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

21. RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

22. Satker : Satuan Kerja

23. SPK : Strategi Pengembangan Kota

24. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja

25. SPPIP : Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

26. TOR/KAK : Term of Reference / Kerangka Acuan Kerja

● Daftar Singkatan ● xv

Panduan Penyusunan

xvi ●

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Petunjuk Penggunaan Panduan

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) meliputi 4 (empat) bagian besar yang saling terkait, yaitu: (1) pendahuluan, (2) pemahaman dasar permasalahan pembangunan dan kebutuhan penyelesaiannya melalui SPPIP dan RPKPP, (3) kegiatan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan (4) kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Untuk memudahkan pemahaman keempat bagian panduan tersebut, maka dimohon memperhatikan beberapa hal berikut :

 Keempat bagian dalam Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini merupakan bagian yang saling terkait satu sama lain, namun dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan sesuai dengan kebutuhan yang ada;

 Bagian 1 memuat mengenai latar belakang penyusunan panduan; maksud, tujuan, dan sasaran penyusunan panduan; manfaat panduan; dan sistematika panduan yang membantu memberikan gambaran ringkas dari keseluruhan panduan;

 Bagian 2 memuat mengenai pemahaman dasar atas kondisi perencanaan di Indonesia serta kebutuhannya akan SPPIP dan RPKPP.

 Bagian 3 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan SPPIP;

 Bagian 4 memuat tentang teknis penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan RPKPP;

● Petunjuk Penggunaan Panduan ● xvii

Panduan Penyusunan

Secara diagramatis petunjuk penggunaan Panduan Teknis Pelaksanaan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar berikut.

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN KEGIATAN PENYUSUNAN

SPPIP DAN RPKPP

SPPIP DAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN

PENYUSUNAN KEGIATAN

PERSIAPAN PENYUSUNAN

PENYUSUNAN

SPPIP DAN RPKPP

Pendahuluan Pemahaman Dasar Persoalan

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Kebutuhan

Kegiatan Penyusunan Strategi

Pembangunan Kawasan Permukiman Penyelesaian Melalui SPPIP dan RPKPP

Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Prioritas (RPKPP)

Sistematika Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan

Permukiman Prioritas (RPKPP)

xviii ●

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

● Petunjuk Penggunaan Panduan ● xix

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Bagian 1 ● Pendahuluan ● 1

Panduan Penyusunan

Bagian Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas.

Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak permasalahan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur pemukiman perkotaan. Pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak, tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh.

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang).

Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaannya, kondisi ini seringkali belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:

 Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan kabupaten/kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan kawasan perkotaan, termasuk

dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, kondisi ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan wilayah dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan permukiman yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana

Bagian 1 ● Pendahuluan ● 3

Panduan Penyusunan

pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan.

 Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota dan masih bersifat sektoral. Pengembangan

kabupaten/kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan, serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta pembangunan bersifat sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan arahan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota lebih didasarkan pada ketersediaan program-program yang ada dan tidak berdasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota secara keseluruhan.

 Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi pengembangan kabupaten/kota seringkali belum terpadu. Kondisi tersebut

merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang pembangunan lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan skala kabupaten/kota yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan dalam skala kabupaten/kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis dan normatif, sehingga menyulitkan untuk dijabarkan dalam strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan atau strategi sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah dan belum mengacu pada kebijakan yang lebih tinggi.

Mempertimbangkan permasalahan

tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program- program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Terkait dengan hal ini, kabupaten/kota perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan keduanya

yang muncul

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan penataan ruang.

Dalam kerangka kebijakan pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini bukan merupakan insiasi untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak.

Terkait dengan karakteristik tersebut, terdapat hal-hal spesifik yang membutuhkan kesamaan atau keseragaman proses dan hasil, sehingga capaian yang diharapkan dari SPPIP dan RPKPP dapat dipenuhi oleh setiap pemerintah kabupaten/kota bersangkutan. Hal-hal yang spesifik yang perlu untuk diseragamkan dalam proses penyusunan SPPIP dan RPKPP tersebut menuntut adanya panduan sebagai acuan untuk mencapai hasil sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan mampu berfungsi sebagai rujukan teknis dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP sekaligus memberikan pemahaman dan keseragaman terhadap proses, kedalaman informasi, pengelompokkan materi, serta output produk dari penyusunannya.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) disusun dengan maksud untuk memberikan panduan teknis bagi pemangku kepentingan dalam penyusunan SPPIP dan RPKPP.

Bagian 1 ● Pendahuluan ● 5

Panduan Penyusunan

1.2.2 Tujuan

Dengan memperhatikan maksud penulisan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka keberadaan panduan ini bertujuan:

 memberikan pemahaman dasar mengenai SPPIP dan RPKPP;  memberikan acuan teknis mengenai penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan

RPKPP; dan  memberikan acuan teknis baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang

dihasilkan.

1.2.3 Sasaran

Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) memiliki sasaran:

 tersedianya landasan memahami konsepsi penyusunan SPPIP dan RPKPP;  tersedianya acuan teknis bagi penyelenggaraan penyusunan SPPIP dan RPKPP;

dan  tercapainya standar baku mutu dari produk SPPIP dan RPKPP yang dihasilkan.

1.3 MANFAAT PANDUAN

Keberadaan Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

 Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai acuan dalam memberikan fasilitasi kegiatan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP);  Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan Tim Teknis Provinsi sebagai acuan dalam mengarahkan dan melakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan proses dan pencapaian hasil dari SPPIP dan RPKPP yang disusun;

 Tim Pokjanis kabupaten/kota sebagai acuan dalam merumuskan SPPIP dan RPKPP, baik dalam proses penyusunan maupun keluaran dari kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP; dan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

 Tim ahli pendamping sebagai acuan dalam memberikan pendampingan pada anggota Pokjanis dan mengarahkan pada proses pelaksanaan kegiatan yang seharusnya.

1.4 SISTEMATIKA PANDUAN

Untuk memudahkan dalam memahami substansi di dalam Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), maka panduan ini dibagi ke dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

BAGIAN I PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan mengenai maksud, sasaran dan tujuan serta

manfaat dari Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP).

BAGIAN II PEMAHAMAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR

DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PERKOTAAN

(SPPIP)

Bagian ini menjelaskan mengenai permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan beserta kebutuhan penanganannya melalui SPPIP dan RPKPP, serta prinsip dan filosofi dasar penyusunan SPPIP dan RPKPP.

BAGIAN III KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)

Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) kabupaten/kota yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.

BAGIAN IV KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Bagian ini menjelaskan mengenai rangkaian kegiatan dalam proses Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) yang diperinci ke dalam tiap kegiatan dan sub kegiatan. Dalam

Bagian 1 ● Pendahuluan ● 7

Panduan Penyusunan

bab ini tiap kegiatan dijelaskan mengenai teknis pelaksanaannya mulai dari deskripsi, sasaran, langkah, metoda, waktu, durasi, dan outputnya.

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Bagian 1 ● Pendahuluan ● 9

Panduan Penyusunan

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 11

Panduan Penyusunan

Bagian Pemahaman Dasar

Permasalahan Pembangunan & Kebutuhan Penyelesaian Melalui

SPPIP & RPKPP

2.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN KEBUTUHAN PENANGANANNYA

Banyak permasalahan perkotaan yang bermula dari permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainya yang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi sebagai berikut:

 tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan dan strategi pembangunan yang memadai, tepat, berskala kabupaten/kota, dan berbasis kawasan;

 penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahan yang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehingga kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengan kebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota;

 pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan;

 belum terdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang dan perencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan

 terdapat tumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapa pertimbangan, yaitu:

 bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas selaras dengan arah pengembangan kabupaten/kota;

 bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kota dan berbasis kawasan;

 bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan perlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; dan

 bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan terdapat kebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung dan mengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudah seharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yang mempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi, pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakan dan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada. Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu pada kebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya. Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan dan

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 13

Panduan Penyusunan

kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan dari penerapan strategi tersebut (Gambar 2.1).

Gambar 2-1 Ilustrasi Arah Pembangunan Kota yang Dibentuk Berdasarkan Pada Kebutuhan Kota

Dalam perwujudannya, kebutuhan akan arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ini tidak hanya menjadi tugas Pemerintah melainkan juga menjadi tanggung jawab penuh pemerintah kabupaten/kota. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, telah terjadi transformasi peran pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah menjadi aktor utama dalam pembangunan daerah, termasuk dalam melaksanakan rencana tata ruang dan rencana pembangunan yang menjadi induk bagi pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dengan adanya peran ini, maka arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dirumuskan oleh pemerintah daerah harus terpadu dan sinergi dengan rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJP dan RPJM).

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

2.2 PENANGANAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN MELALUI SPPIP DAN RPKPP

Kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang dijelaskan dalam sub-bab 2.1 dapat diselesaikan melalui Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang untuk operasionalisasi dalam skala kawasan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP). Dalam kerangka pembangunan nasional, SPPIP dan RPKPP ditujukan pula untuk mendukung kebijakan nasional yang sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, implementasi Peraturan Menteri (Permen) mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM),dan Millenium Development Goals (MDG ’s), sedangkan dalam kerangka pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota, SPPIP dan RPKPP merupakan penjabaran dari strategi pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan akan diturunkan ke dalam strategi rinci berupa SPPIP, yang untuk operasionalisasi penanganan kawasannya akan dijabarkan dalam RPKPP (Gambar 2.2).

Dalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP dan RPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi:

 acuan bagi penentu kebijakan (policy makers) dan pengambil keputusan (decision makers) dalam menetapkan program dan kegiatan prioritas dan cara pencapaiannya, yang dapat membantu pemerintah daerah untuk lebih fokus mencapai tujuan pembangunan;

 acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan dan mengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulan maupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan

 acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnya sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuan

pembangunan.

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 15

Panduan Penyusunan

Gambar 2-2 Diagram Keterkaitan Arah Pengembangan dan Pembangunan Kota, SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Perkotaan

SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif ini dalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

 SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuai

dengan dokumen Rencana Tata Ruang;  keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota secara keseluruhan bukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor;

 SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yang kemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu, SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinan penyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota;

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

 penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dan kepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi;

 SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan  rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara

pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota beserta keberlanjutannya.

2.3 SPPIP DAN RPKPP DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

2.3.1 Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam RTRW dan RPJPD.

Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan kebijakan dan strategi lainnya, yaitu:

 penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;

 pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari pengutamaan

legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya;

 kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 17

Panduan Penyusunan

 kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala kabupaten/kota.

Terkait dengan karakteristik tersebut, SPPIP ini memiliki fungsi dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:

 sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program

pembangunan lainnya;  sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP;

 sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Bidang Permukiman;  sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi

pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan

 sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.

Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial skala 1:25.000. Dalam kondisi kabupaten/kota yang bersangkutan belum memiliki peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum 1:50.000.

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.

Seperti halnya dengan SPPIP, RPKPP memiliki karakteristik yang membedakan dengan rencana pembangunan kawasan permukiman lainnya, meliputi:

 RPKPP berorientasi pada penanganan kawasan permukiman yang diprioritaskan pembangunannya;

 rencana pembangunan kawasan yang terdapat dalam RPKPP dilakukan secara logis dan bertahap sesuai kebutuhan;

 rencana pembangunan kawasan yang dihasilkan memiliki tingkat implementasi yang tinggi karena dalam penyusunannya melibatkan seluruh pemangku

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

kepentingan yang terkait termasuk masyarakat yang terkena dampak, serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakan makro di atasnya; dan

 produk yang dihasilkan dari RPKPP dapat langsung diimplementasikan pada sebagian kawasan paling cepat pada tahun berikutnya, karena RPKPP ini mencakup juga perencanaan detail untuk kawasan pembangunan tahap 1.

Terkait dengan karakteristik ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, RPKPP ini memiliki fungsi sebagai berikut:

 sebagai alat operasionalisasi dalam penanganan kawasan permukiman prioritas; dan  sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Bidang Permukiman

Secara rinci keterkaitan hubungan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Gambar 2-3 berikut ini.

Gambar 2-3 Diagram Keterkaitan SPPIP dan RPKPP

Dari sisi penyusunannya, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan, yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3) pendekatan teknis-akademis, dengan penjelasan untuk tiap pendekatan sebagai berikut:

 Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang ada

atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks pembangunan kondisi yang

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 19

Panduan Penyusunan

seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah.

 Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan terkait di daerah.

 Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik identifikasi,

analisis, penyusunan strategi maupun proses pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi kerja, dan tim pokjanis daerah.

2.3.2 Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pengembangan Kabupaten/Kota

Penyelenggaraan SPPIP dan RPKPP tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota diamanatkan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan tiap kabupaten/kota memiliki dokumen rencana tata ruang yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota berikut dengan rencana rincinya. Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, kebijakan, dan strategi yang terdapat pada kedua kelompok dokumen yang dihasilkan dari 2 (dua) pilar pembangunan di Indonesia ini, akan diterjemahkan dan disinkronkan dalam SPPIP.

Selain kedua pilar utama pembangunan ini, terdapat juga Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan. Berdasarkan fungsi tersebut, maka kebijakan di dalam KSPD diterjemahkan dan disinkronisasikan dengan kebijakan lainnya di dalam SPPIP. Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kabupaten/kota. Sebagai rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di suatu kabupaten/kota, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan dengan SPPIP.

SPPIP yang menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam implementasinya akan menjadi acuan bagi penyusunan strategi sektor dan Rencana Induk Sistem (RIS) komponen-komponen pembentuk permukiman. Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor dan RIS yang telah disusun secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Permukiman, yang selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam RPKPP. Dalam kondisi strategi sektor, RIS, dan RPIJM Bidang Permukiman sudah tersedia terlebih dahulu dari SPPIP, maka proses penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan kegiatan di dalam RPIJM Bidang Permukiman dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan dokumen kebijakan yang berlaku di kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar 2-4 berikut.

Terkait dengan RPIJM Bidang Permukiman, SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan program-program investasi permukiman yang terdapat dalam RPIJM Bidang Permukiman, sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Bidang Permukiman tersebut. Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Bidang Permukiman tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 2-5 dan Gambar 2-6). Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM Bidang Permukiman sudah disusun sebelum SPPIP dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM Bidang Permukiman, khususnya untuk tahun pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan program

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 21

Panduan Penyusunan

di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, alokasi lokasi, dan alokasi penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut rinciannya di dalam RPKPP. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan RPIJM Bidang Permukiman.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

(RPJPD)

(RTRW) KOTA/KABUPATEN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERKOTAAN DAERAH

(RPJMD)

(KSPD)

STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN PERMUKIMAN DAN

(SPPIP)

RENCANA DETAIL TATA PENGEMBANGAN PERUMAHAN STRATEGI SEKTOR RENCANA PEMBANGUNAN DAN RUANG STRATEGI SISTEM SANITASI KOTA

(RP3KP) (S-SK)

STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN

(RDTR)

DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERSAMPAHAN (S-SPP)

STRATEGI SEKTOR

LAINNYA

RENCANA INDUK SISTEM (RIS) RENCANA INDUK SANITASI

RENCANA INDUK PERSAMPAHAN

SEKTOR LAINNYA MASTERPLAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PERMUKIMAN

KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS RENCANA PEMBANGUNAN (RPKPP)

sinkronisasi

RENCANA SEKTORAL

RENCANA TATA BANGUNAN

diacu/diterjemahkan/didetailkan

LAINNYA

DAN LINGKUNGAN (RTBL)

Gambar 2-4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota

Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP perlu diperhatikan lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Lingkup SPPIP dan RPKPP lebih rinci dari RTRW. RTRW mencakup penanganan untuk seluruh kawasan, baik kawasan lindung, permukiman, perdagangan, dan sebagainya, sedangkan SPPIP dan RPKPP hanya fokus pada pembangunan kawasan permukiman yang telah diarahkan oleh RTRW dan secara lebih spesifik, RPKPP fokus pada kawasan permukiman prioritasnya saja. Secara rinci perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut.

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

(SPPIP)

sebagai arah dan

STRATEGI

INDIKASI

kebijakan program

PROGRAM

investasi bidang cipta karya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG PERMUKIMAN

(RPIJM BIDANG PERMUKIMAN)

PROGRAM

KEGIATAN

SKALA KOTA SKALA KAWASAN

RPKPP merupakan

PROGRAM

acuan RPIJM pada

PENANGANAN

KEGIATAN

kawasan prioritas dan rencana teknis rinci subkawasan

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

(RPKPP)

Gambar 2-5

Ilustrasi Keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

Gambar 2-6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 23

24 Pand ● Tabel 2-1

Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka

ua nP

RPKPP e nyus LINGKUP

RTRW

SPPIP

kawasan (fungsional) WILAYAH

Kota/kabupaten

kawasan perkotaan di dalam

kota/kabupaten

un an

LINGKUP

Seluruh Aspek

Permukiman

Permukiman

dan Infrastruktur Keciptakaryaan KEDALAMAN

SEKTOR

dan Infrastruktur Keciptakaryaan

• Rencana Program Aksi PRODUK

• Rencana Pola Ruang

• Strategi Pembangunan

• Rencana Struktur Ruang

• Program Investasi Pembangunan

• Rinci

• Arahan Pemanfaatan Ruang

• Skala 1: 25.000 – 1:50.000

• Operasional

• Arahan Pengendalian

• Skala 1: 5.000

Pemanfaatan Ruang

• Skala 1: 1.000

• Skala 1:25.000 – 1:50.000

ILUSTRASI

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD. Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM Bidang Permukiman. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kota terdapat pada Gambar 2-7.

ARAHAN SPASIAL

ARAHAN PEMBANGUNAN

ARAHAN PERKOTAAN

TAHUN I LIMA

TAHUN II LIMA

TAHUN III LIMA

TAHUN IV LIMA

RPIJM BIDANG PERMUKIMAN

5 TAHUN

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

RPKPP

5 TAHUN

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

TAHUN I LIMA

Gambar 2-7 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota Dari Sisi Waktu

Bagian 2 ● Pemahaman Dasar ● 25

Panduan Penyusunan

2.3.3 Peninjauan Kembali Dokumen SPPIP

Dalam upaya untuk mengakomodasi tingginya intensitas pembangunan, maka dimungkinkan kabupaten/kota melakukan proses peninjauan kembali terhadap dokumen SPPIP yang telah disusun. Peninjauan kembali ini dilaksanakan berdasarkan peninjauan kembali RTRW kabupaten/kota dan/atau RPJPD yang dilakukan:

1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam kondisi normal; dan 

memungkinkan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dalam keadaan force majeure, yaitu suatu keadaan yang muncul karena adanya kejadian di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan lagi sehingga RTRW dan/atau RPJPD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.