RPP Sejarah Indonesia ke 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Pertemuan ke
Alokasi Waktu

: SMK Negeri 1 Bantul
: X/ 1
: Sejarah Indonesia
: Menelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan Indonesia
: Kedatangan Deutro dan Proto Melayu
: 10
: 2 X 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerja sama, responsive, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B.

KOMPETENSI DASAR
1. 1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agama.
2. 1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa praaksara,
Hindu—Buddha, dan Islam
3. 3. Menganalisis asal usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutro Melayu, dan Melanesoid).
4. 3. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia (Proto, Deutro Melayu, dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.

Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia.

2.

Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto Melayu, Deutro Melayu dan Melanesoid dengan
asal usul nenek moyang Indonesia

D.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1.

Menganalisis migrasi dan penyebaran ras asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.

2.

Menganalisis keterkaitan antara migrasi nenek moyang bangsa Indonesia dengan perkembangan
budaya neolitikum.


E.

MATERI AJAR
1. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
2. Persebaran ras di Indonesia
3. Latar belakang migrasi Proto dan Deutro Melayu
4. Route persebaran Proto Melayu dan Deutro Melayu
5. Nilai-nilai luhur Proto dan Deutero Melayu

F.

METODE PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran

:

Diskusi, Ceramah, tanya jawab


Pendekatan Pembelajaran :

Scientifik/ Ilmiah

Model Pembelajaran

Project Based Learning, Problem Based Learning, Discovery

:

Learning dsb
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Pendahuluan

Diskripsi
 Mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki

Alokasi
Waktu

10 Menit

ruang kelas
 Berdoa sebelum membuka pelajaran
 Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
 Menanyakan kehadiran peserta didik
 Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu
 Menegur siswa yang terlambat dengan sopan
 Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran
 Merievew pelajaran yang diberikan pada minggu sebelumya
 Menyanyikan lagu nenek moyangku seorang pelaut
 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
 Mempersiapkan materi ajar dan alat/ media pembelajaran
Inti


MENGAMATI
 Peserta didik mengamati peta jalur migrasi nenek moyang bangsa
Indonesia
 Peserta didik membaca buku teks untuk mengetahui latar belakang
migrasi

Proto Melayu dan Deutero Melayu menuju kepulauan

Indonesia
MENANYA
 Melalui membaca buku teks ( halaman 46-48 ), peserta didik diminta
untuk membuat pertanyaan, misalnya :
1. Bagaimanakah menurut pendapatmu tentang asal-usul bangsa
Indonesia?
2. Menurut pendapatmu faktor apa saja yang mendorong migrasi
Proto dan Deutro Melayu?
3. Jelaskan Rute Persebaran Proto dan Deutero Melayu berdasarkan
peta sejarah!

60 Menit


4. Sebutkan contoh-contoh hasil kebudayaan Proto Deutero Melayu!

MENALAR
 Untuk menjawab pertanyaan-pertayaan tersebut, peserta didik
diminta melakukan diskusi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5
orang anggota
MENCOBA
 Peserta didik melaksanakan diskusi “siapakah aku”
 Kelas dibagi menjadi 5 kelompok jumlah masing-masing kelompok
disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar .
 Setiap kelompok mendapat satu pasang kartu yang berisi pertanyaan
dan 5 amplop.
 Kemudian dengan kelompok lain memulai permainan secara
bersama-sama
 Masing-masing anggota kelompok bekerjasama menyeselaikan
dengan memasukkan kartu kedalam amplop

yang sudah sesuai


antara kartu dengan amplop.
 Setiap kelompok yang selesai ditulis kecepatannya dan dihargai
dengan nilai
 Setelah selesai seluruh kelompok kemudian dinilai oleh guru,
kemudian

masing-masing

kelompok

mempresentasikan

hasil

kerjasamanya, dan ditanggapi oleh kelompok lain.
MEMBUAT JEJARING
 Dengan dibantu guru, peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dibahas
 Peserta didik menyimpulkan nilai-nilai atau manfaat apa yang
didapat dari pembelajaran yang telah selesai dibahas pada hari itu

 Mengerjakan tugas mandiri terstuktur sebagai pekerjaan rumah guna
Penutup



merefleksi dari materi yang telah dibahas
Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan

tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada
peserta didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari topik
asal-usul nenek moyang di Indonesia



Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran



Memberikan tugas sebagai pekerjaan rumah dari materi yang


telah dibahas



Menutup dengan salam

H. ALAT/ BAHAN/SUMBER BAHAN
1.

Alat : Gambar rute Persebaran dan gambar ras Persebaran Proto dan Deutero Melayu

20 Menit

Bahan : , power pint, LCD.
2.

Sumber Belajar
 ....... 2013. Sejarah Indonesia SMK Kelas X. Jakarta: Erlangga
 Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugrohonotosusanto.2009. Sejarah Nasional II. Jakarta:
Balai Pustaka

 Soekmono,R.1985.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.Yogyakarta.
 www.wikipedia.com

I.

Penilaian Proses dan Hasil Belajar
 Teknik : Tes dan Non Tes
 Bentuk : Uraian dan Tugas
 Instrumen (Tes dan Non tes)

1. Tes Uraian
1. Bagaimanakah menurut pendapatmu tentang asal-usul bangsa Indonesia?
2. Jelaskan ciri-ciri ras negroid!
3. Jelaskan rute persebaran Proto Melayu berdasarkan peta sejarah!
4. Jelaskan ciri-ciri fisik orang Indonesia!
5. Sebutkan contoh-contoh hasil kebudayaan Proto -Deutero Melayu!

Jawaban :
1. Menurut Sarasin bersaudara, penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh
kecil. Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku
Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.Dari Tonkin kemudian menyebar
ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Suku Bangsa Melayu yang
terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu Bangsa Melayu Tua (Proto
Melayu) dan Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
2. Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang ini dari Afrika. Di
Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau
(pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau
Melanesia.
3. Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 Jalur :
1)

Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan

menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand
selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa
Tenggara.
Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara),
Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).
2)

Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan

menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina,

kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak
lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja
(Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
4. Tinggi badan berkisar antara 135-180 cm,
Berat badan berkisar antara 30-75 kg,
Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam,
Warna rambut antara coklat dan hitam,
Bentuk rambut antara lurus dan keriting.
5. Proto Melayu

: kapak persegi/ beliung persegi, kapak lonjong

Duetro Melayu

: kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara,
moko, kapak corong, dan perhiasan.

2. Non tes
Pedoman Penilaian
Jumlah
Aspek Penilaian Sikap/ketermpilan dalam diskusi

No

Nama siswa

Partisipasi/

Kemampuan

Kerjasama

Antusias

Dalam

Bertanya/

n

diskusi

menjawab

pendapat

keaktifan

mengemukaka

Skor maksimum 20
Keterangan

:
5 : sangat baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang

Hasil Penilaian :

Jumlah perolehan skor X 10
Skor maksimum
INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS

Skor

Nilai

NO

ASPEK PENILAIAN

1

Jumlah contoh yang diungkap

2

Cakupan materi

3

Ketepatan identifikasi siswa

4

Hasil analisis

5

Ketepatan simpulan kelompok

Skor
1

2

3

Jumlah
Jumlah total skor

Pedoman penilaian
Nilai 1 s/d 3 dengan ketentuan :
1. Jumlah < 2, cakupan materi tidak lengkap, identifikasi tidak tepat, hasil analisis tidak ada,
simpulan tidak tepat
2. Jumlah 2 s/d 3, cakupan materi kurang lengkap, identifikasi kurang tepat, hasil amalisis kurang
lengkap, simpulan kurang tepat
3. Jumlah > 3, cakupan materi lengkap, idetifikasi tepat, hasil analisis lengkap, simpulan tepat


Skor minimal

:3



Skor maksimal

: 15



Nilai Akhir ( N A )

:

Jumlah skor X 100
Skor maksimum

Mengesahkan:
2013
Kepala Sekolah
Pelajaran

Diverifkasi:

Bantul,

WAKA I

Ir. Retno Yuniar Dwi Aryani
Mahmud, S.Pd., M.Eng.
NIP. 196106221993032005
197809252005011009

Juli

Guru Mata

Drs. M. Hannan

Windu

NIP.196409061991021001

NIP.

INSTRUMEN PENILAIAN PENGAMATAN ( SIKAP )
NO

15

ASPEK PENILAIAN

Skor
1

2

3

1

Perhatian

2

Tanggung jawab

3

Ketepatan menyerahkan tugas

4

Partisipasi

5

Kemampuan menghargai pendapat lain
Jumlah
Jumlah total skor

Pedoman penilaian
Nilai 1 s/d 3 dengan ketentuan :
1.

Tidak perhatian, tidak bertanggung jawab, terlambat mengumpulkan tugas, tidak berpartisipasi
dalam pembelajaran, tidak bias menghargai pendapat lain

2.

Kurang perhatian, kurang bertanggung jawab, terlambat kurang dari satu mingu dalam
pengumpulan tugas, kurang berpartisipasi, kurang bias menghargai pendapat lain

3.

Sangat perhatian, sangat bertanggung jawab, tepat waktu dalam pengumpulan tugas, parisipasi
dalam pembelajaran, sangat menghargai pendapat lain
a. Skor minimal

: 3

b. Skor maksimal

: 15

c. Nilai Akhir ( N A ) : Jumlah skor X 100
15

MATERI AJAR
ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
A.

Ras di Dunia
Dari mana asal nenek moyang bangsa Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan itu terlebih dulu kita
perlu mengetahui mengenai ras-ras di dunia. Terkadang orang menganggap ras sama degan suku bangsa padahal

keduanya berbeda. Ras itu sendiri merupakan penggolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik rumpun bangsa.
Sedangkan, Suku Bangsa merupakan kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain
berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan khususnya bahasa. Ras itu sendiri menurut para
ahli diturunkan secara genetik yang akan membedakan satu kelompok dengan kelompok yang lain.
Menurut Ralph Linton terdapat 4 ras besar di dunia, antara lain.
No.

Ras Utama

Domisili

Ciri
Berambut hitam lurus
Mempunyai tanda lahir
(memar kebiruan pada
bayi)
Mempunyai lipatan
pada mata yang disebut
mata sipit
Kulit kuning sampai
sawo matang
- Bulu badan sedikit

Keterangan

1.

Ras Mongoloid Asia Utara, Asia Timur,
Asia Tenggara, Madagaskar(lepas pantai timur Afrika),
beberapa bagian India
Timur Laut, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika
Selatan, dan Oseania.
-

Ras Mongoloid diambil dari
nama Mongolia dimana
sebagian besar berkulit
kuning. Sehingga ras ini
sering disebut pula ras ”kulit
kuning”.
Tapi seperti orang Indian di
Amerika berkulit merah
bahkan orang Asia Tenggara
berkulit coklat muda sampai
coklat gelap.

2.

Ras Kaukasoid

Sebagian besar Eropa,
- Hidung Mancung
Afrika Utara, Timur
- Kulit pulit
Tengah, Pakistan, dan IndiaRambut pirang sampai
Utara.
coklat kehitaman
Keturunannya menetap di - Kelompok mata lurus
daerah Australia, Amerika
Utara, Sebagian Amerika
Selatan, Afrika Selatan, dan
Selandia Baru.

Ras Kaukasoid disebut
dengan ras ”kulit putih”
tetapi orang Somalia dan
Etiopia meskipun termasuk
dalam ras Kaukasoid tetapi
memiliki kulit hitam dan
lebih mirip ras Negroid.

3.

Ras Negroid

Benua Afrika di sebelah
selatan Gurun Sahara.
Keturunannya mendiami
daerah Amerika Utara,
Selatan, Eropa, dan Timur
Tengah.

4.

Ras Austroloid

-

India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia
Tenggara, Papua,
Kepulauan Melanesia, dan
Australia.
B. Persebaran ras di Indonesia

Berkulit hitam
Tinggi
Berambut Keriting
Bibir tebal
Kelopak mata lurus

Berambut hitam
Keriting
Berkulit Hitam

Tetapi untuk suku Aborigin
(Australia) berambut pirang
dan lurus.
Orang Malaysia berkulit
cenderung putih.

Menurut Sarasin bersaudara, penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh
kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga
terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia
dari daratan utama. Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah
pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku

bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja,
Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.
Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di
Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka mempunyai hubungan erat dengan nenek
moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat ini masih terdapat di Afrika, Asia Selatan, dan
Oceania. Vedda itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka
membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik. Pendatang
berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu jumlahnya jauh lebih banyak
daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Mereka itu oleh Sarasin disebut sebagai Deutero dan
Protomelayu. Kedatangan mereka terpisah diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Protomelayu diyakini
sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur
di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Dari Cina bagian selatan itu mereka bermigrasi
ke Indocina dan Siam kemudian ke Kepulauan Indonesia. Kedatangan para imigran baru itu kemudian
mendesak keberadaan penduduk asli dan pendatang sebelumnya.
Persebaran ras di Indonesia sudah ada sejak zaman es. Pada zaman es wilayah Indonesia bagian barat masih
bersatu dengan benua Asia sedangkan daerah bagian timur bersatu dengan benua Australia. Pada masa itu telah
tersebar 2 ras di Indonesia, yaitu :
1. Ras Mongoloid
Ras ini berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es ini ras mongoloid tersebar di daerah
Indonesia bagian Barat meliputi pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran sebagai berikut.
Dari Mongolia menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia,
Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian barat.
Semua ditempuh melalui jalar darat sebab saat itu bagian barat Indonesia masih bersatu dengan benua Asia
Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya terbentuklah pulau-pulau di Indonesia bagian barat seperti Sumatra,
Kalimantan dan Jawa, daratan yang menjadi lautan disebut paparan sunda.
2. Ras Austroloid
Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian Jaya.
Persebaran ke daerah inipun dilakukan melalui darat sebab saat itu papua masih bersatu dengan benua Australia
perkembangannya daratan yang menjadi lautan disebut paparan sahul.
Sementara itu daerah di zone Wallacea seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku merupakan daerah
penyaringan bagi migrasi manusia dan fauna dari paparan sunda ke paparan sahul maupun sebaliknya sehingga
sangat terbatas sekali ras yang dapat masuk ke wilayah ini.
Jadi awalnya ras nenek moyang bangsa Indonesia adalah ras Mongoloid dan ras Austroloid.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke
Indonesia, yaitu :
1. Migrasi pertama, Ras Negroid

Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting.
Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua.
Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua melanesoid
mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
2. Migrasi kedua, Ras Weddoid
Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting.
Ras ini datang dari India bagian selatan.
Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
3. Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk
dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke
Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Di Indonesia Ras ini menyebar melalui 2 Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya,
yaitu.
1)

Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur
darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra,
Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut
banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi.
Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara),
Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).

2)

Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur
laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah
Sulawesi, Maluku, ke Irian selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di
Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua
(Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
4. Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya
mendesak keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar
keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman.
Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda
dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh
dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara
artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson.
Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi
Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi
kebudayaan bangsa Indonesia sekarang.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157