2. 1Wilayah Administrasi 2.1. 1 Luas Wilayah - DOCRPIJM 060fad22b2 BAB IIBab 2 Profil Kab Sambas Baru

  RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS BAB2 PROFIL KABUPATEN SAMBAS 2. 1Wilayah Administrasi 2.1. 1 Luas Wilayah Luas Kabupaten Sambas adalah 6.395,70 km² atau sekitar 4,36% dari luas Provinsi Kalimantan Barat.

  Daerah pemerintah Kabupaten Sambas pada Tahun 2013 terbagi menjadi 19 kecamatan dan 183 desa serta

  1 UPT. Kecamatan terluas adalah Kec. Sajingan Besar dengan luas 1.391,20 km² atau 21,75% sedangkan yang terkecil adalah Kec. Salatiga dengan luas sebesar 82,75 km² atau 1,29% dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Kabupaten Sambas memiliki panjang pantai sejauh 198,76 km dengan karakteristik sebagian besar adalah pantai berpasir membentang dari Semelagi Besar (Kec. Selakau) hinga Tanjung Datok (Kec. Paloh) . Panjang pantai tiap kecamatan menurut Lapan (2013) yaitu : Kec. Selakau 13,51 km; Kec. Pemangkat 20,49 km; Kec. Jawai 42,53 km; Kec. Teluk Keramat 19,87 km dan Kec. Paloh 102,5 km.

  2.1. 2 Batas Wilayah

  Kabupaten Sambas terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat atau di antara 0°57’29,8” LU dan 2°04’53,1” LU serta 108°54’17” BT dan 109°45’7,56” BT. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Sambas adalah: Sebelah Utara : Negara Malaysia, Laut Natuna Sebelah Timur : Negara Malaysia, Kabupaten Bengkayang Sebelah Selatan : Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang Sebelah Barat : Laut Natuna

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sambas RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  II - 2

  RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS 2. 2Potensi Wilayah

A. Kawasan Perbatasan

  Kabupaten Sambas sebagai wilayah paling utara di Provinsi Kalimantan Barat sekaligus berbatasan langsung dengan negara tetangga tentu saja memiliki nilai strategis bagi pengembangan wilayahnya.Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan tentu saja harus memperhatikan berbagai isu pembangunan tersebut.Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kondisi kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sambas, Kawasan Permukiman Perkotaan Liku (IKK Paloh), Kawasan Permukiman Kaliau’ (IKK Sajingan Besar), Kawasan Permukiman Perkotaan Aruk dan Kawasan Permukiman Perkotaan Temajuk merupakan kawasan permukiman perkotaan yang terletak di kawasan perbatasan negara.

Tabel 2.1 Kawasan Permukiman Perkotaan Kabupaten Sambas berdasarkan Tipologinya TIPOLOGI KAWASAN NO SEBARAN

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  1 Kawasan Permukiman Kota Sambas

  2 Kawasan Permukiman IKK Tebas

  3 Kawasan Permukiman IKK Pemangkat

  4 Kawasan Permukiman IKK Selakau

  5 Kawasan Permukiman IKK Teluk Keramat

  6 Kawasan Permukiman IKK Jawai

  7 Kawasan Permukiman IKK Sebawi

  8 Kawasan Permukiman IKK Salatiga

  9 Kawasan Permukiman IKK Selakau Timur

  10 Kawasan Permukiman IKK Galing

  11 Kawasan Permukiman Perkotaan Liku (IKK Paloh)

  12 Kawasan Permukiman IKK Tekarang

  13 Kawasan Permukiman IKK Jawai Selatan

  14 Kawasan Permukiman Kaliau’ (IKK Sajingan Besar)

  15 Kawasan Permukiman IKK Sejangkung

  16 Kawasan Permukiman IKK Sajad

  17 Kawasan Permukiman IKK Tangaran

  18 Kawasan Permukiman Balai Gemuruh (IKK Subah)

  19 Kawasan Permukiman Perkotaan Semparuk

  20 Kawasan Permukiman Perkotaan Aruk

  21 Kawasan Permukiman Perkotaan Temajuk

  Sumber: SPPIP Kabupaten Sambas, 2012 Keterangan: 1: Kawasan Permukiman Ibukota Kabupaten 2: Kawasan Permukiman Ibukota Kecamatan, meliputi semua kawasan permukiman perkotaan di wilayah

  Ibukota Kecamatan 3: Kawasan Permukiman Perbatasan Negara 4: Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Industri, merupakan kawasan permukiman perkotaan yang berada dalam maupun berdekatan dengan pusat kegiatan industri

  5: Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Agribisnis. Kegiatan agribisnis yang dimaksud disini

adalah kawasan strategis kabupaten yang berbasis pertanian seperti Kota Terpadu Mandiri dan

Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu

  6: Kawasan Permukiman Pesisir, termasuk kawasan permukiman perkotaan pada kecamatan – kecamatan yang ditetapkan sebagai wilayah Minapolitan

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  Kebijakan penataan ruang Kabupaten Sambas dalam RTRW Kabupaten Sambas 2011-2031 yang terkait dengan potensi Kabupaten Sambas sebagai kawasan perbatasan yaitu Pengembangan Kawasan perbatasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, dengan strategi untuk mendukung kebijakan tersebut sebagai berikut:

  1. Mengembangkan kawasan khusus pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya;

  2. Mengembangkan kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan, pertahanan dan keamanan serta keberlanjutan lingkungan;

3. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat di kawasan perbatasan.

B. Pariwisata

  Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatanmasyarakat serta pendapatan daerah.Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan.

  Saat ini setidaknya terdapat 95 objek wisata di Kabupaten Sambas, yang terdiri dari objek wisata alam dan potensi budaya. Potensi yang besar ini sesungguhnya akan berdampak cukup besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat kabupaten Sambas apabila dikelola dan dikembangkan secara profesional. Penyelenggaraan Pemerintah untuk Urusan Pariwisata diarahkan pada upaya mendata dan mengembangkan kekayaan seni dan budaya daerah yang telah ada dan bernilai untuk dijadikan suatu daya tarik daerah. Secara umum kondisi obyektif permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang pariwisata di Kabupaten Sambas antara lain adalah, masih minimnya ketersediaan infrastruktur dasar, serta sarana dan prasarana kepariwisataan. Kemudian juga belum optimalnya peran serta masyarakat dalam menjaga dan menghidupkan budaya yang mendukung kepariwisataan.Selain itu, masih terbatasnya alokasi anggaran dari pemerintah daerah dalam pembangunan kepariwisataan di daerah.

Tabel 2.2 Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas JENIS OBJEK NO. KECAMATAN LOKASI NAMA OBJEK WISATA WISATA

  Sui Rusa Pantai Polaria Wisata Bahari

  1 Selakau Semelagi Besar Pantai Saadi/Terigas Wisata Bahari

  Pantai Tanjung Batu Wisata Bahari

  2 Pemangkat Pemangkat Kota Pantai Sinam Wisata Bahari Toa Pekong Ular Putih Wisata Religi

  3 Tekarang Tekarang Perkebunan Sawo Agro Wisata

  4 Salatiga Parit Baru Air Terjun Gunung Selindung Wisata Alam

  5 Tebas Mak Jage Taman Rekreasi Batu Mak Jage Wisata Alam

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS NO. KECAMATAN LOKASI NAMA OBJEK WISATA JENIS OBJEK WISATA

  15 Sajingan Besar Kaliau Air Terjun Riam Merasap Wisata Alam Santaban Goa Alam Santok Wisata Alam /Religi Sungai Bening Air Terjun Riam Cagat Wisata Alam

  Sumber: Kabupaten Sambas dalamAngka, 2016

  17 Sejangkung Desa Piantus Bukit Piantus Wisata Alam

  Kalimantan Pantai Kalimantan Wisata Bahari

  Temajuk Pantai Tanjung Bendera Wisata Bahari Pantai Tanjung Kemuning Wisata Bahari Pantai Bayuan Wisata Bahari Pantai Camar Bulan Wisata Bahari Dermaga Asam Jawe Wisata Bahari Pantai Telok Atong Bahari Wisata Bahari Hutan Hujan Tropis Tanjung Dato’ Wisata Alam Pantai Batu Pipih Wisata Bahari Air Terjun Teluk Nibung Wisata Alam Air Terjun Gunung Pangi Wisata Alam

  Sebubus Pantai Pulau Selimpai Wisata Bahari Taman Rekreasi Batu Bejamban Wisata Ritual Pantai Kampak Indah Wisata Bahari

  Pantai Tanjung Lestari Wisata Bahari Pantai Harapan Wisata Bahari

  16 Paloh Tanah Hitam

  Serindang Agro Wisata Matang Nangka Wisata Agro

  6 Sambas Dalam Kaum Istana Alwatzikoebillah Wisata Sejarah Masjid Jami Wisata Sejarah Water Front City Wisata Buatan

  13 Teluk Keramat Sekura Perkebunan Salak Agro Wisata

  12 Jawai Selatan Jawai Laut Pantai Putri Serayi Wisata Bahari

  11 Jawai Sarang Burung Danau Pantai Kahona Wisata Bahari Sentebang Pantai Natuna Wisata Bahari Dungun Laut Pantai Dato’ Buntar Wisata Bahari

  10 Galing Ratu Sepudak Makam Ratu Sepudak Wisata Budaya

  9 Sajad Kuayan Makam Bantilan Wisata Budaya

  8 Subah Ramin Jadi Rumah Batu Wisata Budaya

  7 Sebawi Sempalai Sebedang Danau Sebedang Wisata Alam Makam Bujang Nadi Dare Nandung Wisata Budaya

  14 Tangaran Pancur Pantai Tanjung Terabitan Wisata Alam Desa Arung Parak Pantai Muare Jalan Indah Wisata Bahari Simpang Empat Pantai Dataran Merdeka Wisata Bahari

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  7 Tekarang 6.873 7.418 14.291

  15 Galing 10.256 9.996 20.252

  14 Teluk Keramat 28.807 31.362 60.169

  13 Jawai Selatan 8.856 9.056 17.912

  12 Jawai 16.981 18.998 35.979

  11 Sajad 4.955 5.346 10.301

  10 Sebawi 8.172 8.455 16.627

  9 Subah 9.402 8.566 17.968

  8 Sambas 24.384 24.743 49.127

Gambar 2.2 Pantai Temajuk di Kecamatan Paloh

  Sumber: liburwisata.wordpress.com 2. 3Demografi dan Urbanisasi

  5 Salatiga 7.562 7.700 15.262

  4 Semparuk 12.257 12.828 25.085

  3 Pemangkat 23.128 23.137 46.265

  2 Selakau Timur 5.586 5.523 11.109

  1 Selakau 16.006 15.745 31.751

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2015 NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

  46.265 jiwa.Sebaliknya KecamatanSajad dengan jumlah pendudukterendah, yaitu hanya 10.301 jiwa.

  Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, seperti yang tercantum dalam Program Pembangunan Nasional bahwa manusia Indonesai atau penduduk di sebut modal dasar di samping modal dasar lainnya, apabila mereka dapat dibina dan dikerahkan secara efektif. Namun penduduk juga menjadi beban pembangunan apabila tidak berkualitas, baik kualitas pendidikan, kesehatan mental dan fisik.Oleh karena itu penduduk yang banyak bukan jaminanbagi tercapainya keberhasilan pembangunan.Kecamatan Tebas merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu

  6 Tebas 33.234 33.638 66.872

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

  8

  14 Teluk Keramat 60.169 554,43 109

  15 Galing 20.252 333,00

  61

  16 Tangaran 23.457 186,67 126

  17 Sejangkung 24.426 291,26

  84

  18 Sajingan Besar 11.114 1.391,20

  19 Paloh 25.148 1.148,84

  12 Jawai 35.979 193,99 185

  22

  2015 523.115 6.394,70

  82 2014 519.887 6.394,70

  81 2013 515.571 6.394,70

  81 2012 509.098 6.394,70

  79 2011 502.496 6.394,70

  78 Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016

  13 Jawai Selatan 17.912 93,51 192

  16 Tangaran 11.062 12.395 23.457

  17 Sejangkung 12.334 12.092 24.426

  68

  18 Sajingan Besar 6.045 5.069 11.114

  19 Paloh 12.575 12.573 25.148

  2015 258475 258.475 264.640 2014 257517 257.517 262.370 2013 255474 255.474 260.097 2012 251423 251.423 257.675 2011 247252 247.252 255.244 Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016

Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2015 NO. KECAMATAN JUMLAH

  

Luas

(Km

2 ) Kepadatan (/Km 2 )

  1 Selakau 31.751 129,51 245

  2 Selakau Timur 11.109 162,99

  3 Pemangkat 46.265 111,00 417

  10 Sebawi 16.627 161,45 103

  4 Semparuk 25.085 90,15 278

  5 Salatiga 15.262 82,75 184

  6 Tebas 66.872 395,64 169

  7 Tekarang 14.291 83,16 172

  8 Sambas 49.127 246,66 199

  9 Subah 17.968 644,55

  28

  11 Sajad 10.301 94,94 109

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS

Tabel 2.5 Pro royeksiJumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2016 016 - 2019 Jumlah Penduduk Proyeksi Jumlah Penduduk uk (Jiwa) No Kabup upaten (Jiwa) 2015 2016 2017 2018 8 2019

  1 Sambas bas 523.115 529.642 534.844 540.047 047 545.250

  Sumber : Hasil Analisi lisis Tahun 2016 2. 4Isu Strategis Sosial, Ek Ekonomi, dan Lingkungan 2.4 1 PDRB dan Potensi Ekonomi konomi

  Kondisi perekonomian di Kabupaten abupaten Sambas secara makro dapat dilihat dari laju laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya dan struktur per tur perekonomian.Apabila melihat kondisi PDRB atas dasar dasar harga konstan (PDRB ADHK) dari tahun 2011 – 2016 016 dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Sambas mening ningkat setiap tahunnya. PDRB Kabupaten Sambas atas atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 10,97 % dar dari Rp. 13.217,82 Milliar pada tahun 2014 menjadi Rp. Rp. 14.667,87 Milliar pada tahun 2015. Hal ini disebab ebabkan meningkatnya nilai tambah di semua sektor. Sementar ementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada pada tahun 2014 mencapai Rp. 10.716,62 Milliar, kemudian udian meningkat menjadi Rp. 11.228,79 Milliar pada tahun tahun 2015 atau naik sekitar 4,78 %. Untuk lebih meningkatkan laju laju pertumbuhan ekonomi dan sekaligus mewujudkan pem an pemerataan pendapatan, perlu adanya peningkatan mutu utu sumber daya manusianya yang diikuti pengendalian alian jumlah penduduk serta peningkatan infrastruktur. Keter eterpaduan antara program pemerintah dengan peran an swasta dan masyarakat perlu diperhatikan guna meny enyelaraskan langkah dalam menggali sektor-sektor p or potensial yang sekaligus memiliki potensi besar dalam m mendukung pertumbuhan ekonomi

  30,00 28,04

  25,42 25,00

  22,92 21,47

  20,80 20,80 20,61

  19,72 19,13

  18,81 18,81 20,00

  18,00 PDRB Per Kapita Harga PDRB Per Kapita Harga

  15,00 Berlaku Berlaku PDRB Per Kapita Harga PDRB Per Kapita Harga

  10,00 Konstan 2010 Konstan 2010

  5,00 0,00 2011 2012 2012 2013 2014 2015

Gambar 2.3 Grafik afik Perkembangan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupat paten Sambas

  Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS 2011-2016 014 2015

  9.613

  Pertanian Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor Konstruksi sektor lainnya

  015 (%)

  7.816,80 14.667.866,40 6.620,40 11.228.791,50 uruhan perekonomian yang tor perdagangan besar dan ar 12,68 %, sektor konstruksi oleh sektor pertanian. Sektor ian yang ditunjukkan pada an besar dan eceran; reparasi onstruksi sebesar 8,15 dan ebelumnya meskipun peranan

  Pertanian Perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor Industri Konstruksi sektor lainnya

  Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016 32,94 17,49 12,44

Tabel 2.6 Tab Tahun

20 PDRB ADHB (Juta Rupiah)

  m Angka, 2016 angat Sementara

  13.739,40 10.591.621,20 11.819.111,40 13.217.81 42.540,60 9.576.456,30 10.167.416,40 10.716.62

  

Tabel Perkembangan PDRB Kabupaten Sambas Tahun 201

2011 2012 2013 2014

Gambar 2.4 12,44 8,15 28,98 RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  Pada tahun 2014, kontribusi s ditunjukkan pada PDRB harga eceran; reparasi mobil dan sepeda m sebesar 8,00 dan sektor lainnya 28,5 Pada tahun 2015, struktur perek ini memberikan kontribusi sebes PDRB harga berlaku tahun ters mobil dan sepeda motor sebes sektor lainnya 28,98 %. Pola S setiap sektor menunjukkan angk

  Sumber: Kabupaten Sambas dalam An Ket: *Angka Sementara, **Angka San

  9.042

  PDRB ADHK 2010 (Juta Rupiah)

  busi sektor pertanian sebesar 33,36 % terhadap keseluruhan ga berlaku tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor sepeda motor sebesar 17,44%, sektor industri sebesar 12,68 nya 28,52 %. perekonomian Kabupaten Sambas masih didominasi oleh sebesar 32,94% terhadap keseluruhan perekonomian tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan bes ebesar 17,49%, sektor industri sebesar 12,44 %, kons ola Struktur ini masih tetap sama dibanding tahun sebelum n angka yang semakin berimbang.

2.4Struktur Perekonomian Kabupaten Sambas Tahun 2015

  RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS 2.4 2Isu Lingkungan Hidup

  Kegiatan manusia dapat berdampak terhadap kondisi lingkungan hidup, di wilayah Kabupaten Sambas isu terkait lingkungan hidup terutama adalah gangguan Daerah Aliran Sungai, pencemaran air dan kebakaran hutan.

  A. Pencemaran dan Sedimentasi Sungai

  Wilayah Kabupaten Sambas terdapat 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten yang terdiri dari DAS Paloh (64,375 ha), DAS Sambas (245.700 ha) yang meliputi Sungai Sambas, Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta DAS Sebangkau (193,125 ha) yang meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau.

  Hasil pemantauan kualitas lingkungan hidup di beberapa sungai utama di Kabupaten Sambas, menunjukkan tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter kualitas air, seperti :biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) dan ammonia. Sedimentasi juga terjadi di beberapa sungai di Kabupaten Sambas yang di duga disebabkan adanya kegiatan pembukaan lahan, baik karena kegiatan perkebunan, pertanian, maupun pertambangan di daerah hulu sungai.Sedimentasi ini disebabkan karena erosi air limpasan permukaan (surface run off) yang membawa dan mengendapkan partikel-partikel tanah ke dalam alur-alur sungai sehingga terjadi akumulasi sedimen di dasar sungai.

  B. Genangan dan Banjir

  Genangan dan banjir merupakan permasalahan yang setiap tahun terjadi di beberapa tempat di Kabupaten Sambas. Berkurangnya daya tampung sungai terhadap limpahan air yang disebabkan karena berkurangnya kemampuan lahan mengikat air dan karena adanya pendangkalan sungai yang disebabkan adanya sedimentasi menyebabkan genangan dan banjir.

  Potensi terjadinya genangan dan banjir di Kabupaten Sambas juga disebabkan karena geomorfologi di wilayah Kabupaten Sambas. Perpaduan antara pegunungan di timur dan selatan serta dataran pantai yang rata dan rendah di utara dan barat menyebabkan air hujan akan cepat mengalir dari kawasan pegunungan kea rah lereng di sekitarnya, kemudian terus mengalir ke wilayah-wlayah yang lebih rendah melalui sungai. Apabila sungai-sungai mengalami hambatan mengalirkan air tersebut, maka akan terjadi limpahan yang menyebabkan genangan dan banjir.

  C. Abrasi pantai

  Kabupaten Sambas memiliki garis pantai sepanjang 198,76 KM yang tersebar di Kecamatan Selakau, Pemangkat, Jawai, Teluk Keramat, dan Paloh. Dari 5 Kecamatan tersebut sebagian wilayahnya telah mengalami abrasi pantai.Abrasi ini pantai ini dapat disebabkan karena rusaknya vegetasi disepanjang pantai dan atau disebabkan karena dinamika ombak dan arus laut.Vegetasi di pantai 5 wilayah Kecamatan tersebut sebagian telah mengalami gangguan akibat ekploitasi yang kurang terkendali.Disamping mengalami abrasi

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  pantai, kerusakan vegetasi pantai juga mengakibatkan gangguan kuantitas, kualitas, dan keragaman fauna akuatis di wilayah tersebut.

D. Kebakaran hutan dan lahan

  Aktivitas pembukaan hutan dan lahan dengan cara pembakaran sampai saat ini masih terjadi, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh sebagian masyarakat. Aktivitas tersebut juga menimbulkan pencemaran udara yang pada ambang tertentu menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA).Gangguan asap akibat pembakaran di Kabupaten Sambas disamping mencemari kabupaten dan kota disekitarnya juga mencemari wilayah Negara tetangga (Malaysia).

  2.4 3 Isu Strategis Kabupaten Sambas

  Isu strategis di Kabupaten Sambas yang terkait dengan Bidang Ck yaitu infrastruktur jalan, sistem penyediaan air bersih, persampahan, drainase, dan pengolahan air limbah.

A. Jalan

  Infrastruktur jalan memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Pada tahun 2010 di Kabupaten Sambas telah ditetapkan beberapa ruas jalan strategis nasional rencana sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 567/KPTS/M/2010 tanggal 10 Nopember 2010 yang meliputi ruas jalan Batas Serawak–Aruk- Simpang Tanjung (11,561 Km), Simpang Tanjung–Galing (29,757 Km), Temajok–Merbau (40,000 Km), Merbau– Tanah Hitam (25,400 Km), Tanah Hitam–SP. Bantanan II (29,909 Km), SP. Bantanan II–SP. Bantanan I (12,700 Km), Tanah Hitam–Simpang Empat (13,490 Km), Simpang Empat–Pinang Merah (12,095 Km), Pinang Merah – Sentebang (27,750 Km), Sentebang – Sungai Sambas Besar (15,650 Km) dan Sungai Sambas Besar – Tebas (2,150 Km).

  Menurut status pengawasan dan kondisi jalan pada tahun 2010 total panjang jalan panjang 1.807.404 km yang terdiri dari jalan nasional 94.502 km, jalan propinsi 74.300 km, jalan kabupaten 842.153 km, jalan desa 576.806 km dan jalan strategis nasional 219.643 km dengan total kondisi jalan baik 50.292 km, kondisi jalan sedang, 677.360 km, kondisi jalan rusak 387.085 km dan 233.667 km kondisi jalan rusak berat.

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

Gambar 2.5 Kondisi Jalan di Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas-Malaysia

  Sumber: Dokumen SPPIP, 2013 Tabel 2.7Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Kondisi Tahun 2010 Kondisi Jalan No. Status Pengawasan

  Jumlah Rusak Baik Sedang Rusak Berat

  41.240 44.802 8.460 94.502

  1 Nasional 18.800 25.000 30.500 74.300

  2 Propinsi 279.163 361.620 164. 990 36.380 842.153

  3 Kabupaten 131.853 174.032 140.661 130.260 576.806

  4 Desa 38.236 71. 906 42.474 67.027 219.643

  5 Strategis Nasional

  50.292 677.360 387.085 233.667 1.807.404 Total Sumber: Dokumen SPPIP, 2013

B. Air Bersih

  Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk memasak/minum maupun mencuci/mandi.Bagi daerah Kabupaten Sambas, khususnya di daerah pedalaman secara tradisional penggunaan air bersih masih bersumber dari sungai/danau dan air hujan.Akan tetapi di sebagian kecamatan air bersih dikelola oleh PDAM. Pada tahun 2010 total air minum yang terjual 387.069 m³ dengan pemakaian paling banyak dari rumah tangga 296.046 m³ dan pemakaian paling sedikit dari industri 3.231 m³ dengan total nilai penjualan Rp. 2.226.056.000,-.

  Capaian air bersih di Kabupaten Sambas pada tahun 2015 masih sangat rendah yaitu 30,41% dengan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 27.155 jiwa, dengan kapasitas produksi air bersih hanya mencapai 87 liter/detik dan Sambungan Rumah sebanyak 5.431 SR. Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan air bersih adalah masih rendahnya cakupan pelayanan diakibatkan kurangnya debit air yang dihasilkan serta belum terpenuhinya standar air bersih yang didistribusikan karena kurangnya sistem pengolahan. Dengan demikian sebagian besar masyarakat masih

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  memanfaatkan air sistem non perpipaan seperti sungai, sumur, mata air serta air hujan.Keadaan ini menimbulkan permasalahan kerawanan air terutama bagi masyarakat di daerah pesisir yang wilayahnya memiliki resiko terjadinya intrusi air asin.

  C. Persampahan

  Pada umumnya, masyarakat Kabupaten Sambas masih mengelola sampah dengan cara dibakar, sedangkan sebagian masyarakat perkotaan mengumpulkan sampah pada titik tertentu dan pada TPS untuk kemudian diangkut ke TPA. Saat ini TPA yang digunakan adalah TPA Sorat.Permasalahan persampahan merupakan salah satu aspek yang masih belum diperhatikan, hal ini terlihat adanya kawasan – kawasan terutama pada kawasan perkotaan dimana sampah bertumpuk di pinggir jalan, pasar, saluran air bahkan sungai. Pengolahan sampah di perkotaan saat ini sudah mulai menerapkan pola 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).Meskipun baru diterapkan pada beberapa kawasan saja, namun upaya pengolahan sampah berkelanjutan dengan pola 3R ini sudah mulai dilakukan sejak tahun 2009. Adapun beberapa kawasan yang sudah dilakukan pilot project pembangunan Tempat pengolahan Sampah Terpadu (TPST) antara lain Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas; Desa Tebas Kuala Kecamatan Tebas dan Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat.

  Kabupaten Sambas sampai dengan tahun 2015 telah memiliki 3 unit fasilitas 3R yang hanya dapat mencapai angka pengurangan sampah sebesar 2,01%. Dalam pengangkutan sampah, Kabupaten Sambas memiliki

  3 kendaraan pengangkut sampah dengan kapasitas 121,00 m /unit yang terdiri dari 10 unit Dump Truck.

Gambar 2.6 Tempat Pembuangan Sampah Akhir Kabupaten Sambas

  

Sumber: Dokumen SPPIP, 2013

  D. Drainase dan Air Limbah

  Kondisi drainase pada kawasan perkotaan, sebagian sudah terbangun, namun terdapat ruas jalan yang masih belum memiliki drainase.Kondisi drainase saat ini masih ada yang bertumpuk sampah dan tidak mengalir. Kabupaten Sambas dalam capaian tingkat pelayanan system jaringan drainase hanya mencapai angka 10,78% dengan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 16.074 jiwa.

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SAMBAS

  Sedangkan pengolahan air limbah belum dirasakan menjadi kebutuhan bagi masyarakat di Kabupaten Sambas. Pengolahan limbah rumah tangga saat ini masih dialirkan langsung ke saluran drainase maupun sungai terdekat karena Kabupaten Sambas masih belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah.

  Capaian cakupan pelayanan air limbah di Kabupaten Sambas pada Tahun 2015hanya mencapai 9,24%, dengan 9 unit tangki septik yang ada dapat melayani 46.719 jiwa, dan 1.300 jiwa yang terlayani MCK komunal Beberapa isu strategis daerah Kabupaten Sambas dalam lima tahun (2012-2016) mendatang, yaitu sebagai berikut: a. Kabupaten Sambas dilalui jaringan jalan arteri primer Pontianak – Sungai Pinyuh – Singkawang –

  Sambas – Aruk – Perbatasan Sarawak; serta jaringan jalan trans kalimantan poros utara Temajok – Aruk – Jagoi Babang – Sanggau Ledo – Ledo- Serimbu – Balai Karangan – Nanga Merakai – Nanga Kantuk – Nanga Badau;

  b. Bagian utara wilayah Kabupaten Sambas merupakan wilayah perbatasan dengan Malaysia;

  c. Pengembangan wilayah Kabupaten Sambas dipacu melalui pengembangan lima pusat pertumbuhan yakni Kota Pemangkat, Tebas, Sambas, Sekura, dan Aruk dimana Aruk dikembangkan menjadi Border Development Center (BDC);

  d. Penyediaan infrastruktur pendukung permukiman terkait dengan air bersih, persampahan dan jaringan drainase yang memadai bagi masyarakat kawasan perkotaan sangat dibutuhkan terkait dengan rendahnya pelayanan infrastruktur yang ada;

  e. Minimnya ketersediaan infrastruktur dasar, terutama di kawasan perbatasan;

  f. Belum optimalnya sistem distribusi dan koneksi hasil produksi pertanian, perikanan dan kelautan akibat terbatasnya infrastruktur khususnya jalan, yang menghambat pengembangan usaha, pelayanan publik, dan investasi.