ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH D (1)

ANALISIS TERHADAP
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI
BIDANG PANGAN
(AplikasiTeori Permintaan
dan Penawaran Pangan)

$

! "
#
%&'())&'*+,% - %).(+%)*'/'*

Pendahuluan
• Esensi dari kebijakan pemerintah di bidang
pangan adalah sebuah bentuk campur tangan
terhadap sistem ekonomi pasar.
• Tujuan dari kebijakan pemerintah adalah untuk
melindungi:
– produsen pangan
– konsumen pangan
– mencapai swasembada produk tertentu dll

• Tidak terbatas negara berkembang, pada
negara maju dengan alasan tertentu yang
bersifat politis juga menerapkan: government
food policy)
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

2

Perangkat Kebijakan melindungi
Produsen







kebijakan harga beli minimum.
memberi Kredit (tertutama faktor produksi)
subsidi ekspor

pembatasan penawaran (kuota produksi)
kebijakan perdagangan internasional
kebijakan produksi dan pemasaran (koperasi,
TRI, trade center dll)
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

3

Perangkat kebijakan melindungi
konsumen









kebijakan harga eceran tertinggi (HET)

bantuan pangan langsung yang mempengaruhi
sisi suplai (spt: beras JPS, jatah beras PNS,
dsb)
subsidi import, agar sisi suplai dlm negeri
meningkat (spt: import beras, gula saat krisis)
operasi pasar, (misal: melalui OPK beras pada
saat harga meningkat, melarang penimbunan)
embargo ekspor (misalnya: dilakukan pada
saat harga CPO dunia tinggi) .
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

4

Instrumen Kebijakan Pemerintah
Secara Garis Besar dibedakan menjadi 3, yaitu:

Kebijakan Harga:







Kebijakan Subsidi:





Floor Price (sekarang disebut dengan
HPP=Harga Pembelian Pemerintah)
Ceiling Price (HET=Harga Eceran Tertinggi)
Subsidi Faktor Produksi
Subsidi harga pangan

Kebijakan Pajak:





Pajak impor
Pajak Ekspor
Pajak penjualan dll.
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

5

Instrumen Kebijakan Pemerintah
Konsumsi
Ceiling Price
Subsidi dll

Pajak
Subsidi dll

Impor

Ketersediaan
(Supply)


Ekspor
Pajak
Subsidi dll

Floor Price
Subsidi dll

Produksi
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

6

Analisis Ekonomi
Terkait dengan:
• Masalah jangka panjang yang dihadapi
sektor pertanian sebagai akibat pertambahan
penawaran yang melebihi pertambahan
permintaan
• Masalah fluktuasi harga yang besar dalam
jangka pendek

• Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan
harga dan pendapatan hasil pertanian
• Kebijakan harga maksimum dan efeknya
• Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap
harga dan jumlah barang yang dijual
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

7

A. Masalah jangka panjang sektor
pertanian

• Peran sektor pertanian dalam ekonomi yang belum
berkembang sangat penting
• Pada perekonomian semakin berkembang maka peran
sektor pertanian berkurang.
• Permasalahan:
– Pertambahan permintaan barang pertanian lebih lambat
perkembangannya
elastisitas permintaan pendapatan

rendah dibanding barang industri
perbedaan harga ++
– Kemajuan teknologi yang pesat sektor pertanian, shg
Produktivitas meningkat, akibatnya:
• Perpindahan tenaga kerja ke sektor non pertanian
• Produksi pertanian melebihi yang diperlukan masyarakat,
shg harga produk pertanian rendah

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

8

Grafik masalah jangka panjang pertanian
S

D

P

D1


S1

E

P1

E1

Q

Q1

– E adalah kesetimbangan D-S saat perekonomian belum
berkembang dan E1 setelah ekonomi berkembang
– Kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk menambah
permintaan, tetapi rendah karena Ed pertanian inelastis
– Teknologi pertanian berkembang meningkatkan penawaran
relatif besar
Suyatno - FKM UNDIP Semarang


9

B. Masalah fluktuasi harga yang besar
dalam jangka pendek
• Dalam jangka pendek harga pertanian
cenderung naik-turun relatif besar, karena:
– Naik-turunnya permintaan
– Naik-turunnya penawaran
• Produk pertanian merupakan kebutuhan
pokok, shg jk harga meningkat maka jumlah
konsumsi relatif sama atau Ed inelastis
• Jika terjadi perubahan penawaran maka akan
terjadi perubahan harga yang lbh besar
• Jika terjadi perubahan permintaan maka akan
terjadi perubahan harga yang lebih besar
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

10


Grafik masalah jangka pendek pertanian
• Dampak Perubahan Penawaran
D

S

S1

P

D

S

S1

P
P1

P1

Produk Pertanian

Barang Industri

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

11

Grafik masalah jangka pendek pertanian
• Dampak Perubahan Permintaan
D1

D

D

S

P

P

S1

D1

P1
P1

Produk Pertanian

Barang Industri

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

12

C. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan
harga dan pendapatan hasil pertanian
• Membatasi Jumlah Produksi (quota)
D

Sq
S

P2

Agar produksi tidak berlebihan
sehingga harga tdk merosot

E2

P1

E1

Q2

Q1

Pendapatan petani akan naik
jika permintaan pangan yang
dibatasi produksinya bersifat
tidak elastis
Q3
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

13

• Campur tangan dalam Jual Beli
1. Menstabilkan Harga pada Kesetimbangan
Pasar
D

S

E1

E

E2

P

D1

Stok yang harus dijual
pemerintah Q1Q saat
defisit
Jumlah yang harus
dibeli pemerintah QQ2
saat produksi
berlebihan

Q1

Q

Q2

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

14

2. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari
Harga Kesetimbangan Pasar
(penetapan harga minimum)
Kelebihan
D penawaran S
D1

Pm

P

Jumlah kelebihan yang
harus dibeli pemerintah
Q1Q2

E

Q2

Q

E : harga kesetimbangan
Pm : harga minimum

Q1

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

15

3. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi
Pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi
menetapkan harga jaminan yang akan diterima
produsen pada setiap produksi
S1

D
P2

E2

P

E1

Q

E : harga kesetimbangan
P2 : harga subsidi
Besarnya subsidi
pemerintah adalah
P1E1E2P2

E

P1

O

S

Pendapatan yang diterima
petani menjadi OQ1E2P2

Q1

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

16

D. Kebijakan Harga
Maksimum
• Menetapkan Harga dibawah harga
Kesetimbangan Pasar, karena harga tersebut
terlalu tinggi
D
P1

S
B
E

P

Kelebihan
permintaan
E2

Pm

D1

A

Q2

Q

Q1

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

Stok yang harus dijual
pemerintah Q2Q1 untuk
menutup kelebihan
permintaan
Efeknya Memunculkan
pasar gelap dengan harga
P1
Pendapatan yang
diterima penjual pasar di
gelap sebesar PmABP1
17

E. Pengaruh Pajak Penjualan
• Pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan
dibayar waktu jual beli barang kena pajak
• Pajak penjualan tidak seluruhnya dibayar
oleh pembeli, tetapi sebagian oleh penjual
• Pembagian beban pajak antara penjual dan
pembeli disebut insiden pajak atau tax
incidence
• Beban insiden pajak ditentukan oleh
elastisitas pemintaan dan penawaran.

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

18

• Insiden pajak & elastisitas permintaan:
Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit
beban pajak yang akan ditanggung oleh pembeli
(PP1), apabila kurva elastis sempurna seluruh pajak
ditanggung penjual
Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak
penurunan jumlah barang yang diperjualbelikan
S1
S1 S

D

T
E1

P1

D

P1
E

P
A

T S
E1

P
E

A

elastis

Q1 Q

Q1 Q

inelastis

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

19

Masalah dalam produksi pertanian:






Pada saat musim panen, jumlah beras
berlimpah, tetapi kondisi surplus tersebut
hanya berlangsung beberapa bulan (februari
sd pertengahan mei).
Di Indonesia ada sejumlah sentra produksi
padi dan dihadapkan pada sistem distribusi
(pemasaran) kurang baik
Penguasaan lahan petani rata-rata sempit

Akibatnya:
– banyak petani (produsen) yang sekaligus
pada saat tertentu sebagai konsumen
– distribusi hasil produksi tidak merata
kesemua wilayah
Suyatno - FKM UNDIP Semarang

20

surplus
feb

mei

sortage

Sketsa produksi beras di Indonesia

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

21

Kondisi Kontra:









harga dasar (sekarang HPP) sulit dinikmati petani
banyak subsidi yang tidak sampai kepada sasaran,
misal:
– subsidi pupuk banyak dinikmati pihak di luar petani
– operasi pasar tidak sampai pada konsumen yang
membutuhkan
low enforcement masih rendah, ditandai: masih
maraknya beras/gula pasir impor ilegal/selundupan.
Harga beras kualitas sama di China dan Philipina $
200/ton, sedang di Indonesia $ 320 ada gap sekitar $
120/ton, padahal biaya produksi relatif sama (sekitar Rp
850/kg)
Perlindungan terhadap konversi lahan subur kurang

Suyatno - FKM UNDIP Semarang

22