Pajak dalam Keuangan Negara dukan

PAJAK DALAM
KEUANGAN
NEGARA

MENGAPA HARUS ADA
PEMUNGUTAN PAJAK?
Fungsi

Pemerintah
Fungsi Pajak
Justifikasi
Pemungutan Pajak

2

SETIAP NEGARA PASTI MEMPUNYAI CITACITA DAN TUJUAN NASIONAL

3

FUNGSI PAJAK DALAM
PARADIGMA KLASIK




FUNGSI BUDGETAIR
FUNGSI REGULEREND

Prof. Dr. Haula Rosdiana

4

FUNGSI BUDGETAIR





Fungsi pajak yang paling utama adalah untuk mengisi
kas negara (to raise government’s revenue). Fungsi ini
disebut dengan fungsi budgetair atau fungsi penerimaan
(revenue function).

Suatu pemungutan pajak yang baik sudah seharusnya
memenuhi asas revenue productivity.
Dalam menentukan kebijakan pajak, berlaku second
best theory. Jika suatu pajak sulit untuk dipungut –
padahal potensinya (sangat) signifikan- maka mungkin
saja pemerintah lebih mengedepankan asas simplicity /
ease of administration daripada asas equality, misalnya
dengan menerapkan schedular taxation.

KARENA ITU DI INDONESIA DITERAPKAN JUGA PAJAK PENGHASILAN FINAL

Prof. Dr. Haula Rosdiana

5

FUNGSI REGULEREND

Pada kenyataannya, pajak bukan hanya
berfungsi untuk mengisi kas negara. Pajak juga
digunakan oleh pemerintah sebagai instrumen

untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
 Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur
(regulating/regulerend) guna tercapainya tujuantujuan tertentu yang ditetapkan pemerintah.


Prof. Dr. Haula Rosdiana

6

CONTOH







Excise vs Eksternalitas Negatif
Bea Masuk untuk proteksi Infant Industri

PPN Tidak Dipungut, PPN ditanggung
Pemerintah, PPN dibayar Pemerintah
Penurunan Tarif PPh OP
Kenaikan PTKP
dll

Prof. Dr. Haula Rosdiana

7

Penggolongan/Klasifikasi Pajak

Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung
Pajak Langsung

Ability to Pay atau dibebankan
berdasarkan kemampuan Wajib
Pajak
Beban pajak tidak dapat dialihkan


Wajib Pajak menghitung, menyetor
dan melaporkan pajak terutang
Secara administratif, adanya
periodisasi pemungutan pajak
(dibayar dan dilaporkan dalam
satu periode tahun)

Pajak Tidak Langsung

Dibebankan tanpa memperhatikan
kemampuan Wajib Pajak
Beban pajak dapat dialihkan
sebagian atau seluruhnya dengan
forward shifting atau backward
shifting
Penanggung Pajak dan pihak yang
memungut, menyetor dan
melaporkan pajak berbeda
Dapat terhutang setiap saat


Pajak Subyektif dan Pajak Obyektif
Pajak Subyektif

Pajak Pusat dan Pajak Daerah

Pajak Pusat

Asas-asas Pemungutan pajak

Asas equity/equality

Alternatif dasar-dasar pemungutan pajak

Income Based taxation







Dalam konsep income based taxation, pajak
dikenakan atas tambahan kemampuan ekonomis.
Tambahan kemampuan ekonomis merupakan
selisih antara gross income dan tax reliefs.
Tax reliefs atau pengurang beban pajak berupa
deductions, exemptions, allowances, credits.
Dalam penerapannya, pengurang beban pajak
bervariasi sesuai justifikasi atas konsep tax relief
tersebut.
Dalam menghitung penghitungan pajak terutang,
pengurang penghasilan pada umumnya mengikuti
konsep akuntansi.



Prinsip-prinsip utama atas biaya yang dapat dijadikan
pengurang penghasilan adalah:
a. Biaya tersebut harus mempunyai hubungan
langsung dengan penghasilan yang diterima oleh
WP.

b. Pajak menggunakan prinsip substance over form,
dalam arti, istilah/nama biaya tersebut tidak
menjadi hal yang dipermasalahkan sepanjang
pada hakikatnya biaya tersebut dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan.



Di Indonesia, zakat yang dibayarkan oleh WP orang
pribadi dapat diperhitungkan sebagai tax relief.



Isu dalam Income Based Taxation
a. Flat Rate vs Progressive Rate
b. Global vs Schedular
Global Taxation

Schedular


Semua penghasilan di gabung dengan Perlakuan pajak atas penghasilan
tidak membeda-bedakan asalnya
berbeda sesuai asal dan sumbernya
Hanya ada 1 struktur tarif atas total
penghasilan

Tarif berbeda-beda tergantung
sumber., jenis penghasilan

Dalam perhitungan PKP, dasar
pengenaannya adalah net income

Dasar perhitungan PKP adalah gross
income atau deemed profit

Pada umumnya menggunakan sistem
self assessment

Pada umumnya menggunakan sistem
withholding tax