ANALISIS USAHA DENGAN MENGGUNAKAN ANALIS

ANALISIS USAHA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
Berdasarkan wawancara saya dengan pak bandan pengusaha telur gulung saat itu, kali ini saya
akan mengenalasis usaha telur gulung bihun tersebut dengan menggunakan analisis SWOT
seperti dibawah ini :
1.

Strenghts (Kekuataan)
 Harga jual telur gulung sangatlah terjangkau yaitu hanya Rp 1.000 untuk 1 gulungan telur
yang dicampur dengan bihun
 Proses pembuatannya mudah
 Rasanya enak

2.

Weaknesses (Kelemahan)
 Manajemen Keuangan masih sangat sederhana
 Penjualan masih sebatas dengan menggunakan gerobak
 Belum ada variasi lain dari telur gulung, yaitu masih menggunakan bahan pembantu
berupa bihun

3.


Opportunities (Peluang)
 Tidak ada pesaing dilingkungan tersebut, hanya pa bandan sendiri yang menjual telur
gulung bihun
 Peluang pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan

4.

Threats (Ancaman)
 Selera konsumen yang selalu berubah – ubah yang menjadi pengaruh besar terhadap
pembelian produk
 Telur gulung tidak bisa disimpan lama – lama

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa usaha yang dijalankan pak bandan yaitu telur
gulung bihun lumayan menjanjikan karena belum adanya pesaing diarea sekitar pak bandan
menjalankan usaha, dan dengan harga yang relative murah juga membuat masyarakat dari
kalangan bawah sampai atas dapat membeli telur gulung bihun pak bandan.
Sedangkan saran yang dapat saya berikan yaitu alangkah lebih baiknya pak bandan membuat
inovasi baru dari usaha telur gulung bihunnya, entah itu rasanya atau bahan pembantunya, karena
sampai saat ini pak bandan masih menggunakan bahan pembantu hanya bihun saja.


UNSUR – UNSUR KEWIRAUSAHAAN
Aspek Wirausaha Secara Mandiri
1.

Peluang Usaha Baru
Kesempatan untuk menghasilkan kerja usaha, tidak harus baru sama sekali dan tidak harus
menguntungkan, karena kerja merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan ekonomi
selanjutnya.
Tujuan utama dari proses mencari peluang usaha baru adalah untuk dapat meningkatkan
produktivitas dari SDM yang ada.
Suatu usaha dapat disebut baru jika ada salah satu dari dua (2) atau keduanya-duanya unsur
berikut adalah baru. Dua (2) unsur tersebut adalah :
No

Unsur 1 :

Unsur 2 :

Jenis Usaha


Pelaku
Kegiatan (usaha)
1
Baru (+)
Lama (-)
Baru
2
Lama (-)
Baru (+)
Baru
3
Baru (+)
Baru (+)
Baru
Sumber : Budiman, diolah dari berbagai sumber, 2013
Kerja usaha merupakan kerja ekonomi, yang dimaksudkan adalah kerja yang menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat, umumnya berupa materi atau uang.
Bentuk kerja usaha yang ada umumnya dapat dibagi menjadi tiga kategori bidang, yaitu :
1. pertanian, yaitu bidang usaha yang langsung berkaitan dengan alam. Dapat terkait dengan

tanaman, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, ataupun agrobisnis seperti
agrowisata atau tempat wisata pertanian.
2. industri, yaitu bidang di mana dilakukan proses pengolahan bahan baku menjadi bahan
setengah jadi atau bahan jadi. Dalam sektor ini pasti menghasilkan produk barang
3. jasa, yaitu bidang di mana dilakukan proses kerja akan tetapi tidak terjadi pengalihan hak
barang dari pemberi jasa kepada penerima jasa. Yang terjadi adalah penerima jasa dapat
merasakan manfaat jasa yang diberikan oleh pemberi jasa bagi kebutuhan atau
kepentingan penerima jasa.
2.

Pembiayaan

Pembiayaan adalah bagaimana memperoleh biaya atau modal kerja untuk melakukan usaha
ekonomi. Dalam konteks ini, modal kerja dapat berupa uang maupun bukan-uang.
Pembiayaan usaha jika menggunakan saluran perbankan maka biasanya memperhatikan
unsur 5 C, yaitu :
1. character : kemampuan diri dari peminjam
2. capital : modal awal
3. collateral : jaminan atas pinjaman yang diterima
4. capacity to repay : kemampuan menerima atau memberi

5. condition of economy : kondisi internal dan eksternal (Kuncoro dan Suhardjono, 2002 :
75 – 76)
Sumber-sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan secara umum dibagi menjadi dua,
yaitu : sumber internal dan sumber eksternal. Rincian dari masing-masing sumber dana
adalah sebagai berikut:
1. Dana modal sendiri, baik dari pribadi maupun keluarga
2. Pinjaman dari kawan dan relasi
3. Pinjaman dari lembaga bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta
4. Hutang dagang
5. Pinjaman hipotik dan pembiayaan jangka menengah dapat diperoleh dari berbagai
lembaga keuangan untuk tujuan tertentu, biasanya untuk membeli harta tetap
6. Pembiayaan sewa (leasing)
7. Modal usaha yang disediakan perusahaan khusus yang bersedia memberikan dana untuk
usaha yang lebih kecil
8. Di beberapa Negara terdapat pinjaman dari pemerintah melalui pinjaman langsung atau
jaminan, namun syarat-syaratnya berbeda-beda.
3.

Pemasaran
Pemasaran adalah roses menyampaikan produk dari produsen kepada konsumen

Unsur 7 P dan 8 P dalam suatu proses pemasaran, terdiri atas 8 P = 4 P (dasar) + 4 P
(tambahan)
1. Product : produk yaitu sesuatu yang dihasilkan, baik berupa barang maupun jasa

2. Price : harga yaitu nilai dari sesuatu yang diproduksi, baik berupa nilai uang ataupun
material
3. Place : tempat atau proses distribusi yaitu proses di mana produk disampaikan dari
produsen kepada konsumen, baik menggunakan tempat seperti toko atau warung
maupun bukan tempat seperti e-commerce
4. Promotion : promosi yaitu proses memperkenalkan produk kepada konsumen agar
dikenal sampai dengan disukai dan tujuan akhir membeli produk yang diperkenalkan
5. People : manusia yaitu orang yang melakukan kegiatan pemasaran – bersifat selalu mau
belajar
6. Process : proses kerja yaitu proses melakukan semua kegiatan yang tercakup di dalam
pemasaran – bersifat dinamis dapat dilihat pada bentuk pemasaran dari horisontal
(konvensional) menjadi vertikal (Vertical Marketing System, VMS)
7. Physical Evidence : bukti fisik yaitu bentuk barang yang nyata yang disediakan untuk
melakukan kegiatan pemasaran – bersifat mobile (dinamis) yaitu bergerak secara aktif
dari satu tempat ke tempat yang lain dan bukan statis hanya terpaku di satu tempat saja
8. Probe : penelitian yaitu proses mengkaji semua yang terkait dengan pemasaran

Unsur penelitian ini terkadang tidak disebutkan sebagai bagian dari bauran

pemasaran,

oleh karena itu seringkali ada disebutkan hanya 7 P saja. Strategi pemasaran berkembang
dari yang konvensional menjadi yang modern, uraiannya adalah sebagai berikut :
 model konvensional sering disebut sistem pemasaran horisontal karena prosesnya
berlangsung secara mendatar dari produsen sampai dengan kepada konsumen akhir, di
mana penjualan kepada konsumen akhir hanya dilakukan oleh lembaga perantara.


model modern sering disebut sebagai sistem pemasaran vertikal (Vertical Marketing
System, VMS) yaitu proses pemasaran di mana produsen maupun lembaga perantara bisa
sama-sama menjual langsung kepada konsumen akhir.

4.

Kepemilikan
Ada berapa jenis kepemilikan yang mungkin dilakukan dalam suatu proses wirausaha.
Secara umum kepemilikan dapat dibagi menjadi :

1. kepemilikan pribadi
2. kepemilikan kelompok.

Dan dari segi yang lain, kepemilikan juga dapat dibagi menjadi :
1. kepemilikan di mana terdapat penguasaan sumberdaya secara kongkrit, atau dalam istilah
lain disebut sebagai “pemilikan dalam genggaman”, yaitu kepemilikan di mana
sumberdaya yang dikuasai benar-benar dipegang oleh pemilik. Misalnya : peralatan kerja,
yang secara nyata dipegang oleh pemiliknya sebagai yang menguasai sumberdaya alat
tersebut
2. kepemilikan secara hukum, di mana sumberdaya dimiliki akan tetapi keberadaannya tidak
secara kongkrit dipegang. Misalnya : kepemilikan akan sebidang tanah atau sebuah
rumah, tanah atau rumah tersebut tidak dipegang tetapi secara hukum keduanya dimiliki
dan pemanfaatan keduanya harus dengan seizin pemilik sah secara hukum dari keduanya.
Kepemilikan secara hukum pada galibnya lebih sulit untuk mempertahankan
kepemilikannya, karena sumberdaya yang dimilikinya bisa saja berubah tanpa diketahui
karena sebab-sebab yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Aspek Wirausaha Secara Kelompok
1.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manudia adalah pembahasan tentang manusia yang menjalankan fungsi dan
peranannya di dalam organisasi perusahaan atau kelompok. perbedaan antara pendidikan dan
pelatihan sumberdaya manusia dalam suatu proses dimulai dari rekruitmen sampai dengan
pemberhentian kerja. Secara umum proses pengelolaan sumberdaya manusia dapat dibagi
menjadi empat bagian, yaitu :
a. Perekrutan
b. pendidikan, yang dibagi lagi menjadi dua, yaitu :


pendidikan sebelum menjadi pegawai tetap



pendidikan setelah menjadi pegawai tetap

Bentuk dari pendidikan ini umumnya dibagi juga menjadi dua, yaitu :


pendidikan, yaitu : proses peningkatan pengetahuan pegawai yang biasanya
dilakukan melalui proses belajar di kelas




pelatihan, yaitu : proses peningkatan ketrampilan pegawai, biasanya dilakukan di luar
kelas atau di bengkel (workshop).

c. pelaksanaan kerja

d. pemberhentian, dibagi menjadi dua, yaitu :


pemberhentian sementara, biasanya jika seorang pegawai dikenakan sangsi atas
pelanggaran atau kesalahan yang telah diperbuatnya. Bentuknya bisa berupa
pemindahan ke tempat lain yang lebih jauh atau ke pekerjaan yang lebih sulit, atau
pemberhentian tidak bekerja untuk jangka waktu tertentu yang terbatas



pemberhentian permanen, dapat berupa pemberhentian tidak hormat, pemberhentian
terhormat atau pensiun.


2.

Organisasi
Ada tiga struktur yang lazim dikenal yaitu :
a. lini : vertikal, artinya dalam organisasi ada orang yang didudukkan sebagai ”atasan” dan
”bawahan”
b. staff : horisontal, artinya semua tenaga kerja yang ada di dalam organisasi didudukkan
dalam posisi struktural yang sama atau setara, sehingga tidak ada dalam organisasi orang
yang didudukkan sebagai ”atasan” dan ”bawahan”
c. fungsional : berdasarkan fungsi kerja dari masing-masing unsur sumberdaya manusia
yang ada. Bentuk organisasi fungsional biasanya dapat dilihat pada suatu tim kerja atau
suatu gugus tugas (team-work). Pada tim tersebut semua orang setara (tidak ada ’atasan’
– ’bawahan’) akan tetapi harus ada seseorang yang dijadikan sebagai pemimpin dalam
tim tersebut. Tim sepakbola misalnya, ada pembagian tugas yang jelas antara kiper, back,
gelandang dan striker (penyerang) akan tetapi semua pemain mempunyai kedudukan
yang sama dan kemudian ada satu orang yang ditunjuk sebagai kapten tim atau
pemimpin. Fungsi pemimpin di dalam tim ini adalah sebagai penanggungjawab
koordinasi antar semua anggota tim dalam bekerja mencapai tujuan yang diinginkan.

3.

Kepemimpinan
Mengarahkan perilaku SDM. Kepemimpinan terutama difokuskan pada SDM, dan bukan
pada SD materi di dalam satu kelompok atau organisasi. Dalam konteks kepemimpinan,
tidak dikenal adanya struktur ”atasan” dan ”bawahan”, semua anggota kelompok dianggap
sama dan seseorang dari anggota kelompok tersebut dipilih, ditentukan atau ditunjuk sebagai
pemimpin kelompok. Dalam konteks ini fungsi utama dari pemimpin adalah

mengkoordinasikan SDM agar maksimal dalam bekerja bersama mencapai tujuan yang
disepakati bersama sebelumnya.
Kepemimpinan secara umum dikenal dalam dua bentuk yaitu :
1. kepemimpinan otoriter, yaitu yang melakukan koordinasi berdasarkan perintah yang
harus dilaksanakan, baik itu melanjutkan kerja maupun memberhentikan kerja.
2. kepemimpinan demokratis, yan mendasarkan pengambilan keputusan oleh pemimpin
berdasarkan musyawarah dengan semua pihak yang dianggap terlibat dalam proses
kegiatan.
4.

Evaluasi dan Pengembangan Usaha
Evaluasi adalah Proses memonitoring, menilai hasil, dan melakukan tindak-lanjut rencana
dan kegiatan perusahaan / kelompok. Evaluasi terutama harus dilakukan jika telah terjadi
transaksi antara produsen dengan konsumen. Evaluasi dalam proses manajerial merupakan
usaha untuk membandingkan antara hasil yang kita peroleh dengan target yang telah kita
tentukan dalam proses perencanaan.
Unsur yang harus di perhatikan dalam proses evaluasi yaitu :
1.

Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
dokumen perusahaan mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki.
Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar
hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah.

2.

Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek pasar dan pemasaran hal-hal yang perlu dijabarkan adalah :
a.

Ada tidaknya pasar (konsumen calon pembeli)

b.

Jika ada, seberapa besar pasar yang ada (pasar nyata dan pasar potensial)

c.

Bagaimana peta kondisi pesaing terutama untuk produk sejenis sekarang

d.

Bagaimana perilaku konsumen (menyangkut selera dan kebiasaan)

e.

Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasar yang ada sekarang dan yang akan datang

3.

Aspek Keuangan

Dalam aspek keuangan hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biayabiaya, dan pendapatan yang akan diperoleh. Metode penilaian yang akan digunakan
antara lain :

4.



Payback Period



Average Rate of Return



Net Present Value



Internal Rate of Return



Profitability Index



Break Event Point



Serta rasio-rasio keuangan

Aspek Teknis/Operasi
Dalam aspek teknis atau operasi yang akan digambarkan secara lengkap adalah
mengenai :
a.

Lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang

b.

Penetuan layout gedung, mesin, dan peralatan, serta layout ruangan sampai pada
usaha perluasan selanjutnya

c.
5.

Teknologi yang akan digunakan

Aspek Manajemen/ Organisasi
Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu diteliti dan dinilai adalah :
a.

Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal)

b.

Pengelola usaha (manajemen) dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan dan
pengalaman)

6.

c.

Struktur organisasi yang ada sekarang, serta gambaran mengenai jabatan

d.

Rencana seperti pencapaian target, sasaran, dan tujuan

Aspek Ekonomi Sosial
Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Demikian pula, perusahaan perlu
mencantumkan dampak sosial yang ada dalam hasil penelitian.

7.

Aspek Dampak Lingkungan

Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini
karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak sangat besar terhadap
lingkungan disekitarnya.
Dampak lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :


Terhadap tanah



Terhadap air



Terhadap udara, dan



Terhadap kesehatan manusia

Sedangkan Pengembangan Usaha adalah proses memperbesar usaha yang dilakukan : skala
atau kedalamannya.
Cara pengembangan usaha ada 5 kemungkinan yaitu :
1. intensifikasi, yaitu memperdalam kerja yang sudah dilakukan sebelumnya, misalnya :
 jika berkembang, maka membuat modifikasi tanpa merubah secara total dari produk
yang telah dihasilkan sebelumnya
 jika ”bangkrut”, memanfaatkan semua jejaring yang telah dimiliki sebelumnya dan
belum dimanfaatkan secara maksimal. Misalnya dalam kondisi ”bangkrut” maka tidak
ada modal uang yang dimiliki dan kemudian pemasaran dilakukan dengan konsinyasi
yang didasarkan atas kepercayaan dalam jejaring kerja di bidang yang dikerjakan
2. ekstensifikasi, yaitu memperluas usaha yang telah ada sebelumnya baik berupa perluasan
lokasi usaha dan volumenya maupun berupa penambahan outlet (tempat) usaha
3. diversifikasi, yaitu meningkatkan keragaman dari usaha yang telah dilakukan sebelumnya
seperti membuat jenis usaha baru yang berbeda dari usaha sebelumnya
4. integrasi, yaitu memadukan usaha yang telah ada sebelumnya dengan usaha lain baik
yang memang sudah ada sebelumnya atau usaha lain yang memang baru sama sekali.
5. franchise, yaitu usaha untuk memperluas usaha tetapi tidak dengan usaha sendiri
melainkan menjual usaha kita kepada orang lain dan kemudian kita sebagai pemilik usaha
(merek) memperoleh bayaran (biasanya disebut sebagai royalty atau fee franchising)
dengan kita tetap melayani franchisee (pewaralaba) agar tetap dapat memberi pelayanan
seperti yang kita lakukan di ”pusat” atau merek kita. Cara ini sebenarnya sama seperti
kita memperluas usaha lama tetapi dengan waktu yang lebih cepat dan biaya
pengembangan yang lebih ”murah”. Franchise menjadi salah satu bentuk pengembangan

usaha jika dilihat dari sisi pemilik merek usaha (franchiser), tetapi dari segi pelaksana
franchise (franchisee, pewaralaba) maka franchise menjadi salah satu peluang usaha baru
(aspek 1 dari 9 aspek yang dibahas).
MOTIVASI
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
"dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut
Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal
yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan
membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan
dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan
dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent,
dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi
seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Gagasan dalam Berwirausaha
Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, antara lain:
1. Konsumen, yaitu wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan
konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan
mereka.
2. Perusahaan yang sudah ada, yaitu wirausahawan harus selalumemperhatikan dan
mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan
kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat
membentuk peluang baru.
3. Saluran distribusi, merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan
mereka dengan kebutuhan pasar.
4. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui
dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan

melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu
gagasan tentang usaha baru.
5. Penelitian dan pengembangan. merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau
menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Pengembangan motivasi berwirausaha dengan membuat wirausaha untuk diri
Pengembangan motivasi digunakan dalam rangka mengembangkan mental kewirausahaan
akan menghasilkan manusia yang memiliki potensi, produktif, dan tangguh dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Dengan demikian keberadaan motivasi berprestasi dapat memberikan
dorongan untuk mencapai penghargaan dan kepuasan yang mengarah pada usaha di masa datang.
Mc Clelland menggunakan istilah n-Ach (Need for Achievement) atau motivasi berprestasi yaitu
kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi; motif berprestasi ditemukan pada suatu macam
pikiran yang berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik atau melakukan sesuatu dengan
lebih baik daripada yang sebelumnya, lebih efisien dan lebih cepat, kurang menggunakan tenaga
dengan hasil baik dan sebagainya.
Witterbootom menyatakan bahwa anak yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
didapatkan pada keluarga yang orang tuanya telah melatih anaknya untuk berdiri sendiri dan
menguasai kecakapan tertentu. Namun menurut Heckhausen dinyatakan motivasi berprestasi
bukan diakibatkan dari latihan berdiri sendiri sedini mungkin akan tetapi latihan pada umur
delapan tahun. Latihan dini untuk percaya pada diri sendiri dapat membantu motif berprestasi
hanya apabila itu sesuai dengannya (Heckhausen, 1966). Di samping itu Heckhausen menerima
dan berusaha mengembangkan teori McClelland tentang motivasi berprestasi ke arah kognitif. Ia
mendefinisikan motif berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan
kecakapan-kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dan suatu ukuran
keunggulan yang dilakukan sebagai pembanding dalam melakukan aktivitas tersebut. ada dua
kemungkinan yaitu "berhasil atau gagal".

REFERENSI :
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
http://retnoengineteacher.blogspot.co.id/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_25.html

https://web.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=279269138917171&id=277368719107213&_rdc=1&_rdr
https://gurusiaga.com/qa/sebutkan-unsur-unsur-wirausaha-menurut-charlap/
http://nuripradita72.blogspot.co.id/2016/06/9-aspek-dalam-kewirausahaan.html