STUDI KOMPARASI SISTEM EKONOMI KAPITALIS

STUDI KOMPARASI SISTEM EKONOMI KAPITALIS,SOSIALIS
DAN ISLAM
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)
Dosen Pengampu : ZEIN MUTTAQIN S.E.I., M.A.

Disusun Oleh
MH Nashrudin Ridlo

14423038

Fathurrozaq

14423111

PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat kepada kita
sekalian sehingga penyusun dapat menyelesaikan proyek pembuatan makalah dengan tanpa aral suatu
apapun.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah seperti yang telah kita rasakan sekarang.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan maksimal.
Penyusun menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca.

Yogyakarta, 22 Desember 2016

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................................................................... 2
Target ........................................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
Pengertian ................................................................................................................................................. 3
Sistem Ekonomi Kapitalis ...................................................................................................................... 3
Sistem Ekonomi Sosialis ........................................................................................................................ 4
Sistem ekonomi Islam ........................................................................................................................... 5
Aspek-Aspek .............................................................................................................................................. 5
Aspek Sejarah ........................................................................................................................................ 5
Aspek Filosofi ........................................................................................................................................ 6
Aspek Kepemilikan ................................................................................................................................ 7
Aspek Mekanisme Pasar ....................................................................................................................... 7
Aspek Mata Uang .................................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 10
Kesimpulan.............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 11


ii

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem ekonomi dunia mempunyai sejarah yang sangat panjang dan berliku-liku. Teori ekonomi
sudah muncul sejakzaman Yunani kuno. Seperti yang sudah diketahui kata ekonomi berasal dari kata
oikos dan nomos yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut pertama
digunakan oleh Xenophone, seorangfilsuf Yunani. Pada masa itu pula Plato menuliskan beberapa
teori ekonomi dalam bukunya Respublika. Walaupun teori Plato yang menyinggung teori ekonomi
ini banyak diambil oleh para ilmuan, tapi ia tidak pernah terfokus membahas tentang ekonomi
secara khusus melainkan sejalan dengan pemikirannyatentang suatu bentuk masyarakat yang yang
sempurna atau sebuah utopia. Selain Plato pada masa Yunani kuno juga melahirkan seorang filsuf
yang berjasa dalam bidang ekonomi yaitu Aristoteles, yang mana ia adalah murid dari Plato.
Pada abad ke-12muncul pemikiran ekonomi baru yang dipelopori oleh kaum skolastik.
Pemikiran ekonomi skolastik mempunyai ciri khas kuatnya hubungan antara ekonomi dengan
masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini terjadi karena pemikiran ini
banyak dipengaruhi oleh gereja. Hal tersebut dibiktikan dengan banyaknya tokoh pemikir ekonomi
skolastik yang berasal dari kaum religius gereja.

Setelah pemikiran ekonomi skolastik muncul pemikiran ekonomi mazhab klasik yg dipelopori
oleh Adam Smith. Mazhab ini berpendapat bahwa kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan baik
apabila sumber-sumber daya produksi digunakan dengan seefisien mungkin. Selain itu hasil produksi
baik dalam bentuk barang dan jasa diperjualbelikan di pasaran dengan mekanisme persaingan
sempurna. Dalam pemikiran-pemikiran ekonomi klasik ini ditemukan teori-teori yang mendasari
sistem ekonomi kapitalis.Teori-teori mazhab klasik banyak dikritik dan direvisi oleh kalangan neo
klasik.
Seiring berjalanya waktu banyak terjadi kritikan-kritikan terhadap ekonomi mazhab klasik ini
karena dianggap hanya menyejahterakan segelintir orang saja dan merugikan sebagian yang lain.
Yang kemudian pada akhirnya lahirlah pemikiran ekonomi Marxisme yang dipelopori oleh Karl Marx.
Pemikiran ini sekaligus meruntuhkan teori-teori pemikiran ekonomi klasik.
Pada saat itu di sekitar abad 5 hingga 6 masehi, ekonomi islam telah dipraktekkan oleh
Rasulullah Muhammad SAW bersama masyarakat Makkah dan Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh
khulafaurrasyidin selama bertahun-tahun dan terus berlanjut hinggakejayaan islam di Turki.
Pemikiran ekonomi islam telah melahirkan peradaban besar bagi dunia. Ekonomi islam banyak
melahirkan teori ekonomi mulai dari kebijakan fiskal, kebijakan moneter, hingga mekanisme pasar.
Kehancuran Uni Soviet dalam perang dunia menenggelamkan citra pemikiran ekonomi sosialis.
Pada saat itulah pilar-pilar ekonomi kapitalis kembali muncul.Teori kapitalisme yang muncul dari
1


Barat menjadi tumpuan hampir di seluruh negara saat ini telah menimbulkan ketidakadilan
ekonomi, karena hanya menguntungkan Barat melalui hegemoni mata uang kertas dan sistem
pinjaman ribawi (Amalia:2005).Bahkan kedua teori, baik kapitalis murni maupun sosialis murni
dianggap sudah tidak mampu berkembang (Swasono:2010).Ekonomi kapitalis hanya
menguntungkan kaum-kaum elit dunia dan negara-negara yang mempunyai nilai mata uang kuat
saja. Berbagai krisis terjadi di belahan dunia.
Dari sejarah panjang ekonomi inilah penulis akan mengambil 3 aliran besar yang telah banyak
menjadi tumpuan dasar perekonomian di dunia. Aliran-aliran itu adalah ekonomi kapitalis, ekonomi
sosialis dan ekonomi islam.Ketiga sistem ekonomi tersebut tentulah memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Dalam makalah ini akan dipaparkan perbandingan-perbandingan
sistem ekonomi dari ketiga aliran tersebut mulai dari aspek sejarah, aspek filosofi, aspek mekanisme
pasar dan aspek mata uang

2. Tujuan
a. Apa pengertian system ekonomi kapitalis, sosialis dan ekonomi islam?
b. Bagaimana perbandingan aspek-aspek ekonomi dalam system ekonomi kapitalis, sosialis dan
islam?
3. Target
a. Mengetahui pengertian system ekonomi kapitalis, sosialis dan ekonomi islam
b. Memahami perbandingan aspek-aspek ekonomi dalam system ekonomi kapitalis, sosialis dan

islam

2

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
A. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi kapitalis adalah hak individu mutlak dan penuh terhadap harta dan
penggunaannya. Setiap individu mempunyai kebebasan serta hak penuh dalam mengambil
manfaat atas harta atau kekayaan sebagai alat produksi dan berusaha.
Dalam sistem ekonomi kapitalis individu bebas melakukan pekerjaan sesuai dengan
keinginannya. Dengan demikian adanya kebebasan dalam melakukan tindakan ekonomi dan
persaingan antarpelaku ekonomi terjamin secara penuh untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi individu yang bersangkutan. Negara tidak berhak ikut campur dan terlibat
langsung terhadap kebebasan tidakan ekonomi individu. Manusia bebas dalam berkreasi secara
optimal dalam melakukan produksi dan distribusi atau berusaha untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya bagi diri sendiri.
Modal atau kapital merupakan unsur atau alat dalam melakukan produksi dan kebebasan
berusaha bagi setiap individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadi secara optimal. Sebagai

koreksi dari pengalaman sistem ekonomi kapitalis tersebut maka muncullah pengaturanpengaturan yang bertujuan di satu pihak agar pengelolaan bisnid tidak menyebabkan kerugian
di masyarakat. Di lain pihak setiap pelaku bisnis diberikan kebebasan berusaha agar kreativitas
dan produktivitas manusia berjalan seiring dengan keseimbangan dan keserasian tujuan antara
pelaku dan pihak-pihak terkait di dalam kehidupan bisnis di masyarakat.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, alokasi daya ekonomi menjadi tidak dapat otimal bagi
masyarakat karena adanya ketimpangan yang makin menajam antara kelompok usaha besar
dengan kelompok usaha kecil dan menengah. Hal ini dipicu oleh karakter yang khas di dalam
sistem ekonomi kapitalis, yaitu : semangat bersaing antara pelaku ekonomi sangat tinggi dan
kebersamaan sosial menjadi lemah di antara pelaku ekonomi dalam masyarakat.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, setiap individu mementingkan diri sendiri daripada
masyarakat. Padahal prinsip-prinsip pengelolaan bisnis yang lebih profesional justru harus
memperhatikan kepentingan pihak-pihak terkait dan saling mendukung untuk bermitra kerja
dengan lingkungannya. Jadi prinsip mengutamakan kepentingan diri sendiri di dalam sistem
ekonomi kapitalis tidak dapat dibenarkan oleh etika bisnis. Aplikasi sistem ekonomi Kapitalis
justru mengalami reformasi atau penyesuaian yang cenderungan mengacu pada aplikasi etika
bisnis yang profesional.

3

B. Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi kapitalis adalah individu tidak berhak dalam kepemilikan atas harta benda
atau kekayaan serta penggunaannya. Kepemilikan atas harta dan kekayaan sepenuhnya berada
pada negara. Dalam sistem ekonomi sosialis, kepemilikan harta benda ditentukan oleh negara.
Dengan demikian hak individu terhadap sesuatu harta dan kekayaan hanya menerima sejumlah
keperluan yang ditentukan oleh negara. Oleh karena itu, segala aktivitas produksi dan distribusi
ditentukan oleh negara.
Dalam sistem ekonomi sosialis, kebersamaan sosial dan ekonomi masyarakat sepenuhnya
diatur secara penuh oleh negara. Manusia secara individu merupakan bagian dari sosial dan
secara keseluruhan dari manusia ini melakat kebersamaan dalam produksi dan ekonomi untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama secara lebih meluas. Pada sistem ekonomi
sosialis terlihat hak-hak individu benar-benar dibatasi dan tidak terdapat kesempatan yang
maksimal atau layak optimal bagi masyarakat untuk berkreasi dan untuk mengadakan kegiatan
produksi di masyarakat. Akses kepada sosial dalam sistem ini sangat kuat dan segala kebutuhan
dan keinginan masyarakat atas suatu barang atau jasa dikontrol dan diatur serta dikendalikan
oleh negara.
Prinsip etika bisnis sistem ekonomi sosialis, sebenarnya bertujuan secara umum sesuai
dengan tujuan etika bisnis yang memang cukup berat dan mengutamakan tercapainya tujuan
kesejahteraan masyarakat banyak dan secara kolektif tujuan kesejahteraan itu ingin dicapai
secara ideal atau harmonis. Akan tetapi dalam aplikasinya sistem ekonomi sosialis justru
menimbulkan distorsi-distorsi dalam alokasi sumber daya ekonomi secara maksimal bagi

masyarakat luas. Hal ini terjadi akibat para individu tidak dapat secara optimal untuk
mengembangkan diri dan kehilangan semangat dan gairah untuk meningkatkan
produktivitasnya. Dengan demikian,di dalam sistem ekonomi sosialis, individu di dalam
masyakat kurang bergairah dalam menjalankan profesionalismenya karena kepuasan yang
diterimakan oleh negara tidak layak dan penuh pembatasan yang diperlukan oleh negara
kepada mereka.
Atas dasar kerangka sistem ekonomi sosialis ini jelas menimbulkan degradasi atau
penurunan produktivitas, semangat profesionalisme masyarakat kurang tercipta dan hak-hak
individu sangat dibatasi sehingga dalam masyarakat tidak tercipta semangat optimalisasi dan
maksimalisasi penggunaan sumber daya ekonomi yang tersedia di masyarakat. Di sinilah
distorsi itu tercipta. Etika bisnis dalam hal ini jelas tidak mengarah seperti ini. Keadilan dan
alokasi sumber daya secara optimal tidak mesti dikendalikan secara ketat oleh negara yang
oleh sistem ekonomi sosialis terkesan membelenggu produktivitas sumber daya ekonomi.
Justru etika bisnis menekankan produktivitas yang tinggi dengan pemberian alokasi sumber
daya ekonomi secara adil dan layak bagi yang pantas menerima sesuai dengan prestasi dan
peran yang dilakukan oleh masing-masing pemilik sumber daya ekonomi.

4

C. Sistem Ekonomi Islam

Sebenarnya tidak ada definisi ekonomi Islam baku yang digunakan sebagai pedoman
umum yang menjadikan secara pasti. Beberapa ekonom Islam berusaha untuk
mendefinisikan akan tetapi tidak lepas dari konteks permasalahan-permaslahan ekonomi
yang mereka hadapi sehingga ada kesan telah terjadi perbedaan pendapat dalam
menentukan definisi ekonomi Islam. Yang dimaksud dengan sistem ekonomi Islam adalah
ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari -hari bagi
individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun pemerintah/penguasa dalam rangka
mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang
dihasilkan tunduk dalam peraturan-peraturan/perundang-undangan Islam (Sunnatullah).
Sedangkan menurut Muhammad Abdul Manan mendefinisikan ekonomi Islam sebagai
upaya untuk mengoptimalkan nilai Islam dalam kehidupan ekonomi masyarakat, ekonomi
Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat
yang diilhami oleh ekonomi Islam. Hal senada pula dengan M. M. Metwally mengatakan
bahwa yang dimaksaud dengan ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang
perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat yang mengikuti Al Quran , hadits
nabi, ijma dan qiyas. Dengan demikian, sumber terpenting peraturan/perundang-undangan
perekonomian Islam adalah Al Quran dan Sunnah.

2. Aspek-Aspek
A. Aspek Sejarah

Ekonomi islam telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW sejak 569-632 Masehi bersama
masyarakat Mekah dan Madinah, kemudian dilanjutkan oleh Khulafaurrasyidin yang membangun
pemerintahan selama 29 tahun,dari 632-661 masehi. Kemudian terus dipraktekkan oleh dinastidinasti islam setelah sepeninggalan Khulafaurrasyidin hingga kejayaan Islam di Turki. Sejarah
pemikiran ekonomi islam telah melahirkan peradaban besar yang berpengaruh di dunia. Ekonomi
islam telah mempraktikkan kebijakan fiscal, kebijakan moneter, pengelolaan anggaran Negara
hingga mekanisme pasar sejak zaman Rasulullah SAW hingga masa kejayaan islam di Turki (Amalia:
2005)
Tokoh-tokoh pemikir ekonomi antara lain adalah Abu Yusuf (182-798). Dia telah menggagas
teori kebijakan fiskal, keuangan publik, hi gga eka is e pasar. I a Yahyâ Ib ‘U ar (
-289H),
seorang tokoh ekonom yang mengupas masalah penetapan harga dan penimbunan. Imam Ghazali
(450-505 H), ulama besar yang mengungkap persoalan mata uang, pasar, dan pajak. Ada juga Ibn
Khaldun (732-808 H), seorang ulama besar yang banyak mengkaji tentang pengangguran, keuangan
publik, hingga perdagangan internasional. Masih banyak lagi ulama-ulama yang berkontribusi dalam
bidang ekonomi, sehingga menopang kebangkitan peradaban Islam masa lalu.
Teori ekonomi kapitalis diciptakan oleh Adam Smith pada tahun 1776 M. Setelah system
ekonomi kapitalis sempat runtuh, Sistem ekonomi sosialis yang dipelopori Kar Tentul Max muncul
5

menggantikannya. Setelah Uni Soviet runtuh, Sistem ekonomi kapitalis menggantikannya lagi. Masa
–masa itu jauh setelah munculnya para ekonom muslim yang mampu melampaui zamannya.
Mereka telah mengungkapkan ide-ide besar untuk mengatasi segala persoalan ekonomi yang
muncul di masyarakat. Apalagi dibandingkan dengan teori ekonomi sosialis. Tentu Islam lebih
dahulu dan lebih mampu menyelesaikan persoalan ekonomi, karena teori ekonomi sosialis sudah
dianggap runtuh seiring runtuhnya Uni Soviet.
B. Aspek Filosofi
Teori-teori ekonomi muncul karena ketidakseimbangan antara tersedianya sumberdaya dan
keinginan manusia. Kesejahteraan dan eksistensi manusia di dunia menuntut agar mencari solusi
dari persoalan tersebut (Muslim:2012). Maka muncul pelbagai macam teori ekonomi, seperti teori
kapitalis ,teori sosialis dan teori ekonomi Islam.
Dari aspek filosofi ketiga teori ini pasti memiliki perbedaan. Sumber hokum islam adalah Alquran dan Hadits. Alquran dan hadits memiliki nilai universal yang tidak hanya berisi kaidah
ekonomi, namun segenap deimensi kehidupan manusia (Muslim:2012). Sedangkan ekonomi
kapitalis dan sosialis berasal dari pemikiran-pemikiran masing-masing aliran. Contohnya kapitalis
berasal dari Adam Smith dan sosialis berasal dari pemikiran Karl Max. Pemikiran ekonomi kapitalis
dan komunis semuanya bersumber dari pemikiran manusia. Pemikiran-pemikiran tersebut
dipengaruhi oleh asumsi-asumsi pemikirnya. Sedankan asumsi-asumsi pemikirnya bersumber dari
latar belakang yang mempengaruhi mindset bepikir mereka. System ini dapat dipahami ketika
berada di situasi dimana system ekonomi ini muncul. System ekonomi sosialis pun bertumpunya
kepada kekuasan, artinya segala kegiatan ekonomi semuanya diatur penuh oleh Negara. Semua ini
merupakan hasil pemikiran manusia. Berbeda dengan pemikiran-pemikiran ekonomi islam yang
segala sumbernya berdasarkan wahyu ilahi.
Dasar pemikiran ekonomi islam diilhami dari Alquran dan hadits yang berasal dari wahyu Allah
SWT, sedangkan teori ekonomi kapitalis dan sosialis adalah hasil dari pemikiran manusia. Maka
system-sistem ekonomi ini jelas berbeda. Walaupun ada yang menganggap bahwa urusan ekonomi
adalah urusan dunia yang diserahkan kepada manusia, namun kebebasan manusia untuk
menciptakan peradaban ekonomi yang baik tentu tidak boleh melanggar pokok-pokok aturan dari
Allah SWT.
Karena sumbernya adalah wahyu maka segala aktivitas ekonomi Islam harus bersifat
pengabdian kepada Allah Swt.. Hal itu berbeda dari kegiatan ekonomi dalam sistem yang dihasilkan
oleh pemikiran manusia. Teori kapitalis sangat mendewakan individualisme. Sehingga teori ini
menonjolkan rasiona-lisme dan materialisme. Yang menjadi pedoman ajarannya adalah bebas
berbuat dan bebas bertindak. Teori kapitalis mengajarkan bahwa kesuksesan ekonomi ditentukan
oleh diri sendiri atau disebut anthropocentrismindivi-dualism. Sedangkan ekonomi sosialis
menggantungkan semuanya kepada negara.
Konsep dalam teori ekonomi Islam adalah kalau manusia mau sukses, maka dia harus berusaha
untuk mendapatkan karunia dari Dzat Yang Mahakuasa dan Maha Penentu. Oleh karena itu dalam
6

Islam yang menjadi penentu bagi berhasil atau tidaknya seseorang, hal itu tidak bisa terlepas dan
dilepaskan kaitannya dengan kehendak-Nya. Manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, maka
tidak boleh terlepas dari aturan yang menjadikannya khalifah. Demikian juga dalam hal mencari dan
mengumpulkan harta, teori kapitalis tidak membatasi cara manusia untuk mengumpulkan harta,
namun Islam membatasinya dengan jalan yang baik dan tidak melanggar aturan-aturan Allah Swt.

C. Aspek Kepemilikan
Teori kapitalis mengajarkan bahwa harta yang sudah diperoleh mutlak menjadi hak milik pribadi.
Karena mendapatkannya dari usaha sendiri maka untuk menggunakannya juga bebas atas
kemaunnya sendiri. Berbeda dengan ekonomi kapitalis, dalam ekonomi sosialis mempunyai konsep
kepemilikan yang berbeda, yaitu semua yang ada di wilayahnya merupakan hak milik Negara.
Sedangkan Islam mengajarkan bahwa pemilik mutlak harta adalah Allah Swt. Manusia
hanyalahsebagai pemegang amanah untuk mengelola dan memanfaatkan untuk kesejahteraan
bersama.
Hak milik dalam ekonomi Islam terikat dengan aturan yang ditetapkan oleh syariat. Jadi
kepemikan dalam Islam tidaklah mutlak namun nisbi. Jika kita merujuk kepada nas Alquran yang
menyatakan bahwa semua yang ada dilangit dan bumi adalah milik Allah Swt. Maka kita bisa
menyimpulkan bahwa semua harta bahkan kita sendiri adalah milik Allah. Jika seluruh harta adalah
milik Allah, maka manusia hanyalah diberi mandat untukmenggunakan dan memanfaatkan saja.
Sebagai khalifah di muka bumi, maka manusia terikat dengan ketentuan yang ditetapkan Allah. Allah
SWT telah memberikan kuasa kepada manusia untuk memanfaatkannya. Hal ini bukan berarti
bahwa Islam tidak mengakui hak milik kekayaan, namun hak milik tersebut tersebut terikat oleh
aturan-aturan untuk kepentingan orang banyak dan tidak membahayakan orang lain.
D. Aspek Mekanisme Pasar
Paradigma teori ekonomi kapitalis adalah kebebasan individu sehingga instrument atau alat
yang mereka junjung tinggi untuk tegaknya nilai-nilai kebebasan dan kepemilikan individual tersebut
adalah mekanisme pasar bebas. Hal ini berarti bahwa pemerintah tidak boleh ikut campur dalam hal
pasar. Sedangkan dalam teori ekonomi Islam mengenalkan sebuah lembaga yang bernama hisbah.
Yaitu sebuah lembaga pemerintah yang berkewajiban mengawasi kebijakan pasar agar tetap
berjalan untuk kemaslahatan umat bukan hanya untuk segelintir orang. Dalam aspek investasi, teori
ekonomi kapitalis meletakkan dasar investa-sinya pada riba atau interest. Di mana akibat yang
muncul dari sistem ini adalah banyaknya spekulasi dan tidak terkait dengan sektor riil dengan sektor
keuangan. Sehingga banyak uang beredar di dunia maya, justru tidak beredar di sektor riil.
Sedangkan teori ekonomi Islam mengaharamkan riba dan menggantinya dengan sistem bagi hasil. Di
mana sistem ini tidak akan menzalimi pihak lain dalam berbisnis.
Dalam teori ekonomi kapitalis mekanisme pasar didasarkan pada prinsip pasar bebas dengan
pengawasan atau free market with supervision. Artinya, pemerintah hanya mengawasi saja tidak
7

boleh ikut campur. Pemerintah hanya sebagai penonton. Sedangkan dalam ekonomi Islam masih
mengakui pasar bebas tapi harus diatur mekanismenya. Mekanisme tersebut akan diatur oleh
lembaga hisbah. Dalam beberapa kasus pasar yang mengalami gejolak yang tidak normal maka
pemerintah harus ikut menyelesaikannya. Umer Chapra menyatakan bahwa sistem pasar bebas
telah merealisasikan kemakmuran dalam perekonomian Barat. Akan tetapi, kemakmuran itu tidak
menunjukkan hubungan baik antara kepentingan sosial dan individu. Artinya tidak bisa menciptakan
pemerataan kemakmuran.
Dalam ekonomi sosialis semua peraturan pasar serta mekanismenya telah diatur oleh
pemerintah. Laba-laba usaha dalam perindustrian semuanya diatur oleh pemerintah pusat. Hal ini
sangatlah jauh berbeda jika dibandingkan dengan system kapitalis yang dalam mekanisme pasarnya
menerapkan pasar bebas.
Sistem pasar bebas telah gagal merealisasikan pemerataan. Kemakmuran yang terjadi tidak
berhasil menghapuskan kemiskinan atau pemenuhan kebutuhan pokok bagi setiap orang. Justru
ketidakmerataan pendapatan dan kekayaan justru semakin meningkat. Di samping itu, tingkat
ketidakstabilan ekonomi dan peningkatan jumlah pengangguran telah menambah beban kesulitan
bagi si miskin. Ini menunjukkan bahwa efisiensi berkeadilan dan pemerataan masih terabaikan,
meskipun pembangunan mengalami kemajuan yang sangat cepat dan pertumbuhan yang luar biasa
dalam kekayaan. Tanpa pengawasan dari negara, pendapatan tidak bisa didistribusikan secara
merata. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang diawasi oleh negaralah yang akan memberi
keadilan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Islam mengakui intervensi pemerintah
dalam batas-batas tertentu, sebagaimana diterangkan dalam Hadis tentang tiga hal yang tidak boleh
dikuasai oleh individu, yaitu: api (sumber energi), rumput (sumber daya alam), dan air.
Dalam teori ekonomi Islam, kekayaan harus distribusikan secara adil dan merata. Islam sangat
mengecam harta hanya bergulir di kalangan orang-ora g borjuis. Isla
e e ta g ko sep ‚ya g
kaya aki kaya, ya g iski
aki
iski ‛ ya g e jadi jargon ekonomi kapitalis. Walaupun
ekonomi kapitalis memiliki konsep pendistribusian harta melalui konsep pajak, namun konsep
tersebut terbukti menzalami banyak orang. Islam telah memberikan solusi untuk mendistribusikan
kekayaan tersebut dengan banyak jalan, yaitu zakat, infak, sedekah, wakaf, dan hibah. Konsep yang
ditawarkan Islam ini lebih adil dan tidak menzalimi orang lain.

E. Aspek Mata Uang
Uang adalah faktor utama dalam dunia ekonomi. Nilai mata uang yang stabil sangat
menentukan pertumbuhan ekonomi. Jika nilai mata uang runtuh maka sendi-sendi ekonomi juga
akan mengalami keruntuhan. Walapun masih diperselisihkan, Islam telah menggunakan mata
uangnya berupa dinar dan dirham. Dinar dan dirham diakui sebagai mata uang yang tidak
terpengaruh secara signifikan jika terjadi inflasi. Dinar dan dirham telah digunakan sebagai mata
uang resmi sejak zaman Romawi hingga kejayaan Islam di Turki. Namun, sejak AS menetapkan uang
dolarnya sebagai uang dunia, dinar dan dirham mulai hilang dalam kegiatan ekonomi. Uang kertas
8

yang disebut flat money telahmenggantikan dinar dan dirham. Ternyata, uang kertas tersebut
membuat ekonomi dunia menjadi hancur dengan sering terjadinya krisis keuangan hampir di setiap
negara. Nilai mata uang yang berbasis kertas semakin hari semakin tidak bernilai. Nilai uang satu
juta rupiah sekarang lebih rendah dari nilai satu juta setahun kemudian. Hal ini membuktikan bahwa
nilai mata uang berbasis kertas tidak bernilai.
Beberapa tokoh ulama salaf dan tokoh ekonom modern menggagas kembalinya penggunaan
mata uang berbasis emas dan perak. Ide itu muncul karena kegagalan mata uang kertas dalam
mempertahankan nilainya. Inflasi yang terjadi hampir sepanjang masa, menggugah mereka untuk
kembali ke mata uang yang nilai intrinsiknya sama dengan barangnya. Dalam hal pencetakan uang,
segala system ekonomi yang berhubungan dengan mata uang, dalam system ekonomi sosialis
sudah diatur dalam Negara dan harus ditaati seluruh warganya. Dalam aspek mata uang, ekonomi
kapitalis tidak mendasarkannya pada sektor riil. Sedangkan ekonomi Islam, pencetakan uang harus
didasarkan pada kebutuhan sektor riil. Jika kegiatan sektor riil berjalan, maka uang atau modal baru
diciptakan. Berbeda dengan ekonomi kapitalis, uang dicetak untuk menciptakan kerja, sehingga
terjadi gelembung ekonomi, di mana uang banyak tapi sepi investasi.

9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam sistem ekonomi kapitalis individu bebas melakukan pekerjaan sesuai dengan
keinginannya. Dengan demikian adanya kebebasan dalam melakukan tindakan ekonomi dan
persaingan antarpelaku ekonomi terjamin secara penuh untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi individu yang bersangkutan. Negara tidak berhak ikut campur dan terlibat
langsung terhadap kebebasan tidakan ekonomi individu. Manusia bebas dalam berkreasi secara
optimal dalam melakukan produksi dan distribusi atau berusaha untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya bagi diri sendiri.
Dalam sistem ekonomi sosialis, kebersamaan sosial dan ekonomi masyarakat sepenuhnya
diatur secara penuh oleh negara. Manusia secara individu merupakan bagian dari sosial dan
secara keseluruhan dari manusia ini melakat kebersamaan dalam produksi dan ekonomi untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama secara lebih meluas. Pada sistem ekonomi
sosialis terlihat hak-hak individu benar-benar dibatasi dan tidak terdapat kesempatan yang
maksimal atau layak optimal bagi masyarakat untuk berkreasi dan untuk mengadakan kegiatan
produksi di masyarakat. Akses kepada sosial dalam sistem ini sangat kuat dan segala kebutuhan
dan keinginan masyarakat atas suatu barang atau jasa dikontrol dan diatur serta dikendalikan
oleh negara.
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhidsebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan
kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah SAW
sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah. Jika
Sebelumnya sering didengar tentang sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi liberalis.

10

DAFTAR PUSTAKA
Buchori Muslim, Muhammad, Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Kapitalis, Jakarta: Al-Iqtishad,
2012.
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta: Pustaka
Asatruss, 2005.
Swasono, Sri Edi, Ekspose Ekonomi Mewaspadai Globalisasi dan Pasar Bebas, Yogyakarta: Pustep-UGM,
2010.
Budi, Untung,. Hukum dan Etika Bisnis, Yogyakarta: CV Andi Offset , 2012.
Suhrawardi K, Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
Grossman, Gregory dkk, Sistem-Sistem Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara, 1987.
Winardi, Kapitalisme Versus Sosialisme, Bandung: CV. Remadja Karya, 1986.
Saksono, Gatut, Neoliberalisme vs Sosialisme, Yogyakarta: Forkoma PMKRI, 2009.
Al-Assal, Ahmad Muhammad, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1999.
Sakti, Ali, Ekonomi IslamJawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta: Aqsha Publishing, 2007.

11