Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan

Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks Pendidikan Nasional
(UU RI 20/2003)

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradatan bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(PS 3 UU RI no 20 thn 2003).
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negaraan yang demokratis dan bertanggung jawab. (PS
3 UU RI no 20 thn 2003).

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah, wajib membuat:


Pendidikan agama



Pendidikan kewarganegaraan




Bahasa
(Pasal 37 ayat 1 UU no 20 tahun 2003)

Kurikulum pendidikan Tinggi, wajib memuat:


Pendidikan agama



Pendidikan kewarganegaraan



Bahasa
(Pasal 37 ayat 1 UU no 20 tahun 2003)

Penjelasan Pasal 37 ayat (1) UU RI no 20 thn 2003: Pendidikan negaraan dimaksudkan untuk
membuat peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air:

Masyarakat madani, masyarakat yang dari hari ke hari menjadi nsemakin baik.

Kompetensi pendidikan kewarganegaraan di PT. bertujuan untuk menguasai :


Kemampuan berfikir



Bersikap rasional, dinamis



Berpandangan luas sebagai manusia intelektual.

Mengantarkan mahasiswa selaku warga Negara, memiliki :
a.Wawasan kesadaran bernegara, untuk :
- Membela Negara
- Mencintai tanah air
b. Wawasan kebangsaan, untuk kesadaran berbangsa dan mempunyai ketahanan nasional.

c. Pola pikir, sikap yang menyeluruh , menyatu pada seluruh aspek kehidupan nasional.
Latar belakang pendidikan kewarganegaraan:


Sepanjang perjalanan sejarah bangsa Indonesia mengalami pasang surut bangsa Indonesia
mengalami pasang surut , mengalami kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan
zamannya.



Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi bangsa Indonesia dengan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang di landasi oleh jiwa, tekad dan semangat
kebangsaan.



Kesemuanya itu tumbuh menjadi kuat yang mampu mendorong proses terwujudnya
NKRI.




Semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tak kenal menyerah merupakan kekuatan
mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku heroic dan patriotik
(kepahlawanan dan cinta tanah air) yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara NKRI.



Nilai-nilai perjuangan bangsa masih sesuai dalam memecahkan setiap permasalahan
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta sudah terbukti keandalannya.



Globalisasi yang diwarnai perkembangan IPTEK membuat dunia menjadi transparan
(“BORDERLESS COUNTRY”)



Oleh sebab itu isu globalisasi akan pengaruhi struktur kehidupan (pola pikir, sikap dan
tindak), masyarakat.




Untuk menghadapi globalisasi dalam mengisi kemerdekaan, diperlukan perjuangan non
fisik sesuai bidang profesi masing-masing, perjuangan ini harus dilandasi nilai
perjuangan bangsa Indonesia.

FILSAFAT
Pengertian filsafat : secara etimologis merupakan padanam kata falsafah (arab) dan
philosophy (inggris) yang berasal dari bahasa yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata philos atau philein yang berarti kekasih , sahabat,
mencintai dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan dan pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harfiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat
atau mencintai pengetahuan.
Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang
bermacam-macam yang berbeda satu dari yang lainnya.
istilah philosophos pertama kali digunakan oleh phythagoras.
Ketika phythagoras ditanya , apakah engkau seorang yang bijaksana ?
Dengan rendah hati pyhthagoras menjawab, ‘saya hanyalah philosophos, yakni orang yang
mencintai pengetahuan.


Ada dua (2) pengertian filsafat , yaitu :


Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup,
dan dalam arti praktis.



Ini berarti filsafat pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Pancasila


Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideology pancasila.




Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang pancasila sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa , dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.



Pancasila dikatakan sebagai filsafat , karena pancasila merupakan hasil permenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father (bapak Pembina) kita,
yang dituangkan dalam suatu system.



Filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat
dari pancasila.

Pancasila sebagai sesuatu sistim pancasila


Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat.




Yang dimaksud sistem adalah kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan , saling
bekerjasama untuk tujuan tertentu dengan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.



Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Artinya , antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan , dan saling
berhubungan. Pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila , yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan dengan tuhan , dengan diri sendiri, dengan sesama,
dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Ciri-ciri filsafat pancasila itu antara lain :
 Sila – sila pancasila merupakan satu-kesatuan system yang bulat dan utuh. Dengan kata
lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka
itu bukan pancasila.
 Susunan pancasila dengan suatu sistim yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut :



Sila 1, meliputi mendasari dan menjiwai sila 2,3,4, dan 5.



Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan 5.



Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2 dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5.



Sila 4, diliputi , didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari dan menjiwai sila 5 .



Sila 5 diliputi , didasari , dijiwai sila 1, 2, 3, 4.


Inti sila-sila pancasila meliputi :


Tuhan, yaitu sebagai kausa prima



Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk social.



Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri



Rakyat , yaitu unsur mutlak Negara, harus bekerja sama dan gotong royong.



Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.


Dalam filsafat pancasila , disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu dasar , nilai instrumental, dan
nilai praktis.


Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai
sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan , dan nilai
keadilan.



Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang
selanjutnya akan terikkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaganya
Negara.



Nilai praksis , adalah nilai yang sesungghnya kita laksanakan dalam kenyataan . nilai ini
merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup
dalam masyarakat.

Nilai-nilai dalam pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang
mendasari nilai instrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berdansa, dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara.


Pengertian ideologi : berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harafiah ideologi berarti ilmu
tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai
sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Ideologi yang
semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai
seperangkat nilai/pemikiran yang oleh seseorang / sekelompok orang menjadi suatu
pegangan hidup.



Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti(1999) ada dua, yaitu:
sebagai tujuan / cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat , dan
sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang
terjadi dalam masyarakat.



Pancasila sebagai ideologi mengandung mengandung nilai-nilai yang berakar pada
pandangan hidup bangsa dan filsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai
suatu ideologi terbuka.



Sumber semangat yang menjadikan pancasila sebagai ideologi adalah terdapat dalam
penjelasan UUD 1945 : “ terutama bagi Negara baru dan Negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya, mambuat, mengubah dan mencabutnya.

Faktor pendorong keterbukaan ideologi pancasila


Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang
berkembang secara cepat.



Pengalama sejarah politik masa lampau.



Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar pancasila yang bersifat abadi
dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.

Sekalipun pancasila sebagai ideologi, namun ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar,
yaitu :


Stabilitas ( keseimbangan) nasional yang dinamis



Larangan terhadap ideologi komunisme



Mencegah berkembangnya paham liberalism (paham bebas)



Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan bermasyarakat.

Makna pancasila sebagai ideologi bangsa


Makna pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaran
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
berkeutuhan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan, dan yang
berkeadilan.



Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif
penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila meruupakan
nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

Identitas Nasional

Identitas berasal dari kata identity berarti ciiri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang/sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan Nasional menunjuk
pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama,
bahasa, maupun nonfisik seperti , keinginan, cita-cita , dan tujuan. Jadi, identitas nasional adalah
identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif
yang diberi sebutan nasional.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah “
manifestasi (penjabaran) nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas , dan dengan yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap sesuai
dalam kondisi terkini yang berkembang dalam masyarakat.



Parameter Identitas Nasional



Parameter artinya suatu ukuran / patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan
sesuatu itu menjadi khas.



Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yyang digunakan untuk menyatakan
bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa.

Indikator Identitas nasional itu antara lain :


Pola perilaku yang Nampak dalam kegiatan masyarakat adat istiadat , tata kelakuan,
kebiasaan.



Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan Negara : bendera, bahasa, lagu
kebangsaan.



Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.



Tujuan yang dicapai suatu bangsa : Budaya Unggyul, Prerstasi dibidang tertentu.

Demokrasi
Secara etimologis Demokrasi berasal dari kata yunani "Demos" berarti Rakyat dan
"Kratos/Kraten" yang artinya berarti Kekuasaan/Berkuasa .
Menurut Abraham Lincoln Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat .
Demokrasi berarti pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat baik langsung maupun tidak
langsung, melalui perwakilan setelah (Melalui proses pemilu yang langsung, Umum, Bebas,
Rahasia, Jujur dan Adil) .
Pelaksanaan demokrasi dibedakan menjadi :
 Demokrasi Langsung : Suatu demokrasi yang dimana rakyat secara langsung
menggunakan haknya dalam menetapkan kebijakan publik .
Contoh : Pemilu
 Demokrasi Tidak Langsung : Rakyat menggunakan hak-haknya melalui orang-orang
yang dipercaya .
Contoh : Keputusan yang diambil oleh anggota MPR, berasal dari aspirasi rakyat .
Sejumlah syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis yakni sebagai :
a. Perlindungan konstitusional (Secara hukum)
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak .
c. Pemilihan umum yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat (berkumpul)
f. Pendidikan kewarganegaraan
Sanusi (1999) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi indonesia yang dikenalpula dengan
"The Ten Pilars Of Indonesian Consitutional Democracy" berdasarkan pilsapat pancasila dan
UUD 1945, sebagai berikut :


Demokrasi berdasarkan ketuhanan yang maha esa



Demokrasi berdasarkan Hak Asasi Manusia



Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat



Demokrasi berdasarkan otonomi daerah



Demokrasi berdasarkan supremasi hukum



Demokrasi berdasarkan kesejahteraan rakyat



Demokrasi berdasarka keadilan social

3 faktor yang mempengaruhi penegakkan demokrasi konstitusional disuatu negara mennurut
Bahmueller :
1. Faktor Ekonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan faktor yang sangat penting dalam perlaksanaan
demokrasi disuatu negara tertentu. Namun bukan berarti negara-negara miskin tidak dapat
menerapkan demokrasi dan negara yang selalu demokratis. Kesejahteraan masyarakatlah yang
umumnya menjadi faktor utama untuk menentukan suatu negara demokratif atau tidak.
Beberapa alasan faktor ekonomi merupakan faktor utama bagi negara demokratis :


Pertumbuhan ekonomi akan dapat mencerdaskan masyarakat dan masyarakat yang cerdas
merupakan kriteria dan bahkan menjadi syarat suatu masyarakat demokratis.



Pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan proses urbanisasi. Hal ini menunjukkan
indikator keberhasilan demokratisasi. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa
kekota. Pertumbuhan kota dapat mendorong pengembangan masyarakat madani (Civil
Society) yang otonom dan memiliki kebebasan yang menunjukkan indikator keberhasilan
demokratisasi.

2. Faktor sosial politik
Faktor penting berkaitan dengan pembangunan demokrasi suatu negara adalah masalah perasaan
kesatuan nasional atau identitas sebagai bangsa.
3. Faktor budaya kewarganegaraan dan sejarah Bahmueller (1996)
Mengungkapkan hasil temuan Robert Putnam, menyimpulkan bahwa daerah-daerah yang
memiliki tradisi kuat dalam nilai-nilai kewarganegaraan menunjukkan tingkat efektifitas paling
tinggi dalam upaya pembanguna demokrasi.
Henry B. Mayo menyatakan bahwa demokrasi yang didasari oleh beberapa nilai, yakni :
1. Menyelesaikan perselisiahan secara damai dan secara melembaga.
2. Menajamin terselengaraannya perubahan secara damai didalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3. Menyelenggaraka pergantian pimpinan secara tertentu.
4. Membatasi penggunanaan kekerasan sampai batas minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragam pendapat dalam masyarakat.
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga sebagai
berikut :


Pemerintahan yang bertanggung jawab



Suatu dewan perwakilan rakyat yang memiliki golongan-golongan dan kepentingankepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui pemilihan umum.



Suatu organisasi politik yang mencangkup satu atau lebih partai politik



Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.



Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahanakan
keadilan.

Sistem dan praktik demokrasi diindonesia
Pendiri negara indonesia memilih demokrasi menjadi pilihan politik yang diyakini
sebagai salah satu bentuk sistem politik terbaik untu mencapai efektifitas penyelenggaraan
pemerintah negara. Namun praktik kehidupan demokrasi masih mengalami pasang surut seiring
dengan arah dinamika pembangunan politik yang masih dalam proses menentukan format
sisitem politik ideal yang sesuai dengan cita-cita demokrasi. Praktik kehidupan demokrasi
diindonesia sering terkecoh pada politik yang kelihatannya demokratis, tetapi dalam praktiknya
berwujud otoriter. Hal ini terlihat ketika UUD 1945 ditetapkan kembali melalui Dekrit presiden 5
juli 1959, dan bertekad untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Akan tetapi, pelaksanaanya belum dapat terwujud demokrasi terpimpin (1959-1966)
karena pemerintahan (Orde lama) waktu itu cenderung memusatkan kekuasaannya pada presiden
saja, yang akhirnya indonesia diakhiri tahun 1965 berada diambang kehancuran, baik secara
politik, ekonomi, sosial buadaya, serta pertahanan keamanan. Selain itu juga pada rezim
Soeharto (Orde baru), yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan pada diri presiden. Telah
membawa bangsa indonesia diambang krisis multidimensi dan akhirnya orde baru jatuh tahun
1998. Dan akhirnya dikeluarkan UU. No. 22 tahun 1999 yang lebih menekankan pada otonomi
luas. Hingga lahirnya reformasi yang pada dasarnya merupakan gerakan kesinambungan yang
merefleksikan komitmen bangsa indonesia yang secara rasioanal dan sistematis untuk bertekad.

Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Negara Hukum :


Secara terminologi berasal dari kata “Rechtsstaat” atau “Role Of Law”.



Penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara yang didasarkan atasnhukum.



Dasar yuridis negara indonesia sebagai negara hukum tertera dalam pasal 1 ayat (3) UUD
negara RI 1945 (amandemen ke-3).



Konsep negara hukum mengarahkan pada terciptanya kehidupan demokratis, dan
terlindungi hak asasi manusia, serta kesejahteraan berkeadilan.



Dasar yuridis lainnya bagi negara hukum indonesia dalam arti material, yaitu bab: XIV
pasal 33 & pasal 34 UUD negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggung
jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

Ciri-ciri negara Hukum :
1. HAM terjamin oleh undang-undang
2. Supremasi hukum
3. Pembagian kekuasaan demoi kepastian hukum
4. Kesesamaan kedudukan didepan hukum
5. Kebebasan dalam menyatakan pendapat
6. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak

Makna Negara Indonesia Sebagai Negara Hukum :


Hukum Nasional indonesia harus tampil akomodatif , adaptif, dan progresif.



Akomodatif = mampu menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis.



Adaptif = mampu menyesuaikan dinamika perkembangan zaman sehingga tidak pernah
usang.



Progresif = selalu berorientasi kemajuan , perspektif masa depan.

Tujuan Negara Hukum dan Ham :



Tujuan pokok negara hukum yakni melindungi hak asasi manusia (HAM) dan
menciptakan kehidupan bagi negara yang demokratis.



Perlindungannya terhadap HAM diindonesia secara yuridis tertuang dalam UUD 45

Wawasan Nusantara

1. Munculnya konsep wawasan nusantara karena karakteristik indonesia sebagai negara
kepulauan .
2. Hal lainnya disebabkan oleh aspek sejarah perjuangan bangsa, aspek philosofis pancasila
sebagai ideologi negara serta jati diri bangsa indonesia.

Pengertian wawasan nusantara
Suatu cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari
dasar filsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.

Faktor kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara :
1. Asas kepulauan
Pulau-pulau dan kelautan yang menjadi satu kesatuan.
2. Kepulauan indonesia
Indonesia terdiri dari banyak pulau

Geopolitik
Geopilitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasioanal dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiha tentang
kondisi geografis.
Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi wawasan nusantara.
Tujuan wawasan nusantara

-

Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional yaitu politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

-

Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah,
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan social serta mengembangkan suatu kerja sama dan saling
menghormati.

Manfaat wawasan nusantara
-

Diterima dan diakuinya konsepsi wawasan nusantara di forum internasional

-

Pertambahan luas teritorial wilayah

-

Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan sumber daya yang besar bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat

-

Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah
nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia

-

Wawasan nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional

Geostrategi
Geostrategi adalah suatu cara/ pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan
untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
Ketahanan nasional sebagai geostrategic bangsa Indonesia memiliki pengertian bahwa
konsep ketahanan nasional merupakan pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Wujud/wajah ketahanan nasional
-

Ketahanan nasional sebagai kondisi

-

Ketahanan nasional sebagai metode

-

Ketahanan nasional sebagai doktrin

Pembelaan Negara
Membela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.
-

Pasal 27(3) UUd 45 menyebutkan: setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pembelaan negara.

-

Pasal 30(1) UUD 45 menyebutkan: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

-

Pasal 9 ayat(1) UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara disebutkan: setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara.

Nasionalisme dan Bela Negara
-

Nasionalisme Primordial

Setia kepada Raja, Daerah, Golongan, Suku dan Agama
-

Nasionalisme Modern

Setia kepada Citanos dan Tunas
Hak dan Kewajiban
Pasal 27(3) UUD 1945 => Bela negara
Pasal 30(1) UUD 1945=> Ikut usaha hankamneg

Bela Negara
UUD 1945 Pasal 30: UU29/1954 Pokok-pokok perlawanan Rakyat Tap MPR No.
IV/MPR/1973 GBHN -> wasnus dan Tahnas UU20/1982 ketentuan-ketentuan pokok hanneg RI
-> PPBN, UU 2/1989 Sisdiknas Pasal 39 Kurdik ->Kewarganegaraan.
UUD 1945 Pasal 27 dan 30 (Amandemen) UU 3/2002 Sishaneg UU 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menetapkan kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat
Pendidikan Agama, pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia. UU34/2004 TNI.
UU3/2002 Pertahanan Negara
Sistem pertahanan negara -> ancaman militer -> TNI sebagai komponen utama, didukung
komponen cadangan dan komponen pendukung.
Sistem pertahan negara -> ancaman nonmiliter ->Lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sebagai unsur utama yang utama yang di sesuaikan dengan bentuk dan sifat ancaman, di dukung
unsur” lain dr kekuatan bangsa.
Sishaneg melibatkan seluruh komponen pertahanan negara(komponen utama, komponen khusus
dan komponen pendukung).
Berbeda dengan komponen kekuatan Hankanmeg (UU No 20 Tahun 1982 tentang ketentuanketentuan pokok Hankaneg RI) -> terdiri atas komponen dasar, komponen khusus dan komponen
pendukung.
Perbedaan lain -> TNI saja yang ditetapkan sebagai komponen utama sedangkan cadangan TNI
dimasukkan sebagai komponen cadangan. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan
penyelenggaraan pertahanan negara sesuai dengan aturan hokum internasional yang berkaitan
dengan prinsip pembedaan perlakuan terhadap kombatan dan non kombatan, serta untuk
penyederhanaan pengorganisasian upaya bela negara. Di samping itu, UU ini juga mengatur

mengenai SDA, SBD, serta sarana prasarana nasional, baik sebagai komponen cadangan maupun
komponen pendukung.
Penjelasan Pasal 20
(2) Segala sumber daya nasional yang berupa SDM,SDA, nilai-nilai, teknologi dan dana dapat
didayagunakan untuk meningkatkan kemampuan pertahan negara yang diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
Yang dimaksud dengan niali-nilai adalah seperangkat pranata, prinsip dan kondisi yang diyakini
kebenarannya untuk digunakan sebagai instrument pengatur kehidupan dalam mengukur kinerja,
baik moral maupun fisik dan sekaligus menunjukkan identitas dan jati diri yang bersangkutan.
Nilai yang berkaitan dengan sistem pertahanan negara, antara lain:
a. Nilai yang terkandung dalam pancasila dan UUD 1945
b. Nilai yang terkandung dalam SM, SUmpah Prajurit dan Doktrin TNI
c. Nilai sebagai bangsa pejuang
d. Nilai gotong royong
e. Nilau baru yang sesuai dengan kebutuhan Bangsa Indonesia
Pasal 2
Jati diri Tentara Negara Indonesia adalah:
a. Tentang Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari WNI,
b. Tentang Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan NKRI dan tidak mengenal
menyerah diri dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya,
c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan
negara dan diatas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama
d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, dilengkapi kesejahteraannya,
serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi
sipil, HAM, ketentuan hokum nasional dan hukun internasional yang telah di ratifikasi.
Pasal 21
Prajurit adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk
mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan.

Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani pertama kali dipopulerkan oleh Nurcholis Madjid, seorang
intelektual muslim Indonesia, dengan mengaitkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari
Mekkah ke Madinah.Menurut Nurcholis Madjid, madani dapat berarti beradab (dari
kata madaniyyah),

makna

ini

erat

kaitannya

dengan

kota

Madinah. M.

Hasyim

Manan memberikanpengertian masyarakat madani, menurut beliau masyarakat madani adalah
masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan santun, berbudaya tinggi, baik
dalam pergaulan sehari-hari, dalam berbicara, dalam mencari kebenaran, bahkan dalam mencari
rizki, mengupayakan kesejahteraan, atau dalam menerapkan hukum dalam sanksi, sampai dalam
menghadapi konflik dan peperangan.
Ada tiga karateristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu:
1. Diakuinya semangat plularisme. Artinya plularis telah menjadi sebuah keniscayaan yang
tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau plularitas telah menjadi suatu kaidah yang
abadi.

2. Tingginya sika toleransi, baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap umat
agama lain. Secaara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar,
dan menghargai pendapat dan pendirian orang lain.
3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan persaingan,
demokrasi ada pula suatu pilihan untuk bersama-sama membangun, dan memperjuangkan
perikehidupan warga dan masyarakat yang semaki sejahtera.
Masyarakat Madani di Indonesia : Paradigma dan Praktik
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani) bahkan jauh sebelum
negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah
beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan nasional dalam dalam perjuangan merebut
kemerdekaan, selain berperan sebagai organisasi perjuangan penegakan HAM dan perlawanan
terhadap kekuasaan kolonial, organisasi berbasis islam, seperti Serikat Islam (SI), Hahdlatul
Ulama (NU) dan Muhammadiyah, telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil society
yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.Terdapat beberapa
strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang bagaimana seharusnya bangunan masyarakat
madani bisa terwujud di Indonesia yaitu yang pertama, pandangan integrasi nasional dan politik.
Pandangan ini menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak munkin berlangsung dalam kenyataan
hidup sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Kedua, pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni pandangan yang
menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada
pembangunan ekonomi, dalam tataran ini, pembangunan institusi politik yang demokratis lebih
diutamakan oleh negara dibanding pembangunan ekonomi. Ketiga, paradigma membangun
masyarakat madani sebagai basis utama pembangunan demokrasi, pandangan ini merupakan
paradigma alternatif di antara dua pandangan yang pertama yang dianggap gagal dalam
pengembangan demokrasi, berbeda dengan dua pandangan pertama, pandangan ini lebih
menekankan proses pendidikan dan penyadaran politik warga negara, khususnya kalangan kelas
menengah.
Bersandar pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi dan masyarakat madani
selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut, sebaliknya untuk
mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan gabungan

strategi dan paradigma, setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi sekarang melalui cara:
1. Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah
untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang mandiri secara politik
dan ekonomi, dengan pandangan ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator
dan fasilitator bagi pengembangan ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan
demokrasi global mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan
dalam proses pengembangan masyarakat madani yang tangguh.
2. Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga
demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi, sikap pemerintah untuk
tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga
yudikatif merupakan salah satu komponen penting dari pembangunan kemandirian
lembaga demokrasi.
3. Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara
keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang
dilakukan secara terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalu
prinsip pendidikan demokratis, yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga negara.

Kesimpulan
Ulfa : isi dari kesimpulan diatas adalah :
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradatan bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
filsafat secara etimologis merupakan padanam kata falsafah (arab) dan philosophy (inggris) yang
berasal dari bahasa yunani (philosophia).
Kata philosophia merupakan kata philos atau philein yang berarti kekasih , sahabat, mencintai dan kata
Sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan dan pengetahuan.
Sila-sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan
organis. Artinya , antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan , dan saling berhubungan. Pemikiran dasar
yang terkandung dalam pancasila , yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan tuhan ,

dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
Negara menawarkan keterpaduan hukum, hak asasi, dan demokrasi demi membentuk kesatuan. Atas
dasar pandangan ini pula maka suatu negara dan hukum menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal,
membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem negara.
Realitasnya, para pelaku politik sering tidak mengindahkan hak asasi dan hanya mementingkan
individu. Para pelaku politik yang sukses memegang prinsip-prinsip pancasila maupun mencangkup nilai
kenegaraa yang tidak bermoral, misalnya memberi jaminan-jaminan yang belum tentu terealisasikan,
agresivitas, individualitas, semangat persaingan, dan manajemen konflik.