PENGENDALIAN, PENIPUAN DAN PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER ipi90149

(1)

PENGENDALIAN, PENIPUAN DAN PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS

KOMPUTER

Ifah lathifah

STIE AUB Surakarta

Abstract

Effective internal control Structure building and feasible require that audit, cost,

ethics, factor of human being considered. Internal Operation is a process influenced by people

to provide the rational confidence that target of company reached the. Structure of i nternal

control stay in the continuous repair, some of as result from strength of like management

requirement, attention association of ethics and government action. Environmental of

operation determine the organizational tone. Providing structure and disc ipline, is a

foundations for the component of other internal operation.

Keywords:

Structure of internal control, Fraud and Security.

PENDAHULUAN

Fungsi dasar manajemen adalah memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai.

Dengan demikian keputusan manajemen mengenai pengendalian adalah hal yang penting dan

mendesak demi keberhasilan perusahaan memenuhi tujuannya. Manajemen bertanggung

jawab pada penetapan dan penyelenggaraan kerangka pengendalian terhadap struktur formal

sistem informasi perusahaan, operasi sistem informasi manajemen dan sistem organisasi.

Kerangka pengendalian memastikan bahwa ukuran pengendalian yang relevan adalah

untuk menyedeiakan keyakinan rasional bahwa resiko dapat dicegah dalam tiga struktur

formal diimplementasikan. Karena pengendalian dan ukuran keamanan diimplementasikan

dalam struktur formal dan sangat dekat saling berkaitan, kerangka pengendalian disebut

pengendalian internal atau struktur pengendalian internal. Struktur ini menyediakan makna

melalui fungsi proses pengendalian intern. Jika SPI yang baik diimplementasikan, keseluruhan

operasi, sumberdaya fisik, dan data akan termonitor dan dibawah pengendalian, tujuan akan

tercapai, resiko akan diminimalisir dan output informasi akan dipercaya.

Jika SPI lemah dan tidak baik, sumber daya perusahaan rentan terhadap kehilangan melalui

pencurian, kelalaian, kecerobohan dan resiko lain. Sebagai hasilnya, Sistem Informasi

Akuntansi akan mungkin menghasilkan informasi yang tidak andal, tidak tepat waktu dan

barangkali tidak berhubungan dengan tujuan perusahaan.

Pengendalian intern sebagai suatu proses dan struktur, adalah sebuah perhatian bagi

akuntan. Sebagai pemakai kunci SIA, akutan harus mengambil peranan aktif dalam

pengembangan dan reviuw Struktur Pngendalian Intern. Mereka ha rus juga bekerja sangat

dekat dengan desain sistem selama fase pengembangan sistem informasi untuk memastikan

bahwa pengukuran perencanaan pengendalian cukup dan dapat diperiksa. Selama audit

mereka dapat mengakses pedoman untuk ditempatkan pada SPI ketika melaksanakan tahap

perogram audit berikutnya.

PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK

PENGENDALIAN

INTERNAL

Dalam organisasi, Pengendalian Internal

dimaksudkan

untuk

memastikan

tercapainya tujuan organisasi. Ketika

berbagai orang dalam organisasi memiliki

berbagai tujuan, masing-masing memiliki


(2)

persepektif pada Pengendalian Internal.

Definisi yang paling luas diterima :

Pengendalian Internal adalah sebagai

sebuah sistem, struktur atau sebuah

proses, diimplementasikan oleh dewan

direksi perusahan, manajemen dan person

lain, didesain untuk menyediakan

keyakinan yang rasional mengenai

pencapaian tujuan dalam kategori sebagai

berikut :

Effektivitas dan effisiensi operasi

Keandalan pelaporan keuangan

Kepatuhan pada undang-undang

dan aturan

Perbedaan

perspektif

dapat

menghasilkan perbedaan, definisi yang

lebih spesifik didasarkan pada definisi

utama ini, tetapi masing-masing definisi

mengakui bahwa Pengendalian Internal

adalah sebuah proses yang dipengaruhi

oleh orang untuk menyediakan keyakina

rasional bahwa tujuan perusahaan

tercapai.

Proses.

Pengendalian Internal bukan satu proses

tetapi kombinasi banyak proses yang

terjadi sebagai bagian aktivitas organisasi.

Sebagai sebuah tool bagi manajemen, dia

melekat pada bagaimana manajemen

menjalankan organisasi. Pengendalian

Internal effektif ketika proses mencapai

tujuan organisasi, tidak effektif jika tidak

tercapai tujuan organisasi. Karena

Pengendalian Internal tercampur dengan

aktivitas operasi organisasi, hal itu paling

effektif jika terbangun dalam struktur

oranisasi selama proses desain.

Secara

tradisional

akuntan

telah

mendefinisikan Pengendalian Internal

sebagai rencana organisasi dan metode

dan pengukuran digunakan untuk

mencapai tujuan dari kepentingan pada

akuntan. Dari perspektif akuntansi, hal itu

barangkali tujuan yang paling penting. Dari

perspektif manajemen, Pengendalian

Internal meliputi banyak tujuan lain.

Manusia.

Manusia mengimplementasikan proses

organisasi, mereka membuat Pengendalian

internal bekerja. Manajemen menentukan

bagaimana ia bekerja dengan persetujuan

desain sistem organisasi. Karena dewan

direksi memiliki otoritas dan perseujuan

transaksi dan kebijakan, mereka juga

elemen penting dalam Pengendlian

Internal.

Akuntan melaksanakan banyak

proses Pengendalian Internal. Dengan

partisipasinya dalam sistem desain, mereka

membantu

menciptakan

sistem

Pengendalian Internal. Akuntan yang

menjadi auditor memiliki akses pada

dewan direktur melalui komite audit.

Tujuan

Setiap organisasi memiliki suatu misi, dan

manajemen

mengidentifikasi

tujuan

organisasi yang konsisten dengan misi

-tujuan organisasi sebagai keseluruhan dan

aktivitas khusus didalamnya. Tujuan utama

organisasi berhubungan pada satu dari tiga

kategori : operasi (effektif dan effisien

menggunakan sumber daya), pelaporan

keuangan (penyiapan laporan keangan

yang andal), dan kepatuhan (ketentuan

hukum dan peraturan). Kebanyakan

organisasi, juga memiliki yang lain,

tujuan yang lebih khusus yang sistem

Pengendalian internal membantu untuk

mencapainya.

Akuntan secara tradisional

memiliki definisi Pengendalian Internal

sebagai pengukuran untuk mencapai

empat tujuan (1) Pengamanan asset,

(2) menjamin keakuratan dan

keterandalan data akuntansi, (3)

mendorong effisiensi operasi dan (4)

mendorong karyawan umtuk mematuhi

kebijakan manajemen. Dari ini, dua

yang pertama lebih signifikan pada

akuntan dan disebut pengendalian

akuntansi. Dua yang kedua, disebut

Pengendalian administratif, dan lebih

penting pada manajemen. Masing

-masing

tujuan

tradisional

ini

berhubungan pada satu dari tiga

kategori dalam definisi disajikan diatas.


(3)

Keyakinan Rasional

Pengendalian Internal tidak dapat

menjamin bahwa tujuan manajeman

akan tercapai. Mereka hanya dapat

menyediakan

keyakinan

rasional

pencapaian

tujuan.

Beberapa

iPengendalian internal organisasi

memiliki keterbatasan yang membuat

jaminan mutlak tidak mungkin.

Keterbatasan Pengendalian Internal

.

Ketika menciptakan kebijakan dan

prosedur Pengendalian internal, banyak

manajer mempertimbangkan hal yang

tidak rasional untuk mencoba

menentukan satu hal yang secara

mutlak mencegah kesalahan, kolusi dan

manajemen

override

tiga

keterbatasan utama Pengendalian

internal.

Errors

. Kesalahan timbul ketika

karyawan melakukan kebijakan yang

lemah atau mempunyai perhatian yang

rendah pada pekerjaannya. Prosedur

kebijakan yang lemah menghasilkan

keputusan yang salah dan berasal dari

lemahnya

pelatihan,

kurangnya

pengalaman, kurangnya pengetahuan.

Gangguan perhatian timbul dari

kecerobohan, yang terjadi karena

kelelahan, gangguan dari luar atau

terlalu banyak pekerjaan.

Meskipun

pelatihan

dan

ketelitian karyawan memperkecil

kesalahan, banyak manajer mengakui

bahwa karyawan terbaikpun kadang

membuat

kesalahan,

tetapi

pertimbangan mereka tidak rasional

untk

mencoba

membangun

Pengendalian internal yang dapat

mencegah atau mendeteksi setiap

kesalahan, Oleh karena itu, mereka

berupaya menggunakan karyawan

yang baik dan memikirkan proses yang

mencegah atau mendeteksi kesalahan

paling mungkin atau kesalahan yang

paling serius.

Kolusi.

Kolusi terjadi jika dua atau lebih

karyawan

berkonspirasi

untuk

membuat

komitmen

pencurian.

Meskipun mungkin untuk mengadopsi

kebijakan

dan

prosedur

yang

mendeteksi pencurian ketika kolusi

terjadi,

banyak

manajer

mempertimbangkan bahwa upaya tidak

rasional dan dalam hal ini mencoba

menggunakan karyawan yang jujur da n

mempertahankan mereka memperoleh

kepuasan

kerja.ini

kemungkinan

memperkecil keinginan untuk mencuri

dan membuat persekongkolan .

Akuntan dan manajer mengakui,

bagaimanapun bahwa jika kolusi

terjadi, keberadaan kontrol akan tidak

effektif dalam mencegahnya.

Management

override

.

Karena

manajer dalam organisasi memiliki

otoritas lebih daripada pegawai klerikal

dan produksi, proses kontrol yang

effektif pada level lebih rendah dalam

organisasi menjadi tidak effektif

daripada level yang lebih tinggi.

Managemen override, seperti kolusi,

tidak dapat dicegah dengan cara yang

rasional. Sebagai ganti organisasi

mencoba

untuk

mempekerjakan

manajer yang jujur dan memberi

mereka kompensasi yang cukup untuk

prestasi yang baik. Kemungkinan

managemen override adalah sebuah

keterbatasan untuk suatu kebijakan

dan prosedur internal kontrol yang

baik.

Cost and Benefits

. Konsep Jaminan

rasional berimplikasi bahwa biaya

pengendalian internal harus tidak lebih

besar manfaat yang dperoleh.

Pengendalian yang rasional adalah

manfaat lebih besar dari biaya.


(4)

Data akuntansi yang tidak akurat

menghasilkan laporan keuangan yang

tidak andal dan jika material,

melanggar hukum. Secara tradisional

akuntan mengidentifikasi dua sumber

ancaman data akuntansi; kesalahan

dan penyimpangan .Error suatu

kebetulan.Penyimpangan adalah suatu

kesengajaan. Manajemen puncak

menciptakan kebijakan dan prosedur

pengendalian intern untuk mendeteksi

atau mencegah kesalahan dan

penyimpangan.

Komponen Pengendalian Internal

Organisasi memiliki lima komponen

Pengendalian Internal yaitu lingkungan

pengendalian,

penilaian

resiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, dan monitoring.

LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Lingkungan

pengendalian

menentukan

nada

organisasi.

Menyediakan struktur dan disiplin,

adalah

sebuah

fondasi

untuk

komponen pengendalian internal yang

lain. Hal ini dipengaruhi oleh sejarah

dan kultur organisasi dan mempunyai

pengaruh yang meresap pada

bagaimana

organisasi

mencapai

tujuannya.

1. Integritas dan nilai etika.

Tujuan organisasi dan bagaimana

mereka dicapai didasarkan pada

preferensi dan nilai kebijakan yang

ketika diterjemahkan pada standar

perilaku, merefleksikan integritas

dan komitmen manajemen pada

nilai etika. Karena manajemen

menciptakan,

mengadministrasikan,

dan

memonitor sistem pengendalian

internal. Keffektivannya dibatasi

sikap

manajemen

terhadap

integritas dan nilai etika. Organisasi

yang memiliki etika yang kuat pada

semua level adalah vital. Ini

dipengaruhi oleh insentif dan

godaan yang manajemen sediakan.

Juga dipengaruhi oleh panduan

bahwa komunikasi manajemen,

secara formal dan informal pada

karyawan

2.

Komitmen pada kompetensi

.

Kompetensi bermakna bahwa

karyawan

mempunyai

pengatahuan dan keahliah yang

diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan.

Manajemen

memutuskan bagaimana pekerjaan

perlu dilakukan dan apakah

memperoleh capaian kemampuan

adalah lebih berharga dari biaya

memperoleh

orang

dengan

kemampuan yang diperlukan.

Manajemen

harus

juga

mengevaluasi trade off antara level

kemampuan karyawan dan jumlah

pengawasan yang duperlukan.

tetapi ketika manajemen memiliki

komitmen pada kompetensi,

sistem pengendalian intern adalah

lebih mungkin mencapai tujuan.

Dalam suatu organisasi kekurangan

iklim yang dikarakteristikkan

dengan kompetensi, kesalahan dan

irregulasi lebih mungkin terjadi.

3.

Dewan direktur dan partisipasi

komite audit

.

Komite audit terdiri beberapa

organisasi diluar dewan direksi –

mereka adalah, direktur yang tidak

dipekerjakan oleh organisasi dalam

kapasitas lain. Jika komite auidt

mengambil peran aktif dalam

mengatur kebijakan dan praktik,

sistem pengendalian internal lebih

effektif dalam mencapai tujuan

organisasi. Komite audit dapat

siaga terhadap seluruh masalah

dewan direksi sebelum menjadi

serius.


(5)

4.

Filosofi Manajemen dan gaya

beroperasi

Ini

meliputi

pendekatan

manajemen untuk mengambil

resiko bisnis, sikap terhadap

keakuratan data akuntansi, dan

menekankan pada memenuhi

budget dan tujuan operasi. Mereka

memiliki pengaruh signifikan pada

keeffektivan aktivitas pengendalian

organsasi.

Manajemen

yang

ditundukkan untuk mengambil

resiko adalah kurang mungkin

diarahkan dengan pengukuran

untuk menjaga pengendalian

intern.

5.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi menyediakan

keseluruhan kerangka untuk

perencanaan,

pelaksanaan,

pengendalian,dan

aktivitas

monitoring yang dilakukan oleh

manajemen. Tujuan lebih dengan

mudah dicapai dalam organisasi

yang

struktur

organisasinya

merefleksikan fungsi organisasi

dan yang menetapkan otoritas dan

pertanggungjawaban

dengan

tepat.

6.

Penetapan otoritas dan tanggung

jawab

.

Manajeman menetapkan otoritas

dan tanggung jawab untuk aktivitas

operasi

dan

menetapkan

keterkaitan pelaporan dan metode

otorisasi. Sering manajemen untuk

mendorong

otoritas

yang

mengarah dalam organisasi dan

memberikan otoritas pengambilan

keputusan pada level personel

yang lebih rendah. Desentralisasi

dimaksudkan untuk mendorong

kreatifitas,

inisiatif,

dan

kemampuan

untuk

bereaksi

dengan cepat terhadap kompetisi.

Tantangan manajemen yang

penting adalah untuk membariskan

otoritas dengan akuntabilitas dan

mendelegasikan hanya untuk

keperluan

perluasan

untuk

mencapai tujuan. Lingkungan

pengendalian dipengaruhi oleh

luasnya pada pengakuan karyawan

yang

mereka

akan

dapat

dipertanggungjawabkan

7.

Kebijakan Sumber Daya manusia

dan Praktiknya

.

Kebijakan sumber daya manusia

dan praktik mengirimkan pesan

pada karyawan tentang apa

harapan organisasi dalam cara

integritas, perilaku etis, dan

kompetensi.

Kebijakan

ini

menjelaskan bagaimana organisasi

melatih,

mengevaluasi,

promosi,dan memberi kompensasi

karyawan.

Organisasi yang secara baik

melakukan

rekruietmen

menunjukkan bahwa organisasi

memiliki komitmen pada orang.

Praktik

dengar

pendapat

menunjukkan komitmen organisasi

untuk menyewa karyawan yang

kompeten dan dapat dipercaya.

Pelatihan

mengkomunikasikan

level yang diharapkan komitmen

organisasi untuk kemajuan

karyawannya. Insentif bonus dan

tindakan disiplin mengirim pesan

tentang perilaku yang diinginkan

dan tidak diinginkan.

Akhirnya, effektivitas beberapa

struktur pengendalian internal

berpijak pada kejujuran dan

kemapuan karyawan. Karyawan

yang jujur kurang mungkin untuk

komit pada defalcations, dan

kemampuan kurang mungkin

membuat kesalahan. Kecukupan

kebijakan personal dan praktik


(6)

menjamin

bahwa

organisasi

menggunakan orang yang mampu,

melatih mereka dengan tepat,

memberikan mereka kewajaran,

dan meberikan kompensasi yang

cukup.Kebijakan

seperti

ini

membuat kesalahan dan ketidak

aturan sedikit berkurang.

Contoh pertanyaan kunci untuk

membantu dalam mengevaluasi

sub komponen pengendalian

intern Lingkungan sebagai berikut:

Manajemen Filosofi dan gaya

operasi

Apakah

manajemen

menekankan

laba

jangka

pendek dan tujuan operasi

pada kerusakan tujuan jangka

panjang?

Apakah group manajemen

didominasi oleh satu atau

sedikit individu?

Apa tipe resiko bisnis yang

diambil

manajemen

dan

bagaimana resiko ini dikelola?

Apakah manajemen konservatif

atau agresif dalam menghadapi

pilihan

alternatif

prinsip

akuntansi yang tersedia?

Struktur Organisasi

Apakah

bagan

struktur

organisasi terbaru disiapkan,

menunjukkan

nama-nama

personel kunci?

Apakah fungsi sistem informasi

dipisahkan dari fungsi yang

bertentangan?

Bagaimana

departemen

akuntansi diorganisir?

Apakah fungsi auidt intern

terpisah dari akuntansi?

Apakah manajer bawahan

melapor pada lebih dari satu

supervisor?

Penetapan

Otoritas

dan

Tanggungjawab

Apakah

perusahaan

menyiapkan deskripsi tugas

secara

tertuis

yang

mendefinisikan tugas tertentu

dan hubungan pelaporan?

Apakahhubungan pelaporan?

Apakah persetujuan tertulis

diperlukan untuk perubahan

pada sistem informasi?

Apakah perusahaan secara jelas

sketsa pada karyawan dan

manajer batasan hubungan

otoritas – pertanggungjawaban?

Apakah perusahaan secara

tepat mendelegasikan otoritas

pada

karyawan

dan

departemen?

Kebijakan Sumber daya Manusia dan

praktik

Apakah

personel

baru

diindoktrinasi

dengan

penghormatan

pada

pengendalian

internal,

kebijakan

etika,

dan

pelaksanaan

kode

etik

perusahaan?

Apakah prosedur keluhan

untuk

mengatur

konflik

berlaku?

Apakah perusahaan memelihara

suatu program keserasian

hubungan karyawan?

Apakah karyawan bekerja

dengan aman, lingkungan yang

sehat?

Apakah program konseling

tersedia bagi karyawan?

Apakah program terpisah yang

tepat berlaku pada karyawan

yang

meninggalkan

perusahaan?

Apakah karyawan yang memiliki

akses pada kas dan inntrumen


(7)

yang dapat dicairkan yang lain

diikat?

Sumber,

AIS,

Fourth

Edition,

Wilkinson, page 238.

PENGENDALIAN SISTEM PDE

Jika audit dilaksanakan atas

satuan usaha (organisasi/perusahaan)

yang menggunakan komputer (PDE),

maka auditor harus mengetahui dan

memahami bagaimana pengendalian

dalam sistem PDE yang berlaku

disatuan usaha yang akan diperiksa.

SAS

(section

321.07)

pengendalian dalam sistem PDE

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Rencana

struktur

dan

pengoperasian sistem PDE.

2. Prosedur pendokumentasian, audit,

pengujian dan persyaratan atau

sistem perubahannya.

3. Pengendalian yang tercakup dan

melekat dalam komputer tersebut

(hardware control).

4. Pengendalian pada manusia yang

mengerjakan dan mengakses pada

komputer dan arsip.

5. Prosedur pengendalian lainnya yang

berkaitan dengan operasi PDE.

Tujuan Pengendalian Intern

Sistem PDE adalah untuk membantu

manajemen

untuk

mencapai

keseluruhan pengendalian intern

termasuk di dalamnya kegiatan manual,

mekanis maupun program komputer

yang terlibat dalam pemrosesan data

dalam PDE.

Klasifikasi Pengendalian

Cara

alternatif

penyajian

dan

pengaturan pengendalian pada sistem

pemrosenan informasi diklasifikasikan

menjadi dua, yakni dengan risk

aversion dan dengan setting.

Gambar 4 - Plans for classifying controls

Sumber : AIS, Fourth Edition, Wilkinson

Klasifikasi berdasar Risk Aversion

Pengendalian dapat dikalsifikasikan sesuai

dengan cara mereka menghadapi resiko .

Pengendalian preventif menghentikan

kejadian kurang baik yang terjadi, seperti

kesalahan atau kerugian finansial.

Pengendalian preventif sifatnya cenderung

pasif . Pengendlian Detective menemukan

ancaman yang terjadi. Dia lebih aktif

daripada

pengendalian

preventif.

Pengendalian Corrective membantu dalam

memperbaiki penyeban ancaman kurang

Control classifications

By settings

By Risk aversion

General

Aplication

Input

Processing

Output

Corrective

Preventive


(8)

baik yang telah dideteksi. Pengendalian

corrective umumnya lebih aktif daripada

pengendalian detective.

Klasifikasi berdasar Setting

Satu dari kalsifikasi yang lebih berguna bagi

pegendalian aktivitas sistem pemrosesan

informasi dideskripsikan oleh laporan

COSO

(Committee

of

Sponsoring

Organization of the Treadway Committee)

Adalah sesuai pada dua kelompok General

Controls dan aplication controls. General

controls berhubungan pada semua

aktivitas sistem informasi akuntansi dan

sumberdaya perusahaan. Ini meliputi

pengendalian yang meliputi lingkungan

pengendalian intern seperti halnya

komponen pengendalian intern yang lain.

General control mencakup apa yang

ditemukan pada komponen aktivitas

pengendalian dari struktur pengendalian

intern. Aplication control berhubungan

pada pemrosesan tugas akuntansi

tertentuatau ytransaksi dan dapat disebut

transaction controls. Aplication atau

transaction controls parallel dengan

SIA.Kelompok pengendalin yang lain tidak

sesuai dengan salah satu kategori.

Pengendalian ini disebut security

measures,dimaksudkan untukmenyediakan

pengamanan yang cukup atas akses dan

penggunaan asset dan catatan data.

General Controls.

Berikut ini pengelompokan general control

utama untuk sistem pemrosesan informasi

:

1. PengendalianOrganisasi

2. Pegendalian pendokumentasian

3. Pengendalian akuntabilitas asset

4. Pengedalian praktikmanajemen

5. Pengendalian

pusat

operasi

informasi

6. Pengendalian Otorisasi

7. Pengendalian akses.

Pengendalian Organisasi.

Struktur

organisasi

peusahaan

menggambarkan dasar pengendalian

karena ini menetapkan keterkaitan

pekerjaan karyawan dan unit. Pusat tujuan

pengendalian, ketika mendesain struktur

organisasi,adalah

menetapkan

organisasiindependen. Jika dengan baik

disediakan melalui peisahan tugas dan

tanggung

jawab

secara

hati

-hatidanlogis,orgaisasiyang

independen

hasil dalam suatu pemiahan yang lengkap

fungsi-fungsi yang bertentangan. Inimelipui

dua atau lebih karyawan atauunit

organisasi dalamsetiapprosedur, yang

ditugaskan untuk mengecek pekerjaan

karyawanyang lain. Dengandemikian

kesalahan yang dibuat oleh stukaryawan

atau unit akan dideteksi oleh yang lain, dan

kecurangan dapat dilakukan hanya dengan

kolusi.

Meskipun

sangat

penting

pada

pengendalian organisasi, pemisahan tugas

dan

tanggung

jawab

umumnya

tidakcukup.banyakperusahaan

juga

tergantung pada komponen monitoring

daristruktur pengendalian internal.

Pengendalian pendokumentasian.

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu

yang komples, campuran dari prosedur

pengendalian, form, peralatan, dan

pengguna.Jika intruksi dan petunjuk untuk

pengoperasian sistem tidak cukup, sitem

kemungkinan akan berfungsi tidak effisien

dan dapat menyebabkan gangguan

berbahaya pada operasi.

Pendokumentasian terdiri dari prosedur

manual dan alat-alat lain yang menjelaskan

SIA/SIM dan operasinya. Juga harus

termasuk aspek – aspek perusahaan yang

memiliki dampak pada SIA, seperti policy

statement, bagan organisasi dan job

deskripsion. Pendokumentasian adalah

roda gigi yang penting dalam struktur

pengendalian intern, dia membantu

karyawan

untuk

memahami

danmenginterprestasikan kebijakan dan

prosedur.

Pengendalian Akuntabilitas Asset

Asset perusahaan adalah sumber daya

produktif. Dia adalah subyek kerugian

karenapencurian, pemborosan, pencurian,

kecelakaan,

dan

kerusakan,

dan

keputusanbisnis yang buruk. Resiko yang

lain adalah tanpa pengendalian intern ,

asset akan dinilai dengan tidak benar


(9)

dalam laporan keuangan, barangkali

karena kesalahan hitung kuantitas.

Pengendalian akuntabilitas asset tertentu

yang membantu memastikan bahwa asset

dinilai dengan tepat dalam catatan

akuntansi meliputi penggnaan buku

pembantu,

reonsiliasi,

prosedur

pengakuan, logs dan register, dan sistem

otomatis, tetapi dengan bertambahnya

kemampuan penghitungan oelh komputer

membuat mampu pengendalian seperi

rekonsiliasi dilaksanakan dalam sistem

otomatis.

Pengendalian Praktik manajemen

Beberapa dari resiko yang menjengkelkan

yang membuat perusahaan kemungkinan

tidak effisiennya manajemen. Berbagai

general control diperlukan untuk

menetralkan resiko yang berhubungan

dengan manajemen, meliputi kebijakan

sumber daya manusia dan praktik,

komitmen pada kompetensi, praktik

perencanaan,

praktik

audit,

dn

pengendalian manajemen dan operasi.

Sebagai tambahan kategori ini cukupluas

meliputi organisasi dan pengendalian

pendokumentasian. Pengelempokan final

pengendalian praktik manajemen terdiri

Pengendalian pengembangan sistem

aplikasi, yang meliputi perubahan

prosedur, dan pengembangan prosedur

sistem baru.

Pengendalian pusat sistem informasi.

Kelompok terakhir general control

dideskripsikan sebagai pengendalian pusat

operasi informasi. Pengendalian ini

berkenaan sebagian besar pada sistem

berdasar komputer dan dapat dibagi

menjadi (1) prosedur operasi komputer

dan (2) Perangkat keras dan perangka t

lunak komputer.

Aplication Control

Pengendalian yang berkenaan langsung

pada sistem pemrosesan transaksi disebut

pengendaian aplikasi atau transaksi..

Keseluruhan tujuan pengendalian aplikasi

adalah memabntu memastikan bahwa

semua transaksi adalah terlegitimasi

otorisasinya dan secara akurat tercatat,

terklasifikasi

dan

terproses

dan

terlaporkan.

Pengendalian

aplikasi

umumnya dibagi pada pengendalian

pemrosesan input dan output.

Pengendalian Input

Transaksi harus dicatat dengan akurat,

dengan lengkap, dan dengan segera.

Jumlah yang tepat harus direfleksikan

dalam rekening yang tepat dan dalam

periode akuntansi selama transaksi terjadi.

Semua data kesalahan harus dideteksi,

dikoreksi, dan dismapaikan kembali oleh

depatemen pengguna untuk pemrosesan.

Pengendalian Pemrosesan

Pengendalian atas pemrosesan transaksi

harus memastikan bahwa data diproses

dengan akurat dan dengan lengkap, dan

tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi

yang terproses, file dan program yang

tepat, dan semua transaksi dapat dilacak

dengan mudah. Pengendalian pemrosesan

dapat dikelompokkan berdasar manual

cross-cheks, processing logic,logic cheks,

run to run control, file dan program chek

dn audit trail linkages.

Pengendalian Output

Output dihasilkan oleh sistem informasi

harus lengkap dan dapat diandalkan dan

harus didistribusikan pada penerima yang

tepat. Kebanyajkan pengendalian output

adalah

review of processing result

dan

controlled distribution of outputs

.

Reviews of Processing Result

. Penerima

keluaran

yang

diproses

meliputi

manajer,karyawan,konsumen,

kreditur,

dan auditor., mereka yang mereview untuk

menverifikasi

keakuratan

hasil

pemrosesan.

Controlled Distribution of Outputs

.

Keluaran dihasilkan selama pemrosesan

harus didistribusikan hanya pada pengguna

yang tepat. Distribusi dapat dikendalikan

dengan alat register distribusi. Dengan

referensi

pada

register,kelompok

pengendali

harus

mendistribusikan

keluaran secara langsung dan dalam cara

tepat waktu, pencatatan distribusi pada log

pengendali. Dalam menerima keluaran,

pengguna harus dengan hati-hati mereview

isinya dengan membandingkan beberapa


(10)

perhitungan terhadap data input dan

penilaian kebijakan mereka.

Kelayakan Pengendalian.

Membangun struktur pengendalian intern

yang effektif dan effisien bukanlah tugas

sederhana. Hal ini melibatkan lebih

daripada sekedar pemasangan semua

pengendalian dan ukuran keamanan yang

datang untuk mengurus. Audit dan

masalah cost harus juga dipertimbangkan.

1. Pertimbangan Audit.

Ciri kkas SIA

mengalami periode auidt. Secara normal,

struktur pengendalian intern menerima

penelitian dengan cermat selama audit.

Dengan demikian struktur pengendalian

intern harus didesain menjadi penuh dapat

diaudit. Dalam hal ini, analisis tertentu dan

rekonsiliasi dapat secara otomatis

dihasilkan pada basis rutin untuk

digunakan oleh auditor.Umumnya auditor

intern harus dimintai konlustasi selama

fase pengembangan sistem, oleh karena itu

bahwa

semua

yang

diperlukan

pengendalian harus dipertimbangkan lebih

dahulu.

2. Pertimbangan biaya – manfaat.

Membangun pengendalian dalam sistem

informasi melibatkan biaya. Penambahan

pengendalian

setelah

sitem

diimplementasikan unumnya cenderung

lebih mahal dan sulit. Jika setiap

pengendalian yang dikhayalkan tercakup

dalam struktur organisasi,total biaya akan

mungkin melebihi yang biasa. Dengan

demikian auditor intern perusahaan harus

melaksanakan analisis biaya – manfaat.

Kekuatan

untuk

perbaikan

pengendalian.

Pada dekade terakhir, berbagai kekuatan

muncul untuk mendorong perbaikan

sistem pengendalian intern. Barangkali

kekuatan yang paling berpengaruh adalah

manajer, asosiasi profesional, dan badan

pemerintah.

1. Kebutuhan manajemen

. Manajer

kebanyakan

perusahaan

mengakui

kebutuhan vital mereka akan struktur

pengendalian intern yang cukup. Mereka

memiliki kesadaran besarnya kerugian dan

kerusakan yang terjadi pada mahalnya

asset yang dipercayakan pada mereka.

2. Perhatian Asosiasi Profesional pada

Etika

. Asosiasi profesi akuntansi telah

memiliki kode etik. Salah satu tujuan paling

penting kode etik adalah untuk membantu

profesional memilih diantara alternatif

yang tidak jelas. Termasuk berkenaan

dengan bahan-bahan seperti independensi,

kompetensi teknik, dan kepantasan praktik

selama audit dan perikatan konsultasi yang

melibatkan sistem informasi.

3. Seleksi tindakan dan kekuasaan badan

pemerintah

. Investigasi oleh agen

pemerintah seperti BAPEPAM sudah

mengungkapkan aktivitas ilegal pada

perusahaan yang tidak terdeteksi struktur

pengendalian intern.Sebagai konsekuensi

badan pemerintah mengeluarkan suatu

peraturan yang mensyaratkan perusahaan

untuk memikirkan dan menyelenggarakan

struktur pengendalian intern yang

cukup..manajer perusahaan secara legal

eperti halnya tanggung jawab secara etika

untuk menetapkan dan menyelenggarakan

struktur pengendalian intern yang cukup.

Mereka diharapkan menetapkan suatu

level “Kesadaran pengendalian” demikian

halnya karyawan tidak menundukkan

untukxmenumbangkan

struktur

pengendalian. Manajemen yang dengan

sadar berbelit-belit dengan persyaratan

aturan menjadi subyek hukuman kriminal.

KEJAHATAN KOMPUTER

Jumlah

kejahatan

komputer

(computer crime), terutama yang

berhubungan dengan sistem informasi,

akan terus meningkat dikarenakan

beberapa hal, antara lain:

a. Aplikasi bisnis yang menggunakan

(berbasis) teknologi informasi dan

jaringan komputer semakin meningkat.

Sebagai contoh saat ini mulai

bermunculan aplikasi bisnis seperti

on-line banking,

electronic commerce

(e-commerce),

Electronic Data Interchange

(EDI), dan masih banyak lainnya.

b. Desentralisasi (dan

distributed) server

menyebabkan lebih banyak sistem yang


(11)

harus ditangani. Hal ini membutuhkan

lebih banyak operator dan administrator

yang handal yang juga kemungkinan

harus disebar di seluruh lokasi.

c. Transisi dari

single vendor

ke

multi-vendor

sehingga lebih banyak sistem

atau perangkat yang harus dimengerti

dan masalah

interoperability

antar

vendor yang lebih sulit ditangani. Untuk

memahami satu jenis perangkat dari

satu vendor saja sudah susah, apalagi

harus

menangani

berjenis-jenis

perangkat.

d. Meningkatnya kemampuan pemakai di

bidang komputer sehingga mulai banyak

pemakai yang mencoba-coba bermain

atau membongkar system yang

digunakannya (atau sistem milik orang

lain). Jika dahulu akses ke komputer

sangat sukar, maka sekarang komputer

sudah merupakan barang yang mudah

diperoleh dan banyak dipasang di

sekolah serta rumah-rumah.

e. Mudahnya diperoleh software untuk

menyerang komputer dan jaringan

komputer. Banyak tempat di Internet

yang menyediakan software yang

langsung dapat diambil (

download) dan

langsung digunakan untuk menyerang

dengan

Graphical User Interface

(GUI)

yang mudah digunakan.

f. Kesulitan dari penegak hukum untuk

mengejar kemajuan dunia komputer

dan telekomunikasi yang sangat cepat.

Hukum yang berbasis ruang dan waktu

akan mengalami kesulitan untuk

mengatasi masalah yang justru terjadi

pada sebuah sistem yang tidak memiliki

ruang dan waktu. Barang bukti digital

juga masih sulit diakui oleh pengadilan

Indonesia sehingga menyulitkan dalam

pengadilan. Akibatnya pelaku kejahatan

cyber hanya dihukum secara ringan

sehingga ada kecenderungan mereka

melakukan hal itu kembali.

g. Semakin kompleksnya sistem yang

digunakan1, seperti semakin besarnya

program (source code) yang digunakan

sehingga semakin besar probabilitas

terjadinya lubang keamanan (yang

disebabkan kesalahan pemrograman,

bugs).

h. Semakin banyak perusahaan yang

menghubungkan sistem informasinya

dengan jaringan komputer yang global

seperti Internet. Hal ini membuka akses

dari seluruh dunia. (Maksud dari akses

ini adalah sebagai target dan juga

sebagai penyerang.) Potensi sistem

informasi yang dapat dijebol dari

mana-mana menjadi lebih besar.

KECURANGAN DAN JENIS KECURANGAN

KOMPUTER

Untuk lebih berhasilnya peran

auditor

dalam

pencegahan

dan

pendeteksian

adanya

kecurangan,

sebaiknya

internal

auditor

perlu

memahami kecurangan dan jenis-jenis

kecurangan yang mungkin terjadi dalam

perusahaan.

G.Jack Bologna, Robert

J.Lindquist

dan

Joseph

T.Wells

mendifinisikan kecurangan “

Fraud is

criminal deception intended to financially

benefit the deceiver

(1993,hal 3 )” yaitu

kecurangan adalah penipuan kriminal yang

bermaksud untuk memberi manfaat

keuangan kepada si penipu. Kriminal disini

berarti setiap tindakan kesalahan serius

yang dilakukan dengan maksud jahat. Dan

dari tindakan jahat tersebut ia

memperoleh manfaat dan merugikan

korbannya secara financial. Biasanya

kecurangan mencakup tiga langkah yaitu:

(1) tindakan/the act.,

(2) Penyembunyian/theconcealment,

dan

(3)

konversi/the conversion

Misalnya pencurian atas harta

persediaan adalah tindakan, kemudian

pelaku akan menyembunyikan kecurangan

tersebut misalnya dengan membuat bukti

transaksi pengeluaran fiktif. Selanjutnya

setelah perbuatan pencurian dan

penyembunyian dilakukan, pelaku akan

melakukan konversi dengan cara memakai

sendiri atau menjual persediaan tersebut.

Pada dasarnya terdapat dua tipe

kecurangan, yaitu eksternal dan internal.

Kecurangan eksternal adalah kecurangan

yang dilakukan oleh pihak luar terhadap

suatu

perusahaan/entitas,

seperti


(12)

kecurangan yang dilakukan pelanggan

terhadap usaha; wajib pajak terhadap

pemerintah. Kecurangan internal adalah

tindakan tidak legal dari karyawan,

manajer

dan

eksekutif

terhadap

perusahaan tempat ia bekerja.

Association

of Certified Fraud Examinations (ACFE

-2000), mengkategorikan kecurangan dalam

tiga kelompok sebagai berikut:

a.

Kecurangan

Laporan

Keuangan

(Financial

Statement

Fraud

),

Kecurangan Laporan Keuangan dapat

didefinisikan sebagai kecurangan yang

dilakukan oleh manajemen dalam

bentuk salah saji material Laporan

Keuangan yang merugikan investor dan

kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat

financial atau kecurangan non financial.

b.

Penyalahgunaan

aset

(

Asset

Misappropriation), Penyalahagunaan

aset dapat digolongkan ke dalam

‘Kecurangan Kas’ dan ‘Kecurangan atas

Persediaan dan Aset Lainnya’, serta

pengeluaran-pengeluaran biaya secara

curang (fraudulent disbursement).

c.

Korupsi (Corruption), Korupsi dalam

konteks pembahasan ini adalah korupsi

menurut

ACFE, bukannya pengertian

korupsi menurut UU Pemberantasan

TPK di Indonesia. Menurut

ACFE,

korupsi terbagi ke dalam pertentangan

kepentingan (conflict of interest), suap

(bribery), pemberian illegal (

illegal

gratuity), dan pemerasan (economic

extortion).

TIPE

DAN

CONTOH

KEJAHATAN

KOMPUTER

Banyak survey pemerintah dan

sektor swasta menunjukkan bahwa

kejahatan

komputer

cenderung

bertambah. Sulit untuk menghitung

dampak

ekonomis

kejahatan

ini,

bagaimanapun, karena banyak yang tidak

pernah dideteksi atau dilaporkan.

Kejahatan komputer dapat dibagi menjadi

dua kategori, yakni kejahatan terhadap

komputer dan kejahatan menggunakan

komputer.

Semua tingkatan operasi komputer

rentan terhadap aktivitas kejahatan,

apakah sebagai target kejahatan atau

instrument kejahatan atau keduanya. Input

operasi, pemrosesan data, output operasi

dan

komunikasi

semuanya

telah

menggunakan tujuan gelap.

1. Penipuan dengan manipulasi komputer

Aset yang tidak dapat diukur yang

berbentuk format data, seperti uang

deposito atau jam kerja, adalah target

umum penipuan yang berkaitan dengan

komputer. Bisnis modern dengan cepat

menggantikan (uang) tunai dengan deposit

transaksi dalam sistem komputer,

menciptakan hal potensial besar bagi

penyalahgunaan komputer. Informasi kartu

kredit, seperti juga informasi personal dan

finansial mengenai kartu kredit klien,

sering menjadi target komunitas organisasi

kejahatan. Penjualan informasi palsu kartu

kredit dan dokumen perjalanan telah

menjadi sangat menguntungkan. Penipuan

komputer dengan input manipulasi adalah

kejahatan yang paling sering, juga mudah

dilakukan dan sulit untuk dideteksi.

Manipulasi program, lebih sulit untuk

menemukannya dan lebih sering tidak

mengenalinya, membutuhkan pelaku yang

memiliki pengetahuan komputer spesifik

.

2. Pemalsuan komputer

Ketika data yang berkaitan dengan

dokumen yang disimpan dalam format

komputer diubah, berupa kejahatan

penipuan. Dalam hal ini, sistem komputer

adalah target aktivitas kejahatan.

Komputer, dapat juga digunakan sebagai

instrumen untuk melakukan penipuan.

3. Kerusakan atau perubahan data atau

program komputer

Kategori aktivitas kejahatan ini

meliputi apakah akses langsung atau

tersembunyi yang tidak terotorisasi

terhadap sistem komputer dengan

memasukkan virus, worms atau logic bom.

Perubahan yang tidak terotorisasi seperti

penghapusan data atau fungsi dengan

internet untuk menyembunyikan fungsi

normal sistem yang jelas merupakan


(13)

aktivitas kejahatan dan sering dikenal

dengan sabotase komputer.

4. Akses yang tidak terotorisasi ke dalam

sistem dan layanan komputer

Keinginan untuk dapat mengakses

sistem komputer dapat diakibatkan oleh

berbagai motif, dimulai dari keingintahuan

yang sederhana, yang ditunjukkan oleh

banyak hacker, dengan sabotase atau

spionase komputer. Akses yang tidak

terotorisasi dan disengaja oleh seseorang

yang tidak diotorisasi oleh pemilik atau

operator sebuah sistem merupakan

kebiasaan kriminal. Akses yang tidak

otorisasi menciptakan peluang yang

menyebabkan

kerusakan

tambahan

kerusakan data, sistem yang

crash

atau

rintangan untuk legitimasi pengguna

sistem dengan kesemberonoan.

5. Reproduksi yang tidak terotorisasi dari

program komputer yang dilindungi hukum

Reproduksi program komputer

yang tidak terotorissi dapat berarti

kerugian ekonomis substansial terhadap

pemilik otoritas. Beberapa yurisdiksi telah

menentukan bahwa tipe aktivitas ini harus

menjadi subjek sanksi kriminalitas.

Masalah tersebut telah mencapai dimensi

transnational dengan trafiking reproduksi

yang tidak terotorisasi terhadap jaringan

telekomunikasi modern.

6. Intelektual properti

Konsep hukum properti intelektual

telah didasarkan pada pengenalan hak-hak

dasar properti intelektual dan kebijakan

yang mendorong penciptaan karya dengan

mengakui hak tertentu pembuatnya.

Dalam wilayah teknologi informasi, konsep

ini terutama sekali penting bagi

perlindungan program komputer dan

topografi semikonduktor.

Intelektual

properti meliputi:

1. Paten; Memberikan pemilik paten hak

hukum yang dilaksanakan untuk

mengeluarkan orang lain dari praktek

penemuan yang memiliki paten untuk

periode waktu tertentu. Hukum paten

melindungi penemuan dan proses

(“kegunaan” paten).

2. Copyright; Melindungi “pekerjaan

orisinil kepengarangan”; melindungi

hak penulis untuk mengontrol

reproduksi, adaptasi, distribusi publik,

kinerja karya orisinil ini; dapat

diaplikasikan ke software dan

database.

3. Trade Secret; Mengamankan dan

memelihara kerahasiaan teknis pemilik

atau informasi yang berkaitan dengan

bisnis yang cukup terlindungi dari

penyingkapan oleh pemilik. Akibat

wajar terhadap definisi ini adalah

bahwa

pemiliknya

telah

menginvestasikan sumberdaya untuk

mengembangkan informasi ini, hal ini

berharga bagi bisnis pemiliknya, yang

berharga bagi pesaing, dan tidak nyata.

4.

Trademark;

Menyusun kata, nama,

simbol, warna, suara, produk, bentuk,

device, atau kombinasi ini yang akan

digunakan untuk mengidentifikasi

barang dan untuk membedakannya

dari yang dibuat atau dijual yang lain.

7. Program Komputer

Perlindungan

rahasia

bisa

mempergunakan tanggal yang disimpan

-komputer, termasuk program komputer itu

sendiri. Bagaimanapun, sejak device

hukum ini dibatasi untuk program rahasia,

hubungan spesial dan/atau hukum spesifik

pengaksesan informasi, yang tidak cukup

untuk menjamin perdagangan yang aman

berkaitan dengan program komputer

secara umum. Ketidaksesuain harga antara

program komputer orisinil yang mahal dan

reproduksi yang tidak terotorisasi yang

lebih murah begitu luas bahwa ada

permintaan di semua negara bagi regulasi

yang lebih komprehensif dari aktivitas ini.

Sistem protektif dapat dikembangkan

untuk memasukkan program nonrahasia

dan dapat dipakai kelompok ketiga.

PENCEGAHAN KECURANGAN

Peran utama dari internal auditor

sesuai

dengan

fungsinya

dalam

pencegahan kecuarangan adalah berupaya


(14)

untuk menghilangkan atau mengeleminir

sebab- sebab timbulnya kecurangan

tersebut. Karena pencegahan terhadap

akan terjadinya suatu perbuatan curang

akan lebih mudah daripada mengatasi bila

telah terjadi kecurangan tersebut. Pada

dasarnya kecurangan sering terjadi pada

suatu suatu entitas apa bila :

a. Pengendalian intern tidak ada atau

lemah atau dilakukan dengan longgar

dan tidak efektif.

b. Pegawai

dipekerjakan

tanpa

memikirkan kejujuran dan integritas

mereka.

c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan

tidak baik, disalahgunakan atau

ditempatkan dengan tekanan yang

besar untuk mencapai sasaran dan

tujuan keuangan yang mengarah

tindakan kecurangan.

d. Model manajemen sendiri melakukan

kecurangan, tidak efsien dan atau tidak

efektif serta tidak taat terhadap hukum

dan peraturan yang berlaku.

e. Pegawai yang dipercaya memiliki

masalah pribadi yang tidak dapat

dipecahkan , biasanya masalah

keuangan,

kebutuhan

kesehatan

keluarga, gaya hidup yang berlebihan.

f. Industri dimana perusahaan menjadi

bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi

kecurangan

Pencegahan kecurangan pada

umumnya

adalah

aktivitas

yang

dilaksanakan manajemen dalam hal

penetapan kebijakan, sistem dan prosedur

yang membantu meyakinkan bahwa

tindakan yang diperlukan sudah dilakukan

dewan komisaris, manajemen, dan personil

lain perusahaan untuk dapat memberikan

keyakinan memadai dalam mencapai 3

(tiga) tujuan pokok yaitu; keandalan

pelaporan keuangan, efektivitas dan

efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap

hukum & peraturan yang berlaku.

Untuk hal tersebut, kecurangan

yang mungkin terjadi harus dicegah antara

lain dengan cara –cara berikut:

1)

Membangun struktur pengendalian

intern yang baik

Dengan semakin berkembangnya

suatu perusahaan, maka tugas manajemen

untuk mengendalikan jalannya perusahaan

menjadi semakin berat. Agar tujuan yang

telah ditetapkan top manajemen dapat

dicapai, keamanan harta perusahaan

terjamin dan kegiatan operasi bisa

dijalankan secara efektif dan efisien,

manajemen perlu mengadakan struktur

pengendalian intern yang baik dan efektif

mencegah kecurangan.

2)

Mengefektifkan aktivitas pengendalian

(1) Review Kinerja

Aktivitas pengendalian ini mencakup

review atas kinerja sesungguhnya

dibandingkan

dengan

anggaran,

prakiraan, atau kinerja priode

sebelumnya, menghubungkan satu

rangkaian data yang berbeda operasi

atau keuangan satu sama lain, bersama

dengan analisis atas hubungan dan

tindakan penyelidikan dan perbaikan;

dan review atas kinerja fungsional atau

aktivitas seseorang manajer kredit atas

laporan cabang perusahaan tentang

persetujuan dan penagihan pinjaman.

(2) Pengolahan informasi

Berbagai pengendalian dilaksanakan

untuk

mengecek

ketepatan,

kelengkapan, dan otorisasi transaksi.

Dua pengelompokan luas aktivitas

pengendalian sistem informasi adalah

pengendalian umum (

general control)

dan pengendalian aplikasi (

application

control). Pengendalian umum biasanya

mencakup pengendalian atas operasi

pusat data, pemerosesan dan

pemeliharaan perangkat lunak sistem,

keamanan akses, pengembangan dan

pemeliharaan

sistem

aplikasi.

Pengendalian ini berlaku untuk

maiframe,

minicomputer

dan

lingkungan pemakai akhir (

end-user

).

Pengendalian

ini

membantu

menetapkan bahwa transaksi adalah

sah, diotorisasi semestinya, dan diolah

secara lengkap dan akurat.

(3) Pengengendalian fisik

Aktivitas pengendalian fisik mencakup

keamanan fisik aktiva, penjagaan yang


(15)

memadai terhadap fasilitas yang

terlindungi dari akses terhadap aktiva

dan catatan; otorisasi untuk akses ke

program komputer dan data files; dan

perhitungan secara periodik dan

pembandingan dengan jumlah yang

tercantum dalam catatan pengendali.

(4) Pemisahan tugas

Pembebanan tanggungjawab ke orang

yang berbeda untuk memberikan

otorisasi,

pencatatan

transaksi,

menyelenggarakan

penyimpanan

aktiva ditujukan untuk mengurangi

kesempatan bagi seseorang dalam

posisi baik untuk berbuat kecurangan

dan

sekaligus

menyembunyikan

kekeliruan dan ketidakberesan dalam

menjalankan tugasnya dalam keadaan

normal.

3)

Meningkatkan kultur organisasi

Meningkatkan kultur organisasi

dapat

dilakukan

dengan

mengimplementasikan

prinsip-prinsip

Good Corporate Governance (GCG)

yang

saling terkait satu sama lain agar dapat

mendorong

kinerja

sumber-sumber

perusahaan bekerja secara efisien,

menghasikan nilai ekonomi jangka panjang

yang berkesinambungan bagi para

pemegang saham maupun masyarakat

sekitar secara keseluruhan.

4)

Mengefektifkan fungsi internal audit

Walaupun internal auditor tidak

dapat menjamin bahwa kecurangan tidak

akan terjadi, namun ia harus menggunakan

kemahiran jabatannya dengan saksama

sehingga diharapkan mampu mendeteks i

terjadinya kecurangan dan dapat

memberikan saran-saran yang bermafaat

kepada manajemen untuk mencegah

terjadinya kecurangan.

SIMPULAN

Dalam menjalankan kegiatan

usahanya,

perusahaan

senantiasa

menghadapi berbagai resiko yang

dinamakan resiko bisnis (bussiness risk).

Termasuk diantaranya adalah resiko

terjadinya kecurangan (fraud)

yang

tergolong dalam resiko integritas (

Integrity

Risk). Menurut ACFE, kecurangan yang

terjadi dapat digolongkan ke dalam tiga

kategori kecurangan, kecurangan laporan

keuangan (Financial Statement Fraud

),

penyalahgunaan

aset

(

Asset

Misappropriation),

dan

korupsi

(Corruption).

Tanda-tanda

awal

(symptoms) biasanya muncul dalam kasus

kecurangan, walau demikian munculnya

symptoms

tersebut belum berarti telah

terjadi kecurangan.

Symptoms

ini dikenal

dengan nama

Red flag, yang seyogyanya

dipahami dan digunakan oleh internal

auditor dalam melakukan analisis dan

evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi

adanya kecurangan yang mungkin timbul

sebelum dialakuakan investigasi.

Setelah memahami jenis-jenis

kecurangan, internal auditor perlu

memahami secara tepat struktur

pengendalian intern yang baik agar dapat

melakukan upaya-upaya untuk mencegah

dan mendeteksi kecurangan. Menurut

COSO, struktur pengendalian intern terdiri

atas lima komponen, yaitu Lingkungan

Pengendalian (Control Environment),

Penaksiran Risiko (Risk Assessment

),

Standar Pengedalian (Control Activities

),

Informasi Dan Komunikasi (

Information

And Communication), serta Pemantauan

(Monitoring).

Jika struktur internal control sudah

ditempatkan dan berjalan dengan baik,

peluang adanya kecurangan yang tak

terdeteksi akan banyak berkurang.

Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan

memahami dengan baik setiap elemen

dalam struktur pengendalian intern agar

dapat melakukan evaluasi dan mencari

kelemahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal.

2006.

Pencegahan

Dan

Pendeteksian Kecurangan Oleh

Internal Auditor. BPKP. Available at:

www.bpkp.go.id

Boockholdt j.L . 1999.

Accounting

Information Systems.

Fifth Edition,

Mc Grow Hill.


(16)

Wilkinson, C. et al. 2000.

Accounting

Information Systems.

Fourth Edition.

John Wiley and Sons. Inc.

Romney, M.B. & Paul John Steinbart. 2006.

Accounting Information Systems.

9

th

Ed, Salemba Empat. Jakarta.

Safuddien, H. 2000.

Membangun GCG pada

Perusahaan menuju Sustainable

Company. Proceeding Konvensi

Nasional Akuntan IV.

Rahardjo, B. 2005.

Keamanan Sistem

Informasi Berbasis Internet.

PT Insan

Infonesia - Bandung


(1)

harus ditangani. Hal ini membutuhkan lebih banyak operator dan administrator yang handal yang juga kemungkinan harus disebar di seluruh lokasi.

c. Transisi dari single vendor ke multi-vendor sehingga lebih banyak sistem atau perangkat yang harus dimengerti dan masalah interoperability antar vendor yang lebih sulit ditangani. Untuk memahami satu jenis perangkat dari satu vendor saja sudah susah, apalagi harus menangani berjenis-jenis perangkat.

d. Meningkatnya kemampuan pemakai di bidang komputer sehingga mulai banyak pemakai yang mencoba-coba bermain atau membongkar system yang digunakannya (atau sistem milik orang lain). Jika dahulu akses ke komputer sangat sukar, maka sekarang komputer sudah merupakan barang yang mudah diperoleh dan banyak dipasang di sekolah serta rumah-rumah.

e. Mudahnya diperoleh software untuk menyerang komputer dan jaringan komputer. Banyak tempat di Internet yang menyediakan software yang langsung dapat diambil (download) dan langsung digunakan untuk menyerang dengan Graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan.

f. Kesulitan dari penegak hukum untuk mengejar kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat. Hukum yang berbasis ruang dan waktu akan mengalami kesulitan untuk mengatasi masalah yang justru terjadi pada sebuah sistem yang tidak memiliki ruang dan waktu. Barang bukti digital juga masih sulit diakui oleh pengadilan Indonesia sehingga menyulitkan dalam pengadilan. Akibatnya pelaku kejahatan cyber hanya dihukum secara ringan sehingga ada kecenderungan mereka melakukan hal itu kembali.

g. Semakin kompleksnya sistem yang digunakan1, seperti semakin besarnya program (source code) yang digunakan sehingga semakin besar probabilitas terjadinya lubang keamanan (yang

disebabkan kesalahan pemrograman, bugs).

h. Semakin banyak perusahaan yang menghubungkan sistem informasinya dengan jaringan komputer yang global seperti Internet. Hal ini membuka akses dari seluruh dunia. (Maksud dari akses ini adalah sebagai target dan juga sebagai penyerang.) Potensi sistem informasi yang dapat dijebol dari mana-mana menjadi lebih besar.

KECURANGAN DAN JENIS KECURANGAN KOMPUTER

Untuk lebih berhasilnya peran auditor dalam pencegahan dan pendeteksian adanya kecurangan, sebaiknya internal auditor perlu memahami kecurangan dan jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi dalam perusahaan. G.Jack Bologna, Robert J.Lindquist dan Joseph T.Wells mendifinisikan kecurangan “ Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver (1993,hal 3 )” yaitu kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan dengan maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan merugikan korbannya secara financial. Biasanya kecurangan mencakup tiga langkah yaitu:

(1) tindakan/the act.,

(2) Penyembunyian/theconcealment,dan (3) konversi/the conversion

Misalnya pencurian atas harta persediaan adalah tindakan, kemudian pelaku akan menyembunyikan kecurangan tersebut misalnya dengan membuat bukti transaksi pengeluaran fiktif. Selanjutnya setelah perbuatan pencurian dan penyembunyian dilakukan, pelaku akan melakukan konversi dengan cara memakai sendiri atau menjual persediaan tersebut.

Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu perusahaan/entitas, seperti


(2)

kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha; wajib pajak terhadap pemerintah. Kecurangan internal adalah tindakan tidak legal dari karyawan, manajer dan eksekutif terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Association of Certified Fraud Examinations (ACFE -2000), mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut:

a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud), Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial. b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), Penyalahagunaan aset dapat digolongkan ke dalam ‘Kecurangan Kas’ dan ‘Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya’, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement). c. Korupsi (Corruption), Korupsi dalam

konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extortion).

TIPE DAN CONTOH KEJAHATAN KOMPUTER

Banyak survey pemerintah dan sektor swasta menunjukkan bahwa kejahatan komputer cenderung bertambah. Sulit untuk menghitung dampak ekonomis kejahatan ini, bagaimanapun, karena banyak yang tidak pernah dideteksi atau dilaporkan. Kejahatan komputer dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni kejahatan terhadap komputer dan kejahatan menggunakan komputer.

Semua tingkatan operasi komputer rentan terhadap aktivitas kejahatan,

apakah sebagai target kejahatan atau instrument kejahatan atau keduanya. Input operasi, pemrosesan data, output operasi dan komunikasi semuanya telah menggunakan tujuan gelap.

1. Penipuan dengan manipulasi komputer Aset yang tidak dapat diukur yang berbentuk format data, seperti uang deposito atau jam kerja, adalah target umum penipuan yang berkaitan dengan komputer. Bisnis modern dengan cepat menggantikan (uang) tunai dengan deposit transaksi dalam sistem komputer, menciptakan hal potensial besar bagi penyalahgunaan komputer. Informasi kartu kredit, seperti juga informasi personal dan finansial mengenai kartu kredit klien, sering menjadi target komunitas organisasi kejahatan. Penjualan informasi palsu kartu kredit dan dokumen perjalanan telah menjadi sangat menguntungkan. Penipuan komputer dengan input manipulasi adalah kejahatan yang paling sering, juga mudah dilakukan dan sulit untuk dideteksi. Manipulasi program, lebih sulit untuk menemukannya dan lebih sering tidak mengenalinya, membutuhkan pelaku yang memiliki pengetahuan komputer spesifik. 2. Pemalsuan komputer

Ketika data yang berkaitan dengan dokumen yang disimpan dalam format komputer diubah, berupa kejahatan penipuan. Dalam hal ini, sistem komputer adalah target aktivitas kejahatan. Komputer, dapat juga digunakan sebagai instrumen untuk melakukan penipuan. 3. Kerusakan atau perubahan data atau program komputer

Kategori aktivitas kejahatan ini meliputi apakah akses langsung atau tersembunyi yang tidak terotorisasi terhadap sistem komputer dengan memasukkan virus, worms atau logic bom. Perubahan yang tidak terotorisasi seperti penghapusan data atau fungsi dengan internet untuk menyembunyikan fungsi normal sistem yang jelas merupakan


(3)

aktivitas kejahatan dan sering dikenal dengan sabotase komputer.

4. Akses yang tidak terotorisasi ke dalam sistem dan layanan komputer

Keinginan untuk dapat mengakses sistem komputer dapat diakibatkan oleh berbagai motif, dimulai dari keingintahuan yang sederhana, yang ditunjukkan oleh banyak hacker, dengan sabotase atau spionase komputer. Akses yang tidak terotorisasi dan disengaja oleh seseorang yang tidak diotorisasi oleh pemilik atau operator sebuah sistem merupakan kebiasaan kriminal. Akses yang tidak otorisasi menciptakan peluang yang menyebabkan kerusakan tambahan kerusakan data, sistem yang crash atau rintangan untuk legitimasi pengguna sistem dengan kesemberonoan.

5. Reproduksi yang tidak terotorisasi dari program komputer yang dilindungi hukum Reproduksi program komputer yang tidak terotorissi dapat berarti kerugian ekonomis substansial terhadap pemilik otoritas. Beberapa yurisdiksi telah menentukan bahwa tipe aktivitas ini harus menjadi subjek sanksi kriminalitas. Masalah tersebut telah mencapai dimensi transnational dengan trafiking reproduksi yang tidak terotorisasi terhadap jaringan telekomunikasi modern.

6. Intelektual properti

Konsep hukum properti intelektual telah didasarkan pada pengenalan hak-hak dasar properti intelektual dan kebijakan yang mendorong penciptaan karya dengan mengakui hak tertentu pembuatnya. Dalam wilayah teknologi informasi, konsep ini terutama sekali penting bagi perlindungan program komputer dan topografi semikonduktor. Intelektual properti meliputi:

1. Paten; Memberikan pemilik paten hak hukum yang dilaksanakan untuk mengeluarkan orang lain dari praktek penemuan yang memiliki paten untuk periode waktu tertentu. Hukum paten

melindungi penemuan dan proses (“kegunaan” paten).

2. Copyright; Melindungi “pekerjaan orisinil kepengarangan”; melindungi hak penulis untuk mengontrol reproduksi, adaptasi, distribusi publik, kinerja karya orisinil ini; dapat diaplikasikan ke software dan database.

3. Trade Secret; Mengamankan dan memelihara kerahasiaan teknis pemilik atau informasi yang berkaitan dengan bisnis yang cukup terlindungi dari penyingkapan oleh pemilik. Akibat wajar terhadap definisi ini adalah bahwa pemiliknya telah menginvestasikan sumberdaya untuk mengembangkan informasi ini, hal ini berharga bagi bisnis pemiliknya, yang berharga bagi pesaing, dan tidak nyata. 4. Trademark; Menyusun kata, nama, simbol, warna, suara, produk, bentuk, device, atau kombinasi ini yang akan digunakan untuk mengidentifikasi barang dan untuk membedakannya dari yang dibuat atau dijual yang lain. 7. Program Komputer

Perlindungan rahasia bisa mempergunakan tanggal yang disimpan -komputer, termasuk program komputer itu sendiri. Bagaimanapun, sejak device hukum ini dibatasi untuk program rahasia, hubungan spesial dan/atau hukum spesifik pengaksesan informasi, yang tidak cukup untuk menjamin perdagangan yang aman berkaitan dengan program komputer secara umum. Ketidaksesuain harga antara program komputer orisinil yang mahal dan reproduksi yang tidak terotorisasi yang lebih murah begitu luas bahwa ada permintaan di semua negara bagi regulasi yang lebih komprehensif dari aktivitas ini. Sistem protektif dapat dikembangkan untuk memasukkan program nonrahasia dan dapat dipakai kelompok ketiga. PENCEGAHAN KECURANGAN

Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecuarangan adalah berupaya


(4)

untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab- sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut. Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apa bila :

a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif.

b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.

c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan kecurangan.

d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan , biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan. f. Industri dimana perusahaan menjadi

bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan

Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu; keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang berlaku.

Untuk hal tersebut, kecurangan yang mungkin terjadi harus dicegah antara lain dengan cara –cara berikut:

1) Membangun struktur pengendalian intern yang baik

Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka tugas manajemen untuk mengendalikan jalannya perusahaan menjadi semakin berat. Agar tujuan yang telah ditetapkan top manajemen dapat dicapai, keamanan harta perusahaan terjamin dan kegiatan operasi bisa dijalankan secara efektif dan efisien, manajemen perlu mengadakan struktur pengendalian intern yang baik dan efektif mencegah kecurangan.

2)Mengefektifkan aktivitas pengendalian (1) Review Kinerja

Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja priode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian data yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain, bersama dengan analisis atas hubungan dan tindakan penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas seseorang manajer kredit atas laporan cabang perusahaan tentang persetujuan dan penagihan pinjaman. (2) Pengolahan informasi

Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi adalah pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Pengendalian umum biasanya mencakup pengendalian atas operasi pusat data, pemerosesan dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, keamanan akses, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian ini berlaku untuk maiframe, minicomputer dan lingkungan pemakai akhir (end-user). Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.

(3) Pengengendalian fisik

Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva, penjagaan yang


(5)

memadai terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan perhitungan secara periodik dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum dalam catatan pengendali. (4) Pemisahan tugas

Pembebanan tanggungjawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.

3)Meningkatkan kultur organisasi

Meningkatkan kultur organisasi

dapat dilakukan dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasikan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

4)Mengefektifkan fungsi internal audit Walaupun internal auditor tidak dapat menjamin bahwa kecurangan tidak akan terjadi, namun ia harus menggunakan kemahiran jabatannya dengan saksama sehingga diharapkan mampu mendeteks i terjadinya kecurangan dan dapat memberikan saran-saran yang bermafaat kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.

SIMPULAN

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan senantiasa menghadapi berbagai resiko yang dinamakan resiko bisnis (bussiness risk). Termasuk diantaranya adalah resiko terjadinya kecurangan (fraud) yang

tergolong dalam resiko integritas (Integrity Risk). Menurut ACFE, kecurangan yang terjadi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori kecurangan, kecurangan laporan keuangan (Financial Statement Fraud), penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), dan korupsi (Corruption). Tanda-tanda awal (symptoms) biasanya muncul dalam kasus kecurangan, walau demikian munculnya symptoms tersebut belum berarti telah terjadi kecurangan. Symptoms ini dikenal dengan nama Red flag, yang seyogyanya dipahami dan digunakan oleh internal auditor dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi adanya kecurangan yang mungkin timbul sebelum dialakuakan investigasi.

Setelah memahami jenis-jenis kecurangan, internal auditor perlu memahami secara tepat struktur pengendalian intern yang baik agar dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Menurut COSO, struktur pengendalian intern terdiri atas lima komponen, yaitu Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penaksiran Risiko (Risk Assessment), Standar Pengedalian (Control Activities), Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication), serta Pemantauan (Monitoring).

Jika struktur internal control sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang adanya kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang. Pemeriksa kecurangan harus mengenal dan memahami dengan baik setiap elemen dalam struktur pengendalian intern agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal. 2006. Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor. BPKP. Available at: www.bpkp.go.id

Boockholdt j.L . 1999. Accounting Information Systems. Fifth Edition, Mc Grow Hill.


(6)

Wilkinson, C. et al. 2000. Accounting Information Systems. Fourth Edition. John Wiley and Sons. Inc.

Romney, M.B. & Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information Systems. 9th

Ed, Salemba Empat. Jakarta.

Safuddien, H. 2000.Membangun GCG pada Perusahaan menuju Sustainable Company. Proceeding Konvensi Nasional Akuntan IV.

Rahardjo, B. 2005. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. PT Insan Infonesia - Bandung