ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI MAFQUD (PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO NOMOR : 1708/PDT.G/2014/PA.BJN.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALASAN PERCERAIAN KARENA
ISTERI

( PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO
NOMOR : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn.)

SKRIPSI

Oleh:
UMMI NURJANNAH PRASTYAWATI
NIM: C01212060

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2016

ABSTRAK


Skripsi ini adalah hasil penelitian Kepustakaan tentang penetapan
Pengadilan Agama Bojonegoro perihal Perceraian yang disebabkan isteri m ud
(Ghaib). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana
pertimbangan hukum hakim terhadap penetapan Pengadilan Agama Bojonegoro
Perkara Nomor 1708/Pdt.G/2014/PA.Bjn. dan bagaimana Analisis hukum Islam
terhadap penetapan Pengadilan Agama Bojonegoro Perkara Nomor
1708/Pdt.G/2014/PA.Bjn.
Guna menjawab permasalahan di atas, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data melalui Dokumentasi dan studi Kepustakaan yang terkait.
Dokumentasi yang berupa putusan Pengadilan Agama Bojonegoro, Selanjutnya
dengan menggunakan metode deskriptif dianalisis dengan pola pikir deduktif
yaitu mengemukakan teori atau dalil-dalil yang bersifat umum tentang perceraian,
isteri
ud dan proses penetapan pertimbangan dasar dan hukum hakim dalam
hukum Islam.
Hasil penelitian penyimpulkan bahwa Majelis Hakim mengabulkan
permohonan pemohon dengan verstek dan memberi izin kepada pemohon untuk
menjatuhkan talak satu Raj’i di depan sidang Pengadilan Agama Bojonegoro.
Adapun yang menjadi pertimbangan Hakim dalam memutuskan perkara ini
berdasarkan kententuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 Jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam. Dan didukung dengan bukti
tertulis berupa foto copy akta nikah, KTP dan dua orang saksi. Dan analisis
hukum Islam menggunakan pasal 116 huruf (b) yaitu salah satu pihak
meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut. Karena dalam kasus ini
istri tidak memenuhi kewajibannya sebagai seorang isteri untuk patuh dan
melayani suaminya. Dan istri telah meninggalkan suaminya selama 4 tahun 11
bulan, maka ada benarnya dalam kasus ini disamping isteri pergi meninggalkan
suaminya dapat dipastikan bahwa isteri tidak pernah melaksanakan kewajibanya
sebagai isteri yang sholehah dan patuh kepada suaminya dan isteri tidak pernah
memberi kabar ataupun keberadaanya sehingga suami sangat tersiksa.
Dari kesimpulan diatas, Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
atau orang
hilang (Ghaib). Dalam memahami pertimbangan hukum yang digunakan, Maka
Majelis Hakim selaku pemegang kekuasaan dalam memutuskan perkara
hendaknya memberikan pertimbangan hukum sesuai dengan hukum Islam
sebelum memutuskan perkara dan lebih tepat dalam mengambil keputusan.

v


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL DALAM......................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................

iii

PENGESAHAN...........................................................................................

iv


ABSTRAK....................................................................................................

v

KATA PENGANTAR..................................................................................

vi

DAFTAR ISI.................................................................................................

viii

DAFTAR TANSLITERASI..........................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................................

11

C. Rumusan Masalah...............................................................................

11

D. Kajian Pustaka....................................................................................

12

E. Tujuan Penelitian................................................................................

13


F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................

14

G. Definisi Operasional ..........................................................................

14

H. Metode Penelitian ..............................................................................

16

I. Sistematika Pembahasan.....................................................................

19

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PERKAWINAN ...................
A. Akibat dalam Perkawinan...................................................................


22
22

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Kewajiban Suami..........................................................................

22

2. Kewajiban Isteri ............................................................................

26

d.......................................................................................

31

B. Isteri


1. Definis M

.............................................................................

31

2. Status Hukum M

..................................................................

32

3. Macam-macam M

...............................................................

34

.............................................................. ............


35

C. Akibat Isteri M

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO
(1708/pdt.G/2014/PA.bjn.).............................................................................

39

A. Kedudukan dan Dasar Hukum Pengadilan Agama Bojonegoro.........

39

1. Gambaran umum Pengadilan Agama Bojonegoro........................

39

2. Kompetensi Absolut ......................................................................


41

3. Kompetensi Relatif .......................................................................

42

4. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Bojonegoro ....................

44

B. Deskripsi Putusan Pengadilan Agama Bojonegoro Nomor
1708/pdt.G/2014/PA.bjn......................................................................

47

1. Duduk Perkara ...............................................................................

47

2. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama Bojonegoro......


53

3. Amar Putusan .................................................................................

56

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI
D ........................................................................................................
A. Analisis terhadap Pertimbangan Hukum dan Dasar karena Isteri m
Putusan Nomor: 1708/pdt.G/2014/PA.bjn............................................

60
d dalam
60

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Analisis Hukum Islam terhadap Perceraian karena Isteri M

d pada Kasus Putusan

Nomor: 1708/pdt.G/2014/PA.bjn........................................................

65

BAB V PENUTUP..........................................................................................

70

A. Kesimpulan...........................................................................................

70

B. Saran.....................................................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

72

LAMPIRAN.....................................................................................................

74

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Allah telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, ada
lelaki ada perempuan. Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak
yang bertujuan untuk generasi atau melanjutkan keturunan. Oleh karena itu
Allah Swt memberikan manusia karunia berupa pernikahan untuk memasuki
jenjang hidup baru yang bertujuan untuk melanjutkan dan melestarikan
generasinya. Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut
menjadi sebuah keluarga yang benar-benar manusiawi, maka Islam telah
datang dengan membawa ajaran pernikahan yang sesuai dengan syariat-Nya.
Islam menjadikan sebuah pernikahan itu pula yang akan melahirkan keturunan
yang terhormat. Satu hal yang wajar jika suatu pernikahan dikatakan sebagai
peristiwa yang sangat di harapkan oleh mereka yang ingin menjaga kesucian
fitrah.
Untuk menuju kesucian yang fitrah setiap manusia mendorong
masing-masing individu untuk mencari pasangan hidupnya yaitu dengan
membentuk suatu keluarga. Keluarga adalah sebuah kelompok manusia
terkecil yang didasarkan atas ikatan perkawinan, sehingga membentuk sebuah
rumah tangga. Untuk dapat melangsungkan suatu perkawinan harus memenuhi
syarat sahnya perkawinan. Dengan demikian perkawinan sah, apabila

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya (pasal 2
ayat 1 UU No.1 tahun 1974).
Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami
dari kehidupan manusia itu sendiri yang meliputi kebutuhan dan fungsi
biologis,

melahirkan

keturunan,

kebutuhan

akan

kasih

sayang

dan

persaudaraan, memelihara anak-anak tersebut menjadi anggota-anggota
masyarakat yang sempurna (volwaardig).1
Perkawinan adalah upaya yang dilakukan oleh sepasang makhluk
hidup berlawanan jenis untuk memperoleh keturunan demi melestarikan
golongannya dimuka bumi ini. perkawinan bagi manusia merupakan hal yang
skaral, sangat dianjurkan oleh agama, diatur undang-undang pernikahan, dan
tentunya agar manusia yang memang diciptakan berpasang-pasangan itu tidak
hidup sendiri.
Oleh karena itulah Islam merumuskan perkawinan menjadi ikatan
yang tidak hanya dipertalikan oleh ikatan lahir saja akan tetapi diikat juga
dengan ikatan batin.2 Dijelaskan dalam Pasal I Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Di samping itu Kompilasi Hukum Islam juga merumuskan bahwa

1

Titik Triwulan, Poligami Perspektif Perikatan Nikah, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), 2.
Departemen Agama RI, Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia (Surabaya: BP-4 Propinsi
Jawa Timur, 1993), 7.

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Perkawinan menurut hukun Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat
kuat untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.3
Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah
melakukan perkawinan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak
diantara mereka berdua dan anak-anak yang lahir dari perkawinan tersebut.
Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang
Perkawinan (selanjutnya disebut UU Perkawinan)4,

bukan hanya merupakan

suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan
keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu perkawinan tolak ukurnya
sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang
dianutnya.5
Sebagai suatu perikatan yang kokoh, perkawinan dituntut untuk
menghasilkan kemaslahatan yang kompleks, bukan sekedar penyaluran
kebutuhan biologis semata.6 Perkawinan harus mampu menghasilkan tujuantujuan yang telah digariskan, Sebagaimana firman Allah Swt yang terdapat
dalam al- Qur’an, surat 30, Ar-rum ayat 21 yang berbunyi :

ٍ ‫اف أَلْ ِسنَتِ ُكم وأَلْوانِ ُكم إِ ّن ِِ َذلِك آيا‬
ِ
ِِ ِ
ِ ‫اأر‬
ُ ِ‫اخت‬
ْ ‫ض َو‬
ْ ‫َوم ْن آيَاته َخ ْل ُق ال ّس َم َاوا َو‬
َ َ
ْ ََْ
ِِ ِ
ْ
َ ‫ل ْل َعالم‬
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan
langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.

3

Pasal 2 Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan (LN 1974 Nomor 1,TLN 3019)
5
Abdurrahman, Masalah-masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia,(Bandung : Penerbit
Alumni), 9.
6
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006), 189.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang mengetahui. ” (QS. Ar- Rum : 21 )7
Dan juga dalam surat 4, An- Nisa’ ayat 1 yang berbunyi :

ِّ
ِ‫سو‬
ِ
ّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َزْو َج َها َوب‬
‫ث ِمْن ُه َما ِر َجاا‬
َ ٍ ‫ّاس اتّ ُقوا َربّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن نَ ْف‬
ُ ‫يَا أَيّ َها الن‬
ِ
ِِ
ِ ِ
‫اأر َح َام إِ ّن اللّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبرا‬
ْ ‫َكث ريا َون َساءر َواتّ ُقوا اللّهَ الّذي تَ َساءَلُو َن به َو‬
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS. An- Nisa’ : 4 )8
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pernikahan adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan dianggap sah
apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan
kepercayaan serta dicatatkan di lembaga yang berwenang menurut perundangundangan yang berlaku.9
Menempuh kehidupan dalam perkawinan merupakan harapan dan niat
yang wajar oleh setiap orang. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan
bahwa membangun keluarga itu mudah, namun memelihara dan membina

7

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,2005), 406.
Ibid., 77.
9
Wacana Intelektual, Undang-undang Perkawinan Indonesia, (Wipress, 2007 ), 1-2.

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

keluarga hingga mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan yang selalu
didambakan oleh setiap pasangan suami isteri alangkah sukarnya.10
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang mesti ada saja
hempasan ombak dan terpaan badai, sepasang suami isteri selalu butuh nasihat
agar mereka selamat membawa bahtera mereka sampai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Keduanya butuh untuk selalu diingatkan dan hendaknya tak jemu-jemu
mendengarkan nasihat atau peringatan walaupun sudah pernah mengetahui apa
yang dinasihatkan tersebut.
Ketika sebuah perkawinan harus menghadapi masa-masa sulit yang
tanpa dapat dielakkan lagi, perceraian bisa menjadi pilihan terbaik yang cukup
menyakitkan.

Perceraian

sendiri

adalah

sebuah

proses

yang

tidak

menyenangkan. Seringkali terjadi, pasangan menghindari proses ini kendati
perkawinan mereka sudah berakhir, mereka mengabaikannya dan meneruskan
hidup seolah tidak pernah terjadi masalah. Mereka berusaha untuk tetap
mempertahankan perkawinannya sekalipun dalam perkawinan itu tidak ada
kebahagiaan. Dengan berbagai alasan mereka berusaha untuk menghindari
perceraian. Walaupun pada dasarnya perkawinan mereka telah gagal untuk
dipertahankan.
Perceraian merupakan lepasnya ikatan perkawinan antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri, yang dilakukan di depan sidang
Pengadilan, yaitu Pengadilan Negeri untuk non muslim dan Pengadilan Agama
bagi yang beragama Islam. Sedangkan pengertian perceraian menurut hukum
10

Hasan Basri, Keluarga sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1995), 3-4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

perdata adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atas tuntutan
salah satu pihak dalam perkawinan itu.
Perceraian adalah putusnya suatu hubungan suami isteri, yang di
karenakan sudah tidak ada kecocokan satu sama lain. Putusnya perkawinan
oleh suami atau isteri atau atas kesepakatan kedua-duanya apabila hubungan
mereka tidak lagi memungkinkan tercapainya tujuan perkawinan. Pada
umumnya perceraian dianggap tidak terpuji akan tetapi bila keadaan mereka
menemui jalan buntu untuk dapat memperbaiki hubungan yang retak antara
suami dan isteri, maka pemutusan perkawinan atau perceraian menjadi hal
yang wajib.
Timbulnya perselisihan tidak hanya dikarenakan oleh pihak wanita
atau hanya pihak laki-laki saja, akan tetapi dikarenakan oleh sikap egoisme
masing masing individu. Oleh karena itu, perceraian dapat dilakukan apabila
dengan alasan yang kuat dengan hukum perkawinan yang berlaku di Indonesia
dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.
Untuk dapat mengajukan perceraian ke pengadilan, harus terpenuhi
dulu alasan-alasan perceraian yang dibenarkan. Secara jelas pasal 19 peraturan
pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 menjelaskan bahwa alasan-alasan yang dapat
dijadikan dasar dalam pengajuan perceraian adalah
1. Salah satu pihak berzina.
2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 tahun berturut-turut
tanpa izin dan tanpa alasan yang jelas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun.
4. Salah satu pihak melakukan penganiayaan atau kekejaman yang
membahayakan pihak lain.
5. Salah satu pihak menderita penyakit yang mengakibatkan tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri.
6. Terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus dan tidak ada
harapan rukum kembali.11
Kemudian dalam Kompilasi Hukum islam (KHI) pasal 116 terdapat
penambahan 2 (dua) alasan yang disesuaikan dengan hukum islam, yaitu :
1. Suami melanggar ta’lik talaq.
2. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan
dalam rumah tangga.12
Suami tidak perhatian, selingkuh, sakit hati dengan perkataan atau
perbuatan suami, penghasilan kurang, suasana rumah tidak menyenangkan
biasanya dijadikan alasan untuk melegalkan atau membenarkan tindakan
seorang isteri meninggalkan suaminya dengan pergi menginap ke tempat lain
(teman, saudara, kantor, orang tua dll) dengan harapan dapat menyelesaikan
masalah atau hanya memberi pelajaran kepada suami agar tidak mengulangi
perbuatannya lagi. Tindakan isteri meninggalkan suami ini sering dianggap
ringan atau sepele oleh sebagian wanita yang tidak mengerti hukum Islam tapi
jika tindakan ini dilakukan terhadap seorang pria muslim yang paham hukum
11
12

Undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1974, Pasal 19, 28.
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta : Nuansa Aulia, 2012), 36.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

agama akan sangat fatal dan berat akibatnya karena agama Islam melarang
dengan keras hal tersebut.
Isteri yang pergi meninggalkan rumah tidak akan menyelesaikan
masalah justru akan memperberat masalah, suami akan mempunyai kesan isteri
lari dari tanggung jawab dan kewajibannya sebagain isteri, membuat suami
menjadi sakit hati sehingga menjadi ringan untuk menceraikannya serta
menambah fitnah bagi diri sendiri dan suaminya. Apalagi jika isteri pergi
meninggalkan rumah dengan alasan ingin bekerja ke luar negeri akan tetapi
tidak pernah kembali sungguh sangat berdosa karena perbuatan isteri ini akan
di laknat oleh Allah dan malaikatpun memarahinya.
Setan selalu berusaha untuk membujuk dan mengajak manusia untuk
berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah dan Rasul-Nya. Setan bernama
Dasim tugasnya membujuk seorang isteri agar tidak taat kepada suami dan
mempengaruhi seorang isteri agar pergi meninggalkan rumah dengan berbagai
alasan untuk membenarkan perbuatan yang dilakukan meskipun sudah jelas
bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh al-Qur’an dan Hadits. Alasan sakit hati
karena perbuatan atau perkataan suami, yang kadang dijadikan alasan isteri
untuk membenarkan tindakan meninggalkan rumah dan suami. Seringkali ada
Pihak ketiga (PIL) yang kadang menjadikan seorang isteri semangat
meninggalkan suami meskipun tidak semuanya demikian.
Isteri meninggalkan suami atau pergi tanpa izin suami bukanlah
termasuk golongan wanita yang baik karena isteri yang baik akan menghormati
pemimpinnya (suaminya). Pemimpin rumah tangga dalam Islam adalah suami

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

bukan Isteri karena Suami mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari
isterinya. Sudah sewajarnya jika isteri berkewajiban untuk taat pada suaminya
selama suami menyuruh dalam kebaikan (bukan kemaksiatan). Sebagaimana
firman Allah dalam surat 4, An-Nisa’ ayat 34 yang berbunyi :

ِ ِ ‫ال قَ ّوامو َن علَى الن‬
ٍ ‫ض ُه ْم َعلَى بَ ْع‬
‫ض َوَِِا أَنْ َف ُقوا ِم ْن‬
َ ‫ّل اللّهُ بَ ْع‬
َ ُ ُ ‫الّر َج‬
َ
َ ‫ّساء َِا فَض‬
ِ ّ ‫أَمواِِِم فَال‬
ِ ِ ِ ‫اِا قَانِتا حافِظَا لِْلغي‬
‫وزُ ّن فَعِظُوُ ّن‬
َ ‫ب َِا َحف َظ اللّهُ َوالاِ َََافُو َن نُ ُش‬
َْ ٌ َ ٌ َ ُ َ ّ
ْ َْ
ِ
ِ
‫اض ِربُوُ ّن فَِإ ْن أَطَ ْعنَ ُك ْم فَا تَْب غُوا َعلَْي ِه ّن َسبِيا إِ ّن اللّهَ َكا َن َعليّا‬
ْ ‫ضاج ِع َو‬
َ ‫َوا ْ ُج ُروُ ّن ِِ الْ َم‬
‫َكبِ ريا‬
“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.”13

Seperti yang terjadi di Pengadilan Agama Bojonegoro perkara gugat
talak Nomor 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. dalam perkara gugat talak yang di latar
belakangi oleh mafqudnya (ghaib) isteri yang disebabkan semenjak
kepergiannya pamit untuk mencari pekerjaan di luar negeri hingga sekarang
tidak pernah pulang dan tidak pernah memberi kabar berita. Selang kepergian
isteri dari tempat kediaman bersama selama 4 tahun tanpa adanya alasan dan
kabar berita tersebut membuat hubungan suami isteri yang telah terjalin dalam
13

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro ,2005), 84.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

kondisi ketidakpastian sehingga membuat suami mengajukan cerai talak ke
Pengadilan Agama Bojonegoro.
Dalam penyelesaian kasus perkara Nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn.
ini hakim menggunakan dasar hukum pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah
No.9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam yaitu
terjadinya perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan tidak ada harapan
rukun kembali. Akan tetapi dalam posita perkara tidak disebutkan telah terjadi
perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus. Dari sini bisa dilihat
bahwa dasar hukum yang dipakai hakim pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum
Islam sepertinya kurang tepat karena tidak pernah terjadi perselisihan dan
pertengkaran yang terjadi antara suami isteri secara terus menerus. Disebutkan
juga dalam dalam putusan hakim selanjutnya pasal 82 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 yaitu agar pemohon bersabar menunggu
kedatangan termohon dan dapat rukun kembali. Akan tetapi dalam posita
perkara pemohon ditinggalkan selama kurang lebih 4 tahun 11 bulan, padahal
sudah jelas diterangkan dalam KHI pasal 116 huruf (c) jika salah satu pihak
meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin dan
pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya
maka boleh mengajukan perceraian. Inilah yang membuat penulis merasa
tertarik untuk menulis sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam
Terhadap Putusan Perkara NOMOR : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. Perceraian
Akibat Isteri

afq d (Ghaib) “

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perceraian akibat isteri

afq d (ghaib).

2. Kesesuaian alasan hakim dalam memutuskan perkara Nomor :
1708/pdt.G/2014/PA.bjn.
3. Bentuk dan jenis hukum yang dipakai hakim Pengadilan Agama Bojonegoro
dalam memutuskan perkara Nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn tentang
perceraian karena isteri

afq d.

Tidaklah mudah untuk meneliti pada setiap permasalahan yang akan
di teliti pada setiap bidangnya, oleh karena itu setiap peneliti akan membatasi
masalah yang akan diteliti, begitu juga dengan penelitian ini, sebagai tindak
lanjut agar lebih praktis dan khusus diperlukan batasan masalah yang meliputi :
1. Dasar dan pertimbangan hakim dalam penetapan perkara perceraian karena
isteri

afq d.

2. Analisis hukum Islam terhadap dasar dan pertimbangan hakim dalam
memutuskan perkara.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam memutuskan
perkara nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn ?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap dasar dan pertimbangan hakim
dalam memutuskan perkara nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

D. Kajian Pustaka
Dalam penelaahan kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil
sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah.14 Penyusun belum menemukan
tulisan yang secara khusus membahas tema mengenai isteri

afq d (ghaib) .

Namun penyusun mencoba menelaah dari berbagai literatur yang tentunya
berkaitan dengan judul ini, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang
memuaskan.
Pertama, Nur Laila,15 yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Perceraian Karena Suami

afq d di Pengadilan Agama

Bojonegoro antara Tahun 2005-2006“. Skripsi ini membahas tentang perkara
perceraian bahwa pihak isteri mengajukan gugat cerai karena ditinggal
suaminya selama 6 tahun, dan dengan alasan penyelewengan, dan karena
kurangnya harmonisasi, karena lemahnya ekonomi dan menurut Islam. Dalam
hukum Islam menjelasakan “ Barang siapa yang menggantungkan talak pada
suatu keadaan, maka jatuh talaknya dengan keadaan tersebut.
Kedua, Badrut Tamam,16 yang berjudul “Perspektif Imam Syafi’i
tentang Pernikahan Kedua Bagi Isteri yang Suaminya

afq d, Study Kasis Di

Desa Labuhan Sreseh Sampang”. Skripsi ini membahas tentang pernikahan
kedua isteri yang ditinggal pergi suami pertama selama kurang lebih 12 tahun,
14

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,
2006), 109
15
Nur Laila , “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perceraian Karena Suami Mafqud di Pengadilan
Agama Bojonegoro antara Tahun 2005-2006 “, (Skripsi IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2007).
16
Badrut Tamam , “Perspektif Imam Syafi’i tentang Pernikahan Kedua Bagi Isteri yang Suaminya
Mafqud, Study Kasis Di Desa Labuhan Sreseh Sampang”, ( Skripsi IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2008 ).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

pernikahan ini dalam kpnteks mahfudnya suami. Menurut Imam Syafi’i tidak
boleh dilaksanakan sebelum jelas status hubungan perkawinannya dengan
suami pertama, dan menunggu sampai jelas tentang matinya suami pertama
dan beriddah, setidaknya 7 tahun atau melalui tuntutan cerai di Pengadilan
sekalipun tidak sampai pada waktu yang sangat lama.
Sedangkan skripsi yang berjudul “ Analisis hukum Islam terhadap
alasan perceraian karena isteri

afq d (ghaib) perkara putusan nomor :

1708/pdt.G/2014/PA.bjn.” lebih memfokuskan pada pertimbangan hakum yang
dipakai oleh hakim Pengadilan Agama Bojonegoro dalam menjatuhkan
putusan perkara cerai talak karena isteri mafqud. Kemudian Dengan masalah
tersebut penulis mencoba menganalisis, karena belum ada yang meneliti atau
mengkajinya.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah adanya rumusan kalimat yang menunjukkan
suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan. Sebagaimana
rumusan masalah yang disampaikan diatas maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dasar hukum hakim Pengadilan Agama Bojonegoro
dalam memutuskan perkara Nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. tentang cerai
talak akibat isteri

afq d.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Untuk mengetahui bagaimana analisi hukum islam terhadap putusan hakim
Pengadilan Agama Bojonegoro dalam perkara cerai talak akibat isteri
afq d.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan
penelitian. Kegunaan penelitian dapat dilihat dari:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan tentang kajian serupa dan sebagai dasar penyusunan untuk
penelitian selanjutnya yang mempunyai relevansi dengan skripsi ini.
2. Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau
pertimbangan bagi penetapan suatu ilmu di Lapangan atau masyarakat.

G. Definisi Operasional
Supaya arah pembahasan dan pemahaman dalam penelitian ini lebih
jelas, serta untuk mencegah adanya kesalahpahaman terhadap isi tulisan ini,
maka peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan definisi operasional yang
menunjukkan ke arah pembahasan sesuai dengan maksud yang dikehendaki
terkait dengan judul tulisan ini, yaitu: “Analisis Hukum Islam terhadap
Alasan Perceraian Karena Isteri

(Putusan Pengadilan Agama

Bojonegoro Nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn )“

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1. Analisis Hukum Islam
Analisi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh
ilmu pengetahuan dengan cara menguraikan.17 Hukum Islam ialah kaidah,
asas, prinsip atau aturan yang digunakan untuk mengendalikan masyarakat
Islam, baik berupa ayat al-Qur’an, Hadits Nabi Saw, pendapat sahabat dan
tabi’in, maupun pendapat yang berkembang di suatu masa dalam kehidupan
umat18. Hukum Islam yang di maksud disini adalah Kompilasi Hukum Islam
(KHI) dan peraturan permerintah Pasal 19 Nomor 9 tahun 1975, yang dalam
hal ini dilakukan pengkajian atau telaah terhadap suatu putusan dalam
perkara perceraian karena isteri

afq d.

2. Perceraian
Lepasnya ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan.19
Lepasnya ikatan perkawinan ini adakalanya karena talak atau gugatan
perceraian.

Seperti

1708/pdt.G/2014/PA.bjn

yang
yang

terjadi

pada

bercerai

karena

perkara
isteri

Nomor

:

meninggalkan

kediaman bersama.
3.

afq d
Orang yang hilang dan tidak ada kabar beritanya serta dimungkinkan tidak
bisa diketahui keberadaannya.20

afq d atau orang hilang disini adalah

isteri pemohon yang dinyatakan hilang setelah kepergiannya ke luar negeri.

17

Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, 15.
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), 575.
19
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Vol. 2 (Beirut: Dar al-Fikr, tt), 206.
20
Abi Muhammad al-Husein bin Mas’ud Bin Muhammad Bin al-Farra’ al-Bagawiy, Al-Tahdib Fi
Fiqh Al-Imam Al-Syafi’iy, 273.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

jadi yang dimaksud dari penelitian ini adalah penyelesaian perkara
putusan Nomor : 1708/pdt.G/2014/PA.bjn yang terjadi di Pengadilan Agama
Bojonegoro, perceraian yang dikarenakan isteri

afq d.

H. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian hukum dibahas metode-metode yang
merupakan pendekatan praktis dalam setiap penelitian ilmiah. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan bagi setiap peneliti mengetahui suatu
peristiwa atau keadaan yang diinginkan.21 Untuk memperoleh suatu kebenaran
ilmiah tentang suatu hal, sebagaimana yang disebutkan dalam rumuan masalah,
penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
a. Data tentang dasar hukum yang dipakai oleh hakim Pengadilan Agama
Bojonegoro

dalam

memutuskan

perkara

Nomor

:

1708/pdt.G/2014/PA.bjn tentang perceraian karena isteri

afq d.

Diantaranya Pasal 82 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun
1989 dan KHI Pasal 116.
b. Data yang berkenaan dengan pemahaman, pendapat, atau penafsiran
terhadap perceraian karena isteri mafqud dalam hukum islam.
Diantaranya Kompilasi Hukum Islam Pada Pasal 116 huruf (c) dan (f)
dan pasal 19 tahun peraturan pemerintah No.9 Tahun 1975.

21

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,
2006), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

2. Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan sebagai bahan rujukan
pencarian data, yaitu berupa dua hal :
a. Sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat
lainnya. Data primer diperoleh sendiri secara mentah-mentah dan masih
diperlukan analisa lebih lanjut.22 Adapun sumber primer yang dipakai
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Putusan Hakim atau berkas perkara permohonan cerat talak nomor
1708/pdt.G/2014/PA.bjn.
2. Kompilasi Hukum Islam (KHI).
3. Pasal 19 peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.
4. Pasal 19 dan 28 Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.
5. Alasan-alasan

hakim

dalam

memutuskan

perkara

Nomor

:

1708/pdt.G/2014/PA.bjn.
b. Sumber Sekunder adalah sumber yang diperoleh dari sumber yang telah
ada atau data tersebut sudah tersedia yang berfungsi untuk melengkapi
data primer.23 Adapun sumber sekunder yang digunakan meliputi :
1. Soemiyati, S.H, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang
Perkawinan.
2. P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek.
3. Soejono Soekarno, Pengantar Penelitian Hukum.
22

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,
2006), 87.
23
Soejono Soekarno, Pengantar Penelitian Hukum, (jakarta : UI-PRESS, Cet. III, 2008), 101.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

4. A.W. Munawwir, Kamus Munawwir.
5. Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia.
6. Amir Syarifuddin Hukum Perkawinan Islam di Indonesia .
7. Hasan Basri, Keluarga sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah: bersifat
lapangan, maka data yang diperoleh berupa :
a. Dokumentasi yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data yang
berasal dari catatan-catatan atau arsip-arsip yang terkait dengan
penelitian ini.24 Diantaranya berkas perkara putusan Pengadilan Agama
Bojonegoro Nomor 1708/pdt.G/2014/PA.bjn.
b. Kajian Pustaka ialah tidak hanya berupa teori-teori yang telah matang
siap untuk dipakai tetapi dapat pula berupa hasil-hasil penelitian yang
masih memerlukan pengujian kebenarannya.25 Diantaranya Kompilasi
Hukum Islam dan Peraturan Pemerintah Tahun 1974.
4. Teknik pengolahan data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka penulis
menggunakan metode berikut untuk mengolah data :
a. Editing atau klarifikasi data sebagai awal mengadakan perubahan data
mentah menuju pada pemanfaatan data sehingga dapat terlihat kaitan satu

24

Suharsini Arkun, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta,2011) ,
234
25
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,
2006) , 88

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

dengan yang lainnya, juga tindakan ini sebagai awal penafsiran untuk
analisis data.26
b. Organizing yaitu mengatur dan menyusun bagian sehingga seluruhnya
menjadi suatu kesatuan yang teratur.27
5. Teknik Analisi Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, yaitu teknik yang digunakan untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subek penelitian secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
alamiah dan dengan cara memanfaatkan metode alamiah.28
Hasil penelitian kemudian ditelaah dengan menggunakan deskriptif
analisis dan pola deduktif untuk menganalisis data umum berdasarkan
kenyataan-kenyataan dari hasil riset kemudian diambil kesimpulan dari hasil
penelitian.

Yakni

mengungkapkan

kenyataan-kenyataan

dari

hasil

penelitian.

I. Sistematika Pembahasan
Dalam skripsi ini dikelompokkan menjadi lima bab yang masingmasing mempunyai hubungan dengan yang lain yang merupakan rangkaianrangkaian yang berkaitan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

26

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya,
2006) , 105.
27
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi, III (Jakarta: Balai
Pustaka. 2005), 803.
28
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung, Remaja Rosdakarya; 2008), 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Bab pertama, Pendahuluan pembahasan dalam bab ini dimulai dengan
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bagian
ini sebagai acuan serta arahan kerangka penelitian serta pertanggung-jawaban
penelitian ini.
Bab kedua, memuat tinjauan umum tentang hak dan kewajiban dalam
perkawinan, yang berisi tentang : kewajiban suami dan kewajiban isteri .
Pengertian
hukum isteri

afq d, status hukum

afq d, macam-macam

afq d, dan akibat

afq d.

Bab ketiga, setelah digambarkan tentang materi penghibahan
kemudian selanjutnya memuat tentang sejarah, wilayah yudiksi, kompetensi
serta struktur Pengadilan Agama Bojonegoro. Dan deskripsi perkara perceraian
dikarenakan isteri pamit kerja keluar Negeri, dan pertimbangan hakim dalam
memutuskan perkara tersebut. Bagian ini merupakan isi dari pokok masalah
berupa gambaran kasus isteri

afq d yang kemudian akan di analisis.

Bab keempat, memuat analisis hukum Islam terhadap dasar
pertimbangan dan kesesuaian putusan Pengadilan Agama Lamongan Nomor :
1708/pdt.G/2014/PA.bjn. tentang isteri

afq d. Bab ini mengemukakan

tentang dasar dan pertimbangan hakim serta kesesuaian putusan hakim
pengadilan tersebut dalam menangani perkara yang diperiksa sehingga
menghasilkan putusan cerai dalam perkara tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Akhirnya pada bab kelima penelitian ini di akhiri dengan penutup
yang memuat kesimpulan dan saran yang dihasilkan dari keseluruhan proses
penelitian yang telah dilakukan. Dan pada akhir skripsi ini dimuat daftar
pustaka yang dijadikan bahan pembahasan skripsi dan lampiran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PERKAWINAN
A. Akibat Dalam Perkawinan
1.

Kewajiban Suami
Kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seorang terhadap
orang lain. Sedangkan kewajiban berasal dari kata wajib yang berarti
keharusan untuk berbuat sesuatu. Kewajiban timbul karena hak yang
melekat pada subyek hukum. Jadi dalam hubungan suami isteri di sebuah
rumah tangga, suami mempunyai hak dan begitu pula isteri mempunyai
hak. Sebaliknya suami mempunyai beberapa kewajiban dan begitu pula
sikap isteri juga mempunyai kewajiban.1
Apabila suatu akad nikah terjadi (perjanjian perkawinan), maka
seorang laki-laki yang menjadi suami memperoleh berbagai hak dalam
keluarga, demikian juga seorang perempuan yang menjadi isteri dalam
perkawinan memperoleh berbagai hak pula. Disamping itu mereka pun
memikul kewajiban-kewajiban sebagai akibat dari mengikatkan diri dalam
perkawinan itu.2
Terkait hak dan kewajiban suami isteri terdapat dua hak, yaitu
kewajiban yang bersifat materiil dan kewajiban yang bersifat immateriil.
Bersifat materiil berarti kewajiban zhahir atau yang merupakan harta

1
2

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2006), 159.
Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1999), 63.

22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

benda, termasuk mahar dan nafkah. Sedangkan kewajiban yang bersifat
immateriil adalah kewajiban bathin seorang suami terhadap isteri, seperti
memimpin isteri dan anak-anaknya, serta bergaul dengan isterinya dengan
cara baik.3
Hak hak isteri yang menjadi kewajiban suami dapat dibagi menjadi
dua yaitu
a. Hak kebendaan
1. Mahar (Mas kawin)

ِ ِِ
ِ
‫ْ لَ ُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِمْنهُ نَ ْف رسا فَ ُكلُوُ َ نِيئرا َم ِريئرا‬
َ ْ ‫ص ُدقَاِ ّن ِْلَةر فَِإ ْن ط‬
َ َ‫ّساء‬
َ ‫َوآتُوا الن‬
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika
mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu
dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu
(sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (QS. An
Nisaa’ : 4)

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa mas kawin itu
harta pemberian wajib dari suami kepada isteri, dan merupakan hak
penuh bagi isteri yang tidak boleh diganggu oleh suami, suami
hanya dibenarkan ikut makan mas kawin apabila telah diberikan
oleh isteri dengan suka rela.

3

Mahmudah ‘Abd Al’Ati, Keluarga Muslim, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), 223

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

2. Nafkah

ِ ِ
ِ ِ
ِ ِ
ِِ
ٍِ
ُ ّ‫ليُ ْنف ْق ذُو َس َعة م ْن َس َعته َوَم ْن قُد َر َعلَْيه ِرْزقُهُ فَ ْليُ ْنف ْق ِّا آتَا ُ اللّهُ ا يُ َكل‬
ُ‫ف اللّه‬
‫نَ ْف رسا إِا َما آتَا َ ا َسيَ ْج َع ُل اللّهُ بَ ْع َد عُ ْس ٍر يُ ْسررا‬
“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban
kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath- Thalaq : 7)4

ِ ُ‫ْ لِمن أَراد أَ ْن يتِ ّم الّرضاعةَ وعلَى الْمول‬
ِ
ِ ِ َ‫ضعن أَواد ّن حول‬
ِ
‫ود لَهُ ِرْزقُ ُه ّن‬
ْ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ‫َوالْ َوال َدا ُ يُْر‬
ُ َ َ ْ َ ِ ْ َ‫ْ َكامل‬
َْ َ َ َ َ
ِ ‫وف ا تُ َكلّف نَ ْفس إِا وسعها ا تُضا ّر والِ َدةٌ بِولَ ِد ا وا مولُود لَه بِولَ ِد‬
ِ ‫وكِسوتُه ّن بِالْمعر‬
ََ ْ ُ ٌ ُ
َ ُ ٌ َْ َ َ َ َ َ
ُْ َ ُ َ ْ َ
ِ
ِ
ِ
ِ
ٍ
ٍ ‫ّاا َع ْن تَ َر‬
َ ‫َو َعلَى الْ َوا ِرث ِمثْ ُل َذل‬
ُْ ‫اح َعلَْي ِه َما َوإِ ْن أ ََرْد‬
َ ‫ك فَإِ ْن أ ََر َادا ف‬
َ َ‫اض مْن ُه َما َوتَ َش ُاور فَا ُجن‬
ِ ‫أَ ْن تَست ر ِضعوا أَوا َد ُكم فَا جناح علَي ُكم إِذَا سلّمتم ما آتَيتم بِالْمعر‬
‫وف َواتّ ُقوا اللّهَ َو ْاعلَ ُموا أَ ّن‬
ْ ْ ُ َْْ
ُ ْ َ ْ ُْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ َ َ ُ
ِ
ِ
ٌ‫اللّهَ َِا تَ ْع َملُو َن بَّي‬
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena
anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-baqarah : 233)5

Maksud dari ayat ini adalah agar suami mencukupkan segala
keperluan isteri, meliputi makanan, pakaian tempat tinggal, dan
pengobatan, dalam keadaan isteri tergolong kaya ataupun miskin.
4
5

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,2005), 559.
Ibid., 37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

b. Hak-hak bukan kebendaan
Hak-hak bukan kebendaan yang wajib ditunaikan suami terhadap
isterinya yaitu memberikan nafkah batin terhadap isterinya dalam bentuk
interaksi dengan isterinya dengan baik, Sebagaimana dalam firman Allah
dalam al-Qur’an surat 4 An-Nisaa’ ayat 19 yang berbunyi

ِّ
ِ
ِ
ِ ‫ضلُوُ ّن لِتَ ْذ َ بُوا بِبَ ْع‬
‫ض َما‬
ُ ‫ّساءَ َك ْرر ا َوا تَ ْع‬
َ ‫يَا أَيّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا ا ََ ّل لَ ُك ْم أَ ْن تَرثُوا الن‬
ِ ‫اشرو ّن بِالْمعر‬
ِ ٍ ٍ ِ ِ ِ‫آتَيتُمو ّن إِا أَ ْن يأْت‬
‫وف فَِإ ْن َك ِرْ تُ ُموُ ّن فَ َع َسى أَ ْن‬
َ َ
ُ ُْ
ُ ْ َ ُ ُ ‫ْ ب َفاح َشة ُمبَ يّ نَة َو َع‬
‫تَكَْرُ وا َشْيئرا َوََْ َع َل اللّهُ فِ ِيه َخْي ررا َكثِ ريا‬
“ Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka
melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka
secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’ :
19)6
Maksud dari ayat ini adalah bahwa kaum laki-laki (suami)
berkewajiban memimpin kaum perempuan (isteri) karena laki-laki
mempunyai kelebihan atas kaum perempuan (dari segi kodrat), dan adanya
kewajiban laki-laki memberi nafkah untuk keperluan keluarganya. Isteri
yang soleh akan patuh kepada Allah dan suaminya serta memelihara harta
benda dan hak-hak suami, meskipun suami tidak ada bersamanya.
Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 80 ayat (1) sampai
(7) kewajiban seorang suami adalah

6

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro,2005), 80.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

1. Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya, akan
tetap mengenai hal-hal ur

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26