KONFLIK KETEGANGAN SOSIAL ANTARAMASYARAKAT PRIBUMI DENGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI ARNHEMIA (PANCUR BATU).

KONFLIK KETEGANGAN SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PRIBUMI DENGAN
PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI ARNHEMIA (PANCUR BATU)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan

OLEH:
JEFRI DUAN SINULINGGA
3101121211

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK
Jefri Duan Sinulingga. Nim. 3101121211.Konflik Ketegangan Sosial
AntaraMasyarakat Pribumi Dengan Perusahaan Perkebunan Di Arnhemia (Pancur
Batu) Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Medan.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui: 1.Interaksi sosial sebelum terjadinya

konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan
perkebunan di Arnhemia. 2. Bagaimana Latar belakang terjadinya konflik
ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di
Arnhemia. 3. Untuk mengetahui Proses terjadinya konflik ketegangan sosial
antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia. 4.
Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia.Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan data deskriptif berupa kata
kata tertulis atau lisan dari orang orang dan pelaku yang dapat diamati.Untuk
memperoleh data data yang diperlukan untuk menjawaba penelitian ini, maka
peneliti menggunakan metode Field Research (penelitian lapangan) dengan
mengadakan observasi dan wawancara.Selain itu penulis juga menggunakan
metode studi kepustakaan untuk mencari perbandingan informasi dari berbagai
buku.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1.Interaksi sosial antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan perkebunan sebelum terjadinya konflik masih
berlangsung dengan baik. 2. latar belakang terjadinya konflik karena pihak
perusahaan perkebunan belanda yang ingin menguasai semua lahan milik
masyarakat pribumi. 3.Proses terjadinya konflik dengan adanya pertikaian besarbesaran antara masarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan. 4Interaksi
sesudah terjadinya konflik antara masyarakat pribumi dengan perusahaan
perkebunan tidal adanya lagi interaksi karena perusaan perkebunan belanda

langsung pergi dari Arnhemia (Pancur Batu). Menurut analisis peneliti, interaksi
antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan setelah berakhirnya
konflik yaitu, sudah tidak ada lagi hubungan social antarab keduanya karena
sesudah bereakhirnya konflik perusahaan perkebunan belanda langsung pergi dari
Arnhemi.Jadi, sudah tridak ada lagi interaksi antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan sesudah berakhirnya konflik.

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Konflik Ketegangan Sosial Antara Mayarakat Pribumi Dengan
Perusahaan Perkebunan Di Arnhemia (Pancur Batu)”.Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan yang harus diselesaikan untuk mendapat gelar Sarjana di
Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan kekurangan
baik dari segi bahasa, penulisan, dan bentuk penyajian mengingat keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan dari peneliti sendiri.Oleh karena itu, untuk kesempurnaan skripsi ini, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak baik secara moral, spritual maupun material sehingga skripsi ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :


Keluarga yang selalu peneliti cintai dan sayangi ayah Pasti Sinulingga dan Ibu
Rosmayunita Sinaga yang selalu mendoakan, membimbing, mengarahkan dan
senantiasa ada untuk memberikan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus, doa serta dukungan materi yang
telah kalian berikan kepada peneliti.



Bibi dan adikku tersayang Ertina,Bahagia Sinulinga,Winda Lestari Sinulingga,
Suryani Sinulingga, dan Fitriani Sinulingga yang selalu mendoakan selama penulisan
skripsi ini, saya ucapkan terima kasih banyak dan semoga kelak kita jadi orang sukses
sehingga dapat membahagiakan ayah sama ibu




Terimakasih kepada bapak Prof. DR Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku rektor Unimed
dan seluruh stafnya.



Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I ibu Dra
Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu Sosial. Terima kasih untuk
kemudahan yang telah diberikan selama proses penyusunan berkas



Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah serta Dosen
Pembimbing skripsi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas
kemudahan, bimbingan serta ilmu yang ibu berikan kepada saya mulai dari awal
hingga penyelesaian skripsi ini.



Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, MSi selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan sekretaris
Jurusan Pendidikan Sejarah. Terima kasih atas berbagai kemudahan yang ibu berikan

kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.



Bapak Yushar Tanjung M,Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih
untuk nasehat, bimbingan serta arahan bapak selama ini kepada saya.



Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku dosen penguji utama. Terima kasih atas
bimbingan dan arahan yang ibu berikan dalam penyempurnaan skripsi ini.



Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas masukan yang
bapak berikan dalam rangka penyempurnaan skripsi saya.



Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi Pendidikan sejarah. Terima

kasih atas ilmu, bimbingan serta arahan yang diberikan selama peneliti mengenyam
pendidikan



Kepada teman kesayangan peneliti Nurhasanah, Dwita Angriani, Elviyanto, Dini Astri
Suci, Sisjayanti Astrini, dan Noviani Soraya serta Julianita Tanjung. Terima kasih
karena dari awal hingga sekarang masih tetap menjadi teman yang bisa mendukung,
menerima, memaklumi segala kekurangan peneliti serta mau berbagai dalam suka dan
duka.



Kepada teman teman Reguler B Stambuk 2010



Semua narasumber yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terutama Kantor camat Pancur Bat Terima kasih saya ucapkan karena tanpa adanaya
keterbukaan serta kerja sama dengan berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat

terselesaikan.
Penulis, 6 Maret 2014

Jefri Duan Sinulingga

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……….................................................................................................i
KATA PENGANTAR…………...……………………………………….…......ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….………iii
DAFTAR TABEL………………………………………………….……….…..iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah……………………………………………………......1
B. IdentifikasiMasalah…………………………………………………………...3
C. Rumusan Masalah………………………………………………….………….4
D. Tujuan Penelitian..……………………………………………………….…....4
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………......5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori..................................................................................................6
B. KerangkaKonseptual…..……………………………………...........................9

C. KerangkaBerfikir…………….......……………………………...……….......11
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian……………………………….……………………….…..12
B. LokasiPenelitian……………………………………...………………..…….12
C. Populasi Dan Sampel…........…………………………………………..…....12
D. TeknikPengumpulan Data…………………..……………..…………..........13
D. TeknikAnalisis Data………………………………………………..…........ 14

BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A, Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Arnhemia (Pancur Batu)............................................15
2. Letak Geografis Pancur Batu...............................................................16
3. Kependudukan.....................................................................................17
B. Pembahasan Konflik .........................................................................................25
C.Hasil Penelitian
1.Interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi
dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia……………………..............

55


2.Latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan di Arnhemia……………………………………………57
3. Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan di Arnhemia…………………………………………... 60
4. Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi
dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia……………………………….…..64

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................66
B. Saran..............................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Dearah/Kelurahan dan presentase terhadap Luas ..........................17
Tabel 1.2 Penduduk Dan Tenaga Kerja...................................................................19
Tabel 1.3 Banyaknya Penduduk Warga Negara Asing dan WNI........................... 20
Tabel 1.4 Banyaknya Penduduk menurut Kelompok Umur....................................21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu
menimbulkan sengketa antara pengusaha dengan rakyat. Hal ini disebabkan
karena tanah perkebunan baru berada dalam kawasan tanah yang dikuasai oleh
rakyat dengan hak-hak adat. Lahan-lahan tersebut merupakan lahan resmi milik
masyarkat pribumi yang mana perusahaan perkebunan belanda berusaha untuk
mengambil alih semua lahan-lahan tersebut untuk dimiliki oleh mereka. ketika
perusahaan perkebunan memperluas lahan mereka, banyak tanah petani yang
diambil atau disewa untuk ditanami dengan tanaman perkebunan. Hal ini tentu
saja membuat para petani kehilangan ladang mereka yang kemudian menimbulkan
ketegangan sosial di antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan
(Onderneming).
Menurut Partanda (2006:39):

“Untuk perkebunan-perkebunan telah ada ditetapkan satu contoh perjanjian
pertanian . peraturan semacam untuk perumahan belum ada pada waktu itu, sedangkan
telah terjadi peristiwa-peristiwa:
a. Tanah-tanah telah dibeli dari penduduk kampung, kadang-kadang dengan
seizin sultan, kadang-kadang juga tanpa seizin sultan.

b. oleh tuan-tuan kebun ada tanah-tanah diserahkan untuk perumahan, di ambil
dari areal yang dikonsensikan sebenarnya untuk keperluan cocok tanam”.

Namun pada tahun 1918 diadakan pertemuan antara sultan, para penghulu,
dan

penduduk

dengan

pejabat

kontrolir

yang

saat

itu

bernama

Wingkelman.Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan pemberian batas jarak 9
kaki persegi yang digunakan sebagai lahan cocok tanam penduduk dengan hak
penuh terhadap segala macam tanaham di lahan tersebut.Akan tetapi pada

akhirnya kesepakatan ini pun menuai konflik sengketa lahan.Sebab, jalur lahan
yang telah disepakati dimiliki oleh penduduk ternyata diberikan pada kuli kontrak
yang berasal dari Cina dan Jawa.Terlebih, para pendatang ini banyak yang
menetap di lokasi perkebunan tempat mereka bekerja.
Inilah awal dimana warga keturunan Tionghoa mewarnai kehidupan di
Pancurbatu hingga hari ini, yang mana sebelumnya pada tahun 1926 kolonial
belanda membuat pancur batu menjadi suatu kota yang bernama Arnhemia (pohon
gaharu) karena pada masa itu selain adanya pohon tembakau di pancur batu juga
banyaknya pohon gaharu. Serangan Belanda dari Pantai Cermin yang
mengakibatkan Pancurbatu ikut luluh lantak sehingga memutus jalur transportasi
antara Medan Area dengan Tanah Karo. Meski sempat dilakukan serangan balas
ke Pancurbatu dan Kabanjahe pada 17 Agustus 1947, namun dua wilayah itu
hanya berhasil diduduki selama 5 jam.Apalagi perlawanan berat harus dihadapi
para gerilyawan dengan peralatan seadanya.Ketika tentara Belanda hampir
mencapai perbatasan, tidak ada pilihan lain bagi Sai Ing dan para kuli kontrak
perkebunan di Tuntungan selain mengungsi. Mereka memilih masuk ke kota
Arnhemia karena dianggap lebih aman ketimbang berusaha lari ke arah hutan. Di
tempat ini mereka berkumpul dengan para pengungsi lain yang sebagian besar
adalah para kuli perkebunan.
Hingga hari ini, masih dapat kita temukan beberapa kawasan yang menjadi
sentra penduduk keturuanan Tionghoa dan India di Pancurbatu.Orang-orang Cina
memilih dua tempat yaitu di Kedai Panjang, dan di Gang Kresek.Kebanyakan dari
mereka hingga hari ini memilih pekerjaan sebagai pedagang, dan boleh dikata

bahwa geliat bisnis di Pancurbatu banyak dipengaruhi oleh kehadiaran
mereka.Sementara orang India memilih area yang lebih dikenal dengan sebutan
Kampung Keling yang lokasinya persis di belakang pasar Pancurbatu.
Dari latar belakang masalah Diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul:
“Konflik Ketegangan Sosial antara Masyarakat Pribumi Dengan Perusahaan
Perkebunan Di Arnhemia”.
B. Identifikasi Masalah
Dari

uraian

latar

belakang permasalahan

diatas,

maka

penulis

dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.Interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia
2. Latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi
dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia
3. Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan di Arnhemia
4. Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara
masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia?
2. Bagaimana Latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara
masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia?
3. Bagaimana Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia?
4. Bagaimana Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara
masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial
antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia
2. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara
masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia
3. Untuk mengetahui Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara
masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia
4. Untuk mengetahui interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial
antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia

E. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat:
1. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang konflik yang pernah terjadi
antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan Arnhemia yang akan di
tuliskan dalam bentuk karya ilmiah yaitu Skripsi.
2. Memberi informasi kepada pembaca khususnya masyarakat sekitar wilayah
Arnhemia tentang konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan yang pernah terjadi sebelumnya.
3. Sebagai bahan masukan dan sumbangan kepada masyarakat Arnhemia agar
mampu menciptakan kerukunan didalam kehidupan bermasyarakat.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Sebelum masuk dan datangnya Belanda ke Arnhemia masyarakat setempat
masih belum memiliki alat-alat untuk berkebun yang lebih modern.
2. Awal masuknya Belanda di Arnhemia memberikan dampak yang positif bagi
kehidupan sosial masyarakat setempat
3. Seluruh masyarakat yang tinggal di Arnhemia menjadi lebih maju baik
dibidang sarana maupun prasarana
4.Interaksi sebelum terjadinya konflik antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan di Arnhemia masih bagus dan masih berlangsung dengan
baik interaksi sosial yang dilakukan oelh kedua belah pihak.
5. Puncak dari konflik tersebut adalah bertikainya antara perusahaan perkebunan
yang di miliki oleh belanda dengan masyarakat pribumi Arnhemia yang lebih
domninan suku karo.
6. Latar belakang terjadinya konflik karena perusahaan perkebunan milik belanda
yang ingin menguasai dan mengambil hak milik lahan yang ada pada masyarakat
pribumi kepada mereka.
7. Pada saat konflik terjadi hubungan kekerabatan dan juga hubungan sosial antar
masayarkat pribumi dengan perusahaan perkebunan belanda menjadi renggang,
sehingga interaksi sosialpun tidak terjalin dengan baik. Akan tetapi lebih
mengutamakn kepentingan kelompok masing-masing.

1

8. Konflik berakhir karena belanda di usir secara paksa dari Arnhemia, dan sejak
itu tidak ada lagi interaksi yang terjadi antara masyarakat pribumi dengan
perusahaan perkebunan milik belanda.
B. Saran
1. Bagi seluruh masyarakat Arnhemia (Pancur Batu) marilah saling lebih
meningkatkan lagi rasa solidaritas dan saling menghargai antara satu dengan yang
lainnya.
2. Jadikanlah Peristiwa masa lalu sebagai tombak untuk lebih memperbaiki diri di
masa sekarang.
3. Semoga Konflik yang pernah terjadi tidak akan pernah terulang kembali.
4. Semakin diperkuatnya rasa nasionalisme untuk menjadikan wilayah Pancur
Batu sebagai suatu wilayah yang mempunyai nilai kebersamaan yang tinggi.

2

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia
Muhammad, Abdulkadir, 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti
Laeyendecker, L. 1991. Tata, Perubahan, Dan Ketimpangan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Partanda, Lucas. 2006. Medan, Kota Di Pesisir Timur Sumatera Dan Peninggalan
Tuanya. Medan : Balai Arkeologi
Pruitt G, Dean dan Rubin Z Jeffrey. 2004. Teori Konflik Sosial. Jakarta: Pustaka Pelajar
Susan, Novri, 2009. Sosiologi konflik Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana
Susan, Novri, 2010. Pengantar Sosiologi konflik Dan Isu-Isu Konflik Kontemporer.
Jakarta: Kencana
Suryanto, Bagong. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana
Wisadirana, Darsono. 2005. Sosiologi Pedesaan.Malang: Universitas Muhhamaddiyah
Malang
_______________ Daftar Isian Profil Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012, Kantor
Camat Pancur Batu.
Blogspot.com/Konflik/Kekuasaan/Sosial