LOMPAT BATU FUNGSI DAN PENGERTIAN DALAM

LOMPAT BATU FUNGSI DAN PENGERTIAN DALAM MASYARAKAT
NIAS SELATAN
Lompat Batu seperti yang sudah kita kenal menjadi salah satu dari sekian banyak
pertunjukkan budaya masyarakat Nias. Dianggap sebagai bagian yang terpenting setiap kali
menyaksikan pertunjukkan budaya Nias. Dikarenakan adrenali yang terpicu didalamnya, rasa
yang dapat mengguncang perasaan penonton atau yang menyaksikannya menjadi bagian yang
paling penting ketika seseorang ingin menyaksikan pertunjukkan Lompat Batu masyarakat Nias.
Namun hanya itu sajakah yang tersajikan dalam atraksi budaya Lompat Batu, tentu tidak
demikian. Terdapat sebuah makna yang mendalam bagi masyarakat Nias tentang makna dari
atraksi tersebut. Bukan hanya sekedar seseorang yang mampu melompati sebuah batu besar yang
berdiri didepannya dan akan mengalami hal yang fatal jika gagal melakukannya. Mungkin itu
sebagian kecil makna dari pertunjukkan atraksi ini, tetapi terdapat pemaknaan mendalam tentang
Lompat batu bagi masyarakat Nias khususnya bagi masyarakat di Nias Selatan.

Pengertian Lompat Batu
Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan Lompat Batu di Nias pertama kali
diperkenalkan dalam kebudayaan masyarakatnya. Belum juga ada bukti yang akurat yang
menunjukkan dimana media lompat batu yang pertama kali didirikan oleh masyarakat. Semua itu
masih menjadi misteri ilmu pengetahun sejarah. Namun dibeberapa desa tertua di Nias sudah
ditemukan adanya media lompatan untuk atraksi Lompat Batu. Apakah itu hanya sebuah
pertunjukkan hiburan atau ternyata pertunjukkan yang mematikan atau sebuah bentuk hukuman

karena jika seseorang gagal melakukannya akan mengalami hal yang fatal. Misalkan patah
tulang dan bahkan juga mematikan. Mungkin ada pemaknaan yang lain bagi masyarakat Nias
masa lampau tentang makna dari atraksi lompat batu yang kita saksikan saat ini.
Untuk diketahui lebih pasti bahwa lompat batu di Nias hanya tersebar disekitaran wilayah
Nias Selatan. Pada umumnya hanya dapat ditemukan di beberapa desa yang dulunya masuk
kategori kecamatan telukdalam sebelum terjadinya pemekaran Kabupaten Nias Selatan saat ini.
Secara lebih jelas bahwa lompat batu di Nias Selatan lebih banyak ditemukan di ke Empat Ori
yang ada disana. Keempat Ori tersebut adalah Ori Maenamolo, Ori Nono Lalu, Ori Toene Asi
dan Ori Mazino. Namun juga terdapat dibeberapa desa lain yang bukan merupakan bagian dari
keempat Ori tersebut. Maka akan timbul pertanyaan Di desa manakah terdapat Lompat Batu
yang tertua? Atau Ori Manakah yang pertama kali memperkenalkan Lompat batu di Nias
Selatan? Pertanyaan tersebut saat ini belum mendapat jawaban yang pasti. Namun sejauh ini data
yang diperoleh bahwa dibeberapa desa tertua di Nias Selatan khususnya di Keempat Ori tersebut
udah terdapat media Lompat Batu, yang tentunya masyarakat disana sudah mengelanya dalam
waktu yang cukup lama. Diantaranya ditemukan di Desa Bawomataluo, Orahili Fau,
Hilimondregeraya dan beberapa desa yang lainnya.
Sebuah pertanyaan akan menjadi pembahasan dalam kasus ini adalah Bagaiman
masyarakat Nias Selatan memaknai Atraksi Lompat Batu sebagai bagian dari tradisi masyarakat?
Hal ini yang akan coba diselesaikan dalam artikel kali ini.


Banyak versi yang menjelaskan tentang mengapa masyarakat Nias Selatan mengenal
tradisi Lompat Batu. Seperti yang saya dengar sendiri dari cerita seorang tentang Lompat Batu
menceritakan bahwa:
Pada zaman dahulu desa-desa di Nias ini dikelilingi oleh pagar batu yang tinggi untuk
melindungi masyarakat desa yang saat itu sering berperang dengan desa-desa yang lain. Disebuah
desa yang cukup terkenal (tidak disebutkan nama desanya) ada seorang Si’ulu (peneybutan untuk
raja di Nias Selatan)yang gagah perkasa yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam ilmu silat
(beladiri). Desanya sangat besar dan susah untuk di kalahkan oleh para musuh-musuhnya. Pada suatu
malam di desa tersebut dalam kedaaan tenang dan sang Si’ulu sedang makan malam dengan keluarga
besarnya. Setelah selesai makan dengan keluarganya sang Si’ulu beristrahat malam. Pada tengah
malam tiba-tiba desanya diserang oleh segerombolan musuh dengan membakar rumah-rumah warga
termasuk rumah sang Si’ulu. Menyadari hal itu sang Si’ulu langsung keluar rumah dengan
menggendong dua anaknya yang masih kecil untuk melarikan diri. Alangkah terkecutnya ketika
melihat bahwa pintu gerbang desanya telah dipenuhi oleh musih yang siap berperang dan
mengepung desa tersebut. Melihat hal itu sang Si’ulu tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarikan
karena satu-satunya jalan keluar telah dikuasai oleh musuh-musuhya. Maka Sang Si’ulu kembali
kerumah dan mengambil baju perangnya untuk berperang melawan musuh-musuhnya. Sekembali
dari rumahnya yangsudah terbakar sang Si’ulu menanyadari bahwa dia masih memiliki anak-anak
kecil yang saja akan mati terbunuh jika dirinya kalah dalam pertempuran itu. Akhirnya dirinya
memutuskan untuk menyelamatkan kedua anaknya yang masih kecil tersebut. Dengan menggendong

kedua anaknya yang masih kecil sang Si’ulu melompati tembok batu yang membentang
dihadapannya hanya dengan sekali lompatan dengan menginjak sebuah batu yang ada didepannya.
Sang Si’ulu pun berhasil melompati tembok yang tinggi tersebut dengan pakaian perang yang
lengkap dan menggendong kedua anaknya yang masih kecil. Bersama dengan beberapa orang desa
yang berhasil selamat dari kejadian tersebut mereka melarikan diri kedalam hutan. Disana sang
Si’ulu kembali mendirikan desa namun dia sadar bahwa peristiwa yang menimpa dirinya dan
warganya akan kembali terulang lagi. Sehingga dia mendirikan batu ditengaj desa untuk melatih
setiap laki-laki didesanya untuk bisa melompati batu tinggi yang didirikan oleh sang Si’ulu tersebut.
Hal ini untuk mengantisipasi jika peristiwa yang sama terulang kembali kepada warga desanya.
Sejak saat itu tradisi lompat batu terus tersebar keseluruh tempat di Nias dan mulai diberlakukan di
desa-desa di Nias. ( Sumber: Alm. Samasela Luahambowo)

Sepeti itulah kiranya asal-usul lompat batu yang saya dengar secara langsung. Namun dari
cerita yang telah dioerdengarkan kepada saya juga timbullah vesi-versi lain yang berkembang di
masyarakat Nias maupun diluar Nias tentang asal-usul lahirnya atraksi lompat batu di
masyarakat Nias. Seperti Lompat batu ditunjukka untuk melatih para pemuda yang ingin menjadi
prajurit sebuah kerajaan di Nias. Juga berkembang versi lain bahwa lompat batu sebagai media
untuk menunjukkan bahwa seorang laki-laki Nias telah siap untuk menikah atau dengan kata lain
telah dewasa ketika dia telah mampu melompati batu tersebut.
Dari kesemua versi cerita yang berkembang di masyarkat Nias maupun di luar terlihat

bahwa lompat batu memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Nias pada masa
lampau dan saat ini. Dari berbagai versi cerita yang telah saya ketahui setidaknya terdapat
benang merah yang menjadi penyambung dari setiap cerita tentang asal-usul lompat batu di Nias
terutama di Nias Selatan. Benang merah tersebut menunjukkan bahwa lompat batu di Nias
merupakan sebuah keharusan untuk dimiliki oleh setiap desa-desa disana. Selain itu lompat batu

juga memberikan isyarat tentang kekuatan dan kehebatan sebuah desa karena para pemuda
disana mampu menantang bahaya yang ada didepannya tanpa rasa takut. Hal ini yang tentu akan
ditunjukkan oleh setiap desa yang ada di Nias tentang lompat batu. Namun ini masih berupa
asumsi yang saya simpulkan dari berbagai versi cerita tentang asal-usul lahirnya tradisi lompat
batu di Nias.
Bagi masyarakat Nias pada masa lampau lompat batu dimaknai sebagai media melatih para
pemuda. Baik untuk melatih para prajurit kerajaan maupun untuk tujuan lain. Beberapa dari nilai
tersebut masih terkandung dan dipegang hingga saat ini. Bahwa Lompat Batu adalah media
untuk menguji ketangkasan dan keberanian seorang pemuda Nias dalam menghadapi bahaya
yang ada didepannya. Ketika dirinya mampu melewatinya maka akan mendapatkan reward dari
dari orang-orang yang melihatnya. Namun jika ia gagal akibat yang mungkin saja sangat fatal
akan ditanggungnya. Hal ini tentu saja berkaitan dengan bagaimana kehidupan masyarakat Nias
pada masa lampau. Gambaran tentang atraksi ini memparlihatkan bagaimana kehidupan
masyarkat Nias yang dari masa lampau hingga saat ini.

Lompat batu hanya dilakukan oleh laki-laki saja dan tentu telah mengetahui bahaya yang
akan menimpa dirinya ketika ia gagal melakukannya. Sebuha sikap dalam mengambil keputusan
dalam bertindak ditinjukkan disana. Laki-laki menggabarkan seorang pemimpin yang
bertanggung jawab dan akan berada di garis depan menghadapi bahaya yang menipa dirinya,
keluarganya, dan desanya. Media lompatan menggambarkan bahaya yang harus dihadapinya
yang tentu saja bukan sekedar ancaman kecil namun juga pada ancaman-ancaman besar yang
membahayakan nyawanya. Keberadian yang terlihat ketika seseorang memutuskan untuk
melompatinya dan mau menerima resiko yang akan terjadi setelah kejadian tersebut. Selain itu
gengsi dan nafsu juga menjadi sisi lain yang terliaht dalam hal ini bahwa arogansi harus
disertakan disana mengingat hanya diri seorang pelompat yang akan menghadapi hal tersebut.
Melawan nafsu yang terlihat pada media lompatan. Suatu yang kokoh dan tidak mudah hilang,
menjadi sebuah keharusan bagi seorang pria Nias untuk melawan nafsunya. Bantuan dan
dukungan dari orang disekitar dapat terlihat dari sebuah batu kecil yang ada di dekat batu besar
yang harus dilompati. Dukungan dan doa dari keluarga menjadi pembantu dan pendorong bagi
seseorang untuk menghadapi masalah yang ada dihadapannya.
Kurang lebih seperti itulah makna yang dapat terungkan dan disampaikan dalam
pertunjukkan atraksi lompat batu bagi masyarakat Nias. Tentu saja disamping makna utama yang
dijelaskan diatas tentu maksud lain juga setidaknya terlihat karena tradisi ini masih terus
berlangsung dimasyarakat Nias hingga saat ini terutama bagi masyarakat Nias Selatan.
Fungsi Lompat Batu

Hingga saat ini tradisi lompat batu dimasyarakat Nias masih terus terpelihara dengan baik.
Sebuah tradisi yang telah melekat sangat dalam dalam kebudayaan masyarkat Nias dan menjadi
bagian penting dalam kehidupan masyarakat Nias. Tradisi lompat batu sendiri sudah menjadi ciri
khas masyarakat Nias disamping berbagai kekhasan lain yang ada. Lompat batu telah mendapat
tempat tersendiri dalam tradisi Nias dalam waktu yang cukup lama. Tidak mungkin dapat
dipisahkan dalam kehidupan masyarkat Nias yang saat ini.

Seperti apakah fungsi lompat batu bagi masyarakat Nias sendiri? Pertanyaan ini akan
menjadi pernayaan yang lumrah untuk diajukan dalam kasus ini. Untuk diketahui dengan jelas
bahwa perubahan makna lompat batu di Nias telah terjadi dari pemaknaan dari masa lampau
sangatlah berbeda dengan pemaknaan yang akan kita temukan pada saat ini. Walupun seperti
yang telah dipaparkan diatas bahwa beberapa Nilai luhur masih dipegang teguh oleh masyarakat
Nias saat ini.
Pada masa lampau Lomapt batu di dirikan sebagia media untuk melatih para pemuda yang
akan menjadi prajurit kerajaan (salah satu versi ceritanya). Maka Lompat batu sendiri hanya
sebagai media latihan saja yang diibaratkan sasaran tinju untuk seseorang yang ingin berlatih
tinju. Namun tidak hanya menjadi sebuah media latihan saja namun juga menjadi sebuah
keharusan akan keberadaannya. Karena selain sebagia media latihan pemuda juga sebagai sebuah
tontonan bagi masyarakat desa yang lain jika dilihat dari lokasinya yang terletak di tengah desa.
Selain fungsi pelatihan juga memberikan fungsi hiburan karena disana aka nada pertunjukkan

yang dilakukan oleh orang-orang. Menjadi media penghiburan bagi seorang raja dan juga
wargannya namun juga memiliki fungsi yang lain.
Pada masa kini masyarakat Nias telah mengalami banyak perubahan dan tentu saja juga
terjadi pada perubahan fungsi dari lompat batu sendiri. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa
pada masa lampau sepeti apa fungsi lomapt batu itu sendiri. Pada masa kini lompat batu yang
kita kenal sebagai bagian dari pertunjukkan atraksi budaya Nias. Dari sana telah terjadi
perubahan fungsi yang cukup jelas dimana atraksi lompat batu tidak hanya ditampilkan di Nias
saja melainkan di beberapa temapt diluar Nias juga atrkasi ini kerap kali menjadi sajian utama
dalam pertunjukkan budaya Nias. Perubahan fungsi dari lompat batu yang sebelumnya sebagai
media latihan atau yang lainnya kini telah menjadi bagian dari atraksi budaya.
Perubahan makna suatu kebudayaan tentu juga akan mempengaruhi fungi kebudayaan
tersebut. Dalam kasus ini bahwa lompat batu bagi masyarakat Nias telah mengalami perubahan
makna dari masa lampau hingga masa kini tentu juga akan berakibat bahwa fungsi lompat batu
telah mengalami perubahan juga. Dan akan terus berlangsung hingga masa depannya. Namun
pada umumnya hingga masa kini Lompat batu bagi masyarakat Nias berfungsi sebagia perangkat
kebudayaan yang ditunjukka dalam atraksi budaya. Bukan berarti bahwa lompat batu mengalami
penurunan makna. Karena dalam kebudayaan tidak dikenal penurunan dan penaikan makna,
dalam kebudayan setiap makna akan mengalami perubahan yang beradaptasi dengan manusia
dan lingkungan dimana kebudayaan itu berada.
**

Lompat Batu sebagai bentuk dari kebudayaan masyarakat Nias yang dihasilakan melalui
tindakan dan gagasan yang ada sejak masa lampau. Perubahan makna dan nilai dalam lompat
batu akan terus terjadi seiring dengan perjalanan waktu yang akan disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat pada saat itu. Pemaknaan lompat batu pada masyarakat Nias saat ini merupakan
adaptasi dan penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat Nias yang ada saat ini.
Lompat batu menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan masyarakat Nias.
Menjadi bentuk nyata dari hasil kebudayaan masyarakat Nias. Bagian dari materi budaya dan
menjadi peniggalan yang berharga dari para nenek moyang masyarakat Nias. Merupakan sebuah

tradisi yang akan terus dilestarikan dan terus dijaga nilai yang terkandung didalamnya. Lomapt
batu banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarkat Nias. Mulai dari bahan yang
berasal dari batu, lokasi penempatan dalam sebuah desa, atraksi yang dilakukan dan juga
pelakunya. Semua itu menunjukkan nilai tentang kehidupan masyarakat Nias baik pada masa
lampau hingga masa sekarang ini.