MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKOMUNIKASI ASERTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2013-2014.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKOMUNIKASI ASERTIF
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS
XI SMA NEGERI 11 MEDAN
T.A 2013/2014

SKRIPSI

Oleh :
EMANOVITA BR SEBAYANG
NIM 109351011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan
Siswa Berkomunikasi Asertif Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas XI
SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan
baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya kepada Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty., M.S.,Kons.,
S.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh ketekunan dan kesabaran
membimbing dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu dikesempatan ini tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor UNIMED yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, Ms selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIMED
3. Pembantu dekan I, Pembantu dekan II dan pembantu dekan III Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan beserta stafnya, yang telah memberikan kemudahan dalam
pengurusan pengajuan sidang Skripsi
5. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd, Ibu Dr. Rosmala Dewi, M.Pd, Kons, dan Ibu Dra.
Zuraida Lubis, M.Pd selaku dosen nara sumber yang telah memberikan
pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan sktripsi


i

6. Bapak/Ibu dosen UNIMED, khususnya jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang telah memberikan bekal ilmu hingga penulisan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Secara khusus kepada ayahanda (Tenang Sebayang, S.Pd) dan Ibunnda (Normina
Br Tarigan) yang telah mendidik dan memberikan dukungan kepada saya berupa
materi dan doa, sehingga dapat menyelesaikan studi kejenjang sarjana pendidikan
8. Bapak Kelapa Sekolah SMA Negeri 11 Medan, Drs. Lumbantoruan, M.Pd yang
telah mengijinkan saya penelitian di sekolah tersebut
9. Koordinator BK SMAN 11 Medan, yang mana telah membimbing kami selama
penelitian
10. Tak lupa pula buat saudara-saudaraku yang tercinta Febri Mansyah Sebayang,
S.Pd, Lirasida Br Sitepu, A.Md dan Ahmad Rivai Siregar yang telah memberikan
dukungan moril serta do’a kepada penulis
11. Buat para sahabat dan rekan seperjuangan khususnya Jurusan Bimbingan dan
Konseling Stambuk 09: (Feni Wulandary Hrp, Nurul Hikmah, Dewi Kartika P,
Asnita Siregar, Nisma Rambe, Novida Afriani Hsb, Efrida Yanti Pane, Fatma S
Simarmata, Rani anggraini, Naini Lubis, Dll) yang telah banyak memberikan
masukan dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan)

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk dijadikan perbaikan pada
penelitian berikutnnya.
Medan,
Penulis

Juli 2013

Emanovita Br Sebayang
NIM. 109351011
ii

iii

ABSTRAK
Emanovita Br Sebayang. NIM: 109351011. Meningkatkan Kemampuan Siswa
Berkomunikasi Asertif Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas XI
SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi. Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan
berkomunikasi asertif dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok pada siswa
kelas XI SMA Negeri 11 Medan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan
konseling kelompok untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi assertif siswa. Metode
yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research).
Subjek penelitian ini adalah 6 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah Instrumen berupa angket yang diberikan langsung kepada siswa di masing-masing
kelas. Instrumen ini dibuat untuk menjaring siswa yang bermasalah dalam berkomunikasi
asertif. Berdasarkan hasil aplikasi instrumentasi diperoleh besar subyek penelitian adalah 6
orang dengan rincian 3 siswa bermasalah dan 3 siswa yang tidak bermasalah. Berdasarkkan
analisis terhadap hasil penelitian dikemukakan bahwa pada siklus I (pertama) kemampuan
berkomunikasi siswa masih berada pada kriteria C (cukup). Namun pada siklus II (Kedua)
terjadi peningkatan kemampuan berkomunikasi asertif yaitu berada pada kriteria B (baik).
Berdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi:
Konseling kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi asertif pada
siswa kelas XI di SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 dapat diterima.

DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................


i

KATA PENGANTAR...................................................................................

ii

DAFTAR ISI.................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL........................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................

viii

BAB I


: PENDAHULUAN...............................................................

1

1.1 Latarn Belakang Masalah..................................................
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................
1.3 Pembatasan Masalah..........................................................
1.4 Rumusan Masalah..............................................................
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................
1.6 Manfaat Penelitian............................................................

1
5
6
6
6
6

: KAJIAN TEORITIS...........................................................


8

2.1 Kerangka Teori..................................................................

8

2.1.1 Kemampuan Berkomunikasi Asertif...............................

8

a. Pengertian Komunikasi Asertif.................................

8

b. Karakteristik Kemampuan Komunikasi Asertif........

11

c. Manfaat Meningkatkan Komunikasi Asertif..............


13

BAB II

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Komunikasi Asertif.....................................................

13

2.1.2 Konseling Kelompok............................................................. 15
a. Pengertian Konseling Kelompok.................................

15

b. Konseling Kelompok Pendekatan Eklektik.................

17

c. Tahap-tahap Kegiatan Konseling Kelompok...............


19

d. Azas-azas Konseling Kelompok...................................

22

e. Tujuan Konseling Kelompok.........................................

22

i

2.1.3 Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Asertif
Melalui Konseling Kelompok...............................................

24

2.1.4 Kerangka Berpikir.................................................................

25


2.1.5 Hipotesis Penelitian............................................................... 26
BAB III

BAB VI

: METODE PENELITIAN.........................................................

27

3.1 Jenis Penelitian........................................................................

27

3.2 Subjek Penelitian.....................................................................

27

3.3 Operasional Variabel Penelitian..............................................


27

3.4 Disain Penelitian.....................................................................

28

3.4.1 Disain Penelitian Siklus I....................................................

30

3.4.2 Disain Penelitian Siklus II..................................................

34

3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................

38

3.6 Uji Instrumentasi...................................................................

40

3.7 Teknik Analisis Data.............................................................

40

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................

41

a. Lokasi.......................................................................................

41

b. Waktu Penelitian......................................................................

41

: HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................

42

4.1. Keadaan Fisik SMA Negeri 11 Medan.................................

42

4.2 Hasil Penelitian.......................................................................

43

4.2.1 Hasil Penelitian Sebelum Tindakan....................................

43

4.2.2 Pra Siklus............................................................................

44

4.2.3 Hasil Penelitian Sesudah Tindakan Siklus I......................

46

4.2.4 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II...................................

65

4.3 Pembahasan Penelitian..........................................................

79

ii

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN................................................

83

5.1 Kesimpulan.............................................................................

83

5.2 Saran.......................................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

iii

85

iv

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4.1

: Perencanaan Perangkat Penelitian Siklus I......................

30

Tabel 3.4.2

: Perencanaan Perangkat Penelitian Siklus II....................

34

Tabel 3.5

: Lay Out Skala Kemampuan Komunikasi Asertif............

39

Tabel 4.1

: Kemampuan komunikasi asertif sebelum konseling kelompok

43

Tabel 4.2

: Jadwal Pelaksanaan Konseling Kelompok Siklus I.........

46

Tabel 4.2.3

: Analisis Hasil Verbatim Siklus I......................................

59

Tabel 4.2.4

: Jadwal Pelaksanaan Konseling Kelompok Siklus II........

65

Tabel 2.2.4

: Analisis Hasil Verbatim Siklus II.....................................

74

i

ii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Angket Kemampuan Berkomunikasi Asertif...........................

87

Lampiran 2

: Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok............

91

Lampiran 3

: Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok.............

93

Lampiran 4

: Penilaian Rancangan Layanan Konseling Kelompok..............

99

Lampiran 5

: Alat Penilaian Proses Konseling Kelompok............................

105

Lampiran 6

: Penilaian Verbatim Konseling Kelompok...............................

111

Lampiran 7

: Laiseg......................................................................................

125

Lampiran 8

: Laijapen..................................................................................

129

Lampiran 9

: Laijapan..................................................................................

132

Lampiran 10 : Evaluasi Diri Siswa................................................................

135

i

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi
dengan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan
antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hubungan sosialnya manusia
tidak bisa lepas dari komunikasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu
usaha yang dilakukan setiap individu untuk menjalin hubungan dengan orang
lain. Akan tetapi komunikasi dapat juga menimbulkan perpecahan,
menimbulkan permusuhan, menanamkan kebencian kalau tidak berlangsung
dengan baik. Manusia berkomunikasi untuk saling mengisi kekurangan dan
membagi kelebihan dengan orang lain, selain itu ingin terlibat dalam proses
yang relatife tetap dan ingin menciptakan hubungan baru. Setiap melakukan
komunikasi bukan hanya menyampaikan isi pesan tetapi juga menentukan
tingkat hubungan interpersonal.
Pada kehidupan sehari-hari, orang yang penyesuaian sosialnya tinggi akan
mudah mendapatkan teman, berkomunikasi dengan baik, menanyakan atau
memberikan informasi selama berkomunikasi. Hal tersebut dilakukan tanpa
menyebabkan perasaan tegang atau perasaan tidak enak lainnya. Dalam
lingkungan, seseorang yang mampu bergaul dapat mengemukakan pandangan
atau pendapat pribadi secara jelas tanpa menyakiti perasaan orang lain serta
akan berhasil meyakinkan lawan bicaranya mengenai pendapat-pendapat yang
akan dikemukakannya.

Namun dalam bergaul tidak jarang individu mengalami kesulitan.
Khususnya pada remaja, tidak sedikit remaja yang menjadi seorang
individualistik, acuh, dan tidak peduli dengan orang lain maupun lingkungan.
Remaja ini lebih memetingkan kesenangan sendiri tanpa peduli dengan situasi
dan kondisi lain maupun lingkungan. Seperti dikemukakan Calhoun dan
Acocella (1995) bahwa remaja yang mengalami kesulitan penyesuaian sosial
ditandai dengan kurang beraninya memulai percakapan, sulit berkata tegas
terhadap diri maupun orang lain, akibatnya tidak mempunyai teman akrab,
(online) dalam http://bahasa.kompasiana.com/2010/11/26/komunikasi-asertif1-321089.html, diakses 3 Januari 2013)
Agar berhasil membina hubungan sosial dengan lingkungannya remaja
harus mampu berkomukasi asertif. Karena mampu berkomunikasi asertif
merupakan salah satu faktor yang penting agar seseorang mampu melakukan
komunikasi yang bermakna dan menyenangkan dengan orang lain.
Komunikasi yang bermakna adalah keterbukaan percakapan yang realistik,
misal dapat mengkomunikasikan dengan baik pikiran, perasaan, kesalahan
atau kegagalan, masalah dan jalan keluarnya kepada orang lain. Calhoun dan
Acocela, 1995 mengemukakan bahwa individu yang mampu berkomunikasi
asertif dapat membantu seseorang dalam penyesuaian sosial di masyarakat,
(http://bahasa.kompasiana.com/2010/11/26/komunikasi-asertif-1-321089.html,
diakses 5 Januari 2013). Hal ini dikarenakan dalam proses penyesuaian sosial
dibutuhkan keterbukaa, kesadaran diri, kemampuan menyesuaikan diri dan
perhatian terhadap hak-hak orang lain. Mampu berkomunikasi asertif sangat
diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain sebab sebagai makhluk

sosial yang sepanjang hidupnya selalu terlibat dengan orang lain maka
disadari atau tidak kemampuan berhubungan dengan orang lain sangat
dibutuhkan oleh manusia. Kemampuan berkomunikasi atau berhubungan
dengan orang lain memiliki andil yang besar baik di lingkungan sekolah,
pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat
Agustin (1993, http://bahasa.kompasiana.com/2010/11/26/komunikasi-asertif1/, diakses 15 Januari 2013)bahwa kemampuan berkomunikasi asertif dapat
menolong seseorang untuk mengkomunikasikan secara jelas dan tegas atas
kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan perasaan kepada orang lain.
Berdasarkan uraian diatas nampaklah bahwa berkomunikasi asertif
mempunyai peranan yang penting bagi penyesuaian sosial. Bila individu
berkomunikasi asertif, mampu menyatakan perasaan dan keyakinan secara
terbuka, langsung, jujur dan sebagaimana mestinya akan mengembangkan
dirinya lebih percaya diri, lebih luwes, dan ramah serta lebih pandai bergaul
sehingga akan memiliki penyesuaian sosial yang baik.
Kenyataan di lapangan peneliti menemukan banyak siswa Menengah Atas
( SMA) usia remaja di Berastagi tempat penulis melaksanakan PPL selama 3
bulan tahun 2012 lebih dari 35% siswa di sekolah SMA Swasta Bersama
Berastagi mengalami masalah kurang mampunya berkomunikasi asertif. Hal
ini dapat dilihat dari tidak pernah bertegur sapa terlebih dahulu apabila
bertemu dengan guru, sulit mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan
orang yang lebih tua, sulit mengatakan tidak setuju akan sesuatu hal apabila
mereka merasa keberatan akan hal tersebut, dan masih banyak siswa yang
masih sulit mengungkapkan pendapat dalam situasi diskusi.Hal ini dapat

menyebabkan siswa sulit untuk beradaptasi secara langsung, tidak mampu
untuk menyatakan tidak, membuat permintaan serta mengekspresikan
perasaan secara penuh kepada orang lain. Permasalahan ini tidak dapat
dibiarkan karena dapat berpengaruh terhadap prestasi dan hubungan sosial
siswa, keterampilan komunikasi yang dimiliki siswa khususnya siswa dengan
guru, staf-staf sekolah dan siswa dengan seseorang yang belum mereka kenal
dapat berpengaruh bagi perkembangan dirinya, mereka kurang mendapatkan
informasi yang mungkin dapat berguna bagi perkembangan dirinya, bagi
mereka yang tidak mampu mengungkapkan pikiran, pendapat dan keinginan
kepada orang lain secara tidak langsung dapat berpengaruh bagi kemajuan
daya pikir dan prestasinya. Tampaknya peristiwa ini tidak hanya dialami siswa
di sekolah tersebut tetapi juga dialami oleh siswa di kota Medan
Dalam usaha pengentasan masalah ini, dalam bimbingan dan konseling
ada beberapa layanan yang dapat dipilih yaitu layanan orientasi, informasi,
penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, dan konseling individu. Tugas-menghadapi dan melalui tahap
perkembangannya, mengatasi hambatan yang timbul serta memperbaiki
penyimpangan perkembangan agar perkembangan individu berlangsung
secara wajar. Jadi secara prinsip melalui layanan bimbingan dan konseling
individu dapat dibantu dalam mencapai tugas-tugas perkembangan secara
optimal. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang dipandang
tepat dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
asertif adalah melalui konseling kelompok. Layanan konseling kelompok
merupakan upaya bantuan untuk memecahkan masalah yang diselenggarakan

dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di
dalam kelompok tersebut. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah
perorangan dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi asertif yang
muncul di dalam kelompok tersebut.
Jika dilihat dari tujuan layanan konseling kelompok tersebut sangatlah
tepat bila dilaksanakan dalam usaha mengentaskan masalah dalam
meningkatkan

kemampuanberkomunikasi

asertif

bagi

siswa.

Model

pendekatan yang dipilih peneliti dalam melakukan konseling kelompok adalah
pendekatan Eklektik dengan menggabungkan teori RET dan teori CBT.
Dengan model konseling seperti ini diharapkan siswa dapat mengentaskan
masalah untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi asertif dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penomena masalah pada latar belakang di atas maka penulis
merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Kemampuan
Siswa Berkomunikasi Asertif Melalui Layanan Konseling Kelompok SMAN
11 Medan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang dan fokus masalah, maka
peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi
asertif pada siswa SMAN 11 Medan.
2. Apa yang menjadi latar belakang munculnya permasalahan siswa
kurang mampu berkomunikasi asertif pada siswa SMAN 11 Medan.

3. Apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan kemampuan
siswa berkomunikasi asertif pada siswa SMAN 11 Medan
1.3 Pembatasan Masalah
Agar peneliti dapat fokus dengan waktu yang tersedia maka peneliti akan
diarahkan fokus terhadap meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi
asertif melalui layanan konseling kelompok.
1.4 Rumusan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan
konseling kelompok kemampuan siswa berkomunikasi asertif di SMAN 11
Medan dapat ditingkatkan?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah mendeskripsikan dan memberi
pemahaman

tentang keefektifan konseling kelompok dalam meningkatkan

kemampuan siswa berkomunikasi asertif di SMAN 11 Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain
bagi :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang konseling kelompok yang berhubungan dengan
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi asertif.
2. Manfaat Empiris

a. Bagi Siswa
Agar meningkatkankemampuan komunikasi asertif
b. Bagi Sekolah
Untuk dapat memberikan solusi atau jalan keluar dalam upaya
meningkatkan kemampuan komunikasi asertif.
c. Bagi Guru BK
Untuk dapat mengembangkan layanan konseling kelompok dalam
pengentasan masalah siswa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan
sebagai:
1. Kemampuan berkomunikasi asertif dapat ditingkatkan melalui konseling
kelompok
2. Konseling

kelompok

pendekatan

eklektik

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi asertif
3. Konseling kelompok pendekatan eklektik dapat meningkatkan kemampuan
siswa berkomunikasi asertif
1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti
menyarankan:
1. Guru Bimbingan dan Konseling dapat menerapkan konseling kelompok
pendekatan eklektik sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi asertif siswa dan masalahmasalah lainnya.
2. Orang tua dan pihak sekolah dapat bekerja sama dengan pihak sekolah
dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi asertif siswa
3. Sekolah perlu memperhatikan kemampuan berkomunikasi asertif siswa
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

4. Peneliti selanjutnya yang berminat terhadap masalah yang sama hendaknya
memperhatikan pengaruh teman sebaya dan orangtua dalam meningkatkan
kemampuan berkomunikasi asertif siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Rosmala.2010. Penelitian Pendidikan (Desaian Emperikal dan PTK).
Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Profil).Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta:Rineka Cipta.
Gladding, Samuel T. 2012. Konseling Profesi Yang Menyeluruh, edisi keenam.
Jakarta: PT Indeks.
Winkel W.S. 2011. Bimbingan dan Konseling di institut pendidikan. Jakarta:
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Supraktiknya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi.Yogyakarta: Penerbit Kansius
Mashudi, Farid. 2012. Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRCiSoD
Wibowo, E.M. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. UPT UNNES Press
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
PTRefika Aditama.
Hafiz, Zed. 2012. Upaya Meningkatkan Self-efficacy Siswa Dalam
Mengemukakan Pendapat Di Kelas Dengan Menggunakan Konseling
Eklektik Melalui Media Kreatif Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 17
Medan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed. Skripsi tidak
diterbitkan.
Septy, Pepi. 2012. Meningkatkan Internal Locus Of Control Melalui
KonselingEklektik Dengan Menggunakan Media Kreatif Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 17 Medan. Medan: Fakultas Ilmu Pendidikan
Unimed. Skripsi tidak diterbitkan.
Pratiwi, Irma. 2010. Pengaruh Asertivitas Terhadap Prilaku Seksual Pranikah
Pada Remaja Perempuan. Medan: Fakultas Psikologi USU. Skripsi tidak
diterbitkan.
http://dorogoblog.blogspot.com/2008/11/apa-itu-asertivitas.html. Diakses tanggal
12 November 2012.

http://besmartbepositif.blogspot.com/2012/07/komunikasi-efektif-dan-mengenal
serta.html. Diakses tanggal 15 Januari 2013.
http://bahasa.kompasiana.com/2010/11/26/komunikasi-asertif-1/. Diakses 15
Januari 2013.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

MENINGKATKAN PENGENDALIAN AMARAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP RAKSANA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 14

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK EKLEKTIK DALAM MENGURANGI STRESS PADA ANAK BERPRESTASI BELAJAR TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 93

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAMBIL KEPUTUSAN MELALUI PEMBERIAN LAYANAN KONTEN SIX THINKING HATS (ENAM TOPI BERPIKIR) PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 MEDAN T.A 2013/2014.

0 3 28

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI NONVERBAL SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 2 32

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BINJAI TA. 2013 / 2014.

0 3 15

MENINGKATKAN SIKAP JUJUR MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SELESAI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 25

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP SOLIDARITAS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GALANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 16

Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 100

MENINGKATKAN RASA EMPATI SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA 2 KUDUS TAHUN AJARAN 2014/2015

0 0 6