Pengaruh Ekstrak Etanol Biji Pala (Myristicae Semen) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Jantan Galur Swiss-Webster.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PALA (Myristicae semen) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN

GALUR Swiss-Webster

Ratna Dewi Reynando, 2007. Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II : Slamet Santosa, dr., M.Kes.

Aktivitas seksual merupakan salah satu fungsi biologis manusia. Namun seringkali aktivitas seksual itu berjalan dengan tidak lancar, salah satunya ialah menurunnya gairah seksual. Journal of the American Health Association menunjukkan bahwa 5% pria mengalami penurunan gairah seksual sehingga banyak kaum pria yang berusaha meningkatkan gairah seksual. Penggunaan obat kuat modern dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya sehingga obat tradisional yang relatif minimal efek sampingnya, murah dan mudah didapat menjadi alternatif, salah satunya dengan menggunakan pala yang dipercaya berefek afrodisiak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol biji pala dalam menimbulkan perilaku seksual.

Penelitian menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap yang bersifat komparatif. Hewan coba mencit jantan berusia 2-3 bulan, berat badan 24-27 gram dibagi 4 kelompok (n=4), kelompok I diberi ekstrak etanol biji pala dosis 500 mg/kg BB (EEBP-1), kelompok II diberi ekstrak etanol biji pala dosis 750 mg/kg BB (EEBP-2), kelompok III diberi Natrium Carboxy Methyl Cellulosa 1% (kontrol), dan kelompok IV diberi Andriol 10.4 mg/kg BB (pembanding). Keempat kelompok diberi perlakuan setiap hari selama 7 hari. Data yang diukur adalah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) yang diamati pada hari kelima dan ketujuh. Analisis data dengan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan =0.05, menggunakan program SPSS 13.0.

Hasil penelitian, EEBP dosis 500 mg/kg BB berefek menimbulkan introducing pada hari kelima (p=0.004) dan mounting pada hari kelima (p=0.001) dan potensinya setara dengan Andriol (p<0.05).

Kesimpulan, EEBP dosis 500 mg/kg BB berefek menimbulkan perilaku seksual.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

SEXUAL BEHAVIOUR EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF NUTMEG SEED (Myristicae semen) ON MALE MICE STRAIN Swiss-Webster

Ratna Dewi Reynando, 2007. 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Slamet Santosa, dr., M.Kes.

Sexual activity is one of the human biological needs. Journal of the American Health Association showed that 5% man had a decreased of sexual enthusiasm, so that many men trying to improve their sexual enthusiasm. Modern strong drugs usage in long time can generated dangerous side effects. Traditional drugs with relative smaller side effects, cheaper, and easy to get had become an alternative way, one of them was nutmeg seed which trusted had aphrodisiac effect.

The purpose of this research was to know the effect of ethanol extract of nutmeg seed on the increase of sexual behaviour.

This research was a real prospective experimental method, using random complete design, characteristic of comparative. The animals for the samples were adult male mice strain Swiss-Webster, which age ranges about 2-3 month, their weight were 24-27 grams. The mice were randomly divided into 4 groups (n=4), first group were given ethanol extract of nutmeg seed 500 mg/kg BW (EEBP-1), second group were given ethanol extract of nutmeg seed 750 mg/kg BW (EEBP-2), negative and comparison groups (Natrium Carboxy Methyl Cellulosa 1% and andriol 10,4 mg/kg BW). All groups were treated everyday for 7 days. Data observed were introducing and mounting which were observed on the 5th and 7th day. Data analysis with one way ANOVA, followed by Tukey HSD test with

=0.05, using SPSS 13.0 program.

The results, the first dose of EEBP have showed the introducing on the 5th (p=0.004) and mounting on the 5th day (p=0.001) and the potency was equal with andriol (p<0.05)

The conclusions is that ethanol extract of nutmeg seed 1st dose (500 mg/kg BW) showed sexual behaviour.


(3)

PRAKATA

Puji dan syukur hamba haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ini. Tulisan ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Selama pembuatan karya tulis ini, banyak pihak – pihak yang senantiasa membantu dan mendukung penulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

o Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing utama, yang telah memberikan waktu, pikiran, kesabaran, bimbingan, dan dorongan semangat selama pembuatan karya tulis ini.

o Slamet Santosa, dr., M.Kes. selaku dosen pembimbing kedua, yang telah memberikan waktu, pikiran, kesabaran, bimbingan, dan dorongan semangat selama pembuatan karya tulis ini.

o Tim KTI, untuk kesempatan dan sarana yang telah diberikan kepada saya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

o Rekan kerja penulis: Maria Enrica, Sinthania, dan Indri Sidjabat untuk semua dukungan dan informasi. Terima kasih untuk kerja samanya.

o Dwi Argo Wijanarko atas kesabaran, perhatian, dukungan dan bantuannya setiap saat kepada penulis.

o Teman-teman penulis: Kak Caesario, Kak Rini Dian Lestari, Fanny Rusaydimanto, Rahmi Ilmiya, Cindra Paskaria, atas semua bantuannya selama penelitian dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

o Sahabat-sahabat penulis: Ni Putu Widiyanti, Meriza Yacinda, Nova Lasmaria, Sang Mei Mei, Yanes, atas dukungannya.

o Karyawan di Laboratorium Farmakologi atas segala bantuan yang diberikan selama penelitian.

o Pak Deni yang telah memberikan bantuan buku-buku untuk mencari bahan-bahan tulisan.


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

o Perpustakaan FK UKM sebagai tempat bagi penulis untuk mencari bahan-bahan tulisan.

o Diana Krisanti Jasaputra, dr., M.Kes dan Ellya Rosa Delima, dr. atas kritik, saran, dan informasi tentang karya tulis ini.

o Yang terakhir dan sangat spesial buat Mama dan Papa. Terima kasih yang tak terkira atas semua doa yang tak pernah terputus, juga segala dukungan dan kesabarannya. Aku sayang kalian.

Dan untuk semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih buat semua bantuannya.

Akhir kata, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi lebih baik dan dapat berguna bagi kita semua.

Tuhan memberkati.

Bandung, Januari 2007


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………ii

SURAT PERNYATAAN………...iii

ABSTRAK………..iv

ABSTRACT………...v

PRAKATA………..vi

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL………...xi

DAFTAR GAMBAR……….xii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Libido ... 5

2.1.1 Fisiologi Timbulnya Libido ... 5

2.1.1.1Secara Hormonal ... 5


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2 Rangsangan Seksual ... 14

2.2.1 Mekanisme Rangsangan Seksual ... 14

2.2.2 Siklus Respon Seksual ... 15

2.3 Disfungsi Seksual Pada Pria... 18

2.4 Pengobatan Disfungsi Seksual Pada Pria ... 19

2.5 Andriol ... 20

2.6 Pala (Myristica fragrans Houtt.) ... 21

2.6.1 Taksonomi Tanaman ... 21

2.6.2 Morfologi Tanaman ... 21

2.6.3 Penyebaran Tanaman ... 23

2.6.4 Kegunaan Tanaman ... 23

2.6.5 Kandungan Zat Aktif... 24

2.6.6 Aktivitas Farmakologi ... 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat-Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian... 27

3.1.2 Alat-alat yang digunakan ... 27

3.2 Hewan Coba ... 28

3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Desain Penelitian ... 28

3.3.2 Variabel Penelitian ... 28

3.3.3 Metode Penarikan Sampel... 30

3.3.4 Penyimpulan Bahan Uji ... 30

3.3.5 Prosedur Ekstraksi Pala ... 30

3.3.6 Persiapan Hewan Coba ... 31

3.3.7 Prosedur Penelitian... 31

3.3.9 Analisis Data ... 32


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 34

4.2 Uji Hipotesis………...39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN 1 ... 45

LAMPIRAN 2 ... 47

LAMPIRAN 3 ... 48

LAMPIRAN 4 ... 50


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Frekuensi Minimal, Maksimal, dan Rerata Introducing hari kelima .. 34 Tabel 4.2 Uji ANAVA Terhadap Rerata Introducing hari kelima ... 35 Tabel 4.3 Uji Tukey HSD Terhadap Rerata Introducing hari kelima ... 36 Tabel 4.4 Frekuensi Minimal, Maksimal, dan Rerata Mounting hari ketujuh .... 37 Tabel 4.5 Uji ANAVA Terhadap Rerata Mounting hari ketujuh ... 38 Tabel 4.6 Uji Tukey HSD Terhadap Rerata Mounting hari ketujuh ... 38


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Limbik ... 7

Gambar 2.2 Amigdala dan Hipokampus ... 8

Gambar 2.3 Girus Singulatum ... 9

Gambar 2.4 Fornix dan Girus Parahipokampal... 9

Gambar 2.5 Septum ... 10

Gambar 2.6 Prefrontal ... 10

Gambar 2.7 Talamus dan Hipotalamus ... 11

Gambar 2.8 Tegmentum Anterior ... 12

Gambar 2.9 Vomero-Nasal Organ ... 13

Gambar 2.10 Lokasi Reseptor Spesifik Hormon Seks Pada Tikus Jantan ... 14

Gambar 2.11 Siklus Respon Seksual ... 16

Gambar 2.12 Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt.) ... 22

Gambar 2.13 Pala Makasar ... 22

Gambar 2.14 Struktur Kimia Myristicin ... 25

Gambar 2.15 Nucleus Accumbens ... 26

Gambar 3.1 Pengenalan (introducing) ... 29


(10)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 45

Lampiran 2 Alur Penelitian ... 47

Lampiran 3 Data Kasar Penelitian ... 48


(11)

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DOSIS

Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg

Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah 0.0026

Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 27 g Perhitungan :

Dosis Andriol = 80 mg/70 kg BB manusia Dosis Andriol untuk mencit = 80 mg × 0.0026

= 0.208 mg/20 g BB

= 0.2808 mg/27 g BB/0.5 ml = 10.4 mg/kg BB

Pembuatan larutan andriol = 0.2808 mg/0.5 ml = 0.5616 mg/ml = 5.616 mg/10 ml = 5.6 mg/10 ml 40 mg/tablet = 40 mg/10 ml

= (5.6 : 40) × 10 ml = 1.4 ml Larutan Andriol akhirnya yang diberikan :

1.4 ml Andriol dalam Na-CMC 1% ditambahkan 8.6 ml Na-CMC 1%

Perhitungan dosis ekstrak etanol biji pala

Dosis efektif pada mencit : 500 mg/kg BB

750 mg/kg BB (Tajuddin et al, 2005) Mencit yang digunakan pada penelitian beratnya ± 24 g


(12)

46

Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan :

Dosis yang digunakan : EEBP-1 = 500 mg/kg BB EEBP-2 = 750 mg/kg BB Perhitungan D2 :

EEBP-2 = 18 mg/mencit 24 g/0.5 ml × 4 ekor = 36 mg/mencit 24 g/ml

= 360 mg/10 ml Na-CMC 1% Larutan EEBP-2 = diambil sebanyak 5 ml Perhitungan D1 :

EEBP-1 = 500 mg/kg BB mencit = 12 mg/24 g BB mencit Dosis 1 diberikan 12 mg/0.5 ml

Larutan EEBP-1 = 3.6 ml D2 dalam Na-CMC 1% ditambahkan 1.4 ml Na-CMC 1% = 5 ml


(13)

LAMPIRAN 2

ALUR PENELITIAN

Pengamatan introducing dan mounting 15 menit pertama dan kedua H1 : Pembelian 64 ekor mencit (24 ekor mencit jantan dan 60 ekor mencit

betina) dan persiapan ekstrak etanol biji pala

H2-16 : Aklimatisasi mencit

H17 : Persiapan larutan Na-CMC 1% 0,5 ml per mencit kontrol Pembuatan larutan Andriol dosis 10,4 mg/kg BB pembanding Pembuatan ekstrak etanol biji pala dosis 500 mg/kg BB EEBP-1 Pembuatan ekstrak etanol biji pala dosis 750 mg/kg BB EEBP-2

T 0 : Pemberian perlakuan 0,5 ml peroral + penempatan mencit jantan di salah satu sekat dalam kandang pengamatan

Kel I : 6 < EEBP-1

Kel II : 6 < EEBP-2

Kel III : 6 < Na-CMC 1%

Kel IV : 6 < Andriol 10.4

mg/kg BB

T 45 : Mencit betina ditempatkan di sekat lainnya


(14)

48

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 3

DATA KASAR PENELITIAN

INTRODUCING

KELOMPOK PERLAKUAN

HARI 5 HARI 7

RATA-RATA INTRODUCING 15 MENIT PERTAMA INTRODUCING 15 MENIT KEDUA INTRODUCING 15 MENIT PERTAMA INTRODUCING 15 MENIT KEDUA EEBP-1

31 16 50 22 29.75

23 18 22 9 18.00

29 19 10 5 15.75

19 10 11 3 10.75

22 17 13 6 14.50

24 18 21 8 17.75

EEBP-2

0 0 16 4 5.00

16 4 13 8 10.25

16 2 0 0 4.50

13 6 12 3 8.50

10 7 11 5 8.25

11 9 9 5 8.50

Kontrol

8 8 0 0 4.00

15 13 17 5 12.50

11 7 10 6 8.50

8 13 17 8 11.50

10 5 10 6 7.75

9 10 7 3 7.25

Pembanding

18 3 0 2 5.75

24 19 36 16 23.75

37 25 10 10 20.50

27 22 24 13 21.50

30 15 18 15 19.50


(15)

MOUNTING

KELOMPOK PERLAKUAN

HARI 5 HARI 7

RATA-RATA MOUNTING 15 MENIT PERTAMA MOUNTING 15 MENIT KEDUA MOUNTING 15 MENIT PERTAMA MOUNTING 15 MENIT KEDUA EEBP-1

24 9 27 11 17.75

13 7 12 3 8.75

18 12 3 2 8.75

8 1 4 0 3.25

16 5 4 1 6.50

17 7 10 2 9.00

EEBP-2

0 0 4 1 1.25

2 1 5 2 2.50

6 0 0 0 1.50

12 0 9 0 5.25

5 1 4 1 2.75

4 2 2 0 2.00

Kontrol

3 2 0 1 1.50

5 3 5 2 3.75

0 0 0 0 0.00

3 1 2 0 1.50

4 2 3 5 3.50

2 3 1 0 1.50

Pembanding

14 8 2 2 6.50

13 7 21 6 11.75

22 12 3 4 10.25

8 4 2 4 4.50

21 14 18 13 16.50


(16)

50

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 4 UJI STATISTIK

4.1 Rerata Introducing hari kelima

Oneway

Descriptives

Rerata Introducing hari kelima

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

EEBP-1 6 20.5000 3.42053 1.39642 16.9104 24.0896 14.50 24.00 EEBP-2 6 7.8333 3.88158 1.58465 3.7599 11.9068 .00 10.00

Kontrol 6 9.7500 2.33987 .95525 7.2945 12.2055 7.50 14.00

Pembanding 6 20.5833 7.48610 3.05619 12.7272 28.4395 10.50 31.00 Total 24 14.6667 7.46247 1.52327 11.5155 17.8178 .00 31.00

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Introducing hari kelima

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.522 3 20 .087

ANOVA

Rerata Introducing hari kelima

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 839.417 3 279.806 12.678 .000 Within Groups 441.417 20 22.071


(17)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rerata Introducing hari kelima Tukey HSD

(I) Kelompok Perlakuan

(J) Kelompok Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

EEBP-1 EEBP-2 12.66667(*) 2.71237 .001 5.0749 20.2584

Kontrol 10.75000(*) 2.71237 .004 3.1583 18.3417

Pembanding -.08333 2.71237 1.000 -7.6751 7.5084

EEBP-2 EEBP-1 -12.66667(*) 2.71237 .001 -20.2584 -5.0749

Kontrol -1.91667 2.71237 .893 -9.5084 5.6751

Pembanding -12.75000(*) 2.71237 .001 -20.3417 -5.1583

Kontrol EEBP-1 -10.75000(*) 2.71237 .004 -18.3417 -3.1583

EEBP-2 1.91667 2.71237 .893 -5.6751 9.5084

Pembanding -10.83333(*) 2.71237 .004 -18.4251 -3.2416

Pembanding EEBP-1 .08333 2.71237 1.000 -7.5084 7.6751

EEBP-2 12.75000(*) 2.71237 .001 5.1583 20.3417

Kontrol 10.83333(*) 2.71237 .004 3.2416 18.4251


(18)

52

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Rerata Introducing hari kelima

Tukey HSD

Kelompok perlakuan N

Subset for alpha = .05

1 2

EEBP-2 6 7.8333

Kontrol 6 9.7500

EEBP-1 6 20.5000

Pembanding 6 20.5833

Sig. .893 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

4.2Rerata Introducing hari ketujuh

Oneway

Descriptives

Rerata Introducing hari ketujuh

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

EEBP-1 6 15.0000 10.88118 4.44222 3.5809 26.4191 7.00 36.00 EEBP-2 6 7.1667 3.77712 1.54200 3.2028 11.1305 .00 10.50

Kontrol 6 7.4167 4.47679 1.82764 2.7186 12.1148 .00 12.50

Pembanding 6 16.5833 9.97706 4.07312 6.1131 27.0536 1.00 27.50 Total 24 11.5417 8.60348 1.75618 7.9087 15.1746 .00 36.00

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Introducing hari ketujuh

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(19)

ANOVA

Rerata Introducing hari ketujuh

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 441.208 3 147.069 2.332 .105 Within Groups 1261.250 20 63.063

Total 1702.458 23

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rerata Introducing hari ketujuh Tukey HSD

(I) Kelompok Perlakuan

(J) Kelompok Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

EEBP-1 EEBP-2 7.83333 4.58485 .345 -4.9994 20.6660

Kontrol 7.58333 4.58485 .373 -5.2494 20.4160

Pembanding -1.58333 4.58485 .985 -14.4160 11.2494

EEBP-2 EEBP-1 -7.83333 4.58485 .345 -20.6660 4.9994

Kontrol -.25000 4.58485 1.000 -13.0827 12.5827

Pembanding -9.41667 4.58485 .202 -22.2494 3.4160

Kontrol EEBP-1 -7.58333 4.58485 .373 -20.4160 5.2494

EEBP-2 .25000 4.58485 1.000 -12.5827 13.0827

Pembanding -9.16667 4.58485 .221 -21.9994 3.6660

Pembanding EEBP-1 1.58333 4.58485 .985 -11.2494 14.4160

EEBP-2 9.41667 4.58485 .202 -3.4160 22.2494

Kontrol 9.16667 4.58485 .221 -3.6660 21.9994


(20)

54

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Rerata Introducing hari ketujuh

Tukey HSD

Kelompok perlakuan N

Subset for alpha = .05 1

EEBP-2 6 7.1667

Kontrol 6 7.4167

EEBP-1 6 15.0000

Pembanding 6 16.5833

Sig. .202

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

4.3 Rerata Mounting hari kelima

Oneway

Descriptives

Rerata mounting hari kelima

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

EEBP-1 6 11.4167 4.23576 1.72924 6.9715 15.8618 4.50 16.50 EEBP-2 6 2.7500 1.99374 .81394 .6577 4.8423 .00 6.00

Kontrol 6 2.3333 1.32916 .54263 .9385 3.7282 .00 4.00

Pembanding 6 12.5000 4.40454 1.79815 7.8777 17.1223 6.00 17.50 Total 24 7.2500 5.71611 1.16680 4.8363 9.6637 .00 17.50

Test of Homogeneity of Variances

Rerata mounting hari kelima

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(21)

ANOVA

Rerata mounting hari kelima

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 536.083 3 178.694 16.591 .000 Within Groups 215.417 20 10.771

Total 751.500 23

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rerata mounting hari kelima Tukey HSD

(I) Kelompok Perlakuan

(J) Kelompok Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

EEBP-1 EEBP-2 8.66667(*) 1.89480 .001 3.3632 13.9701

Kontrol 9.08333(*) 1.89480 .001 3.7799 14.3868

Pembanding -1.08333 1.89480 .939 -6.3868 4.2201

EEBP-2 EEBP-1 -8.66667(*) 1.89480 .001 -13.9701 -3.3632

Kontrol .41667 1.89480 .996 -4.8868 5.7201

Pembanding -9.75000(*) 1.89480 .000 -15.0534 -4.4466

Kontrol EEBP-1 -9.08333(*) 1.89480 .001 -14.3868 -3.7799

EEBP-2 -.41667 1.89480 .996 -5.7201 4.8868

Pembanding -10.16667(*) 1.89480 .000 -15.4701 -4.8632

Pembanding EEBP-1 1.08333 1.89480 .939 -4.2201 6.3868

EEBP-2 9.75000(*) 1.89480 .000 4.4466 15.0534

Kontrol 10.16667(*) 1.89480 .000 4.8632 15.4701


(22)

56

Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Rerata Introducing hari kelima

Tukey HSD

Kelompok perlakuan N

Subset for alpha = .05

1 2

Kontrol 6 2.3333

EEBP-2 6 2.7500

EEBP-1 6 11.4167

Pembanding 6 12.5000

Sig. .996 .939

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

4.4 Rerata Mounting hari ketujuh

Oneway

Descriptives

Rerata Mounting hari ketujuh

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

EEBP-1 6 6.5833 6.47624 2.64391 -.2131 13.3797 2.00 19.00 EEBP-2 6 2.3333 1.63299 .66667 .6196 4.0471 .00 4.50

Kontrol 6 1.5833 1.71513 .70020 -.2166 3.3833 .00 4.00

Pembanding 6 9.7500 7.97966 3.25768 1.3759 18.1241 2.00 21.00 Total 24 5.0625 5.96787 1.21819 2.5425 7.5825 .00 21.00

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Mounting hari ketujuh

Levene Statistic df1 df2 Sig.


(23)

ANOVA

Rerata Mounting hari ketujuh

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 263.031 3 87.677 3.153 .047 Within Groups 556.125 20 27.806

Total 819.156 23

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Rerata Mounting hari ketujuh Tukey HSD

(I) Kelompok Perlakuan

(J) Kelompok Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

EEBP-1 EEBP-2 4.25000 3.04446 .516 -4.2713 12.7713

Kontrol 5.00000 3.04446 .379 -3.5213 13.5213

Pembanding -3.16667 3.04446 .728 -11.6879 5.3546

EEBP-2 EEBP-1 -4.25000 3.04446 .516 -12.7713 4.2713

Kontrol .75000 3.04446 .995 -7.7713 9.2713

Pembanding -7.41667 3.04446 .102 -15.9379 1.1046

Kontrol EEBP-1 -5.00000 3.04446 .379 -13.5213 3.5213

EEBP-2 -.75000 3.04446 .995 -9.2713 7.7713

Pembanding -8.16667 3.04446 .063 -16.6879 .3546

Pembanding EEBP-1 3.16667 3.04446 .728 -5.3546 11.6879

EEBP-2 7.41667 3.04446 .102 -1.1046 15.9379

Kontrol 8.16667 3.04446 .063 -.3546 16.6879


(24)

58 Universitas Kristen Maranatha

Homogeneous Subsets

Rerata Mounting hari ketujuh

Tukey HSD

Kelompok perlakuan N

Subset for alpha = .05 1

Kontrol 6 1.5833

EEBP-2 6 2.3333

EEBP-1 6 6.5833

Pembanding 6 9.7500

Sig. .063

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seks merupakan salah satu fungsi manusia yang penting. Hal ini bisa dipahami karena aktivitas seksual merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia. Namun seringkali aktivitas seksual berjalan dengan tidak lancar. Banyak faktor-faktor penghambat yang berpengaruh, baik faktor fisiologis maupun psikologis. Salah satunya adalah penurunan gairah seksual atau libido. Data dari

Journal of the American Health Association menunjukkan bahwa 5% pria

mengalami penurunan gairah seksual. Oleh karena itu, banyak kaum pria yang berusaha untuk meningkatkan gairah seksual dengan berbagai macam cara. Salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi obat kuat atau obat yang mempunyai efek afrodisiak (Dian N. Sulaeman, 2006).

Afrodisiakum adalah makanan, minuman, obat, aroma, atau alat yang dapat meningkatkan gairah seksual. Secara luas didefinisikan sebagai produk yang meningkatkan penampilan aktivitas seksual. Penggunaan obat kuat modern (testosteron) dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya diantaranya kanker prostat, kanker hati dan atrofi testis, sehingga tidak sedikit pria yang beralih pada obat tradisional, salah satunya adalah pala yang dipercaya berefek afrodisiak (Medicastore, 2004; Nordenberg, 1996).

Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan tanaman asli dari pulau Ambon dan dapat tumbuh di India, Srilanka, Malaysia, Sumatra, dan kepulauan Caribbean. Pala sudah diyakini sebagai obat yang bermanfaat di beberapa negara Asia. Di negara Arab, pala telah dipercaya mempunyai efek afrodisiak. Dan pala disebutkan juga dapat memperbaiki kelainan seksual pria pada pengobatan Unani. Zat aktif yang berhubungan dengan aktivitas seksual pada pala yaitu miristisin (Tajuddin et al, 2005; Canadian Chemical News, 2003; Rudgley, 1998).

Peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh ekstrak biji pala sebagai obat tradisional untuk meningkatkan libido dibandingkan dengan obat modern yang


(26)

2

Universitas Kristen Maranatha

beredar di pasaran misalnya Andriol. Pada penelitian ini akan dinilai efek afrodisiak ekstrak etanol biji pala dengan cara mengamati tingkah laku mencit jantan.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan perilaku seksual.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Menjadikan pala sebagai obat alternatif dalam mengatasi gangguan seksual.

1.3.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) terhadap perilaku seksual.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

Pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan informasi baru di bidang farmakologi obat, khususnya pala


(27)

3

Manfaat Praktis

Sebagai informasi bahwa pala dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi gangguan libido.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Pala (Myristica fragrans Houtt.) memiliki banyak kandungan zat kimia yang bermanfaat dalam bidang kesehatan, diantaranya adalah miristisin dan eugenol. Pala dikatakan dalam literatur ethnomedical sebagai nervous stimulant. Zat aktif yang berperan dalam mempengaruhi aktivitas seksual diduga miristisin. Aktivitas miristisin secara tidak langsung berhubungan dengan suatu produk yaitu

phenylpropanoids yang dalam tubuh akan mengalami proses transformasi menjadi

3-methoxy-4,5-methylenedioxyamphetamine (=MMDA). Golongan amfetamin ini

akan meningkatkan amin biogenik, seperti dopamin (Bruneton, 1999).

Peningkatan kadar amfetamin secara fisiologis akan meningkatkan stamina dan aktivitas seksual atau respon seksual. Amfetamin akan meningkatkan kadar dopamin di cairan ekstraseluler nukleus akumbens melalui perangsangan ventral tegmentum anterior. Akibat teraktivasi oleh dopamin maka nukleus akumbens menghasilkan impuls yang terletak di antara sistem limbik yang bertindak sebagai pengatur emosi dan dapat meningkatkan perilaku seksual (Wikipedia, 2006).

Eugenol berefek sebagai vasodilator pembuluh darah di daerah genital dan dapat merelaksasi otot polos. Efek ini terjadi karena eugenol bekerja menghambat pengikatan kalsium (Ca2+) pada reseptornya, sehingga terjadilah efek relaksasi. Akibat relaksasi tersebut, sejumlah besar darah akan mengisi korpus kavernosa dan korpus spongiosum dalam batang penis dan terjadi ereksi. Impuls dari daerah genital ini akan diteruskan ke hipotalamus melalui nervus pudendus dan pleksus sakralis, kemudian diteruskan ke sistem limbik yang dapat membantu aksi seksual (K.M. Arsyad, 1999; Guyton & Hall, 1997).


(28)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.5.2. Hipotesis Penelitian

Mayor

Ekstrak etanol biji pala (Myristicaesemen) menimbulkan perilaku seksual. Minor

Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan introducing. Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan mounting.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Data yang diukur dalam penelitian ini adalah pengenalan (introduction) dan penunggangan (mounting).

Analisis statistik berdasarkan metode one-way analysis of variance (ANOVA) dengan menggunakan uji Tukey HSD =0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2006 – April 2006.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) dosis 500 mg/kg BB menimbulkan perilaku seksual.

5.2 Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti mekanisme zat aktif dari biji pala dalam menimbulkan perilaku seksual. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih bervariasi dan jumlah sampel yang lebih banyak.

Diperlukan penelitian uji toksisitas dari biji pala.

Diperlukan penelitian yang serupa dengan menggunakan sediaan lain. Diperlukan penelitian uji klinis terhadap manusia agar dapat digunakan sebagai obat tradisional.


(30)

42 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A. Seno Sastroamidjojo. 2001. Obat Asli Indonesia. Editor: Arjatmo Tjokronegoro. Edisi 6. Jakarta: Dian Rakyat. h. 195-6.

Agustinus Sujatmiko. 2004. Emosi.http://www.medikaholistik.com. 16 Agustus 2006.

Agustinus Sujatmiko. 2004. Mekanisme Rangsangan Seksual. http://www.medikaholistik.com. 16 Agustus 2006.

Amaral J.R., Oliveira J.M. 2006. Limbic System: The Center of Emotions. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm.November 16th, 2006.

Brunetton J. 1999. Essential Oils. In: Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. 2nd edition. New York: Lavoiser Publishing. p. 567-8.

Canadian Chemical News. 2003. Recipes for Romance.

http://www.accn.ca/accn2003/Feb2003/pages%2017-27.pdf. Agustus 25th, 2006.

Consumexx. 2006. Pheromones.www.consumexx.com. December 5th, 2006.

Dian N. Sulaeman. 2007. Seimbang Lahir-Batin Dulu, Baru Merengkuh Dewi Aphrodite.www.pdat.co.id. 5 Januari 2007.

EngenderHealth. 2005. Sexual Response and Sexual Practices.

http://www.engenderhealth.org/res/onc/sexuality/response/pg2.html. November 16th, 2006.

Ernita Achyad, Ratu Rasyidah. 2000. Pala (Myristica fragrans).

www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm28 Maret 2006.

Evans W.S., Sollenberger M.J., Vance M.L. 1998. Hypothalamic-Pituitary Hormones. In: Human Pharmacology Molecular to Clinical. 3rd edition. Amerika: Mosby-Year Book. p. 571-4.

Fitzgerald P.A. 2002. Hormon-hormon Hipotalamus dan Pituitari. Dalam: Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Media. h. 505-6. Ganong W.F. 2002. Dasar Persyarafan Perilaku Insting dan Emosi. Dalam: Buku


(31)

43 Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dan Kelenjar

Pineal). Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Editor: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. h. 1272-1279.

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Sumber Antioksidan. Dalam: Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 66-7.

Hyde J.S. 1990. The Physiology of Sexual Response. In: Understanding Human Sexuality. 4th edition. New York: Mc Graw Hill. p. 196-222, 242-3. K.M Arsyad. 1999. Permasalahan Disfungsi Seksual pada Pria.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022001/kor-1.htm.Mei 3rd, 2006. Katzer G. 2004. Nutmeg and Mace (Myristica fragrans Houtt.).

http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/Myri_fra.html. July 29th, 2006. Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. h. 257-262.

Kenyon P. 2005. Hormones & Sexual Behaviour.

salmon.psy.plym.ac.uk/year2/Sexbehav.htmJuly 29th,2006.

Leda. 2006. Myristica fragrans Houtt. www.leda.lycaeum.org. July 29th, 2006. Male Emporium. 2005. Otak Merangsang Orientasi Seks.

http://cyberman.cbn.net.id. 16 Agustus 2006.

Medicastore. 2007. Informasi Produk.www.medicastore.com. 11 Januari 2007. Nordenberg T. 1996. Looking for a Libido Lift? The Facts About Aphrodisiacs.

http://www.fda.gov/fdac/features/196_love.html. Mei 3rd, 2006.

PubMed. 1999. Nucleus Accumbens.www.pubmed.com.Dec 5th, 2006.

Rima M. Harjono, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. h. 1015. Rudgley R. 1998. The Encyclopedia of Psychoactive Substances.

www.amazon.com. Mei 17th, 2006.

RxMed. 2007. Andriol.www.rxmed.com. December 16th, 2006.

Sandhills community college. 2006. The Brain.www.sndc.com.Dec 5th, 2006. Tajuddin, Ahmad S., Latif A., Qasmi I.A., Amin K.M.Y. 2005. An Experimental

Study of Sexual Function Improving Effect of Myristica fragrans Houtt (nutmeg).


(32)

44 http://www.pubmedcentral.gov/articlerender.fcgi?artid=1187868. Agustus 27th, 2006.

Tracy S. 2006. Sexual Health: Your Guide to the Sexual Response Cycle. www.webmd.com.Dec 5th, 2006.

Weil A.T. 2000. The Use of Nutmeg as a Psychotropic Agent 1.

http://www.erowid.org/plants/nutmeg/nutmeg_journal1.shtml.Agustus 27th, 2006.

Wikipedia. 2006. Feromon.id.wikipedia.org. 5 Desember 2006. Wikipedia. 2006. Testosteron.id.wikipedia.org. 16 Desember 2006.


(1)

3

Manfaat Praktis

Sebagai informasi bahwa pala dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi gangguan libido.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1. Kerangka Pemikiran

Pala (Myristica fragrans Houtt.) memiliki banyak kandungan zat kimia yang bermanfaat dalam bidang kesehatan, diantaranya adalah miristisin dan eugenol. Pala dikatakan dalam literatur ethnomedical sebagai nervous stimulant. Zat aktif yang berperan dalam mempengaruhi aktivitas seksual diduga miristisin. Aktivitas miristisin secara tidak langsung berhubungan dengan suatu produk yaitu phenylpropanoids yang dalam tubuh akan mengalami proses transformasi menjadi 3-methoxy-4,5-methylenedioxyamphetamine (=MMDA). Golongan amfetamin ini akan meningkatkan amin biogenik, seperti dopamin (Bruneton, 1999).

Peningkatan kadar amfetamin secara fisiologis akan meningkatkan stamina dan aktivitas seksual atau respon seksual. Amfetamin akan meningkatkan kadar dopamin di cairan ekstraseluler nukleus akumbens melalui perangsangan ventral tegmentum anterior. Akibat teraktivasi oleh dopamin maka nukleus akumbens menghasilkan impuls yang terletak di antara sistem limbik yang bertindak sebagai pengatur emosi dan dapat meningkatkan perilaku seksual (Wikipedia, 2006).

Eugenol berefek sebagai vasodilator pembuluh darah di daerah genital dan dapat merelaksasi otot polos. Efek ini terjadi karena eugenol bekerja menghambat pengikatan kalsium (Ca2+) pada reseptornya, sehingga terjadilah efek relaksasi. Akibat relaksasi tersebut, sejumlah besar darah akan mengisi korpus kavernosa dan korpus spongiosum dalam batang penis dan terjadi ereksi. Impuls dari daerah genital ini akan diteruskan ke hipotalamus melalui nervus pudendus dan pleksus sakralis, kemudian diteruskan ke sistem limbik yang dapat membantu aksi seksual


(2)

Universitas Kristen Maranatha 1.5.2. Hipotesis Penelitian

Mayor

Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan perilaku seksual. Minor

Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan introducing. Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) menimbulkan mounting.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Data yang diukur dalam penelitian ini adalah pengenalan (introduction) dan penunggangan (mounting).

Analisis statistik berdasarkan metode one-way analysis of variance (ANOVA) dengan menggunakan uji Tukey HSD =0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2006 – April 2006.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol biji pala (Myristicae semen) dosis 500 mg/kg BB menimbulkan perilaku seksual.

5.2 Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti mekanisme zat aktif dari biji pala dalam menimbulkan perilaku seksual. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih bervariasi dan jumlah sampel yang lebih banyak.

Diperlukan penelitian uji toksisitas dari biji pala.

Diperlukan penelitian yang serupa dengan menggunakan sediaan lain. Diperlukan penelitian uji klinis terhadap manusia agar dapat digunakan sebagai obat tradisional.


(4)

42 Universitas Kristen Maranatha

A. Seno Sastroamidjojo. 2001. Obat Asli Indonesia. Editor: Arjatmo Tjokronegoro. Edisi 6. Jakarta: Dian Rakyat. h. 195-6.

Agustinus Sujatmiko. 2004. Emosi.http://www.medikaholistik.com. 16 Agustus 2006.

Agustinus Sujatmiko. 2004. Mekanisme Rangsangan Seksual.

http://www.medikaholistik.com. 16 Agustus 2006.

Amaral J.R., Oliveira J.M. 2006. Limbic System: The Center of Emotions.

http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm.November 16th, 2006.

Brunetton J. 1999. Essential Oils. In: Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal

Plants. 2nd edition. New York: Lavoiser Publishing. p. 567-8.

Canadian Chemical News. 2003. Recipes for Romance.

http://www.accn.ca/accn2003/Feb2003/pages%2017-27.pdf. Agustus 25th, 2006.

Consumexx. 2006. Pheromones.www.consumexx.com. December 5th, 2006. Dian N. Sulaeman. 2007. Seimbang Lahir-Batin Dulu, Baru Merengkuh Dewi

Aphrodite.www.pdat.co.id. 5 Januari 2007.

EngenderHealth. 2005. Sexual Response and Sexual Practices.

http://www.engenderhealth.org/res/onc/sexuality/response/pg2.html.

November 16th, 2006.

Ernita Achyad, Ratu Rasyidah. 2000. Pala (Myristica fragrans).

www.asiamaya.com/jamu/isi/pala_myristicafragrans.htm28 Maret 2006. Evans W.S., Sollenberger M.J., Vance M.L. 1998. Hypothalamic-Pituitary

Hormones. In: Human Pharmacology Molecular to Clinical. 3rd edition. Amerika: Mosby-Year Book. p. 571-4.

Fitzgerald P.A. 2002. Hormon-hormon Hipotalamus dan Pituitari. Dalam:

Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Media. h. 505-6.

Ganong W.F. 2002. Dasar Persyarafan Perilaku Insting dan Emosi. Dalam: Buku


(5)

43 Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria (dan Kelenjar

Pineal). Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Editor: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. h. 1272-1279.

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman Sumber Antioksidan. Dalam: Tanaman

Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 66-7.

Hyde J.S. 1990. The Physiology of Sexual Response. In: Understanding Human

Sexuality. 4th edition. New York: Mc Graw Hill. p. 196-222, 242-3.

K.M Arsyad. 1999. Permasalahan Disfungsi Seksual pada Pria.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022001/kor-1.htm.Mei 3rd, 2006.

Katzer G. 2004. Nutmeg and Mace (Myristica fragrans Houtt.).

http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/Myri_fra.html. July 29th, 2006. Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. h. 257-262.

Kenyon P. 2005. Hormones & Sexual Behaviour.

salmon.psy.plym.ac.uk/year2/Sexbehav.htmJuly 29th,2006.

Leda. 2006. Myristica fragrans Houtt. www.leda.lycaeum.org. July 29th, 2006. Male Emporium. 2005. Otak Merangsang Orientasi Seks.

http://cyberman.cbn.net.id. 16 Agustus 2006.

Medicastore. 2007. Informasi Produk.www.medicastore.com. 11 Januari 2007. Nordenberg T. 1996. Looking for a Libido Lift? The Facts About Aphrodisiacs.

http://www.fda.gov/fdac/features/196_love.html. Mei 3rd, 2006.

PubMed. 1999. Nucleus Accumbens.www.pubmed.com.Dec 5th, 2006.

Rima M. Harjono, dkk. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. h. 1015. Rudgley R. 1998. The Encyclopedia of Psychoactive Substances.

www.amazon.com. Mei 17th, 2006.

RxMed. 2007. Andriol.www.rxmed.com. December 16th, 2006.

Sandhills community college. 2006. The Brain.www.sndc.com.Dec 5th, 2006. Tajuddin, Ahmad S., Latif A., Qasmi I.A., Amin K.M.Y. 2005. An Experimental


(6)

http://www.pubmedcentral.gov/articlerender.fcgi?artid=1187868. Agustus 27th, 2006.

Tracy S. 2006. Sexual Health: Your Guide to the Sexual Response Cycle.

www.webmd.com.Dec 5th, 2006.

Weil A.T. 2000. The Use of Nutmeg as a Psychotropic Agent 1.

http://www.erowid.org/plants/nutmeg/nutmeg_journal1.shtml.Agustus 27th, 2006.

Wikipedia. 2006. Feromon.id.wikipedia.org. 5 Desember 2006. Wikipedia. 2006. Testosteron.id.wikipedia.org. 16 Desember 2006.