Pengaruh Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Jantan Galur Swiss Webster.
iv ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR Swiss-webster
Frans Samuel, 2007, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr.,M.Kes Pembimbing II : Caroline Tan Sardjono,dr.,PhD
Dewasa ini ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga cenderung meningkat, tidak jarang disfungsi seksual menjadi salah satu penyebabnya. Banyak laki-laki menggunakan sildenafil sitrat untuk mengatasi masalah tersebut, dengan mengesampingkan efek sampingnya, termasuk risiko mendapat serangan henti jantung. Karena itu perlu dicari alternatif guna mengatasi hal tersebut. Bawang putih merupakan tanaman tradisonal, dipercaya dapat meningkatkan gairah (libido), juga dapat mengatasi masalah disfungsi seksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol bawang putih (Allium Sativum L.) terhadap perilaku seksual mencit.
Penelitian menggunakan metode prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang komparatif. Hewan coba yaitu 25 ekor mencit jantan yang dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan (n=5) kemudian diberi Ekstrak Etanol Bawang Putih (EEBP) dosis 500 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, 1500 mg/kgBB, kelompok pembanding diberi sildenafil 5mg/kgBB, dan kontrol (Na-Carboxy Methyl Cellulose 1%). Data yang diamati adalah jumlah pengenalan (introducing) dan jumlah penunggangan (mounting). Analisis data secara statistik menggunakan Repeated Measurement ANOVA dilanjutkan dengan uji beda rata-rata LSD dengan α = 0,05.
Hasil penelitian membuktikan frekuensi introducing pada dosis 500mg/kgBB , dosis 1000 mg/kgBB dan 1500 mg/kgBB berbeda sangat signifikan dengan kelompok kontrol (p=0,002), (p=0,000) dan (p=0,000). Frekuensi mounting pada dosis 500 mg/kgBB dan 1500 mg/kgBB berbeda tidak nyata dengan kelompok kontrol (p=0,079), (p=0,065), namun frekuensi mounting pada dosis 1000mg/kgBB berbeda signifikan dengan kelompok kontrol (p=0,014).
Kesimpulan penelitian adalah ekstrak etanol bawang putih berpengaruh meningkatkan perilaku seksual.
(2)
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF GARLIC ON SEXUAL BEHAVIOUR OF Swiss-webster MICE
Frans Samuel, 2007, 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr.,M.Kes 2nd Tutor : Caroline Tan Sardjono,dr.,PhD
Lately, family disharmony was reported increasing due to many aspects. Sexual dysfunction was stated to be one of the important factors. Many males consume sildenafil citrate, to overcome above mentioned problem despite the unwanted side effects including the risk of cardiac arrest. Based on those findings, it is necessary to obtain a safer alternative agent. Garlic had been used for many years empirically with effect to increase libido, as well treated sexual dysfunction.
The aim of this experiment is to examine the efficacy of ethanolic extract of garlic to increase libido.
This experiment is based on the real experimental perspective method using Random Complete Design with comparative characteristic. Twenty five male mice of Swiss Webster strain were divided randomly into five groups (n=5). The treated groups were administered with ethanolic extract of garlic (EEG), 500 mg/kgBW, 1000 mg/kgBW, and 1500 mg/kgBW orally, standard group was administered with sildenafil 5mg/kgBW. The control group was administered by 1% of Na CMC solution. Data was analyzed using Repeated Measurement ANOVA, followed with LSD test with α = 0,05.
The result shows that introducing frequency at 500 mg/kgBW), at 1000 mg/kgBW and 1500 mg/kgBW are very significantly different (p=0,002),(p=0,000) and (p=0,000). Mounting frequency at 500mg/kgBW, and 1500 mg/kgBW are not significantly different with the control group (p=0,079), (p=0,065), but mounting frequency at 1000 mg/kgBW is significantly different with the control group (p=0,014).
The conclusion is ethanolic extract of garlic may improve libido.
(3)
vi DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR GRAFIK... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian... 4
1.6 Metodologi ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
(4)
vii BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Libido ... 5
2.2 Fisiologi Timbulnya Libido ... 5
2.2.1 Peran Endokrin... 5
2.2.2 Pengaturan Libido Oleh Sistem Saraf ... 6
2.3 Respon Seksual ... 10
2.3.1 Rangkaian Respon Seksual (SRC) ... 11
2.4 Gangguan Seksual pada Laki-laki... 16
2.4.1 Gangguan Libido... 16
2.4.2 Disfungsi Ereksi ... 17
2.4.3 Ejakulasi Dini / Prematur ... 18
2.5 Faktor yang Menyebabkan Gangguan libido pada Laki-laki ... 18
2.5.1 Faktor Fisik dan Endokrin... 18
2.5.2 Faktor Psikogenik ... 19
2.5.3 Faktor Iatrogenik ... 20
2.6 Sildenafil ... 20
2.6.1 Mekanisme Kerja Sildenafil... 21
2.6.2 Keamanan Penggunaan ... 22
2.7 Bawang Putih ... 23
2.7.1 Taksonomi... 23
2.7.2 Penyebaran dan Morfologi ... 24
2.7.3 Kandungan Zat Aktif... 25
2.7.4 Aktivitas Farmakologi... 26
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 28
3.1.1 Bahan-bahan Penelitian... 28
3.1.2 Alat-alat Penelitian... 28
(5)
viii
3.3 Metode Penelitian... 29
3.3.1 Desain Penelitian... 29
3.3.2 Variabel Penelitian ... 29
3.3.3 Metoda Penarikan Sampel... 31
3.3.4 Persiapan Hewan Coba ... 31
3.3.5 Prosedur Penelitian ... 31
3.3.6 Kriteria Uji ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 34
4.2 Uji Hipotesis Penelitian... 41
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Saran... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN... 48
RIWAYAT HIDUP... 60
(6)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Rerata introducing... 34
Tabel 4.2 Repeated Measurement ANOVA terhadap frekuensi rerata introducing... 35
Tabel 4.3 Uji LSD terhadap frekuensi rerata introducing... 36
Tabel 4.4 Rerata mounting... 38
Tabel 4.5 Repeated Measurement ANOVA terhadap frekuensi rerata mounting... 39
(7)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pengaturan Libido oleh Sistem Saraf ... 7
Gambar 2.2 Sistem Limbik ... 9
Gambar 2.3 Struktur Otak manusia ... 9
Gambar 2.4 Pengaruh Feromon Terhadap Perilaku Seksual ... 10
Gambar 2.5 Tahap Istirahat... 11
Gambar 2.6 Tahap Excitement... 12
Gambar 2.7 Tahap Plateau... 13
Gambar 2.8 Tahap Orgasme ... 14
Gambar 2.9 Tahap Resolusi ... 15
Gambar 2.10 Sildenafil ... 20
Gambar 2.11 Mekanisme Kerja Sildenafil... 21
Gambar 2.12 Morfologi Bawang Putih... 24
Gambar 2.13 Kandungan Zat Aktif Bawang Putih ... 25
Gambar 2.14 Pembentukan Nitric Oxide dari asam amino Arginin ... 26
Gambar 3.1 Pengenalan (Introducing)... 30
(8)
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Perbandingan Frekuensi Introducing... 36 Grafik 4.2 Perbandingan Frekuensi Mounting... 40
(9)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Pembuatan dan Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Bawang Putih... 47
LAMPIRAN 2 Perhitungan Dosis Sildenafil Sitrat ... 49
LAMPIRAN 3 Data Kasar Penelitian ... 50
LAMPIRAN 4 Analisis Data ... 53
(10)
48 LAMPIRAN 1
Perhitungan Dosis
1. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Bawang Putih
Bawang Putih basah 1 kg dikeringkan 300gram Ekstrak Etanol 50%, 5 liter 11.263 gram
Dosis efektif Bawang Putih untuk mencit = 500mg/KgBB dalam bentuk ekstrak etanol 50 %
(Mdidea,2007) Berat badan mencit yang digunakan = ± 20 gram Volume lambung mencit = ± 0,5 ml
Perhitungan
Dosis yang digunakan
Ekstrak Etanol Bawang Putih dosis 1 (EEBP1) = 500mg/KgBB Mencit Ekstrak Etanol Bawang Putih dosis 2 (EEBP2) = 1000mg/KgBB Mencit Ekstrak Etanol Bawang Putih dosis 3 (EEBP3) = 1500mg/KgBB Mencit
EEBP 1
• 500mg/KgBB mencit • 20/1000 x 500mg • 10 mg/mencit 20 gram
EEBP 2
• 1000mg/KgBB mencit • 20/1000 x 1000mg • 20 mg/ mencit 20 gram
EEBP 3
• 1500mg/KgBB mencit • 20/1000 x 1500mg • 30 mg/ mencit 20 gram
EEBP3 = 30 mg/ mencit 20 gram/ 0.5ml (1 kali sonde) 60 mg/ mencit 20gram/ml
(11)
49
1% Na-CMC = 1gram Na-CMC/100 ml aquadest = 0.1 gram/ 10 ml
= 100 mg/10 ml
600 mg EEBP + 100 mg serbuk Na-CMC digerus + aquadest 10 ml EEBP 3
EEBP 1 : EEBP 2 : EEBP 3 = 1 : 2 : 3 EEBP 1 = 10 mg/0.5 ml = 20mg/ml EEBP 2 = 20 mg/0.5 ml = 40mg/ml EEBP 3 = 30 mg/0.5 ml = 60mg/ml
EEBP 2 = 40/60 x 4 ml = 2.67 ml EEBP 3 + 1.33 ml Na-CMC 1% = 4 ml EEBP2 EEBP 1 = 20/60 x 4 ml = 1.33 ml EEBP 3 + 2.67 ml Na-CMC 1% = 4 ml EEBP 1
(12)
50
LAMPIRAN 2
2. Perhitungan Dosis Sildenafil Sitrat
Kandungan sildenafil sitrat ( 1 Tablet ) = 50 mg
Dosis efektif sildenafil sitrat untuk mencit = 5 mg/KgBB mencit (Tajuddin,2003) Berat badan mencit yang digunakan = ± 20 gram
Volume lambung mencit = ± 0.5 ml Perhitungan dosis yang gunakan
5 mg/KgBB mencit x 0.02 kg = 0.1 mg/mencit 20 gram
Cara pengenceran = 0.1 mg/ 0.5 ml (jumlah dosis yang dibutuhkan) 2 mg / 10 ml
0.2 mg / ml 50 mg / tablet 50mg/ 10ml = 2 / 50 x 10 ml
= 0.4 ml
1 tablet disuspensikan dalam 10 ml larutan Na-CMC 1%--> 50 mg/ 10 ml ambil 0.4 ml sildenafil sitrat dalam larutan Na-CMC 1% tambahnkan 9.6 ml larutan Na-CMC 1%
Cara Kerja :
1 tablet sildenafil sitrat digerus dan ditambah 100mg serbuk Na-CMC tambahkan aquades hingga 10 ml (homogenkan) sondekan ke dalam
(13)
51
LAMPIRAN 3
Data Kasar Penelitian
Hari ke-3 Dosi
s 1 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 9 1 4 0 6.5 0.5
2 4 0 3 0 3.5 0
3 7 1 8 4 7.5 2.5
4 2 0 0 0 1 0
5 11 0 10 0 10.5 0
Hari ke-3 Dosi
s 2 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 7 5 5 0 6 2.5
2 8 1 14 0 11 0.5
3 4 0 22 1 13 0.5
4 16 1 25 21 20.5 11
5 19 1 13 2 16 1.5
Hari ke-3 Dosi
s 3 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 28 2 8 0 18 1
2 23 3 8 0 15.5 1.5
3 11 0 16 0 13.5 0
4 12 4 24 2 18 3
(14)
52
Hari ke-5 Dosi
s 1 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 20 0 3 0 11.5 0
2 15 3 15 0 15 1.5
3 3 0 13 0 8 0
4 40 19 47 22 43.5 20.5
5 33 7 15 0 24 3.5
Hari ke-5 Dosi
s 2 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 32 6 15 0 23.5 3
2 35 14 20 6 27.5 10
3 23 10 21 6 22 8
4 9 0 15 5 12 2.5
5 13 2 3 0 8 1
Hari ke-5 Dosi
s 3 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 19 3 25 1 22 2
2 15 5 20 3 17.5 4
3 28 9 11 6 19.5 7.5
4 20 4 6 0 13 2
(15)
53
Hari ke-7 Dosi
s 1 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 11 0 13 0 12 0
2 33 11 16 13 24.5 12
3 8 0 13 3 10.5 1.5
4 20 2 11 2 15.5 2
5 9 0 8 0 8.5 0
Hari ke-7 Dosi
s 2 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 16 4 20 2 18 3
2 22 1 15 3 18.5 2
3 19 1 14 4 16.5 2.5
4 13 3 11 3 12 3
5 17 4 14 8 15.5 6
Hari ke-7 Dosi
s 3 15 menit pertama 15 menit kedua Rerata
Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g Introducin g Mountin g
1 12 8 25 6 18.5 7
2 12 6 17 5 14.5 5.5
(16)
54
4 13 1 8 0 10.5 0.5
5 8 0 11 0 9.5 0
LAMPIRAN 4 Analisis Data
1. Pengenalan (Introducing)
Descriptive Statistics
Perlakuan Mean Std. Deviation N Bawang Putih dosis 1 5.8000 3.66742 5 Bawang Putih dosis-2 13.3000 5.42679 5 Bawang Putih dosis-3 18.5000 5.37355 5 Kontrol 6.6000 3.34290 5 Pembanding 34.0000 8.82468 5 Intro hari3
Total 15.6400 11.70783 25 Bawang Putih dosis 1 20.4000 14.21883 5 Bawang Putih dosis-2 18.5000 8.15475 5 Bawang Putih dosis-3 18.3000 3.36526 5 Kontrol 5.2000 3.51070 5 Pembanding 28.5000 9.28036 5 Intro hari5
Total 18.1800 11.01881 25 Bawang Putih dosis 1 14.2000 6.30079 5 Bawang Putih dosis-2 16.1000 2.58360 5 Bawang Putih dosis-3 14.1000 4.03733 5 Kontrol 5.8000 3.21325 5 Pembanding 25.0000 4.16833 5 Intro hari7
Total 15.0400 7.35402 25
Tests of Between-Subjects Effects
Measure: intro
Transformed Variable: Average Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared Intercept 19894.163 1 19894.163 603.219 .000 .968 Perlakuan 4244.820 4 1061.205 32.177 .000 .866
(17)
55
Error 659.600 20 32.980
Levene's Test of Equality of Error Variances(a)
F df1 df2 Sig.
Intro hari3 .694 4 20 .605
Intro hari5 2.717 4 20 .059
Intro hari7 1.172 4 20 .353
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a Design: Intercept+Perlakuan
Within Subjects Design: hari
Pairwise Comparisons
Measure: intro
95% Confidence Interval for Difference(a) (I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.(a)
Lower Bound
Upper Bound Bawang Putih
dosis-2 -2.500 2.097 .247 -6.874 1.874 Bawang Putih
dosis-3 -3.500 2.097 .111 -7.874 .874 Kontrol 7.600(*) 2.097 .002 3.226 11.974 Bawang Putih
dosis 1
Pembanding -15.700(*) 2.097 .000 -20.074 -11.326 Bawang Putih
dosis-2
Bawang Putih
dosis 1 2.500 2.097 .247 -1.874 6.874 Bawang Putih
dosis-3 -1.000 2.097 .639 -5.374 3.374 Kontrol 10.100(*) 2.097 .000 5.726 14.474 Pembanding -13.200(*) 2.097 .000 -17.574 -8.826 Bawang Putih
dosis 1 3.500 2.097 .111 -.874 7.874 Bawang Putih
dosis-2 1.000 2.097 .639 -3.374 5.374 Kontrol 11.100(*) 2.097 .000 6.726 15.474 Bawang Putih
dosis-3
Pembanding -12.200(*) 2.097 .000 -16.574 -7.826 Bawang Putih
dosis 1 -7.600(*) 2.097 .002 -11.974 -3.226 Bawang Putih
dosis-2 -10.100(*) 2.097 .000 -14.474 -5.726 Bawang Putih
dosis-3 -11.100(*) 2.097 .000 -15.474 -6.726 Kontrol
Pembanding -23.300(*) 2.097 .000 -27.674 -18.926 Bawang Putih
dosis 1 15.700(*) 2.097 .000 11.326 20.074 Bawang Putih
dosis-2 13.200(*) 2.097 .000 8.826 17.574 Bawang Putih
dosis-3 12.200(*) 2.097 .000 7.826 16.574 Pembanding
Kontrol 23.300(*) 2.097 .000 18.926 27.674 Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
(18)
56
2. Pengunggangan (Mounting)
Descriptive Statistics
Perlakuan Mean Std. Deviation N Bawang Putih dosis 1 .6000 1.08397 5 Bawang Putih dosis-2 3.2000 4.43847 5 Bawang Putih dosis-3 1.7000 1.30384 5 Kontrol .8000 1.03682 5 Pembanding 3.7000 2.51496 5 Mounting hari3
Total 2.0000 2.57391 25 Bawang Putih dosis 1 5.1000 8.72783 5 Bawang Putih dosis-2 4.9000 3.87943 5 Bawang Putih dosis-3 4.7000 2.90689 5 Kontrol .9000 1.19373 5 Pembanding 10.2000 3.32791 5 Mounting hari5
Total 5.1600 5.27518 25 Bawang Putih dosis 1 3.1000 5.05470 5 Bawang Putih dosis-2 3.3000 1.56525 5 Bawang Putih dosis-3 2.7000 3.29014 5 Kontrol 1.3000 .57009 5 Pembanding 9.7000 1.89077 5 Mounting hari7
Total 4.0200 4.00385 25
Levene's Test of Equality of Error Variances(a)
F df1 df2 Sig.
Mounting hari3 2.346 4 20 .089
Mounting hari5 2.763 4 20 .056
Mounting hari7 3.399 4 20 .028
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a Design: Intercept+Perlakuan
(19)
57
Tests of Between-Subjects Effects
Measure: mounting
Transformed Variable: Average Source
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared Intercept 1041.603 1 1041.603 127.700 .000 .865 Perlakuan 385.347 4 96.337 11.811 .000 .703
Error 163.133 20 8.157
Pairwise Comparisons
Measure: mounting
95% Confidence Interval for Difference(a) (I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.(a)
Lower Bound
Upper Bound Bawang Putih
dosis-2 -.867 1.043 .416 -3.042 1.309 Bawang Putih
dosis-3 -.100 1.043 .925 -2.275 2.075 Kontrol 1.933 1.043 .079 -.242 4.109 Bawang Putih
dosis 1
Pembanding -4.933(*) 1.043 .000 -7.109 -2.758 Bawang Putih
dosis-2
Bawang Putih
dosis 1 .867 1.043 .416 -1.309 3.042 Bawang Putih
dosis-3 .767 1.043 .471 -1.409 2.942 Kontrol 2.800(*) 1.043 .014 .625 4.975 Pembanding -4.067(*) 1.043 .001 -6.242 -1.891 Bawang Putih
dosis 1 .100 1.043 .925 -2.075 2.275 Bawang Putih
dosis-2 -.767 1.043 .471 -2.942 1.409 Kontrol 2.033 1.043 .065 -.142 4.209 Bawang Putih
dosis-3
Pembanding -4.833(*) 1.043 .000 -7.009 -2.658 Bawang Putih
dosis 1 -1.933 1.043 .079 -4.109 .242 Bawang Putih
dosis-2 -2.800(*) 1.043 .014 -4.975 -.625 Bawang Putih
dosis-3 -2.033 1.043 .065 -4.209 .142 Kontrol
Pembanding -6.867(*) 1.043 .000 -9.042 -4.691 Bawang Putih
dosis 1 4.933(*) 1.043 .000 2.758 7.109 Bawang Putih
dosis-2 4.067(*) 1.043 .001 1.891 6.242 Bawang Putih
dosis-3 4.833(*) 1.043 .000 2.658 7.009 Pembanding
Kontrol 6.867(*) 1.043 .000 4.691 9.042 Based on estimated marginal means
* The mean difference is significant at the .05 level.
(20)
58
LAMPIRAN 5
FOTO – FOTO PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian
(21)
59
Perlakuan Pada Hewan Coba
Pengamatan Hewan Coba
(22)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, banyak kasus ketidakharmonisan dalam rumah tangga, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah ekonomi, masalah pekerjaan, bahkan tak jarang ketidakharmonisan dalam sebuah rumah tangga disebabkan karena suami tidak mampu memenuhi kebutuhan istri dalam hal kebutuhan biologis (seksual). Berdasarkan penelitian di Korea, institusi EDACT (Erectile Dysfunction Advisory Council and Training) munuturkan lebih dari 100 juta pria di seluruh dunia mengalami gangguan ereksi ( Republika Online, 2004). Salah satu penyebab utama gangguan seksual adalah disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan menjaga ereksi sampai memberi kepuasan dalam aktivitas seksual, yang merupakan gangguan umum yang melanda banyak pasangan di seluruh dunia. The Massachusetts Male Aging Study menemukan, lebih dari separuh pria di dunia yang berumur antara 40-70 tahun ternyata mengalami masalah ini, bahkan juga pada usia yang lebih muda.
Hal tersebut menyebabkan banyak pria mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan mengkonsumsi suplemen untuk meningkatkan vitalitas pria.
Salah satu suplemen yang banyak diminati oleh para pria untuk meningkatkan vitalitas adalah sildenafil.
Banyaknya efek samping yang merugikan pengguna sildenafil, seperti henti jantung (cardiac arrest) bila digunakan bersama dengan obat-obatan yang mengandung nitrat, sakit kepala, muka kemerahan (flushing), sindroma dyspepsia, pengelihatan kabur, dan ruam pada kulit, karena itu perlu dipikirkan alternatif pemecahan masalah yang lebih aman seperti
(23)
2
Universitas Kristen Maranatha tanaman obat tradisional, karena dianggap lebih alamiah, lebih murah, lebih aman, serta ditoleransi dengan baik oleh tubuh (Juckett, 2004).
Salah satu tanaman obat tradisonal yang dipercaya masyarakat memiliki khasiat serupa dengan sildenafil antara lain adalah bawang putih.
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan produk alamiah, yang dipercaya memiliki efek adrodisiak, khasiat untuk meningkatkan stamina dan meningkatkan kesehatan. Afrodisiak adalah efek yang meningkatkan libido atau gairah seksual.
Atas dasar hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti efek Bawang Putih (Allium sativum L.) sebagai afrodisiak pada mencit jantan galur Swiss-webster.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas apakah ekstrak etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) menimbulkan pengenalan (Introducming) dan penunggangan (Mounting).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk memanfaatkan Bawang Putih (Allium sativum L.) sebagai obat alternatif untuk mengatasi penurunan gairah (libido).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol Bawang Putih (Allium sativum L.) terhadap perilaku seksual pada mencit.
(24)
3
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1. Manfaat akademis : memperluas cakrawala pengetahuan farmakologi tanaman obat, khususnya Bawang Putih (Allium sativum L.) untuk meningkatkan perilaku seksual.
2. Manfaat praktis : Bawang Putih (Allium sativum L.), sebagai tanaman obat tradisional dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi penurunan gairah (libido).
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Gairah seksual dapat timbul karena adanya rangsangan pada sistem saraf sensorik dan juga sistem endokrin, melalui aksis hipothalamus - hipofisis. Obat afrodisiak bekerja meningkatkan hasrat seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.(Guyton &Hall, 1997).
Bawang Putih (Allium sativum L.) mengandung alliin, enzim, vitamin B, mineral, flavonoid, dan asam amino arginin,yang berperan dalam pembentukan nitrit oksida. Nitrit Oksida meningkatkan cGMP yang memiliki efek sebagai vasodilator, yang meningkatkan aliran darah pada penis saat ereksi, sehingga menimbulkan sensasi seksual yang diteruskan ke sistem saraf pusat melalui saraf pudendus, kemudian melalui pleksus sakralis ke dalam bagian sakral dari medula spinalis, dan akhirnya sampai ke cerebrum, sehingga dapat meningkatkan perilaku seksual. (Guyton & Hall, 1997).
Kandungan terbanyak dari bawang putih adalah alliin (S - allyl - L - (+) - cystein - sulfoxide). Setelah bawang putih dikupas, maka alliin akan didegradasi oleh enzim alliinase (S – alkyl - L - cystein Lyase) menjadi asam piruvat dan 2-propenesulfenic acid, yang kemudian secara cepat dirubah menjadi allicin (0,3% dari berat awal). Oksidasi oleh udara merubah allicin menjadi diallyldisulfide (DADS) (Bruneton,1999). Senyawa diallyldisulfide ini menyebabkan sel darah putih mengeluarkan senyawa yang disebut hidrogen sulfida, dimana hidrogen sulfida ini
(25)
4
Universitas Kristen Maranatha mengaktivasi sistem saraf sensorik pada daerah perivaskuler (walaupun tidak spesifik pada pembuluh darah penis), sehingga terjadi relaksasi pembuluh darah (Gloria, 2004).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
1. Bawang Putih (Allium sativum L ) berpengaruh menimbulkan pengenalan (introducing).
2. Bawang Putih (Allium sativum L) berpengaruh menimbulkan penunggangan (mounting).
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan adalah penelitian prospektif eksperimental sungguhan bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting)
Analisis statistik berdasarkan metoda Repeated Measurement ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dengan = 0,05. kemaknaan ditentukan berdasar nilai p.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
(26)
44 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Albert G.O.S. 2003. Kiat Sehat di Usia Senja. www.medikaholistic.com/180102 . 8 Desember 2007
Amaral J.R., Oliveira J.M. , 2007. Limbic System : The Center of Emotions. http://www.healing-arts.org/index2.htm. 6 Januari 2007
American Society For Reproductive Medicine . 2007. Sexual Dysfunction. http://www.asrm.org/Patients/FactSheets/Sexual_Dysfunction-Fact.pdf.
Oktober 2007
Ardiansyah . 2006. Bawang Putih Untuk Kesehatan.
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-03-10-Bawang-Putih-Untuk-Kesehatan.shtml . 6 Desember 2007
Bhasin S., Jameson J.L.,2005. Disorder of the Testes and Mele Reproductive System. In Dennis L.K., Anthony S.F., Dan L.L., Eugene B.,Stephen L.H., Larry J.J eds : Harrison’s Principles of Internal Medicine.16th ed.Vol 2. New York : Mc Graw-Hill Publishing Company. p. 2185-88
Brennan P.A , Kaverne E.B , 1997. Neural Mechanisms of Mammalian Olfactory Learning. http://www.cco.caltech.edu/~sciwrite/journal03/A-L2/Neeman.html, 6 Januari 2008
Bruneton J. 1999. Other Sulfur – Containing Caompuounds. In J. Bruneton ed. : Pharmacognosy, Phytochemistry Medicinal Plants.2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing. p. 207 – 209
Cardoso S. H., 1997 . How the Brain Organizes Sexual Behaviour. http://www.cerebromente.org.br/n03/mente/sexo_i.htm. 6 Januari 2008
Chen J , Chen T. 2004 . Chinese Medical Herbalogy and Pharmacology.Art of Medicine Press . p. 1047-48
Davidson T A M . 2003 . Encyclopedia of Mental Disorder .
http://www.healthline.com/galecontent/sexual-dysfunctions, 27 Juni 2007 Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.Jakarta: EGC. hal.
1206
Erowid. 2007. Sildenafil.
(27)
Universitas Kristen Maranatha
45
Ferne M . 1991 . Garlic and Onion in Classic Jewish Literature . http://www.herbalgram.org/default.asp?c=garlic , 27 Juni 2007 Foster S . 1991 . Garlic : allium sativum .
http://www.herbalgram.org/new-chapter/herbalgram/articleview.asp?a=2642 , 27 Juni 2007
Fritzgerald P. A. 2002. Hormon-hormon Hipotalamus dan Pituitari. Dalam B. G. Katzung ed.: Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 1. Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika. hal. 524-5.
Ganong W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : EGC. Hal. 248-53
Gloria A , Squadrito G.L. , Mills R . W., Patel T . S., Doeller J . E., Kraus D . W., et al . 2005 . Hydrogen Sulfide Mediates the Vasoaktivity of Garlic.
http://www.nutraingridiens-usa.com/news/np.asp?n=80598&m=1NIUO16&c=gvsznbvoiowyxy ,
September 2007
Guyton A. C. and Hall J. E. 1997. Fisiologi Reproduksi dan Hormonal Pria (dan Kelenjar Pineal). Dalam A.C. Guyton and J. E. Hall eds. : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. hal. 1272-82.
Hady S. 2004 . Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323,. 8 Desember 2007
Hyde J.S . 1990 . Sexual Anatomy In Janet S.H ed. : Understanding Human Sexuality.4th ed. USA :McGraw-Hill Publishing Company. P. 55-60.
Hyde J.S . 1990 . Sexual Dysfunction and Sex Therapy In Janet S.H ed. : Understanding Human Sexuality.4th ed. USA :McGraw-Hill Publishing Company. p. 516-25.
Juckett. . G ,2004. Herbal Medicine. In Charles R. Craig; Robert E. Stitzel ed. : Modern Pharmacology. 6th edition. Lippincott : Williams & Wlkins. p.85-89 Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta: PT Raya Grafindo
Persada. hal. 257-62.
Kenyon.2006. Hormones & Sexual Bevaviour.
http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sexbe have.htm. September 2007
(28)
Universitas Kristen Maranatha
46
Lee M., 1999. Erectile Dysfunction. In Dipiro T.J., Talbert R.L., Yee G.C., Wells B.G., Possey L.M eds : Pharmacotherapy. 5th ed.
Martini F. H. 2004. The Reproductive System. In Martini F.H. ed. : Fundamentals of Anatomy & Physiology. 6th edition. San Francisco: Pearson Education International. p. 1048-63.
Master V.H., Johnson .V.E. , 1980. Human Sexual Response.
http://sexuality.about.com/od/anatomyresponse/a/malesexualrespo.htm. 7 Januari 2008.
Mc Vary K.T. 2005. Sexual Dysfunction. In Dennis L.K., Anthony S.F., Dan L.L., Eugene B.,Stephen L.H., Larry J.J eds : Harrison’s Principles of Internal Medicine.16th ed.Vol 1. New York : Mc Graw-Hill Publishing Company. p. 271-74
Mdidea.2007.Garlic Super Function Magic Applications.
http://www.mdidea.com/products/new/new001.html. September 2007 Medicinenet. 2007. Sildenafil Articles.
http://www.medicinenet.com/sildenafil/article.htm. September 2007
Molina, P. E. 2004. Male Reproductive System. In: Endocrine Physiology. New York: Lange Medical Books. p. 181-203.
Morihara N., Sumioka I., Moriguchi T., Uda N., Kyo E. 2000 . Aged Garlic Extract Enhances Production of Nitric Oxide .
http://www.ncbi.nlm.nig.gov/sites/entrez?cmd=retrieve&db=pubmed&listuids =12052435&dopt=abstractPlus, September 2007
Rana S . V., Pal R., Vaiphei K., Singh K., Garlic hepatotoxicity. In M.R.Smith: safe dose of
garlic.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?Db=pubmed&Cmd=ShowDeta ilView&TermToSearch=16910057&ordinalpos=52&itool=EntrezSystem2.PEn
trez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_RVDocSum , September 2007
Reader Digest , 2006. Impotence : Factors to Think About .
http://magazine-directory.com/Readers-Digest.htm. Januari 2008 Republika Online . 2004. Pria Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323. oktober 2007
(29)
Universitas Kristen Maranatha
47
Sadock B.J ., Virginia A . S .,2000. Comprehensive Textbook of Psychiatry .7th ed. Vol. 2. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Sadock B.J., Kaplan H.I., Freedman A.M. 1976. Anatomy and Physiology of Sexuality. In Benjamin J. Sadock ed. : The Sexual Experience. Baltimore : Williams and Wilkins company. P. 79-119.
Starr J, 2005. The Four Phases of the Sexual Response Cycle.
http://www.associatedcontent.com/article/9252/the_four_phases_of_the_sexual _response.html. 6 Januari 2008
Tajuddin, Shamsad Ahmad, Abdul Latif, Iqbal Ahmad Qasmi. 2003. Aphrodisiac Activity of 50% Etanolic extract of Myristica fragrans houtt (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (Clove) in male mice:a comparative study. www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=270058. Januari 2008
Users. 2005. Nitric Oxide (NO).
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/N/NO.html. Oktober 2007
Yuda T. 2003. Manfaat Bawang Putih .
http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=docu ment_detail&xid=53. 8 Desember 2007
Wfneurology. 2007. Neurogenic Sexual Dysfunction in Men and Women. http://www.wfneurology.org/docs/pdf/Munsat_chapter4.pdf. September 2007 Wikipedia. 2007. Garlic . http://en.wikipedia.org/wiki/Garlic . Oktober 2007 Wikipedia. 2007. Nitric Oxide. http://en.wikipedia.org/wiki/Nitric_oxide. Oktober
2007
Winans .S ,1970 . Sniffing out Social and Sexual Signals.
(1)
3
Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1. Manfaat akademis : memperluas cakrawala pengetahuan farmakologi tanaman obat, khususnya Bawang Putih (Allium sativum L.) untuk meningkatkan perilaku seksual.
2. Manfaat praktis : Bawang Putih (Allium sativum L.), sebagai tanaman obat tradisional dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi penurunan gairah (libido).
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Gairah seksual dapat timbul karena adanya rangsangan pada sistem saraf sensorik dan juga sistem endokrin, melalui aksis hipothalamus - hipofisis. Obat afrodisiak bekerja meningkatkan hasrat seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa uretra.(Guyton &Hall, 1997).
Bawang Putih (Allium sativum L.) mengandung alliin, enzim, vitamin B, mineral, flavonoid, dan asam amino arginin,yang berperan dalam pembentukan nitrit oksida. Nitrit Oksida meningkatkan cGMP yang memiliki efek sebagai vasodilator, yang meningkatkan aliran darah pada penis saat ereksi, sehingga menimbulkan sensasi seksual yang diteruskan ke sistem saraf pusat melalui saraf pudendus, kemudian melalui pleksus sakralis ke dalam bagian sakral dari medula spinalis, dan akhirnya sampai ke cerebrum, sehingga dapat meningkatkan perilaku seksual. (Guyton & Hall, 1997).
Kandungan terbanyak dari bawang putih adalah alliin (S - allyl - L - (+) - cystein - sulfoxide). Setelah bawang putih dikupas, maka alliin akan didegradasi oleh enzim alliinase (S – alkyl - L - cystein Lyase) menjadi asam piruvat dan 2-propenesulfenic acid, yang kemudian secara cepat dirubah menjadi allicin (0,3% dari berat awal). Oksidasi oleh udara merubah allicin menjadi diallyldisulfide (DADS) (Bruneton,1999). Senyawa diallyldisulfide ini menyebabkan sel darah putih mengeluarkan senyawa yang disebut hidrogen sulfida, dimana hidrogen sulfida ini
(2)
4
mengaktivasi sistem saraf sensorik pada daerah perivaskuler (walaupun tidak spesifik pada pembuluh darah penis), sehingga terjadi relaksasi pembuluh darah (Gloria, 2004).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
1. Bawang Putih (Allium sativum L ) berpengaruh menimbulkan pengenalan (introducing).
2. Bawang Putih (Allium sativum L) berpengaruh menimbulkan penunggangan (mounting).
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan adalah penelitian prospektif eksperimental sungguhan bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting)
Analisis statistik berdasarkan metoda Repeated Measurement ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dengan = 0,05. kemaknaan ditentukan berdasar nilai p.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
(3)
44 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Albert G.O.S. 2003. Kiat Sehat di Usia Senja. www.medikaholistic.com/180102 . 8 Desember 2007
Amaral J.R., Oliveira J.M. , 2007. Limbic System : The Center of Emotions. http://www.healing-arts.org/index2.htm. 6 Januari 2007
American Society For Reproductive Medicine . 2007. Sexual Dysfunction. http://www.asrm.org/Patients/FactSheets/Sexual_Dysfunction-Fact.pdf.
Oktober 2007
Ardiansyah . 2006. Bawang Putih Untuk Kesehatan.
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-03-10-Bawang-Putih-Untuk-Kesehatan.shtml . 6 Desember 2007
Bhasin S., Jameson J.L.,2005. Disorder of the Testes and Mele Reproductive System. In Dennis L.K., Anthony S.F., Dan L.L., Eugene B.,Stephen L.H., Larry J.J eds : Harrison’s Principles of Internal Medicine.16th ed.Vol 2. New York : Mc Graw-Hill Publishing Company. p. 2185-88
Brennan P.A , Kaverne E.B , 1997. Neural Mechanisms of Mammalian Olfactory Learning. http://www.cco.caltech.edu/~sciwrite/journal03/A-L2/Neeman.html, 6 Januari 2008
Bruneton J. 1999. Other Sulfur – Containing Caompuounds. In J. Bruneton ed. : Pharmacognosy, Phytochemistry Medicinal Plants.2nd ed. Paris: Lavoisier Publishing. p. 207 – 209
Cardoso S. H., 1997 . How the Brain Organizes Sexual Behaviour. http://www.cerebromente.org.br/n03/mente/sexo_i.htm. 6 Januari 2008
Chen J , Chen T. 2004 . Chinese Medical Herbalogy and Pharmacology.Art of Medicine Press . p. 1047-48
Davidson T A M . 2003 . Encyclopedia of Mental Disorder .
http://www.healthline.com/galecontent/sexual-dysfunctions, 27 Juni 2007 Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.Jakarta: EGC. hal.
1206
Erowid. 2007. Sildenafil.
(4)
45
Ferne M . 1991 . Garlic and Onion in Classic Jewish Literature . http://www.herbalgram.org/default.asp?c=garlic , 27 Juni 2007 Foster S . 1991 . Garlic : allium sativum .
http://www.herbalgram.org/new-chapter/herbalgram/articleview.asp?a=2642 , 27 Juni 2007
Fritzgerald P. A. 2002. Hormon-hormon Hipotalamus dan Pituitari. Dalam B. G. Katzung ed.: Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 1. Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika. hal. 524-5.
Ganong W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : EGC. Hal. 248-53
Gloria A , Squadrito G.L. , Mills R . W., Patel T . S., Doeller J . E., Kraus D . W., et al . 2005 . Hydrogen Sulfide Mediates the Vasoaktivity of Garlic.
http://www.nutraingridiens-usa.com/news/np.asp?n=80598&m=1NIUO16&c=gvsznbvoiowyxy ,
September 2007
Guyton A. C. and Hall J. E. 1997. Fisiologi Reproduksi dan Hormonal Pria (dan Kelenjar Pineal). Dalam A.C. Guyton and J. E. Hall eds. : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. hal. 1272-82.
Hady S. 2004 . Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323,. 8 Desember 2007
Hyde J.S . 1990 . Sexual Anatomy In Janet S.H ed. : Understanding Human Sexuality.4th ed. USA :McGraw-Hill Publishing Company. P. 55-60.
Hyde J.S . 1990 . Sexual Dysfunction and Sex Therapy In Janet S.H ed. : Understanding Human Sexuality.4th ed. USA :McGraw-Hill Publishing Company. p. 516-25.
Juckett. . G ,2004. Herbal Medicine. In Charles R. Craig; Robert E. Stitzel ed. : Modern Pharmacology. 6th edition. Lippincott : Williams & Wlkins. p.85-89 Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta: PT Raya Grafindo
Persada. hal. 257-62.
Kenyon.2006. Hormones & Sexual Bevaviour.
http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sexbe have.htm. September 2007
(5)
Universitas Kristen Maranatha 46
Lee M., 1999. Erectile Dysfunction. In Dipiro T.J., Talbert R.L., Yee G.C., Wells B.G., Possey L.M eds : Pharmacotherapy. 5th ed.
Martini F. H. 2004. The Reproductive System. In Martini F.H. ed. : Fundamentals of Anatomy & Physiology. 6th edition. San Francisco: Pearson Education International. p. 1048-63.
Master V.H., Johnson .V.E. , 1980. Human Sexual Response.
http://sexuality.about.com/od/anatomyresponse/a/malesexualrespo.htm. 7 Januari 2008.
Mc Vary K.T. 2005. Sexual Dysfunction. In Dennis L.K., Anthony S.F., Dan L.L., Eugene B.,Stephen L.H., Larry J.J eds : Harrison’s Principles of Internal Medicine.16th ed.Vol 1. New York : Mc Graw-Hill Publishing Company. p. 271-74
Mdidea.2007.Garlic Super Function Magic Applications.
http://www.mdidea.com/products/new/new001.html. September 2007 Medicinenet. 2007. Sildenafil Articles.
http://www.medicinenet.com/sildenafil/article.htm. September 2007
Molina, P. E. 2004. Male Reproductive System. In: Endocrine Physiology. New York: Lange Medical Books. p. 181-203.
Morihara N., Sumioka I., Moriguchi T., Uda N., Kyo E. 2000 . Aged Garlic Extract Enhances Production of Nitric Oxide .
http://www.ncbi.nlm.nig.gov/sites/entrez?cmd=retrieve&db=pubmed&listuids =12052435&dopt=abstractPlus, September 2007
Rana S . V., Pal R., Vaiphei K., Singh K., Garlic hepatotoxicity. In M.R.Smith: safe dose of
garlic.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?Db=pubmed&Cmd=ShowDeta ilView&TermToSearch=16910057&ordinalpos=52&itool=EntrezSystem2.PEn trez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_RVDocSum , September 2007 Reader Digest , 2006. Impotence : Factors to Think About .
http://magazine-directory.com/Readers-Digest.htm. Januari 2008 Republika Online . 2004. Pria Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323. oktober 2007
(6)
47
Sadock B.J ., Virginia A . S .,2000. Comprehensive Textbook of Psychiatry .7th ed. Vol. 2. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Sadock B.J., Kaplan H.I., Freedman A.M. 1976. Anatomy and Physiology of Sexuality. In Benjamin J. Sadock ed. : The Sexual Experience. Baltimore : Williams and Wilkins company. P. 79-119.
Starr J, 2005. The Four Phases of the Sexual Response Cycle.
http://www.associatedcontent.com/article/9252/the_four_phases_of_the_sexual _response.html. 6 Januari 2008
Tajuddin, Shamsad Ahmad, Abdul Latif, Iqbal Ahmad Qasmi. 2003. Aphrodisiac Activity of 50% Etanolic extract of Myristica fragrans houtt (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (Clove) in male mice:a comparative study. www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=270058. Januari 2008
Users. 2005. Nitric Oxide (NO).
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/N/NO.html. Oktober 2007
Yuda T. 2003. Manfaat Bawang Putih .
http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=docu ment_detail&xid=53. 8 Desember 2007
Wfneurology. 2007. Neurogenic Sexual Dysfunction in Men and Women. http://www.wfneurology.org/docs/pdf/Munsat_chapter4.pdf. September 2007 Wikipedia. 2007. Garlic . http://en.wikipedia.org/wiki/Garlic . Oktober 2007 Wikipedia. 2007. Nitric Oxide. http://en.wikipedia.org/wiki/Nitric_oxide. Oktober
2007
Winans .S ,1970 . Sniffing out Social and Sexual Signals.