Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah (Zingiberis Rhizoma) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Jantan Galur Swiss-Webster.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiberis rhizoma) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR

Swiss-Webster

Shirley Tanuwireja, 2007, Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II : July Ivone, dr., M.S

Libido adalah suatu hal yang penting bagi manusia khususnya kaum laki-laki. Penurunan libido dapat mengganggu aktivitas seksual manusia dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Cara-cara yang telah ditempuh oleh kaum laki-laki untuk meningkatkan libido adalah cara konvensional dan cara alternatif antara lain mengkonsumsi jahe merah (Zingiber officinale Rosc.), bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang (rhizoma). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.

Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Uji perilaku seksual ini menggunakan 25 ekor mencit jantan galur Swiss-Webster dengan berat badan antara 20-30 gram. Mencit dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan (n = 5), masing-masing diberi EERJM (Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah) dosis 1 (400mg/kgBB mencit), EERJM dosis 2 (800mg/kgBB mencit), EERJM dosis 3 (1200mg/kgBB mencit), kontrol (Na-CMC 1%), dan pembanding (Sildenafil sitrat) tiap hari selama 7 hari. Data yang diukur adalah jumlah pengenalan (introducing) dan jumlah penunggangan (mounting) selama 15 menit pertama dan 15 menit kedua pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh setelah perlakuan. Analisis data dengan menggunakan Repeated Measurement ANOVA, dilanjutkan uji Least Significant Difference (LSD) dengan = 0,05, menggunakan program komputer.

Hasil penelitian adalah EERJM dosis 1 dan 3 berefek meningkatkan introducing yang berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p = 0,001 dan p = 0,001. EERJM dosis 1 dan 3 berefek meningkatkan mounting yang berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kontrol dengan nilai p = 0,032 dan p = 0,046. EERJM dosis 2 tidak berbeda bermakna dengan kontrol baik introducing maupun mounting dengan nilai p = 0,443 dan p = 0,675.

Kesimpulan, ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) berpengaruh meningkatkan perilaku seksual baik pengenalan (introducing) maupun penunggangan (mounting) terutama dosis 1 dan 3.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT FROM RED GINGER RHIZOME (Zingiberis rhizoma) ON SEXUAL BEHAVIOUR ON MALE MICE STRAIN

Swiss-Webster

Shirley Tanuwireja, 2007, 1st Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes 2nd Tutor : July Ivone, dr., M.S

Libido is one of the most important things for human being especially for men. Lack of libido can disturb human sexual activity and whole human life. Methods which were done with men for increasing their libido are conventional methode and alternative methode for example using red ginger (Zingiber officinale Rosc.), part of this plant which are used in this research are finger shaped tuber (rhizoma). The purpose of this research is for knowing the effect of red ginger rhizome (Zingiberis rhizome) to increase sexual behaviour.

This research used real experimental-prospective method, used complete random design, and have comparative characteristic. This sexual behaviour experiment used 25 Swiss-Webster strain male mice which weight of each body range are between 20-30 grams. Mice divided randomly into 5 treatment groups (n = 5), each of them given with ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 (400 mg/kgBB mice), ethanol extract of red ginger rhizome dose 2 (800 mg/kgBB mice), ethanol extract of red ginger rhizome dose 3 (1200 mg/kgBB mice), controle (Na-CMC 1%), and comparative (Sildenafil citrate) every day for seven days. Data that measured was introducing account and mounting account in first 15 minutes periode and second 15 minutes periode, on third, fifth, and seventh days after treatment. Data analyzing used Repeated Measurement ANOVA, continued with Least Significant Difference (LSD) examination with = 0.05 and used computer program.

The result of this research is ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 and 3 have effect to increase introducing significantly if compare with controle with p = 0.001 and p = 0.001. Ethanol extract of red ginger rhizome dose 1 and 3 have effect to increase mounting significantly if compare with controle with p = 0.032 and p = 0.046. Ethanol extract of red ginger rhizome dose 2 have no effect to increase introducing and mounting significantly if compare with controle with p = 0.443 and p = 0.675.

The conclusion are ethanol extract of red ginger rhizome (Zingiberis rhizome) have effect to increase sexual behaviour not only introducing but also mounting especially dose 1 and 3.

Key words : red ginger, sexual behaviour


(3)

vi

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan berkat-Nya yang begitu besar sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih kepada :

1. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes selaku pembimbing pertama yang telah membantu, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dorongan, serta saran-saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. July Ivone, dr., M.S selaku pembimbing kedua yang telah membantu, memberikan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Tim Pengajar KTI yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Pak Nana dan Pak Kris yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Papa Sugijatno Tanuwiredja dan Mama Djenawati Wiradinata tersayang yang selalu memberikan dukungan, bimbingan, saran serta doa bagi penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Adik perempuanku Caroline Tanuwireja tersayang yang selalu menemani dan memberikan saran-saran selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Teman-teman seperjuangan Merry, Santi, Frans, Ci The Yuliani, atas bantuan,

saran, dan doa bagi penulis selama penelitian ini.

8. Untuk teman seperjuangan Yulia Susanto yang telah memberikan pilihan judul Karya Tulis Ilmiah ini kepada penulis sehingga penulis mendapatkan judul Karya Tulis Ilmiah yang sesuai dengan keinginannya.


(4)

9. Untuk sahabatku Eva yang selalu menemani, mendukung, memberikan semangat, sumbangan ide, dan doanya selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Sahabat-sahabat tersayang Ira, Rossy, Paula, Meilina, Maria, Veny, Nope dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu untuk bantuan saran dan doanya bagi penulis selama menyelesaikan penelitian ini.

Penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Akhir kata penulis mendoakan semoga Tuhan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati.

Penulis


(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pusat yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual; Sistem Limbik 2.1.1 Anatomi Fungsional Sistem Limbik; Peran Kunci Hipotalamus ... 6

2.1.2 Pengaturan Fungsi Vegetatif dan Fungsi Endokrin Hipotalamus ... 7


(6)

2.1.2.1 Pengaturan Kardiovaskular ... 7

2.1.2.2 Pengaturan Suhu Tubuh ... 8

2.1.3 Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik yang Berkaitan ... 8

2.1.4 Hipotalamus Daerah Pengatur Utama Untuk Sistem Limbik ... 8

2.1.5 Fungsi Spesifik Dari Bagian-Bagian Lain Sistem Limbik 2.1.5.1 Fungsi Hipokampus ... 9

2.1.5.2 Fungsi Amigdala ... 10

2.1.5.2.1 Efek Perangsangan Amigdala ... 10

2.1.5.3 Fungsi Korteks Limbik ... 11

2.2 Aksi Seksual Pria ... 12

2.2.1 Rangsangan Saraf Untuk Kinerja Aksi Seksual Pria ... 12

2.2.2 Tahap-tahap Aksi Seksual Pria ... 12

2.2.2.1 Fase Perangsangan (Excitement phase) ... 12

2.2.2.2 Fase Plateau (Plateau Phase) ... 13

2.2.2.3 Fase Orgasme (Orgasmic Phase) ... 13

2.2.2.4 Fase Resolusi (Resolution phase) ... 13

2.2.3 Mekanisme Aksi Seksual Pria dan Sistem Saraf yang Berhubungan ... 14

2.2.3.1 Ereksi; Peran Saraf Parasimpatis ... 14

2.2.3.2 Lubrikasi; Suatu Fungsi Parasimpatis ... 15

2.2.3.3 Emisi dan Ejakulasi; Fungsi Saraf Simpatis ... 15

2.2.4 Pengaturan Fungsi Seksual Pria Melalui Hormon dari Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisis Anterior ... 15

2.2.5 Anatomi dan Fisiologi Ereksi pada Penis ... 16

2.2.6 Kehidupan Seksual Pria Dewasa dan Klimakterium Pria 18 2.3 Libido ... 18

2.3.1 Definisi Libido ... 18

2.3.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Penurunan Libido ... 19


(7)

x

2.3.4 Terapi pada Gangguan Libido ... 21

2.4 Disfungsi Ereksi ... 21

2.4.1 Penyebab Disfungsi Ereksi ... 21

2.4.2 Diagnosis Disfungsi Ereksi ... 23

2.4.3 Pemeriksaan Penunjang Disfungsi Ereksi ... 24

2.5 Aphrodisiak ... 24

2.5.1 Definisi Aphrodisiak ... 24

2.5.2 Tanaman Obat Aphrodisiak ... 25

2.6 Jahe (Zingiber officinale ) ... 27

2.6.1 Sejarah ... 27

2.6.2 Ciri morfologis ... 27

2.6.3 Habitat ... 28

2.6.4 Pengolahan dan Pemasaran ... 28

2.6.4.1 Produk jahe ... 29

2.6.5 Varietas ... 30

2.6.6 Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) ... 30

2.6.6.1 Nama Daerah ... 30

2.6.6.2 Nama Lokal ... 30

2.6.6.3 Taksonomi ... 30

2.6.6.4 Bagian Tanaman yang Digunakan dan Manfaatnya ... 31

2.6.6.4.1 Khasiat Lainnya ... 33

2.7 Sildenafil Sitrat ... 33

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian ... 38

3.1.2 Alat-alat Penelitian ... 38

3.2 Persiapan Penelitian 3.2.1 Hewan Coba ... 39


(8)

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Desain Penelitian ... 40

3.3.2 Variabel Penelitian ... 40

3.3.3 Definisi Operasional ... 41

3.3.4 Metode Penarikan Sampel ... 42

3.3.5 Penyimpulan Bahan Uji ... 42

3.3.6 Prosedur Penelitian ... 42

3.3.7 Analisis Data ... 43

3.3.8 Kriteria Uji ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 46

4.2 Uji Hipotesis ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN 1 ... 61

LAMPIRAN 2 ... 64

LAMPIRAN 3 ... 67


(9)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar tanaman yang secara tradisional digunakan sebagai

aphrodisiak ...25 Tabel 4.1 Rerata introducing ...46 Tabel 4.2 Uji Repeated MeasurementANOVA terhadap frekuensi rerata

introducing ...47 Tabel 4.3 Uji LSD terhadap frekuensi rerata introducing ...48 Tabel 4.4 Rerata mounting ...49 Tabel 4.5 Uji Repeated MeasurementANOVA terhadap frekuensi rerata

mounting ...50 Tabel 4.6 Uji LSD terhadap frekuensi rerata mounting ...51


(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik frekuensi rerata introducing dan rerata mounting


(11)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ...61 Lampiran2 Data Penelitian ...64 Lampiran 3 Uji Statistik ...67


(12)

LAMPIRAN 1

Perhitungan dosis

1. Perhitungan dosis ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma)

keringkan ekstrak etanol 50% 5 liter

Jahe merah basah 1,6 kg --->350 gram--->18,298 gram

Dosis jahe merah efektif untuk mencit = 400 mg/kgBB (Mdidea, 2007)

Mencit yang digunakan = ± 20 gram

Volume lambung mencit = ± 0,5 ml

Perhitungan

Dosis yang digunakan =

Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 1 = 400 mg/kgBB mencit

Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 2 = 800 mg/kgBB mencit

Ekstrak etanol rimpang jahe merah dosis 3 = 1200 mg/kgBB mencit

Dosis 1

= 400 mg/kgBB mencit

= 20/1000 x 400 mg

= 8 mg/mencit 20 gram

Dosis 2

= 800 mg/kgBB mencit

= 20/1000 x 800 mg

= 16 mg/mencit 20 gram

Dosis 3

= 1200 mg/kgBB mencit

= 20/1000 x 1200 mg

= 24 mg/mencit 20 gram

Dosis 3 = 24 mg/mencit 20 gram /0,5 ml (1 kali sonde)

48 mg/mencit 20 gram/ml

480 mg/10 ml Na-CMC 1%

1% Na-CMC = 1 gram Na-CMC/100 ml aquadest

= 0,1 gram/10 ml


(13)

62

480 mg ekstrak jahe + 100 mg serbuk Na-CMC

Gerus + aquadest sampai 10 ml

Dosis 3

Dosis 1 : Dosis 2 : Dosis 3 = 1 : 2 : 3

Dosis 1 = 8 mg/0,5 ml = 16 mg/ml

Dosis 2 = 16 mg/0,5 ml = 32 mg/ml

Dosis 3 = 24 mg/0,5 ml = 48 mg/ml

Dosis 2 = 32/48 x 4 ml = 2,67 ml dosis 3 + 1,33 ml Na-CMC 1% = 4 ml dosis 2

Dosis 1 = 16/48 x 4 ml = 1,33 ml dosis 3 + 2,67 ml Na-CMC 1% = 4 ml dosis 1

2. Perhitungan dosis Sildenafil Sitrat

Kandungan sildenafil sitrat (1 tablet) = 50 mg

Dosis sildenafil sitrat efektif untuk mencit = 5 mg/kgBB mencit (Tajuddin, 2003)

Berat badan mencit rata-rata yang digunakan = ± 20 gram

Volume lambung mencit = ± 0,5 ml

Perhitungan dosis yang dibutuhkan

5 mg/kgBB mencit x 0,02 kg = 0,1 mg/mencit 20 gram

Cara pengenceran = 0,1 mg / 0,5 ml (Jumlah dosis yang dibutuhkan)

2 mg / 10 ml

0,2 mg / ml

50 mg / tablet

50 mg / 10 ml

= 2/50 x 10 ml = 0,4 ml

1 tablet disuspensikan dalam 10 ml larutan Na-CMC 1%

50 mg / 10 ml

ambil 0,4

ml sildenafil sitrat dalam larutan Na-CMC 1% tambahkan 9,6 ml larutan Na-CMC 1%.

Cara kerja :


(14)

63

1 tablet sildenafil sitrat digerus dan ditambah 100 mg serbuk Na-CMC kemudian

ditambahkan akuades hingga 10 ml lalu homogenkan, kemudian disondekan ke mencit

jantan sebanyak 0,5 ml untuk setiap penyondean.


(15)

64

LAMPIRAN 2

DATA PENELITIAN

INTRODUCING

Introducing 15 menit I

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 24 40 24 15 16 7 17 32 15 3 3 4 41 27 25

2 16 27 33 14 5 13 13 15 24 6 3 3 34 46 40

3 13 18 30 10 9 17 15 35 42 14 11 8 24 27 33

4 7 16 31 6 2 3 12 11 15 4 19 12 45 20 34

5 14 19 25 15 7 3 13 16 34 12 5 2 65 36 25

Introducing 15 menit II

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 14 10 14 11 11 6 9 15 14 5 2 3 19 12 20

2 12 3 7 5 0 4 5 7 13 3 3 5 35 40 20

3 7 13 18 11 3 13 28 23 16 7 1 9 26 29 24

4 9 15 9 0 1 2 9 11 4 4 3 8 19 23 14


(16)

65

Rerata Introducing

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 19 25 19 13 13,5 6,5 13 23,5 14,5 4 2,5 3,5 30 19,5 22,5

2 14 15 20 9,5 2,5 8,5 9 11 18,5 4,5 3 4 34,5 43 30

3 10 15,5 24 10,5 6 15 21,5 29 29 10,5 6 8,5 25 28 28,5

4 8 15,5 20 3 1,5 2,5 10,5 11 9,5 4 11 10 32 21,5 24

5 9 15 17,5 14,5 4,5 8,5 8,5 10,5 24,5 10 3,5 3 48,5 30,5 20

MOUNTING

Mounting 15 menit I

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 3 13 3 2 1 0 16 5 2 0 0 0 9 9 8

2 0 7 1 2 0 1 2 0 0 0 0 0 1 13 13

3 0 2 3 3 0 3 4 2 12 0 3 2 4 7 9

4 0 10 3 0 0 0 3 0 0 2 0 3 1 14 14


(17)

66

Mounting 15 menit II

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 1 9 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 6 6 12

2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 17 10

3 0 2 1 2 1 0 2 6 0 1 3 2 0 7 7

4 3 6 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 10 9

5 0 12 1 0 0 0 0 2 9 2 0 3 7 8 5

Rerata mounting

Kelompok perlakuan (n=5) Jahe I Hari 3 Jahe I Hari 5 Jahe I Hari 7 Jahe 2 Hari 3 Jahe 2 Hari 5 Jahe 2 Hari 7 Jahe 3 Hari 3 Jahe 3 Hari 5 Jahe 3 Hari 7 K Hari 3 K Hari 5 K Hari 7 P Hari 3 P Hari 5 P Hari 7

1 2 11 1,5 1,5 1 0 8,5 2,5 1 0 0,5 0,5 7,5 7,5 10

2 0 3,5 0,5 1 0 0,5 1,5 0 0,5 0 0 1 1 15 11,5

3 0 2 2 2,5 0,5 1,5 3 4 6 0,5 3 2 2 7 8

4 1,5 8 2,5 0,5 0 0 1,5 0 0 1 0,5 1,5 3,5 12 11,5

5 0,5 10,5 2 0 0 0 4 1 11,5 2,5 0,5 1,5 4,5 9,5 7,5

Keterangan :

Jahe 1 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 1 = 400 mg/kgBB mencit

Jahe 2 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 2 = 800 mg/kgBB mencit

Jahe 3 = Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah Dosis 3 = 1200 mg/kgBB mencit

K = Kontrol = Na-CMC 1 % 10 ml/kgBB mencit


(18)

67

LAMPIRAN 3

UJI STATISTIK

3.1 Rerata introducing hari ketiga, kelima dan ketujuh

General Linear Model

Within-Subjects Factors

Measure: intro

Intro3 Intro5 Intro7 hari

1 2 3

Dependent Variable

Between-Subjects Factors

Jahe merah

dosis I 5

Jahe merah

dosis II 5 Jahe merah

dosis III 5

Kontrol 5

Pembanding 5 1

2 3 4 5 Perlakuan


(19)

68

Descriptive Statistics

12.0000 4.52769 5

10.1000 4.43565 5

12.5000 5.32682 5

6.6000 3.34290 5

34.0000 8.82468 5

15.0400 11.15135 25

17.2000 4.36749 5

5.6000 4.74868 5

17.0000 8.66747 5

5.2000 3.51070 5

28.5000 9.28036 5

14.7000 10.67708 25

20.1000 2.40832 5

8.2000 4.52217 5

19.2000 7.75887 5

5.8000 3.21325 5

25.0000 4.16833 5

15.6600 8.70431 25

Perlakuan

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total Intro hari ke3

Intro hari ke5

Intro hari ke7

Mean Std. Deviation N

Repeated Measurement ANOVA

Tests of Between-Subjects Effects

Measure: intro

Transformed Variable: Average

17176.333 1 17176.333 317.541 .000 .941

5056.000 4 1264.000 23.368 .000 .824

1081.833 20 54.092

Source Intercept Perlakuan Error

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta Squared


(20)

69

Estimated Marginal Means

Perlakuan

Estimates

Measure: intro

16.433 1.899 12.472 20.395

7.967 1.899 4.005 11.928

16.233 1.899 12.272 20.195

5.867 1.899 1.905 9.828

29.167 1.899 25.205 33.128 Perlakuan

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding

Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Uji LSD

Pairwise Comparisons

Measure: intro

8.467 * 2.686 .005 2.865 14.069

.200 2.686 .941 -5.402 5.802

10.567 * 2.686 .001 4.965 16.169

-12.733 * 2.686 .000 -18.335 -7.131

-8.467 * 2.686 .005 -14.069 -2.865

-8.267 * 2.686 .006 -13.869 -2.665

2.100 2.686 .443 -3.502 7.702

-21.200 * 2.686 .000 -26.802 -15.598

-.200 2.686 .941 -5.802 5.402

8.267 * 2.686 .006 2.665 13.869

10.367 * 2.686 .001 4.765 15.969

-12.933 * 2.686 .000 -18.535 -7.331

-10.567 * 2.686 .001 -16.169 -4.965

-2.100 2.686 .443 -7.702 3.502

-10.367 * 2.686 .001 -15.969 -4.765

-23.300 * 2.686 .000 -28.902 -17.698

12.733 * 2.686 .000 7.131 18.335

21.200 * 2.686 .000 15.598 26.802

12.933 * 2.686 .000 7.331 18.535

23.300 * 2.686 .000 17.698 28.902

(J) Perlakuan Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding (I) Perlakuan

Jahe merah dosis I

Jahe merah dosis II

Jahe merah dosis III

Kontrol

Pembanding

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.a Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Differencea

Based on estimated marginal means

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). a.


(21)

70

General Linear Model

Within-Subjects Factors

Measure: mounting

Mount3 Mount5 Mount7 hari

1 2 3

Dependent Variable

Between-Subjects Factors

Jahe merah

dosis I 5

Jahe merah

dosis II 5 Jahe merah

dosis III 5

Kontrol 5

Pembanding 5 1

2 3 4 5 Perlakuan


(22)

71

Descriptive Statistics

.8000 .90830 5

1.1000 .96177 5

3.7000 2.88531 5

.8000 1.03682 5

3.7000 2.51496 5

2.0200 2.21020 25

7.0000 4.07738 5

.3000 .44721 5

1.5000 1.73205 5

.9000 1.19373 5

10.2000 3.32791 5

3.9800 4.62889 25

1.7000 .75829 5

.4000 .65192 5

3.8000 4.93204 5

1.3000 .57009 5

9.7000 1.89077 5

3.3800 4.07042 25

Perlakuan

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Total Mounting hari ke3

Mounting hari ke5

Mounting hari ke7

Mean Std. Deviation N

Repeated Measurement ANOVA

Tests of Between-Subjects Effects

Measure: mounting

Transformed Variable: Average

733.203 1 733.203 110.951 .000 .847

500.880 4 125.220 18.949 .000 .791

132.167 20 6.608

Source Intercept Perlakuan Error

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta Squared


(23)

72

Perlakuan

Estimates

Measure: mounting

3.167 .664 1.782 4.551

.600 .664 -.785 1.985

3.000 .664 1.615 4.385

1.000 .664 -.385 2.385

7.867 .664 6.482 9.251

Perlakuan

Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding

Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Uji LSD

Pairwise Comparisons

Measure: mounting

2.567 * .939 .013 .609 4.525

.167 .939 .861 -1.791 2.125

2.167 * .939 .032 .209 4.125

-4.700 * .939 .000 -6.658 -2.742

-2.567 * .939 .013 -4.525 -.609

-2.400 * .939 .019 -4.358 -.442

-.400 .939 .675 -2.358 1.558

-7.267 * .939 .000 -9.225 -5.309

-.167 .939 .861 -2.125 1.791

2.400 * .939 .019 .442 4.358

2.000 * .939 .046 .042 3.958

-4.867 * .939 .000 -6.825 -2.909

-2.167 * .939 .032 -4.125 -.209

.400 .939 .675 -1.558 2.358

-2.000 * .939 .046 -3.958 -.042

-6.867 * .939 .000 -8.825 -4.909

4.700 * .939 .000 2.742 6.658

7.267 * .939 .000 5.309 9.225

4.867 * .939 .000 2.909 6.825

6.867 * .939 .000 4.909 8.825

(J) Perlakuan Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding Jahe merah dosis I Jahe merah dosis II Jahe merah dosis III Kontrol

Pembanding (I) Perlakuan

Jahe merah dosis I

Jahe merah dosis II

Jahe merah dosis III

Kontrol

Pembanding

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.a Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Differencea

Based on estimated marginal means

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). a.


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran libido dalam aktivitas seksual adalah sangat vital. Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Banyak hal yang dapat menyebabkan turunnya libido antara lain kelelahan, kurang tidur, gaya hidup yang tidak sehat, stress dan kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak (Info Sehat, 2007).

Dalam Journal of the American Medical Association penelitian pada tahun 1999 yang mengikutsertakan 1410 laki-laki dan 1749 perempuan dengan usia antara 18-59 tahun, pada perempuan, 43% mengalami penurunan libido, 26% mengalami ketidakmampuan untuk mencapai orgasme dan 16% mengalami nyeri saat berhubungan seksual. Pada laki-laki, 31% mengalami penurunan libido, 18% mengalami kecemasan berlebihan saat melakukan hubungan seksual dan 18% mengalami disfungsi ereksi. Penurunan libido ini disebabkan antara lain kadar hormon testosteron yang rendah di dalam tubuh, stress, kurang tidur, terlalu

banyak bekerja (workaholic), konsumsi alkohol berlebihan, penyakit

kardiovaskular, diabetes mellitus dan penyakit Parkinson (Sheri & Stritof, 2007). Sampai kini belum ada data pasti berapa jumlah laki-laki penderita disfungsi ereksi (DE) di Indonesia, namun seksolog dan androlog Wimpie Pangkahila memperkirakan angkanya berkisar 10-15% pada laki-laki yang sudah menikah (Suara Merdeka, 2001).

Efek dari disfungsi ereksi (DE) sangat besar antara lain depresi bagi penderita yang berujung pada terganggunya keharmonisan hubungan suami istri. Hubungan seksual suami istri merupakan kebutuhan dan relaksasi yang dapat meningkatkan keharmonisan pasangan suami istri. Hubungan seksual sering digunakan sebagai indikator kebahagian rumah tangga. Dampak yang paling berat bagi pasangan suami istri adalah tidak dapat memiliki anak. Disfungsi ereksi juga sering menjadi penyebab perceraian saat ini (Medicastore, 2007).


(25)

Universitas Kristen Maranatha 2

Upaya masyarakat untuk mengatasi penurunan libido dilakukan dengan mengkonsumsi obat konvensional seperti sildenafil sitrat. Penggunaan obat-obat yang terbuat dari bahan kimia (sildenafil sitrat) dapat menimbulkan efek samping antara lain sakit kepala, kemerahan pada wajah, dyspepsia, hidung tersumbat, gangguan penglihatan, infeksi saluran kemih, diare, pusing, dan ruam kulit. Efek samping pada sistem kardiovaskular yang serius seperti infark miokard, sudden cardiac death, aritmia ventricular, perdarahan serebrovaskular, transient ischaemic attack (TIA) dan hipertensi pernah dilaporkan setelah penggunaan obat sildenafil sitrat pada pasien yang memiliki faktor resiko kardiovaskular. Penggunaan tablet sildenafil sitrat juga merupakan kontraindikasi bagi pasien yang menggunakan nitrat organik intermiten atau regular dan pasien hipersensitivitas (Home intekom, 2005 ; MIMS Indonesia, 2006).

Bahan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan vitalitas pria dewasa tidak hanya obat-obatan kimia namun juga ramuan yang berasal dari ekstrak tanaman. Masyarakat lebih menyukai bahan dari tanaman karena lebih alamiah sehingga dianggap lebih aman, lebih baik ditoleransi oleh tubuh, lebih mudah didapat dan lebih murah dibandingkan dengan obat konvensional. Hal ini disebabkan karena bahan alami mengandung fungsi komponen aktif (active component) yang dipengaruhi adanya faktor pendukung (enhancing factor) dan faktor penghambat (inhibiting factor) sehingga efek sampingnya pun minim. WHO melaporkan, tidak kurang dari 75 persen penduduk dunia mulai lebih banyak menggunakan obat-obatan fitofarmaka yang disebut sebagai healing herbs (Arif Adimoelja, 2002 ; Terus Sehat Sehat Terus, 2007).

Tanaman obat yang berefek afrodisiak adalah tanaman yang dapat meningkatkan dan merangsang aktivitas seksual, salah satunya adalah jahe merah (Zingiber officinale). Tanaman ini berasal dari Asia Selatan (India) dan RRC, kini ditemukan di wilayah tropis dan subtropis, contohnya di Indonesia. Menurut daftar prioritas WHO, jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia (Asiamaya, 2007).

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk meneliti rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) sebagai suatu zat yang dapat meningkatkan perilaku seksual.


(26)

3

Pada penelitian ini akan dinilai efek afrodisiak rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dengan cara mengamati perilaku seksual mencit jantan galur Swiss-Webster.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) berpengaruh meningkatkan perilaku seksual.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjadikan jahe merah sebagai obat untuk mengatasi penurunan libido.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru dalam bidang farmakologi tanaman obat khususnya rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dalam meningkatkan perilaku seksual.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk memberi informasi kepada masyarakat bahwa rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dapat digunakan untuk mengatasi penurunan libido.


(27)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Perilaku seksual pria diatur oleh sistem saraf dan sistem endokrin (Ganong, 2003). Pusat seksual di otak adalah sistem limbik. Perangsangan pada sistem saraf dapat mempengaruhi perilaku seksual pada pria. Demikian juga penggunaan zat-zat yang bersifat aphrodisiak dapat meningkatkan perilaku seksual.

Jahe merah bekerja sebagai general stimulant, circulatory stimulant, dan berfungsi sebagai afrodisiak. Zat aktif yang terdapat dalam rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) adalah 1,8 cineole, terpenes, dan oleoresins (ginger oil) (Mdidea, 2007).

Zat 1,8 cineole, terpenes, dan oleoresins meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh termasuk ke pembuluh darah perifer di penis (Mdidea, 2007). Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah di penis berdilatasi terutama daerah korpus kavernosum. Impuls dilatasi pembuluh darah di penis ini akan diteruskan melalui N. pudendus kemudian melalui pleksus sakralis ke bagian sakral medulla spinalis. Impuls kemudian akan diteruskan ke serebrum (Guyton&Hall, 1997) sehingga perilaku seksual akan meningkat.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) meningkatkan perilaku seksual.


(28)

5

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental sungguhan yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif.

Data yang diukur adalah jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting).

Analisis data menggunakan metode Repeated Measurement one-way analysis of variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung selama bulan Juli 2007 sampai Januari 2008.


(29)

55 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dosis 400 mg/kgBB mencit dan 1200 mg/kgBB mencit berpengaruh meningkatkan perilaku seksual baik pengenalan (introducing) maupun penunggangan (mounting).

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi dan sampel yang lebih banyak atau menggunakan sampel yang lain.

Penelitian yang serupa dengan sediaan yang lain dan hewan coba yang lain.

Penelitian mengenai farmakokinetik ekstrak etanol rimpang jahe merah. Uji toksisitas rimpang jahe merah dalam meningkatkan perilaku seksual untuk mengetahui batas keamanannya (margin of safety).

Penelitian pada manusia langsung untuk mengetahui efektivitasnya pada manusia karena penelitian ini bertujuan untuk penggunaan pada manusia.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abcbodybuilding. 2007. Thalamus. http://www.abcbodybuilding.com/psycho.php. 6 Januari 2008.

Adhi Djuanda, Aulia Sani, Azrul Azwar, Handaya, Merdias Almatsier, Rianto Setiabudy, dkk. 2006. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed: 6, Jakarta : PT. InfoMaster. 250.

Alzheimer adna. 2007. Hippocampus. http://www.alzheimer-adna.com/Images/hippocampus.gif. 17 Oktober 2007.

Amaral J.R., Oliveira J.M. 2007. Limbic System: The Center of Emotions. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. May 1st, 2007.

Arif Adimoelja. 2002. Prospek Tanaman Obat untuk Disfungsi Seksual. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/10/iptek/pros22.htm. 10 November 2002.

Asiamaya. 2007. JAHE (Zingiber officinale Rosc.).

http://www.asiamaya.com/jamu/isi/jahe_zingiberofficinale.htm. 28 April 2007.

Bestdrugsnow. 2007. Viagra. http://www.bestdrugsnow.com/viagra/. 5 Januari 2008.

Blog Pertanian Indonesia. 2007. Tanaman Jahe.

http://tumbuh.wordpress.com/2007/06/07/jahe-tanaman-ajaib/. 6 Januari 2008. Boeree G. 2002. The Emotional Nervous System.

http://webspace.ship.edu/cgboer/limbicsystem.html. May 1st, 2007.

Brain M. 2007. How Viagra Works. http://health.howstuffworks.com/viagra3.htm. 17 Oktober 2007.

Brainwaves.corante. 2007. Hippocampus.

http://brainwaves.corante.com/hippocampus-2.gif. 17 Oktober 2007. Cakmoki. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.freewebtown.com/cakmoki/ebook/disfungsi_ereksi.pdf. 17 Oktober 2007.

Cardoso S.H. 1997. Human Sexual Response Cycle.


(31)

Universitas Kristen Maranatha 57

Cumed. 2007. Tanaman Jahe. http://www.sld.cu/fitomed/imagenes/jengib.gif. 17 Oktober 2007.

Delvin D. 2007. Lack of sex drive (Lack of libido).

http://www.netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/lackingsexdrive.htm. May 1st, 2007.

Diah Krisnatuti, Lina Mardiana. 2005. Ramuan dan Menu untuk Meningkatkan Gairah Seksual. Depok : Penebar Swadaya. 8-11, 21.

Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Ed : 29. Jakarta : EGC. 137, 1206.

Emofree-info. 2007. Amygdala. http://www.emofree-info.de. 17 Oktober 2007. Ganong W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed : 20. Jakarta : EGC.

248-253.

Geocities. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.

http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007. Glicksman H. 2005.Male Erectile Dysfunction: How Exactly Does Viagra

Work?. http://www.arn.org/docs/glicksman/eyw_051201. October 22th, 2007. GourmetSleuth. 2007. Aphrodisiac Foods.

http://www.gourmetsleuth.com/aphrodis_foods.htm. May 1st, 2007. Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: 9, Jakarta :

EGC. 929-942, 1272-1280.

Healing Center. 2007. Thalamus. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. 19 Oktober 2007.

Hembing Wijayakusuma. 2007. Kembali Perkasa Dengan Afrodisiak.

http://racik.wordpress.com/2007/04/07/kembali-perkasa-dengan-afrodisiak/. 7 April 2007.

Howstuffworks. 2007. Viagra. http://health.howstuffworks.com/viagra1.htm. 17 Oktober 2007.

Indomedia. 2007. Mencari Viagra Dalam Herbal.

http://www.indomedia.com/intisari/online/kesehatan/1910kes2.htm. 17 Oktober 2007.

Infosehat. 2007. Benarkah Viagra Dapat Perkuat Segalanya?. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=919. 17 Oktober 2007.


(32)

58

Infosehat. 2007. Libido: Penting Untuk Aktivitas Seksual. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=909. 28 April 2007.

Intekom. 2005. Viagra. http://home.intekom.com/pharm/pfizer/viagra.html. 5 Januari 2008.

Ipteknet. 2007. Jahe (Zingiber officinale Rosc.).

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=293. 9 Juli 2007. K.M. Arsyad. 1999. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria.

http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.

Kapanlagi. 2007. Disfungsi Ereksi, Bukan Dominasi Pria Dewasa. http://www.kapanlagi.com/a/0000003080.html. 17 Oktober 2007.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. h. 257-262.

Kemper K.J. 1999. Ginger (Zingiber officinale).

http://www.longwoodherbal.org/ginger/ginger.pdf. 1 Mei 2007. Kenyon. 2006. Hormones & Sexual Behaviour.

http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sex behav.htm. October 20th, 2007.

Kompas Cyber Media. 2004. Jahe merah. www.google.com. 28 April 2007. Lina Mardiana, Fendy R. Paimin. 2006. Ramuan Tradisional untuk Kesuburan

Suami Istri. Depok : Penebar Swadaya. 24-48, 105-106. Mayoclinic. 2007. Ginger (Zingiber officinale Roscoe).

http://www.mayoclinic.com/health/ginger/NS_patient-ginger. 28 April 2007. Mdidea. 2007. Ginger(Zingiber officinale).

http://www.mdidea.com/products/new/new021.html. May 1st, 2007. Medicastore. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.medicastore.com/sanomale/disfungsi_ereksi.htm. 5 Januari 2008. Nur Rasyid. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.

http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007. Nusaindah Tripod. 2007. Penyebab Disfungsi Ereksi.


(33)

Universitas Kristen Maranatha 59

Prcvaldelsa.altervista. 2007. Viagra.

http://prcvaldelsa.altervista.org/blog/images/viagra.jpg. 17 Oktober 2007. Republika Online. 2004. Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323. 17 Oktober 2007.

Rise duke. 2007. How Viagra Works.

http://www.rise.duke.edu/phr150/Viagra/images/mechanism.jpg. October 22th, 2007.

Samsuridjal Djauzi. 2007. Amankah VIAGRA?.

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0311/22/055704.htm. 17 Oktober 2007.

Sheri, Stritof B. 2007. When a Husband Isn't Interested in Sex.

http://marriage.about.com/cs/lowsexdrive/a/2malelowlibido.htm. May 1st, 2007.

Soehadi. 1989. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria. http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.

Sofyan Tsauri. 2005. Ramuan Tradisional Madura. Depok : Penebar Swadaya. 35-36.

Suara Merdeka. 2001. Dampak Pemakaian Obat Disfungsi Ereksi Palsu. http://www.suaramerdeka.com/harian/0108/24/kha4.htm. 4 Mei 2007.

Tajuddin, Shamshad Ahmad,Abdul Latif,Iqbal Ahmad Qasmi. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=270058. January 4th, 2008.

Taro. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.bintangmawar.net/forum/archive/index.php/t-15094.html. 17 Oktober 2007.

Terus Sehat Sehat Terus. 2007.Tingkatkan Vitalitas Seksual Dengan Bahan Alami. www.google.com. 28 April 2007.

The IAmShaman Shop. 2007. Herbal Aphrodisiacs.


(34)

60

Unigraz. 2007. Ginger (Zingiber officinale Rosc.). http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/Zing_off.html#orig. 28 April 2007.

Uspharmacist. 2007. Ginger.

http://www.uspharmacist.com/NewLook/pix/Fea/ginger.jpg. 17 Oktober 2007. Wikipedia. 2007. Aphrodisiac. http://en.wikipedia.org/wiki/Aphrodisiac. May 1st,

2007.

Wikipedia. 2007. Disfungsi Ereksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Disfungsi_ereksi. 17 Oktober 2007.

Wikipedia. 2007. Ginger. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginger. 28 April 2007. Wikipedia. 2007. Jahe. http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe. 13 Februari 2007. Wikipedia. 2007. Libido. http://en.wikipedia.org/wiki/Libido. 1 Mei 2007. Wikipedia. 2007. Limbic System. http://en.wikipedia.org/wiki/Limbic_system.

May 1st, 2007.

Wordpress. 2007. Kembali Perkasa dengan Afrodisiak.

http://racik.wordpress.com/2007/04/07/kembali-perkasa-dengan-afrodisiak/. 7 April 2007.


(1)

55 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiberis rhizoma) dosis 400 mg/kgBB mencit dan 1200 mg/kgBB mencit berpengaruh meningkatkan perilaku seksual baik pengenalan (introducing) maupun penunggangan (mounting).

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut dengan dosis yang lebih bervariasi dan sampel yang lebih banyak atau menggunakan sampel yang lain.

Penelitian yang serupa dengan sediaan yang lain dan hewan coba yang lain.

Penelitian mengenai farmakokinetik ekstrak etanol rimpang jahe merah. Uji toksisitas rimpang jahe merah dalam meningkatkan perilaku seksual untuk mengetahui batas keamanannya (margin of safety).

Penelitian pada manusia langsung untuk mengetahui efektivitasnya pada manusia karena penelitian ini bertujuan untuk penggunaan pada manusia.


(2)

Adhi Djuanda, Aulia Sani, Azrul Azwar, Handaya, Merdias Almatsier, Rianto

Setiabudy, dkk. 2006. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Ed: 6, Jakarta :

PT. InfoMaster. 250.

Alzheimer adna. 2007. Hippocampus.

http://www.alzheimer-adna.com/Images/hippocampus.gif. 17 Oktober 2007.

Amaral J.R., Oliveira J.M. 2007. Limbic System: The Center of Emotions.

http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. May 1st, 2007.

Arif Adimoelja. 2002. Prospek Tanaman Obat untuk Disfungsi Seksual.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0211/10/iptek/pros22.htm. 10 November 2002.

Asiamaya. 2007. JAHE (Zingiber officinale Rosc.).

http://www.asiamaya.com/jamu/isi/jahe_zingiberofficinale.htm. 28 April 2007.

Bestdrugsnow. 2007. Viagra. http://www.bestdrugsnow.com/viagra/. 5 Januari

2008.

Blog Pertanian Indonesia. 2007. Tanaman Jahe.

http://tumbuh.wordpress.com/2007/06/07/jahe-tanaman-ajaib/. 6 Januari 2008.

Boeree G. 2002. The Emotional Nervous System.

http://webspace.ship.edu/cgboer/limbicsystem.html. May 1st, 2007.

Brain M. 2007. How Viagra Works. http://health.howstuffworks.com/viagra3.htm.

17 Oktober 2007.

Brainwaves.corante. 2007. Hippocampus.

http://brainwaves.corante.com/hippocampus-2.gif. 17 Oktober 2007.

Cakmoki. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.freewebtown.com/cakmoki/ebook/disfungsi_ereksi.pdf. 17 Oktober 2007.

Cardoso S.H. 1997. Human Sexual Response Cycle.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

57

Cumed. 2007. Tanaman Jahe. http://www.sld.cu/fitomed/imagenes/jengib.gif. 17

Oktober 2007.

Delvin D. 2007. Lack of sex drive (Lack of libido).

http://www.netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/lackingsexdrive.htm. May 1st, 2007.

Diah Krisnatuti, Lina Mardiana. 2005. Ramuan dan Menu untuk Meningkatkan

Gairah Seksual. Depok : Penebar Swadaya. 8-11, 21.

Dorland W.A.N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Ed : 29. Jakarta : EGC. 137,

1206.

Emofree-info. 2007. Amygdala. http://www.emofree-info.de. 17 Oktober 2007.

Ganong W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed : 20. Jakarta : EGC.

248-253.

Geocities. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.

http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007.

Glicksman H. 2005.Male Erectile Dysfunction: How Exactly Does Viagra

Work?. http://www.arn.org/docs/glicksman/eyw_051201. October 22th, 2007.

GourmetSleuth. 2007. Aphrodisiac Foods.

http://www.gourmetsleuth.com/aphrodis_foods.htm. May 1st, 2007.

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: 9, Jakarta :

EGC. 929-942, 1272-1280.

Healing Center. 2007. Thalamus. http://www.healing-arts.org/n-r-limbic.htm. 19

Oktober 2007.

Hembing Wijayakusuma. 2007. Kembali Perkasa Dengan Afrodisiak.

http://racik.wordpress.com/2007/04/07/kembali-perkasa-dengan-afrodisiak/. 7 April 2007.

Howstuffworks. 2007. Viagra. http://health.howstuffworks.com/viagra1.htm. 17

Oktober 2007.

Indomedia. 2007. Mencari Viagra Dalam Herbal.

http://www.indomedia.com/intisari/online/kesehatan/1910kes2.htm. 17 Oktober 2007.

Infosehat. 2007. Benarkah Viagra Dapat Perkuat Segalanya?.


(4)

Infosehat. 2007. Libido: Penting Untuk Aktivitas Seksual. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=909. 28 April 2007.

Intekom. 2005. Viagra. http://home.intekom.com/pharm/pfizer/viagra.html. 5

Januari 2008.

Ipteknet. 2007. Jahe (Zingiber officinale Rosc.).

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=293. 9 Juli 2007.

K.M. Arsyad. 1999. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria.

http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.

Kapanlagi. 2007. Disfungsi Ereksi, Bukan Dominasi Pria Dewasa.

http://www.kapanlagi.com/a/0000003080.html. 17 Oktober 2007.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar Statistika. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. h. 257-262.

Kemper K.J. 1999. Ginger (Zingiber officinale).

http://www.longwoodherbal.org/ginger/ginger.pdf. 1 Mei 2007.

Kenyon. 2006. Hormones & Sexual Behaviour.

http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/sex

behav.htm. October 20th, 2007.

Kompas Cyber Media. 2004. Jahe merah. www.google.com. 28 April 2007.

Lina Mardiana, Fendy R. Paimin. 2006. Ramuan Tradisional untuk Kesuburan

Suami Istri. Depok : Penebar Swadaya. 24-48, 105-106.

Mayoclinic. 2007. Ginger (Zingiber officinale Roscoe).

http://www.mayoclinic.com/health/ginger/NS_patient-ginger. 28 April 2007.

Mdidea. 2007. Ginger(Zingiber officinale).

http://www.mdidea.com/products/new/new021.html. May 1st, 2007.

Medicastore. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.medicastore.com/sanomale/disfungsi_ereksi.htm. 5 Januari 2008.

Nur Rasyid. 2007. Proses Terjadinya Ereksi.

http://www.geocities.com/klinikfamilia/ereksi1.html. 17 Oktober 2007.

Nusaindah Tripod. 2007. Penyebab Disfungsi Ereksi.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

59

Prcvaldelsa.altervista. 2007. Viagra.

http://prcvaldelsa.altervista.org/blog/images/viagra.jpg. 17 Oktober 2007.

Republika Online. 2004. Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda.

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1091508209,59323. 17 Oktober 2007.

Rise duke. 2007. How Viagra Works.

http://www.rise.duke.edu/phr150/Viagra/images/mechanism.jpg. October 22th,

2007.

Samsuridjal Djauzi. 2007. Amankah VIAGRA?.

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0311/22/055704.htm. 17 Oktober 2007.

Sheri, Stritof B. 2007. When a Husband Isn't Interested in Sex.

http://marriage.about.com/cs/lowsexdrive/a/2malelowlibido.htm. May 1st,

2007.

Soehadi. 1989. Permasalahan Disfungsi Seksual Pada Pria.

http://downunder-g.blogspot.com/2007/05/permasalahan-disfungsi-seksual-pada.html. 2 Mei 2007.

Sofyan Tsauri. 2005. Ramuan Tradisional Madura. Depok : Penebar Swadaya.

35-36.

Suara Merdeka. 2001. Dampak Pemakaian Obat Disfungsi Ereksi Palsu.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0108/24/kha4.htm. 4 Mei 2007.

Tajuddin, Shamshad Ahmad,Abdul Latif,Iqbal Ahmad Qasmi. 2003. Aphrodisiac

activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=270058. January 4th, 2008.

Taro. 2007. Disfungsi Ereksi.

http://www.bintangmawar.net/forum/archive/index.php/t-15094.html. 17 Oktober 2007.

Terus Sehat Sehat Terus. 2007.Tingkatkan Vitalitas Seksual Dengan Bahan

Alami. www.google.com. 28 April 2007.

The IAmShaman Shop. 2007. Herbal Aphrodisiacs.


(6)

Unigraz. 2007. Ginger (Zingiber officinale Rosc.). http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/Zing_off.html#orig. 28 April 2007.

Uspharmacist. 2007. Ginger.

http://www.uspharmacist.com/NewLook/pix/Fea/ginger.jpg. 17 Oktober 2007.

Wikipedia. 2007. Aphrodisiac. http://en.wikipedia.org/wiki/Aphrodisiac. May 1st,

2007.

Wikipedia. 2007. Disfungsi Ereksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Disfungsi_ereksi.

17 Oktober 2007.

Wikipedia. 2007. Ginger. http://en.wikipedia.org/wiki/Ginger. 28 April 2007.

Wikipedia. 2007. Jahe. http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe. 13 Februari 2007.

Wikipedia. 2007. Libido. http://en.wikipedia.org/wiki/Libido. 1 Mei 2007.

Wikipedia. 2007. Limbic System. http://en.wikipedia.org/wiki/Limbic_system.

May 1st, 2007.

Wordpress. 2007. Kembali Perkasa dengan Afrodisiak.

http://racik.wordpress.com/2007/04/07/kembali-perkasa-dengan-afrodisiak/. 7 April 2007.