PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN BANTUAN MEDIA AUTOGRAPH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA TOPIK FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 2 TARUTUNG TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

Judul Penelitian

Nama I\IIM

Program Studi Jurusan

Penerapan Accelerated learning dengan Banfuan Media Autograph pada Topik Fungsi Kuadrat terhadap

Pemahaman Konsep Matematika di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran z0fln0l?,

David Examen Sihombing 061244110072

Pendidikan Matematika Matematika

bing Skripsi'

o{Sinaga, M.Pd. r0 y99r02 I 001

Mengetahui,

Jurusan Matematika Ketua,

t n#. Mutntar, M.Pd

P. 19590807 198303 1 033


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Accelerated Learning Dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pamahaman Konsep Matematika Pada Topik Fungsi Kuadrat Di Kelas X Sma Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr, Sahat Saragih M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd, dan Bapak Zul Amry., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jhon Saragih selaku Kepala SMA Negeri 2 Tarutung, Ibu Dra. N. Nainggolan selaku guru matematika yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda O. Sihombing dan Ibunda E. Nainggolan dan adik-adik tercinta (Susi Sihombing dan Angelina Sihombing) serta seluruh keluarga besar penulis yang terus


(3)

v

memberikan bimbingan, motivasi, dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini (Tante dan Uda Cici dan masih banyak lagi).

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan, terkhusus DIK B’06 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih buat dukungan doa dari sahabat (Hasmar dan Alex), terkhusus Christina Hutabarat S.Pd yang selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk selalu semangat dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak atas motivasi dan dukungannya dari Departemen Matematika Medica (Vicky, Ferdinan, Dedy, B’ Justin dan B’ Fajar) terkhusus B’ Aron yang telah banyak memberi penulis saran dan motivasi untuk semangat dan cepat dalam menyelesaiakan penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini. Namun, penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat . Tuhan memberkati.

Medan, September 2012 Penulis

David E. Sihombing 061244110072


(4)

iii

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN BANTUAN MEDIA

AUTOGRAPH TERHADAP PAMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA

TOPIK FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA NEGERI 2 TARUTUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

David Examen Sihombing (061244110072) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan acccelerated learning dengan bantuan media autograph efektif dalam mengajarkan topik fungsi kuadrat dan selanjutnya untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada topik fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 2 Tarutung yang terdiri dari 7 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang diambil secara acak. Jumlah siswa di kelas eksperimen adalah 40 orang dan di kelas kontrol sebanyak 40 orang dan kelas XI sebagai kelas ujicoba untuk menguji instrument penelitian. Pengambilan sampel secara acak dilakukan karena berdasarkan keterangan pihak sekolah tempat penelitian bahwa penyebaran siswa tidak berdasarkan rangking.

Dalam penelitian ini dikembangkan beberapa perangkat dan instrumen penelitian. Perangkat yang dikembangkan adalah RPP dan LKS. Sementara itu, instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes pengetahuan materi prasyarat (pre-tes) dan tes pemahaman konsep (post-tes). Instrumen yang dikembangkan tersebut telah memenuhi karakteristik tes yang baik dari segi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran soal, dan daya beda soal. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes uraian yang terlebih dahulu diujicobakan ke kelas lain di luar sampel penelitian dan dari perhitungan validitas dan reliabilitas tes diperoleh semua tes valid dan reliabel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai validitas masing-masing soal dan 0,312. Hal ini berarti bahwa maka soal dinyatakan valid. Untuk reliabilitas diperoleh dan . Hal ini berarti bahwa maka soal dinyatakan reliabel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen sebesar 68,10 dan 71,25 sedangkan nilai rata-rata pre-test dan post-test siswa kelas kontrol sebesar 67,55 dan 65,80. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik-t diperoleh bahwa = 1,989 dan = 1,6697. Hal ini berarti bahwa maka ditolak dan diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi fungsi kuadrat yang pembelajarannya menerapkan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih tinggi daripada pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya konvensional di kelas X SMA negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar accelerated learning dan media autograph diterapkan pada topik fungsi kuadrat.


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Konsep 8

2.1.2 Konsep Matematika 8

2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 10

2.1.4 Pembelajaran Konsep Matematika 10

2.1.5 Teori Belajar Konstruktivisme 12

2.1.6 Strategi Belajar 13

2.1.7 Strategi Accelerated Learning 14

2.1.8 Pembelajaran Konvensional 28

2.1.9 Perbedaan Accelerated Learning dengan Konvensional 30

2.1.10 Media Pembelajaran 31


(6)

vii

2.1.12 Autograph 38

2.1.13 Fungsi Kuadrat 40

2.2 Kerangka Konseptual 45

2.3 Hipotesis 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47

3.1 Jenis Penelitian 47

3.2 Lokasi Penelitian 47

3.3 Populasi dan Sampel 47

3.3.1 Populasi 47

3.3.2 Sampel 47

3.4 Variabel Penelitian 48

3.5 Defenisi Operasional 48

3.6 Desain Penelitian 49

3.7 Prosedur Penelitian 50

3.8 Instrumen Pengumpulan Data 51

3.8.1 Reabilitas Tes 52

3.8.2 Validitas Tes 53

3.8.3 Taraf Sukar Soal 54

3.8.4 Daya Pembeda Soal 55

3.9 Teknik Analisis Data 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 61

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 61

4.1.1 Deskripsi Pemahaman Konsep

Siswa di Kelas Eksperimen 61

4.1.2 Deskripsi Pemahaman Konsep Siswa di Kelas Kontrol 62

4.2 Analis Data Penelitian 63

4.2.1 Uji Normalitas Data 63

4.2.2 Uji Homogenitas 64


(7)

viii

4.3 Hasil Penelitian 65

4.4 Diskusi atau Pembahasan Hasil Penelitian 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

5.1. Simpulan 68

5.2. Saran 68


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Skenario Strategi Accelerated Learning dengan

Bantuan Media Autograph 25

Tabel 2.2 Perbedaan Strategi Accelerated Learning dengan

Pembelajaran Konvensional 30

Tabel 2.3 Jenis Media 34

Tabel 3.1 Desain Penelitian 49

Tabel 3.2 Validitas Item Soal 54

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Soal 55

Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal 56

Tabel 4.1 Ringkasan Analis Uji Normalitas 64


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Accelerated Learning 71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional 80

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 89

Lampiran 4. Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 96

Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Pre-test) 102

Lampiran 6. Instrumen Penelitian (Post-test) 103

Lampiran 7. Penyelesaian Pre-test 104

Lampiran 8. Penyelesaian Post-test 107

Lampiran 9. Kisi-kisi Pre-test dan Post-test 113

Lampiran 10.Lembar Validitas Pre-test dan Post-test 115

Lampiran 11.Perhitungan Validitas Soal 117

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Soal 121

Lampiran 13 Format Mencari Tingkat kesukaran dan Daya Pembeda Tes 123

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 124

Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Tes 125

Lampiran 16 Data Pre-test dan Post-test Siswa 131

Lampiran 17 Uji Normalitas Data 133

Lampiran 18 Uji Homogenitas 137

Lampiran 19 Uji Hipotesis 139

Lampiran 20 Indikator Pembelajaran 141


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia melalui upaya peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains (IPTEKS).

Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains (IPTEKS) saat ini memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Untuk tampil unggul pada keadaan yang selalu berubah dan kompetetif ini, kita perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi, kemampuan untuk dapat berpikir secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerjasama secara efektif. Matematika merupakan ilmu yang berhubungan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun secara hirarki dan penalaran yang membutuhkan pemahaman secara bertahap atau berurutan. Pola pikir matematika selalu menjadi andalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan matematika mempunyai peran yang besar untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) juga menambahkan bahwa :

Alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Dari kutipan diatas jelaslah bahwa matematika memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan, sehingga sudah seharusnya matematika menjadi pelajaran yang difavoritkan.


(11)

2

Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator hasil belajar temuan sejumlah penelitian, dan kontes internasional matematika.

Hasil penelitian PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan tahun 2009 kualitas pembelajaran Indonesia dalam bidang matematika berada pada peringkat 61 dari 65 negara. http://pisaindonesia.wordpress.com/2010/12/17/rangking-indonesia-pada-pisa-2009-dan-10-terbaik/. Hasil penelitian TIMMS (Trends in International Mathematics and Science Study) tahun 2007 kualitas pembelajaran Indonesia dalam bidang matematika berada pada peringkat 36 dari 48 negara. (http://www.sampoernafoundation.org/id/Facts/fakta-dan-statistik.html).

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika di Indonesia. Rendahnya pendidikan matematika tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi motivasi dan minat belajar siswa itu sendiri, guru, pendekatan, metode, strategi pembelajaran yang digunakan, media pembelajaran, sarana, dan prasarana serta suasana belajar.

Strategi mengajar yang kurang tepat dan media pembelajaran yang jarang digunakan mengakibatkan siswa cepat bosan belajar matematika sehingga konsep matematika tidak dapat dipahami dengan baik sehingga kesan dari matematika hanya menghafal rumus saja. Hal ini diungkapkan oleh Trianto (2007:1) bahwa : ”Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional atau konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.” Fenomena seperti itu telah diungkapkan juga oleh Ruseffendi (dalam Ansari, 2009:2)

Kemerosotan pemahaman konsep matematika siswa di kelas antara lain karena:

(a) Dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal;

(b) Siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematika, kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri;


(12)

3

(c) Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.

Dalam prakteknya di sekolah, siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang dikemukakan Masykur dan Fathani (2007:54):

Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hapalan saja. Padahal, menghapal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghapal (dalam persentase kecil), namun yang lebih penting, menghapal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.

Adanya kekeliruan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika tersebut, maka semakin menegaskan bahwa penyampaian materi dengan pembelajaran konvensional perlu diganti dengan strategi yang baru. Sehingga konsep matematika semakin mudah dipahami dan kesan sulit yang selama ini melekat dapat dihilangkan.

Belajar yang paling baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra, dan segenap kedalaman serta keluasaan pribadi. Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah salah satu faktor penentu apakah pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan efektif. Sangat penting meluangkan waktu bersama siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas stres dan suasana hati gembira.

Belajar bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa mengembangkan pemahamannya sendiri sampai kepemahaman konsep yang benar tentang subjek untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik, sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan


(13)

4

pengetahuan baru, sehingga pembelajaran harus dirancang menyenangkan, menarik, melibatkan seluruh pikiran, tubuh dan emosi dan berkreasi.

Salah satu materi dalam pelajaran matematika adalah fungsi kuadrat. Dalam materi ini diperlukan pemahaman konsep yang baik serta daya imajinasi untuk memahami dan menggambarkan bentuk-bentuk kurva serta memahami sifat-sifat dari kurva tersebut. Dalam materi ini banyak siswa yang kesulitan memahami sifat-sifat dari kurva tersebut sehingga membayangkan dan menggambarkan bentuk kurva sulit. Seperti dikatakan guru matematika SMA Negeri 2 Tarutung, “Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk membayangkan dan menggambarkan kurva dengan benar dan tidak dapat membedakan syarat-syarat kurva ”. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan mempelajari matematika adalah siswa kurangnya pemahaman terhadap konsep abstrak. Hal ini terjadi karena jarangnya penggunaan media pembelajaran. Terutama pada pelajaran matematika yang bersifat geometri.

Untuk mengatasi hal ini, guru hendaknya mampu memberi inovasi dan pembaharuan dalam proses pembelajaran matematika, sehingga dalam belajar matematika konsep lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna dan menyenangkan, salah satunya dengan pembelajaran akseleratif (accelerated learning) dengan bantuan media pembelajaran, seperti di ungkapkan Rose dan Nicholl (2002) “Strategi pembelajaran accelerated learning mangakui masing-masing individu memiliki cara belajar pribadi sesuai dengan karakter mereka”. Belajar dengan cara paling alamiah bagi diri sendiri akan lebih mudah dan lebih cepat dalam memahami konsep. Pembelajaran accelerated learning memadukan aneka permainan, aplikasi emosi, musik, visualisasi, peta konsep sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna dengan daya ingat yang lebih kuat dan pemahaman konsep yang lebih cepat.

Pembelajaran accelerated learning dengan bantuan media pembelajaran komputer diharapkan dapat menjadi lebih efektif, lebih mudah dan cepat dimengerti. Proses pembelajaran dengan media pembelajaran yaitu komputer mampu memberikan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti yang dikatakan Zaslir (dalam Rusdi 2008:2)


(14)

5

Para pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa komputer sesuai digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika komputer berfungsi sebagai alat (tool), dan tutor

Hal ini senada juga dinyatakan oleh Ikhsan (2011) dalam (http://www.teknologipendidikan.com) :

Kemajuan media komputer memberi beberapa kelebihan untuk produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi dan jaringan serta internet. Komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini juga telah dibuktikan dengan banyak fakta, informasi di media massa dan juga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. bahwa pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi jauh lebih efektif. Misalnya seperti yang dikatakan Saton (2011) dalam (http://www.diknas.com):

Komputer dalam pembelajaran matematika di Jepang dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa karena komputer dapat membantu visualisasi bangun-bangun geometri, menghitung bilangan dengan cepat dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.

Begitu bermanfaatnya penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran. Namun, penggunaan media komputer di sekolah-sekolah masih belum dioptimalkan khususnya di sekolah-sekolah di Sumatera Utara.

Hal ini terjadi karena banyak guru yang tidak meluangkan waktunya untuk belajar software komputer yang berhubungan dengan pembelajaran matematika dan kemampuan guru dalam menggunakan komputer masih kurang.

Dengan diterapkannya accelerated learning dengan bantuan komputer diharapkan siswa akan lebih memahami konsep matematika sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Accelerated learning dengan

Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran


(15)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kualitas pendidikan Indonesia khususnya matematika masih rendah. 2. Kurangnya partisipasi siswa di kelas sehingga selama pembelajaran siswa

cenderung pasif dan hanya menerima informasi dari guru.

3. Jarangnya penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Terutama media yang berbasis komputer.

4. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam menggambar, membayangkan dan memahami konsep fungsi kuadrat

5. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan guru masih konvesional.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah Penerapan Accelerated learning dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah kemampuan siswa memahami konsep matematika yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih baik daripada pemahamanan konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph


(16)

7

lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional?

1.6Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk menggunakan strategi belajar yang meningkatkan motivasi belajar dan prestasi matematika siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk mangunakan media pembelajaran yang berbasis komputer, karena kita sekarang hidup di jaman digital.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika dimasa mendatang.

4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.

5. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di dalam kelas.


(17)

68 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi fungsi kuadrat yang menerapkan Accelerated Learning dengan bantuan media autograph lebih baik daripada pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya konvensional di kelas X SMA Negeri 2 Tarutung tahun ajaran 2011/2012. Selanjutnya ,berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, Nilai rata-rata pos-test kelas eksperimen sebesar 71,25. Sedangkan nilai rata-rata pos-test kelas kontrol sebesar 65,80.

5.2. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah disajikan pada BAB IV maka disarankan:

1. Kepada guru matematika sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah dipahami.

2. Kepada guru matematika sebaiknya jika suatu topik itu berhubungan pada pelajaran fungsi kuadrat agar menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar dan pelajaran menjadi lebih mudah dipahami

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama diharapkan lebih maksimal dalam menerapkan strategi accelerated learning dan media autograph dan memperhatikan kelemahan yang ada pada peneliti sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


(1)

(c) Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.

Dalam prakteknya di sekolah, siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Walaupun demikian ada siswa mampu memiliki tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang dikemukakan Masykur dan Fathani (2007:54):

Jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika maka matematika hanya akan menjadi hapalan saja. Padahal, menghapal merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar matematika juga perlu menghapal (dalam persentase kecil), namun yang lebih penting, menghapal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun dalam konsep matematika yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.

Adanya kekeliruan dalam memahami konsep-konsep dasar matematika tersebut, maka semakin menegaskan bahwa penyampaian materi dengan pembelajaran konvensional perlu diganti dengan strategi yang baru. Sehingga konsep matematika semakin mudah dipahami dan kesan sulit yang selama ini melekat dapat dihilangkan.

Belajar yang paling baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indra, dan segenap kedalaman serta keluasaan pribadi. Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah salah satu faktor penentu apakah pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan efektif. Sangat penting meluangkan waktu bersama siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas stres dan suasana hati gembira.

Belajar bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa mengembangkan pemahamannya sendiri sampai kepemahaman konsep yang benar tentang subjek untuk mengoptimalkan proses internal dalam diri peserta didik, sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan


(2)

pengetahuan baru, sehingga pembelajaran harus dirancang menyenangkan, menarik, melibatkan seluruh pikiran, tubuh dan emosi dan berkreasi.

Salah satu materi dalam pelajaran matematika adalah fungsi kuadrat. Dalam materi ini diperlukan pemahaman konsep yang baik serta daya imajinasi untuk memahami dan menggambarkan bentuk-bentuk kurva serta memahami sifat-sifat dari kurva tersebut. Dalam materi ini banyak siswa yang kesulitan memahami sifat-sifat dari kurva tersebut sehingga membayangkan dan menggambarkan bentuk kurva sulit. Seperti dikatakan guru matematika SMA Negeri 2 Tarutung, “Banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk membayangkan dan menggambarkan kurva dengan benar dan tidak dapat membedakan syarat-syarat kurva ”. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan mempelajari matematika adalah siswa kurangnya pemahaman terhadap konsep abstrak. Hal ini terjadi karena jarangnya penggunaan media pembelajaran. Terutama pada pelajaran matematika yang bersifat geometri.

Untuk mengatasi hal ini, guru hendaknya mampu memberi inovasi dan pembaharuan dalam proses pembelajaran matematika, sehingga dalam belajar matematika konsep lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna dan menyenangkan, salah satunya dengan pembelajaran akseleratif (accelerated learning) dengan bantuan media pembelajaran, seperti di ungkapkan Rose dan Nicholl (2002) “Strategi pembelajaran accelerated learning mangakui masing-masing individu memiliki cara belajar pribadi sesuai dengan karakter mereka”. Belajar dengan cara paling alamiah bagi diri sendiri akan lebih mudah dan lebih cepat dalam memahami konsep. Pembelajaran accelerated learning memadukan aneka permainan, aplikasi emosi, musik, visualisasi, peta konsep sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna dengan daya ingat yang lebih kuat dan pemahaman konsep yang lebih cepat.

Pembelajaran accelerated learning dengan bantuan media pembelajaran komputer diharapkan dapat menjadi lebih efektif, lebih mudah dan cepat dimengerti. Proses pembelajaran dengan media pembelajaran yaitu komputer mampu memberikan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti yang dikatakan Zaslir (dalam Rusdi 2008:2)


(3)

Para pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa komputer sesuai digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika komputer berfungsi sebagai alat (tool), dan tutor

Hal ini senada juga dinyatakan oleh Ikhsan (2011) dalam (http://www.teknologipendidikan.com) :

Kemajuan media komputer memberi beberapa kelebihan untuk produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi dan jaringan serta internet. Komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini juga telah dibuktikan dengan banyak fakta, informasi di media massa dan juga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. bahwa pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi jauh lebih efektif. Misalnya seperti yang dikatakan Saton (2011) dalam (http://www.diknas.com):

Komputer dalam pembelajaran matematika di Jepang dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa karena komputer dapat membantu visualisasi bangun-bangun geometri, menghitung bilangan dengan cepat dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika.

Begitu bermanfaatnya penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran. Namun, penggunaan media komputer di sekolah-sekolah masih belum dioptimalkan khususnya di sekolah-sekolah di Sumatera Utara.

Hal ini terjadi karena banyak guru yang tidak meluangkan waktunya untuk belajar software komputer yang berhubungan dengan pembelajaran matematika dan kemampuan guru dalam menggunakan komputer masih kurang.

Dengan diterapkannya accelerated learning dengan bantuan komputer diharapkan siswa akan lebih memahami konsep matematika sehingga terjadi perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan baru.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Accelerated learning dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2010/2011.”


(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kualitas pendidikan Indonesia khususnya matematika masih rendah. 2. Kurangnya partisipasi siswa di kelas sehingga selama pembelajaran siswa

cenderung pasif dan hanya menerima informasi dari guru.

3. Jarangnya penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Terutama media yang berbasis komputer.

4. Kemampuan siswa yang masih rendah dalam menggambar, membayangkan dan memahami konsep fungsi kuadrat

5. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan guru masih konvesional.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah Penerapan Accelerated learning dengan Bantuan Media Autograph Terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Topik Fungsi Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Tarutung Tahun Ajaran 2011/2012.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah kemampuan siswa memahami konsep matematika yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph lebih baik daripada pemahamanan konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan accelerated learning dengan bantuan media autograph


(5)

lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional?

1.6Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk menggunakan strategi belajar yang meningkatkan motivasi belajar dan prestasi matematika siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru SMA negeri 2 Tarutung untuk mangunakan media pembelajaran yang berbasis komputer, karena kita sekarang hidup di jaman digital.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika dimasa mendatang.

4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.

5. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di dalam kelas.


(6)

68

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t yang dilakukan dalam penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi fungsi kuadrat yang menerapkan Accelerated Learning dengan bantuan media autograph lebih baik daripada pemahaman konsep siswa yang pembelajarannya konvensional di kelas X SMA Negeri 2 Tarutung tahun ajaran 2011/2012. Selanjutnya ,berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, Nilai rata-rata pos-test kelas eksperimen sebesar 71,25. Sedangkan nilai rata-rata pos-test kelas kontrol sebesar 65,80.

5.2. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah disajikan pada BAB IV maka disarankan:

1. Kepada guru matematika sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat terlibat aktif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah dipahami.

2. Kepada guru matematika sebaiknya jika suatu topik itu berhubungan pada pelajaran fungsi kuadrat agar menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar dan pelajaran menjadi lebih mudah dipahami

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama diharapkan lebih maksimal dalam menerapkan strategi accelerated learning dan media autograph dan memperhatikan kelemahan yang ada pada peneliti sehingga penelitian yang dilakukan semakin lebih baik.


Dokumen yang terkait

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 FAJAR HARAPAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASET LEARNING (PBL) PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 6 1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN STRATEGI ACCELERATED LEARNING SUB POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN LIMAS PADA SISWA SMA NEGERI 1 ARJASA KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2004/2005

0 12 15

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN STRATEGI ACCELERATED LEARNING SUB POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN LIMAS PADA SISWA SMA NEGERI 1 ARJASA KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2004/2005

0 11 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 METRO TAHUN AJARAN 2012-2013

0 15 65

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN RESOURCE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 7 77

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 NOTOHARJO

0 15 79

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20102011

0 2 99

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA TAHUN AJARAN 20102011

0 1 106

View of PEMBELAJARAN BERBANTUAN WINPLOT DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK TOPIK GRAFIK FUNGSI KUADRAT

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PETA KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X SMA DI KABUPATEN KUDUS

0 0 11