Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

(1)

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem

dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(Studi eksperimen terhadap siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

DANI SETIAWAN 1007071

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk meraih cita-citaku Tiada sujud syukurku selain berharap Engkau jadikan aku orang

yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini

Tesis ini saya persembahkan untuk Ibu, Almarhum Ayah, Istriku Rina Pratiwi dan anakku tercinta Najmi Khoirul Azzam


(3)

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem

dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(Studi eksperimen terhadap siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi)

Oleh Dani Setiawan S.Pd UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga

© Dani Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M. A NIP. 196306181988031002

Pembimbing 2

Dr. Yunyun Yudiana NIP. 196506141990011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M. A NIP. 196306181988031002


(5)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DANI SETIAWAN (2013). Pengaruh Model Teaching Games for Understanding dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tesis. Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Salah satu strategi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Model

Direct Instruction terhadap Self-esteem dan keterampilan bola voli siswa. Metode eksperimen dengan desain The Static Group Pretest-Posttest Design digunakan dalam penelitian ini, dengan sampel siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi berjumlah 62 orang. Sampel kemudian dibagi dua kelompok, yaitu kelompok model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan kelompok model

Direct Instruction. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket self-esteem

untuk mengukur skor self-esteem, North Carolina State University (NCSU)

Volleyball Skills Test Battery dan Games Performance Assessement Instrument

(GPAI) digunakan untuk mengukur kemampuan bermain bola voli. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan komparasi sampel dengan teknik Paired Sample T Test dan One Way ANOVA dengan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh gain score self-esteem 0,007 dan

gain score keterampilan bola voli sebesar 0.003. Karena skor 0,007 dan 0,003 < α = 0,05. Maka H0=µ1≤µ2 ditolak dan H1:µ1>µ2 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor self-esteem dan keterampilan bola voli siswa yang mendapat pembelajaran Penjas dengan menggunakan model pembelajaran

Teaching Games for Understanding lebih baik dibanding siswa yang mendapat pembelajaran penjas dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction.


(6)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


(7)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DANI SETIAWAN. The Influence of Teaching Games for Understanding Model and Direct Instruction Model against Self-esteem and Volleyball Skills at Vocational High School (SMK). Bandung: The Study Program of Sport Education, Postgraduate School of the Indonesia University of Education, 2014.

One of the teacher’s strategies in achieving learning objective in physical

education is to choose the appropriate learning model and suited for the students’ development. The aim of the research is to know the influence of Teaching Games for Understanding Model and Direct Instruction Model against Self-esteem and

students’ volleyball skills. This research uses experiment method with The Static Group Pretest-Posttest Design with 62 students as sample taken from SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi. The sample is divided two groups, they are Teaching Games for Understanding Model group and Direct Instruction Model group. The instruments research which are used esteem questionnaire for measuring self-esteem score, North Carolina State University (NCSU) Volleyball Skills Test Battery and Games Performance Assessment Instrument (GPAI) for measuring

students’ volleyball skills. The data collection is analyzed with statistic uses sample of comparison with Paired Sample T Test and One Way ANOVA technique on significant level .

Based on the result data analysis, obtained 0.007 self-esteem score and 0.003 volleyball skills score. Because 0.007 and 0.003 < = 0.005. So H0 = µ 1

≤µ 2 is rejected and H1 = µ 1 ≥ µ 2 is accepted, so it can be concluded that

improving self-esteem score and students’ volleyball skills in physical education learning which using Teaching Games for Understanding Model is better than Direct Instruction Model.


(8)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)” dapat diselesaikan pada waktunya.

Selama proses penelitian dan penulisan tesis, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak, melalui kesempatan yang berharga, izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Direktur Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., atas dukungannya terhadap penyelenggaraan perkuliahan di pasca sarjana. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga sekaligus sebagai Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A., yang telah memfasilitasi dan berkenan memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan bantuan pemikiran mulai dari awal sampai akhir penulisan tesis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Yunyun Yudiana., selaku Pembimbing II yang banyak memberikan saran, masukan dan koreksi yang sangat berharga dalam proses penulisan dan penyelesaian tesis penulis.


(9)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rasa cinta dan terima kasih dengan segala ketulusan hati penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, yaitu istri tersayang; Rina Pratiwi, S. Pd., anakku tercinta; Najmi Khoirul Azzam; kalian adalah anugrah terindah, dan Ibuku tercinta


(10)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lilis Kartini yang tak pernah lelah memberikan dukungan, motivasi dan do’a yang

tulus selama mengikuti kuliah pada program Pasca Sarjana (S2) di Universitas Pendidikan Indonesia.

Semoga bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan oleh Bapak, Ibu dan keluarga tercinta kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis mengakui bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima masukan, kritik, dan saran guna perbaikkan lebih lanjut.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan bidang studi pendidikan jasmani serta pihak-pihak terkait yang selalu berupaya mengembangkan keilmuan dan pengetahuan pendidikan jasmani.

Bandung, Januari 2014


(11)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


(12)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis sampaikan rasa syukur dan doa kepada Illahi rabbi Allah SWT, atas karunia dan izin-Nya maka tesis ini dapat terselesaikan. Penulisan tesis ini dilakukan bukan hanya oleh penulis sendiri, tetapi berkat bantuan, arahan, bimbingan, dukungan, dan doa dari semua pihak yang terlibat, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., yang telah memfasilitasi terselenggaranya program perkuliahan di pasca sarjana.

2. Prof. Drs. dr. Y. Santoso Giriwijoyo, selaku Pembimbing Akademik di SPS, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi. Beliau tidak bosan-bosannya mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini. 3. Agung Adie Prawira, S. Pd., yang telah berkenan memberikan arahan,

motivasi dan bantuan pemikiran sehingga tesis ini dapat terselesaikan. 4. Drs. Arip Setiawan, M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMK-TI Garuda

Nusantara Cimahi yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah.


(13)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Rekan-rekan seperjuangan MGMP Penjas di SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi yang memberikan bantuan dengan tulus dan kerja sama selama pelaksanaan penelitian.


(14)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rekan-rekan angkatan 2010 POR SPs UPI yang selalu memberikan motivasi

dan do’a, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di SPs UPI Bandung. 7. Staf Tata Usaha, WKS Kesiswaan beserta staf dan personil lainnya di

lingkungan SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam pengadaan sarana prasarana selama pelaksanaan penelitian.

8. Berbagai pihak yang telah membantu dengan suka rela, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, baik langsung ataupun tidak langsung telah membantu penulis hingga studi dan tesis ini selesai.

Semoga semua amal kebajikan bapak, ibu dan rekan-rekan mendapatkan balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Amin.

Bandung, Januari 2014 Penulis,


(15)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… v

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN……… vii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian…..……….. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian…….………... 12

C. Rumusan Masalah Penelitian…….……….. 14

D. Tujuan Penelitian………. 15

E. Manfaat Penelitian………... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN………..………. 18

A. Kajian Pustaka……….. 18

1. Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani…….. 18

a. Teaching Games for Understanding………... 20

b. Direct Instruction……… 30

c. Pengaruh Model Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction……… 33

2. Self-esteem………. 36

a. Pengertian Self-esteem……… 37

b. Hubungan Self-esteem dan Pendidikan Jasmani…. 41 c. Pembentukan Self-esteem……… 43

3. Permainan Bola Voli………. 48

a. Permainan Bola Voli dalam Konteks Pendidikan Jasmani……… 48

b. Teknik Dasar Permainan Bola Voli……… 50

4. Penelitian yang Relevan……… 51

B. Kerangka Pemikiran………. 53

1. Pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding terhadap peningkatan Self-esteem siswa………... 54

2. Pengaruh model pembelajaran Direct Instruction terhadap peningkatan Self-esteem siswa………..……. 56

3. Pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding terhadap peningkatan keterampilan bola voli siswa………... 57 4. Pengaruh Direct Instruction terhadap peningkatan 59


(16)

iv

keterampilan bola voli siswa……….

5. Perbedaan pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran

Direct Instruction terhadap peningkatan self-esteem

siswa……….. 61

6. Perbedaan pengaruh model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Instruction terhadap peningkatan keterampilan bola voli siswa………... 63

C. Hipotesis………... 65

BAB III METODE PENELITIAN……….. 66

A. Metode Penelitian………. 66

B. Desain Penelitian……….. 67

C. Populasi dan Sampel……… 70

D. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 71

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian……….. 73

F. Instrumen Penelitian...……….. 76

G. Uji Coba Instrumen……….. 88

H. Teknik Pengumpulan Data……….……….. 94

I. Teknik Pengolahan Data….…..……….……….. 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 99

A. Hasil Penelitian……… 99

1. Deskripsi Data………... 99

2. Uji Asumsi……….………... 105

a. Normalitas……… 105

b. Homogenitas ………..………... 118

3. Uji Hipotesis....………. 123

B. Pembahasan……….. 132

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………. 132

A. Kesimpulan………. 140

B. Rekomendasi………... 141

DAFTAR PUSTAKA………. 143

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. 147


(17)

v

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Sistem Klasifikasi dalam Olahraga Permainan……….. 22

2.2 Perbandingan antara model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Instruction………….. 35

3.2 Jumlah siswa SMK TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013………... 71

3.3 Skenario Program Pembelajaran Penelitian………... 73

3.4 Aspek dan Kriteria Penilaian GPAI………... 83

3.5 Format Penilaian GPAI……….. 84

3.6 Kisi-kisi Angket Self-Esteem Siswa………... 86

3.7 Pernyataan Angket Self-Esteem Siswa………… 87

3.8 Penyekoran Skala Likert……… 89

3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Self-esteem 90 3.10 Hasil Uji Reliabilitas……….. 91

3.11 Kisi-kisi Materi Pembelajaran Penjas……… 92

3.12 Skor reliabilitas antar penilai Rater A……… 94

3.13 Skor reliabilitas antar penilai Rater B……… 94

4.1 Deskripsi Data Hasil Pre-Test Self-Esteem……… 100

4.2 Deskripsi Data Hasil Post-Test Self-Esteem………... 101

4.3 Deskripsi Data Gain Score Self-Esteem………... 102

4.4 Deskripsi Data Hasil Pre-TestKemampuan Bola Voli……….. 103

4.5 Deskripsi Data Hasil Post-Test Kemampuan Bola Voli……… 104

4.6 Deskripsi Data Gain Score Keterampilan Bola Voli………. 105

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pre-TestSelf-Esteem………... 106

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Post-TestSelf-Esteem……….. 108

4.9 Hasil Uji Normalitas Data Gain ScoreSelf-Esteem………... 110

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test Keterampilan Bola Voli... 112

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Post-TestKeterampilan Bola Voli……….. 114

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Keterampilan Bola Voli……... 116

4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-TestSelf-Esteem……… 119

4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test Self-Esteem……….. 120

4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Score Self-Esteem………... 120

4.16 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test Kemampuan Bermain Bola Voli………. 121

4.17 Hasil Uji Homogenitas Data Post-Test Keterampilan Bermain Bola Voli………. 122

4.18 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Score Keterampilan Bermain Bola Voli………. 123

4.19 Output Uji-t Self-esteem dengan model Teaching Games for Understanding………... 124

4.20 Output Uji-t Self-esteem dengan model Direct Instruction……….. 126 4.21 Output Uji-t keterampilan bola voli dengan model Teaching Games 127


(18)

v

for Understanding………

4.22 Output Uji-t keterampilan bola voli dengan model Direct Instruction.. 128 4.23 Output uji hipotesis perbedaan gain score self-esteem……….. 130 4.24 Output uji hipotesis perbedaan gain score keterampilan bola voli…… 131


(19)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Model Pengajaran Permainan untuk Pemahaman (Teaching Game for

Understanding)………... 24

2.2. Model Pembelajaran Permainan………. 27

3.1. Desain Eksperimen………. 69

3.2. Langkah-langkah Penelitian………... 70

3.3. Tes Servis Atas... 78

3.4. Tes Pasing bawah... 79

3.5. Tes Pasing Atas... 80

4.1. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 107

4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Self-esteem Model Direct Instruction………... 107

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 109

4.4 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Self-esteem Model Direct Instruction………... 109

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Self-esteem Model Teaching Games For Understanding………. 111

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Self-esteem Model Direct Instruction………... 111

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Keterampilan Bola Voli Model Teaching Games For Understanding………. 113

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Keterampilan Bola Voli Model Direct Instruction………... 113

4.9 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Keterampilan Bola Voli Model Teaching Games For Understanding………. 115

4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post-test Keterampilan Bola Voli Model Direct Instruction………... 115

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Keterampilan Bola VoliModel Teaching Games For Understanding………. 117

4.12 Hasil Uji Normalitas Data Gain Score Keterampilan Bola VoliModel Direct Instruction………... 117


(20)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Skenario Pembelajaran..………. 148

2 Data Penelitian self-esteem………. 197

3 Data Penelitian Keterampilan Bola Voli……… 202

4 Hasil Analisis Data………. 207

5 Dokumentasi Penelitian……….. 217


(21)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Republik Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau. Saat ini Indonesia termasuk salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Negara-negara berkembang memiliki berbagai program yang akan dilaksanakan dalam berbagai pembangunannya, salah satunya yaitu program pembangunan sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia amat tergantung dari mutu pendidikan, karena mutu pendidikan sangat menentukan kelangsungan hidup bangsa ditengah-tengah persaingan global yang berlangsung dengan cepat. Sukmadinata (2004:23)menyatakan “Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kualitas SDM pengajar (guru), pengelolaan pendidikan, kurikulum, fasilitas belajar, dan anggaran. Kelima faktor ini harus dikelola dengan baik agar mampu memberikan sebuah pendidikan

yang terarah, sistematis dan terpadu secara optimal’.

Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN. 2003:2). Pembangunan


(22)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan di Indonesia mencakup seluruh jenis dan jenjang. Masing-masing jenis dan jenjang itu pendidikan itu diharapkan akan mampu memberikan kontribusi


(23)

3

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang besar bagi pembangunan bangsa. Salah satu jenis mata pelajaran yang diharapkan memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional yaitu mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dan pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pendidikan (CDC, 2000; Dishman, 1990; Pate dan Trost, 1998; dalam Ali Maksum, 2008:7). Tujuan dasar dari pendidikan jasrnani/olahraga menurut Giriwijoyo, Komariah dan Kartinah (2007:12-13) adalah :

…meningkatkan kemampuan kesehatan manusia secara paripurna, baik dari aspek jasmaniah, rohani maupun sosial. Penerapan pendidikan jasmani/olahraga secara tepat berperan besar dalam menyehatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan Jasmani, yang dalam kurikulum disebut secara paralel dengan istilah lain menjadi Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, merupakan salah satu mata pelajaran yang disajikan disekolah mulai dari SD sampai dengan SMA. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, melainkan untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani memiliki makna memberikan program pendidikan melalui gerak, permainan dan olahraga. Artinya dalam pendidikan jasmani terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah


(24)

4

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai alat untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan sosial.

Guru pendidikan jasmani memiliki peran yang strategis dalam mengorganisasikan kegiatan belajar siswa di sekolah. Guru Penjas harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dapat memfasilitasi siswa dalam situasi pembelajaran yang kondusif, sesuai, menarik dan mampu memberikan pengalaman belajar yang sesuai tingkat perkembangannya.

Salah satu strategi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Menurut Metzler (2000: 159 – 365) terdapat tujuh model dalam implementasi pendidikan jasmani di persekolahan, model-model tersebut adalah (1) Direct Instruction Model, (2) Personalized System for Instruction, (3)

Cooperatif Learning Model, (4) The Sport Education Model, (5) Peer Teaching Model, (6) Inquiry Teaching Model, dan (7) The Tactical Games Model. Dari tujuh model tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.

Salah satu model yang disebutkan oleh Metzler yaitu The Tactical Games Model merupakan sebuah pendekatan pembelajaran melalui pendekatan taktis dalam situasi permainan. Metzler (2000:340) menjelaskan bahwa The Tactical Games Model adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada


(25)

5

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan siswa pada kemampuan bermain permainan. Model pembelajaran

The Tactical Games Model memiliki pengertian yang sama dengan model The Teaching Games for Understanding (TGfU), hal tersebut dijelaskan oleh Kirk, D dan MacPhail, A. (2002) dalam artikelnya yaitu :

Teaching Games for Understanding (TGfU) pendekatan yang dikembangkan Rod Thorpe dan David Bunker di Loughborough University sekitar tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an (Bunker & Thorpe, 1982; Thorpe & Bunker, 1989). Istilah lainnya yang menggambarkan perkembangan dari pendekatan ini meliputi Model Permainan Taktis (Griffin et al., 1997) dan Sense Game (Komisi Olah Raga Australia, 1997a). TGfUmerupakan ide pokok yang merupakan pendekatan taktik yang berpusat pada siswa dan permainan namun diberbagai belahan negara lain TGfU memiliki istilah yang berbeda, seperti: A Tactical Games Approach yang dikenal di Amerika, Games Sense Approach di Australia, dan Games Center Approach di Singapura.

Teaching Games for Understanding (TGfU) adalah pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang memperkenalkan olahraga melalui konsep bermain. Griffin, Mitchell, & Oslin (1997), Thorpe, Bunker & Almond (1986) yang dikutip Hopper (2002:1) menyebutkan bahwa TGfU merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan taktik untuk meningkatkan penggunaan keterampilan teknik, bukan keterampilan teknik untuk meningkatkan kemampuan taktik.

Dalam tesisnya Chouinard (2007: 4-7) mengusulkan bahwa “dalam TGFU perlu dipertimbangkan kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman suatu


(26)

6

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermain, terutama dalam hal pemberian materi bermain.” TGFU yang original disederhanakan ke dalam tiga komponen dasar dalam pelajaran pendidikan

jasmani. Ketiga komponen tersebut adalah: “(1) memodifikasi dan

mempermudah bermain, (2) mengembangkan kesadaran taktik dan memecahkan

masalah melalui pertanyaan, dan (3) mengembangkan keterampilan” (Griffin &

Butler, 2005).

Pada model pembelajaran Teaching Games for Understanding, guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan taktis bermain siswa, mengarah pada permainan yang sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan modifikasi bermain sering disebut sebagai "bentuk-bentuk permainan". Penekanannya pada pengembangan pengetahuan taktis yang memfasilitasi aplikasi keterampilan dalam permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya di saat dibutuhkan.

Mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan model Teaching Games for Understanding Griffin, Mitchell, & Oslin, (1997) menyebutkan bahwa “dalam proses pembelajarannya siswa diarahkan kepada pemahaman tentang taktik

bermain, seperti halnya dalam permainan bolavoli”. Olahraga bola voli merupakan olahraga yang bercirikan olahraga permainan. Alasan olahraga permainan bola voli masuk menjadi bahan ajar karena nilai-nilai yang terkandung dalam permainan bolavoli sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan jasmani. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah: (1) mengembangkan kebugaran jasmani, (2) mengembangkan keterampilan gerak, (3) meningkatkan


(27)

7

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipasi dan motivasi, dan (4) menumbuhkan jiwa sportif. Yudiana. (2010)

mengemukakan bahwa “Pembelajaran permainan bola voli harus diupayakan kearah usaha merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik sebagai

individu yang utuh.” Sejalan dengan pendapat tersebut Horst Baacke (FIVB, 1989:38) berpendapat bahwa “arah pembelajaran bola voli dalam pendidikan jasmani di sekolah adalah menumbuhkan jiwa kompetitif, mengembangkan

karakter positif, dan mengembangkan keterampilan fisik, teknik, dan taktik.”

Salah satu dominasi guru pendidikan jasmani untuk membantu peningkatan kemampuan siswa dalam konteks pengajaran permainan bolavoli antara lain dalam menentukan dan menerapkan model-model pembelajaran bolavoli dalam pendidikan jasmani yang sesuai dengan karakteristik materi ajaran, tujuan guru dalam mengajar, dan karakteristik siswa yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Yudiana (2009) mengungkapkan,

“…kemampuan guru pendidikan jasmani dalam memilih dan menetapkan model

pembelajaran permainan bolavoli akan mempengaruhi keberfungsiannya sebagai organisator kegiatan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”

Pembelajaran keterampilan bola voli dengan menggunakan model Teaching Games for Understanding memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif karena adanya dorongan minat, keinginan dan kepercayaan diri ( self-confidence) siswa untuk belajar keterampilan yang di berikan oleh guru. Hal tersebut diungkap oleh Griffin, dkk. (1994: 9) sebagai berikut:


(28)

8

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan taktis membuat para siswa termotivasi dan bagi guru akan memudahkan dalam proses pembelajarannya. Pendekatan taktis juga memiliki ciri bertahap yang dapat menghindarkan proses pembelajaran yang berulang-ulang bagi siswa dan guru pendidikan jasmani.

Model Teaching Games for Understanding merupakan salah satu model pembelajaran dari sekian banyak model dalam penjas yang berorientasi pada belajar melalui pendekatan permainan. Melalui pendekatan permainan, diharapkan siswa lebih produktif dan lebih termotivasi saat latihan.

Motivasi merupakan kekuatan yang mampu menumbuhkan rasa antusias dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam individu itu sendiri (intrinsik) ataupun dari luar individu (ekstrinsik). Tingkat motivasi yang dimiliki individu berpengaruh terhadap kualitas prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar maupun aspek kehidupan yang lain. Motivasi memiliki pengaruh yang besar dalam proses pembelajaran, karena menentukan sikap usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hawley (Yusuf 1993:14) menyatakan bahwa “para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah.”

Motivasi akan timbul apabila seseorang memiliki kepercayaan diri, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. Rasa percaya diri (self-confidence) menurut Anthony (1992) (dalam

http://decungkringo.wordpress.com/tag/definisi-percaya-diri/ ) adalah sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran


(29)

9

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki segala sesuatu yang di inginkan, sedangkan menurut Hambly ( 1992 ) kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menagani segala situasi dengan tenang, kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak merasa inferior di hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak orang.

Anthony (1992) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, antara lain faktor internal dan eksternal. Dalam ruang lingkup internal faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri salah satunya yaitu konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem), Konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri. Individu yang mempunyai rasa rendah diri biasanya memiliki konsep diri yang negatif (Centi, 1995). Sedangkan harga diri ( self-esteem) menurut Meodow (dalam Kusuma, 2005) yaitu, penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri , tingkat pengahargaan terhadap diri sendiri akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri individu. Semakin tinggi harga diri, semakin tinggi kepercayaan diri individu tersebut, penilaian diri ini ditentukan oleh berbagai emosi yang mempengaruhi individu.

Self-esteem sering dianggap sebagai tujuan penting pendidikan. Secara umum sering dianggap sebagai suatu indikator penyesuaian mental dan sosial, sebagai gambaran kesejahteraan total dan kepuasan dalam kehidupan. Lebih lanjut, dapat dianggap sebagai konsekuesi yang perlu dikembangkan untuk dapat memperkuat


(30)

10

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi (Harter, 1987; dalam Auweele, 1999). Sebaliknya, rendahnya self-esteem

dapat menyebabkan persepsi situasi belajar sebagai ancaman dan tekanan (Bandura, 1986, dalam Auweele, 1999). Self-esteem bukanlah kesombongan, keangkuhan atau bualan besar (Rusli Lutan, 2003:8). Siswa yang memiliki self-esteem yang sehat akan melakukan berbagai aktivitas dengan kepercayaan diri yang tinggi yang didasari oleh alasan-alasan yang rasional.

Pendidikan jasmani memiliki potensi untuk mengembangkan self-esteem

dengan cara menumbuhkan persepsi tubuh-diri adalah menarik, mampu, dan berprestasi serta membuat unsur-unsur ini penting bagi mereka. Fox (1988; dalam Auweele, 1999) menyatakan bahwa komponen kompetensi olahraga, ketertarikan-tubuh, kekuatan fisik, dan kondisi fisik adalah komponen pemicu bagi pengembangan self-esteem.

Berdasarkan pengalaman yang telah dilalui sampai saat ini, cara mengajar yang paling sering digunakan adalah yang berorientasi kepada model pembelajaran langsung (Direct Instruction). Model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dilakukan selangkah demi selangkah. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, demonstrasi yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menerapkan keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Lebih lanjut Arend (2001:265) dalam Ekagurunesama (2010) menyatakan bahwa “Pemikiran


(31)

11

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.” Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

Guru memainkan peranan utama (pusat) dalam model pengajaran langsung, maka kesuksesn strategi pembelajaran bergantung pada image guru. Jika guru tidak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terhambat, karena model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengar, mengamati, dan mencatat.

Dalam konteks pembelajaran penjas, dengan menggunakan model pengajaran langsung guru lebih berkonsentrasi pada pengajaran teknik dibanding pemahaman mengenai makna permainan itu sendiri. Gambaran pelaksanaan model pembelajaran melalui pengajaran langsung lebih menekankan kepada pembelajaran teknik dasar permainan (bola voli) secara sendiri-sendiri atau terpisah yang berakibat pada siswa menjadi kurang mampu atau kebingungan mengimplementasikan keterkaitan dari teknik dasar yang dikuasai dalam suasana


(32)

12

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permainan bola voli secara utuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Giffin, dkk., (1997:8) yang menyatakan bahwa “keterampilan yang diajarkan sebelum subjek ajar adapat mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain yang sesungguhnya, hasilnya dapat menghilangkan esensi dari permainan itu sendiri.” Dengan pola pengajaran langsung suasana pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan karena situasi pembelajaran bersifat monoton dan berakibat menurunnya minat siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.

Beberapa penelitian mengenai variable-veriabel yang dijadikan tujuan penelitian oleh penulis telah banyak diungkap oleh beberapa pakar baik nasional maupun internasional, salah satunya yaitu dari Malathi Balakrishnan, Shabeshan Rengasamy dan Mohd Salleh Aman (2011), dalam penelitian “Effect of Teaching

Games for Understanding Approach on Students’ Cognitive Learning Outcome”.

Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara model TGFU terhadap aspek kognitif dalam pemahan taktis dan pengambilan keputusan dibandingkan pembelajaran tradisional. Dari tingkat nasional, Udin Saehudin pada tahun 2011 dari Universitas Pendidikan Indonesia melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain dan Kompetitif Terhadap Pengembangan Self-Esteem Siswa SMA Negeri 1 Bandung.” Dari penelitian tersebut, didapat hasil bahwa; 1). Pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan self-esteem pada siswa SMA. 2). Pendekatan kompetitif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan self-esteem pada


(33)

13

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa SMA. 3). Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pendekatan bermain dengan pendekatan kompetitif terhadap pengembangan self-esteem pada siswa SMA.

Berbagai permasalahan yang ada dalam penjas memang cukup beragam namun hal tersebut akan menjadi lebih serius lagi apabila kita biarkan begitu saja, dan sudah semestinya bagi kita sebagai praktisi penjas menjadikan permasalahan-permasalahan tersebut sebagi bahan rujukan yang harus dicari jalan keluarnya.

Berawal dari latar belakang diatas mendorong penulis untuk meneliti sejauh mana model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan model Direct Instruction mampu memberikan dampak terhadap self-esteem dan keterampilan bermain bola voli siswa di SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Hasil pembelajaran pendidikan jasmani dipengaruhi beberapa faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, peralatan, latar belakang guru, gaya mengajar, dan model pembelajaran. Sedangkan faktor internal meliputi aspek fisik, bakat, minat, motivasi, intelegensi, latar belakang pengalaman, kemampuan motorik dan kemampuan awal. Guru pendidikan jasmani memiliki peran yang strategis dalam mengorganisasikan kegiatan belajar siswa di sekolah. Guru Penjas harus memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dapat memfasilitasi siswa dalam situasi pembelajaran yang


(34)

14

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondusif, sesuai, menarik dan mampu memberikan pengalaman belajar yang sesuai tingkat perkembangannya.

Self-esteem merupakan kebutuhan yang harus dimiliki setiap individu, seiring dengan adanya perhargaan terhadap diri yang tinggi maka akan tumbuh sikap, motivasi dan prilaku yang positif pula. Maslow (1970 dalam Sudibyo Setyobroto, 2001:72), mengatakan bahwa “Self-esteem (harga diri) merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan, dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri.”

Proses pembentukan harga diri dalam setiap individu pada prinsipnya bertalian erat dengan interaksi sosial yang dijalani seseorang. Salah satu caranya yaitu dengan menciptakan lingkungan belajar yang memberikan kesempatan kepada seluruh siswa mengeksploitasi keterampilan gerak, menunjukkan kehebatannya karena menjadi pemenang, dan seringnya memperoleh pengalaman sukses pada setiap kegiatan belajarnya. Peranan guru sebagai orang memahami tentang pentingnya rasa harga diri, diharapkan mampu membantu mengembangkan harga diri (self-esteem) siswa-siswi di sekolah. Murid dengan self-esteem yang tinggi yakin dengan kemampuannya akan dapat mengatasi tantangan yang dihadapinya. (Branden, 2001).

Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, proses interaksi sosial yang dijalani akan lebih mudah terjalin melalui konsep pembelajaran melalui bermain. Teaching Games for Understanding (TGfU) adalah pendekatan


(35)

15

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang memperkenalkan olahraga melalui konsep bermain. Ma’ruful Kahri dalam penelitiannya (2012:65) mengemukakan

bahwa, “dalam model TGFU siswa belajar suatu bermain olahraga diarahkan

kepada keaktifan gerak guna menimbulkan kegembiraan, kesenangan anak yang

melakukan.”

Kunci permasalahan penting dalam penelitian adalah perbedaan antara model pembelajaran Teaching Games for Understanding yang memiliki konsep pendekatan taktis dan Direct Instruction yang lebih menekankan kepada aspek teknik. Pendekatan pembelajaran dengan model Teaching Games for Understanding berkaitan erat dengan proses untuk menumbuhkan kemampuan

soft skill siswa yaitu kemampuan siswa untuk memahami konsep dan strategi permainan secara utuh, hal tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Butler,

Grifin & Nastati (2003:215) bahwa “Model pembelajaran taktis dibangun dengan asumsi bahwa “siswa belajar dengan baik jika mereka mengerti apa yang akan

mereka lakukan sebelum mereka mengerti bagaimana cara melakukannya” dan memberi suatu penekanan pada “keterlibatan siswa melalui ranah afektif.”

sedangkan dalam model pembelajaran Direct Instruction, fokus pembelajaran lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga dan termasuk dalam model pendekatan tradisiional. Mengenai penerapan model pembelajaran Direct Instruction Suhendro dkk (1999:47)

mengungkapkan “model pembelajaran tradisional dikembangkan melalui aktivitas bermainyang dilakukan secara sistematis, terencana, dan mempertimbangkan


(36)

16

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip-prinsip latihan. Tujuannya agar gerakan yang dilakukan dapat mencapai tahap otomatisasi sesuai dengan teknik yang dikehendaki dalam suatu cabang olahraga.”

Berdasarkan ungkapan diatas, penulis mencoba mengungkap apakah model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction mampu memberikan pengaruh terhadap perkembangan self-esteem dan keterampilan bola voli siswa, dan model pembelajaran mana yang mampu memberikan pengaruh yang lebih baik.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding? 2. Apakah terdapat peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan

jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction?

3. Apakah terdapat peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding?

4. Apakah terdapat peningkatan keterampilan bola voli melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction?


(37)

17

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jasmani model pembelajaran Teaching Games for Understanding dengan model pembelajaran Direct Instruction?

6. Apakah terdapat perbedaan keterampilan bola voli siswa antara belajar pendidikan jasmani model pembelajaran Teaching Games for Understanding

dengan model pembelajaran Direct Instruction?

D. Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding.

2. Untuk mengetahui peningkatan self-esteem siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding

4. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bola voli siswa melalui belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Direct Instruction.

5. Untuk mengetahui perbedaan self-esteem siswa antara belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Istruction.


(38)

18

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan bola voli siswa antara belajar pendidikan jasmani dengan model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Istruction.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mampu menjadi bahan kajian studi yang relevan kearah pengembangan konsep model pembelajaran serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini serta memberikan manfaat berupa sumbangan dalam membina dan meningkatkan hasil belajar secara utuh sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani sebagai pembelajaran sepanjang hayat di Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini mampu menjadi kajian alternatif bagi para guru penjas, pengawas pendidikan, dan semua yang berkepentingan dalam dunia pendidikan dalam rangka mengembangkan pendidikan jasmani. Pemberian bentuk-bentuk pendekatan pembelajaran dapat dilakukan dalam memberikan variasi pembelajaran, sehingga semua siswa dapat merasakan kesenangan dalam pelaksanaan pembelajarannya, yang pada akhirnya siswa dapat dengan tuntas menguasai suatu materi pelajaran yang diberikan.


(39)

19

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


(40)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam rangka penyelesaian permasalahan penelitian. Metode yang digunakan harus dapat menyelesaikan permasalahan secara efektif dan efisien. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan, sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Riyanto dalam Zuriah (2006:57) menjelaskan :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistimatis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasi suatu stimulan treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manifulasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode ekperimen atas dasar pertimbangan terdapat dua variabel bebas sebagai perlakuan yang diujikan pengaruhnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction. Sedangkan variabel terikat adalah self-esteem dan keterampilan bola voli siswa sebagai sampel penelitian.


(41)

Dani Setiawan, 2014

Pengaruh Model Teaching Games For Understanding (TTGfU) dan Model Direct Instruction Terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


(42)

68

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara untuk mengetahui langkah dalam melaksanakan suatu penelitian yang sesuai dengan mengunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Dalam suatu penelitian eksperimental perlu suatu desain penelitian yang tepat, sesuai dengan kebutuhan variabel-variabel yang tekandung dalam desain penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Static Group Pretest-Posttest Design. Mengenai desain The Static Group Pretest-Posttest Design, Fraenkel dan Wallen (1993:247) mengemukakan bahwa, “The static-group pretest-posttest design differs from the static-group comparison design only in that a pretest is given to both groups.” Static group pretest-posttest design berbeda dari static-group comparison design only yang mana pretest atau tes awal diberikan pada kedua kelompok

Pada penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang berbeda, yaitu model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan

Direct Instruction. Jadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diubah menjadi kelompok pendekatan mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan model pembelajaran Direct Instruction.

Subjek penelitian digunakan dengan pengukuran atau observasi, kedua kelompok penelitian dilakukan sebanyak dua kali tes. Pengukuran pertama merupakan tes awal (pre-test) dan yang kedua sebagai tes akhir (post-test).


(43)

69

Penetapan kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan tidak secara acak. Adapun bentuk dari desain yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.

O X1 O

O X2 O

Gambar 3.1 Desain Eksperimen Keterangan gambar :

X1 = Treatment kelompok Teaching Games for Understanding

X2 = Treatment kelompok Direct Instruction

O = Observasi yang terdiri dari self-esteem dan keterampilan bola voli

Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian tersebut tersusun dalam gambar berikut :


(44)

70

Gambar. 3.2.Langkah-langkah Penelitian

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98). Alasan menggunakan desain ini, karena karakteristik keterampilan awal permainan bolavoli siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi yang dijadikan sebagai populasi terjangkau, pada umumnya masih rendah. Hal ini terungkap ketika dalam observasi awal melalui tes keterampilan teknik dasar dan bermain bolavoli, pada umumnya para siswa tidak mampu memperlihatkan keterampilannya dalam menampilkan aksi teknis yang terdapat dalam permainan bolavoli.

Penelusuran Permasalahan yang nyata di lapangan, sehingga memunculkan

beragam masalah penelitian. Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai

landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah

penelitian. Perumusan hipotesis dengan

mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik

serta teoritik.

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel, instrumen, desain, dan prosedur

penelitian

Analisis dan interpretasi data (Data analysis)

Penarikan kesimpulan, Implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian


(45)

71

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK yang ada di Kota Cimahi. Oleh karena karakteristik dari populasi pada dasarnya sama, maka yang dipilih menjadi populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah para siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi Provinsi Jawa Barat.

Adapun jumlah siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran 2012 -2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Jumlah siswa SMK TI Garuda Nusantara Cimahi Tahun Pelajaran 2012/2013

PROGRAM KEAHLIAN

TINGKATAN

JUMLAH

X XI XII

L P L P L P Teknik Komputer dan Jaringan 211 56 126 44 43 11 359 Rekayasa Perangkat Lunak 101 64 93 59 28 14 491 Multimedia 59 77 58 73 18 17 302 Animasi 33 13 26 4 9 0 85 JUMLAH 404 210 303 180 98 42 1237

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2006: 131) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Ari, Jacobs dan Razavieh (1982) menyatakan “besarnya sampel tergantung pada ketetapan yang diinginkan peneliti dalam menduga parameter populasi pada taraf kepercayaan


(46)

72

tertentu‟. Cochran (1991) menjelaskan “besarnya sampel tergantung kepada besarnya persentase ketelitian yang diinginkan oleh peneliti”.

Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai penentuan jumlah sampel, maka syarat utama penentuan sampel tersebut adalah mewakili populasi. Berlandaskan pendapat tersebut, maka sampel yang dipilih adalah jumlah siswa dan siswi dalam dua kelas yaitu 31 orang dari kelas X jurusan RPL 1 sebagai kelas model TGfU

dan 31 orang dari kelas RPL 2 sebagai kelas model Direct Instruction SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi. Pertimbangan dalam penentuan sampel dua kelas tersebut adalah:

1) Berdasarkan pengamatan penulis, sampel kelas X RPL 1 dan X RPL 2 memiliki karakteristik yang homogen artinya kemampuan gerak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran penjas memiliki kemampuan yang sama. 2) Sampel yang dipilih kelas X RPL 1 dan X RPL 2 berdasarkan pengamatan

penulis kurangnya motivasi dalam mengikuti pelajaran penjas, tidak mau melakukan aktivitas penjas dengan berbagai alasan, serta kurangnya kepercayaan diri. Kondisi tersebut terutama terjadi pada siswa perempuan. 3) Penulis lebih mudah mengontrol obyek dalam pelaksanaan penelitian di

lapangan.

D. Lokasi & Waktu Penelitian

Perencanaan program pembelajaran merupakan kunci awal untuk melaksanakan proses penelitian. Penelitian dilakukan 12 pertemuan selama tiga bulan dengan jumlah pertemuan satu kali satu minggu disesuaikan dengan jadwal


(47)

73

kegiatan belajar mengajar Penjas pada masing-masing kelas dan dilaksanakan di lapangan olahraga SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi.

Jumlah 12 kali pertemuan ditentukan dengan berdasar pada syarat-syarat observasi yaitu harus mengarah pada tujuan penelitian yang dirumuskan dengan perencanaan yang sistematis. Menurut Heru (2006) yang dikutip dari

http://riskofdawn.blogspot.com (2011) mengungkapkan, “Observasi dalam konteks penelitian secara ilmiah adalah studi yang disengaja yang dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada satu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah.” Berdasarkan ungkapan tersebut, penulis menentukan jumlah observasi sebanyak 12 kali pertemuan dengan didasarkan pada tujuan penelitian yaitu penguasaan keterampilan bola voli dan pengembangan self-esteem siswa. Penguasaan keterampilan bola voli yang harus dipelajari oleh siswa terdiri dari teknik dasar bola voli (servis, pasing, spike, blok, strategi bertahan dan strategi menyerang) dan penerapan teknik dasar tersebut dalam permainan. Deskripsi dari tujuan penelitian penulis tuangkan dalam bentuk tabel skenario pembelajaran dibawah ini.

Tabel 3.3. Skenario Program Pembelajaran Penelitian Teaching Games for Understanding

No Waktu Materi Lokasi

1 3 April 2013 PRE-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC 2 10 April 2013 Passing Bawah memanfaatkan

seluruh area lapangan .

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 3 17 April 2013 Passing Bawah tepat ke pengumpan

untuk membangun serangan.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 4 24 April 2013 Passing Atas melambung pada

daerah serangan sebagai persiapan

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC


(48)

74

penyerangan.

5 1 Mei 2013 Passing Atas melambung pada daerah serangan sebagai persiapan

penyerangan.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 6 8 Mei 2013 Servis/ Serangan pertama dalam

permainan

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 7 15 Mei 2013 Menempatkan servis pada posisi yang

sulit diterima lawan

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 8 22 Mei 2013 Serangan/Spike sebagai cara

memenangkan angka

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 9 29 Mei 2013 Kombinasi teknik pasing, umpan,

spike dan block ke dalam permainan bolavoli

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 10 5 Juni 2013 Teknik penerimaan servis dengan

pasing bawah untuk mendukung serangan dalam permainan bolavoli.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 11 12 Juni 2013 Umpan dan cover spike untuk

melakukan serangan balik kepada lawan dalam permainan bolavoli.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 12 19 Juni 2013 Melakukan teknik menerima bola

yang menukik (diging) dalam permainan bolavoli.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 13 26 Juni 2013 Kombinasi pertahanan untuk

melakukan serangan dalam permainan bolavoli.

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

14 28 Juni 2013 POST-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC Direct Instruction

No Waktu Materi Lokasi

1 4 April 2013 PRE-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC 2 11 April 2013 Passing bawah untuk menerima bola

servis

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 3 18 April 2013 Passing bawah untuk menerima bola

servis dan spike

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 4 25 April 2013 Passing atas sebagai umpan bola

spike

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 5 2 Mei 2013 Passing atas sebagai umpan bola

spike

Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 6 9 Mei 2013 Servis untuk serangan pertama Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 7 16 Mei 2013 Servis atas untuk serangan pertama Lap. Bola Voli SMK-TI GNC 8 23 Mei 2013 Spike untuk membangun serangan Lap. Bola Voli SMK-TI GNC


(49)

75

9 30 Mei 2013 Spike sebagai umpan bola spike Lap. Bola Voli SMK-TI GNC

10 6 Juni 2013 Blok untuk bertahan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

11 13 Juni 2013 Blok untuk bertahan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

12 20 Juni 2013 Kombinasi Permainan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

13 27 Juni 2013 Kombinasi Permainan Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

14 29 Juni 2013 POST-TEST Lap. Bola Voli

SMK-TI GNC

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang di teliti. Asumsi atau pendapat setiap orang terhadap suatu permasalahan akan berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana orang tersebut memandang permasalahan yang ada. Masri (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent variable), dan variabel terikat (dependent variable). Sugiyono (2009:61) menyatakan bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat Sugiyono (2009:61)


(50)

76

menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Teaching Games for Understanding dan Direct Instruction. Sedangkan variabel terikatnya adalah Keterampilan bola voli dan Self-esteem.

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan penjelasan tentang istilah dari variable yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Teaching Games for Understanding (TGfU), Metzler (2000) menjelaskan, “TGFU adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar-pelajarnya untuk memainkan permainan”. Griffin, Mitchell, & Oslin, (1997); Werner, (1989), mengemukakan Griffin, Mitchell, & Oslin (1997), Thorpe, Bunker & Almond (1986) yang dikutip Hooper (2002:1) menyebutkan bahwa TGfU merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan taktik untuk meningkatkan penggunaan keterampilan teknik, bukan keterampilan teknik untuk meningkatkan kemampuan taktik.

2. Direct Instruction, Santrock (2008) yang dikutip dari

http://yuli.blog.esaunggul.ac.id (2012) yaitu “direct instruction adalah pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi


(51)

77

waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid.

3. Self-esteem, Kidhealth (2006) memaparkan bahwa “self-esteem merupakan kumpulan dari kepercayaan atau perasaan tentang diri kita atau persepsi kita terhadap diri sendiri tentang motivasi, sikap, perilaku, dan penyesuaian emosi yang mempenaruhi kita”. Maslow (1970) dalam Sudibyo Setyobroto (2001:72) menyatakan bahwa Self-esteem merupakan kebutuhan individu yang berhubungan dengan motif berprestasi dan kepercayaan diri sendiri. Harga diri juga berkaitan erat dengan status, pengakuan dan reputasi yang menimbulkan perasaan untuk menghargai diri sendiri. Self-esteem yang tinggi ditandai dengan kepercayaan diri yang tinggi, rasa puas, memiliki tujuan yang jelas, selalu berpikir positif, mampu untuk berinteraksi sosial, solving problem yang tinggi, serta mampu menghargai diri sendiri (Robson, 1988; Maria, 2007). 4. Keterampilan teknik dasar bola voli, menurut PBVSI (1995:135) adalah

keterampilan sikap dan gerak dasar dalam bola voli yang unsure-unsurnya terdiri dari pas dan umpan, smash/spike, membendung (block), dan serve (service).

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data keterampilan bola voli diperoleh melalui:

1. Tes Keterampilan Bola Voli

Tes keterampilan bola voli diukur menggunakan instrument North Carolina State University (NCSU) Volleyball Skills Test Battery. NCSU


(52)

78

Volleyball Skills Test Battery adalah alat ukur yang dikembangkan oleh Strand dan Wilson (1993) yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tiga keterampilan dasar bola voli yaitu, pasing bawah, pasing atas dan servis. Adapun bentuk item tes keterampilan bolavoli dari NCSU Volleyball Skills Test Batterry adalah:

a. Tes servis

Pelaksanaan tesnya sebagai berikut:

1) Tester berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis dari bawah atau atas.

2) Melakukan servis sebanyak 10 kali

3) Servis diarahkan ke daerah lapangan yang telah di beri skor 2, 3, dan 4. 4) Apabila servis tidak masuk diberi skor 0, dan apabila masuk pada garis

diantara kedua skor maka diambil skor yang paling tinggi.

5) Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah arah servis yang masuk secara sah.

Daerah Servis


(53)

79

b. Tes Pasing Bawah

Pelaksanaan tesnya sebagai berikut:

1) Tester melakukan pasing bawah di sebelah kiri lapangan 5 kali dan sebelah kanan lapangan 5 kali (dalam gambar tanda silang)

2) Tester melakukan pasing bawah apabila bola telah diumpankan atau dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari seberang lapangan (tanda silang pengumpan bola)

3) Lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter yang berada di atas garis daerah serang, masuk ke daerah serang yang telah di beri skor 1 sampai 5.

4) Apabila telah melewati rentangan tambang dan masuk ke daerah serang diantara garis kedua skor, maka skornya diambil yang paling tinggi, dan apabila tidak melewati tambang atau keluar lapangan skornya 0.

5) Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah pasing bawah yang masuk secara sah.


(54)

80

c. Tes Pasing Atas

Pelaksanaan tesnya sebagai berikut:

1) Tester melakukan pasing atas sebanyak 10 kali dan berdiri siap di daerah serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau posisi 2 dalam permainan bolavoli

2) Tester melakukan pasing atas dari bola yang datang diumpankan atau dipasing bawah oleh pengumpan yang berada di tengah lapangan yang telah ditentukan atau pada posisi 5 dalam permainan bolavoli.

3) Tester menpasing atas dengan teknik set-ups yang harus melewati rentangan tambang setinggi 4 meter dan berusaha memasukan bola ke daerah yang telah diberi skor 1 sampai 5.

4) Apabila bola yang masuk jatuh pada garis diantara kedua skor, maka diambil skor yang tertinggi dari keduanya.

5) Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah set-ups yang masuk secara sah.


(1)

sehingga siswa memiliki pengalaman belajar atau berlatih yang lebih banyak dalam penguasaan tugas gerak yang disampaikan dan diinstruksikan oleh guru.

3. Melalui model Teaching Games for Understanding, aktivitas olahraga dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yang mampu menghasilkan rasa senang, edukatif, menarik atau menantang, dan dapat pula membina kesehatan dan mengembangkan self-esteem siswa. 4. Berdasarkan kajian dari beberapa penelitian sebelumnya dan hasil dari

penelitian yang penulis lakukan mengenai model pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran Teaching Games for Understanding, dapat disimpulkan bahwa model Teaching Games for Understanding memberikan pengalaman gerak, pengembangan karakter moral, pengembangan kepribadian, dan mengembangkan sikap positif atau lebih singkatnya mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan model pembelajaran Direct Instruction. Untuk itu, mudah-mudahan penelitian ini mampu menjadi inspirasi, referensi dan masukan bagi rekan-rekan guru olahraga untuk terus mengembangkan kemampuan mengajarnya, sehingga tujuan pendidikan jasmani yang hakiki dapat tercapai dengan efektif dan efisien.


(2)

Daftar Pustaka

Ahmad Rithaudin, M.Or, dkk (2011), dalam penelitian “Meta Analisis terhadap Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Taktik (TGFU) terhadap Pengembangan Aspek Kognitif Siswa dalam Pendidikan Jasmani”. diakses dari http://eprints.uny.ac.id/2802/

Ali Maksum (2008). Kualitas Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah:Antara Harapan dan Kenyataan. Sumber: http://www.scribd.com/doc/27098795/21-Ali-Maksum-Kualitas-Guru-Pendidikan-Jasmani-Di-Sekolah.

Anthony (1992). Definisi Percaya Diri.. http://decungkringo.wordpress.com Auweele, Y.V., Bakker, F., Biddle, S., Durand, M., & Seiler, R. (1999).

Psychology for Physical Educators. Champaign, Illinois; Human Kinetics. Annarino, Anthony A., Cowell, Charles C., and Hazelton, Helen W. (1980).

Curriculum theory and design in physical education. St. Louis.: The CV. Mosby Publication.

Arikunto Suharsimi (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.

Azwar, S. (1989). Self-esteem dan Motivasi Untuk Berprestasi pada Mahasiswa. Universitas Gadjah Mada. Jurnal Psikologi No 1. 25 – 28.

Backe, Horst. (1989). Development and Status of Volleyball. Coaches Manual 1. Lausanne: Federation Internationale De Volley-Ball (FIVB).

Branden, N. (1994). The Six Pillars of Self-Esteem. New York: Bantam Books. Bunker, D. and Thorpe, R. (1982). A Model for the Teaching of Games.

Secondary School in Buletin of Physical Education, Volume 18 No 1, Spring 1982.

Damiri, (1992). Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Sekolah Dasar. Bandung : FPOK-IKIP Bandung.

David Kirk and Ann MacPhail. (2002).Teaching Games for Understanding and Situated Learning: Rethinking the Bunker-Thorpe Model. Loughborough University

Fox, K., Goudas, M., Biddle, S., Duda, J., & Armstrong, N. (1994). Childen’s task and ego goal profiles in sport. British Journal of Educational Psychology, 64,


(3)

Giriwijoyo, H.Y.S. (2007). Ilmu Faal Olahraga, Edisi Ketujuh, Bandung: FPOK UPI.

Griffin L. L., Mitchel, Stephen A., and Oslin, Judith L. (1997). Teaching Sport Concept and Skills: A Tactical Games Approach. United States of America: Human Kinetics

Kahri, Ma’ruful. (2012). Pengaruh Pendekatan Pengayaan Gerak Dasar Melalui Aktivitas Bermain Terhadap Kebugaran Jasmani, dan Motor Educability, dalam Kaitannya Dengan Perbedaan Lingkungan Sosial, Budaya dan Geografis Antara Desa dan Kota. Disertasi. UPI. Bandung.

Kirk, D. Dan McPhail, A. (2002). Teaching Games for Understanding and Situated learning: Rethinking yhe Bunker-Thorpe Model. Journal of Teaching in Physical Education, 21 (2).

Lutan (2002), Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas.

Lutan, Rusli (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependudukan.

Mahendra, A. (….). Mengagas Kurikulum Masa Depan. FPOK, UPI, Bandung. Malathi, B. Rengasamy & Aman (2011). “Effect of Teaching Games for

Understanding Approach on Students’ Cognitive Learning Outcome”. World Academy Science, Engineering and Technology 77 2011.

Metzler, Michael W. (2000). Instructional Models for Physical Education. USA: Allyn & Bacon.

Nasution (1986). Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung : Tarsito.

Papalia, E. Diane,Olds W. Sally & Feldman D. Ruth. (2001). Human Development (8th). New York. Mac Graw Hill Companies, Inc.

PBVSI (1995). Pelatihan Bolavoli di Indonesia. Jakarta; Sekertaris Umum PP. PBVSI

Prawira, A (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction (ARIAS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Bandung.


(4)

Rusli Lutan, Cholik M. Toho. (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud Dirjen Dikti Bagian Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Rusli Lutan. (1998). Belajar Keterampilan Motorik; Pengantar Teori dan Metode. Jakarta Depdikbud.

Saryono dan Nopembri, S. (….). Gagasan dan Konsep Dasar Teaching Games for Understanding (TGfU). Universitas Negeri Yogyakarta.

Subroto, T. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Voli. Jakarta, Dirjen Olahraga, Depdiknas.

Subroto. T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah pendekatan Permainan Taktis. Jakarta, Dirjen Olahraga, Depdiknas.

Udin Saehudin. (2011). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain dan Kompetitif Terhadap Pengembangan Self-Esteem Siswa SMA Negeri 1 Bandung.” Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universias Pendidikan Indonesia.

Walhead, Tristan, L. dan Deqlau (2004). Effect of a Tactical Games Approach on Student Motivation in Physical Education. Columbus., yang dikutip dari http://aahperd.confex.com/aahperd/2004.

Wang J.C.K. & Biddle J.H.S. (2001). Young People’s Motivational Profiles in Physical Activity: A cluster Analysis. Journal of Sport & Exercise Psychology. Human Kinetics Publishers, Inc.

Young, Shawn, (2009). Master of Art in Education, Concentration in Physical Education Program Hanbook. California: California State University, Stanislaus, Departement of Kinesiology, One University Circle, Turlock, CA 95382

Yudiana. Y. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. UPI. Bandung.

Hopper, T. (2002). “Teaching Games for Understanding :The Importance of Students Emphasis Over Content Emphasis”. Journal of Physical Education, Recreation, and Dance (JOPERD), vol. 73 no. 7 Page: 44-47


(5)

Perspective. A Thesis Submitted to The Kent State University College and Graduate School of Education, Health, and Human Services in Partial requirements for The Degree of Master of Arts.

Griffin, L., & Patton, K. 2005. Two Decades of Teaching Games for Understanding: Looking at The Past, Present, And Future. in L. Griffin & J. Butler (Eds.), Teaching Games for Understanding: Theory, research, and practice (pp. 1-18). Windsor: Human Kinetics.

Suherman. A (2008). Bahan Ajar PLPG Penjas SMA/SMK. Tim Penyusun Naskah Penjas FPOK UPI.

Hambly, Kenneth, (1992). Seri psikologi populer. Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri. PT. Arfan. Jakarta.

Decungkringo (____). Kepercayaan Diri (Self-Confidence). Sumber: http://decungkringo.wordpress.com/tag/arti-percaya-diri/.

Lutan, Rusli. (2003b). Self Esteem Yang Sehat: Teknik Pengembangan. Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Mutu Organisasi dan Tenaga Keolahragaan Dirjen Olahraga Depdiknas.

Branden, N. (2001). Kiat Jitu Menigkatkan Harga Diri. Jakarta: Della Pratasa Publishing.

Setyobroto, Sudibyo. (2001). Mental Training. Jakarta: Solo.

Lutan dkk. (2001) Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan Disepanjang Hayat. Dirjen Olahraga. Depdiknas.

Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA Kelas X. Bandung: Erlangga.

Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Turner, A. P. & Martinek, T. J. (1999). An investigation into teaching games

forunderstanding: Effects on skill, knowledge, and game play. Research Quarterly for Exercise and Sport, 70 (3), 286-296.


(6)

Sukmadinata, N. S. (2002). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suherman. A (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang Warli Artika.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA.

5 24 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TEKNIK DASAR PASSING DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN : Studi Kuasi Eksperimen Pembelajaran Bola Tangan Di SMP Negeri 15 Bandung.

4 23 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN DIRECT TEACHING TERHADAP SELF ESTEEM DAN GAYA HIDUP AKTIF SISWA SMA NEGERI 2 GARUT.

30 99 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PARTISIPASI DAN BELAJAR SISWADALAM PENDIDIKAN JASMAN.

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VIII A SMP ANGKASA LANUD ADI SUMARMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

materi lanjut permainan bolabasket TGFU based

0 1 17

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) - repository UPI T POR 1007071 Title

0 0 4

PENGARUH MODEL TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL - repository UPI S SDP 1003172 Title

0 0 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET - repository UPI T POR 1402192 Title

0 0 4

1 PENGARUH MODEL TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DI SMP

0 0 7