PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN TEKNIK DASAR PASSING DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN : Studi Kuasi Eksperimen Pembelajaran Bola Tangan Di SMP Negeri 15 Bandung.

(1)

DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN

(Studi Kuasi Eksperimen Pembelajaran Bola Tangan Di SMP Negeri 15 Bandung) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

MUDZAKKIR FAOZI 0802608

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2014


(2)

(Studi Kuasi Eksperimen Pembelajaran Bola Tangan Di SMP Negeri 15 Bandung)

Oleh:

MUDZAKKIR FAOZI

SKRIPSI

Sebuah skripsi yang diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Mudzakkir Faozi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

OLEH: MUDZAKKIR FAOZI

NIM. 0802608

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Yusup Hidayat, M.Si NIP. 196808301999031001

Pembimbing II

Alit Rahmat, M.Pd NIP. 197208262005011007

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Pengantar

Daftarisi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

B. Indentifikasi dan Perumusan Masalah C. TujuanPenelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Stuktur Organisasi Skripsi

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Penelitian A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

2. Pengertian Pembelajaran

B. Hakekat Model dan Model Pembelajaran 1. Pengertian Model

2. Pengertian Model Pembelajaran

C. Hakekat Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) 1. Pengertian Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) D. Motivasi

1 Pengertian Motivasi 2. Teori Motivasi

3. Macam-macam Motivasi

4. Teknik-teknik Motivasi dalam Pembelajaran 5. Hakekat Motivasi Belajar


(5)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Sejarah Bola Tangan

2. Pengertian Bola Tangan

2.1 Arti dan Tujuan Bola Tangan 3. Manfaat Bola Tangan

4. Fasilitas dan Perlengkapan Permainan 5. Teknik Dasar dalam Permainan Bola Tangan 6. Peraturan Permainan Bola Tangan

F. Penerapan model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) dalam Pembelajaran Bola Tangan.

G. Kerangka Berpikir H. Hipotesis Penelitian Bab III Metodologi Penelitian

A. Lokasi dan Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

2. Subyek Penelitian 2.1Populasi 2.2Sampel B. Desain Penelitian

1. Desain Penelitian

2. Langkah-langkah Penelitian C. Metode Penelitian

D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian

1. Angket 2. Tes


(6)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Angket

2. Tes Passing 2.1 Memberi Nilai G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data

Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan A. Analisis Data

B. Pembahasan atau analisis temuan Bab V Kesimpulandan saran

A.Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka Lampiran


(7)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Mudzakkir Faozi (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Teknik Dasar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan Di SMP Negeri 15 Bandung.Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Pembimbing I: Yusup Hidayat, M.Si. Pembimbing II: Alit Rahmat, M. Pd.

Pembelajaran menggunakan metode permainan untuk memahami taktik dan teknik di dalam olaharaga disebut juga model pembelajaran Teaching Games For

Understanding (TGFU). Salah satu materi olahraga permainan beregu di tingkat SMP

adalah pembelajaran bola tangan. Bagian yang terpenting dalam pembelajaran bola tangan adalah menguasai teknik dasar passing terutama chest pass dan javeline pass. Faktor penentu dalam keberhasilan pembelajaran bola tangan adalah motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan nonequivalent

control group design. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Populasi yang diambil dalam penelitian adalah siswa kelas VIII

SMP Negeri 15 Bandung sedangkan sampelnya kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII E kelas kontrol, dengan sampel masing-masing 36 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan passing dan angket motivasi belajar. Hasil dari penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji kesamaan rata-rata satu pihak. Untuk hasil penelitian terhadap motivasi belajar diperoleh thitung = 4,011 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 34 yakni 1,70. Dapat disimpulkan thitung > ttabel artinya hipotesis H1 diterima dan hasil penelitian terhadap passing diperoleh thitung chest pass = 7,45 serta thitung javeline pass = 2,98 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 34 yakni 1,70. Dapat disimpulkan thitung > ttabel artinya hipotesis H1 diterima serta uji korelasi antara motivasi belajar dengan teknik passing dengan rxy = 0,684 diperoleh thitung = 5,47 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 34 yakni 1,70. Dapat disimpulkan thitung > ttabel artinya hipotesis H1 diterima. Berdasarkan hasil temuan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam meningkatnya motivasi belajar dan keterampilan teknik dasar

passing dalam pembelajaran bola tangan, serta terdapat korelasi antara motivasi

belajar dengan keterampilan teknik dasar passing. Untuk penelitian selanjutnya peneliti merekomendasikan untuk meneliti jenis teknik dasar lainnya.


(8)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: TGFU, bola tangan, motivasi belajar, chest pass, javeline pass, kuasi eksperimen dan purposive sampling

ABSTRAK

Mudzakkir Faozi (2014). The Influence of Learning Model Teaching Games For Understanding (TGFU) toward Student Motivation and Basic Passing Skills In Handball Learning at SMP Negeri 15 Bandung. Undergraduate Thesis Department PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Advisor I: Yusup Hidayat, M.Si. Advisor II: Alit Rahmat, M. Pd.

Learning by using playing games methods to understand the tactics and skill in sport education is called Learning Model Teaching Games For Understanding (TGFU). One of group ball games learning in SMP is handball learning. The most important part in handball learning is to understand basic passing skill, especially chest pass and javeline pass. The golden factor in succeeding handball learning is motivation. This research uses quasi-experiment method with nonequivalent control group design. Sampling method that used in this research is purposive sampling. Population of research is student VIII grade SMP Negeri 15 Bandung and its sample VIII A grade as experiment group and VIII E grade as Control group with the number of sample is 36 people for each group. The instrument of research is passing skill test and motivation learning questioner. The result of research is analyzed with one side equality mean test. For research of motivation, we get tcalculation = 4,011 and ttable on significance level 5% with dk = 34 is1,70. We can conclude tcal > ttable, it means hypothesis H1 is approved and also result of research about passing , we get tcal chest pass = 7,45 and tcal javeline pass = 2,98 and ttable on significance level 5% with dk = 34 is 1,70. We can conclude tcal > ttable it means hypothesis H1 is approved and for Correlation Test between learning motivation with passing skill with rxy = 0,684, we get tcal = 5,47 and ttable on significance level 5% with dk = 34 is 1,70. We can conclude that tcal > ttable it means hypothesis H1 is approved. Based on result, there’s


(9)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

an significant influence on enhancing learning motivation learning with basic passing skill. For the next research, the researcher recommend to do some research about others skill in handball.

Keywords: TGFU, handball, learning motivation, chest pass, javeline pass, quasi-experiment, and purposive sampling.


(10)

1 Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa pendidikan jasmani, proses pendidikan di sekolah tidak seimbang. Pendidikan jasmani bertujuan bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Seperti yang dikemukakan Saputra, dkk (2007, hlm. 40) mengatakan tentang pendidikan jasmani sebagai berikut :

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanuisaan.

Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,


(11)

1 Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam kurikulum pembelajaran jasmani yang dikembangkan di sekolah terdapat beberapa materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa bertujuan untuk


(12)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan mutu pembelajaran dan kemampuan siswa. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013, hlm. 89) menjelaskan bahwa:

Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan antara lain adalah mata pelajaran permainan bola besar, permainan bola kecil, aktivitas fisik melalui atletik, bela diri, kebugaran senam dan renang serta kesehatan.

Materi pendidikan jasmani sebagian besar adalah olahraga permainan, baik yang bersifat beregu ataupun perorangan. Untuk permainan beregu yang bersifat kompleks, banyak menggunakan keterampilan terbuka, seperti pada permainan sepak bola, bola basket, bola voli. Bahkan baru–baru ini terdapat olahraga permainan yang peraturannya merupakan gabungan antara peraturan permainan sepak bola dengan bola basket yaitu permainan bola tangan. Pengertian bola tangan menurut Mahendra (2000, hlm. 6), bahwa:

Bola tangan adalah suatu permainan beregu yang mengunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan mengunakan satu atau dua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakan ke gawang lawan, untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya kegawang lawan.

Salah satu keuntungan permainan bola tangan adalah pengaruhnya yang baik terhadap pertumbuhan pada siswa. Seluruh organisme tubuh dapat terlatih secara harmonis dari lari, lompat, lempar, dan bukan hanya itu saja, melalui permainan bola tangan karakter siswa akan terbina dari mulai saling menghargai kemampuan teman, mau bekerja sama serta melatih siswa untuk cepat mengambil keputusan dalam sebuah masalah.

Permainan bola tangan sangatlah mudah untuk dimainkan dan bisa dimainkan oleh siapa saja, karena peraturan permaianannya cukup sederhana yaitu bermain dengan 7 orang dan satu diantaranya bertugas sebagai penjaga gawang dengan lapangan berbentuk persegi panjang yang berukuran minimal


(13)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40 x 20 meter. Keistimewaan dari bola tangan yaitu cara mencetak angka dengan memasukan bola ke gawang yang berukuran sama seperti gawang pada futsal, hal ini sangat mudah untuk dilakukan karena targetnya tidak begitu susah dan berukuran besar tidak seperti pada permainan bola basket yang targetnya adalah ring berukuran hampir sama dengan bolanya dan letaknya yang tinggi susah untuk dijangkau.

Keterampilan yang terkandung dalam permainan bola tangan sangatlah komplek, namun dari banyaknya keterampilan itu sendiri, ada satu keterampilan dasar yang harus di kuasai setiap pemain yaitu teknik dasar

passing. Karena passing adalah modal paling penting untuk melakukan

permainan, dengan passing yang tepat dan cepat maka kemungkinan kehilangan bola akan sangat tipis sehingga permainanpun bisa dikontrol dengan baik, maka peluang untuk menghasilkan poin dan memenangkan permainan sangatlah terbuka lebar.

Mempelajari permainan bola tangan di sekolah sebaiknya dimulai dari pembelajaran yang terarah serta terencana, agar semua aspek yang ada di permainan bola tangan bisa tersampaikan baik dari teknik, peraturan permainan dan taktis bermain. Akan tetapi di lingkungan sekolah tentu yang paling berperan dominan dalam menyampaikan pembelajaran adalah guru pendidikan jasmani. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani harus cerdas dalam mengelola lingkungan belajar serta memilih atau menggunakan pendekatan dan model yang paling tepat pada saat proses belajar pendidikan jasmani berlangsung, hal ini bertujuan agar dalam belajar siswa aktif sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya, serta materi mudah ditangkap dan dipahami sehingga potensi dan kemampuan yang dimiliki siswa akan berkembang secara maksimal serta tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan tujuan nasional akan tercapai dengan baik. Seperti yang disampaikan Tarigan (2009, hlm. 22) bahwa “Guru


(14)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus cerdas dalam mengelola lingkungan belajar siswa agar tercapai pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang optimal.”

Namun pada saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 15 Bandung, mata pelajaran permainan bola tangan itu sendiri belum menjadi mata pelajaran yang wajib dalam kurikulum dan hanya sebagai mata pelajaran pilihan. Hal ini disebabkan karena permainan bola tangan belum begitu populer dan dipahami oleh kebanyakan siswa ditingkat pendidikan khususnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibandingkan dengan cabang olahraga yang lainnya.

Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran permainan bola tangan, terdapat sebagian siswa kurang aktif bahkan cenderung malas-malasan dalam melakukan tugas gerak yang diperintahkan oleh guru karena menganggap pelajaran pendidikan jasmani itu tidak penting serta mengikutinya dengan keadaan terpaksa, hanya untuk mendapatkan presensi bukan karena akan sadar kebutuhan serta manfaat yang terkandung dalam permainan bola tangan untuk tubuhnya, maka dari itu tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmanipun tidak akan pernah tercapai. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya dan mau melakukan tugasnya yaitu belajar.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dari proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai. Hal ini senada dengan yang disampaikan Hidayat (2009, hlm. 51) bahwa:

Motivasi adalah proses aktualisasi energi psikologis yang dapat menggerakan individu untuk beraktivitas, sekaligus menjamin


(15)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keberlangsungan aktivitas tersebut, dan juga menentukan arah aktivitas terhadap pencapaian tujuan.

Motivasi itu sendiri sebenarnya ada pada diri siswa tetapi tidak semua siswa dapat memunculkannya, mungkin karena situasi yang sedang dihadapi kurang menggugah semangatnya untuk melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru serta kurangnya kesadaran akan kebutuhan yang ada di dalam tubuh, maka disinilah peran guru sangat diperlukan untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi yang tepat serta menciptakan suasana proses belajar yang menyenangkan, mudah dipahani dan bebas berekspresi tetapi tidak lepas dari tujuan dari pendidikan jasmani itu sendiri.

Terlepas dari permasalahan di atas maka kegagalan belajar siswa tidak begitu saja mempersalahkan siswa, ini juga karena guru di SMP Negeri 15 Bandung sebagian besar masih kental menggunakan pendekatan pembelajaran secara tradisional dengan suasana pembelajaran yang sangat monoton dan suasana ini sangat membosankan bagi siswa, karena siswa tidak bisa berekpresi sesuka hati hanya mendengarkan dan mempraktekan tugas yang di berikan oleh guru. Serta guru kurang menguasai tentang materi yang akan disampaikan, kurangnya pemahaman strategi yang harus diterapkan dalam situasi dan kondisi yang ada di lapangan, kurangnya kemampuan teknik dasar.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya penerapan pendekatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk berperan aktif dalam tugas gerak sesuai yang diperintahkan guru. Karena dengan adanya motivasi yang dipengaruhi dari dalam ataupun dari luar maka kemungkinan besar akan berpengaruh pada proses pembelajaran dan hasil pembelajaran serta akan tercapainya tujuan dari pembelajaran sebagaimana semestinya. Terdapat beberapa cara mengajar tentang kemampuan teknik dasar bola tangan tersebut


(16)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mungkin salah satunya adalah dengan penerapan pembelajaran permainan, pembelajaran melalui permainan terdapat dalam teori tentang Teaching Games

For Understanding (TGFU).

Pendekatan Teaching Games For Understanding (TGFU) ini lebih menekankan pada pendekatan taktik tanpa memperdulikan teknik yang digunakan, hal ini akan memicu siswa untuk memunculkan kreatifitasnya pada saat bermain, kecepatan pengambilan keputusan dalam bermain dan menekankan berbagai macam variasi bermain, maka pembelajaran akan lebih dinamis dan sesuai dengan tahap perkembangan anak serta memicu perubahan paradigma pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan jasmani sehingga tujuan pendidikan jasmani yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai sebagaimana semestinya.

Seperti yang dikemukakan Bunker dan Thorpe (1982) dan oleh Metzler (2000) yang dikutip oleh Ridwanna (2011, hlm. 4), “Teaching Games For

Understanding (TGFU) adalah sebuah model instruksi yang berfokus pada

pengembangan kemampuan pelajar-pelajarnya untuk memainkan permainan.” Model Teaching Games For Understanding (TGFU) memberikan suatu alternatif kepada siswa untuk mempelajari keterampilan teknik dalam situasi bermain atau situasi sesungguhnya. Sehingga siswa dapat menunjukan bentuk permainan dan siswa dapat mengambil keputusan, apa yang harus dilakukannya dan bagaimana cara melakukannya.

Permainan merupakan aspek dari model pembelajaran Teaching Games

For Understanding (TGFU) dan permainan itu juga merupakan salah satu

bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani, menurut Car (1991, dalam Yudi 2003, hlm. 4) “Permainan adalah suatu daya kehidupan yang vital. Keriangan, kelincahan, relaksasi dan harmonisasi, memudahkan timbulnya inspirasi. Pengalaman-pengalaman permainan membuat seseorang bergembira dan


(17)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bergairah.” Permainan yang menarik dan mudah dipahami maka siswa akan tergugah semangatnya dan termotivasi untuk melakukan kegiatan dan melupakan rasa lelah. Rasa senang yang timbul pada siswa inilah yang akan menjadi modal penting dalam menimbulkan situasi yang kondusif untuk melakukan pendidikan, namun rasa senang itu akan makin terpenuhi apabila semua siswa melakukan dengan bersungguh-sungguh.

Secara pedagogis, permainan dapat memberikan tantangan pada anak dan sekaligus menghambat kebosanan sehingga anak akan tetap aktif mengikuti pembelajaran. Permainan dibentuk untuk merangsang motivasi siswa melakukan kegiatan dan mempelajari teknik dasar yang ada pada permainan bola tangan dengan serius tetapi penuh dengan kegembiraan. Oleh sebab itu, permainan mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan dari pendidikan jasmani itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas dan hasil observasi Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 15 Bandung, bahwa masih banyak guru pendidikan jasmani di Indonesia yang belum mengenal model pembelajaran Teaching Game For Understanding (TGFU) terutama dalam pembelajaran permainan bola tangan, ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan guru pendidikan jasmani terhadap model-model pembelajaran yang berkembang di Indonesia. Selama pengamatan waktu melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 15 Bandung, terdapat guru pendidikan jasmani masih menggunakan metode tradisional yang menekankan siswa untuk menguasi teknik dasar secara mahir baru diterapkan dalam permainan yang sesungguhnya dan ini sangat membosankan bagi siswa yang kemampuan motoriknya kurang bagus, serta tujuan dan hasil dari pembelajaranpun tidak akan pernah tercapai.


(18)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran bola tangan di SMPN 15 Bandung dalam suatu karya

ilmiah tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Game For

Understanding (TGFU) Terhadap Motivasi Belajar dan Teknik Dasar Passing

Dalam Pembelajaran Bola Tangan di SMPN 15 Bandung” B.Rumusan Masalah

Salah satu langkah untuk merangsang dan mengembangkan kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan permainan bola tangan yaitu dengan adanya pola pendekatan dan pembelajaran yang sesuai, maka siap dan tidaknya guru menerapkan model pendekatan yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik siswa. Akan tetapi yang harus diingat, dalam hal ini hendaknya melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial, sehingga materi permainan bola tangan yang disampaikan mendapatkan sentuhan didaktik-metodik yang nantinya siswa diharapkan termotivasi untuk mempelajari setiap teknik dasar permainan bola tangan yang diberikan, guna mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Pengaruh model Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap motivasi belajar?

2. Pengaruh model Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap teknik dasar passing dalam pembelajaran bola tangan?

3. Adakah korelasi antara motivasi belajar dengan penguasaan teknik dasar

passing dalam pembelajaran bola tangan?


(19)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian merupakan hal yang harus dipegang oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian, sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011, hlm. 4) menyatakan bahwa: “Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis.” Berdasarkan uraian latar belakang penelitian dan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap motivasi belajar dan teknik dasar passing dalam pembelajaran bola tangan pada siswa SMP Negeri 15 Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Secara Teoritis

Dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi lembaga pendidikan khususnya sekolah ataupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, para pembaca dan pengamat olahraga mengenai pengaruh model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap motivasi belajar dan teknik dasar passing dalam pembelajaran bola tangan. Sebagai pertimbangan guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan pembelajaran bola tangan

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menarik minat dan memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran bola tangan.

Memberikan sumbangan pemikiran yang bisa dijadikan tambahan referensi bagi pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.


(20)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam skripsi ini meliputi : BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian BAB III Metode Penelitan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-Lampiran


(21)

40 Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung 2 Subyek Penelitian

2.1 Populasi

Untuk memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian, maka diperlukan adanya suatu data dan informasi dari obyek yang diteliti. Dan obyek penelitian itu adalah populasi, dari populasi ini peneliti akan mendapatkan sebuah data dan informasi. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 80)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah sekumpulan obyek yang akan diteliti, yang berlandaskan kesamaan sifat dan karakteristik sehingga dapat diperoleh data yang berfungsi untuk penarikan sebuah kesimpulan. Dan populasi yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung yang berjumlah 228 siswa.

2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasi penelitian sampel.


(22)

41 Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pendapat diatas adapun sampel dalam penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan sampling purposif dikenal juga sebagai sampling


(23)

pertimbangan seorang ahli yang mengenal populasi dan masalah di lokasi penelitian (Sudjana, 1975, hlm. 168), maka ditetapkan oleh peneliti yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian 1 Desain Penelitian

Pemilihan desain pada penelitian eksperimen haruslah tepat dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan variable yang terkandung dalam penelitian dan hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design, desain ini hampir mirip dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. juga merupakan hasil dari hipotesis dalam penelitian ini. Pada desain Nonequivalent

Control Group Design merupakan desain yang membandingkan tes awal dan

tes akhir. Adapun bentuk desain untuk model ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011, hlm. 79)

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Treatment/ Perlakuan Posttest

Eksperimen A1 X A2

Kontrol B1 _ B2

Keterangan :

A1: Pretest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen

A2: Posttest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen

X : Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu Model Pembelajaran Teching Game for Understanding (TGFU)

B1: Pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol


(24)

2. Langkah – langkah Penelitian

Agar tujuan dari penelitian dapat tercapai maka ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahapir. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan.

a. Identifikasi masalah penelitian yang berhubungan dengan pemneblajaran olahraga di SMP, meliputi kajian teoritis, perumusan masalah, dan metode pemecahan masalah.

b. Melakukan observasi tempat penelitian kemudian menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dari kelas tersebut.

c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. d. Membuat instrumen penelitian berupa tes.

e. Mengurus perizinan terkait, demi kelancaran pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan di sekolah yang bersangkutan.

f. Melakukan uji coba instrumen tes. 2. Tahap pelaksanaan

a. Memberikan tes-awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum terjadi pembelajaran.

b. Melaksanakan pembelajaran bola tangan dengan model pembelajaran

Teching Game for Understanding (TGFU) pada kelas eksperimen dan

model pembelajaran tradisional kelas kontrol.

c. Memberikan tes-akhir pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol di akhir pada akhir pertemuan.

3. Tahap Akhir.

a. Mengelola dan menganalisis hasil data yang diperoleh berupa data kuantitaif (tes-awal dan tes-akhir)dari masing-masing kelas.

b. Membuat kesimpulan berdasarkan semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian .

Secara keseluruhan diagram alur pada penelitian ini dapat dapat digambarkan sebagai berikut :


(25)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk menyelesaikan sebuah

Identifikasi Masalah

Pemilihan Sampel

Pelaksanaan Penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

(TGFU)

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Tradisional

Analisis dan intraprestasi data

Menarik kesimpulan

Membuat laporan

Tes Akhir Menyusun Instrumen

Uji coba Instrumen

Tes Akhir

Tes awal keterampilan passing (kelas kontrol)

Tes awal keterampilan passing dan motivasi belajar siswa (kelas


(26)

penelitian. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 2) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Artinya melalui penggunaan metode serta pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan membantu jalannya sebuah penelitian. Beranjak dari sebuah permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design. Muhammad Ali (1993, hlm. 140) menjelaskan bahwa :

Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Perbedannya terletak pada penggunan subyek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan subyek yang sudah ada.

Jadi metode kuasi eksperimen ini dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada, yaitu untuk memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol secara sengaja oleh peneliti. Karena biasanya dalam situasi sekolah pelajaran tidak biasa diganggu-gugat atau kelas dikondisikan untuk kebutuhan dalam penelitian. penggunanan metode kuasi eksperimen ini didasarkan atas pertimbangan digunakan agar dalam pelaksanaan penelitian ini pembelajaran berjalan secara alami, dan siswa tidak merasa dieksperimenkan. Karena Sehingga dengan situasi yang demikian dapat diharapkan mendapat memberikan kontribusi tingkat kevalidan penelitian.

Dalam mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa metode eksperimen adalah jenis metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari pengaruh akan variabel-variabelnya. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU) terhadap motivasi belajar dan teknik dasar passing dalam pembelajaran bola tangan.


(27)

D. Definisi Operasional

1. Teaching Games For Understanding (TGFU)

Suatu pola atau model pendekatan yang menekankan pada pendekatan taktik bermain tanpa memperdulikan teknik yang digunakan di dalam pembelajaran. hal ini akan memicu siswa untuk memunculkan kreativitasnya pada saat bermain, kecepatan pengambilan keputusan, dan tujuan dari pembelajaran akan tercapai sebagaimana semestinya.

2. Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya untuk menggerakan dalam diri siswa yang mengakibatkan kegiatan belajar untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan oleh subyek belajar bisa tercapai

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis yang harus dilakukan baik oleh peserta didik dan pendidik melaui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi sehingga dapat memberikan kontribusi untuk membangun sumber daya manusia dalam rangka membangun negeri, khususnya di dunia pendidikan dan memajukan dunia pendidikan

4. Bola tangan

Bola tangan adalah permainan yang dimainkan sercara beregu dengan menggunakan bola sebagai alatnya, dan cara memainkannya bisa menggunakan satu atau dua tangan. Boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakkan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

5. Metode Nonequivalent Control Group Design

Metode Nonequivalent Control Group Design hampir sama dengan metode “True eksperimental design” yaitu peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhinya jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan peneliti) dapat


(28)

menjadi tinggi, namun ciri dalam desain Nonequivalent Control Group

Design adalah adanya variabel kontrol dan sampelnya tidak menggunakan

penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada.

E. Instrumen Penelitian

Tercapai tidaknya tujuan penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan pengujian hipotesis.

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur motivasi belajar dan tes untuk mengukur keterampilan

passing pada pembelajaran bola tangan.

1. Angket

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan dapat diketahui melalui angket. Ada beberapa alasan peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data dengan beberapa alasan sebagai berikut:

1. Angket dapat digunakan untuk memperoleh data dari jumlah responden besar yang dijadikan sampel.

2. Angket merupakan alat pengumpulan data yang relative lebih efisien, baik ditinjau dari segi waktu, biaya, maupun tenaga.

3. Informasi atau data yang terkumpul lebih mudah.

4. Responden dapat menjawab lebih leluasa dalam pengisian angket karena tanpa dipengaruhi oleh sesuatu yang mengikat, sehingga jawabannya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam menyusun butir-butir pertanyaan peneliti berpatokan kepada prinsip penyusunan butir-butir pertanyaan angket. Dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan itu peneliti berpedoman pada Uma Sekaran (1992) yang dikemukakan Sugiyono (2011, hlm. 142), mengemukakan beberapa prinsip dalam penelitian angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu :


(29)

1) Isi dan tujuan pertanyaan 2) Bahasa yang digunakan 3) Tipe dan bentuk pertanyaan 4) Pertanyaan tidak mendua

5) Tidak menanyakan yang sudah lupa 6) Pertanyaan tidak menggiring

7) Panjang pertanyaan 8) Urutan pertanyaan 9) Prinsip pengukuran 10)Penampilan fisik angket

Variabel yang diukur dalam penelitian ini salah satunya adalah motivasi belajar, maka instrumen yang digunakan adalah tes motivasi belajar yang dikembangkan oleh peneliti sendiri. Sebelum menyusun butir-butir pernyataan yang akan di berikan kepada responden dalam bentuk angket peneliti membuat kisi-kisi tentang instrumen, yaitu kisi-kisi motivasi belajar.

Kisi-kisi motivasi belajar tersebut disesuaikan dengan indikator motivasi belajar Hamzah Uno (2011, hlm. 23), kemudian dikembangkan oleh peneliti menjadi dua yaitu dorongan intrinsik dan ekstrinsik motivasi belajar.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Bola Tangan

Variabel Sub

Variabel Indikator

Nomor Soal + - Motivasi Belajar Siswa (Variabel X) Motivasi Instrinsik

Hasrat dan keinginan berhasil 1,40,14,

19,13

9,28,10,11 ,20

Dorongan dan kebutuhan belajar 16,12,8,2

2

21,4,18,17

Harapan dan cita-cita masa depan

7, 43, 25 23,2,41,29 ,46

Motivasi Ekstrinsik

Penghargaan dalam belajar 26,32,

6,42

30,38, 34,44

Kegiatan yang menarik dalam belajar

15,33, 31 36,27, 37

Lingkungan belajar yang kondusif


(30)

Setelah kisi-kisi dibuat dan indikator-indikator dirumuskan selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Butir-butir pernyataan tersebut dengan kemungkinan jawaban yang telah tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, peneliti menggunakan skala likert. Skala likert, menurut Sugiyono (2011, hlm. 103) bahwa:

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Untuk kategori uraian tentang alternatif jawaban dalam angket peneliti menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:

Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu sangat setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat tidak Setuju (STS) = 1. Kategori setiap pernyataan negatif, yaitu sangat setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Ragu-ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, Sangat tidak Setuju (STS) = 5.

Kategori tersebut disusun untuk memberikan skor terhadap jawaban yang diberikan responden, sehingga melalui skor-skor tersebut dapat disusun dan ditetapkan suatu penilaian mengenai pengaruh model pembelajaran Teaching

Games For Understanding (TGFU) terhadap motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran bola tangan. Mengenai kategori penilaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2


(31)

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

2. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest digunakan untuk melihat keterampilan siswa sebelum menerima pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran dari peneliti, sedangkan posttest digunakan untuk melihat keterampilan siswa setelah menerima yang mengunakan model pembelajaran dari peneliti.

Berkaitan dengan penelitian ini maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada tes chest pass dan javeline pass bola tangan menurut Nurhasan dalam Herdayanto (2011, hlm. 54) yang memiliki tingkat validitas untuk keterampilan chest pass sebesar 0,86 dan untuk keterampilan

javeline pass sebesar 0,94.

Adapun prosedur pelaksanaan tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Tes

a. Untuk mencari normalitas, homogenitas, uji t dalam tes keterampilan

passing dan menentukan korelasi antara motivasi belajar dengan

penguasaan teknik dasar passing dalam pembelajaran bola tangan. 2. Materi Tes

a. Tes keterampilan chest pass. b. Tes Keterampilan javelline pass. 3. Petunjuk Pelaksanaan

a. Melakukan passing dengan teknik chest pass 5x berturut-turut dari jarak 6m untuk putra dan 5m untuk putri.

b. Melakukan passing dengan teknik javelline pass 5x berturut-turut dari jarak 10m untuk putra dan 9m untuk putri.

4. PelaksanaanTes


(32)

b. Pelaksanaan tes dilakukan dengan metode sirkuit, yaitu dengan membagi 2 item tes itu sendiri.

Tes 1 = chest pass Tes 2 = javelline pass

Catatan : A = Tes 1, B = Tes 2. Setelah tes pertama selesai, maka A = Tes 2, B = Tes1, begitupun selanjutnya, bergantian kembali.

1) Petunjuk Tes

Skor yang diperoleh dari siswa yang melakukan chest pass dan javelline

pass sebanyak lima kali. Skor yang diperoleh berupa jumlah angka keseluruhan

sesuai dengan jumlah bola yang mengenai sasaran dan cara melakukannya. 2) Kegiatan pendahuluan, berbaris, berdoa,

a. Pemanasan, dilakukan dengan metode statis dan dinamis. b. Memberikan motivasi.

c. Menjelaskan tujuan penelitian. 3) Kegiatan Inti

Testeer menjelaskan dan mendemonstrasikan tata cara pelaksanan tes sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan.

Pelaksanaan tes passing/melempar bola yang dijelaskan oleh Nurhasan (2007, hlm. 254) adalah sebagai berikut :

a. Testee melakukan 5x lemparan/ passing

b. Testee berdiri dibelakang garis batas lemparan, bola dipegang di depan dada untuk tes chest pass dan bola dipegang di atas bahu untuk tes javelline pass.

c. Setelah ada aba-aba (“siap” dan “ya”), testee harus melemparkan bola ke target/ sasaran, secepat mungkin.

Penilaian :

Penilaian dilakukan oleh tester dengan dibantu oleh assistennya sesuai dengan kriteria penilaian yang ada dalam format penilaian.

Skor dan ketepatan melempar/ passing

a. Lemparan/ passing dianggap berhasil bila bola secara langsung mengenai sasaran.


(33)

b. Bila bola mengenai sasaran pada bagian garis antara/ batas 2 skor, maka diambil skor yang lebih besar.

Lemparan/ passing dianggap gagal bila : a. Testee melempar mendahului aba-aba

b. Testee menginjak/ melewati garis batas lemparan pada waktu melempar

Tes Chest Pass

7m Putri 6m

Putra

Gambar 3.2 Tes Chest Pass

Tes Javellin Pass

12 m Putri 10 m Putra

Gambar 3.3 Tes Javellin Pas

Target dan

Sasaran

Target dan

Sasaran


(34)

1. Pelaksanaan Penelitian.

Pelaksanaan dilakukan selama satu setengah bulan, agar program pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka peneliti mengambil langkah-langkah :

1) Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

2) Membuat rumusan program-program pembelajaran 3) Menjabarkan program-program pembelajaran 4) Melaksanakan program pembelajaran 5) Mengoreksi program pembelajaran

6) Mengevaluasi dan mengontrol, apakah program pembelajaran yang dilaksanakan sudah berhasil atau belum sesuai dengan tujuan

Peneliti melakukan penelitian selama satu setengah bulan, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Juliantine dkk dalam modul teori latihan (2007, hlm.

265), ”Suatu latihan tidak harus dilakukan dalam waktu lama, latihan dalam waktu pendek tetapi intensitas latihannya mencapai 60% s.d 80% akan lebih

bermanfaat”. Pelaksanaan pembelajaran dalam peneilitian ini 3 kali dalam

seminggu, hal ini berdasarkan pada pendapat Juliantine dkk (2007, hlm. 65),

Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan adalah intensitas latihan harus mencapai batas minimal (training zone), beban latihan harus meningkat, dan latihan sebaiknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu.

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut : 1. Tempat : Lapangan Olahraga SMPN 15 Bandung 2. Waktu : Mulai 3 Maret – 1 April 2014

3. Lama pembelajaran : 2x40 menit

Penelitian ini dilaksanakan tiga kali seminggu setiap hari Selasa pukul 09.40 WIB, Kamis pukul 14.00-15.20 WIB, dan Sabtu pukul 08.20-09.40 WIB. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 80 menit, dengan


(35)

pengaturan waktu sebagai berikut 10 menit untuk pemanasan, 60 menit pembelajaran inti dan 10 menit untuk pendinginan.

1) Pemanasan

Pemanasan diberikan pada sisiwa secukupnya dengan tujuan untuk memeprsiapkan fisik siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting untuk menggerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami,dan menimbulkan cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian (Nurhasan, 2007, hlm. 76).

Pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan dari kepala sampai kaki. Selanjutnya lari keliling lapangan dan diakhiri peregangan dinamis, yang meliputi gerakan memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.

2) Pembelajaran Inti

Pembelajaran inti dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran, program latihan diberikan sesuai jadwal latihan. Setiap kelompok belajar

passing dalam permainan bola tangan. Kelompok eksperimen balajar

dengan menggunakan model pembelajaran Teaching Games For

Understanding (TGFU) sedangkan kelompok kontrol belajar dengan

model pembelajaran tradisional. 3) Penutup

Setelah melakukan kegiatan belajar menagajar, siswa diintruksikan untuk melakukan pendinginan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 10 menit. Guru memberikan umpan balik dengan cara mengumpulkan siswa kemudian secara bersama-sama mengoreksi keseluruhan jalannya pembelajaran. Kesan dan pesan untuk membangkitkan motivasi, presensi dan berdoa.


(36)

F. Uji Coba Instrumen 1. Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan realibilitas dari setiap butir pertanyaan dan pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap siswa kelas VIII-B SMPN 15 Bandung pada tanggal 24 Februari 2014. Angket tersebut diberikan kepada siswa yang bukan sampel penelitian sebanyak 36 orang. Dalam buku

Introduction to Classical and Modern Test Theory, Schmidt dkk (1976, hlm.

225) mengemukakan bahwa :

If sample size are between 30 and 50, a predictor that has and acceptable

validity level in the population is likely to have acceptable validity levels in the sample only 25% to 35% of the time. Thes researchers suggest that sample of 200 or more my beneed to reflect validity level of population

data acuurately at leas 90% of the time.”

“Maksud dari kata-kata tersebut adalah jika ukuran populasi berukuran 200 atau lebih maka ukuran yang digunakan 25% sampai 35% yakni sampel yang digunakan antara 30 dan 50 untuk menghitung validitas.” Sebelum para testee mengisi angket tersebut, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan uji coba angket ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan kisi-kisi angket

2. Penyusunan butir-butir soal angket 3. Pengurusan perizinan untuk penelitian 4. Penyebaran angket

5. Pengumpulan angket

6. Penskoran untuk uji validitas dan realibilitas angket

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan


(37)

t-tabel maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil uji validitas butir angket yang peneliti lakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

Data Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Bola Tangan

No Soal t hitung t tabel Keterangan

Item 1 1,77 1,70 Valid

Item 2 2,57 1,70 Valid

Item 3 4,15 1,70 Valid

Item 4 2,61 1,70 Valid

Item 5 5,16 1,70 Valid

Item 6 0,98 1,70 Tidak Valid

Item 7 1,47 1,70 Tidak Valid

Item 8 3,61 1,70 Valid

Item 9 3,02 1,70 Valid

Item 10 1,69 1,70 Tidak valid

Item 11 6,80 1,70 Valid

Item 12 2,56 1,70 Valid

Item 13 -0,52 1,70 Tidak Valid

Item 14 0,98 1,70 Tidak Valid

Item 15 2,10 1,70 Valid

Item 16 4,31 1,70 Valid

Item 17 2,92 1,70 Valid

Item 18 3,37 1,70 Valid

Item 19 2,66 1,70 Valid

Item 20 0,73 1,70 Tidak Valid


(38)

Item 22 0,83 1,70 Tidak Valid

Item 23 1,96 1,70 Valid

Item 24 0,07 1,70 Tidak Valid

Item 25 2,31 1,70 Valid

Item 26 3,86 1,70 Valid

Item 27 3,97 1,70 Valid

Item 28 1,13 1,70 Tidak Valid

Item 29 5,70 1,70 Valid

Item 30 -1,13 1,70 Tidak Valid

Item 31 3,94 1,70 Valid

Item 32 2,23 1,70 Valid

Item 33 4,03 1,70 Valid

Item 34 1,74 1,70 Valid

Item 35 6,97 1,70 Valid

Item 36 2,90 1,70 Valid

Item 37 3,20 1,70 Valid

Item 38 1,95 1,70 Valid

Item 39 2,59 1,70 Valid

Item 40 4,30 1,70 Valid

Item 41 2,54 1,70 Valid

Item 42 3,81 1,70 Valid

Item 43 6,94 1,70 Valid

Item 44 3,25 1,70 Valid

Item 45 2,19 1,70 Valid

Item 46 3,91 1,70 Valid

Contoh Perhitungan Validitas Item No 35 : = √ ∑ ∑ ∑ ∑


(39)

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung = 6,81

Setelah diperoleh t-hitung = 6,81 selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel. Harga t-tabel pada taraf kepercayaan 95% untuk 36 responden dengan dk = 36-2 = 34 yaitu sebesar 1,70. Karena t-hitung > t-tabel maka item no 35 dinyatakan valid. Begitupun perhitungan validitas untuk item soal yang lain dapat diperoleh dengan cara yang sama.

Berdasarkan tabel diatas, pengujian validitas terhadap 46 item pertanyaan dalam angket untuk variabel motivasi belajar siswa. Menunjukan 36 item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.


(40)

Metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas seluruh butir soal dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Split-Half. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi product moment yaitu dengan mengkorelasikan perolehan skor antara setengah nomor awal dengan setengah nomor akhir (Crocker, 1986, hlm. 136). Rumus yang digunakan adalah:

= √ ∑ ∑ ∑ ∑

=

=

=

=

= = 0,66

Setelah diperoleh koefisian korelasi berdasarkan butir tes setengah nomor awal dengan setengah nomor akhir, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

(Crocker, 1986, hlm. 136)

Keterangan : =Reliabilitas internal seluruh instrumen

= Korelasi product momen antara butir tes setengah nomor awal dengan setengah nomor akhir ( )

=


(41)

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi yang dikemukakan oleh Guilford dalam Suherman dan Kusumah (1990, hlm. 151) yang dijelaskan dalam tabel.

Tabel 3.5

Klasifikasi Reliabilitas Soal

Koefisian Korelasi Interpretasi

0.80 - 1.00 Sangat Tinggi

0.60 - 0.799 Tinggi

0.40 - 0.599 Cukup

0.20 - 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

Berdasarkan nilai koefisian reliabilitas tes, maka didapat nilai reliabilitas sebesar 0,80 dengan kriteria sangat tinggi.

2. Tes Passing

Analisis dalam penelitian dimaksudkan untuk menguji instrument yang dibuat oleh peneliti, apakah instrument yang dibuat itu layak untuk dipakai atau tidak di tes chest pass dan javeline pass di pembelajaran bola tangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jarak yang berbeda antara putra dengan putri yang menjadi sampel dalam penelitian ini..

Oleh sebab itu, instrument yang mengacu kepada tes chest pass dan

javeline pass bola tangan menurut Nurhasan dalam Herdayanto (2011, hlm. 54)

dengan tingkat validitas untuk keterampilan chest pass sebesar 0,86 dan untuk keterampilan javeline pass sebesar 0,94 perlu diuji cobakan, diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan serta kepentingan penelitian.

Pada tes keterampilan chest pass untuk putra berjarak 7m dan putri 6m dan

tes javeline pass 12m untuk putra dan 10m untuk putri. Uji coba dilakukan

pada kelas yang bukan sampel penelitian yakni kelas VIII C, dilaksanakan dua kali tes yaitu pada tanggal 15 Januari dan 22 Januari, akan tetapi jarak ini


(42)

terlampau jauh sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengenai target karena instrument tidak valid dan tidak reliabel, disajikan dalam tabel:

Tabel 3.6

Hasil Validitas dan Reliabilitas Tes Passing No Jenis Tes Tingkat

Validitas T hitung Tingkat Realibilitas T hitung T

tabel Ket

1 Chest Pass

Putra

(10 m) 0,276

(rendah) 1,67

-0,38 (tidak reliabel)

0 1,7

Invalid dan tidak

reliabel Putri

(9 m)

2 Javelin Pass

Putra (12 m)

0,267

(rendah) 1,62

-0,643 (tidak reliabel)

0 1,7

Invalid dan tidak

reliabel Putri

(10 m)

Berikut ini adalah hasil perhitungan validitas tes javeline pass dan chest pass dengan rumus :

= √ ∑ ∑ ∑ ∑

N : Jumlah responden uji coba X : skor tiap item

Y : Skor total item rxy : koefisien validitas Perhitungan tes javeline pass

=

=

=


(43)

= = 0,267

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung = 1,62

Setelah itu lakukan perhitungan dengan cara yang serupa untuk chest pass, maka diperoleh t-hitung dari tes javeline pass = 1,62 dan tes chest pass = 1,67 selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel. Harga t tabel pada taraf kepercayaan 95% untuk 36 responden dengan dk = 36-2 = 34 yaitu sebesar 1,70. Karena t

hitung < t-tabel maka instrument yang dibuat oleh peneliti dinyatakan invalid

atau tidak valid.

Perhitungan reliabilitas tes javeline pass untuk putra: 12m, putri: 10m dan

tes chest pass untuk putra : 10m, putri: 9m.

Perhitungan reliabilitas tes javeline pass: = √ ∑ ∑ ∑ ∑

=

=

=


(44)

= = -0,38

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √

t-hitung = 0, karena r negatif

Setelah diperoleh t-hitung dari tes javeline pass = 0 selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel. Harga t-tabel pada taraf kepercayaan 95% untuk putra 36 responden dengan dk = 36-2 = 34 yaitu sebesar 1,70. Karena t hitung < t-tabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Instrumen yang dibuat peneliti tidak valid dan tidak reliabel dilakukan ditingkat siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), hal ini telah dibuktikan oleh peneliti pada uji coba instrumen tanpa rekomendasi pembimbing, setelah mendapat rekomendasi dari pembimbing (ahli dalam bola tangan) maka instrumen tes diubah menjadi: untuk test chest pass putra dengan jarak 5m dan putri 4m, sedangkan untuk tes javeline pass putra dengan jarak 10m dan putri 8m.

Tes Chest Pass (diperbaiki)

5m Putri 4m

Putra

Gambar 3.4 Tes Chest Pass

Target dan

Sasaran


(45)

Tes Javellin Pass (diperbaiki)

10 m Putri 8 m Putra

Gambar 3.5 Tes Javellin Pas

Langkah-langkah dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan tes passing javeline pass untuk putra berjarak 10m, putra 9m sedangkan tes passing chest pass untuk untuk putra berjarak 6m, putri 5m dan memberi angka di setiap sikap pada saat melakukan gerakan

passing. Uji coba instrument yang direvisi dilakukan pada kelas VIII B yakni

pada tangal 3 Februari dan 24 Februari. 2.1Memberi Nilai

Dalam memberi nilai pada passing dalam pembelajaran bola tangan ketika pretest dan posttest yaitu berdasarkan hasil dari lembar nilai sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Penilaian Chest Pass (operan dada) No Nama

Siswa

Sikap Awalan

Sikap lanjutan

Sikap akhir

Point Jumlah 1

2 Dst

Skor Maksimal 40

Target dan

Sasaran


(46)

Kriteria Penilaian:

1) Sikap Awal.

5 : Bola dipegang dengan dua tangan dan ditempatkan tepat sekali di depan dada serta siku di bengkokkan dan agak terbuka di samping badan. 4 : Bola dipegang dengan dua tangan dan ditempatkan tepat di depan dada

serta siku di bengkokkan dan agak terbuka di samping badan.

3 : Bola dipegang dengan dua tangan dan ditempatkan cukup tepat di depan dada serta siku di bengkokkan dan agak terbuka di samping badan. 2 : Bola dipegang dengan dua tangan dan ditempatkan kurang tepat di depan

dada serta siku di bengkokkan dan agak terbuka di samping badan. 1 : Bola dipegang dengan dua tangan dan ditempatkan kurang tepat sekali di

depan dada serta siku di bengkokkan dan agak terbuka di samping badan.

2) Sikap Lanjutan.

5 : Operan dilakukan dengan cara mendorong bola ke depan sampai posisi tangan tepat sekali lurus dan bola lepas dari kedua tangan.

4 : Operan dilakukan dengan cara mendorong bola ke depan sampai posisi tangan tepat lurus dan bola lepas dari kedua tangan.

3 : Operan dilakukan dengan cara mendorong bola ke depan dengan posisi tangan cukup lurus dan bola lepas dari kedua tangan.

2 : Operan dilakukan dengan cara mendorong bola ke depan dengan posisi tangan kurang lurus dan bola lepas dari kedua tangan.

1 : Operan dilakukan dengan cara mendorong bola ke depan dengan posisi tangan kurang lurus sekali dan bola lepas dari kedua tangan.

3)Sikap Akhir.

5 : Kedua telapak tangan tepat sekali menghadap ke samping dan jari-jari menunjuk kearah sasaran.

4 : Kedua telapak tangan tepat menghadap ke samping dan jari-jari menunjuk kearah sasaran.


(47)

3 : Kedua telapak tangan cukup tepat menghadap ke samping dan jari-jari menunjuk kearah sasaran.

2 : Kedua telapak tangan kurang tepat menghadap ke samping dan jari-jari menunjuk ke arah sasaran.

1 : Kedua telapak tangan kurang tepat sekali menghadap ke samping dan jari-jari menunjuk ke arah sasaran.

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Javeline Pass (Operan dengan satu tangan dari atas bahu ) No Nama Siswa Sikap

Awalan

Sikap lanjutan

Sikap akhir

Point Jumlah

1 2 Dst

Skor Maksimal 40

Kriteria Penilaian:

1) Sikap Awal.

5 : Bola dipegang oleh salah satu tangan dan bagian telapak tangan yang memegang bola posisinya harus tepat sekali berada di belakang bola dan ditarik kearah belakang bahu.

4 : Bola dipegang oleh salah satu tangan dan bagian telapak tangan yang memegang bola posisinya tepat berada di belakang bola dan ditarik kearah belakang bahu.

3 : Bola dipegang oleh salah satu tangan dan bagian telapak tangan yang memegang bola posisinya cukup tepat berada di belakang bola dan ditarik kearah belakang bahu.

2 : Bola dipegang oleh salah satu tangan dan bagian telapak tangan yang memegang bola posisinya kurang tepat berada di belakang bola dan ditarik kearah belakang bahu.


(48)

1 : Bola dipegang oleh salah satu tangan dan bagian telapak tangan yang memegang bola posisinya kurang tepat sekali berada di belakang bola dan ditarik kearah belakang bahu.

2) Sikap Lanjutan.

5 : Pandangan kesasaran, ayunkan lengan yang memegang bola secara tepat sekali serta diakhiri dengan gerakan lecutan pergelangan tangan.

4 : Pandangan kesasaran, ayunkan lengan yang memegang bola secara tepat serta diakhiri dengan gerakan lecutan pergelangan tangan.

3 : Pandangan kesasaran, ayunkan lengan yang memegang bola secara cukup tepat serta diakhiri dengan gerakan lecutan pergelangan tangan. 2 : Pandangan kesasaran, ayunkan lengan yang memegang bola secara

kurang tepat serta diakhiri tidak dengan gerakan lecutan pergelangan tangan.

1 : Pandangan tidak kesasaran, dan ayunan lengan yang memegang bola secara kurang tepat serta diakhiri tidak dengan gerakan lecutan pergelangan tangan.

3) Sikap Akhir.

5 : Jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap tepat sekali kea rah sasaran.

4 : Jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap tepat kearah sasaran.

3 : Jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap cukup tepat kearah sasaran

2 : Jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap kurang tepat kearah sasaran.

1 : Jari-jari tangan dari lengan yang melakukan lemparan menghadap kurang tepat kearah sasaran

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan


(49)

pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen tes diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Validitas dan Reliabilitas Tes Passing No Jenis Tes Tingkat

Validitas T hitung Tingkat Realibilitas T hitung T

tabel Ket

1 Chest Pass

Putra

(6 m) 0,93 (Sangat

Tinggi)

14,75

0,50

(Sedang) 2,00 1,78 Valid dan Reliabel Putri

(5 m)

0,51

(Sedang) 2,51 1,73

2 Javelin Pass Putra (10 m) 0,99 (Sangat Tinggi) 40,92 0,57

(Sedang) 2,40 1,78

Valid dan Reliabel Putri (9 m) 0,52

(Sedang) 2,58 1,73

Berikut ini adalah hasil perhitungan validitas tes javeline pass dan chest pass dengan rumus :

= √ ∑ ∑ ∑ ∑

N : Jumlah responden uji coba X : Skor tiap item

Y : Skor total item

:

Koefisien validitas

Perhitungan tes javeline pass

=


(50)

=

=

= = 0,99

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung = √

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung = 40,92

Perhitungan validitas tes chest pass

=

=

=

=

= = 0,93

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √


(51)

t-hitung = √ √

t-hitung = √

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung = 14,75

Setelah diperoleh t-hitung dari tes javeline pass = 57 dan tes chest pass = 14,75 selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel. Harga t tabel pada taraf kepercayaan 95% untuk 36 responden dengan dk = 36-2 = 34 yaitu sebesar 1,70. Karena t-hitung > t-tabel maka instrument yang dibuat oleh peneliti atas rekomendasi pembimbing dinyatakan valid.

Perhitungan reliabilitas tes javeline pass untuk putra: 10m, putri: 9m dan

tes chest pass untuk putra : 6m, putri: 5m.

Perhitungan reliabilitas tes javeline pass putra dengan jarak 10m: = √ ∑ ∑ ∑ ∑

=

=

=

=

= = 0,57

Lalu harga r keberartiannya dengan uji distribusi t sebagai berikut :

t-hitung = √


(52)

t-hitung = √ √

t-hitung = √

t-hitung =

t-hitung =

t-hitung = 2,40

Namun pada tes kedua, terdapat 2 siswi yang tidak dapat mengikuti pelajaran olahraga, sehingga hanya 20 siswi yang bisa diuji reliabilitas tes keterampilan passing javeline pass jarak 9m dan chest pass jarak 5m, dari perhitungan dengan rumus yang sama maka diperoleh hasilnya yaitu tes

javeline pass putra jarak 10m t-hitung Setelah diperoleh t-hitung dari tes

javeline pass putra 10m = 2,40 putri 9m = 2,58 dan tes chest pass putra jarak

6m = 2,00 serta putri jarak 5m = 2,51 selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel. Harga t-tabel pada taraf kepercayaan 95% untuk putra 14 responden dengan dk = 14-2 = 12 yaitu sebesar 1,78 dan 20 responden putri dengan dk = 20-2 = 18 yaitu 1,73. Karena t hitung > t-tabel maka instrumen yang di buat oleh peneliti atas rekomendasi pembimbing dinyatakan reliabel.

G. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data perlu adanya alat atau teknik tertentu, sesuai dengan masalah juga metode penelitiannya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket dan tes.

Angket digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan. Sedangkan tes keterampilan adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan passing pada siswa dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam proses pembelajaran


(53)

Kepada kelas eksperimen pretest diberikan pada siswa untuk mengetahui keterampilan passing pada bola tangan sebelum diberikan perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran Teaching Games For Understanding (TGFU). Sedangkan kepada kelas kontrol pretest diberikan tanpa memberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran, tapi hanya sekadar menjelaskan teori tentang passing pada bola tangan dengan menggunakan pembelajaran tradisional.

H.Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan cara statistika, dengan menggunakan Microsoft excel 2010 untuk mengolah data tersebut.

1. Dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 diperoleh statistik sebagai berikut:

a. Mencari Rata – rata (Mean) ( ̅)

b. Simpangan Baku (Standar Deviasi) (S) c. Varians ( )

d. Jumlah (Sum) (∑X) 2. Menguji normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Cara menguji normalitas data ini dengan menggunakan uji Liliefors, (Abduljabar, 2012:102). Dan langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut

a. Pengamatan X1, X2,…….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………..Zn dengan menggunakan rumus :

Z = ̅

X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.

b. Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian peluang F(Zi) = (P Z≤ Zi)


(1)

74

n = Jumlah hasil

2

r = Hasil penghitungan korelasi dikuadratkan Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Terima (H0) jika –t (1-1/2α) < thitung < t (1-1/2α), dengan dk (n-2)

Dalam hal lain H0 ditolak.


(2)

91 Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai model pembelajaran TGFU terhadap motivasi belajar dan teknik dasar passing dalm pembelajaran bola tangan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini cocok diterapkan dalam pembelajaran bola tangan di SMP Negeri 15 Bandung, hal ini memungkinkan untuk diterapkan pada pembelajaran olahraga permainan lain di tingkat SMP.

B. Saran

Berdasarkan penelitian terdapat beberapa kendala antara lain : waktu penelitian yang disediakan oleh sekolah kurang sesuai karena aturan sekolah, sehingga peneliti memotivasi siswa secara ekstra, kemudian lapangan yang digunakan kurang luas serta buku yang membahas khusus tentang teori pembelajaran TGFU sukar ditemukan

Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti terhadap teknik dassar passing yang lain seperti overhead pass, side pass dll, serta mencari sumber referensi yang lebih akurat atas dasar saran dosen. Pesan peneliti untuk peneliti selanjutnya “lebih ekstra dalam memberikan motivasi kepada siswa supaya mudah dalam menyelesaikan penelitian”


(3)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang (2012). Aplikasi Statitiska Dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI

Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Arikunto. Suharsimi (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke cipta Bahry, Syaiful (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineke Cipta

Crocker, Linda dan James Algina. (1986) Introduction To Classical and Modern Test Theory. Florida : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Djamarah, Syaiful Bahri (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineke Cipta Haris, Ridwan. (1986) Permainan & Peraturan Bola Tangan. Bandung : ADIL Harvey, Stephen.(2006). Effects of Teaching Games for Understanding on Game

Performance and Understanding in Middle School Physical Education. Disertasi, Oregon State University. [Online] Tersedia di https://ir.library.oregonstate.edu/xmlui/handle/1957/3010.htm [Diakses 24 Agustus 2014].

Hendrayana, Yudi. (2003). PembelajaranPermainanDasar. Depdiknas.

Herdayanto, Obi (2011). Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Passing dan Shooting dalam Cabang Olahraga Bola Tangan . Skirpsi Sarjana FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan


(4)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juliantine, Tite dkk (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, Tite dkk (2011). Modei-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani.. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Juliantine, Tite dkk (2007) Teori Latihan. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mahendra, Agus. (2000). Bola Tangan. Jakarta: Depdikbud.

Metzler, Michael. W. (2000). Instructional Models For Physical Education.

Bolton: Allyn and Bacon.

Mulyadi, Andi (2012). Pengaruh Pendekatan TGT dalam Permainan Bola Voli Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Bola Voli

Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahrgaan. Bandung: FPOK UPI

Ridwanna, Syafe’i. (2011). Implementasi Teaching Games For Understanding dalam Pembelajaran Bola Basket di SMAN 2 Garut . Skirpsi Sarjana FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan


(5)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Bandung : FIP UPI

Saputra, Yudha. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. Bandung : FPOK UPI.

Saputra, Yuda dan Husdarta. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Sudjana.(2005). Metoda Statitiska. Bandung : Tarsito

Suherman, Erman dan Yaya Sukjaya Kusumah. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Wijaya Kusumah.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunendar, Febria (2012). Hubungan Antara Motivasi Olahraga dengan

Penguasaan Teknik Dasar Permainan Bola Voli. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung. FPOK UPI.

Uno, Hamzah (2011). Teori motivasi dan pengukurannya, analisis di bidang pendidikan. Jakarta : Bumi Angkasa.


(6)

Mudzakkir Faozi, 2014

Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Undestanding (TGPU) terhadap Motivasi Belajar dan Teknik D asar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/07/definisi-dan-jenis-model-pembelajaran.html


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING DALAM PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SMP NEGERI 30 MEDAN.

0 1 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA.

5 24 31

PENELUSURAN NILAI-NILAI KETERAMPILAN SOSIAL DALAM TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA TANGAN.

0 4 11

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PARTISIPASI DAN BELAJAR SISWADALAM PENDIDIKAN JASMAN.

0 4 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING (TGFU) DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN HOKI.

0 1 50

Pengaruh Model Teaching Games for Understanding (TGfU) dan Model Direct Instruction terhadap Self-esteem dan Keterampilan Bola Voli di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

5 38 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING (TGFU) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VIII A SMP ANGKASA LANUD ADI SUMARMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET - repository UPI T POR 1402192 Title

0 0 4

1 PENGARUH MODEL TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DI SMP

0 0 7