PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KUTABULUH).

(1)

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Kutabuluh)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh : SENTOSA

1204855

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN METODE BRAINSTORMING DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Kutabuluh)

Oleh Sentosa

S.Pd. Universitas Negeri Medan, 2000

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sentosa 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Sentosa, NIM: 1204855. Judul tesis “PENERAPAN METODE BRAINSTORMING

DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Kutabuluh)” Dibimbing oleh, Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd sebagai pembimbing 1 dan Dr. Cecep Darmawan M,Si sebagai pembimbing II.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah lemahnya proses pembelajaran IPS yang mengakibatkan rendahnya kreativitas siswa. Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran awal pembelajaran IPS sebelum penerapan metode brainstorming, bagaimana pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa, bagaimana efektivitas penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa. Masalah tersebut harus segera diselesaikan karena kreativitas belajar merupakan salah satu yang yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran awal, pelaksanaan, efektivitas dan mengatasi kendala kendala yang muncul dalam pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori kreativitas yang dioperasionalkan oleh Parnes yang mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas adalah kelancaran, keluwesan, keaslian, keterperincian dan kepekaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Kutabuluh, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Subjek dari penelitian ini adalah guru IPS dan siswa kelas VIIIA yang berjumlah 36 orang yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan 24 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 13 Nopember 2014. Tindakan dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus terdir i dari tiga pertemuan. Berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui bahwa penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa terjadi peningkatan pada aktifitas guru dan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kreativitas siswa mengalami peningkatan dalam tiap siklus. Kreativitas siswa yaitu berupa perhatian, keberanian dalam mengemukakan ide-ide atau pendapat dan keberanian dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Dengan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa, guru mampu membangkitkan dan meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif, sehingga kreativitas siswa menjadi meningkat.


(5)

ABSTRACT

Sentosa, NIM: 1204855. Thesis title “APPLICATION METHOD BRAINSTORMING IN

SOCIAL STUDIES TO INCREASE STUDENT CREATIVITY (Classroom Action Reseach in SMP Negeri I Kutabuluh)” Supervised by Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd. as a supervisor I and Dr. Cecep Darmawan, M.Si as supervisor II.

This research was motivated by the weakness problem in the learning process of social studies that resulted in students’ low creativities. The issues examined in this study were how the initial overview of social studies learning before the brainstorming method was implemented, how brainstorming method was implemented in the social studies learning to enhance students’ creativities, how the effectiveness of the brainstorming method in the social studies learning to enhance students' creativities and what efforts were made to overcome those obstacles in the implementation of brainstorming method in social studies learning to enhance students' creativities. These problems must be resolved because the creativity of learning is one that must be considered in the process of social studies learning. This study aimed to describe the initial overview, the implementation, the effectiveness and how to overcome the obstacles that arise in the implementation of brainstorming methods in social studies learning to enhance students' creativities. The theory used in this study was the theory of creativity operated by Parnes who said that the characteristics of creativity are fluency, flexibility, originality, and sensitivity of detail. The approach used in this study was a qualitative approach to classroom action research method. This research was conducted at SMP Negeri I Kuta Buluh, Karo Regency, North Sumatra Province. The subjects of this research were a social studies teacher and 36 students of class VIIIA consisting of 12 boys and 24 girls. The study conducted from October 1, 2013 until 13 November 2014. The actions carried out for three cycles. Each cycle consisted of three meetings. Based on the research findings, it was known that the implementation of brainstorming method in social studies learning to enhance students' creativity showed enhancement in the activities of teachers and students in the planning, implementation and evaluation of learning. Creativity of students had increased in each cycle. Creativities of the students were seen in the form of attention, courage in expressing ideas or opinions and courage in asking and answering questions. With the application of the brainstorming method in social studies learning to enhance students' creativity, the teacher was able to generate and increase students’ activeness, so that the creativity of the students were increased.


(6)

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan , Metode, Teknik Pengumpulan Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yakni sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda , (Creswell dalam Wiriaatmadja 2012:8). Menurut Bogdan dan Taylor dalam Meleong, (2005:4) bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Sementara menurut Denzin dan Lincol, (2005:5) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.

Adapun menurut Creswell (2010 :4) pendekatan kualitatif merupakan metode-metode untuk mengesplorasi makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema tema yang umum dan menafsirkan makna data.

Penelitian kualitatif juga bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar (atau keduanya), sehingga tidak menekankan angka dan lebih menekankan pada proses daripada produk. Analisis data dalam kualitatif dilakukan secara induktif. Yang lebih penting dari pada penelitian kualitatif adalah menekankan pada makan (arti) data dibalik yang diamati. Adapun menurut Sudjana (2004:200) Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasakan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya melalui penerapan deskriptif analitik tanpa menggunakan enumerasi dan statistic sebab lebih mengutamakan proses terjadiya suatu perisriwa dan tingkah laku dalam situasi alami. Generalisasi tidak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu dan situasi tertentu.

Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode yang tidak menguji hipotetsis melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan


(7)

variable-variabel yang diteliti. Hal ini bukan berarti pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif merupakan penelitian sampel kecil. B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu Wiriaatmadja (2006:13).

Menurut Kemmis (1983) dalam Wiriaatmadja, mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri replektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu ( termasuk pendidikan ) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: (a) kegiatan praktek social dan pendidikan mereka (b) Pemahaman mereka mengenai kegiatan praktek pendidikan (c) situasi yang memungkinkan terlaksanannya kegiatan praktek ini.

Sedangkan menurut pandangan Hopkins (dalam Wiriaatmadja 2005:11) penelitian tindakan merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Oleh karena itu guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar mengajar sehingga kekurangan tersebut dapat diperbaiki.

Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan prilaku seseorang. Penelitian tindakan kelas menelaah ada tidaknya kemajuan, sementara itu kegiatan proses pembelajaran tetap berjalan. Informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan dan dinilai. Perubahan kemajuan dicermati dari waktu ke waktu atau dari


(8)

pristiwa ke peristiwa. Tujuannya adalah memberikan masukan bagi pengembalian keputuasan praktis dalam situasi konkrit dan validasi teori atau hipotesis yang dihasilkan tidak tergantung hanya pada uji kebenaran ilmiah semata, namun lebih-lebih manfaatnya dalam membantu orang untuk bertindak lebih terampil dan lebih intelitjen dalam menghadapi berbagai permasalahan penelitian.

Adapun yang menjadi karakteristik PTK dan yang membedakannya dengan penelitian yang lain dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:

1. Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.

2. Self-reflective inquiry atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang paling esensial.

3. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi belajar mengajar.

4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.

(Hamzah, dkk 2011:41)

Akhirnya hakekat dari penelitian tindakan kelas adalah suatu usaha berupa tindakan atau intervensi yang dilakukan dengan prosedur terencana dan sistematis untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru di kelas (Depdikbud,1996). Karenanya, seperti juga kata Sudjana dan Ibrahim (1989: 198), penelitian ini lebih menekankan segi proses, bukan hasil dari kegiatan suatu pembelajaran.

C. Teknik pengumpulan data

Proses pengumpulan data adalah keterangan yang berhubungan dengan penelitian, data yang dimaksud berupa data hasil pengamatan, pencatatan atau data yang telah siap untuk disajikan. Untuk memperoleh data maka dibutuhkan beberapa macam metode atau teknik pengumpulan data agar bukti-bukti atau fakta yang diperoleh berfungsi sebagai data yang objektif dan valid.Data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah:

a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan penerapan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS di SMP. Informasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan


(9)

teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara, pedoman wawancara, dan pedoman study dokumentasi.

b. Unjuk kerja guru dalam penerapan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS di SMP. Informasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan datanya melalui teknik observasi dan diskusi balikan dengan alat bantunya pedoman observasi.

c. Hambatan dan kesulitan guru dalam penerapan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS di SMP.

d. Upaya yang dilakukan guru dalam penerapan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS di SMP. Informasi tentang data tersebut bersunber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan siskusi balikan serta wawancara dengan alat bantunya adalah pedoman observasi dan diskusi balikan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang behubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Hamjah dkk, 2011: 90).

Manfaat observasi dalam penelitian akan terwujud apabila masukan balik atau feedback dilakukan dengan cermat yaitu dengan cara:

 Dilakukan dalam waktu 24 jam sesudah kegiatan tindakan dilakukan

 Berdasarkan catatan lapangan yang ditulis dengan sistematis dan cermat

 Berdasarkan data factual

 Data factual ditafsirkan berdasarkan criteria yang telah disetujui

 Penafsiran diberikan pertama kali oleh guru yang diobservasi

 Untuk selanjutnya dirundingkan bersama mitra peneliti lainnya dalam diskusi dua arah

 Menghasilkan strategi selanjutnya dalam siklus berikutnya (Hopkins, 1993:80, dalam Wiriaatmadja 2011:106).


(10)

Peneliti dalam hal ini berusaha untuk objektif dalam mengumpulkan data, tidak mengkritik apalagi menghakimi pola guru mitra yang belum berhasil, tetapi lebih bersifat persuasive dan tetap berpegang pada prinsip bahwa penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode brainstorming diarahkan untuk memperbaiki pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kutabuluh

Tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas adalah pertemuan, perencanaan, dan diskusi balikan. Guru dan peneliti akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya. Tiga fase observasi dapat dilihat dalam bagan dibawah ini:

Gambar: 3.1

Bagan Alur Obesrvasi Kelas

Sumber: Wiriaatmadja (2012:106) 2. Wawancara

Salah satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek penelitian. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan, peasaan, niat dan sebagainya.

Menurut Denzin dalam Geotz dan Le Compe (1984) dalam Wiriaatmadja 2011:117 wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.

Sedangkan menurut Hopkins (1993:125 dalam Wiriatmadja 2011:117) Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut

Diskusi Balikan

Observasi Kelas

Perencanaan


(11)

pandang orang lain. Orang-orang yang diwawancarai adalah beberapa siswa, teman sejawat, kepala sekolah, orang tua siswa dan lain-lain.

Menurut Lincoln dan Guba (Moleong, 2001:135) menjelaskan bahwa maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.

3. Dokumen

Ada beberapa macam dokumen yang dapat membantu kita dalam menumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, misalnya:

 Silabi dan rencana pelajaran

 Laporan diskusi tentang kurikulum

 Berbagai macam ujian dan tes

 Laporan tugas siswa

 Bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran

 Contoh essay yang ditulis oleh siswa (Ellot,1991:78 dalam Wiriaatmadja 2005:121

4. Bahan Audio-visual

Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting/khusus yang terjadi atau ilustrasi episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang dicatat di lapangan, apabila memungkinkan.

Gambar-gambar foto, cuplikan rekan tape atau slide, berguna juga dalam wawancara, baik untuk melalui topik pembicaraan maupun untuk meningkatkan agar tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Alat video kalau digunakan sebaiknya kamera buakan dipegang oleh yang berperan menyajikan pembelajaran melainkan oleh mitra peneliti atau sejawat lainnya, serta tidak mengganggu jalannya pembelajaran di kelas karena siswa tidak terpikat kepada kesibukan rekan video daripada berpartisipasi dalam pembelajaran itu sendiri (Elliot, 1991: 79: Hopkins 1993:142 dalam Wiriaatmadja 2011:121-122).


(12)

5. Angket

Selain hal diatas, teknik pengumpulan data juga dilakukan melalui angket, untuk mengukur kreativitas siswa. Metode angket merupakan pernyataan yang disusun dengan kalimat pernyataan dengan opsi jawaban yang tersedia (Gulo 2005:122). Cara pengambilan data dengan menggunakan angket adalah dengan meminta subjek penelitian untuk mengisi daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan pada indikator-indikator kreativitas.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Angket dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya melalui rintangan nilai tertentu yang disusun berdasarkan model Likert (Sudjana, 2005: 80). Model ini memberikan kemudahan bagi responden untuk memberikan jawaban karena hanya dengan memberikan tanda check atau silang.

Pernyataan dalam angket kreativitas disusun dengan mengacu pada indikator-indikator kreativitas yaitu sebagai berikut :

Variabel kelancaran. Indikatornya meliputi keterampilan berpikir lancar Variabel kelenturan. Indikatornya meliputi keterampilan berpikir luwes Variabel keaslian. Indikatornya meliputi keterampilan berpikir rasional

Variabel penguraian. Indikatornya meliputi keterampilan memperinci atau mengelaborasi Guliford (dalam Munandar, 2009)

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert dengan memodifikasi penghilangan jawaban tengah yang tujuannya untuk mengurangi kecendrungan subjek memilih jawaban aman yaitu jawaban sedang atau tidak punya pendapat, terutama bagi mereka yang ragu-ragu.Skala ini menggunakan empat kategori jawaban yaitu :

Sangat sesuai (SS) Sesuai (S)

Tidak sesuai (TS)

Sangat tidak sesuai (STS)

Dari tiap indikator yang ada dibuat pernyataan dalam dua bentuk yaitu bentuk Favourabel dan Unfavourabel. Favourabel adalah pernyatan yang mendukung dan positif sedangkan anfavourabel adalah pernyataan yang yang tidak mendukung dan negative.


(13)

Tabel 3.1

Skoring untuk item favourabel dan unfavourabel Kategori jawaban Jawaban

Favourabel

Skoring Unfavourabel

SS 4 1

S 3 2

TS 2 3

STS 1 4

Subjek yang memiliki skor yang tinggi memiliki kreativitas yang tinggi dan subjek yang memberikan skor yang rendah memiliki kreativitas yang rendah.

Data kreativitas siswa diolah dengan menghitung persentase siswa yang kreatif dengan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS sesuai dengan indikator dengan rumusan:

F

P = X 100 % N

Keterangan:

P = persentase jumlah siswa yang terlibat F= Jumlah siswa yang terlibat

N= jumlah siswa

Menurut Suharsimi Arikunto 1996 interprestasi kreativitas siswa adalah sebagai berikut:

81 - 100 % = tinggi sekali ( TS) 61 - 80 % = Tinggi (T)

41 - 60 % = sedang (S) 21 - 40 % = rendah (R)

Teknik analisa data kualitatif dalam penelitian ini dengan mempedomani tahap analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Madya 2006:76) yakni ada tiga komponen yang perlu dilakukan menganalisis data kualitatif yakni mereduksi data, membeberkan data, penarikan kesimpulan.


(14)

Jadi target ketercapaian dalam pembelajaran IPS pada semua indikator yang sudah ditetapkan, yaitu 80% artinya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS, tercapai.

Tabel: 3.2

Sebaran item kreativitas Pembelajaran IPS

No

Aspek kreativitas

belajar

Indikator Indikator Empiris

Jumla h Favo urabe l Unfavo urabel T o t a l 1. Kelancaran

(Fluency)

Keteram pilan berpikir lancar

Peserta didik sulit berdiskusi dengan teman untuk mendapat gagasan baru

2. Keluwesan (Fleksibility)

Keteram pilan berpikir luwes

Peserta didik senang melakukan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu

3. Keaslian (Original)

Keteram pilan berpikir rasional

Peserta didik malu mengemukakan ide baru

4. Penguraian (Elaboration) Keteram pilan memperinc i atau mengela borasi

Peserta didik dapat mengembangkan atau menambah pendapat teman

5. Kepekaan (Sensitifity) Keterampil an menangkap dan menghasilk an masalah sebagai yanggapan terhadap situasi

Peserta didik dapat menanggapi pendapat teman


(15)

D. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

1. Adanya peningkatan kriteria pada setiap aspek kemampuan kreativitas peserta didik dari sebelum tindakan diberikan dan sesudah tindakan diberikan dengan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS.

2. Adanya kerjasama kelompok dalam mengerjakan tugas-tugas secara tepat waktu meningkatkan kreativitas peserta didik, indikator keberhasilannya jika dalam proses pembelajaran di setiap tindakan 75% peserta didik dapat meningkatkan kreativitasnya.

3. Di setiap akhir pembelajaran guru mengadakan tes evaluasi, indikator keberhasilannya, jika setiap tindakan peserta didik yang yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar ≥75 sebanyak 80% dari 36 jumlah peserta didik.

4. Terlaksananya tahap-tahap metode pembelajaran brainstorming yang telah ditetapkan.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Kutabuluh, beralamat di Desa Kutabuluh Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk memudahkan pengumpulan data penelitian serta proses observasi, hal ini disebabkan karena peneliti adalah salah seorang guru pada sekolah tersebut sehingga secara langsung maupun tidak langsung peneliti lebih menguasai karakter dan fenomena yang terjadi pada objek penelitian, selain itu kemudahan untuk kerja sama dengan tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang telah disetting sebelumnya sehingga diharapkan diperoleh hasi penelitian yang optimal.

2. Subjek Penelitian

Subyek Penelitian pendekatan kualitatif untuk penelitian kelas berupa peristiwa manusia, dan situasi yang diamati (Hopkins, 1993). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIIIA dengan guru-guru IPS di SMP Negeri 1 Kutabuluh serta proses-proses interaktif yang terjadi anatara guru dengan siswa dan antara sesama siswa selama berlangsungnya tindakan penelitian tindakan kelas ini.


(16)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru yang proses pelaksaannya dilakukan secara siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan, yakni perubahan perbaikan dalam pembelajaran IPS yang menjadi kepedulian penelitian ini. Prosedur dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam berbentuk siklus yang mengacu pada model Kemmis Mc Taggart (Wiriaatmaja,2011:66) yang meliputi tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observer), dan refleksi (reflect).

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan study kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi dan mengangkat masalah ide yang tepat dalam kemampuan guru mengembangkan kreativitas siswa dalam metode brainstorming pada mata pelajaran IPS di SMP. Pada kegiatan ini, guru sudah terlibat secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.

Secara garis besar pelaksanaan tindakan ini dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap orientasi, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hal tersebut, skema sistematis model pengembangan penelitian tindakan kelas ini penulis gambarkan sebagai berikut:


(17)

Gambar 3.2 Penelitian Tindakan Model Spiral

(Adaptasi dari Kemmis dan Taggart, 1988 (dalam Wiriaatmajda, 2012:66)

P

L

A

N

OBSERVE

AC

T

RE

F

L

E

C

T

RE

V

IS

E

D

P

L

A

N

OBSERVE

A

C

T

RE

F

L

E

C


(18)

Prosedur penelitian dalam bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan

Perencanaan yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana tindakan yang hendak dilaksanakan di kelas. Rencana disusun secara fleksibel, karena untuk mengakomodir berbagai kemungkinan yang dapat terjadi ketika tindakan dilaksanakan. Perencanaan disusun secara partisipatif, kolaboratif dan reflektif antara peneliti dengan guru mitra, agar tindakan dapat lebih terarah pada sasaran yang hendak dicapai dengan didasari pertimbangan apakah tindakan yang dilaksanakan tersebut mungkin untuk dapat dilaksanakan scara efektif dalam berbagai situasi kelas. Tahapan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah dan formulasi tindakan.

2. Pelaksanaan (tindakan)

Pelaksanaan (tindakan) yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan guru mitra. Kegiatan pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kutabuluh. Yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya antara peneliti dengan guru mitra. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.Tindakan juga diarahkan untuk memperbaiki keadaan pembelajaran IPS sebelumnya, untuk meningkatkan kualitas dan mencari cara cara penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas.

3. Obervasi

Observasi yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam terhadap proses, hasil, dan pengaruh dan masalah baru yang mungkin ada dan muncul selama tindakan dilakukan). Hasil observasi akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan selanjutnya. Peneliti melakukan observasi terhadap penerapan metode brainstorming yang dilakukan guru mitra dalam rangka mengumpulkan data, selanjutnya dianalisis dalam diskusi balikan sesudah pembelajaran selesai.

6. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap


(19)

perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan diperguanakan untuk memperbaiki kinerja guru mitra pada pertemuan selanjutnya. Refleksi merupakan upaya mengkaji apa yang telah terjadi , apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya pencapaian tujuan penelitian ini. Dengan kata lain refleksi merupakan kajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan lainnya.

Refleksi juga merupakan merenungkan sambil mengevaluasi tentang apa-apa saja rencana dan tindakan yang sudah tercapai dan apa yang belum dan sempat dilakukan pada satu siklus. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra. Berangkat dari hasil refleksi ini, peneliti bersama guru mitra merumuskan kembali rencana pembelajaran untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan keputusan mengenai cara menampilkan data dalam tabel, matriks atau bentuk ceritra. Analisis data dilakukan sejak awal yaitu sejak tahap orientasi lapangan, seperti yang dikatakan Miles Huberman (dalam Wiriaatmadja, 2012: 139) bahwa “…the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them from the beginning”. Yang artinya, model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal.

Adapun analisis data yang digunakan adalah metode analisis yang dikembangkan oleh Walcoot (dalam Wiriaatmadja. 2012:136). Dengan tahapannya adalah:

1. Membuat sketsa gagasan yaitu dengan memberi tekanan pada deskripsi informasi yang berhubungan dengan keterampilann peserta didik untuk menggali dan merefleksikan pengalamannya menjadi sumber pembelajaran IPS

2. Diplay Data (penyajian data) yaitu membuat tabel, peta, bagan, dan perbandingan dengan ukuran baku/standar sumber pembelajaran IPS. Setelah mereduksi terhadap data yang dikumpulkan maka peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi yang berdasarkan aspek-aspek yang diteliti dan disusun berturut-turut mengenai implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra dari tahap persiapan atau


(20)

3. Mereduksi data adalah sebagai proses pemilihan, pemusatan, dan perhatian pada penyederhanaan. Pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari pencatatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak sehingga diperlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu diperlukan rangkuman dan pemilahan hal-hal yang pokok dan penting.

Hal ini sejalan dengan teknik analisis data model interaktif Miles Huberman, analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga komponen, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Analisis ini dilakukan pada setiap refleksi sehingga hasil dari analisis tersebut dapat diproleh alternatif pemecahan masalah untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya. Komponen-komponen analisis data model interaktif tergambar dalam bagan dibawah ini:

Gambar: 3.3 Teknik Analisis Data

Sumber: Bugin. B. (2003 :69)

Analisis data di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction ) yaitu kegiatan mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahnya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu atau tema tertentu.

2. Display data yaitu dengan membuat table, diagram, sketsa, synopsis, matriks, peta, bagan, angka-angka, perbandingan untuk memudahkan upaya pamaparan dan penegasan kesimpulan.

DATA COLLECTION

DATA DISPLAY

DATA REDUCTION

CONCLUTION DRAWING&


(21)

3. Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclusion drawing and verification ) yaitu kegiatan menyimpulkan data yang mengacu pada hasil reduksi data dan display data.

H. Uji Validitas Data

Validitas data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Member Check

Member check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber Wiriaatmadja. (2012:168), seperti kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, dan orang tua siswa apakah keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat dipastikan data itu terperiksa kebenarannya. Member chek dilakukan dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian, yakni dengan cara mengonfirmasikan dengan sumber data (Miles& Huberman dalam Rochmadi, 1997:35; Muhadjir N, 2002:45). Dalam proses ini data atau informasi yang diperoleh dikonfirmasikan dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi pada setiap akhir pelaksaan tindakan.

2. Audit Trail,

Audit Trail adalah mengecek kebenaran hasil penelitian sementara, beserta prosedur dan metode pengumpulan datanya, dengan mengonfirmasikan pada bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek kesahihannya pada sumber data tangan pertama (Nasution, dalam unardi,2003:112). Diskusi juga dilakukan dengan pembimbing, teman mahasiswa S2 IPS, atau siapa saja yang dianggap berkompetensi.

3. Ekpert Opinion,

dilakukan dengan cara mengkunsultasikan hasil temuan dengan para ahli (Nasution dalam Rochmadi, 1997:35). Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

4. Menggunakan bahan refrensi, adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawacara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, foto-foto dan film hasil perekaman dengan handycam.


(22)

I. Interpretasi

Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan penelitian atau hasil penelitian dengan merujuk atau menghubungkan dengan teori dan norma-norma lainnya yang telah diterima secara umum. Selain itu, setiap temuan lapangan yang diperoleh dari catatan lapangan dan beberapa instruman lainnya tentang pelaksanaan metode brainstorming pada mata pelajaran IPS, duhubungka pula dengan hasil temuan para peneliti atau penulis sebelumnya sebagai rujukan. Semua interpretasi diatas dijadikan bahan dalam memperbaikai atau djadikan tolak ukur untuk melakukan tindakan berikutnya yang berkaitan dengan kinerja guru, aktivitas siswa atau kegiatan sekolah lainnya secara menyeluruh.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilanjutkan dengan analisis data dan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan, maka penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII A di SMP Negeri 1 Kutabuluh dapat dipetik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian maka diperoleh kesimpulan umum yaitu, dengan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Kutabuluh. Kreativitas belajar tersebut berupa perhatian, keberanian mengemukakan pendapat, serta kerjasama semakin meningkat. Penerapan metode brainstorming menyebabkan keberanian peserta didik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan serta banyak ide-ide peserta didik yang menyebabkan peserta didik makin bertanggung jawab. Penerapan metode brainstorming menyebabkan peserta didik bebas menyumbangkan ide-ide baru dan tidak perlu merasa takut salah.

2. Kesimpulan Khusus

Adapun secara khusus, kesimpulan dari penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS adalah

a. Sebelum pengenalan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS, pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Peran guru terlihat sangat mendominasi. Guru hanya memberikan banyak materi tanpa mengoptimalkan kemampuan serta partisipasi aktif siswa. Guru bersikap kurang tegas terhadap peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru, sehingga banyak peserta didik yang melakukan aktifitas lain selama pembelajaran. Peserta didik kurang berani dalam mengemukakan pendapat atau menyampaikan ide-ide karena takut salah. Hal tersebut menyebabkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS tidak berkembang atau tidak meningkat.


(24)

b. Pelaksanaan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa dilaksanakan dalam tiga siklus. Dalam setiap siklus tindakan, terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pendahuluan.

Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru memberikan apersepsi dan mengkondisikan kesiapan kelas dalam pembelajaran seperti mengabsen , memeriksa kebersihan kelas.Memberikan informasi dan motivasi dengan cara guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik untuk aktif dalam mengembangkan pikirannya. Guru mengonfirmasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan Inti.

Guru menjelaskan konsep secara umum masalah penyimpangan sosial. Dalam kegiatan inti Guru menjelaskan tentang mekanisme brainstorming. Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok. Dengan dibimbing guru, peserta didik disuruh mengemukakan ide atau sarannya serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menuliskan idenya di papan tulis sesuai dengan materi pembelajaran yaitu penyimpangan sosial di keluarga dan masyarakat.Pada saat memberikan saran, guru tidak boleh mengkritik. Pimpinan kelompok dan siswa hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini dubuat agar kreativita siswa tidak terhambat. Semua siswa disuruh mendiskusikan dan mengevaluasi semua gagasan yang diinverntarisasi serta memperjelas kalimat dan menyimpulkan materi yang telah ditentukan. Guru melakukan penilaian terhadap proses dan hasil brainstorming atau yang dikemukakan peserta didik disertai posttes sebagai umpan balik dengan memberikan beberapa pertanyaan.

3. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup dengan dibimbing oleh guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas. Guru melakukan penilaian terhadap proses dan hasil brainstorming disertai post test sebagai umpan balik. Pada bagian akhir guru menugaskan peserta didik mengumpulkan laporan pendapat yang dikemukakan siswa secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru


(25)

menugaskan siswa untuk mempelajari topik pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

c. Penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS sangat efektif untuk meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang mengajukan banyak pertanyaan, menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan guru dan temannya, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya, siswa banyak memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu masalah. Selain itu Tiap-tiap kelompok bekerja sama untuk menemukan penyelesaian suatu masalah dengan cara baru dan senang menganalisa situasi. Di samping itu mereka mereka menanggapi pertanyaan-pertanyaan secara bergairah, aktif dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, dan mereka memiliki kemampuan mendeteksi, mengenali, dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi atau masalah. Dan yang paling penting mereka menjadi mandiri dalam mengikuti pembelajaran IPS.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut:

1.Guru berusaha memahami betul tentang makna dan langkah-langkah metode brainstorming, dengan demikian dapat dapat memberikan pengarahan kepada peserta didik.

2.Guru memberikan masalah yang dapat merangsang pikiran siswa, sehingga siswa berusaha berpikir dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.

3.Guru berusaha untuk lebih professional dalammenciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, terutama dalam hal pengelolaan kelas.

4.Selama proses pembelajaran berlangsung guru harus berpedoman pada perangkat pembelajaran, agar tidak mengalami kesulitan dalam mengalokasikan waktu sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana

5.Guru harus berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik, sehingga mereka yakin dan tidak takut salah dalam menyampaikan pendapatnya.

6.Guru berusaha untuk lebih kreatif dalam mencari dan memanfaatkan media cetak dan elektronik sebagai media dalam proses pembelajaran.


(26)

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, dan dalam upaya meningkatkan kualitas dan perbaikan proses pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kutabuluh, khususnya kemampuan guru dalam menerapkan metode brainstorming, maka beberapa rekomendasi dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a.Guru hendaknya mempersiapkan materi, media, dan perencanaan pembelajaran secara matang, agar dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan sesuai rencana yang telah disusun, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b.Agar penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran IPS dapat berlangsung dengan baik, guru hendaknya dapat lebih meningkatkan perannya sebagi motivator, evaluator, dan fasilitator selama proses pembelajaran berlangsung, terutama berkaitan dengan keterampilan membimbing kelompok kecil agar menjadikan kelompok diskusi lebih terkontrol dalam melakukan proses pembelajaran.

c.Dalam melakukan evaluasi pembelajaran,guru jangan hanya berorientasi pada tes kemampuan kognitif tetapi juga mengadakan penilaian terhadap afektif dan psikomotor peserta didik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya melakukan persiapan yang matang sebelum pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode brainstorming, yaitu dengan membaca materi yang akan dibahas baik dari buku paket maupun sumber lain yang relevan.

b. Siswa diharapkan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kreativitas yang didasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai olehnya.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah dalam hal ini terutama kepala sekolah selayaknya selalu memberikan dorongan dan dukungan dalam upaya peningkatan kualitas kinerja guru dalam mengajar dengan berbagai cara seperti pelatihan-pelatihan atau penataran-penataran. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungannya terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode brainstorming. Dukungan yang diberikan dapat berupa penyediaan fasilitas, yaitu sarana dan prasarana serta media yang dapat


(27)

mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan menerapkan metode brainstorming.

4.Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada para peneliti selanjutnya sudah tentu dapat mengadakan penelitian sejenis dengan variasi variable, sehingga dapat dipakai sebagai bahan studi yang lebih baik dan bermanfaat. Serta lebih memperhatikan proses pembelajaran bukan hasil daripada pembelajaran itu sendiri, serta memilih alat ukur yang benar-benar valid untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan.


(28)

113

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Al Muchtar, S (2004) Epistomologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

__________, (2008) Strategi Pembelajaran IPS Bandung UPI.

Ardian, (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Brainstorming Untuk Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Pada Mata Kuliah Praktik. UNY Yokyakarta.

Banks, J&A Clegg A. (1975). Teaching Strategies For the Social Studies Inquiri, Valuing and Decision Making.New York. White Plan.

Bachman, E (2005). Metode Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Pustaka Publisher. Bean R. (1993). Cara Mengembangkan Kreativitas Anak. Terjemahan Meitasari

.Tjandrasa.1995. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Budiningsih Asri, (2005) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Craft,A.2000. Membangun Kreativitas Anak. Terjemahan M. Chairul Annam.2003.

Jakarta: Inisiasi Press.

Dahar W R. 2006. Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.

Filsaisme, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Preastasi Pustaka.

Hasan, S Hamid. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Depdikbud Ditjen Pendidikan Tinggi Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Hassoubah Zaleka, Izhab. (2004). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa Indah.

Ibrahim, Syaodih N. S (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Komalasari Kokom. (2010). Pembelajaran kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama.

Munandar, Utami S.C (1987). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Jakarta:PT Gramedia.

_________________ (2009). Pengembangan kreativitas Anak berbakat. Jakarta:Rineka Cipta.


(29)

Mulyasa,E (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutakim Awan. (1998). Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Genesindo.

Nasution,S. (1988). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Jakarta:Sinar Baru Algesindo. Nasution ,S (1992).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar Jakarta:Sinar

Baru Algesindo.

National Council For the Social Studies.(1944). The Curriculum Standard For Social Studies. Washington DC: NCSS.

Nursito. (1999). Kiat Menggali Kreativitas. Yokjakarta: Mitra Gama Media.

Rawlinson Geoffrey, (1989). Berpikir Kreatif & Sumbang Saran. Jakarta: Gower Publishing- Binarupa Aksara.

Rachmawati, Y dan Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana.

Roestiyah NK, (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta. Rohani, Ahmad, (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Schunk H Dale. (2012). Learning Theoris. Yokyakarta.: Pustaka pelajar.

Semiawan, C.Munandar,S.C.U.(1990). Memupuk Bakat danKreativitas Siswa Sekolah Menengah. (Petunjuk bagi Guru dan orang tua). Jakarta:PT Gramedia. Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suparman Atwi. (1997). Model-Model Pembelajaran Interaktif. Bandung: Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. bandung:Alpabeta. Sujana, Nana Ibrahim, (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru

Algesindo.

Supriyadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta.


(30)

Smith K.M dkk. (2010). Teori Pembelajaran dan Pengajaran.Mengukur Kesuksesan Anda dalam Proses Belajar Mengajar Bersama Psikologi Pendidikan Dunia.Yokjakarta:Mirzan Media Pustaka.

Sanjaya Wina, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta:Kencana Pranada Media.

Sapriya, (2011).Pendidikan IPS.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana N. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Bumi.

_________.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri,M,N.(2001). Menggagas Pembaruan IPS.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi pustaka.

Uno B Hamzah dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional.Jakarta:Bumi Aksara.

Wahab Azis Abdul. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung:Alpabeta

Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:Remaja Rosdakarya. Yoni Acep, (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yokyakarta:Famolia Pustaka

Keluarga.

B. JURNAL, TESIS, DAN DISERTASI

Al Mukhtar. S. (2001). Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai Dalam Pendidikan IPS: Suatu Studi Sosial Budaya Pendidikan, Disertasi PPS IKIP bandung: Tidak dipublikasikan.

Barus A. Penerapan Model Pembelajaran Braintorming Untuk Meningkatkan Hasil Belajar, Kemampuan Kritis dan Kreatif Siswa SMK-2 Kabanjahe Pada Materi Trigonometri: Suara Pendidikan ISSN 0852-016X.

Mariana M Deties. (2010). Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis pada Sps UPI Bandung:tidak dipubilkasikan.

Ayu, Prantini, Atmadja, Marhaeni. (2013). “Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Prestasi belajara IPS”Jurnal Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesa. Volume 3 Tahun 2013.


(31)

Ony Prawiyanto. (2012).” Model Bimbingan Belajar Behavioristik Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa”. Jurnal Bimbingan Konseling 1 (1) (2012) ISSN 2252-6889.

Rohmad Junaidi. (2011). Penerapan Model Make A Match Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa (Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 25 Jakarta.Tesis Pada SPs UPI Bandung:Tidak dipublikasikan.

Sastromihardjo Andoyo. (2007). Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam Berbahasa Indonesia Tulis (Study kasus tentang Kreativitas Siswa kelas 2 SMPN 1 Lembang Kabupaten bandung dalam menulis argumentasi). Disertasi Universitas Negeri Malang.Tidak dipublikasikan.

Supardan D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah ( Study Deskriptif Analitik Terhadap Guru dan Implikasinya Untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum Di kotamadya Bandung). Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

__________.(2001). Kreativitas Guru Sejarah dalam Proses Pembelajaran (Jurnal Historia). Bandung : Jurusan Pendidikan sejarah.

Wardani N S. (2011). “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS

SD Melalui Diskusi Kelompok”.Widya Sari Vol.13 N0.1 Januari 2011:1-20.

Welu F. (2009). Pembelajaran Terpadu Model Shared Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa (Penelitian Tindakan kelas Dengan Tema Peristiwa Alam, Aktivitas Ekonomi Serta Ilmu Pengetahuan Dan Tegnologi IPTEK ) Pada kelas IVB SDN Ende7-Flores-NTT).Tesis Pada SPs UPI Bandung:Tidak dipublikasikan.

C.Dokumen-

Depdiknas, (1997). Pengembangan Kurikulum Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

_________, (2006) Model pembelajaran terpadu IPS SMP/MT/SMPLB. Jakarta, Badan Peneltian dan Pengembangan Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (2012).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Bandung:UPI Bandung.

D. INTERNET

Carruth, P. 2000. Human Creativity:its cognitive basis, its connection with childhood pretence,(online),(http://www.philosophy.umd.edu/people/facultaty/pcarruth ers/creative-thinking.htm.diakses 22 September 2004).


(32)

Degeng, I Nyoman S. (2008). Komparasi pembelajaran Behavioristik dengan Konstrukstivistik. Kurikulum dan pembelajaran.Posted on Desember 14 th (Online). Tersedia: http://www.google.co.id (17 desember 2009)

Harris, R. 1998.Introduction to Creative Thinking, (Online), (http://www.Virtualsalt com /crebook1.html.diakses 3 Desember 2004

Martiningsih, (2007). Jenis-Jenis Metode Pembelajaran, www.martiningsih-online.com, diakses juni 2013

Myrmel, M. K. (2003). Effek of Using Creative Problem Solving in Eight Grade Tegnology Education Class At Hopkins North Junior High School. Research Paper to Submittedin Partial Fulfillment of The Requirenment for Master of Science Degree. The Graduate Scholl University of Wincinsin: Stout [Online]. Tersedia: http://www.scirus.com

Roestiyah. (2001). Metode diskusi Dalam pembelajaran, www.belajar mengajar online.co.id, diakses pada juni 2013

Smalling,R.L.1993.CreativeThinking,(Online),(http://www.geotcities.com/joyfullyserving /pages/creative.html.diakses 3 Desember 2004

Fajar Laode,Riki. (2011). Model-Model Pembelajaran konsep Dasar IPS. [online] tersedia :http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2200377 model-model-pembelajaran-konsep-dasar/#ixzzlkfnI8pj2.[25 Februari 2012]

Siti Masyitoh, Oim dkk. (2010). Model Pembelajaran Curah Pendapat Untuk meningkatkan Partisipasi dan keterampilan Sosial mahasiswa. [online]

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/PROSEEDING/UPIUPSI/2010/Book%205/MODEL %20PEMBELAJARAN%20CURAH%PENDAPAT%UNTUK%MENINGKATKAN%P ARTISIPASI%20DAN%20KETERAMPILAN%20SOSIAL%MAHASISWA.PDF.[09Ma ret2011].


(1)

112

mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan menerapkan metode

brainstorming.

4.Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada para peneliti selanjutnya sudah tentu dapat mengadakan penelitian sejenis dengan variasi variable, sehingga dapat dipakai sebagai bahan studi yang lebih baik dan bermanfaat. Serta lebih memperhatikan proses pembelajaran bukan hasil daripada pembelajaran itu sendiri, serta memilih alat ukur yang benar-benar valid untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Al Muchtar, S (2004) Epistomologi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

__________, (2008) Strategi Pembelajaran IPS Bandung UPI.

Ardian, (2007) Pengembangan Model Pembelajaran Brainstorming Untuk Meningkatkan

Kreativitas Mahasiswa Pada Mata Kuliah Praktik. UNY Yokyakarta.

Banks, J&A Clegg A. (1975). Teaching Strategies For the Social Studies Inquiri, Valuing

and Decision Making.New York. White Plan.

Bachman, E (2005). Metode Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Pustaka Publisher. Bean R. (1993). Cara Mengembangkan Kreativitas Anak. Terjemahan Meitasari

.Tjandrasa.1995. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Budiningsih Asri, (2005) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Craft,A.2000. Membangun Kreativitas Anak. Terjemahan M. Chairul Annam.2003.

Jakarta: Inisiasi Press.

Dahar W R. 2006. Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.

Filsaisme, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Preastasi Pustaka.

Hasan, S Hamid. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Depdikbud Ditjen Pendidikan Tinggi Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Pendidikan.

Hassoubah Zaleka, Izhab. (2004). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa Indah.

Ibrahim, Syaodih N. S (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Komalasari Kokom. (2010). Pembelajaran kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: Reflika Aditama.

Munandar, Utami S.C (1987). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Jakarta:PT Gramedia.

_________________ (2009). Pengembangan kreativitas Anak berbakat. Jakarta:Rineka Cipta.


(3)

114

Mulyasa,E (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutakim Awan. (1998). Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Genesindo.

Nasution,S. (1988). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Jakarta:Sinar Baru Algesindo. Nasution ,S (1992).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar Jakarta:Sinar

Baru Algesindo.

National Council For the Social Studies.(1944). The Curriculum Standard For Social

Studies. Washington DC: NCSS.

Nursito. (1999). Kiat Menggali Kreativitas. Yokjakarta: Mitra Gama Media.

Rawlinson Geoffrey, (1989). Berpikir Kreatif & Sumbang Saran. Jakarta: Gower Publishing- Binarupa Aksara.

Rachmawati, Y dan Kurniati, E. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana.

Roestiyah NK, (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta. Rohani, Ahmad, (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. (2007). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta.

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Schunk H Dale. (2012). Learning Theoris. Yokyakarta.: Pustaka pelajar.

Semiawan, C.Munandar,S.C.U.(1990). Memupuk Bakat danKreativitas Siswa Sekolah

Menengah. (Petunjuk bagi Guru dan orang tua). Jakarta:PT Gramedia.

Suciati, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suparman Atwi. (1997). Model-Model Pembelajaran Interaktif. Bandung: Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. bandung:Alpabeta. Sujana, Nana Ibrahim, (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru

Algesindo.

Supriyadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alpabeta.


(4)

Smith K.M dkk. (2010). Teori Pembelajaran dan Pengajaran.Mengukur Kesuksesan Anda

dalam Proses Belajar Mengajar Bersama Psikologi Pendidikan Dunia.Yokjakarta:Mirzan Media Pustaka.

Sanjaya Wina, (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta:Kencana Pranada Media.

Sapriya, (2011).Pendidikan IPS.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana N. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Bumi.

_________.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri,M,N.(2001). Menggagas Pembaruan IPS.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi

pustaka.

Uno B Hamzah dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK Yang Profesional.Jakarta:Bumi Aksara.

Wahab Azis Abdul. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Bandung:Alpabeta

Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:Remaja Rosdakarya. Yoni Acep, (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yokyakarta:Famolia Pustaka

Keluarga.

B. JURNAL, TESIS, DAN DISERTASI

Al Mukhtar. S. (2001). Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai Dalam Pendidikan

IPS: Suatu Studi Sosial Budaya Pendidikan, Disertasi PPS IKIP bandung:

Tidak dipublikasikan.

Barus A. Penerapan Model Pembelajaran Braintorming Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar, Kemampuan Kritis dan Kreatif Siswa SMK-2 Kabanjahe Pada Materi Trigonometri: Suara Pendidikan ISSN 0852-016X.

Mariana M Deties. (2010). Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis pada Sps UPI Bandung:tidak

dipubilkasikan.

Ayu, Prantini, Atmadja, Marhaeni. (2013). “Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Prestasi belajara IPS”Jurnal Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesa. Volume 3 Tahun 2013.


(5)

116

Ony Prawiyanto. (2012).” Model Bimbingan Belajar Behavioristik Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa”. Jurnal Bimbingan Konseling 1 (1) (2012) ISSN 2252-6889.

Rohmad Junaidi. (2011). Penerapan Model Make A Match Dalam Pembelajaran IPS

Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa (Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 25 Jakarta.Tesis

Pada SPs UPI Bandung:Tidak dipublikasikan.

Sastromihardjo Andoyo. (2007). Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah Pertama Dalam

Berbahasa Indonesia Tulis (Study kasus tentang Kreativitas Siswa kelas 2 SMPN 1 Lembang Kabupaten bandung dalam menulis argumentasi).

Disertasi Universitas Negeri Malang.Tidak dipublikasikan.

Supardan D. (2000). Kreativitas Guru Sejarah ( Study Deskriptif Analitik Terhadap Guru dan Implikasinya Untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum Di kotamadya Bandung). Tesis PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

__________.(2001). Kreativitas Guru Sejarah dalam Proses Pembelajaran (Jurnal Historia). Bandung : Jurusan Pendidikan sejarah.

Wardani N S. (2011). “Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS SD Melalui Diskusi Kelompok”.Widya Sari Vol.13 N0.1 Januari 2011:1-20. Welu F. (2009). Pembelajaran Terpadu Model Shared Dalam Pembelajaran IPS Di

Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa (Penelitian Tindakan kelas Dengan Tema Peristiwa Alam, Aktivitas Ekonomi Serta Ilmu Pengetahuan Dan Tegnologi IPTEK ) Pada kelas IVB SDN Ende7-Flores-NTT).Tesis Pada SPs UPI Bandung:Tidak dipublikasikan.

C.Dokumen-

Depdiknas, (1997). Pengembangan Kurikulum Proyek Pengembangan Pendidikan Guru

(P3G). Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

_________, (2006) Model pembelajaran terpadu IPS SMP/MT/SMPLB. Jakarta, Badan Peneltian dan Pengembangan Pendidikan Nasional. Pusat Kurikulum.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (2012).Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah Bandung:UPI Bandung. D. INTERNET

Carruth, P. 2000. Human Creativity:its cognitive basis, its connection with childhood pretence,(online),(http://www.philosophy.umd.edu/people/facultaty/pcarruth


(6)

Degeng, I Nyoman S. (2008). Komparasi pembelajaran Behavioristik dengan Konstrukstivistik. Kurikulum dan pembelajaran.Posted on Desember 14 th (Online). Tersedia: http://www.google.co.id (17 desember 2009)

Harris, R. 1998.Introduction to Creative Thinking, (Online), (http://www.Virtualsalt com /crebook1.html.diakses 3 Desember 2004

Martiningsih, (2007). Jenis-Jenis Metode Pembelajaran, www.martiningsih-online.com, diakses juni 2013

Myrmel, M. K. (2003). Effek of Using Creative Problem Solving in Eight Grade

Tegnology Education Class At Hopkins North Junior High School.

Research Paper to Submittedin Partial Fulfillment of The Requirenment for Master of Science Degree. The Graduate Scholl University of Wincinsin: Stout [Online]. Tersedia: http://www.scirus.com

Roestiyah. (2001). Metode diskusi Dalam pembelajaran, www.belajar mengajar online.co.id, diakses pada juni 2013

Smalling,R.L.1993.CreativeThinking,(Online),(http://www.geotcities.com/joyfullyserving /pages/creative.html.diakses 3 Desember 2004

Fajar Laode,Riki. (2011). Model-Model Pembelajaran konsep Dasar IPS. [online] tersedia :http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2200377 model-model-pembelajaran-konsep-dasar/#ixzzlkfnI8pj2.[25 Februari 2012]

Siti Masyitoh, Oim dkk. (2010). Model Pembelajaran Curah Pendapat Untuk meningkatkan Partisipasi dan keterampilan Sosial mahasiswa. [online]

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/PROSEEDING/UPIUPSI/2010/Book%205/MODEL %20PEMBELAJARAN%20CURAH%PENDAPAT%UNTUK%MENINGKATKAN%P ARTISIPASI%20DAN%20KETERAMPILAN%20SOSIAL%MAHASISWA.PDF.[09Ma ret2011].